BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve,
|
|
- Siska Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Moneter Amerika Serikat Fed menjalankan kebijakan moneter terutama melalui operasi pasar terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve, operasi pasar terbuka adalah pembelian dan penjualan surat-surat berharga di pasar terbuka oleh Bank Sentral sebagai alat yang digunakan dalam implementasi kebijakan monter ( Dalam operasi pasar terbuka, Federal Reserve membeli obligasi untuk ditukar dengan uang, sehingga meningkatkan stok uang, atau menjual obligasi untuk mendapatkan uang dari pembeli obligasi, sehingga akan mengurangi stok uang. Dengan kebijakan ini Bank Sentral dapat mengendalikan ekonomi dengan cara cara ini, karena stok uang akan mempengaruhi inflasi, inflasi akan mempengaruhi konsumsi, ekspor, impor, dan perekonomian negara secara keseluruhan Fed membayar obligasi dengan uang yang dapat diciptakannya. Perlu diingat bahwa Bank Sentral adalah Lender of the Last Resort. Orang biasanya membayangkan the Fed mencetak uang yang akan digunakannya untuk membeli obligasi, meskipun hal tersebut tidak akurat benar. Ketika Fed membeli obligasi, hal itu mengurangi jumlah obligasi yang beredar di pasaran dan oleh karenanya cenderung menaikkan harganya, atau menurunkan yieldnya hanya pada suku bunga yang lebih rendah 7
2 Suku Bunga 8 masyarakat akan bersiap untuk memegang lebih kecil dari bagian kekayaannya dalam bentuk obligasi dan sebagian besar lainnya dalam bentuk uang. Berikut ialah grafik kebijakan moneter dalam operasi pasar terbuka (Dornbusch et al, 2008:250). i LM E 1/k(ΔM/P) LM i 0 i E E 1 IS 0 Y Y 0 Y Gambar 2. 1 Kebijakan Moneter Sumber: Rudiger Donbusch, 2008 Pendapatan, output Gambar 2.1 menunjukkan secara grafik bagaimana pembelian pasar terbuka bekerja. Ekuilibrium awal pada titik E berada pada kurva LM yang berhubungan dengan penawaran uang riil M/P. Sekarang perhatikan pembelian pasar terbuka oleh the Fed. Hal ini menaikkan kuantitas uang nominal dan dengan tingkat harga tertentu kuantitas uang riil. Sebagai konsekuensinya, kurva LM akan bergeser ke LM. Ekuilibrium yang baru terletak pada titik E, dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah dan
3 9 tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Tingkat pendapatan ekuilibrium naik karena pembelian pasar terbuka menurunkan suku bunga dan oleh karenanya akan meningkatkan pengeluaran investasi. Dari gambar 2.1, dapat dilihat bahwa semakin curam kurva LM, maka semakin besar perubahan pendapatan. Jika permintaan uang amat sensitif terhadap suku bunga (berhubungan dengan kurva LM yang relatif datar), perubahan pada jumlah uang beredar akan diserap pasar aset hanya dengan sedikit perubahan pada suku bunga. Dampak pembelian pasar terbuka pada pengeluaran investasi karenanya akan kecil. Sebaliknya, jika permintaan uang amat tidak sensitif terhadap suku bunga, perubahan pada jumlah uang beredar akan menyebabkan perubahan yang besar pada suku bunga dan memiliki dampak yang besar pada permintaan investasi. Sama halnya, jika permintaan uang amat sensitif terhadap pendapatan, kenaikan stok uang akan diserap oleh perubahan yang relatif kecil dalam pendapatan dan pengganda moneter akan lebih kecil. Kemudian, pada titik ekuilibrium awal (E), kenaikan penawaran uang menciptakan kelebihan penawaran uang dimana masyarakat akan menyesuaikan diri dengan mencoba membeli aset lain. Dalam prosesnya harga aset akan naik dan yield-nya menurun. Karena uang dan pasar aset menyesuaikan diri dengan cepat, kita seger bergerak ke titik E 1, dimana pasar uang berada pada keseimbangan dan masyarakat ingin memegang kuantitas uang riil yang lebih besar karena suku bunga telah turun. Namun pada titik E 1 terdapat kelebihan permintaan barang.
4 10 Turunnya suku bunga, dengan tingkat pendapatan awal Y 0, menaikkan permintaan agregat dan menyebabkan inventori menurun. Sebagai responnya, output bertambah dan kurva LM naik ke atas. Dengan demikian stok uang awalnya menyebabkan suku bunga turun seiring dengan masyarakat menyesuaikan portofolionya dan kemudian sebagai hasil dari turunnya suku bunga permintaan agregat meningkat. Kondisi perekonomian: inflasi dan output FOMC memutuskan nilai tingkat bunga melalui pandangannya tentang kondisi perekonomian Open Market Desk terlibat dalam operasi pasar terbuka untuk mencapai nilai tingkat bunga Tingkat bunga maupun penawaran uang berubah Perekonomian terpengaruh Gambar 2. 2 Perilaku Fed Sumber: Karl E. Case & Ray C. Fair, 2007:246 Pembelian dan penjualan surat berharga pemerintah oleh Fed memiliki dua efek pada saat bersamaan, yaitu mengubah penawaran uang dan mengubah tingkat bunga (Case et al, 2007:246). Jika Fed membeli surat
5 11 berharga, pembelian ini meningkatkan penawaran uang dan menurunkan tingkat bunga, dan jika Fed menjual surat berharga penjualan ini menurunkan penawaran uang dan meningkatkan tingkat bunga. Jumlah perubahan tingkat bunga bergantung pada bentuk kuva permintaan uang. Semakin curam permintaan uang, semakin besar perubahan tingkat bunga terkait suatu perubahan ukuran dalam surat berharga pemerintah. Artinya, jika Fed ingin mecapai nilai penawaran uang tertentu, Fed harus menerima berapa pun nilai tingkat bunga yang disiratkan oleh pilihan ini. Sebaliknya, jika Fed ingin mencapai nilai tingkat bunga tertentu, Fed harus menerima berapa pun nilai penawaran uang yang tersirat. Jika, misalnya, Fed ingin menurunkan tingkat bunga sebesar satu persentase poin, Fed harus terus membeli surat berharga pemerintah hingga nilai tingkat suku bunga tercapai. Sewaktu Fed membeli surat berharga pemerintah, penwaran uang naik. Pendeknya, Fed bisa menentukan nilai penawaran uang dan menerima konsekuensi tingkat bunganya, atau bisa menetapkan nilai tingkat bunga dan menerima konsekuensi penawaran uangnya. Federal Open Market Comittee (FOMC, Komite Pasar Terbuka Federal) bertemu tiap 6 minggu dan menetapkan nilai tingkat bunga. FOMC kemudian menginstruksikan Open Market Desk di Bank Federal Reserve New York untuk terus membeli atau menjual surat berharga pemerintah hingga nilai tingkat bunga yang diinginkan tercapai. FOMC mengumumkan nilai tingkat bunga pada pukul waktu AS Timur
6 12 pada hari FOMC mengadakan rapat. Ini adalah waktu utama pasar uang di seluruh dunia. Pada pukul ada ribuan orang yang mengamati layar mereka menunggu sepatah kata yang disampaikan. Jika pengumumannya mengejutkan, akan ada efek langsung dan sangat besar pada pasar obligasi dan saham. B. Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu yang telah mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai dampak Quantitative Easing (QE). Penelitian terdahulu tersebut memberikan gambaran besar bagaimana kebijakan moneter berdampak terhadap kondisi makroekonomi di beberapa negara: 1. Vector Autoregression (VAR) a. Bhattarai et al, 2015 Saroj Bhattarai dan Arpita Chatterjee (2015) melakukan penelitian dengan judul Effects of US Quantitative Easing on Emerging Market Economies, dengan lingkup studi moneter dan makroekonomi internasional. Model yang digunakan oleh penulis ialah Vector Autoregression (VAR) dengan data time series bulanan dari Januari 2008 sampai November Penelitian ini dilakukan di beberapa negara berkembang,201 diantaranya adalah Fragile Five yang dikenal sebagai negara berkembang yang rapuh, negara-negara tersebut ialah Brasil, India, Indonesia, Turki dan Afrika Selatan. Sementara negara berkembang lainnya yang menjadi sampel adalah
7 13 Chili, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Peru, Korea Selatan, Taiwan dan Thailand. Variabel yang digunakan sebagai indikator kebijakan quantitative easing (QE) Amerika Serikat di dalam penelitian ini ialah surat-surat berharga Federal Reserve, yaitu US treasury securities, Federal agency debt securities dan mortgage-backed securities. Sedangkan variabel yang digunakan penulis untuk negara-negara berkembang yang diuji ialah data output, indeks harga konsumen, nilai tukar terhadap USD, indeks pasar saham, suku bunga jangka panjang dan jangka pendek, indeks obligasi, data agregat moneter, data arus perdagangan dan data arus modal. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah, guncangan kebijakan QE Amerika Serikat menyebabkan terapresisianya nilai tukar, menurunnya yield obligasi jangka panjang dan boom pada pasar saham terhadap negara-negara berkembang yang diuji. Penulis juga menemukan efek positif dari capital flows ke negara berkembang akibat dari goncangan QE Amerika Serikat. Namun, penulis tidak menemukan adanya efek yang signifikan dari QE Amerika pada output dan indeks harga konsumen di negara berkembang yang diuji. b. Lim et al, 2014 James J. Lim, Sanker Mohapatra dan Marc Stocker (2014) melakukan penelitian dengan judul Tinker, Taper, QE, Bye? The Effect of Quantitative Easing on Financial Flows to Developing
8 14 Countries, dengan lingkup studi moneter dan makroekonomi internasional. Model yang digunakan oleh penulis ialah Vector Autoregressive (VAR) dengan data time series kuartalan dari tahun 2000 sampai Variabel yang digunakan antara lain adalah suku bunga, arus keuangan agregat, portofolio dan FDI di negara berkembang terpilih. Negara berkembang yang terpilih sebagai sampel antara lain adalah Albania, Argentina, Armenia, Azerbaijan, Bangladesh, Belarus, Belize, Brasil, Bulgaria, Tanjung Verde, Chili, Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Kosta Rika, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, El Savador, Georgia, Guatemala, Honduras, India, Indonesia, Yordania, Kazakhstan, Republik Kyrgyz, Laos, Latvia, Lebanon, Lesotho, Lituania, Republik Makedonia, Malaysia, Mauritius, Meksiko, Moldova, Mongolia, Maroko, Mozambik, Namibia, Nikaragua, Nigeria, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Filipina, Rumania, Rusia, Seychelles, Afrika Selatan, Sri Lanka, Suriname, Thailand, Turki, Uganda, Ukraina, Uruguay, Venezuela dan Vietnam. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1. Efek dari kebijakan QE Amerika Serikat memberikan dampak sebesar rata-rata 0.08 dan 0.09 persen (setengah dari standar deviasi) untuk satu perubahan standar deviasi di variabel yang terkait dengan QE, untuk rata-rata negara, per kuartal.
9 15 2. Ditemukan adanya heterogenous effect, terutama pada aliran portofolio yang mendorong banyak di panel, dengan FDI yang tersisa sebagian besar tidak sensitif terhadap saluran QE terkait. c. Georgiadis, 2015 Georgios Georgiadis (2015) melakukan penelitian dengan judul Determinants of Global Spillovers from US Monetary Policy, dengan ruang lingkup moneter internasional. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Vector Autoregressive (GVAR) dengan data time series dari tahun 1999 sampai Variabel yang digunakan sebagai determinan dari spillover kebijakan QE Amerika Serikat antara lain adalah saham industri manufaktur, pasar tenaga kerja, GDP, kualitas institusi, integrasi perdagangan dan integrasi keuangan. Penelitian bertujuan untuk melihat efek kebijakan ekonomi Amerika Serikat kepada ekonomi global, negara yang digunakan sebagai sampel antara lain adalah Albania, Australia, Austria, Negaranegara Baltik, Belgia, Bulgaria, Bolivia, Brasil, Kanada, Swiss, Chili, Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Kosta Rika, Ceko, Jerman, Denmark, Mesir, Spanyol, Finlandia, Perancis, Britania Raya, Yunani, Hong Kong, Hongaria, Indonesia, India, Republik Irlandia, Italia, Yordania, Jepang, Korea Selatan, Luksemburg, Meksiko, Malaysia, Belanda, Norwegia, Selandia Baru, Filipina, Polandia, Portugal,
10 16 Paraguay, Rumania, Rusia, Singapura, Slowakia, Slovenia, Swedia, Thailand, Turki, Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagian besar negara sampel menunjukkan hasil positif terpengaruh oleh kebijakan quantitative easing Amerika Serikat. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Albania, Australia, Austria, Belgia, Bulgaria, Bolivia, Brasil, Kanada, Swiss, Chili, Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Kosta Rika, Ceko, Jerman, Denmark, Mesir, Spanyol, Finlandia, Perancis, Britania Raya, Hong Kong, Hongaria, India, Italia, Yordania, Jepang, Korea Selatan, Meksiko,Belanda, Norwegia, Selandia Baru, Polandia, Portugal, Paraguay, Rumania, Slowakia, Slovenia, Swedia, Turki, Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Terutama Rusia, negara-negara Baltik, Yunani, Irlandia dan Luksemburg menunjukkan hasil spillover yang paling besar dan kuat, sehingga paling terpengaruh oleh kebijakan QE. 2. Sebaliknya, negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura tidak terlalu terpengaruh oleh adanya kebijakan quantitative easing Amerika Serikat. Dan khususnya Cina, yang menunjukkan hasil yang paling lemah dibandingkan
11 17 negara lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa Cina merupakan negara yang paling tidak terpengaruh oleh QE Amerika Serikat. 2. Vector Error Correction Model (VECM) a. Chen et al, 2015 Qianyeng Chen, Andrew Filardo, Dong He dan Feng Zu (2015) melakukan penelitian dengan judul The financial crisis, U.S. unconventional policy and international spillovers, dengan lingkup studi monter internasional. Model yang digunakan oleh penulis adalah Global Vector Error Correction Model (GVECM). Krisis subprime mortgage tahun di Amerika Serikat dan The Great Recession memberikan imbas pada desain dan implementasi kebijakan moneter di Amerika Serikat. Untuk merespon krisis, Fed menurunkan suku bunga Fed hingga mendekati nol, selain Fed juga mengambil langkah-langkah yang dianggap tidak konvensional. Studi ini mencoba mempelajari bagaimana dampak dari kebijakan tidak konvensional tersebut. Variabel yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain ialah pertumbuhan PDB riil, indeks harga konsumen, indikator kebijakan moneter, pertumbuhan kredit, dan nilai tukar. Studi ini merupakan lingkup moneter internasional karena negara yang diteliti sebagai sampel penerima imbas QE Amerika Serikat beragam diantaranya adalah Republik Rakyat Tiongkok,
12 18 Brasil, Uni Eropa, Argentina, Hongkong, Malaysia, Singapura dan Meksiko. Hasil dari penelitian ini, yang pertama penulis menemukan bahwa tindakan QE memiliki efek yang cukup besar, bervariasi secara signifikan di masing-masing negara sampel. Kedua, kebijakan moneter dan nilai tukar memiliki tanggapan yang beragam di negara berkembang. Ketiga, QE Amerika Serikat memiliki efek yang luas terhadap persamaan harga global. Keempat, efeknya memiliki dampak yang lebih besar pada negara berkembang ketimbang ekonomi AS sendiri. b. Belke et al, 2016 Ansgar Belke, Daniel Gros dan Thomas Osowski (2016) melakukan penelitian dengan judul, Did quantitative easing affect interest rates outside the US? New evidence based on interest rate differentials dengan lingkup studi moneter interasional. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Error Correction Model (VECM) dengan data time series dari tahun 2002 sampai Variabel yang digunakan adalah suku bunga, nilai tukar terhadap USD dan inflasi. Hasil dari penelitian ini adalah penulis tidak menemukan adanya bukti signifikan di dalam hubungan antara kebijakan QE Amerika Serikat dengan suku bunga Eropa
13 19 Berikut adalah perbedaan dan persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dipelajari sebagai kajian studi pustaka. Persamaan penelitian: 1. Informasi dan data dibuat luas, tepatnya penulis menggunakan data time series bulanan selama delapan tahun yakni periode 2007 hingga Terdapat beberapa variabel yang sama dengan penelitian terdahulu yakni indeks inflasi, nilai tukar, dan suku bunga. 3. Penulis menggunakan model Vector Error Correction Model atau Model VECM. Perbedaan penelitian: 1. Perbedaan penggunaan variabel oleh penulis yaitu variabel ekspor, variabel impor dan suku bunga Fed. 2. Penulis menambahkan data lima negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang serta landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menyusun suatu kerangka pemikiran dengan skema di Gambar 2.2. Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana pengaruh kebijakan quantitative easing oleh Amerika Serikat terhadap masing-masing variabel ekonomi diantaranya LN_EX sebagai variabel ekspor, LN_IM sebagai variabel
14 20 impor, LN_EXC sebagai variabel nilai tukar, LRAT sebagai variabel suku bunga kredit dan INF sebagai variabel inflasi. Quantitative Easing LN_EX LN_IM LN_EXC LRAT INF Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis Sesuai dengan hasil dari studi pustaka jurnal dari penelitian-penelitian terdahulu, maka penulis menyusun hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan jangka panjang antara kebijakan quantitative easing Amerika Serikat dengan variabel ekonomi ASEAN-5, yaitu ekspor, impor, nilai tukar, suku bunga kredit dan inflasi. 2. Terdapat hubungan jangka pendek antara kebijakan quantitative easing Amerika Serikat dengan variabel ekonomi ASEAN-5, yaitu ekspor, impor, nilai tukar, suku bunga kredit dan inflasi.
15 21 3. Terdapat perbedaan pola respon variabel ekonomi ASEAN-5, yaitu ekspor, impor, nilai tukar, suku bunga kredit dan inflasi terhadap kebijakan quantitative easing Amerika Serikat.
16 22
Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia
Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia Berikut ini adalah daftar negara-negara yang telah terkena atau telah, atau sedang maupun bom curah. Catatan disertakan di bagian bawah tabel untuk menunjukkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan. Bebas Visa. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciJUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012
JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 Bulan : Januari 2012 Lokasi pengambilan tiket masuk No Negara Asal 1 Afrika Selatan 3 1 4 4 3 7 - - - 11 2 Amerika Serikat 258 315
Lebih terperinci7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan
Tabel 8.4.4. Penggunaan Kerja Asing Di Indonesia Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pekerjaan/Jabatan sampai dengan 31 Mei 2010 Jenis Pekerjaan/Jabatan Usaha Produksi, No Lapangan Usaha Kepemimpina Tata
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA
REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN
Lebih terperinciDaftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya.
Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya. A. Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA
REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan IV dan Januari Desember Tahun 2017 Jakarta, 30 Januari 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN IV DAN JANUARI - DESEMBER 2017:
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017
Invest in remarkable indonesia indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in Invest
Lebih terperinciCluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember Afganistan 3 Desember September Maret 2012
LAMPIRAN Negara-negara yang sudah mendatangani dan meratifikasi konvensi Bom Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember 2008 Convention on Cluster Munition Negara Penandatangan Meratifikasi Mulai Berlaku
Lebih terperinciPT.PRESSTI ASIA INDONESIA
PT.PRESSTI ASIA INDONESIA HUBUNGI : RUSWANDI MOBILE: 085360472726 /087880708027 Specialist Import Door To Door PT.PRESSTI ASIA INDONESIA Jl. Raya Lenteng Agung Kv 22 No.20 Jakarta Tel : (62 21) 7888 6595Fax
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL Fitri Dwi Lestari UNIVERSITAS GUNADARMA 1 IF2151/Relasi dan Fungsi 2 KONSEP IDEOLOGI Ideologi sebagai penegas identitas bangsa atau untuk menciptakan rasa kebersamaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciM A K A L A H. Tentang : Negara Maju Dan Berkembang. Disusun Oleh :
M A K A L A H Tentang : Negara Maju Dan Berkembang Disusun Oleh : KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr..Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciAnggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster Pertama No. Negara 1 Republik Rakyat China Anggota Klaster Kedua No. Negara 1 Malaysia 2 Singapura Anggota Klaster Ketiga No Negara
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008
38 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 198-28 Berdasarkan Gambar 4.1, periode 198 hingga 28 perkembangan GDP pertanian negara-negara
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu aset tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang akan memberikan imbal hasil di masa yang akan
Lebih terperinciVI. PEREDARAN HASIL HUTAN
VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan Ekspor produk kayu olahan, terdiri dari : kelompok kayu gergajian (HS 447), veneer (HS 448), papan partikel (HS 441), kayu lapis (HS 4412), papan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$62,45 juta, turun 29,68 persen dibanding
Lebih terperinciEF EPI EF SET. Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF. /epi. Tes Bahasa Inggris standar EF IKUTI GRATIS
EF EPI Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF IKUTI GRATIS EF SET Tes Bahasa Inggris standar EF www.efset.org 2017 www.ef.com /epi APA YANG BARU DI TAHUN INI? 1. Tujuh negara baru: Angola, Bangladesh, Kamerun,
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak komunikasi yang dilakukan oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas return indeks
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Desember sebesar US$69,62 juta, naik 49,17 persen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/11/62/Th. IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan ember 2015 sebesar US$49,69 juta, turun 7,90
Lebih terperinciEF EPI EFSET EF EPI. Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF. Tes Bahasa Inggris standar EF Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF
EF EPI Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF EF EPI Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF IKUTI GRATIS EFSET Tes Bahasa Inggris standar EF www.efset.org HUBUNGI KAMI www.ef.com/epi Hak Cipta 2016 EF Education
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Harga Minyak Mentah Dunia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal
Lebih terperinciBUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
Lebih terperinciWilliam E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional
William E. Connor & Associates Ltd. Instruksi-instruksi Melakukan Telepon Bebas Pulsa Internasional Telepon-telepon Dalam Negeri (Amerika Serikat, Kanada & Guam): 1. Melakukan Panggilan Telepon (888) 832-8357
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat perhatian lebih dari seluruh dunia sebagai sumber perekonomian dan devisa negara. Industri pariwisata
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSiegling total belting solutions. Pergerakan adalah bisnis kami
Siegling total belting solutions Pergerakan adalah bisnis kami dinamis Gerakan Dinamis adalah bisnis kami Keadaan pasar saat ini menuntut tingkat fleksibilitas dan dinamisme yang tinggi di semua bidang
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciTABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN
TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Destination Country 1 Malaysia 1.807 1.320 1.178 804 1.334
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu proses yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu proses yang menjelaskan bagaimana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral mempengaruhi aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pembangunan ekonomi internasional yang semakin terkait dan adanya interdependensi antar negara, arus perdagangan barang juga mengalami perkembangan
Lebih terperinciMENCAPAI TUJUAN DENGAN CARA YANG BENAR KODE ETIK BISNIS
MENCAPAI TUJUAN DENGAN CARA YANG BENAR KODE ETIK BISNIS MENCAPAI TUJUAN DENGAN CARA YANG BENAR KODE ETIK BISNIS INI MEMBERIKAN GAMBARAN UMUM KEPADA KARYAWAN, PEMASOK, DAN MITRA BISNIS KITA MENGENAI KOMITMEN
Lebih terperinciStatuta. Komisariat Tinggi
Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan PengunGsi RESOLUSI MAJELIS UMUM 428 (V) 14 Desember 1950 STATUTA KOMISARIAT TINGGI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA URUSAN PENGUNGSI dengan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amerika Serikat memiliki salah satu pasar keuangan terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) merupakan bursa terbesar
Lebih terperinciINFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA
1 Pajak (1) Kehidupan dan Pajak Apabila orang yang tinggal di Jepang selama 1 tahun lebih, dan juga orang yang berkewarganegaraan asing yang mempunyai pendapatan/income perbulan, maka disamakan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia terutama negara berkembang, tak terkecuali negara-negara ASEAN. Dalam mengupayakan pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan
Lebih terperinciMakalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti
Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti KELAS 9B SMPI AL AZHAR 8 KEMANG PRATAMA TAHUN AJARAN 2009/2010 Kata Pengantar Assalamu alaikun Wr. Wb. Puji
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi, Indonesia: Tantangan dan Peluang
Perkembangan Ekonomi, Indonesia: Tantangan dan Peluang Aviliani 4 Juni 2016 Proyeksi IMF Prospek ekonomi dunia masih dibayangbayangi perlambatan ekonomi China dan pengaruh penurunan harga komoditas dunia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/07/62/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Mei 2015 sebesar US$121,89 juta, turun 1,85 persen dibanding
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciEF EPI EFSET. Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF. Lihat halaman 5. MELIHAT KE DEPAN: The EF Standard English Test
EF EPI Indeks Kecakapan Inggris EF MELIHAT KE DEPAN: EFSET The EF Standard English Test Lihat halaman 5 www.ef.com/epi 2015 1 Berpartisipasi di EF EPI: ikuti tes gratis EFSET di efset.org DAFTAR ISI 03
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/06/62/Th. IX, 1 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$124,19 juta, turun 13,01 persen dibanding bulan yang
Lebih terperinciEF EPI. EF English Proficiency Index.
EF EPI EF English Proficiency Index www.ef.com/epi 2014 www.ef.edu/epi P.10 BRIC P.18 EROPA P.22 AMERIKA LATIN 2 www.ef.com/epi DAFTAR ISI 04 Tentang EF EPI Edisi Keempat 06 Ringkasan Eksekutif 08 Peringkat
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 3-7 September 2012
HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Disaat kinerja ekonomi Asia dan BRIC menjadi perhatian banyak pihak, ternyata benua Afrika merupakan salah satu kawasan di dunia yang tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Latar belakang kenaikan harga minyak dunia yang terjadi akhir-akhir ini berbeda dengan fenomena kenaikan harga minyak dunia sebelumnya. Saat ini, kenaikan harga minyak
Lebih terperinciNeraca Perdagangan Beberapa Negara (juta US$),
Negara Export t Beberapa Negara (juta US$), 2000-2014 2012 2013 2014 beberapa Negara beberapa Negara beberapa Negara Amerika Serikat 1545710 2336520-790810 1579050 2329060-750010 1623410 2410440-787030
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir ini (1993-2012) Indonesia mengalamai dua kali krisis keuangan, yang pertama terjadi pada tahun 1998 yang pada saat itu nilai tukar rupiah
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Untuk menilai peningkatan pendapatan masyarakat
Lebih terperinciSEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?
Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik
Lebih terperinciA. PERKEMBANGAN EKSPOR
No. 03/01/81/Th. VI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR & IMPOR MALUKU NOVEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Maluku bulan adalah sebesar US$ 11,27 juta, naik 60,54 persen dibandingkan nilai ekspor.
Lebih terperinciFokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global
Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa Gubernur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Jasa transportasi, jasa pendidikan, jasa reparasi,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non
Lebih terperinciIkhtisar Perekonomian Mingguan
18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan komunikasi dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya globalisasi batasan geografis antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian tentang dampak spillover terhadap shock yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi penelitian tentang dampak spillover terhadap shock yang terjadi di suatu negara terhadap negara lain telah banyak dilakukan. Penelitian tentang pengaruh
Lebih terperinciStudi Investor Global 2017
Studi Investor Global 2017 Perilaku investor: dari prioritas ke ekspektasi Studi Investor Global 2017 1 Daftar Isi 3 11 Ikhtisar Generasi milenial memiliki situasi yang bertentangan 4 12 Tren global menunjukkan
Lebih terperinciEconomic and Market Watch. (February, 6th, 2012)
Economic and Market Watch (February, 6th, 2012) Ekonomi Global Pengangguran AS kembali turun Sejak September 2011, tingkat pengangguran AS terus mengalami penurunan dan mencapai 8,5 persen di akhir tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016
No. 57/10/17/Th. VII, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 18,26 juta. Nilai Ekspor ini mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciKAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 82 TAHUN 2014 TANGGAL : 19 DESEMBER 2014 TENTANG : PERJALANAN DINAS Jenis dan Kelas Angkutan Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil NO. URAIAN KAPAL KAPAL KERETA
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.
54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016
No. 51/09/17/Th. VII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 7,58 juta. Nilai Ekspor ini mengalami penurunan
Lebih terperinciKETENTUAN INTERNASIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 2. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia
KETENTUAN INTERNASIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 2 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia 1 LATAR BELAKANG Ketentuan Internasional tentang Hak Asasi Manusia terdiri dari DUHAM, Kovenan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT
Lebih terperinciMarkit PMI / 2. Markit PMI TM
PMI Markit PMI Ikhtisar PMI 3 Mengapa harus ambil bagian? 4 Metodologi Survei 5 Cakupan Survei 6 Testimoni 7 Menafsirkan Data Survei PMI 8 Siklus boom-bust 8 Output, Permintaan Baru & Penumpukan Pekerjaan
Lebih terperinciMARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The Fed Pada Ekonomi Global
MARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The Fed Pada Ekonomi Global Bulan Mei 2013 lalu market dikejutkan oleh pernyataan dari ketua The Fed Ben Bernanke, mengenai kelangsungan dari program quantitative
Lebih terperinciRENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013
RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013 No Sektor Ekonomi (Ribu Rp ) Kerja (Org) (Ribu Rp ) Kerja (Org) 1 Petanian Tanaman Pangan 1 40.000.000 200
Lebih terperinci2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal dianggap sebagai sarana pembentuk modal dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap kestabilan kegiatan perekonomian. Di negara seperti indonesia sering
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang umumnya memiliki struktur perekonomian yang masih bercorak agraris yang masih sangat rentan dengan adanya goncangan terhadap kestabilan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sehingga keadaan suatu negara dalam dunia perdagangan internasional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%
1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur,
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR
49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu, Federal Reserve (bank sentral Amerika) dan bank sentral dari negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsekuensi dari krisis keuangan global yang mulai terjadi pada tahun 2008 lalu, Federal Reserve (bank sentral Amerika) dan bank sentral dari negara-negara maju harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang
Lebih terperinciEUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA
EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:
Lebih terperinci