Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT"

Transkripsi

1 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REYOG KABUPATEN PONOROGO Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT 1

2 PENDAHULUAN 2

3 TOURISM Latar Belakang (1) World Indonesia Salah satu sektor terbesar penyumbang devisa negara (BPS 2010) Rp T Rp13.468,97 T Rp11.976,3 T Rp9.314,97 T Rp7.603,45 T 4,06 % PDB 3

4 Latar Belakang (2) Kabupaten Ponorogo 4

5 Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ponorogo Latar Belakang (3) Festival Reyog Mini Grebeg Suro Pentas Seni Rakyat Festival Reyog Nasional Larung Risalah Kirab Pusaka Wayang Kulit... 5

6 Biaya produksi besar Latar Belakang (4) Biaya maintenance mahal Berkurangnya minat pemuda Kampung Reyog Stok unit reyog berkurang Stok merak semakin menipis Pusat info wisatawan & pusat pengkajian Jumlah kelompok reyog %! Pengembangan seni reyog menjadi krusial 6

7 Latar Belakang (5) Progress Proyek Kampung Reyog 1. Tujuan Kampung Reyog : menjadi lokomotif investasi dan ekonomi serta media pelestarian budaya Ponorogo 1.Inisiasi 2.Analisis kelayakan 1.Jadwal 2.Anggaran 3.Sumber Daya 4.Risiko 5.Staffing 1.Laporan status 2.Perubahan 3.Kualitas 4.Forecasts 1.Training customer 2.Transfer dokumen 3.Penugasan kembali staff 4.Lesson learned 7

8 Latar Belakang (6) Kondisi Pariwisata Ponorogo Pendanaan Riset Teknologi Maintenance Operasional Setu Babakan 291 M Kampung budaya Kalbar 60 M Kampung budaya Semarang 20 M Kegiatan kepariwisataan murni ditangani pemerintah Alokasi APBD tidak mencukupi Realisasi Kampung Reyog membutuhkan biaya besar Jalan-jaran rusak, fasilitas terbengkalai Banyak unit reyog tidak terawat 1. Perekonomian ekslusif 2. Perluasan lapangan kerja 3. Pengentasan kemiskinan 4. Pendidikan 5. Layanan kesehatan 6. Perimbangan keuangan masyarakat pedesaan 7. Pariwisata BPS Kabupaten Ponorogo (2012) 8 Milyar 0,62 % APBD KPS Memperbaiki kualitas infrastruktur Memperingan kebutuhan APBD Dan lain-lain 8

9 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana merumuskan strategi pengembangan proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) Kampung Reyog dengan penerapan SWOT-AHP menurut perspektif stakeholder proyek 9

10 Tujuan Mengidentifikasi faktor-faktor SWOT pembangunan proyek KPS Kampung Reyog berdasarkan perspektif stakeholder proyek Melakukan penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor SWOT dengan menggunakan pendekatan AHP Merumuskan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog melalui output SWOT- AHP 10

11 Ruang Lingkup Batasan Stakeholder dalam penanganan proyek Kampung Reyog adalah sebagai berikut: Pemerintah Sektor swasta potensial Masyarakat sebagai pelaku maupun pihak yang secara langsung merasakan dampak dari pembangunan proyek ini Asumsi Dana pemerintah tidak memungkinkan untuk membiayai realisasi proyek Kampung Reyog secara keseluruhan sehingga sumber pembiayaan didapatkan melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta (KPS) 11

12 Manfaat Memberikan informasi terintegrasi mengenai kesiapan realisasi proyek KPS Kampung Reyog dari perspektif stakeholder terkait Memudahkan pemerintah daerah merumuskan strategi pengembangan KPS pada sektor pariwisata Kabupaten Ponorogo di masa mendatang 12

13 Penelitian Terdahulu No Judul Th Penulis Konteks Tools Perspektif Output Kategori 1 Perumusan Strategi Kemitraan PT. Inka dan Industri Kecil Menengah dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analisa SWOT 2004 Syafril Syafar Kerjasa ma umum SWOT- AHP - Rumusan strategi kemitraan terbaik Tugas akhir 2 Applying Modified SWOT AHP Method to the Tourism of Gornje Medimurje 2011 Robert Fabac dan Ivan Zver Nonkerjasa ma SWOT- AHP Pemerintah dan swasta Rumusan strategi pengembangan daerah wisata Medimurje Jurnal internasional 3 Quantitative SWOT Analysis of Public Housing Delivery by Public-Private Partnership in China Based on the Perspective of the Public Sector 2011 Jingfeng Yuan et al. KPS SWOT- AHP Pemerintah Rumusan strategi pengembangan KPS Jurnal internasional 4 A case study of the GSPP (Government-State-owned Enterprise-Private Enterprise Public) model in the public-private cooperation on the ecological project construction in Kunming 2012 Bao Jianbin KPS Gametheory, SWOT Pemerintah, masyarakat, swasta Keuntungan dan kerugian implementasi KPS; model kemitraan terbaik dan dampak KPS bagi proyek ecoconstruction Thesis 5 Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia E- Government 2012 Saleh Alshomrani Nonkerjasa ma SWOT- AHP Pemerintah Rumusan strategi implementasi e-government Jurnal internasional 6 Perumusan Strategi Pengembangan Proyek Kerjasama Pemerintah Dan Swasta (KPS) Dengan Pendekatan SWOT-AHP Pada Rencana Pembangunan Kampung Reyog Kabupaten Ponorogo 2013 Nicola Riess KPS SWOT- AHP Pemerintah, swasta dan masyarakat perumusan strategi pengembangan KPS Tugas akhir 13

14 METODOLOGI 14

15 Metodologi Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan Tujuan Studi Lapangan Studi Pustaka Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : Literatur review Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog Penetapan desain sampling Verifikasi faktor SWOT Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Pembuatan hierarki AHP Pairwise comparation (software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic value SWOT-AHP Pembuatan radar chart Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data Analisa dan intepretasi Kesimpulan & Saran Tahap Analisis & Kesimpulan 15

16 Desain Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Expert Sampling Stakeholder Pemerintah Swasta Disbudparpora Kab. Ponorogo Bappekab Ponorogo Indakop Kab. Ponorogo Dinas Pekerjaan Umum DPPKAD Kab. Ponorogo Paguyuban Reyog Ponorogo Jasa Konsultan Kontraktor Responden Kepala Dinas Sekretaris Dinas Kabid Kebudayaan Kabid Jasa dan Sarana Wisata Kabid Pemuda dan Olahraga Kabid Pengembangan Pariwisata Sekretaris Dinas Kabid Penanaman Modal Kabid Sosial dan Budaya Kabid Prasarana Kabid Litbang Kabid Indakop dan ESDM Sekretaris Dinas Indakop Kasi Penataan Ruang dan Bangunan-Bidang Cipta Karya Kepala Dinas DPPKAD Sekretaris 1 Yayasan Reyog Ponorogo Owner CV. Inti Konsult Ponorogo Owner CV. Nartantari Graha Arsitektur Owner CV. Armenida Owner CV. Murti Agung Owner BPK Aksindo Ponorogo Owner CV. Cendrawasih Karya Putra Owner CV. Karya Indonesia Stakeholder Masyarakat Tokoh Masyarakat Kecamatan Kauman Tokoh masyarakat Kecamatan Ponorogo Budayawan Pengusaha Pengamat ekonomi, sosial dan politik Total Responden Camat Kecamatan Kauman Sekretaris Kecamatan Kauman Kasi 1 Kecamatan Kauman Kasi 2 Kecamatan Kauman Camat Kecamatan Kauman Sekretaris Kecamatan Kauman Kasi 1 Kecamatan Kauman Kasi 2 Kecamatan Kauman Dosen 1 Unmuh Ponorogo Dosen 2 Unmuh Ponorogo Owner Hotel Latiban Owner Toko Souvenir Khas Ponorogo 1 Owner Toko Souvenir Khas Ponorogo 2 Manager Swalayan Luwes Owner Restoran Sami Lumayan Wakil Rektor 1 Unmuh Ponorogo Dosen 3 Unmuh Ponorogo 40 Responden 16

17 Metodologi Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan Tujuan Studi Lapangan Studi Pustaka Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : Literatur review Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog Penetapan desain sampling Verifikasi faktor SWOT Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Pembuatan hierarki AHP Pairwise comparation (software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic value SWOT-AHP Pembuatan radar chart Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data Analisa dan intepretasi Kesimpulan & Saran Tahap Analisis & Kesimpulan 17

18 Masyarakat Swasta Pemerintah Masyarakat Swasta Pemerintah S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 Faktor Strengths Solusi limitasi dana pemerintah Risk transferring dan risk sharing Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance Ketersediaan jumlah human resource yang cukup Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan ketrampilan yang dimiliki Sharing value antar pelaku proyek KPS Kemudahan mengakses data di berbagai bidang Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi Meningkatkan service level terhadap pelayanan publik Meningkatkan kualitas fasilitas publik Faktor Weaknesses Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan penyiapan proyek KPS Profit yang tidak terlalu besar Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam pengerjaan proyek publik Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses pembangunan proyek Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta Masyarakat Swasta Pemerintah Masyarakat Swasta Pemerintah O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 Faktor Opportunities Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS Menciptakan peluang bisnis baru pada lingkup domestik Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan kampung reyog Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama Perijinan dan proses birokrasi pemerintah yang lebih mudah dalam menjalankan proses bisnis Terbukanya lahan baru untuk mengembangkan usaha Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan Faktor Threats Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional Belum adanya batasan yang jelas dan standar pengukuran performansi bagi para pelaku KPS sehingga proses evaluasi lebih sulit dilakukan Pihak pemerintah pada umumnya akan lebih dominan dalam penetapan desain, kebijakan dan alur pengerjaan proyek Terbatasnya perusahaan swasta regional berskala besar Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi Proses tender dan negoisasi proyek KPS akan berlangsung lebih lama, sehingga realisasi proyek akan berlangsung lebih lama 18

19 Metodologi Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan Tujuan Studi Lapangan Studi Pustaka Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Scoring Proses ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak masing-masing faktor SWOT terhadap pemerintah, swasta dan masyarakat. Pairwise Comparation Hasil dari pairwise comparation berupa local importance merepresentasikan tingkat keberartian faktor satu relatif terhadap faktor lain dalam satu grup. Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : Literatur review Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog Verifikasi faktor SWOT Pembuatan hierarki AHP Pairwise comparation (software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic value Pembuatan radar chart Penetapan desain sampling Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog SWOT-AHP Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data Analisa dan intepretasi Kesimpulan & Saran Tahap Analisis & Kesimpulan 19

20 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Desain Kuisioner Nama Responden : Instansi : Jabatan : KUISIONER A : SCORING FAKTOR SWOT TERHADAP PROYEK KPS KAMPUNG REYOG S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 W6 O1 O2 O3 T1 T2 T3 Solusi batasan dana pemerintah Risk transferring dan risk sharing Faktor SWOT Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance Ketersediaan jumlah human resource yang cukup Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan dengan pihak swasta Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan penyiapan proyek KPS Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS Skala

21 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Desain Kuisioner No Faktor SWOT Skala Skala Faktor Strengths Faktor SWOT 1 Solusi limitasi dana pemerintah Risk transferring dan risk sharing 2 Solusi limitasi dana pemerintah 3 Solusi limitasi dana pemerintah Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance 4 Solusi limitasi dana pemerintah Menambah ketersediaan human resource 5 Solusi limitasi dana pemerintah Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 6 Risk transferring dan risk sharing 7 Risk transferring dan risk sharing Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance 8 Risk transferring dan risk sharing Menambah ketersediaan human resource Risk transferring dan risk sharing Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance Menambah ketersediaan human resource KUISIONER B : PAIRWISE COMPARISON SELURUH FAKTOR SWOT Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance Menambah ketersediaan human resource Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek Menambah ketersediaan human resource Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek Menambah akuntabilitas keberlangsungan 21 proyek

22 Metodologi Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan Tujuan Studi Lapangan Studi Pustaka Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Output dari perhitungan SWOT-AHP adalah berupa : Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : Literatur review Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog Verifikasi faktor SWOT Penetapan desain sampling 1. Nilai intensities yang merepresentasikan seberapa besar tingkat keberartian faktor SWOT relatif terhadap faktor lain 2. Final strategy value untuk melihat seberapa dominan faktor pendukung relatif terhadap faktor penghambat proyek KPS. Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Pembuatan hierarki AHP Pairwise comparation (software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic value Pembuatan radar chart Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog SWOT-AHP Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data Analisa dan intepretasi Kesimpulan & Saran Tahap Analisis & Kesimpulan 22

23 Langkah 1 : pembuatan hierarki AHP Strategic Goal W S (w S =0,) W W (w W =0,) W O (w O =0,) W T (w T =0,) S W O T S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 W6 O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 S7 S8 S9 S10 S11 S12 W7 W8 W9 W10 W11 O6 O7 O8 O9 T6 T7 T8 T9 Strategy 23

24 Langkah 2 : Perhitungan Local Importance Rekap data pairwise comparation akan menjadi input dari software Expert Choice untuk mendapatkan nilai local importance Contoh Input Data pada Software Expert Choice 24

25 Contoh rekap skor dan local importance pihak swasta SWOT CV. Cendrawasih Karya Putra BPK Aksindo CV. Inti Konsult Ponorogo Responden CV. Nartantari Graha Arsitektur CV. Murti Agung CV. Armenida CV. Karya Indonesia U w U w U w U w U w U w U w S7 4 0,69 0 0,13 4 0,58 3 0,64 1 0,20 0 0,08 1 0,13 S8 1 0,09 0 0,13 1 0,08 2 0,26 1 0,12 1 0,24 2 0,21 S9 2 0,22 3 0,75 3 0,34 2 0,11 3 0,68 3 0,68 3 0,66 W7 0 0,25 0 0,50 0 0,14-3 0,17-3 0,75 0 0,11-1 0,20 W8-1 0,75 0 0,50 0 0,86-2 0,83-3 0,25-4 0,89-2 0,80 O4 3 0,13 4 0,68 4 0,21 3 0,09 3 0,14 0 0,08 2 0,27 O5 4 0,38 0 0,06 0 0,13 4 0,28 3 0,21 4 0,38 3 0,49 O6 3 0,13 0 0,06 0 0,04 2 0,16 0 0,04 0 0,13 3 0,08 O7 4 0,38 2 0,22 4 0,62 2 0,47 3 0,61 4 0,40 2 0,15 T4-2 0,21-3 0,61-1 0,14-4 0,47-4 0,31-3 0,18-2 0,14 T5 0 0,06 0 0,09 0 0,17-3 0,16-2 0,15-4 0,36-1 0,10 T6-2 0,21 0 0,09 0 0,62-2 0,27-4 0,44-4 0,40-2 0,20 T7-3 0,53-1 0,22 0 0,07-3 0,10-3 0,10 0 0,06-3 0,56 Keterangan : U : Skor w : Local importance 25

26 Langkah 3 : Perhitungan group intensities dan strategic value Perhitungan Total Skor, Weight dan Intensities Grup SWOT (Contoh Responden Swasta) w S = 7 3 r=1 i=1 Ursi 7 3 r=1 i=1 Ursi Urwi Uroi + 7 r=1 i=1 r=1 i=1 r=1 i=1 Urti Faktor SWOT Total Skor Total Skor Grup (Us, Uw, Uo, Ut) Weight (w S, w W, w O, w T ) Factor Intensities Group Intensities (I S, I W, I O, I T ) S W O T S7 13 7,314 S ,221 1,457 18,771 S ,000 W7-7 -2, ,105 7 I Si = r=1 U Si. w Si W ,322-11,2737 I Wi = r=1 U Wi. w Wi O I Oi = 5,134 r=1 U Oi. w Oi 7 I Ti = r=1 U Ti. w Ti O5 18 6, ,365 O6 8 0,937 21,455 O7 21 9,126 T ,335 T , ,309 T ,714-17,457 T ,080 26

27 Si = w S. I msi Wi = w w. I mwi Oi = w O. I moi Ti = wt. I mti Perhitungan Final Strategy Value (Contoh Responden Swasta) Weight (w S, w W, w O, w T ) Faktor SWOT Mean Factor Intensities (I msi, I mwi, I moi, I mti ) Total Mean Final Factor intensities All Group Final Group Intensities (I FS, I FW, I FO, I FT ) Final strategy value (V F ) 0,221 0,105 0,365 0,309 S7 1,045 0,231 S8 0,208 2,682 0,046 S9 1,429 0,316 W7-0,422-0,044-1,610 W8-1,189-0,125 O4 0,733 0,267 O5 0,894 0,326 3,065 O6 0,134 0,049 O7 1,304 0,475 T4-0,905-0,280 T5-0,333-0,103-2,4 94 T6-0,673-0,208 T7-0,583-0,180 0,593-0,169 1,118-0,772 V F = I FS + I FW + I FO + I FT 0,770 27

28 Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Pemerintah) Final Factor Intensities All Groups (Pemerintah) 1,5 O Strength (1,220) Opportunity (0,650) Weakness (-0,613) Threat (-0,299) W 1 0,5 0 S Final Strategy Value : 0,958 Faktor-faktor positif cukup dominan dibandingkan dengan hambatan dalam pengembangan proyek KPS Kampung Reyog. Factor Intensities Pemerintah O3 O2 T1 O1 T2 T30,300 0,250 0,200 0,150 0,100 0,050 0,000 T S1 S2 S3 S4 W1 S5 S6 S5 : Ketersediaan jumlah human resource yang cukup W4 : Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek O1 : Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi T3 : Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS W6 W5 W4 W3 W2 28

29 Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Swasta) Final Factor Intensities All Groups (Swasta) W 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 O S Opportunity (1,118) Final Strategy Value : 0,770 Threat (-0,772) Strength (0,593) Weakness (-0,169) Faktor-faktor positif masih relatif lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor penghambat proyek KPS Kampung Reyog T Factor Intensities Swasta S7 T7 0,500 S8 0,400 T6 0,300 S9 0,200 T5 0,100 0,000 W7 T4 W8 O7 O4 O6 O5 S9 : Kemudahan mengakses data di berbagai bidang W8 : Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam pengerjaan proyek publik O7 : Kemudahan perijinan dan proses birokrasi dalam menjalankan proses bisnis T4 : Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional 29

30 Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Masyarakat) Final Factor Intensities All Groups (Masyarakat) T8 O9 W T9 O8 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Factor Intensities Masyarakat O T S10 0,350 0,300 0,250 0,200 0,150 0,100 0,050 0,000 W11 S11 W10 S S12 W9 Strength (0,938) Final Strategy Value : 0,160 Weakness (-0,688) Threat (-0,568) S12 : Meningkatkan kualitas fasilitas publik Opportunity (0,479) faktor pendukung proyek KPS masih sedikit lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor negatif. Nilai ini tergolong kecil yang mengindikasikan bahwa hambatan-hambatan dalam pengimplementasian skema KPS ini juga perlu mendapatkan perhatian serius W10 : Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses pembangunan proyek O8 : Membuka lahan baru untuk mengembangkan usaha T8 : Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi 30

31 Metodologi Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan Tujuan Studi Lapangan Studi Pustaka Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : Literatur review Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog Penetapan desain sampling Verifikasi faktor SWOT Eksternal Internal Strengths (S) Weaknesses (W) Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Pembuatan hierarki AHP Opportunities (O) Threats (T) Matriks SWOT (Rangkuti, 2009) Strategi SO : Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST : Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WO : Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT : Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Pairwise comparation (software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic value Pembuatan radar chart Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog SWOT-AHP Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data Analisa dan intepretasi Kesimpulan & Saran Tahap Analisis & Kesimpulan 31

32 Strategi WO 1. Kombinasi O6/W1/W2/W3/W4/W5/W6/W7/W8/W9/ W10/W11 Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan W1 pihak swasta W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara W4 pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan W5 pemerintah pusat Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya W6 kemampuan penyiapan proyek KPS W7 Profit yang tidak terlalu besar Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam W8 pengerjaan proyek publik W9 Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses W10 pembangunan proyek Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas W11 publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta O6 Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama Secara nasional, telah dibentuk lembaga-lembaga pendukung pengembangan KPS diantaranya adalah PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) untuk menutup celah pembiayaan proyek dan Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) yang dibentuk untuk memitigasi risiko-risiko tertentu pada pembangunan proyek infrastruktur. Dibawah naungan lembaga-lembaga tersebut terdapat sebanyak 38 proyek KPS yang menjadi prioritas dalam program kerja Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) hingga periode tahun Pemerintah daerah dapat secara proaktif melakukan studi terhadap keberlangsungan proyek-proyek tersebut untuk mempelajari lebih mendetail mengenai mekanisme dan kebijakan yang dapat diaplikasikan pada proyekproyek pariwisata di Ponorogo. Selain itu melalui studi tersebut, diharapkan dapat diidentifikasi permasalahan yang umumnya muncul pada proyek KPS beserta strategi mitigasinya dan juga dapat menjadi sarana edukasi mengenai standar regulasi proyek KPS. 32

33 Strategi Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog Strategi SO 1. Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak swasta sebagai mitra sejajar 2. Perancangan rumusan kebijakan KPS mengenai pelaku proyek KPS, jobdesk dan hak masing-masing pelaku KPS oleh pemerintah 3. Perumusan kebijakan jaminan investasi pihak swasta 4. Perumusan strategi pembagian risiko yang berimbang 5. Pembuatan KPI (Key Performance Indikator) mengenai seluruh tahapan KPS secara terperinci dan terukur Strategi WO 1. Pemerintah daerah secara proaktif melakukan studi terhadap keberlangsungan proyek-proyek KPS di Indonesia 2. Menggunakan potensi pembangunan Kampung Reyog untuk menarik minat perusahaan swasta berinvestasi pada proyek tersebut 3. Pembentukan lembaga pelaksana khusus KPS di tingkat daerah Strategi ST 1. Pemerintah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para stakeholder mengenai penyamaan persepsi untuk tujuan bersama mencapai 2. Perbaikan konten informasi pada media Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo, dengan menyediakan penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta 3. Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi pihak swasta untuk membentuk kader-kader tenaga profesional di bidang KPS Strategi WT 1. Pembentukan komitmen pada lingkup pemerintah kabupaten untuk mulai fokus mengembangkan skema KPS 2. Dilakukannya sosialisasi dan edukasi mengenai penyelenggaraan proyek KPS di daerah-daerah secara intensif oleh pemerintah pusat 3. Kerjasama dengan pihak konsultan atau lembaga sejenis PT SMI mengenai penyiapan dokumen tender yang matang dan memadai 33

34 Strategi Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog (cont d) W S-W O-T Pemerintah 0,607 0,351 Swasta 0,424 0,346 Masyarakat 0,250-0,089 III. Mendukung strategi Turn-around Keterangan : IV. Mendukung strategi Defensif Pemerintah Swasta Masyarakat 0,351 0,346-0,089 O T I. Mendukung strategi Agresif 0,250 0,424 0,607 II. Mendukung strategi Diversifikasi S Dalam perspektif pemerintah dan pihak swasta, peluang proyek KPS Kampung Reyog berada dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi SO Dalam perspektif masyarakat, tingkat peluang proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II, yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan mengaplikasikan strategi ST 34

35 KESIMPULAN DAN SARAN 35

36 Kesimpulan 1. Faktor-faktor SWOT Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog Faktor Strengths 1. Solusi limitasi dana pemerintah 2. Risk transferring dan risk sharing 3. Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik 4. Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance 5. Ketersediaan jumlah human resource yang cukup 6. Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 7. Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan ketrampilan yang dimiliki 8. Sharing value antar pelaku proyek KPS 9. Kemudahan mengakses data di berbagai bidang 10. Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi 11. Meningkatkan service level pemerintah terhadap pelayanan publik 12. Meningkatkan kualitas fasilitas publik Faktor Weaknesses 1. Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta 2. Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks 3. Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS 4. Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek 5. Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat 6. Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan penyiapan proyek KPS 7. Profit sektor swasta yang tidak terlalu besar 8. Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam pengerjaan proyek publik 9. Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik 10. Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses pembangunan proyek 11. Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta. 36

37 1. Faktor-faktor SWOT Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog (cont d) Faktor Opportunities 1. Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi 2. Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan 3. Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS 4. Menciptakan peluang bisnis baru sektor swasta pada lingkup domestik 5. Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan kampung reyog 6. Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama 7. Kemudahan perijinan dan proses birokrasi sektor swasta dalam menjalankan proses bisnis 8. Membuka lahan baru untuk mengembangkan usaha 9. Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan. Faktor Threats 1. Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah 2. Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata 3. Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS 4. Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional 5. Belum adanya batasan yang jelas dan standar pengukuran performansi bagi para pelaku KPS sehingga proses evaluasi lebih sulit dilakukan 6. Pihak pemerintah pada umumnya akan lebih dominan dalam penetapan desain, kebijakan dan alur pengerjaan proyek 7. Terbatasnya perusahaan swasta regional berskala besar 8. Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi 9. Proses tender dan negoisasi proyek KPS akan berlangsung lebih lama, sehingga realisasi proyek akan berlangsung lebih lama 37

38 2. Hasil dari proses penilaian faktor-faktor SWOT pengembangan proyek KPS Kampung Reyog Perspektif pemerintah : Final strategy value 0,958 menunjukkan bahwa, faktor-faktor pendukung lebih dominan dibandingkan dengan faktorfaktor penghambat dalam pengembangan proyek KPS Kampung Reyog. Perspektif swasta : Final strategy value 0,77 menunjukkan bahwa, faktor-faktor pendukung relatif lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor penghambat proyek KPS Kampung Reyog. Perspektif masyarakat : Final strategy value 0,16 menunjukkan bahwa meskipun nilai tersebut bernilai positif, namun nilainya relatif kecil yang mengindikasikan perlu diperhatikannya faktor-faktor penghambat proyek KPS. 38

39 3. Rumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog Dalam perspektif pemerintah dan pihak swasta, peluang proyek KPS Kampung Reyog berada dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi SO sebagai berikut : 1.Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak swasta sebagai mitra sejajar 2.Perancangan rumusan kebijakan KPS mengenai pelaku proyek KPS, jobdesk dan hak masing-masing pelaku KPS oleh pemerintah 3.Perumusan kebijakan jaminan investasi pihak swasta 4.Perumusan strategi pembagian risiko yang berimbang 5.Pembuatan KPI (Key Performance Indikator) mengenai seluruh tahapan KPS secara terperinci dan terukur 39

40 3. Rumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog (cont d) Menurut perspektif masyarakat, tingkat peluang proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II, yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan mengaplikasikan strategi ST sebagai berikut : 1.Pemerintah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para stakeholder mengenai penyamaan persepsi untuk mencapai tujuan bersama 2.Perbaikan konten informasi pada media Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo, dengan menyediakan penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta 3.Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi pihak swasta untuk membentuk kader-kader tenaga profesional di bidang KPS 40

41 Saran 1. Penelitian selanjutnya dapat merumuskan metode penentuan batas atas dan bawah nilai intensitas dan strategy value 2. Penelitian selanjutnya dapat merumuskan standar batas atas dan bawah nilai intensitas dan strategy value serta seberapa besar dampak perubahan nilainilai tersebut bagi objek amatan 3. Penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan hingga proses decision making layak atau tidaknya proyek KPS untuk direalisasikan dengan menetapkan dan mengukur parameter-parameter kelayakan proyek KPS 41

42 Daftar Pustaka Aji, Sandhi Marta (2012), Arahan Lokasi Kampung Reyog di Kabupaten Ponorogo, Tugas Akhir Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Alshomrani, Saleh dan Qamar, Shahzad (2012), Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia E-Government, Faculty of Computing and IT King Abdulaziz University, Vol. 48, No. 2. Fabac, Robert dan Zver, Ivan (2011), Applying Modified SWOT AHP Method to the Tourism of Gornje Medimurje, Tourism and Hospitality Management, Vol. 17, No. 2, hal Hartono (2012), Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta pada Pembangunan Graving Dock dan Pengelolaan Galangan Kapal dengan Metoda SWOT Analysis (Studi Kasus di PT. Janata Marina Indah, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang), Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Riptek Vol. 6, No.I, Hal Jianbin, Bao. (2012), A case study of the GSPP (Government - State-owned Enterprise - Private Enterprise Public) model in the public-private cooperation on the ecological project construction in Kunming, Tesis Magister Business Administration, Tongji University, China. Kim, Dae-Kwan et al. (2005), Public and Private Partnership for Facilitating Tourism Investment in the APEC Region, College of Hotel and Tourism Management, Kyung Hee University. Kurniawan, Eri Setianto; Pudjianto, Bambang dan Wicaksono, Y.I. (2009), Analisis Potensi Penerapan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam Pengembangan Infrastruktur Transportasi di Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang), Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Vol. 30 No. 3. Kurttila et al. (2000), Utilizing the analytic hierarchy process AHP in SWOT analysis-a hybrid method and its application to a forest-certification case, Forest Policy and Economics, Vol. 1, hal Li, B., Akintoye, A., Edwards, P. J., and Hardcastle, C. (2005). Perceptions of positive and negative factors influencing the attractiveness of PPP/PFI procurement for construction projects in the UK: Findings from a questionnaire survey. Eng., Constr. Archit. Manage., 12(2), McCarthy dan Tiong (1991), Financial and Contractual Aspects of Build-Operate-Transfer Projects, Vol.9, No. 4, hal Osuna, Edgar Elias dan Aranda, Alvaro (2007), Combining SWOT and AHP Techniques for Strategic Planning, Instituto de Estudios Superiores de Administración (IESA) and Constructora Parque Habitat, C.A., Venezuela. Sari, Karmila dan Utomo, Christiono (2012), Analisa Pembeayaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta pada Proyek Sidoarjo Town Square. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Vol. 1, No. 1. Strategic Asia and UK Foreign Commonwealth Office (2012), PPP (Public-Private Partnerships) in Indonesia: Opportunities from the Economic Master Plan. Swarbrooke, John (1998), Sustainable Tourism Management, Oxford University. Syafar, Syafril (2004), Perumusan Strategi Kemitraan PT. Inka dan Industri Kecil Menengah dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analisa SWOT, Tugas Akhir Sarjana Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Diakses tanggal 10 Februari Yuan, Jingfeng et al. (2012), Quantitative SWOT Analysis of Public Housing Delivery by Public-Private Partnership in China Based on the Perspective of the Public Sector, American Society of Civil Engineering. Zainuddin, Rokhmat (2012), Model Pendanaan Kemitraan pada Pengelolaan Kawasan Wisata Telaga Sarangan, Magetan. Tesis Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 42

43 Terima Kasih... 43

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor SWOT pengembangan proyek KPS Kampung Reyog adalah sebagai berikut : a. Faktor strength

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Metodologi Penelitian 3. Identifikasi Faktor-faktor SWOT

1. Pendahuluan 2. Metodologi Penelitian 3. Identifikasi Faktor-faktor SWOT PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REOG KABUPATEN PONOROGO Nicola Riess, Nugroho Priyo Negoro S.T.,S.E.,M.T.

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. 122 Universitas Indonesia

BAB 6 PENUTUP. 122 Universitas Indonesia BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian terhadap penilaian kuisioner SWOT oleh para responden yang dianggap ahli, dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut: Faktor Kekuatan Faktor Kekuatan (Strength)

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± 244.775.796 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49%/tahun dapat diperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan menembus angka

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD 22 BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Peningkatan APBD idealnya dapat menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD untuk meningkatkan

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 PENENTUAN STRATEGI SUSTAINABILITY USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE SWOT AHP (STUDI KASUS DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT) RA-18 Ivonne R.G Kaya *1, S Hutabarat 2, I.B Hendrarto 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH Oleh : Marsuki Disampaikan dalam acara Workshop Inn Red International dengan Tema : Manajemen Pembiayaan Infrasturktur Regional Pemerintah Daerah. Hotel

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan A)

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan A) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-335 Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO 0700054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) 1 Anita Intan Nura Diana; 2 Mohamad Harun Fakultas Teknik Universitas Wiraraja Sumenep, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL Kurniawan Wahyu Haryanto 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI 7 Oleh: Rahmawati Halim 17 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kabupaten Ketapang tepatnya di Kecamatan Muara Pawan, Desa Sungai Awan Kiri, di lokasi Obyek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT Analisis Swot Percepatan Pembagunan Kota Kediri Suhardi 1, Sigit Wisnu S.B. 2, Linawati 3 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri Suhardi.19@gmail.com, sigitwisnu@unpkediri.ac.id,linawati@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009) ABSTRAK KEMITRAAN PEMERINTAH DAN SWASTA Pelaksanaan otonomi daerah telah membawa perubahan yang mendasar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan tersebut tentunya tidak hanya berdampak pada sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi/perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi/perusahaan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Cassidy (2006), perencanaan adalah suatu harapan dalam penetapan tujuan organisasi/perusahaan dan membuat sebuah rumusan sistem perencanaan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Lestari Retnawati 1) dan Erma Suryani 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. 46 BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan untuk merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data-data sekunder

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Anita IntanNura Diana 1, Moh. Harun 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai objek atau subjek yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance Performance Analysis (IPA) serta

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 MODEL PENILAIAN KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN DEVELOPER XYZ Silvia Fransiska 1) dan Indung Sudarso 1) 1) Program

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas pengerjaan tugas akhir ini dalam melakukan analisis perencanaan strategis sistem informasi kami menggunakan metode Ward

Lebih terperinci

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG Rizka Rahma Maulida *), Rimadewi Suprihardjo dan Haryo Sulistyarso Jurusan Arsitektur Alur Manajemen Pembangunan

Lebih terperinci

MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN

MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN DOSEN PEMBIMBING : CHRISTIONO UTOMO, ST, MT, Ph.D. Ir. RETNO INDRYANI, MT. Oleh : ROKHMAT ZAINUDDIN NRP. 3109207701 ISI 1. Pendahuluan:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan penggunaan PVC di Indonesia ditinjau dari segi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci