BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat perhatian lebih dari seluruh dunia sebagai sumber perekonomian dan devisa negara. Industri pariwisata yang bersifat dapat diperbaharui (renewable resources) dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang dibandingkan komoditas lain yang bersifat tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources), misalnya minyak & gas bumi yang merupakan komoditas andalan berbagai negara hingga saat ini. Oleh karena itu, negara di berbagai belahan dunia telah menciptakan branding pariwisatanya sendiri sebagai upaya untuk menarik wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Di Asia misalnya, The Green Heart of Borneo (Brunei Darussalam), Cambodia Kingdom of Wonder (Kamboja), Simply Beautiful (Laos), Mystical Myanmar (Myanmar), It's More Fun in the Philippines (Filipina), Your Singapore (Singapura), Amazing Thailand Always Amazes You (Thailand), Timeless Charm (Vietnam), dan Truly Asia (Malaysia). Di Indonesia, branding pariwisata yang digunakan adalah Visit Indonesia Year. Visit Indonesia Year telah digunakan sejak tahun 1991 namun baru mendapat perhatian pada tahun 2008, yaitu sejak diluncurkannya Visit Indonesia Year 2008 yang diresmikan pada tanggal 26 Desember 2007 oleh Departemen Budaya dan Pariwisata Indonesia. Tujuan Visit Indonesia Year 2008 adalah untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia 1

2 Kedatangan Wisatawan Internasional (Jiwa) Pertumbuhan Kedatangan Wisatawan Internasional (%) dengan menargetkan 7 juta wisatawan, selain itu program ini sekaligus merayakan 100 tahun kebangkitan bangsa tahun Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia menetapkan Wonderful Indonesia sebagai branding baru pariwisata menggantikan branding sebelumnya, dan masih digunakan hingga saat ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini periode penelitian dimulai pada tahun Selama masa branding tersebut, jumlah kedatangan wisatawan internasional ke Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Tahun 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 Jumlah Kedatangan Wisatawan Internasional (Jiwa) Pertumbuhan Kedatangan Wisatawan Internasional (%) Sumber: BPS (2015) Gambar 1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Internasional di Indonesia, Gambar 1.1 menunjukkan data jumlah dan pertumbuhan kedatangan wisatawan internasional. Tahun pertama dikenalkannya Visit Indonesia Year 2008, jumlah kedatangan wisatawan internasional sebanyak jiwa atau tumbuh 13,2 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2009, kedatangan wisatawan internasional naik menjadi jiwa atau tumbuh 1,4 persen. Pada 2010, 2

3 baik jumlah maupun pertumbuhan kedatangan wisatawan internasional samasama naik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menjadi jiwa dan pertumbuhan naik sebesar 10,7 persen. Saat branding Indonesia mengalami perubahan menjadi Wonderful Indonesia pada 2011, kedatangan wisatawan internasional meningkat menjadi jiwa atau tumbuh 9,2 persen. Tahun 2012 dan 2013 jumlah wisatawan internasional terus mengalami peningkatan yaitu dari jiwa menjadi jiwa atau pertumbuhannya naik dari 5,2 persen menjadi 9,4 persen. Berdasarkan data terakhir yang tersedia yaitu tahun 2014, jumlah kedatangan wisatawan internasional tetap mengalami peningkatan hingga jiwa atau tumbuh 7,2 persen. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun dari sisi pertumbuhan kedatangan wisatawan internasional tidak selalu mengalami peningkatan, namun jumlah kedatangan wisatawan internasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Industri pariwisata sangat penting dibahas dalam berbagai penelitian karena memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, antara lain pengentasan kemiskinan, menekan angka pengangguran, dan meningkatkan pembangunan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Katafano dan Gounder (2004:2) menunjukkan bahwa pariwisata memberikan banyak manfaat di Fiji. Dua manfaat yang terpenting adalah sebagai sumber devisa dan menciptakan lapangan pekerjaan. Hasil penelitian Muhanna (2007:37) di Afrika Selatan, menyatakan bahwa pengembangan pariwisata dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Afrika Selatan. Donaldson (2007:345) meneliti hubungan antara pariwisata, pembangunan, dan pengentasan kemiskinan di Guizhou dan Yunnan, yaitu sebuah 3

4 desa di China, menyatakan bahwa di Yunnan, meskipun kontribusi pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi tergolong cepat namun tidak mengurangi kemiskinan di desa tersebut sebagaimana yang diharapkan dari suatu desa berindustri besar. Sebaliknya, di Guizhou dengan industri pariwisata yang relatif kecil, meskipun tidak berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan, namun berdistribusi besar di wilayah miskin tersebut dan menyediakan partisipasi langsung untuk masyarakat miskin. Penelitian di Brazil yang dilakukan oleh Blake, et al (2008:124) menyatakan bahwa pariwisata memiliki dampak positif pada semua kelompok pendapatan yaitu menguntungkan rumah tangga dengan pendapatan terendah tetapi tidak sebanyak beberapa kelompok yang memiliki pendapatan lebih tinggi. Di Chili, pengeluaran wisatawan internasional yang berkunjung ke Chili selama tahun mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Chili (Brida et al, 2008:5). Bisnis internasional juga sangat mendorong Malaysia sebagai negara tujuan wisata. Meningkatnya jumlah perjalanan bisnis, terutama di daerah tujuan wisata (DTW) dapat ditentukan oleh tingkat kegiatan bisnis antara Malaysia dan mitra ekonominya (Habibi dkk., 2008:12). 4

5 Di Indonesia, industri pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Berdasarkan data Kemenparekraf, selama tahun 2009 hingga 2013 industri pariwisata Indonesia termasuk ke dalam lima besar penyumbang devisa nasional dibandingkan dua belas komoditas terbesar lainnya. Tabel 1.1 Ranking Devisa Pariwisata di Indonesia, Rank Jenis Komoditas Nilai (Juta US$) Jenis Komoditas Nilai (Juta US$) Jenis Komoditas Nilai (Juta US$) Jenis Komoditas Nilai (Juta US$) Jenis Komoditas Nilai (Juta US$) 1 Minyak & gas ,30 Minyak & gas ,60 Minyak & gas ,10 Minyak & gas ,00 Minyak & gas ,2 bumi bumi bumi bumi bumi 2 Batu bara ,30 Batu bara ,30 Batu bara ,80 Batu bara ,30 Batu bara ,4 3 Minyak kelapa ,62 Minyak kelapa ,97 Minyak kelapa ,30 Minyak kelapa ,00 Minyak kelapa ,1 sawit sawit sawit sawit sawit 4 Pariwisata 6.298,02 Karet olahan 9.314,97 Karet olahan ,20 Karet olahan ,50 Pariwisata ,1 5 Pakaian jadi 5.735,60 Pariwisata 7.602,45 Pariwisata 8.554,40 Pariwisata 9.120,85 Karet olahan 9.316,6 6 Karet olahan 4.870,68 Pakaian jadi 6.598,11 Pakaian jadi 7.801,50 Pakaian jadi 7.304,70 Pakaian jadi 7.501,0 7 Alat listrik 4.580,18 Alat listrik 6.337,50 Alat listrik 7.364,30 Alat listrik 6.481,90 Alat listrik 6.418,6 8 Tekstil 3.602,78 Tekstil 4.721,77 Tekstil 5.563,30 Tekstil 5.278,10 Makanan 5.434,8 olahan 9 Kertas dan barang dari kertas 3.405,01 Kertas dan barang dari kertas 4.241,79 Makanan olahan 4.802,10 Makanan olahan 5.135,60 Tekstil 5.293,6 10 Makanan olahan 2.960,73 Makanan olahan 3.620,86 Bahan kimia 4.630,00 Kertas dan barang dari kertas 11 Kayu olahan 2.275,32 Bahan kimia 3.381,85 Kertas dan barang dari kertas 3.972,00 Kertas dan barang dari kertas 3.802, ,40 Bahan kimia 3.636,30 Kayu olahan 3.514,5 12 Bahan kimia 2.155,41 Kayu olahan 2.870,49 Kayu olahan 3.288,90 Kayu olahan 3.337,70 Bahan kimia 3.501,6 Sumber: (2015) 5

6 Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa selama tahun 2009 hingga 2013 industri pariwisata selalu berada di posisi lima besar dalam menyumbang devisa nasional. Pada 2009, pariwisata berada di ranking empat setelah minyak & gas bumu, batu bara, dan minyak kelapa sawit dengan nilai sebesar US$6.298,02 juta. Pada 2010, pariwisata turun di ranking lima dan posisi sebelumnya digantikan oleh komoditas karet olahan. Meskipun demikian, jumlah devisa yang dihasilkan meningkat menjadi US$7.602,45 juta. Pada 2011 dan 2012, industri pariwisata tetap bertahan di ranking lima, namun terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu US$8.554,40 juta dan US$9.120,85 juta. Data tahun terakhir yang disediakan oleh Kemenparekraf, 2013, indutri pariwisata menggeser karet olahan dan kembali menempati posisi empat sama seperti di tahun 2009, bedanya adalah jumlah devisa yang dihasilkan jauh lebih besar yaitu hingga mencapai US$10.054,1 juta. Jadi, dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa devisa yang dihasilkan dari industri pariwisata selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pendapatan yang diterima dari industri pariwisata memberikan kontribusi penting bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontribusi tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut. 6

7 Tabel 1.2 Kontribusi Pariwisata terhadap Total PDB (Atas Dasar Harga Berlaku) di Indonesia, Tahun Kontribusi PDB PDB Pariwisata Total PDB Pariwisata terhadap (Miliar Rupiah) (Miliar Rupiah) Total PDB (%) , ,4 3, , ,4 3, , ,9 3, ,1 2, , ,9 2, * , ,5 3, ** , ,9 3,11 Catatan: *Angka Sementara **Angka sangat Sementara Sumber: BPS (2015), diolah Tabel 1.2 menunjukkan kontribusi pariwisata terhadap total PDB (atas dasar harga berlaku) di Indonesia selama Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata kontribusi PDB pariwisata terhadap total PDB adalah 3 persen per tahun. Selama periode tersebut, kontribusi tertinggi PDB pariwisata terhadap total PDB adalah pada tahun 2014 yaitu 3,11 persen atau sebesar Rp ,8 miliar. Sedangkan kontribusi terendah adalah pada tahun 2011 yaitu 2,92 persen atau sebesar Rp miliar. Selain sebagai salah satu sumber utama devisa dan PDB, industri pariwisata juga berperan dalam perdagangan internasional yaitu total ekspor barang dan jasa. Menurut United Nations World Tourism Organization (UNWTO) [ 2015], pariwisata internasional telah menghasilkan US$1,5 trilyun dari pendapatan ekspor dunia pada tahun Sedangkan di Indonesia, World Bank (2015) menyediakan data kontribusi pariwisata internasional terhadap total ekspor Indonesia selama sebagai berikut. 7

8 Tabel 1.3 Kontribusi Pariwisata Internasional terhadap Total Ekspor Barang dan Jasa di Indonesia, Tahun Pariwisata internasional, Pariwisata internasional, penerimaan penerimaan (% dari total ekspor) (US$ Juta) , , , , , Sumber: World Bank (2015) Tabel 1.3 menunjukkan kontribusi pariwisata internasional terhadap ekspor Indonesia selama Kontribusi tertinggi pariwisata internasional terhadap total ekspor adalah pada tahun 2008 sebesar 5,52 persen atau US$8.150 juta dan kontribusi terendah adalah pada tahun 2011 yaitu 4,24 persen atau US$9.038 juta. Jika dilihat dari persentase terhadap total ekspor, rata-rata kontribusi pariwisata internasional selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Namun, jika dilihat dari nominal dolar yang dihasilkan, trend kontribusi pariwisata cenderung meningkat selama periode Selain berkontribusi besar terhadap sumber-sumber perekonomian Indonesia, industri pariwisata juga merupakan industri dengan PDB yang mampu tumbuh melebihi total PDB pada kondisi krisis. Pada pertengahan tahun 2008 dunia diguncang dengan adanya krisis finansial global yang mempengaruhi seluruh perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Karena hal tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia turun pada tahun 2009, namun pertumbuhan industri pariwisata justru meningkat tajam bahkan tertinggi selama 8

9 Pertumbuhan PDB (%) periode Data pertumbuhan PDB pariwisata dan total PDB di Indonesia disajikan pada Gambar 1.2 sebagai berikut. 8 7, ,28 6,01 6,49 6,22 6,26 5,87 5,81 4,63 4,51 6,51 6,21 5,73 5, Pertumbuhan PDB Pariwisata Pertumbuha PDB Nasional Tahun Sumber: BPS (2015) Gambar 1.2 Perbandingan Pertumbuhan PDB Pariwisata terhadap Total PDB di Indonesia, Gambar 1.2 menunjukkan bahwa pada masa krisis global 2008 memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia tahun Pertumbuhan ekonomi nasional turun menjadi 4,63 persen pada tahun 2009 yang sebelumnya sebesar 6,01 persen pada tahun Sementara ekonomi pariwisata menunjukkan hal yang berbeda, pada 2008 pertumbuhan pariwisata sebesar 6,28 persen dan naik menjadi 7,42 persen pada tahun Berdasarkan bukti tersebut, industri pariwisata dapat digunakan sebagai sabuk pengaman yaitu sebagai salah satu industri yang dapat diandalkan dalam meningkatkan perekonomian nasional. 9

10 Pentingnya peran industri pariwisata bagi perekonomian Indonesia membuat pemerintah serius dalam mengembangkan industri ini. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , sasaran pembangunan pariwisata pada jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di tahun 2015 adalah sebesar 11,2 juta jiwa, 13 juta jiwa pada tahun 2016, dan 20 juta jiwa pada tahun Sementara itu Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam siaran pers pada 19 maret 2015 menyatakan bahwa tahun 2015 pemerintah menargetkan 12 juta wisatawan dan 20 juta wisatawan internasional yang datang ke Indonesia pada tahun 2019 dengan rata-rata pertumbuhan naik sebesar 16 persen per tahun. Dengan sasaran tersebut, pemerintah harus mengoptimalkan hubungan antar negara serta promosi ke seluruh negara terutama negara-negara sebagai pengunjung terbesar tiap tahunnya. Gambar 1.3 menunjukkan 20 negara dengan jumlah wisatawan terbesar yang datang ke Indonesia selama 2002 hingga

11 20 Negara Asal Wisatawan Pengunjung Terbesar Pariwisata di Indonesia, Singapura Malaysia Australia Jepang Republik Cina Republik Korea Taiwan Amerika Serikat Inggris Raya Filipina Jerman Perancis Belanda India Timur Tengah Thailand Hongkong Rusia Spanyol&Portugal Italia Sumber: BPS (2015) Gambar 1.3 Jumlah Wisatawan Terbesar yang Datang ke Indonesia Berdasarkan Negara Tempat Tinggal, Gambar 1.3 menunjukkan 20 negara dengan jumlah wisatawan terbesar yang datang ke Indonesia berdasarkan negara tempat tinggal selama periode 2002 hingga Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa Singapura, Malaysia, dan Australia merupakan tiga negara terbesar yang mengunjungi Indonesia. Salah satu alasan hal tersebut adalah karena berdasarkan letak geografis ketiganya merupakan negara-negara yang paling dekat dengan Indonesia. Oleh karena itu, Singapura, Malaysia, dan Australia digunakan sebagai unit analisis dalam penelitian ini. Jumlah wisatawan yang datang di Indonesia dari ketiga negara tersebut selama periode masing-masing sebesar jiwa, 11

12 jiwa, dan jiwa. Sedangkan Rusia, Spanyol & Portugal, dan Italia merupakan tiga negara terendah yang mengunjungi Indonesia di antara 20 negara lainnya. Masing-masing jiwa, jiwa, dan jiwa. Untuk mencapai 20 juta wisatawan pada tahun 2019, pemerintah setidaknya dapat mengontrol melalui perkembangan permintaan pariwisata dari negara-negara tersebut terutama Singapura, Malaysia, dan Australia sebagai negara dengan jumlah pengunjung terbesar yang datang ke Indonesia. Selain itu, untuk mencapai seluruh sasaran RPJMN , pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan dalam industri pariwisata. Antara lain, mengoptimalkan kebijakan tax refund, penguatan brand Wonderful Indonesia, pengembangan jalur yacht, mengintegrasikan e-tourism berbasis teknologi, dan strategi pemasaran DOT (Destination, Origin, Time). Selain itu, kebijakan terbaru yang diambil oleh pemerintah Indonesia adalah memberlakukan bebas visa kunjungan terhadap 45 negara tertentu. Kebijakan tersebut diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan yang disahkan oleh presiden pada 9 juni Dalam lampiran Perpres tersebut telah ditetapkan sebanyak 30 negara tertentu bebas visa kunjungan (Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Mexico, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan), 13 negara tertentu dan pemerintah wilayah administratif khusus dari negara tertentu bebas visa kunjungan (Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Phillipina, Chili, 12

13 Maroko, Peru, Vietnam, Ekuador, Kamboja, Laos, dan Myanmar), dan dua negara dari pemerintah wilayah administratif khusus dari negara tertentu [Hongkong Special Administration Region (Hongkong SAR) dan Macao Special Administration Region (Macao SAR)]. 1.2 RUMUSAN MASALAH Sasaran yang ditetapkan pemerintah terhadap kedatangan wisatawan internasional ke Indonesia sebesar 11,2 juta hingga 12 juta jiwa pada tahun 2015 dan 20 juta jiwa pada tahun 2019 mendorong pemerintah untuk menetapkan berbagai kebijakan dalam memantau pertumbuhan permintaan pariwisata internasional di Indonesia. 1.3 PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana model terbaik permintaan pariwisata internasional di Indonesia dari Singapura, Malaysia, dan Australia, 2011: :04? 2. Bagaimana hasil peramalan permintaan pariwisata internasional di Indonesia dari Singapura, Malaysia, dan Australia, 2015: :12? 13

14 1.4 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menentukan model terbaik permintaan pariwisata Internasional di Indonesia dari Singapura, Malaysia, dan Australia selama 2011: : Untuk mengetahui jumlah kedatangan wisatawan internasional di Indonesia dari Singapura, Malaysia, dan Australia berdasarkan hasil peramalan pada 2015: :12. Dari hasil tersebut, penelitian ini juga ingin mengetahui apakah pertumbuhan permintaan pariwisata dari Singapura, Malaysia, dan Australia telah mencapai sasaran pemerintah untuk tahun Serta, untuk mengetahui permintaan pariwisata di Indonesia berdasarkan musim baik musim dari ketiga negara tersebut maupun musim di Indonesia. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Sebagai salah satu pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun perencanaan, strategi, dan kebijakan yang berkaitan dengan pariwisata serta pertimbangan dalam menghadapi permintaan pariwisata di masa yang akan datang, baik ketika permintaan mengalami peningkatan maupun penurunan. 2. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi semua pihak yang akan melakukan analisis yang berkaitan dengan permintaan pariwisata di Indonesia. 14

15 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Tesis ini terdiri dari beberapa bagian dengan sistematika penyajian sebagai berikut. Bab 1: Menguraikan pendahuluan, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, menfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2: Merupakan survei literatur, menelusuri teori yang relevan dan studi empiris yang telah dilakukan sebelumnya. Bab 3: Membahas metodologi penelitian mencakup data, hipotesis, alat analisis, spesifikasi model, estimasi model, sasaran pemerintah tahun , dan definisi operasional. Bab 4: Membahas hasil analisis dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya berdasarkan hasil pengolahan data. Bab 5: Membahas kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, implikasi kebijakan, dan saran bagi pengembangan penelitian selanjutnya. 15

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Destination Country 1 Malaysia 1.807 1.320 1.178 804 1.334

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK P E R I O D E J A N U A R I S E P T E M B E R

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK P E R I O D E J A N U A R I S E P T E M B E R ANALISIS KUNJUNGAN WIS MAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster Pertama No. Negara 1 Republik Rakyat China Anggota Klaster Kedua No. Negara 1 Malaysia 2 Singapura Anggota Klaster Ketiga No Negara

Lebih terperinci

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 Bulan : Januari 2012 Lokasi pengambilan tiket masuk No Negara Asal 1 Afrika Selatan 3 1 4 4 3 7 - - - 11 2 Amerika Serikat 258 315

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$62,45 juta, turun 29,68 persen dibanding

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 No. 02/01/2171/Th.V, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan 2016 mencapai 106.953 orang,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/08/62/Th. VI,1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Juni sebesar US$92,40 juta, turun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 05/02/2171/Th. IV, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016 No. 57/10/17/Th. VII, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 18,26 juta. Nilai Ekspor ini mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 51/05/2171/Th. III, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 54/06/2171/Th. III, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama November 2015, Nilai Ekspor US$ 106,27 Juta dan Impor US$ 87,33 Juta Selama November 2015, total ekspor senilai US$ 106,27 juta, naik US$ 21,06 juta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 60/08/2171/Th. III, 3 Agustus 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. VIII, 2 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 35/06/73/Th. VIII, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 18/03/73/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/12/62/Th. VI, 3 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Oktober sebesar US$62,93

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 08/03/2171/Th. IV, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 11/04/2171/Th. IV, 1 April 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017 Invest in remarkable indonesia indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in Invest

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015 49/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Juni 2015 mencapai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Desember sebesar US$69,62 juta, naik 49,17 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/11/62/Th. IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan ember 2015 sebesar US$49,69 juta, turun 7,90

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. X, 1 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 40/07/73/Th. IX, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/06/62/Th. IX, 1 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$124,19 juta, turun 13,01 persen dibanding bulan yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 No. 51/09/17/Th. VII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 7,58 juta. Nilai Ekspor ini mengalami penurunan

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 19/04/73/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 23/05/73/Th. X, 2 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dirangsang oleh perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin pertumbuhan, pertumbuhan dipimpin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 42/08/73/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR AGUSTUS 2016 64/10/51/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR AGUSTUS 2016 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan 2016 mencapai US$

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di sektor pariwisata. Pariwisata memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di sektor pariwisata. Pariwisata memiliki peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi untuk maju dan berkembang di sektor pariwisata. Pariwisata memiliki peran penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JULI 2016 58/09/51/Th. X, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JULI 2016 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Juli 2016 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 36/07/73/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/07/62/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Mei 2015 sebesar US$121,89 juta, turun 1,85 persen dibanding

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 54/10/73/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 32/06/73/Th. XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 69/12/72/Th.XVIII, 01 Desember 2015 Selama Oktober 2015, Nilai Ekspor US$ 85,21 Juta dan Impor US$ 71,73 Juta Selama Oktober 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER A. EKSPOR 02/01/51/Th. X, 4 Januari 2016 Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan mencapai US$ 41.279.356.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016 16/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan 2016 mencapai US$

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER 2014 02/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR NOVEMBER 2014 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia, pada bulan November 2014

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Pengembangan ekspor tidak hanya dilihat sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi nasional. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai indusri terbesar di dunia, tidak ada yang meragukan lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO) menunjukkan kecenderungan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Agustus 2015, Nilai Ekspor US$ 42,49 Juta dan Impor US$ 53,06 Juta Selama Agustus 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2017 42/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2017 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Mei 2017 mencapai US$

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Beberapa Negara (juta US$),

Neraca Perdagangan Beberapa Negara (juta US$), Negara Export t Beberapa Negara (juta US$), 2000-2014 2012 2013 2014 beberapa Negara beberapa Negara beberapa Negara Amerika Serikat 1545710 2336520-790810 1579050 2329060-750010 1623410 2410440-787030

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan. Bebas Visa. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpajakan menjadi salah satu sumber penerimaan paling berkontribusi dalam APBN Negara Indonesia sampai saat ini. Dalam empat tahun terakhir ini perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2017 16/03/51/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2017 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan 2017 mencapai US$

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 28/05/16/Th.XVII, 15 No. 37/07/16/Th.XVII, 1 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015 . 24/04/51/Th. IX, 1 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015 A EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting bagi keberlangsungan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2016 49/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Juni 2016 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 10/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU No. 32/05/17/Th.VI, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 17,33 juta, yang tercatat 54,88 % diantaranya transaksi ekspor langsung

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 8401012.35 K A T A P E N G A N T A R Publikasi Statistik Pariwisata Jawa Timur 2014 merupakan publikasi tahunan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Publikasi

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SEPTEMBER 2016 69/11/51/Th. X, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SEPTEMBER A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan mencapai US$ 40.512.116.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar

Lebih terperinci

A. PERKEMBANGAN EKSPOR

A. PERKEMBANGAN EKSPOR No. 03/01/81/Th. VI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR & IMPOR MALUKU NOVEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Maluku bulan adalah sebesar US$ 11,27 juta, naik 60,54 persen dibandingkan nilai ekspor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia terutama negara berkembang, tak terkecuali negara-negara ASEAN. Dalam mengupayakan pembangunan

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 44/02/16/Th.XVII, 1 Februari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER

Lebih terperinci

TRENDS of TOURISM SECTOR. Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy

TRENDS of TOURISM SECTOR. Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy TRENDS of TOURISM SECTOR Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy GLOBAL TREND OF TOURISM International Tourist Arrivals by Regions 2007 2008 2009 2010 2011* Indonesia (mill. Of people)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Jasa transportasi, jasa pendidikan, jasa reparasi,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2016 42/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2016 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Mei 2016 mencapai US$ 41.658.670.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 41/08/17/Th.IX, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 55/09/73/Th. VIII, 1 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 51/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2015, Nilai Ekspor US$ 21,82 Juta dan Impor US$ 82,70 Juta Selama Juli 2015, total ekspor senilai US$

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2017 No. 21/04/51/Th. XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2017 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan 2017 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017 No. 33/06/17/Th. VIII, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017 Total ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 24,17 juta. Nilai ekspor ini mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 02/01/16/Th.XVIII, 4 Januari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci