PETISI KEWARGANEGARAAN GANDA DIASPORA INDONESIA. Menuju Indonesia lebih terbuka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETISI KEWARGANEGARAAN GANDA DIASPORA INDONESIA. Menuju Indonesia lebih terbuka"

Transkripsi

1 PETISI KEWARGANEGARAAN GANDA DIASPORA INDONESIA Menuju Indonesia lebih terbuka Website:

2 Permintaan Kuat akan Kewarganegaraan Ganda Indonesia Permintaan Kewarganegaraan Ganda Indonesia serupa dengan lagu yang terus berkumandang dari tahun ke tahun, terutama untuk Diaspora Indonesia yang berada di Amerika Utara (Canada and Amerika Serikat), Eropa, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara lain yang menganut Kewarganegaraan Ganda. Permintaan ini adalah permintaan yang sangat gigih dan tidak pernah luntur karena kecintaan kepada Indonesia. Diaspora Indonesia mempunyai kemauan yang kuat menjadi bagian dari negara Indonesia. Diaspora Indonesia yang telah mendapatkan kewarganegaraan asing karena tekanan keadaan. Perlu diingat bahwa orang-orang Diaspora Indonesia tidak secara sukarela meninggalkan negara, mereka didorong keluar karena keadaan, salah satu contohnya karena kurangnya kesempatan dan sempitnya lowongan pekerjaaan dalam negeri yang sesuai dengan bidang yang telah mereka pelajari atau ketrampilan yang telah mereka kuasai selama ini. Dunia kini telah menyusut menjadi budaya global dan ekonomi. Untuk alasan ini banyak negara sekarang mendukung kewarganegaraan ganda. Hasil kolosalnya dalam hal pembangunan ekonomi. Contoh beberapa negara yang mengakui kewarganegaraan ganda adalah Austria, Australia, Bangladesh, Belgia, Belize, Brazil, Kanada, Kolombia, Siprus, Dominika, Mesir, El Salvador, Finlandia, Perancis, Ghana, Jerman, Grenada, Hong Kong, Hungaria, Islandia, Iran, Irak, Irlandia, Israel, Yordania, Korea Selatan, Latvia, Lebanon, Lithuania, Makedonia, Malta, Meksiko, Montenegro, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Rusia, Serbia, Spanyol, Afrika Selatan (hanya dalam kasus tertentu), Sri Lanka, Swedia, Swiss, Suriah, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Vietnam, dan Samoa Barat. Permintaan kewarganegaraan ganda berasal dari para Imigran Indonesia yang kita sebut Diaspora Indonesia. Dimana dikarenakan keadaan sebagian dari mereka memilih menjadi WNA di negara mereka yang baru dan juga telah menjadi rumah mereka sedangkan di sisi lain mereka berkeinginan untuk tetap mempertahankan hubungan yang kuat dengan negara Indonesia serta keinginan mereka untuk membentuk hubungan emosional dan budaya untuk keturunan/para penerus mereka (anak cucu) dengan Negara Indonesia. Cinta mereka untuk Indonesia dan kebanggaan mereka akan sejarah kebudayaan Indonesia mendorong mereka untuk mengajukan permintaan kewarganegaraan ganda secara konsisten. Hal ini diyakini bahwa ukuran ini juga akan memfasilitasi kontribusi dari Diaspora Indonesia untuk transformasi Indonesia dalam sosial, ekonomi, teknologi dan pembangunan nasional. Orang-orang asal Indonesia yang menetap di negara-negara ekonomi yang lebih maju di dunia memiliki ketrampilan dan keahlian di sektor-sektor penting termasuk teknologi informasi, bioteknologi, ruang angkasa, jasa keuangan, infrastruktur, pendidikan, perawatan kesehatan, dan konsultasi manajemen. Investasi terutama disebabkan oleh logika pertimbangan bisnis dan psikologi iklim investasi. Kami tidak ingin menganjurkan kewarganegaraan ganda diaspora hanya untuk investasi dan pengiriman uang, meskipun hal tersebut penting untuk pengembangan Indonesia. Kami berpendapat bahwa pemberian kewarganegaraan ganda akan menghapus kendala bagi mereka yang telah mengambil paspor asing dalam melakukan perjalanan ke dan dari Indonesia, mengembangkan investasinya di usaha bisnis dan menumbuhkan rasa memiliki/kebangsaan Indonesia yang lebih besar.

3 Prinsip Kewarganegaraan Ganda Diaspora Indonesia adalah Warga Negara Indonesia tidak akan kehilangan kewarganeganegaraannya apabila dia mendapatkan kewarganegaraan lain. Untuk rakyat Indonesia yang masih memegang paspor Indonesia/ WNI tidak akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya jika mereka mengajukan dan kemudian mendapatkan kewarganegaraan negara lain selama Negara barunya mengakui dan memperbolehkan kewarganegaraan ganda. Proposal Penerapan Kewarganegaraan Ganda Diaspora Indonesia: Diharapkan Pemerintah Indonesia menyetujui diberlakukannya undang-undang untuk memberikan Indonesian Diaspora Citizen (IDC) kepada Diaspora Indonesia. IDC adalah ijin tinggal, berkunjung dan visa khusus seumur hidup yang manfaatnya diterangkan dibawah ini dimana pemegang IDC belum menjadi warga negara Indonesia. Seseorang yang terdaftar sebagai IDC memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan Indonesia setelah memegang Kartu IDC selama dua tahun dan bisa membuktikan tidak terlibat dalam kejahatan atau menjadi anggota dari organisasi terlarang. Siapakah yang diperbolehkan mendapatkan Indonesian Diaspora Citizen (IDC)? Diaspora Indonesia di negara manapun mereka berada yang seperti yang diterangkan dibawah ini beserta keturunannya dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan IDC: 1. Bekas WNI yang telah menjadi WNA yang masih mempunyai rasa nasionalisme, kecintaan dan kebangsaan yang besar terhadap Indonesia. 2. Keturunan Indonesia yang berada di luar negeri dimana orang tuanya atau kakek neneknya adalah WNI atau bekas WNI. 3. Suami/istri berkewarganergaan asing sebagai pasangan WNI atau bekas WNI. 4. Anak-anak yang sudah menjadi dewasa yang pernah memegang kewarganegaraan ganda di mana salah satu kewarganegaraannya adalah WNI dikarenakan sudah melewati umur 18 tahun atau 21 tahun dan telah kehilangan WNI-nya. 5. Orang Asing yang cinta Indonesia dan memenuhi syarat untuk mendapatkan IDC. Untuk mendapatkannya melalui pembuktian kecintaannya terhadap Negara Indonesia dan diakui oleh pemerintah Indonesia.

4 Apa manfaat dari IDC? Setelah seseorang diterima dan terdaftar sebagai Indonesian Diaspora Citizen (IDC), orang tersebut akan menerima manfaat sebagai berikut: 1. Mendapatkan sertifikat pendaftaran untuk membuktikan status ganda orang tersebut. 2. Mendapatkan Kartu IDC selain paspor dari negara yang orang tersebut. 3. Orang tersebut tidak akan perlu lagi mengajukan visa untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Dia akan memiliki hak untuk keluar masuk Indonesia tanpa batas dan visa seumur hidup untuk mengunjungi Indonesia. Namun, orang tersebut harus membawa dan menunjukkan Kartu IDC dan paspor asingnya pada saat perjalanan. 4. Tidak perlu lagi melakukan formalitas pendaftaran untuk tinggal di negara Indonesia untuk waktu yang lama. 5. Tidak perlu lagi menyediakan dokumentasi yang terpisah untuk masuk ke perguruan tinggi atau institusi atau untuk pekerjaan. 6. Mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dengan warga Indonesia terhadap fasilitas yang tersedia termasuk juga dalam bidang ekonomi, keuangan dan pendidikan, kecuali dalam tidak dapat melakukan akuisisi pertanian, perkebunan dan pertambangan. 7. Anak-anak dari para pemegang IDC juga diperbolehkan untuk masuk ke lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk perguruan tinggi medis, perguruan tinggi teknik, lembaga teknologi, lembaga manajemen, dll di bawah kategori umum. 8. Pemegang IDC diperbolehkan melakukan investasi atau mendapatkan pinjaman untuk membeli perumahan. Apa keterbatasan dari IDC? 1. Tidak bisa memilih/vote 2. Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan Legislatif atau Parlemen. 3. Tidak bisa menjabat sebagai Presiden, Wakil Presiden, Hakim Mahkamah Agung atau Pengadilan Tinggi, atau jabatan strategis lainnya. 4. Tidak dapat bekerja di Pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari pemerintah pusat. 5. Tidak bisa memegang paspor Indonesia.

5 Siapakah yang diperbolehkan mendapatkan Kewarganegaraan Ganda Diaspora Indonesia? (Kewarganegaraan Ganda Diaspora Indonesia adalah bukan IDC, dimana pada tahap ini orang tersebut diperbolehkan memperoleh Kewarganegaraan Indonesia disamping memegang paspor dari negara lain) 1. Seseorang yang terdaftar sebagai IDC memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan Indonesia setelah memegang Kartu IDC selama dua tahun dan bisa membuktikan tidak terlibat dalam kejahatan atau menjadi anggota dari organisasi terlarang. 2. Anak-anak yang memegang kewarganegaraan ganda saat ini, di mana salah satu kewarganegaraannya adalah WNI hasil perkawinan campuran. 3. Anak-anak yang memegang kewarganegaraan ganda saat ini, di mana salah satu kewarganegaraannya adalah WNI dimana kedua orang tuanya adalah WNI tetapi dilahirkan di negara yang mengakui Kewarganegaraan Ganda. 4. Seluruh Diaspora Indonesia yang masih menjadi WNI dan bertempat tinggal di negara-negara yang mengakui kewarganegaraan ganda saja. Catatan: Ketika seseorang mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia-nya kembali atau mendapatkan kewarganegaraan Indonesia-nya yang baru maka orang tersebut dengan secara otomatis mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan Warga Negara Indonesia lainnya tanpa pengecualian. Siapa yang tidak bisa mendapatkan Kewarganegaraan Ganda: Pengecualian diberikan terhadap bekas WNI yang telah dengan sengaja menanggalkan status WNI-nya melalui asylum atau refugee di negara lain. MANFAAT KEWARGANEGARAAN GANDA 1. Meningkatkan hubungan global ekonomi antara dua negara, memiliki keunggulan memperluas basis ekonomi suatu negara, mendorong perkembangan perdagangan dan investasi antara dua negara. 2. Kemampuan warga negara ganda untuk mempengaruhi keputusan ekonomi dan politik di negara dimana mereka tinggal untuk mendukung dan menguntungkan negara kelahiran atau negara nenek moyangnya. Misal seorang Kewarganegaraan Ganda Diaspora Indonesia tinggal di Amerika Serikat, dia akan bisa mempengaruhi baik ekonomi atau politik yang akan menguntungkan Indonesia.

6 3. Diberlakukannya Kewarganegaraan Ganda akan menjadi pengikat dan menghindari kehilangan para tenaga ahli yang sangat berbakat, tenaga kerja intelektual dan para para kaum pintar berpendidikan tinggi. Kewarganegaraan Ganda akan meningkatkan jumlah orang-orang pintar yang akan membantu kemajuan Indonesia. 4. Kewarganegaraan ganda dapat memperkuat loyalitas - baik politik dan budaya karena merasa menjadi bagian dan diterima oleh kedua negaranya. 5. Pendidikan dan Kebudayaan. Memiliki kewarganegaraan ganda memberi kesempatan untuk mendidik orang lain tentang budaya dan masyarakat di kedua negara yang berbeda. 6. Kemudahan Perjalanan. Warga negara ganda dapat membawa dua paspor dan merasa diterima di kedua negaranya. Mengurangi permasalahan atau pertanyaan yang mungkin timbul di antara para pejabat imigrasi. Hal ini sebagai salah satu indikator kemajuan dan keterbukaan suatu masyarakat. 7. Selain mendorong interaksi antar budaya dan bahasa pada anak -anak hasil perkawinan campuran sekaligus juga melindungi dan menjaga hubungan budaya, bahasa dan pendidikan sehingga mempunyai ikatan yang kuat dan akses dengan negara ibu/bapaknya atau nenek moyangnya. Bukti Kemajuan Ekonomi Negara-negara berkembang setelah diberlakukannya Kewarganegaraan Ganda: GHANA Ghana (Negara kecil di Afrika) kenaikan sekitar PDB $4-8 milyar per tahun. JAMAICA Jamaica mengalami kenaikan sekitar 40% total PDB per tahun. SRI LANKA Sri Lanka juga telah mengikuti Kewarganegaraan Ganda dan mengabulkannya pada tanggal 17 may 2012 dan saat ini sudah menunjukkan kenaikan sekitar 5% total PDB per tahun ZAMBIA Zambia mengalami kenaikan sekitar 7.1% total PDB per tahun

7 HAITI Haiti mengalami kenaikan sekitar 23% total PDB per tahun PAKISTAN Pakistan - mengalami kenaikan sekitar 20% total PDB per tahun INDIA Perwakilan Bank Dunia Kapil Kapoor mengatakan bahwa Diaspora India telah membuat kontribusi yang signifikan bagi perekonomian India. Ini dimulai dari kesadaran bahwa Diaspora India mampu menghasilkan sejumlah besar uang yang dapat digunakan untuk pembangunan negara. Jika ditotal semua pemasukan dari Diaspora India ke Negara India sejak diberlalukannya Kewarganegaraan Ganda tahun 2003 hingga tahun 2007 (dari semua bagian dunia) berjumlah sekitar US $ 250 miliar dalam jangka waktu 4 tahun. Jumlah tersebut adalah dua kali lipat dari jumlah total uang yang disediakan negara-negara donor untuk membantu negara-negara berkembang. Sedangkan untuk mendapatkan bantuan itupun tidaklah mudah, harus diperlukan banyaknya perhatian, kerja sama, dan juga azas-azas atau peraturan yang harus disepakati kedua belah pihak. Diaspora bisa menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlahnya tanpa harus melalui negosiasi yang panjang dengan Negara-negara donor" kata Dr Kapoor. Menyadari akan semakin besarnya dana yang akan mengalir ke India, pemerintah India berpikir untuk mengajukan program yang bisa membuat pengiriman uang lebih efisien melalui sistem perbankan, sementara juga mengurangi/meniadakan fee untuk melakukannya dibandingkan dengan model pengiriman uang yang sudah ada sekarang misalkan western union, moneygram atau bank-bank setempat. Saat ini, ada program yang dikenal sebagai Sistem Transfer Real Time yang menjamin bahwa ketika uang dikirim dari setiap bagian dari dunia, maka akan langsung dikreditkan ke rekening seseorang di India dalam waktu yang sama. Berdasarkan penelitian melalui makalah Pengembangan Keuangan melalui Obligasi Diaspora, Melacak, Merekam dan Potensinya oleh Suhas L. Ketkar dan Dilip Ratha Makalah dipresentasikan pada Konferensi Migrasi dan Pengembangan di Bank Dunia, Washington DC 23 Mei Suhas L. Ketkar adalah Visiting Professor Ekonomi di Vanderbilt University dan konsultan di Bank Dunia, dan Dilip Ratha adalah Senior Ekonomi Bank Dunia. Penelitian ini didanai oleh Bank Dunia menyatakan bahwa India telah berhasil mengumpulkan dana dari masyarakat Diaspora India berkisar antara $ 35 $ 40 milliar setiap tahunnya. Tahun 2009 dilakukan survey bahwa Potensi Kontribusi Eropa India Diaspora: "Pengiriman uang bukan satu-satunya instrumen kontribusi Diaspora India. Mereka bisa menjadi sumber utama Investasi Asing Langsung (FDI = Direct Foreign Investment), pengembangan pasar (outsourcing), transfer teknologi, filantropi, pariwisata, politik kontribusi dan lebih nyata arus pengetahuan, sikap baru dan pengaruh budaya. " (Kathleen Newland, "Beyond Remitansi: Peran Diaspora dalam Pengurangan Kemiskinan Negara Asal Mereka ", Migrasi Policy Institute, Washington, Juli 2004). Tidak ada perkiraan up-to-date

8 dari sumber Diaspora India tapi memperkirakan pada tahun 2000 menyatakan bahwa "Output ekonomi NRIs / PIOs diperkirakan US $ 400 miliar, hampir sama dengan total GDB/ PDB India "perkiraan hari ini (tahun 2009) mungkin menjadi US $ 600 miliar. Pavan Verma mengamati, "Diaspora India di Amerika Serikat muncul sebagai komunitas imigran terkaya negara itu, dengan hampir jutawan ", (2004, p.200) Tentang bagaimana investasi tersebut dirasakan aman, Dr Kapoor mengatakan ini harus didasarkan pada kemauan politik dan meyakinkan semua investor, terlepas dari kebangsaan mereka, bahwa investasi mereka aman. Dalam hal ini perlu berasal dari pergeseran pemikiran dan mental yang memahami bahwa orang-orang Diaspora mempunyai rasa nasionalisme, rasa memiliki, hati dan kecintaannya ke negara asal mereka. India menduduki peringkat ke 4 ekonomi terbesar di dunia menggunakan kriteria daya beli. Kekuatan Rupee India juga menjadi lebih stabil dengan cadangan devisa yang sangat tinggi. Jumlah dispora India hanya 2% dari total penduduk Negara India, tapi total perolehan uang dari mereka sama dengan 35% total Gross Domestic Product (GDP) negara India yang disebut PDB oleh Indonesia. Contoh Proses Kewarganegaraan Ganda dari beberapa negara: Mengubah konstitusi: 1. Colombia (1974) 2. Mexico 3. India 4. Ghana Dekrit Presiden/legislasi 1. Dominican Republic (1992) dan perubahan legislasi (1994) Nara Sumber:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia Berikut ini adalah daftar negara-negara yang telah terkena atau telah, atau sedang maupun bom curah. Catatan disertakan di bagian bawah tabel untuk menunjukkan

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017 Invest in remarkable indonesia indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in Invest

Lebih terperinci

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster Pertama No. Negara 1 Republik Rakyat China Anggota Klaster Kedua No. Negara 1 Malaysia 2 Singapura Anggota Klaster Ketiga No Negara

Lebih terperinci

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 Bulan : Januari 2012 Lokasi pengambilan tiket masuk No Negara Asal 1 Afrika Selatan 3 1 4 4 3 7 - - - 11 2 Amerika Serikat 258 315

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan IV dan Januari Desember Tahun 2017 Jakarta, 30 Januari 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN IV DAN JANUARI - DESEMBER 2017:

Lebih terperinci

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA LATAR BELAKANG Pada tahun 2012, pemerintah Hungaria mengembangkan program ini untuk menarik investasi asing ke Hungaria. Hingga kini, lebih dari 2500 pendaftar telah

Lebih terperinci

M A K A L A H. Tentang : Negara Maju Dan Berkembang. Disusun Oleh :

M A K A L A H. Tentang : Negara Maju Dan Berkembang. Disusun Oleh : M A K A L A H Tentang : Negara Maju Dan Berkembang Disusun Oleh : KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr..Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan. Bebas Visa. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya Pengenalan Secara Objektif Memahami perbedaan utama diantara beberapa sistem ekonomi didunia. Cara belajar bagaimana mengelompokan negaranegara dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya.

Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya. Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya. A. Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013 RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013 No Sektor Ekonomi (Ribu Rp ) Kerja (Org) (Ribu Rp ) Kerja (Org) 1 Petanian Tanaman Pangan 1 40.000.000 200

Lebih terperinci

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan Tabel 8.4.4. Penggunaan Kerja Asing Di Indonesia Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pekerjaan/Jabatan sampai dengan 31 Mei 2010 Jenis Pekerjaan/Jabatan Usaha Produksi, No Lapangan Usaha Kepemimpina Tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008 38 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 198-28 Berdasarkan Gambar 4.1, periode 198 hingga 28 perkembangan GDP pertanian negara-negara

Lebih terperinci

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta. Corruption Perception Index 2016 Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta. Apa itu Corruption Perception Index (CPI)? Indeks Gabungan Hingga 13 sumber data Menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat perhatian lebih dari seluruh dunia sebagai sumber perekonomian dan devisa negara. Industri pariwisata

Lebih terperinci

Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti

Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti KELAS 9B SMPI AL AZHAR 8 KEMANG PRATAMA TAHUN AJARAN 2009/2010 Kata Pengantar Assalamu alaikun Wr. Wb. Puji

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Beberapa Negara (juta US$),

Neraca Perdagangan Beberapa Negara (juta US$), Negara Export t Beberapa Negara (juta US$), 2000-2014 2012 2013 2014 beberapa Negara beberapa Negara beberapa Negara Amerika Serikat 1545710 2336520-790810 1579050 2329060-750010 1623410 2410440-787030

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang masih membutuhkan modal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah satunya didapat dari ekspor

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ TAHUN 2005.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ TAHUN 2005. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ.01.10 TAHUN 2005. TENTANGPERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

Statuta. Komisariat Tinggi

Statuta. Komisariat Tinggi Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan PengunGsi RESOLUSI MAJELIS UMUM 428 (V) 14 Desember 1950 STATUTA KOMISARIAT TINGGI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA URUSAN PENGUNGSI dengan suatu

Lebih terperinci

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com PAJAK INTERNASIONAL Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Latar Belakang Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa lintas negara Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

A. Tesis OP Rp ,00 B. Disertasi OP Rp ,00. No Negara Satuan Biaya Maksimal

A. Tesis OP Rp ,00 B. Disertasi OP Rp ,00. No Negara Satuan Biaya Maksimal DANA BANTUAN PENELITIAN TESIS/DISERTASI No Negara Satuan Biaya Maksimal A. Tesis OP Rp25.000.000,00 B. Disertasi OP Rp75.000.000,00 DANA BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL No Negara Satuan Biaya Maksimal A.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL Fitri Dwi Lestari UNIVERSITAS GUNADARMA 1 IF2151/Relasi dan Fungsi 2 KONSEP IDEOLOGI Ideologi sebagai penegas identitas bangsa atau untuk menciptakan rasa kebersamaan

Lebih terperinci

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT FOREIGN DIRECT INVESTMENT Arus pemberian pinjaman kepada (pembelian kepemilikan perusahaan) Luar Negeri yang sebagian besar modalnya Dimiliki oleh penduduk dari negara yang melakukan investasi i (Investing

Lebih terperinci

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD)

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi : 5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan. Kompetensi Dasar : 5.1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara

Lebih terperinci

PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT

PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT Untuk informasi atas pembuatan paspor dan visa Anda dapat menghubungi kantor kantor kami. Berikut ini adalah syarat-syarat untuk tiap negara : AUSTRALIA Surat keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

A. Pengertian Negara Maju dan Negara Berkembang

A. Pengertian Negara Maju dan Negara Berkembang BAB I NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri negara maju dan berkembang 2. Siswa mampu menjelaskan beberapa contoh negara maju dan berkembang A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pendorong meningkatnya arus migrasi internasional adalah dengan adanya perkembangan perekonomian antar negara. Sejarah mencatat berbagai ekspedisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang melanda kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur pada pertengahan tahun 1997-1998 adalah awal dari krisis moneter kawasan yang kemudian merambah menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut : 1. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember Afganistan 3 Desember September Maret 2012

Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember Afganistan 3 Desember September Maret 2012 LAMPIRAN Negara-negara yang sudah mendatangani dan meratifikasi konvensi Bom Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember 2008 Convention on Cluster Munition Negara Penandatangan Meratifikasi Mulai Berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter , telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter , telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter 1997-1998, telah dilakukan restrukturisasi sistem moneter di Indonesia. Salah satu bentuk nyata dalam restrukturisasi sistem

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Kelas 9 semester 1 NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1 2 PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

TAX JURISDICTION. Original Paper Created by : Eka Daswindar

TAX JURISDICTION. Original Paper Created by : Eka Daswindar TAX JURISDICTION Salah satu isu terpenting dalam perpajakan internasional adalah menetapkan negara mana yang mempunyai hak untuk mengenai pajak atas penghasilan. Sistem perpajakan yang berbeda dapat menyebabkan

Lebih terperinci

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Destination Country 1 Malaysia 1.807 1.320 1.178 804 1.334

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri

dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Duta Besar Niniek K. Naryatie Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Sosialisasi Kartu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia terutama negara berkembang, tak terkecuali negara-negara ASEAN. Dalam mengupayakan pembangunan

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan termasuk sebagai salah satu negara berkembang di dunia membutuhkan dana untuk mendukung pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan perekonomian dunia telah mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) mulai bergesernya

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penerimaan Dalam Negeri, (dalam miliar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penerimaan Dalam Negeri, (dalam miliar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pajak merupakan sumber penerimaan yang paling dominan, hal tersebut terbukti dari angka yang terdapat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Keimigrasian. Visa. Saat Kedatangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Keimigrasian. Visa. Saat Kedatangan. No.12, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Keimigrasian. Visa. Saat Kedatangan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR.01.06

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

William E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional

William E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional William E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional Telepon-telepon Dalam Negeri (Amerika Serikat, Kanada & Guam): 1. Melakukan Panggilan Telepon (888) 832-8357

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan adalah subsektor perkebunan. Sebagai salah satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian,

Lebih terperinci

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA 1 Pajak (1) Kehidupan dan Pajak Apabila orang yang tinggal di Jepang selama 1 tahun lebih, dan juga orang yang berkewarganegaraan asing yang mempunyai pendapatan/income perbulan, maka disamakan dengan

Lebih terperinci

KENISCAYAAN DWI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN NEGARA DAN NKRI (KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN DALAM PENERAPAN DWI KEWARGANEGARAAN)

KENISCAYAAN DWI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN NEGARA DAN NKRI (KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN DALAM PENERAPAN DWI KEWARGANEGARAAN) KENISCAYAAN DWI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN NEGARA DAN NKRI (KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN DALAM PENERAPAN DWI KEWARGANEGARAAN) OLEH : KASUBDIT STATUS KEWARGANEGARAAN A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN)

Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) Tanya Jawab: Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) Bersama Ibu Niniek Kun Naryatie Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Kementerian Luar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

Komputasi Awan sebagai Pendorong Transformasi Digital dan Teknologi Keuangan. Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada

Komputasi Awan sebagai Pendorong Transformasi Digital dan Teknologi Keuangan. Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada Komputasi Awan sebagai Pendorong Transformasi Digital dan Teknologi Keuangan Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada Komputasi Awan Sebagai Pendorong Transformasi Digital Cloud computing has

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicicil pada tahun Berdasarkan risalah Konferensi Meja Bundar, utang itu

BAB I PENDAHULUAN. dicicil pada tahun Berdasarkan risalah Konferensi Meja Bundar, utang itu BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian. Sejarah perekonomian Indonesia tak bisa dilepaskan dari masalah utang luar negeri. Utang ini belum pernah pernah surut, bahkan dari tahun ke tahun makin

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI Amalia Adininggar Widyasanti Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

PT.PRESSTI ASIA INDONESIA

PT.PRESSTI ASIA INDONESIA PT.PRESSTI ASIA INDONESIA HUBUNGI : RUSWANDI MOBILE: 085360472726 /087880708027 Specialist Import Door To Door PT.PRESSTI ASIA INDONESIA Jl. Raya Lenteng Agung Kv 22 No.20 Jakarta Tel : (62 21) 7888 6595Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek pembangunannya. Tentunya ketersediaan modal sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi. Bagi sebuah negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Moneter Amerika Serikat Fed menjalankan kebijakan moneter terutama melalui operasi pasar terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve, operasi pasar

Lebih terperinci

Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC

Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC 13 Agustus 2014 Uni Eropa adalah konsep integrasi kawasan yang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut terjadi

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi, Indonesia: Tantangan dan Peluang

Perkembangan Ekonomi, Indonesia: Tantangan dan Peluang Perkembangan Ekonomi, Indonesia: Tantangan dan Peluang Aviliani 4 Juni 2016 Proyeksi IMF Prospek ekonomi dunia masih dibayangbayangi perlambatan ekonomi China dan pengaruh penurunan harga komoditas dunia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian BAB V KESIMPULAN Pada dasarnya dalam tahapan mencapai integrasi Eropa seperti sekarang melalui proses yang cukup panjang dimulai dari pembentukan European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic

Lebih terperinci

JAKARTA, 23 JANUARI 2013 MATERI DAN TAYANGAN INI ADALAH ILUSTRASI DAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK TUJUAN KONSULTASI PUBLIK TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH

JAKARTA, 23 JANUARI 2013 MATERI DAN TAYANGAN INI ADALAH ILUSTRASI DAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK TUJUAN KONSULTASI PUBLIK TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH JAKARTA, 23 JANUARI 2013 Outline 1. Makna Redenominasi 2. Manfaat Redenominasi 3. Ilustrasi Penyederhanaan Digit 4. Penentu Keberhasilan 5. Ilustrasi Tahapan dan Kegiatan Redenominasi 6. Ilustrasi Redenominasi

Lebih terperinci