1. Pendahuluan 2. Metodologi Penelitian 3. Identifikasi Faktor-faktor SWOT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan 2. Metodologi Penelitian 3. Identifikasi Faktor-faktor SWOT"

Transkripsi

1 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REOG KABUPATEN PONOROGO Nicola Riess, Nugroho Priyo Negoro S.T.,S.E.,M.T. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya Abstrak Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kiblat budaya Jawa Timur dengan Kesenian Reyog yang menjadi identitas kultural masyarakatnya. Di antara proyek besar yang telah digagas dalam rangka pelestarian seni budaya reyog adalah realisasi Kampung Reyog. Proyek ini diperkirakan akan memakan biaya yang tidak sedikit Pihak pemerintah mengakui perlu adanya suatu wacana untuk melakukan kerjasama dengan pihak swasta di sektor pariwisata, hal ini berkenaan dengan limitasi alokasi anggaran daerah, terbatasnya ketrampilan tenaga kerja dan kurangnya wawasan terhadap teknologi industri baru. Untuk itu perlu adanya suatu penelitian untuk meninjau strategi pengembangan konsep KPS (Kerjasama dan ) atau PPP (Public-Pivate Partnership) dalam realisasi proyek Kampung Reyog berdasarkan perspektif stakeholder. Peninjauan ini dilakukan dengan mengintegrasikan konsep SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) dengan AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari perspektif pemerintah dan swasta, peluang proyek KPS Kampung Reyog berada dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi SO. Sedangkan menurut perspektif masyarakat, tingkat peluang proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II, yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan mengaplikasikan strategi ST. Kata kunci: Kampung Reyog, KPS (Kerjasama dan ), SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat), AHP (Analytical Hierarchy Process) Abstract Ponorogo is widely known as one of the most cultural city in East Java with its famous icon of art, Reyog Ponorogo. One of ongoing tourism projects in Ponorogo is Kampung Reyog, which will be the center location of Reyog cultural art. It has been estimated that this project will demand a big amount of money because it is one of the biggest tourism project that Ponorogo has ever made. The government confesses that there s a need to start an intense partnership with private sectors in tourism sector in order to solve the government financial, human resource s skill and knowledge limitation. Hence, the research about strategic planning of PPP (Public Private Partnership) development in Kampung Reyog project is necessary to be conducted based on the stakeholder perspective. This research uses the integration of SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) and AHP (Analytical Hierarchy Process) as its method. The results of this research shows that from government and private perspective, probability of Kampung Reyog PPP project is in quadrant I which is supporting aggressive strategy by implementing SO strategy. On the other hand, society perspective shows that probability of Kampung Reyog PPP project is in quadrant II, which is supporting diversification strategy by implementing ST strategy. Keywords : Kampung Reyog, PPP (Public Private Partnership) or KPS (Kerjasama dan ), (Strength, Weakness, Opportunity and Threat), AHP (Analytical Hierarchy Process)

2 1. Pendahuluan Industri pariwisata saat ini merupakan salah satu sektor industri dunia yang berkembang pesat dan memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Seperti data yang dimiliki oleh WTTC (World Travel and Tourism Council), pada kisaran tahun industri pariwisata menyumbang GDP (Gross Domestic Product) sebesar 11,7% dari total pendapatan dunia. Di Indonesia, pariwisata terdapat di urutan ke 4-5 sebagai sektor terbesar penyumbang devisa negara berdasarkan data BPS selama periode tahun Potensi besar industri pariwisata ini sejalan dengan kebutuhan biaya pengembangan yang relatif besar pada masing-masing daerah. Kondisi ini tidak didukung dengan ketersediaan dana yang mencukupi. Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai salah satu sumber APBD pada umumnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan daerah (Mardiasmo, 2002). Berdasarkan kondisi tersebut, maka pemerintah daerah perlu mengembangkan strategi kerjasama dengan pihak swasta untuk membantu mengatasi segala keterbatasan tersebut. Dalam skala nasional, Kerjasama dan (KPS) atau Public-Private Partnership (PPP) menjadi salah satu kunci utama pengembangan ekonomi nasional, seperti tercantum pada Master Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesia s Economic Development (MP3EI) yang dipublikasikan pada Mei Hal ini dikarenakan pendanaan pemerintah untuk pembangunan proyek infrastruktur nasional hanya 30%, sehingga pemerintah saat ini tengah gencar untuk meningkatkan iklim investasi pihak swasta baik dalam skala nasional maupun di daerah-daerah. Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kiblat budaya Jawa Timur dengan Kesenian Reyog yang menjadi identitas kultural masyarakatnya. Hingga saat ini, pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Ponorogo masih murni dikelola, didanai dan dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Dana dari APBD yang dialokasikan di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) pada tahun ini adalah sekitar Rp 8 miliar. Menurut dinas terkait, dana sebesar itu masih sangat kurang untuk dapat mencakup seluruh usaha pengembangan kepariwisataan daerah. Hal ini akan berdampak pada ketidakmaksimalan pengelolaan aset-aset kepariwisataan. Pihak dinas sendiri mengakui perlu adanya suatu wacana untuk melakukan kerjasama dengan pihak swasta terkait dengan perkembangan sektor pariwisata, hal ini berkenaan dengan adanya limitasi alokasi anggaran daerah, terbatasnya ketrampilan tenaga kerja dan kurangnya wawasan terhadap teknologi baru. Di antara proyek besar yang telah diwacanakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Ponorogo adalah proyek Kampung Reyog. Perkembangan rencana tersebut hingga saat ini masih berada dalam tahap desain dan belum terdapat rancangan teknis mengenai proyek ini. Untuk itu perlu adanya suatu penelitian untuk meninjau strategi pengembangan konsep KPS (Kerjasama dan ) atau secara internasional lebih dikenal dengan istilah PPP (Public-Pivate Partnership) dalam realisasi proyek Kampung Reyog berdasarkan perspektif stakeholder terkait. 2. Metodologi Penelitian Berikut merupakan gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari empat tahapan utama. Tahapan-tahapan ini tersusun secara berurutan dimulai dari tahap identifikasi, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi dan yang terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan dan saran. 1. Tahap identifikasi dan perumusan masalah : pada tahapan ini, didapatkan hasil bahwa tahapan utama dalam penelitian ini adalah proses perumusan faktorfaktor SWOT, penilaian faktor SWOT dengan menggunakan SWOT-AHP dan perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog. 2. Penyebaran kuisioner : masing-masing kuisioner terdiri dari dua bagian, yaitu scoring dan pairwise comparation. Proses scoring terhadap faktor-faktor SWOT dilakukan dengan menggunakan sembilan skala likert dari -4 hingga 4 untuk mengetahui seberapa besar dampak masing-masing faktor SWOT terhadap pemerintah, swasta dan masyarakat. Sedangkan pairwise comparation dilakukan untuk membandingkan tingkat keberartian antar faktor pada masing-masing grup dengan menggunakan skala Perhitungan SWOT AHP : salah satu output dari perhitungan ini berupa nilai intensitas yang merepresentasikan seberapa besar tingkat keberartian faktor SWOT relatif terhadap faktor lain. Selain itu dilakukan perhitungan final strategy value untuk mengetahui seberapa besar faktor pendukung proyek KPS Kampung Reyog dominan terhadap faktor-faktor penghambatnya. 4. Analisis dan perumusan strategi : pada tahapan ini, dilakukan proses analisis terhadap kombinasi faktorfaktor SWOT yang logis untuk merumuskan strategi pengembangan proyek KPS. 5. Kesimpulan dan saran 3. Identifikasi Faktor-faktor SWOT Responden dari penelitian ini terdiri dari 16 responden pemerintah, 7 responden swasta dan 17 responden masyarakat. Responden pemerintah dipilih berdasarkan kehadiran pada serasehan Kampung Reyog dan keterlibatan lembaga yang dibawahinya dengan realisasi kampung budaya tersebut. Responden swasta terdiri dari perusahaan konstruksi dan jasa konsultan lokal berskala menengah hingga besar yang merupakan stakeholder potensial Kampung Reyog. Sedangkan responden masyarakat merupakan pihak-pihak yang secara langsung merasakan dampak dari pembangunan Kampung Reyog seperti tokoh masyarakat Kecamatan Ponorogo dan Kauman dimana proyek tersebut direncanakan akan dibangun, serta para pengusaha

3 lokal. Selain itu pengamat budaya dan pengamat ekonomi, sosial dan politik juga dilibatan untuk melakukan penilaian terhadap keberlangsungan proye KPS ini. Dari proses studi lapangan dan studi pustaka yang dilakukan, didapatkan 12 faktor grup strength, 11 faktor pada grup weakness, 9 faktor pada masing-masing grup opportunity dan threat. Tabel 1 Faktor SWOT Pembangunan Proyek KPS Kampung Reyog Responden S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 O1 O2 O3 Faktor SWOT Solusi limitasi dana pemerintah Risk transferring dan risk sharing Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance Ketersediaan jumlah human resource yang cukup Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan skill yang dimiliki Sharing value antar pelaku proyek KPS Kemudahan mengakses data di berbagai bidang Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi Meningkatkan service level pemerintah terhadap pelayanan publik Meningkatkan kualitas fasilitas publik Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan penyiapan proyek KPS Profit yang tidak terlalu besar Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam pengerjaan proyek publik Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses pembangunan proyek Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembagalembaga yang membantu regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS Responden O4 O5 O6 O7 O8 O9 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 Faktor SWOT Menciptakan peluang bisnis baru pada lingkup domestik Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan kampung reyog Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama Kemudahan perijinan dan proses birokrasi dalam menjalankan proses bisnis Membuka lahan baru untuk mengembangkan usaha Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional Belum adanya batasan yang jelas dan standar pengukuran performansi bagi para pelaku KPS sehingga proses evaluasi lebih sulit dilakukan Pihak pemerintah pada umumnya akan lebih dominan dalam penetapan desain, kebijakan dan alur pengerjaan proyek Terbatasnya perusahaan swasta regional berskala besar Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi Proses tender dan negoisasi proyek KPS akan berlangsung lebih lama, sehingga realisasi proyek akan berlangsung lebih lama 4. Perhitungan SWOT-AHP Rekap data pairwise comparation akan menjadi input dari software Expert Choice. Penggunaan software ini dilakukan untuk mendapatkan local importance dari masing-masing faktor. Local importance merepresentasikan tingkat keberartian faktor satu relatif terhadap faktor lain dalam satu grup. Gambar 1 Contoh Input Data pada Software Expert Choice Data skor merepresentasikan seberapa besar dampak masing-masing faktor SWOT terhadap pemerintah, swasta dan masyarakat. Untuk faktor strength dan opportunity, semakin positif skor yang diberikan, maka semakin besar dampaknya bagi stakeholder. Sebaliknya untuk faktor weakness dan threat, semakin negatif skor yang diberikan, maka semakin besar dampak negatifnya

4 bagi stakeholder. Akumulasi output dari seluruh responden digunakan untuk melakukan perhitungan weight atau bobot masing-masing grup. Notasi : Us, Uw, Uo, U T U rsi, U rwi, U roi, U rti w S, w W, w O, w T wsi, woi, wwi, wti I S, I W, I O, I T : Skor : skor responden ke-r terhadap faktor S, W, O dan T ke-i : weight : local importance : factor intensities grup Langkah selanjutnya dari SWOT-AHP terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Perhitungan weight masing-masing grup pada masing-masing stakeholder pemerintah, swasta dan masyarakat. Contoh formulasi untuk responden swasta adalah sebagai berikut : w S= ww = wo = wt = (1) 2. Perhitungan factor intensities masing-masing faktor SWOT dengan menggunakan rekap data skor dan local importance. Contoh formulasi perhitungan factor intensities pada responden swasta adalah sebagai berikut : V F = I FS + I FW + I FO + I FT (4) Perubahan formula untuk perhitungan responden pemerintah dan masyarakat terletak pada penyesuaian jumlah faktor SWOT dan responden pada masingmasing grup. Hasil dari perhitungan kemudian di rekap untuk mencari final group intensities dan final strategy value yang merepresentasikan seberapa dominan nilai faktor positif atau pendukung relatif terhadap faktor negatif atau penghambat pengembangan proyek KPS Kampung Reyog. Perhitungan dilakukan pada masing-masing stakeholder pemerintah, swasta dan masyarakat. Tabel 2 Hasil Final Group Intensities dan Final Strategy Value untuk Semua Stakeholder Final Group Faktor Final strategy value Stakeholder Intensities SWOT (V (I FS, I FW, I FO, I F) FT) S 1,22 W -0,613 O 0,65 T -0,299 S 0,593 W -0,169 O 1,118 T -0,772 S 0,938 W -0,688 O 0,479 T -0,568 0,958 0,77 0,16 ISi = USi. wsi IWi = UWi. wwi IOi = UOi. woi ITi = UTi. wti (2) Langkah berikutnya yaitu mencari rata-rata dari factor intensities seluruh responden untuk masingmasing grup pada stakeholder pemerintah, swasta dan masyarakat. 3. Perhitungan final factor intensities masing-masing faktor SWOT didapatkan dengan mengalikan weight dan mean factor intensities dengan formulasi seabagai berikut : Gambar 2 Factor Intensities Faktor SWOT () Gambar 3 Factor Intensities Faktor SWOT () final factor intensities S i = w S. I msi final factor intensities W i = w w. I mwi final factor intensities O 1 = wo. I moi final factor intensities T 1 = w T. I mti (3) Kemudian nilai final factor intensities pada masingmasing grup diakumulasi untuk mendapatkan final group intensities (I FS, I FW,I FO, I FT ) 4. Perhitungan final strategy value (V F ) dengan formulasi sebagai berikut : Gambar 4 Factor Intensities Faktor SWOT () Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

5 Perspektif pemerintah : urutan intensitas yang paling dominan dimulai dari strength, opportunity, weakness hingga threat pada urutan terakhir. Final strategy value sebesar 0,958, yang menunjukkan bahwa dari perspektif pemerintah, faktor-faktor pendukung lebih dominan dibandingkan dengan hambatan dalam pengembangan proyek KPS Kampung Reyog. Faktor W4 dan T3 memiliki intensitas yang paling tinggi dalam grup masingmasing. Sehingga tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek serta kurangnya tenaga profesional di bidang KPS, sebaiknya mendapat prioritas penanganan dalam usaha pengembangan skema KPS. Perspektif swasta : grup dengan intensitas paling besar dimulai dari opportunity, threat, strength hingga weakness pada urutan terakhir. Final strategy value bernilai 0,77 yang menunjukkan bahwa faktorfaktor positif masih relatif lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor penghambat proyek KPS Kampung Reyog. Pihak swasta masih beranggapan bahwa kerjasama dengan pemerintah akan lebih membatasi mobilisasi dan kebebasan pengelolaan bisnis mereka. Dominansi pemerintah dalam pengerjaan proyek juga menjadi salah satu ancama yang dikhawatirkan terjadi pada pihak swasta, sehingga faktor W8 dan T6 merupakan faktor dengan intensitas tertinggi pada masingmasing grupnya. Perspektif masyarakat : urutan grup dengan intensitas paling besar dimulai dari strength, weakness, threat dan opportunity pada urutan terakhir. Meskipun final strategy value bernilai positif, namun adanya fakor-faktor penghambat harus mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari final strategy value dengan nilai positif yang relatif kecil, yaitu 0,16. Penanganan proyek pemerintah selama ini masih dinilai kurang maksimal dengan akuntabilitas yang minim oleh masyarakat, sehingga masuknya pihak swasta dalam realisasi Kampung Reyog diharapkan dapat memperbaiki kualitas sistem kerja pemerintah daerah. Meningkatnya standar kualitas produk lokal yang masuk ke Kampung Reyog nampaknya merupakan ancaman yang cukup besar bagi masyarakat, khususnya para wirausahawan kecil hingga menengah yang menghasilkan produk-produk khas Ponorogo, sehingga faktor T1 memiliki intensities besar. 5. Perumusan Strategi Tabel 3 Strategi Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog Strategi SO Strategi ST 1. Perubahan mindset pemerintah 1. melakukan untuk menempatkan pihak pendekatan dan sosialisasi swasta sebagai mitra sejajar & kepada pihak-pihak terkait membentuk hubungan yang mengenai penyamaan persepsi baik dan sehat untuk memupuk untuk mencapai tujuan kepercayaan antar pihak bersama 2. segera 2. Perbaikan konten informasi merumuskan kebijakan pada media Layanan Strategi SO mengenai jobdesk dan hak masing-masing pelaku KPS 3. segera merumuskan kebijakan jaminan investasi pihak swasta 4. merumuskan strategi pembagian risiko yang berimbang 5. segera membuat KPI (Key Performance Indikator) mengenai pelaksanaan proyek KPS secara jelas dan terukur Strategi WO 1. daerah secara proaktif melakukan studi terhadap keberlangsungan proyek-proyek KPS yang tekah berjalan di Indonesia 2. Menggunakan potensi pembangunan Kampung Reyog untuk menarik minat perusahaan swasta berinvestasi pada proyek tersebut 3. daerah memanfaatkan dukungan dari pemerintah pusat untuk secara intensif membentuk lembaga pelaksana khusus KPS di tingkat daerah W 0,351 III. Mendukung strategi Turn-around 0,346 Keterangan : IV. Mendukung strategi Defensif -0,089 Strategi ST Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo dengan menyediakan penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta yang tertarik untuk ikut berinvestasi dan terlibat lebih jauh pada proyek pemerintah 3. Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi pihak swasta untuk membentuk kader-kader tenaga profesional dengan proses knowledge sharing selama periode kerjasama berlangsung Strategi WT 1. Pembentukan komitmen pada lingkup pemerintah kabupaten untuk mulai fokus mengembangkan skema KPS 2. pusat perlu untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai penyelenggaraan proyek KPS di daerah-daerah secara intensif 3. Penyiapan dokumen proyek yang matang dan memadai oleh Pemkab dengan melakukan kerjasama dengan pihak konsultan atau lembaga sejenis PT SMI mengenai penyiapan dokumen tender O T I. Mendukung strategi Agresif 0,25 0,424 0,607 II. Mendukung strategi Diversifikasi Gambar 5 Matriks SWOT Strategi, & 6. Kesimpulan Dalam perspektif pemerintah dan pihak swasta, peluang proyek KPS Kampung Reyog berada dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi SO sebagai berikut : Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak swasta sebagai mitra sejajar & membentuk hubungan yang baik dan sehat untuk memupuk kepercayaan antar pihak segera merumuskan kebijakan mengenai jobdesk dan hak masing-masing pelaku KPS segera merumuskan kebijakan jaminan investasi pihak swasta merumuskan strategi pembagian risiko yang berimbang S

6 segera membuat KPI (Key Performance Indikator) mengenai pelaksanaan proyek KPS secara jelas dan terukur Dalam perspektif masyarakat, tingkat peluang proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II, yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan mengaplikasikan strategi ST sebagai berikut : melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait mengenai penyamaan persepsi untuk mencapai tujuan bersama Perbaikan konten informasi pada media informasi proyek pemerintah utama, LPSE, dengan menyediakan penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta yang tertarik untuk ikut berinvestasi dan terlibat lebih jauh pada proyek pemerintah Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi pihak swasta untuk membentuk kaderkader tenaga profesional dengan proses knowledge sharing selama periode kerjasama berlangsung 7. Referensi Aji, Sandhi Marta (2012), Arahan Lokasi Kampung Reyog di Kabupaten Ponorogo, Tugas Akhir Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Alshomrani, Saleh dan Qamar, Shahzad (2012), Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia E-Government, Faculty of Computing and IT King Abdulaziz University, Vol. 48, No. 2. Fabac, Robert dan Zver, Ivan (2011), Applying Modified SWOT AHP Method to the Tourism of Gornje Medimurje, Tourism and Hospitality Management, Vol. 17, No. 2, hal Hartono (2012), Peluang Kerjasama - pada Pembangunan Graving Dock dan Pengelolaan Galangan Kapal dengan Metoda SWOT Analysis (Studi Kasus di PT. Janata Marina Indah, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang), Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Riptek Vol. 6, No.I, Hal Jianbin, Bao. (2012), A case study of the GSPP (Government - State-owned Enterprise - Private Enterprise Public) model in the public-private cooperation on the ecological project construction in Kunming, Tesis Magister Business Administration, Tongji University, China. Kim, Dae-Kwan et al. (2005), Public and Private Partnership for Facilitating Tourism Investment in the APEC Region, College of Hotel and Tourism Management, Kyung Hee University. Kurniawan, Eri Setianto; Pudjianto, Bambang dan Wicaksono, Y.I. (2009), Analisis Potensi Penerapan Kerjasama (KPS) dalam Pengembangan Infrastruktur Transportasi di Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang), Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Vol. 30 No. 3. Kurttila et al. (2000), Utilizing the analytic hierarchy process AHP in SWOT analysis-a hybrid method and its application to a forestcertification case, Forest Policy and Economics, Vol. 1, hal McCarthy dan Tiong (1991), Financial and Contractual Aspects of Build-Operate- Transfer Projects, Vol.9, No. 4, hal Osuna, Edgar Elias dan Aranda, Alvaro (2007), Combining SWOT and AHP Techniques for Strategic Planning, Instituto de Estudios Superiores de Administración (IESA) and Constructora Parque Habitat, C.A., Venezuela. Sari, Karmila dan Utomo, Christiono (2012), Analisa Pembeayaan Kerjasama dan pada Proyek Sidoarjo Town Square. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Vol. 1, No. 1. Strategic Asia and UK Foreign Commonwealth Office (2012), PPP (Public-Private Partnerships) in Indonesia: Opportunities from the Economic Master Plan. Swarbrooke, John (1998), Sustainable Tourism Management, Oxford University. Syafar, Syafril (2004), Perumusan Strategi Kemitraan PT. Inka dan Industri Kecil Menengah dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analisa SWOT, Tugas Akhir Sarjana Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Wisata Budaya Melayu (2013). Desa Budaya Pampang. wisata/p4b8f6d39595ea.jpg. Diakses tanggal 10 Februari Wonderful Indonesia (2013). Kampung Budaya Sindang Barang: Tradisi Hidup Kembali. 1/kebun-raya-bogor/article/62/kampungbudaya-sindang-barang-tradisi-hidupkembali. Diakses tanggal 10 Februari Yuan, Jingfeng et al. (2012), Quantitative SWOT Analysis of Public Housing Delivery by Public-Private Partnership in China Based on the Perspective of the Public Sector, American Society of Civil Engineering. Zainuddin, Rokhmat (2012), Model Pendanaan Kemitraan pada Pengelolaan Kawasan Wisata Telaga Sarangan, Magetan. Tesis Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor SWOT pengembangan proyek KPS Kampung Reyog adalah sebagai berikut : a. Faktor strength

Lebih terperinci

Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT

Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REYOG KABUPATEN PONOROGO Nicola Riess - 2509100095 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± 244.775.796 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49%/tahun dapat diperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan menembus angka

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. 122 Universitas Indonesia

BAB 6 PENUTUP. 122 Universitas Indonesia BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian terhadap penilaian kuisioner SWOT oleh para responden yang dianggap ahli, dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut: Faktor Kekuatan Faktor Kekuatan (Strength)

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG Rizka Rahma Maulida *), Rimadewi Suprihardjo dan Haryo Sulistyarso Jurusan Arsitektur Alur Manajemen Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009) ABSTRAK KEMITRAAN PEMERINTAH DAN SWASTA Pelaksanaan otonomi daerah telah membawa perubahan yang mendasar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan tersebut tentunya tidak hanya berdampak pada sistem

Lebih terperinci

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH Oleh : Marsuki Disampaikan dalam acara Workshop Inn Red International dengan Tema : Manajemen Pembiayaan Infrasturktur Regional Pemerintah Daerah. Hotel

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018 Disampaikan pada acara Forum Perangkat Kerja Perekonomian, MUSRENBANG 2017 Konsep Pertumbuhan Ekonomi DIY Ke Depan INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI 7 Oleh: Rahmawati Halim 17 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau Dalam mencari sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Malinau akan digunakan indeks komposit dari nilai indeks hasil analisis-analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka pemilihan strategi kebijakan pembangunan yang paling tepat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten, dengan menggunakan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan A)

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan A) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-335 Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PESERTA JADWAL DAN LOKASI PELAKSANAAN. Lampiran Surat Nomor : Tanggal :

LATAR BELAKANG PESERTA JADWAL DAN LOKASI PELAKSANAAN. Lampiran Surat Nomor : Tanggal : Lampiran Surat Nomor : Tanggal : LATAR BELAKANG Sehubungan dengan pelaksanaan studi Master Plan Program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), salah satu aspek penting yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO 0700054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN

MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN DOSEN PEMBIMBING : CHRISTIONO UTOMO, ST, MT, Ph.D. Ir. RETNO INDRYANI, MT. Oleh : ROKHMAT ZAINUDDIN NRP. 3109207701 ISI 1. Pendahuluan:

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Perumusan penetapan strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Kutai Timur mengacu kepada isu strategis

Lebih terperinci

LOGO. Pokok-Pokok Pikiran Kadin Sumatera Utara

LOGO. Pokok-Pokok Pikiran Kadin Sumatera Utara LOGO Pokok-Pokok Pikiran Kadin Sumatera Utara Proses lahirnya UU No.1 Tahun 1987 Tentang Kadin, diawali dengan terbitnya Surat Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1973 sebagai bentuk pengakuan Pemerintah terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISA PENILAIAN DAN ALOKASI RISIKO PADA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN SWASTA

ANALISA PENILAIAN DAN ALOKASI RISIKO PADA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN SWASTA TESIS ANALISA PENILAIAN DAN ALOKASI RISIKO PADA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN SWASTA VIEN SVIZZERA YUSTINA No Mhs: 125101821/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1 BAB IV PENUTUP Berdasarkan dengan hasil temuan data yang telah diperoleh dilapangan yang telah disajikan dan dianalisis serta diinterpretasikan pada bab III, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD 22 BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Peningkatan APBD idealnya dapat menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD untuk meningkatkan

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Desentralisasi keuangan dan otonomi daerah

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (HTR) DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN METODE KOMBINASI SWOT-AHP

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (HTR) DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN METODE KOMBINASI SWOT-AHP STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (HTR) DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN METODE KOMBINASI SWOT-AHP Rusli Buamona*, Hengki D. Walangitan**, Johny S. Tasirin ** *Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN 111 BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN Sekalipun pelaksanaan P2FM-BLPS di Kabupaten Bogor mengalami berbagai kendala, namun program tersebut sangat mendukung kebijakan pemberdayaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 ANALISIS STRATEGI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (STUDI KASUS PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU) Diah Rahmawati 1),

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI ATAS KEBIJAKAN AMDAL DALAM PEMBANGUNAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA

UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI ATAS KEBIJAKAN AMDAL DALAM PEMBANGUNAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI ATAS KEBIJAKAN AMDAL DALAM PEMBANGUNAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi CAROLINA VIVIEN CHRISTIANTI

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal ini mengakibatkan pengusaha-pengusaha harus bisa mengembangkan pola pikir yang kritis dalam menentukan

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT Ibu Mudah2nTe tap Semangat.. Assalamu alaykum PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR Peneliti: 2507100089 Refi Efendi Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT. 132311408 :: PRESENTASI PROPOSAL PENELITIAN

Lebih terperinci

Magister Komputer Universitas Budi Luhur

Magister Komputer Universitas Budi Luhur Magister Komputer Universitas Budi Luhur Strategi Pemilihan Perangkat Lunak Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Study Kasus : PT. Ciliandra Perkasa

Lebih terperinci

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO-PISO OLEH HARBI D GIRSANG

SKRIPSI ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO-PISO OLEH HARBI D GIRSANG SKRIPSI ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO-PISO OLEH HARBI D GIRSANG 070501120 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri Eka Putri Anugrahing Widi dan Putut Gde Ariastita Jurusan Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KINERJA EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KINERJA EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KINERJA EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH 2008-2012 Diajukan untuk Menyusun Skripsi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Lebih terperinci

ARAH DAN SKENARIO PENGEMBANGAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN. Ani Mardiastuti

ARAH DAN SKENARIO PENGEMBANGAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN. Ani Mardiastuti ARAH DAN SKENARIO PENGEMBANGAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN Ani Mardiastuti Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Terms of Reference Pengumpulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009 LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009 Kajian Pengembangan Kompetensi Masyarakat dalam Mengelola Usaha Pariwisata Berdimensi Ekologis Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Dr. Hamidah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Lestari Retnawati 1) dan Erma Suryani 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) Gezang Putri Agung dan Fuad Achmadi Project Management, Magister Management Technology, ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk dunia yang tidak memiliki akses pada air minum secara aman (safe) dan berkesinambungan (sustainable), ditargetkan akan dikurangi jumlahnya dengan program

Lebih terperinci

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN 2005-2014 Sri Hidayah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Uniersitas Siliwangi SriHidayah93@yahoo.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI Rachmad Hidayat Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Unijoyo Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal Email: rachmad_h@ymail.com

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT Analisis Swot Percepatan Pembagunan Kota Kediri Suhardi 1, Sigit Wisnu S.B. 2, Linawati 3 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri Suhardi.19@gmail.com, sigitwisnu@unpkediri.ac.id,linawati@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRACT. crisis. Realizing that, the small and medium enterprises (SME) was the best

ABSTRACT. crisis. Realizing that, the small and medium enterprises (SME) was the best ABSTRACT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH MELALUI ANALISIS SWOT PADA BENGKEL FIRDANA SERVICE DESA TAWAR SEDENGE, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BENER MERIAH Name : Irfan Alhadi NIM : 110907006 Dept

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur DJPPR Kebutuhan Pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci