Usia (tahun) Pendidikan Terakhir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Usia (tahun) Pendidikan Terakhir"

Transkripsi

1 77 Lampiran 1. Data Responden A. Skala Usaha I No Nama Responden TPK Usia (tahun) Pendidikan Terakhir Kepemilikan Sapi Perah (ekor) Laktasi Dara Pedet Jantan Kering Satuan Ternak 1 Ayi Komaludin Los Cimaung I 40 SMP ,50 2 Dadun Rahmat ST Los Cimaung I 26 S ,75 3 Dikdik Amarudin Los Cimaung I 42 SD ,25 4 Iyang Nur Sidik Los Cimaung I 19 SMA ,25 5 Jajang Akin Los Cimaung I 44 SMA ,75 6 Jajang Setiawan Los Cimaung I 45 SD ,00 7 Yayan Taryana Los Cimaung I 29 SMP ,50 8 Acun Wahyu Los Cimaung I 44 SD ,25 9 Wawan W Los Cimaung I 50 SD ,00 10 U Suherman Los Cimaung I 40 SD ,00 11 Ade Hermawan Los Cimaung I 40 SMP ,50 12 Asep Wahyudin Los Cimaung II 38 SMP ,00 13 Iceu Los Cimaung II 38 SMP ,25 14 Andang Los Cimaung II 45 SD ,50 15 Saepudin Los Cimaung II 43 SD ,50 16 Sulaeman Los Cimaung II 26 SMP ,25 17 Wili Supriatna Los Cimaung II 37 SMA ,50 18 Ajang Los Cimaung II 30 SMP ,50 19 Jajang K Los Cimaung II 31 SMA ,75 20 Ayi Saepudin Los Cimaung II 30 SD ,00 21 Endang Warmo Los Cimaung II 44 SMP ,25 22 Usep Wandang Los Cimaung I 34 SMP ,00 B. Skala Usaha II No Nama Responden TPK Usia (tahun) Pendidikan Terakhir Kepemilikan Sapi Perah (ekor) Laktasi Dara Pedet Jantan Kering Satuan Ternak 1 Kokom Los Cimaung I 45 SD ,00 2 Ade Rudianto Los Cimaung I 41 SMA ,50 3 Enda Los Cimaung I 41 SD ,00 4 Ecep Nendi Los Cimaung I 23 SMA ,00 5 Sahidin Los Cimaung II 59 SD ,50 6 Asep Rusiwa Los Cimaung II 35 SMP ,75 7 Ai Hasanah Los Cimaung II 40 SD ,00 8 Asep Miftah Los Cimaung II 48 SMP ,75 9 Ayi Suherman Los Cimaung II 38 SMP ,25 10 Eti Los Cimaung II 43 SD ,00 11 Sule Los Cimaung II 53 SD ,00 12 Dede N Los Cimaung II 53 SD ,50

2 78 Lampiran 1 (lanjutan) C. Skala Usaha III No Nama Responden TPK Usia (tahun) Pendidikan Terakhir Kepemilikan Sapi Perah (ekor) Laktasi Dara Pedet Jantan Kering Satuan Ternak 1 Pendi Sugandi Los Cimaung I 35 SMA ,00 2 Agus Udin Los Cimaung I 49 SMP ,00 3 Imas Rodiah Los Cimaung II 45 SD ,00 4 Rosita Los Cimaung II 34 SMP ,00 5 Cucu S Los Cimaung II 42 SD ,75 6 Didin R Los Cimaung II 46 SD ,00

3 79 Lampiran 2. Pembobotan Aspek Good Dairy Farming Practice A. Reproduksi No Aspek Reproduksi Ternak Bobot 1.1. Bangsa sapi perah betina yang dipelihara? 1.2. Cara seleksi (pemilihan bibit)* Sapi perah FH Lain-lain Baik 1. Berdasarkan produksi susu 2. Berdasarkan silsilah 3. Berdasarkan eksterior Sedang (Dua syarat di atas terpenuhi) Hanya satu syarat yang terpenuhi Tiga syarat di atas tidak ada 1.3. Cara kawin Dengan Inseminasi buatan Kawin alam dengan pejantan unggul Kawin alam dengan pejantan yang tidak unggul 1.4. Pengetahuan birahi Baik Tahu tanda-tanda birahi : vulva merah, bengkak, hangat, keluar cairan yang kental dan jernih dari kemaluannya, menaiki kawannya, berteriak-teriak, gelisah dan nafsu makan berkurang. Sedang Kurang tahu tanda-tanda birahi di atas Sama sekali tidak tahu tanda-tanda birahi 1.5. Umur pertama beranak** 1.6. Kawin pertama setelah beranak 1.7. Jarak kelahiran (Calving interval) 1.8. Jumlah perkawinan sampai terjadi kebuntingan (S/C) Umur 2-2,5 tahun Umur >2,5-3 tahun Lebih dari 3 tahun 60 hari (birahi yang kedua) Birahi yang ketiga Setelah birahi yang ketiga Satu tahun (12-14 bulan) bulan Lebih dari 18 bulan Satu kali Dua-tiga kali Lebih dari 3 kali *ditambahkannya opsi satu syarat terpenuhi **Opsi diuraikan lebih spesifik dimaksudkan untuk men-cover seluruh jawaban peternak ,

4 80 Lampiran 2 (lanjutan) B. Kesehatan Ternak No Aspek Kesehatan Ternak Bobot (%) Apakah sapi perah yang anda pelihara mampu beradaptasi dengan lingkungan? Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam menentukan jumlah sapi perah yang dipelihara? Keterampilan manajemen Ketersediaan pakan Ketersediaan sumber air Ketersediaan lahan Vaksinasi (rekomendasi dari pihak keswan KPBS) Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam membeli sapi perah (calon induk, pedet atau pejantan)? Memiliki kartu kesehatan (penyakit, pengobatan, vaksinasi atau prosedur lain yang telah atau sedang dilakukan). Ketika diperiksa harus bebas dari parasit eksternal seperti kutu. 0, Apakah anda tidak pernah membeli sapi dalam keadaan sakit (dengan pertimbangan harga lebih murah)? Jika ternak tetangga ada yang sakit, apakah saling berbagi informasi? 0,60 0, Apa yang anda lakukan untuk membatasi akses masuk ke dalam peternakan? Pengunjung ke peternakan harus mengenakan pakaian pelindung bersih Menyediakan desinfektan untuk alas kaki bagi pengunjung Mencatatat setiap pengunjung (daftar tamu) 0, Apa yang anda lakukan untuk mengendalikan hama di dalam peternakan? Mengontrol semua area dimana kutu bisa berkembangbiak Membersihkan kandang dua kali sehari 0, Apakah anda memiliki semua peralatan kandang yang anda butuhkan tanpa harus meminjam tetangga? Apakah setiap sapi perah yang anda miliki memiliki sistem identifikasi yang permanen seperti eartag, tato dan radio frequency identification (RFID)? 0,60 0, Apa saja program kesehatan ternak yang `anda kembangkan di dalam peternakan? Pencegahan Diagnosis Pengobatan dan pengendalian penyakit 0,45 Apakah anda mengkonsultasikannya dengan pihak yang tepat seperti dokter hewan?

5 81 Lampiran 2 (lanjutan) No Aspek Kesehatan Ternak Bobot (%) Apakah mengetahui tanda-tanda penyakit pada sapi perah? 0,45 Apakah anda memiliki atau mebuat mengenai catatan reproduksi? 0, Apakah anda mengobati semua penyakit atau kondisi kesehatan yang buruk dengan menggunakan metode yang tepat setelah diagnosis yang akurat? Apakah anda memiliki kandang isolasi/ tempat terpisah untuk sapi perah yang sakit? 0,45 0, Apakah anda memisahkan susu dari sapi perah yang sakit? Apakah anda mencatat semua perawatan dan perlakuan terhadap sapi perah yang sakit? 0,45 0, Bagaimana cara anda mengelola peternakan anda yang mempengaruhi kesehatan masyarakat (zoonosis)? Membuang kotoran dan bangkai secara aman Mencegah kontaminasi susu dengan kotoran dan urin 0, Apakah anda hanya menggunakan bahan kimia yang dinilai dan terdaftar dalam budidaya sapi perah oleh instansi yang berwenang? 0, Bagaimana cara anda menggunakan bahan kimia? Bagaimana cara anda memberikan obat pada sapi perah? Membaca label mengenai penggunaan yang aman. Mengikuti saran yang diberikan pada setiap label. Memberikan dosis sesuai dengan petunjuk pada label kemasan Menggunakan obat sesuai petunjuk dokter hewan. 0,89 0, Bagaimana cara anda menyimpan dan membuang bahan-bahan kimia dan obat-obat ternak? Memeriksa dan mengamati tanggal kadaluarsa. Setelah selasai menggunakan obat atau bahan kimia disimpan di dalam wadah yang tertutup atau menutup kembali kemasan Disimpan di tempat yang jauh dari tempat penyimpanan pakan 0,89

6 82 Lampiran 2 (lanjutan) C. Higien Pemerahan No Aspek Higien Pemerahan Bobot (%) Sebelum memerah, apakah anda memeriksa sapi terlebih dahulu (sakit atau tidak)? Apakah anda membersihkan ambing dengan air hangat sebelum pemerahan? Apakah anda melakukan pencelupan puting ke dalam desinfektan sebelum dan sesudah pemerahan? Apakah anda melakukan pemerahan awal? Menurut anda, bagaimana teknik pemerahan yang benar? Tangan pemerah dalam keadaan bersih Tangan pemerah dalam keadaan kering Membersihkan dan mengeringkan puting Menggunakan pelican puting yang tepat Menggunakan ember yang non korosif 0,79 0,79 0, Apakah anda memisahkan susu dari sapi yang sakit atau sedang dalam perawatan? Apakah anda langsung mengganti peralatan yang sudah rusak? Apakah peralatan yang anda gunakan berbahan mudah untuk dibersihkan? tidak Apakah anda tidak pernah mengalami kekurangan air? Apakan di dalam kandang anda terdapat drainase dan ventilasi yang baik? Apakah anda selalu membersihkan alas tidur? Apakah alas tidur selalu dalam kondisi kering? Bagaimana gambaran area pemerahan dalam peternakan anda? tidak Mudah dibersihkan. Memiliki persediaan air bersih Apakah pemerah memakai pakaian yang bersih? Apakah pemerah memakai sepatu boot yang teratur dibersihkan? Apakah peralatan pemerahan dibersihkan selesai pemerahan? 0,79 0,79 0,79

7 83 Lampiran 2 (lanjutan) No Aspek Higien Pemerahan Bobot (%) Apakah susu yang sudah diperah langsung disetor ke TPK? Bagaimana kondisi TPK? Bersih dan terbebas dari sampah dan bahan kimia. Memiliki tempat untuk mencuci tangan Apakah milkcan yang anda gunakan terbuat dari stainless steel atau alumunium? Setiap sebelum dan sesudah memerah apakah anda selalu mencuci dan membersihkan milkcan dengan detergen atau air hangat? Bagaimana akses dari peternakan ke TPK? berlumpur melewati pabrik Terbebas dari kumpulan binatang liar serta bangkai hewan D. Nutrisi (pakan dan air) No Nutrisi (Pakan dan Air) Bobot (%) Apakah anda tidak pernah mengalami kekurangan pakan baik rumput atau konsentrat? Apakah anda menanam sendiri hijauan untuk pakan ternak? Dari mana anda memperoleh pupuk? Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam memberikan pakan dan air pada sapi? Kebutuhan fisiologis Usia Bobot badan Periode laktasi Kebuntingan Iklim 0, Bagaimana kondisi pakan yang anda berikan kepada sapi? mengandung residu kimia, racun atau kontaminan lainnya. Bahan kimia yang digunakan untuk padang rumput sesuai dengan petunjuk penggunaan. Memagari atau membatasi akses ke daerah yang terkontaminasi tanaman beracun. 0, Apakah air yang digunakan tidak berbau, berwarna dan berasa? 0,60

8 84 Lampiran 2 (lanjutan) No Nutrisi (Pakan dan Air) Bobot (%) Apakah anda tidak menggunakan peratalan yang sama untuk bahan kimia dan untuk pakan? Apakah anda mengetahui informasi mengenai penggunaan bahan kimia di padang rumput yang anda gunakan? 0,60 0, Bagaimana cara anda menggunakan bahan kimia untuk pakan ternak? Menggunakan bahan kimia sesuai dengan rekomendasi. Memeriksa label bahan kimia yang akan digunakan. 0, Apakah anda memisahkan pakan untuk species ternak yang berbeda? Bagaimana kondisi tempat penyimpanan pakan dalam peternakan anda? Memiliki ventilasi yang baik Memiliki program pengendalian hama di tempat penyimpanan pakan. Jerami dan pakan kering dilindungi dari lingkungan yang lebab Apakah anda menolak atau membuang pakan yang berjamur? Dari mana anda memperoleh pakan konsentrat? 1, Apakah anda mencatat semua pakan konsentrat yang diterima? 1,79 E. Kesejahteraan Ternak No Aspek Kesejahteraan Ternak Bobot (%) Berapa jumlah pemberian HMT? (10 15%/ekor/hari dari bobot badan) 0,71 Berapa jumlah pemberian konsentrat? (4 5 KG/ekor/hari) Bagaimana cara penyajian HMT? Dipotong-potong dengan baik (75%) Dipotong-potong sembarangan (25%) dipotong-potong (5%) Apakah air untuk minum disediakan setiap saat? 0, Apakah anda tidak memberikan pakan yang berjamur pada sapi? Apakah air yang digunakan untuk minum berasal dari sumber yang bersih dan tidak tercemar? 0,71 0,71

9 85 Lampiran 2 (lanjutan) No Aspek Kesejahteraan Ternak Bobot (%) Bagaimana konstruksi kandang di peternakan anda? Permanen/tidak permanen tapi kuat Sinar matahari dapat masuk Lantai lebih tinggi cm dari tanah sekitarnya dengan kemiringan 2% dari panjang lantai 0, Bahan yang anda gunakan untuk alas sapi? (salah satu dari opsi berikut) Apakah anda memiliki wind breaker? Atau apa yang anda lakukan jika terjadi angin besar atau cuaca buruk? Bagaimana kondisi ventilasi di dalam kandang? Bagaimana kondisi lantai di dalam kandang? Karet Semen Adanya pasokan udara segar. Mampu menghilangkan kelembaban. licin dan rata. Tiak terlalu tajam (yang terbuta dari beton). Memiliki alas permukaan yang terbut dari karet. 0,48 0,48 0,48 0, Apakah anda menyediakan air minum yang cukup selama proses transportasi ternak (pemindahan/ bongkar muat? Apakah anda memeriksa ternak secara teratur, apakah ada yang mengalami cedera atau terinfeksi penyakit? Apakah anda melakukan prosedur yang baik dan benar dalam tatalaksana peternakan seperti pemberian tanda pengenal, kastrasi, atau pemotongan puting? 0,48 0,36 0, Bagaimana perlakuan anda pada ternak yang akan melahirkan dan disapih? Bagaimana kondisi pedet yang anda jual? Memberikan kemudahan untuk proses melahirkan. Pedet yang baru lahir diberi kolostrum segera setelah lahir. Pedet disapih setelah diberi pakan kering. Pedet tidak dijual sampai cukup kuat untuk diangkut. Berat badan memadai dan keadaan pusar kering Apakah anda melakukan perawatan kuku secara rutin? Apakah anda melakukan pemerahan secara rutin? Apakah anda melakukan pemerahan secara baik dan benar serta tidak melukai ternak? Apakah anda pernah melakukan suntik mati pada ternak yang sakit? Jika iya apakah prosedurnya tidak menimbulkan stress pada ternak? 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

10 86 Lampiran 2 (lanjutan) No Aspek Kesejahteraan Ternak Bobot (%) Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam merancang/ desain kandang? Kemampuan yang anda miliki? Tingkah laku ternak. Manajemen sehari-hari. Keselamatan. Dapat mengurangi rasa takut serta stres. Mengenali apakah ternak dalam keadaan sakit atau tidak Memahami arti perubahan tingkah laku ternak Tahu waktu pengobatan Memiliki kemampuan manajemen secara teknis Mengenali keadaan lingkungan (dalam atau luar kandang) Apakah anda tidak menggunakan peralatan yang menimbulkan rasa takut terhadap ternak misalnya penggunaan tongkat untuk menangani ternak? 0,95 0,95 0, Ketika sapi sedang beristirahat (tidur atau rebahan) apakah anda membangunkannya untuk makan atau melakukan kegiatan lain yang dapat menganggu perilaku alami sapi? 2,86 F. Lingkungan No Aspek Lingkungan Bobot (%) Alat apa yang anda gunakan untuk mengalirkan air membersihkan kandang atau memandikan sapi? Selang air yang dilengkapi spray atau controller (1) Selang air tanpa spray atau controller (0) 0,95 Apakah anda menggunakan bahan pakan alternatif (limbah pertanian) untuk pakan ternak? Apa yang anda lakukan untuk mengurangi dampak negatif dari usaha peternakan sapi perah yang anda jalankan? Menggunakan pupuk alami (tidak menggunakan pupuk kimia). Menanam hijuan sendiri. Mengolah limbah peternakan Apakah lokasi kandang anda jauh dari saluran air? Sumber energi apa yang anda gunakan untuk kegiatan usaha peternakan? Misalkan di dekat area kandang ada sebuah pohon besar dan anda akan menambah luas kandang. Apakah anda akan tetap membiarkan pohon tersebut tumbuh? Minyak bumi Sumber energi alternatif (biogas) 0,95 0,95 0,95 0,95

11 87 Lampiran 2 (lanjutan) No Aspek Lingkungan Bobot (%) Apakah anda menggunakan kembali karung bekas pakan atau pupuk untuk keperluan lain atau dijual kembali? Dimanakah anda membuang kotoran ternak? Jauh dari lingkungan penduduk Jauh dari sumber air (sungai) Sebelum membersihkan kandang, apakah anda memisahkan feses terlebih dahulu? Apakah tempat pembuangan sisa-sisa bahan kimia seperti pupuk jauh dari pemukiman penduduk dan sumber air? Apakah anda selalu membersihkan dan mengeliminasi tempat perkembangbiakan hama? Apakah akses jalan menuju lokasi peternakan anda bersih? Apakah anda selalu mengobtrol bau, debu dan bising yang diakibatkan oleh kegiatan operasional peternakan dan mengambil tindakan apabila ada protes dari masyarakat sekitar? 2,38 2,38 1,59 1,59 1,59 G. Manajemen Sosial Ekonomi No Aspek Manajeman Sosial Ekonomi Bobot (%) Apakah pekerja (termasuk pekerja keluarga) dalam setiap tahunnya mendapatkan bonus tahunan (misalnya THR)? Apakah anda memiliki job description untuk setiap pekerja? Apakah anda tidak mempekerjakan pekerja dibawah umur (dibawah 18 tahun)? Pakahpara pekerja mendapat libur satu hari dalam setiap minggunya? Apakah anda menyediakan perlengkapan untuk pekerja (misalnya sepatu boot dan wearpack)? Apakah anda memiliki SOP (Standard Operating Procedure)? Apakah anda melakukan training pada pekerja? Apakah anda selalu selalu mengontrol tugas yang anda berikan pada pekerja? Apakah anda selalu meminta dan mendengarkan masukan dan saran dari pekerja (menjalin komunikasi yang interaktif)?

12 88 Lampiran 2 (lanjutan) No Aspek Manajeman Sosial Ekonomi Bobot (%) Apakah anda menggunakan jasa professional seperti dokter hewan dan akuntan untuk membantu beberapa pekerjaan dalam peternakan? Apakah anda mencatat setiap pengeluaran, misalnya untuk pengadaan logistik peternakan (non koperasi)? Apakah anda mengumpulkan setiap struk pendapatan yang diperoleh dari koperasi setiap bulannya? Guna menunjang peningkatan produktivitas ternak, pemberian tanamana pakan terdiri dari rumput unggul dan legum unggul? Apakah anda selalu menyisihkan pendapatan setiap bulannya guna kepentingan mendadak (simpanan)? 1,59 1,59 1,59 1,59

13 89 Lampiran 3. Penilaian Aspek Good Dairy Farming Practice Hasil Survey A. Reproduksi Ternak A.1. Skala Usaha I No Responden Penilaian Aspek Reproduksi Total Jumlah (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,62 Rata-rata , , , ,67 88,86 88,86

14 90 Lampiran 3 (lanjutan) A.2. Skala Usaha II No Penilaian Aspek Reproduksi Total Jumlah Responden (%) , , , , , , , , , , , ,62 Rata-rata ,33 100,0 84,90 100,0 100,0 100,0 66,67 100,0 66,67 89,78 89,8 A.3. Skala Usaha III No Penilaian Aspek Reproduksi Total Jumlah Responden (%) , , , , , ,62 Rata-rata , , , ,667 90,625 90,63

15 91 Lampiran 3 (lanjutan) B. Kesehatan Ternak B.1. Skala Usaha I No Penilaian GDFP Aspek Kesehatan Ternak Responden Jumlah ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,89 10, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,30 9, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,22 0,89-0,45 0,60 10, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,30 9, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89-0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,22 0,89-0,45 0,89 10, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,30 9, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,30 9, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,22 0,89-0,45 0,89 10, ,89 0,30 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,45 0,89-0,45 0,30 9, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,45 0,89 0,89 0,89 0,89 12, ,89-0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,60 10, ,89-0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,45 0,89 0,89 0,89 0,89 11,905 Rata-rata 0,89 0,16 0,60 0,60-0,50 0,60 0,45 0,45 0,31 0,45-0,45 0,06 0,25 0,89 0,53 0,71 0,73 11,00 91,67 68,56 67,61 80,11 76,989

16 92 Lampiran 3 (lanjutan) B.2. Skala Usaha II No Penilaian GDFP Aspek Kesehatan Ternak (%) Responden Total ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,45 0,89 0,89 0,89 0,89 12, ,89 0,60 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,30 10, ,89 0,60 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,45 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,45 0,89-0,45 0,30 10, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89-0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,45 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,22 0,89-0,45 0,89 10, ,89-0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,60 0,60 0,60-0,30 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45 0,45 0,22 0,89-0,45 0,30 10, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11,979 Rata-rata 0,89 0,27 0,60 0,60-0,47 0,60 0,45 0,45 0,33 0,45-0,45 0,15 0,30 0,89 0,60 0,74 0,74 11,347 91,67 70,83 71,88 83,33 79,43

17 93 Lampiran 3 (lanjutan) B.3. Skala Usaha III No Penilaian GDFP Aspek Kesehatan Ternak (%) Responden Jumlah ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,30 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 11, ,89 0,60 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,22 0,45-0,45-0,22 0,89-0,45 0,89 10, ,89 0,60 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45-0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 12, ,89 0,60 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,45 0,45-0,45 0,45 0,22 0,89 0,89 0,89 0,89 12,723 Rata-rata 0,89 0,45 0,60 0,60-0,60 0,60 0,45 0,45 0,41 0,45-0,45 0,07 0,22 0,89 0,74 0,82 0,89 11,942 91,67 79,17 69,79 93,75 83,59

18 94 Lampiran 3 (lanjutan) C. Higien Pemerahan C.1. Skala Usaha I No Responden Penilaian GDFP Aspek Higien Pemerahan Jumlah 1-0,79 0,63 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,15 2 0,79 0,26 0,63 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,42 3-0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,87 4 0,79 0,26 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,13 5-0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,20 6 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,66 7 0,79 0,79 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,10 8 0,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,59 9-0,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,53 0,60 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,79 0,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,26 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,79 0,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,79 0,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,79 0,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11, ,79 0,53 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,43 Rata-rata 0,47 0,54 0,71 0,78 0,79 0,79 0,88 0,79 0,73 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,81 85,87 75,57 86,67 82,70 C.2. Skala Usaha II No Penilaian GDFP Aspek Higien Pemerahan Jumlah Responden ,79 0,79 0,63 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,40 2 0,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,29 3 0,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,29 4 0,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,59 5-0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,50 6 0,79 0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,29 7 0,79 0,26 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,03 8 0,79 0,26 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,73 9 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 13, ,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12, ,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,89 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,56 Rata-rata 0,66 0,60 0,78 0,79 0,79 0,79 0,86 0,79 0,92 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,31 92, , , ,15

19 95 Lampiran 3 (lanjutan) C.3. Skala Usaha III No Responden ,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,60 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,47 2 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,86 3 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,86 4-0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,06 5-0,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 11,80 6 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,86 Rata-rata 0,40 0,75 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 1,09 0,95 0,95 0,95 0,95 0,32 12,32 Penilaian GDFP Aspek Higien Pemerahan Jumlah 90, , , ,22 D. Nutrisi (Pakan dan Minum) D.1. Skala Usaha I No Responden ,20 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7,34 2-0,10 0,20 0,60 0,60 0,60-0,40-1,79-7,84 3-0,20 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7, ,20 0,20 0,60 0, ,79-1,79-6, ,40 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-7,14 6-0,10 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-8,04 7-0,20 0,20 0,60 0, ,79 1,79 8,73 8-0,30 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7, ,10 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40 1,79-8, ,10 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-6, ,30 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7, ,20 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-6, ,10 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-7, ,20 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-8, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-8, ,30 0,20 0,60 0, ,40-1,79-8, ,40 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-9, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-9, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-9, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-8, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-8,23 Rata-rata 0,22 0,87 0,23 0,32 0,60 0,60 0,03 0,35 0,40 0,05 1,79 0,08 7,90 Penilaian GDFP Aspek Nutrisi (Pakan dan Minum Ternak) Jumlah 63, , , ,27 55,30

20 96 Lampiran 3 (lanjutan) D.2. Skala Usaha II No Responden ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,79-1,79-8,63 2-0,40 0,20 0,60 0, ,79 1,79-9,13 3-0,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,79-1,79-8,63 4-0,30 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7,44 5-0,20 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79 1,79 9,92 6 0,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,40-1,79-9,42 7-0,20 0,40 0,60 0,60-0,60 0,79-1,79 1,79 10,32 8-0,30 0,20 0,60 0, ,40-1,79-7,44 9-0,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,79-1,79-8, ,30 0,40 0,60 0,60-0,60 0,79-1,79-9, ,10 0,20 0,60 0, ,40 1,79-8, ,30 0,20 0,60 0,60-0,60 0,40 1,79-9,23 Rata-rata 0,20 0,27 0,31 0,60 0,60-0,40 0,60 0,30 1,79 0,30 8,92 Penilaian GDFP Aspek Nutrisi (Pakan dan Minum Ternak) Jumlah 72,22 60,88 58,33 58,33 62,44 D.3. Skala Usaha III No Responden Penilaian GDFP Aspek Nutrisi (Pakan dan Minum Ternak) Jumlah 1-0,40 0,40 0,60 0,60-0,60 0,79-1,79 1,79 10,52 2 0,40 0,40 0,60 0,60 0,60 0,60 0,79 1,79-11,71 3 0,30 0,40 0,60 0,60 0,60 0,60-1,79 1,79 12,60 4 0,30 0,20 0,60 0,60-0,60 1,79-11,21 5 0,30 0,40 0,60 0,60 0,60 0,60 0,79-1,79 1,79 12,20 6-0,40 0,40 0,60 0,60 0,60 0,60 1,79 1,79 12,70 Rata-rata 0,79 0,35 0,36 0,60 0,60 0,40 0,60 0,99 0,60 1,79 11,82 88,89 81,02 77,78 83,33 82,75

21 97 Lampiran 3 (lanjutan) E. Kesejahteraan Ternak E.1. Skala Usaha I No Responden Penilaian GDFP Aspek Kesejahteraan Ternak (%) Jumlah 1 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,28 2 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,76 0,95-7,09 3 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,28 4 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,76 0,95-7,09 5 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0, ,36 0,36 0,36-0,95 0,95-6,92 6 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,40 7 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8,11 8 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,76 0,95-8,28 9 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0, ,36 0,36 0,36 0,24 0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36-0,36 0,36 0,36 0,36 0,24 0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0, ,36 0,36 0,36-0,76 0,95-6, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0, ,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0, ,36 0,36 0,36-0,76 0,95-6, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36-0,36 0,36 0,36 0,36-0,76 0,95-7, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8,17 Rata-rata 0,38-0,29 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,29 0,06 0,28 0,36 0,36 0,36 0,02 0,90 0,95-7,57 48,35 66,67 84,38 65,61 66,25

22 98 Lampiran 3 (lanjutan) E.2. Skala Usaha II No Responden , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36 0,24 0,95 0,95-7,70 2 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,24 0,95 0,95-8,59 3 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,76 4 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,18 0,36 0,36 0,36 0,36-0,76 0,95-7,39 5 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,64 6 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,64 7 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,76 8 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,99 9 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,24 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8, ,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7, , ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36-0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-7,40 Rata-rata 0,38-0,24 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,30 0,27 0,36 0,36 0,36 0,36 0,04 0,94 0,95-7,87 Penilaian GDFP Aspek Kesejahteraan Ternak 46,46 66,67 94,79 67,50 68,85 Jumlah

23 99 Lampiran 3 (lanjutan) E.3. Skala Usaha III No Responden Penilaian GDFP Aspek Kesejahteraan Ternak Jumlah 1 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,24 0,95 0,95-8,71 2 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36-0,95 0,95-8,47 3 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,24 0,76 0,95-7,80 4 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,95 0,95 0,95-9,42 5 0, ,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,48 0,95 0,95-8,23 6 0,38-0,71 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,95 0,95 0,95-9,42 Rata-rata 0,38-0,48 0,71 0,48 0,48-0,48 0,48-0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,48 0,92 0,95-8,68 54,79 66,67 ##### 82,22 75,92

24 100 Lampiran 3 (lanjutan) F. Lingkungan F.1. Skala Usaha I No Responden Penilaian Aspek GDFP Aspek Lingkungan (%) Jumlah 1-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 2-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 3-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 4 0,48-0, , ,59 1,59 6, , , ,59 1,59 6,51 6 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 7-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 8 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, , , ,59 1,59 6, , , ,59 1,59 6, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, ,48-0, , ,59 1,59 6, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, , , ,59 1,59 6, ,48 0,32 0, ,38-1,59 1,59 1,59 8, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, ,32 0, , ,59 1,59 6, ,32 0, , ,59 1,59 6, ,32 0, , ,59 1,59 6, ,32 0, , ,59 1,59 6, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, ,32 0, , ,59 1,59 6,83 Rata-rata 0,19 0,23 0, ,38-0,07 1,59 1,59 7,01 28,94 50,00 68,18 49,04 F.2. Skala Usaha II No Responden Penilaian Aspek GDFP Aspek Lingkungan Jumlah 1-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 2-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 3-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 4 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 5 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 6 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 7 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 8 0,48 0,32 0, ,38-1,59 1,59 1,59 8,89 9 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7, ,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 Rata-rata 0,36 0,32 0, ,38-0,13 1,59 1,59 7,31 34,17 50,00 69,44 51,20

25 101 Lampiran 3 (lanjutan) F.3. Skala Usaha III No Responden Penilaian Aspek GDFP Aspek Lingkungan Jumlah 1 0,48 0,32 0, ,38-1,59 1,59 1,59 8,89 2-0,32 0, , ,59 1,59 6,83 3 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 4 0,48 0,32 0, ,38-1,59 1,59 1,59 8,89 5 0,48 0,32 0, , ,59 1,59 7,30 6 0,48 0,32 0, ,38-1,59 1,59 1,59 8,89 Rata-rata 0,40 0,32 0, ,38-0,79 1,59 1,59 8,02 35,00 50,00 83,33 56,11 G. Sosial Ekonomi G.1. Skala Usaha I No Responden Penilaian GDFP Aspek Sosial Ekonomi Jumlah , ,59 5, ,59 8, , ,59 5, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 5, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 6, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 5, , ,59 5, , ,59 4, , ,59 4, , ,59 4, , ,59-1,59 6, , ,59 4,56 Rata-rata 0,05 0,05 0,62-0,32 0,11 0,07-1,59 5,20 40,34 34,09 34,85 36,43

26 102 Lampiran 3 (lanjutan) G.2. Skala Usaha II No Responden Penilaian GDFP Aspek Sosial Ekonomi (%) Jumlah ,60-1,59-1,59 9,72 2-0, ,59 6,94 3 0, ,59 6,94 4-0, ,59 5, ,59-1,59 7,94 6-0, ,59 8,13 7 0, ,59-1,59 7,54 8 0, ,59 8,13 9-0, ,59 6, , ,59 6, , ,59 5, , ,59-1,59 7,34 Rata-rata 0,50 0,99 0,66 0,69-0,79 0,40 0,53-1,59 7,34 59, , , ,39 G.3. Skala Usaha III No Responden Penilaian GDFP Aspek Sosial Ekonomi (%) Jumlah 1 0, ,79-1,59 8, ,59 9,92 3 0, ,79-1,59 6,55 4 0, ,59 5,75 5 0, ,59 6,94 6-1,59-1,59 11,51 Rata-rata 0,79 0,60-0,60 0,60 0,53-1,59 8,27 79,17 50,00 44,44 57,87

27 103 Lampiran 4. Rekapitulasi Penilaian Aspek Good Dairy Farming Practice A. Skala Usaha I No Nama Responden Skor Aspek Good Dairy Farming Practice Jumlah I II III IV V VI VII 1 Ayi Komaludin 12,62 10,42 11,15 7,34 7,28 6,83 5,75 61,39 2 Dadun Rahmat ST 12,14 9,75 11,42 7,84 7,09 6,83 8,73 63,79 3 Dikdik Amarudin 12,14 10,79 11,87 7,34 7,28 6,83 5,75 62,00 4 Iyang Nur Sidik Gunawan 12,14 9,52 12,13 6,55 7,09 6,98 4,56 58,98 5 Jajang Akin 12,14 11,46 11,20 7,14 6,92 6,51 4,56 59,94 6 Jajang Setiawan 12,14 11,68 12,66 8,04 7,40 7,30 5,75 64,97 7 Yayan Taryana 12,14 10,49 12,10 8,73 8,11 6,83 4,56 62,97 8 Acun Wahyu 12,14 9,82 12,59 7,44 8,28 7,30 4,56 62,14 9 Wawan W 12,14 11,68 11,04 8,04 7,99 6,51 4,56 61,97 10 U Suherman 11,55 11,76 11,01 6,85 7,28 6,51 4,56 59,51 11 Ade Hermawan 12,14 9,82 12,59 7,44 7,64 7,30 4,56 61,50 12 Asep Wahyudin 12,62 11,76 11,84 6,94 7,28 6,98 6,94 64,37 13 Iceu 12,62 10,79 12,00 7,24 6,85 7,30 4,56 61,36 14 Andang 12,62 11,46 11,20 7,04 7,76 6,51 4,56 61,15 15 Saepudin 12,14 11,46 11,20 8,13 6,85 8,89 4,56 63,24 16 Sulaeman 12,14 11,46 11,04 8,23 7,40 7,30 5,75 63,33 17 Wili Supriatna 12,62 9,75 12,39 8,63 7,21 6,83 5,75 63,18 18 Ajang 11,55 12,20 11,34 9,52 8,17 6,83 4,56 64,17 19 Jajang K 11,55 10,86 12,43 9,42 8,17 6,83 4,56 63,83 20 Ayi Saepudin 12,14 11,16 12,43 9,42 8,17 6,83 4,56 64,72 21 Endang Warmo 12,14 11,98 11,84 8,23 8,17 7,30 6,15 65,82 22 Usep Wandang 12,62 11,90 12,43 8,23 8,17 6,83 4,56 64,75 Rata-rata 12,19 11,00 11,81 7,90 7,57 7,01 5,20 62,69 B. Skala Usaha II No Nama Responden Nilai Aspek Good Dairy Farming Practice Jumlah I II III IV V VI VII 1 Kokom 12,62 12,65 12,40 8,63 7,70 6,83 9,72 70,54 2 Ade Rudianto 12,62 10,34 12,29 9,13 8,59 6,83 6,94 66,74 3 Enda 12,14 11,98 12,29 8,63 7,76 6,83 6,94 66,57 4 Ecep Nendi 12,14 10,71 12,59 7,44 7,39 7,30 5,75 63,33 5 Sahidin 12,14 11,68 11,50 9,92 7,64 7,30 7,94 68,12 6 Asep Rusiwa 12,62 11,16 12,29 9,42 7,64 7,30 8,13 68,57 7 Ai Hasanah 12,62 11,68 12,03 10,32 7,76 7,30 7,54 69,25 8 Asep Miftah 11,55 10,79 11,73 7,44 7,99 8,89 8,13 66,53 9 Ayi Suherman 12,14 11,46 12,56 8,63 8,35 7,30 6,94 67,39 10 Eti 12,62 11,46 13,25 9,82 8,47 7,30 6,94 69,87 11 Sule 12,14 10,27 12,16 8,43 7,76 7,30 5,75 63,82 12 Dede N 12,62 11,98 12,56 9,23 7,40 7,30 7,34 68,43 Rata-rata 12,33 11,35 12,31 8,92 7,87 7,31 7,34 67,43

28 104 Lampiran 4 (lanjutan) C. Skala Usaha III No Nama Responden Nilai Aspek Good Dairy Farming Practice I II III IV V VI VII Jumlah 1 Pendi Sugandi 12,14 11,98 11,47 10,52 8,71 8,89 8,93 72,63 2 Agus Udin 12,62 11,98 12,86 11,71 8,47 6,83 9,92 74,38 3 Imas Rodiah 12,62 11,98 12,86 12,60 7,80 7,30 6,55 71,71 4 Rosita 12,14 10,71 12,06 11,21 9,42 8,89 5,75 70,20 5 Cucu S 12,62 12,28 11,80 12,20 8,23 7,30 6,94 71,38 6 Didin R 12,62 12,72 12,86 12,70 9,42 8,89 11,51 80,72 Rata-rata 12,46 11,94 12,32 11,82 8,68 8,02 8,27 73,50 D. Rata-rata Nilai Aspek Good Dairy Farming Practice per Skala Usaha Skala Usaha Rata-rata Nilai Aspek Good Dairy Farming Practice Jumlah I II III IV V VI VII Skala Usaha I 12,19 11,00 11,81 7,90 7,57 7,01 5,20 62,69 Skala Usaha II 12,33 11,35 12,31 8,92 7,87 7,31 7,34 67,43 Skala Usaha III 12,46 11,94 12,32 11,82 8,68 8,02 8,27 73,50 Keterangan : I. Reproduksi ternak II. Kesehatan ternak III. Pemerahan higienis IV. Nutrisi (pakan dan minum) V. Kesejahteraan ternak VI. Lingkungan VII. Sosial ekonomi

29 105 Lampiran 5. Perhitungan Menggunakan Metode AHP A. Skala Usaha I A.1. Perbandingan antar Aspek Good Dairy Farming Practice I II III IV V VI VII I 12,19/12,19 12,19/11,00 12,19/11,81 12,19/7,90 12,19/7,59 12,19/7,01 12,195,20 II 11,00 /12,19 11,00 /11,00 11,00 /11,81 11,00 /7,90 11,00 /7,59 11,00 /7,01 11,00 5,20 III 11,81 /12,19 11,81 /11,00 11,81 /11,81 11,81 /7,90 11,81 /7,59 11,81 /7,01 11,81 5,20 IV 7,90 /12,19 7,90 /11,00 7,90 /11,81 7,90 /7,90 7,90 /7,59 7,90 /7,01 7,90 5,20 V 7,59 /12,19 7,59 /11,00 7,59 /11,81 7,59 /7,90 7,59 /7,59 7,59 /7,01 7,59 5,20 VI 7,01 /12,19 7,01/11,00 7,01/11,81 7,01/7,90 7,01/7,59 7,01/7,01 7,01 5,20 VII 5,20/12,19 5,20/11,00 5,20/11,81 5,20/7,90 5,20/7,59 5,20/7,01 5,20 /5,20 Berikut Matriks Pairwaise Comparisson (PC) atau Matriks Perbandingan 1 1,11 1,03 1,54 1,61 1,74 2,34 0,90 1 0,93 1,39 1,45 1,57 2,11 0,97 1,07 1 1,50 1,56 1,69 2,27 0,85 0,72 0,67 1 1,04 1,13 1,52 0,62 0,69 0,64 0,96 1 1,08 1,46 0,57 0,64 0,59 0,89 0,92 1 1,35 ( 0,43 0,47 0,44 0,66 0,96 0,74 1 ) Catatan : nilai yang dibandingkan adalah nilai rata-rata aspek-aspek GDFP responden pada skala usaha I. A.2. Menguadratkan Matriks PC Hasil penguadratan adalah sebagai berikut : 7,00 7,76 7,22 10,80 11,25 12,18 16,40 72,62 6,31 7,00 6,52 9,74 10,15 10,99 14,79 65,51 6,78 7,52 7,00 10,47 10,90 11,80 15,89 70,37 4,54 5,03 4,68 7,00 7,29 7,89 10,63 = 47,06 4,36 4,83 4,49 6,72 7,00 7,58 10,20 45,18 4,02 4,46 4,15 6,21 6,46 7,00 9,42 41,73 ( 2,99 3,31 3,08 4,61 4,80 5,20 7,00 ) ( 31,00) 373,46 A.3. Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan kemudian dinormalisasi (cara : membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai eigenvector.

30 106 Lampiran 5 (lanjutan) Diperoleh nilai eigenvector adalah sebagai berikut : Aspek GDFP Eigenvector Ranking Reproduksi 0,194 1 Kesehatan Ternak 0,175 3 Higien Pemerahan 0,188 2 Nutrisi (Pakan dan Air) 0,126 4 Kesejahteraan Ternak 0,121 5 Lingkungan 0,112 6 Sosial Ekonomi 0,083 7 A.4. Perhitungan Consistency Ratio (CR) a. Menentukan vektor jumlah tertimbang. Berikut adalah Matriks Weight Sum Vector (WSV) 1,00x0,19 1,11x0,17 1,03x0,18 1,54x0,13 1,61x0,12 1,74x0,11 2,34x0,08 1,35 0,90x0,19 1,00x0,17 0,93x0,18 1,39x0,13 1,45x0,12 1,57x0,11 2,11x0,08 1,21 0,97x0,19 1,07x0,17 1,00x0,18 1,50x0,13 1,56x0,12 1,69x0,11 2,27x0,08 1,30 0,85x0,19 0,72x0,17 0,67x0,18 1,00x0,13 1,04x0,12 1,13x0,11 1,52x0,08 = 0,87 0,62x0,19 0,69x0,17 0,64x0,18 0,96x0,13 1,00x0,12 1,08x0,11 1,46x0,08 0,84 0,57x0,19 0,64x0,17 0,59x0,18 0,89x0,13 0,92x0,12 1,00x0,11 1,35x0,08 0,77 ( 0,43x0,19 0,47x0,17 0,44x0,18 0,66x0,13 0,96x0,12 0,74x0,11 1,00x0,08) ( 0,57) b. Menghitung Consistency Vector (CV) c. Menghitung Rata-rata CV (λ) λ = ΣCV Σn = 49,000 = 7 7

31 107 Lampiran 5 (lanjutan) d. Menghitung Consistency Index (CI) CI = λ n n 1 = = 0 e. Menghitung Consistency Ratio (CR) CR = CI RI = 0 1,32 = 0 B. Skala Usaha II B.1. Perbandingan antar Aspek Good Dairy Farming Practice I II III IV V VI VII I 12,33 /12,33 12,33/11,35 12,33/12,31 12,33/8,92 12,33/7,87 12,33/7,31 12,33/7,34 II 11,35/12,33 11,35/11,35 11,35/12,31 11,35/8,92 11,35/7,87 11,35/7,31 11,35/7,34 III 12,31 /12,33 12,31/11,35 12,31/12,31 12,31/8,92 12,31/7,87 12,31/7,31 12,31/7,34 IV 8,92/12,33 8,92/11,35 8,92/12,31 8,92/8,92 8,92/7,87 8,92/7,31 8,92/7,34 V 7,87 /12,33 7,87/11,35 7,87/12,31 7,87/8,92 7,87/7,87 7,87/7,31 7,87/7,34 VI 7,31/12,33 7,31/11,35 7,31/12,31 7,31/8,92 7,31/7,87 7,31/7,31 7,31/7,34 VII 7,34/12,33 7,34/11,35 7,34/12,31 7,34/8,92 7,34/7,87 7,34/7,31 7,34/7,34 Berikut Matriks Pairwaise Comparisson (PC) atau Matriks Perbandingan 1,00 1,09 1,00 1,38 1,57 1,69 1,64 0,92 1,00 0,92 1,27 1,44 1,55 1,51 1,00 1,08 1,00 1,38 1,56 1,68 1,64 0,72 0,79 0,72 1,00 1,13 1,22 0,64 0,69 0,64 0,88 1,00 1,08 1,05 0,59 0,64 0,59 0,82 0,93 1,00 1,00 ( 0,60 0,65 0,60 0,82 0,93 1,00 1,00) Catatan : nilai yang dibandingkan adalah nilai rata-rata aspek-aspek GDFP responden pada skala usaha II. B.2. Menguadratkan Matriks PC Hasil penguadratan adalah sebagai berikut : 7,00 7,61 7,01 9,68 10,97 11,80 11,80 65,56 6,44 7,00 6,45 8,90 10,09 10,86 10,86 60,32 6,99 7,59 7,00 9,66 10,95 11,78 11,78 65,42 5,06 5,50 5,07 7,00 7,94 8,54 8,51 = 47,42 4,47 4,85 4,48 6,18 7,00 7,53 7,50 41,88 4,15 4,51 4,16 5,74 6,51 7,00 6,97 38,89 ( 4,17 4,53 4,18 5,89 6,53 7,03 7,00 ) ( 39,91) 359,95

32 108 Lampiran 5 (lanjutan) B.3. Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan kemudian dinormalisasi (cara : membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai eigenvector. Diperoleh nilai eigenvector adalah sebagai berikut : Aspek GDFP Eigenve ctor Ranking Reproduksi 0, Kesehatan Ternak 0, Higien Pemerahan 0, Nutrisi (Pakan dan Air) 0, Kesejahteraan Ternak 0, Lingkungan 0, Sosial Ekonomi 0, B.4. Perhitungan Consistency Ratio (CR) a. Menentukan vektor jumlah tertimbang. Berikut adalah Matriks Weight Sum Vector (WSV) 1,00x0,18 1,09x0,17 1,00x0,18 1,38x0,13 1,57x0,12 1,69x0,11 1,68x0,11 1,28 0,92x0,18 1,00x0,17 0,92x0,18 1,27x0,13 1,44x0,12 1,55x0,11 1,55x0,11 1,17 1,00x0,18 1,08x0,17 1,00x0,18 1,38x0,13 1,56x0,12 1,68x0,11 1,68x0,11 1,27 0,72x0,18 0,79x0,17 0,72x0,18 1,00x0,13 1,13x0,12 1,22x0,11 1,22x0,11 = 0,92 0,64x0,18 0,69x0,17 0,64x0,18 0,88x0,13 1,00x0,12 1,08x0,11 1,07x0,11 0,82 0,59x0,18 0,64x0,17 0,59x0,18 0,82x0,13 0,93x0,12 1,00x0,11 1,00x0,11 0,76 ( 0,60x0,18 0,65x0,17 0,60x0,18 0,82x0,13 0,93x0,12 1,00x0,11 1,00x0,11) ( 0,78) b. Menghitung Consistency Vector (CV)

33 109 Lampiran 5 (lanjutan) c. Menghitung Rata-rata CV (λ) λ = ΣCV Σn = 49,000 = 7 7 d. Menghitung Consistency Index (CI) CI = λ n n 1 = = 0 e. Menghitung Consistency Ratio (CR) C. Skala Usaha III CR = CI RI = 0 1,32 = 0 % C.1. Perbandingan antar Aspek Good Dairy Farming Practice I II III IV V VI VII I 12,46/12,46 12,46/11,94 12,46/12,32 12,46/11,82 12,46/8,69 12,46/8,02 12,46/8, 27 II 11,94/12,46 11,94/11,94 11,94/12,32 11,94/11,82 11,94/8,69 11,94/8,02 11,94/8, 27 III 12,32/12,46 12,32/11,94 12,32/12,32 12,32/11,82 12,32/8,69 12,32/8,02 12,32/8, 27 IV 11,82/12,46 11,82/11,94 11,82/12,32 11,82/11,82 11,82/8,69 11,82/8,02 11,82/8, 27 V 8,69/12,46 8,69/11,94 8,69/12,32 8,69/11,82 8,69/8,69 8,69/8,02 8,69/8, 27 VI 8,02/12,46 8,02/11,94 8,02/12,32 8,02/11,82 8,02/8,69 8,02/8,02 8,02/8,27 VII 8, 27/12,46 8, 27/11,94 8, 27/12,32 8, 27/11,82 8, 27/8,69 8, 27/8,02 8,27/8,27 Berikut Matriks Pairwaise Comparisson (PC) atau Matriks Perbandingan 1,00 1,04 1,01 1,05 1,43 1,55 1,51 0,96 1,00 0,97 1,01 1,37 1,49 1,44 0,99 1,03 1,00 1,04 1,42 1,54 1,49 0,95 0,99 0,96 1,00 1,36 1,47 1,43 0,70 0,73 0,71 0,74 1,00 1,08 1,05 0,64 0,67 0,65 0,68 0,92 1,00 0,97 ( 0,66 0,69 0,67 0,70 0,95 1,03 1,00) Catatan : nilai yang dibandingkan adalah nilai rata-rata aspek-aspek GDFP responden pada skala usaha III.

34 110 Lampiran 5 (lanjutan) C.2. Menguadratkan Matriks PC Hasil penguadratan adalah sebagai berikut : 7,00 7,30 7,08 7,38 10,04 10,88 10,58 60,07 6,71 7,00 6,79 7,07 9,62 10,43 10,11 57,57 6,92 7,22 7,00 7,29 9,92 10,76 10,43 59,38 6,64 6,93 6,72 7,00 9,52 10,32 10,01 = 56,99 4,88 5,09 4,94 5,15 7,00 7,59 7,35 41,89 4,50 4,70 4,56 4,75 6,46 7,00 6,79 38,64 ( 4,64 4,85 4,70 4,90 6,67 7,22 7,00 ) ( 40,49) 355,39 C.3. Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan kemudian dinormalisasi (cara : membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai eigenvector. Diperoleh nilai eigenvector adalah sebagai berikut : Aspek GDFP Eigenvector Ranking Reproduksi 0,170 1 Kesehatan Ternak 0,162 3 Higien Pemerahan 0,168 2 Nutrisi (Pakan dan Air) 0,161 4 Kesejahteraan Ternak 0,118 5 Lingkungan 0,109 7 Sosial Ekonomi 0,112 6 C.4. Perhitungan Consistency Ratio (CR) a. Menentukan vektor jumlah tertimbang. Berikut adalah Matriks Weight Sum Vector (WSV) 1,00x0,17 1,04x0,16 1,01x0,17 1,05x0,16 1,43x0,12 1,55x0,11 1,51x0,11 1,18 0,96x0,17 1,00x0,16 0,97x0,17 1,01x0,16 1,37x0,12 1,49x0,11 1,44x0,11 1,14 0,99x0,17 1,03x0,16 1,00x0,17 1,04x0,16 1,42x0,12 1,54x0,11 1,49x0,11 1,17 0,95x0,17 0,99x0,16 0,96x0,17 1,00x0,16 1,36x0,12 1,47x0,11 1,43x0,11 = 1,12 0,70x0,17 0,73x0,16 0,71x0,17 0,74x0,16 1,00x0,12 1,08x0,11 1,05x0,11 0,83 0,64x0,17 0,67x0,16 0,65x0,17 0,68x0,16 0,92x0,12 1,00x0,11 0,97x0,11 0,76 ( 0,66x0,17 0,69x0,16 0,67x0,17 0,70x0,16 0,95x0,12 1,03x0,11 1,00x0,11) ( 0,80)

35 111 Lampiran 5 (lanjutan) b. Menghitung Consistency Vector (CV) Jumlah Matriks WSV Eigenvector CV c. Menghitung Rata-rata CV (λ) λ = ΣCV Σn = 49,000 = 7 7 0,170 7,000 1,14 0,162 7,000 1,17 0,168 7,000 1,13 0,161 7,000 0,83 0,118 7,000 0,76 0,109 7,000 0,79 0,112 7,000 Total 49,000 d. Menghitung Consistency Index (CI) CI = λ n n 1 = = 0 e. Menghitung Consistency Ratio (CR) CR = CI RI = 0 1,32 = 0 %

36 112 Lampiran 6. Income Over Feed Cost (IOFC) A. Skala Usaha I

37 113 Lampiran 6 (lanjutan) B. Skala Usaha II C. Skala Usaha III

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif. III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif. 3.2. Metode

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan 19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bandung Provinsi Jawa Barat. Batas-batas admistratif Desa Margamukti, Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bandung Provinsi Jawa Barat. Batas-batas admistratif Desa Margamukti, Utara 36 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Keadaan Geografi dan Topografi Desa Margamukti berada di wilayah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang tergabung dalam kelompok peternak Jambu Raharja di Desa Sidajaya, Kecamatan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (KPBS) Pangalengan. Jumlah anggota koperasi per januari 2015 sebanyak 3.420

PENDAHULUAN. (KPBS) Pangalengan. Jumlah anggota koperasi per januari 2015 sebanyak 3.420 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha peternakan sapi perah di Indonesia saat ini didominasi oleh peternak rakyat yang tergabung dalam koperasi peternak sapi perah. Salah satu koperasi peternak sapi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan sapi perah di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya yaitu perusahaan peternakan sapi perah dan peternakan sapi perah rakyat (Sudono,

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam hal pemeliharaan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam hal pemeliharaan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Good Dairy Farming Practice Good Dairy Farming Practice adalah tatalaksana peternakan sapi perah yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam hal pemeliharaan sehari-hari

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.

Lebih terperinci

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia 2 Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung 20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan 20.1.1. Menganalisis potensi ternak 20.1.2. Menganalisis kontribusi ternak

Lebih terperinci

disusun oleh: Willyan Djaja

disusun oleh: Willyan Djaja disusun oleh: Willyan Djaja 28 I PENDAHULUAN Salah satu bagian dari lingkungan adalah tatalaksana pemeliharaan. Peternak sebaiknya memperhatikan cara pemeliharaan agar memperoleh hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Perkandangan Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kondisi Geografis Kecamatan Cigugur merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kuningan. Kecamatan Cigugur memiliki potensi curah hujan antara 1.000-3.500

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000- IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor 19 No. Kuesioner : Enumerator : Tanggal : Waktu : PERNYATAAN PERSETUJUAN Nama

Lebih terperinci

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat UKURAN KRITERIA REPRODUKSI TERNAK Sekelompok ternak akan dapat berkembang biak apalagi pada setiap ternak (sapi) dalam kelompoknya mempunyai kesanggupan untuk berkembang biak menghasilkan keturunan (melahirkan)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

ANALISIS BAHAYA dan KONTROL TITIK KRITIS

ANALISIS BAHAYA dan KONTROL TITIK KRITIS ANALISIS BAHAYA dan KONTROL TITIK KRITIS H A C C P HACCP Oleh: Willyan Djaja Beternak adalah usaha mendayagunakan hewan dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk mendapatkan manfaat dari hasil usaha itu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi perah Fries Holland (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia. Bangsa sapi ini bisa berwarna putih dan hitam ataupun merah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN GOOD DAIRY FARMING PRACTICE DENGAN

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN GOOD DAIRY FARMING PRACTICE DENGAN HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN GOOD DAIRY FARMING PRACTICE DENGAN ABSTRAK TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Suatu Kasus di Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung) Nurdana

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Kambing dan Domba. Pembibitan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstien Sapi FH telah banyak tersebar luas di seluruh dunia. Sapi FH sebagian besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007 2 Menimbang : BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN MASYARAKAT BUPATI CIREBON a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dibutuhkan konsumen, namun sampai

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK

PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK 2014 PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN. Menjelaskan potensi sektor pean 2. Menjelaskan dasardasar budidaya 3. Menjelaskan sistem organ

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI BAB KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv vi ix xi xii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada peningkatan produksi susu. Sapi perah bangsa Fries Holland (FH)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah merupakan sapi yang dapat menghasilkan susu yang dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (1) Sebelah Utara: Kabupaten Purwakarta dan Subang. (2) Sebelah Timur: Kabupaten Sumedang dan Garut

HASIL DAN PEMBAHASAN. (1) Sebelah Utara: Kabupaten Purwakarta dan Subang. (2) Sebelah Timur: Kabupaten Sumedang dan Garut 24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.2.1. Keadaan Geografi dan Topografi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) terletak di Kecamatan Lembang, 15 km sebelah utara Kota

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/PK.210/8/2015 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA SAPI POTONG YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/PK.210/8/2015 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA SAPI POTONG YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/PK.210/8/2015 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA SAPI POTONG YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro USAHA PETERNAKAN Usaha peternakan merupakan suatu lapangan hidup, tempat seseorang dapat menanamkan modal untuk keperluan hidup keluarganya atau sekelompok masyarakat Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada peningkatan pendapatan, taraf hidup, dan tingkat pendidikan masyarakat yang pada akhirnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Broiler Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan untuk ditetaskan menjadi DOC (Suprijatna dkk., 2005). Ayam pembibit menghasilkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. ANALISIS DAN SINTESIS IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,

Lebih terperinci

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Dalam rangka memudahkan analisis maka peternak sapi perah (responden) di Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan satuan ternak (ST)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengkaji hubungan higiene dan sanitasi berbagai lingkungan peternakan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengkaji hubungan higiene dan sanitasi berbagai lingkungan peternakan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang penilaian higiene dan sanitasi tempat peternakan sapi dan tempat pemerahan susu sapi segar, jumlah bakteri Coliform

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Komunikasi Interpersonal Secara umum komunikasi interpersonal atau antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, sekitar 80--90 % dari seluruh sapi perah yang berada di sana. Sapi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG Oleh : Ir. BERTI PELATIHAN PETANI DAN PELAKU AGRIBISNIS BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE TA. 2014 1. Sapi Bali 2. Sapi Madura 3.

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

POLA PEMBESARAN SAPI PEDET Pola pembesaran pedet yang sangat menonjol di Kab. Boyolali ada 3 sistem yaitu : (1) pembesaran secara tradisional, (2) pem

POLA PEMBESARAN SAPI PEDET Pola pembesaran pedet yang sangat menonjol di Kab. Boyolali ada 3 sistem yaitu : (1) pembesaran secara tradisional, (2) pem Lokakwya Fungsional Non Pene in 1999 KEUNGGULAN DAN ANALISIS BERBAGAI POLA PEMBESARAN PEDET DI KABUPATEN BOYOLALI BAMBANG KUSHARTONO Balai Penelitian Temak P.O. Box 221 Bogor, 16002 RINGKASAN Dipandang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...11 SUBSTANSI PEMELAJARAN...12 1.

Lebih terperinci

Panduan pembiakan sapi. Sebuah panduan untuk manajemen pembiakan sapi di Asia Tenggara

Panduan pembiakan sapi. Sebuah panduan untuk manajemen pembiakan sapi di Asia Tenggara Panduan pembiakan sapi Sebuah panduan untuk manajemen pembiakan sapi di Asia Tenggara Tentang panduan ini Melahirkan anak sapi secara teratur dan membesarkan anak sapi sangat penting untuk produksi daging

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Keuntungan usaha peternakan sapi perah adalah peternakan sapi perah merupakan usaha yang tetap, sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein

Lebih terperinci

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB). CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB). Peningkatan produktifitas ternak adalah suatu keharusan, Oleh karena itu diperlukan upaya memotivasi

Lebih terperinci

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D MK : Produksi Ternak Babi dan Kuda Dosen : Dr. Ir. Salundilk, M Si Asisten : Desmawita K Barus, S Pt, M Si Jadwal : Kamis, 07.00-10.00 WIB PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/PK.210/8/2015 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA SAPI POTONG YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/PK.210/8/2015 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA SAPI POTONG YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/PK.210/8/2015 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA SAPI POTONG YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BUDIDAYA TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

2 Lembaran Negara Nomor 5059); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lem

2 Lembaran Negara Nomor 5059); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lem No.1080, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Sapi Potong. Pembibitan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kambing Kambing merupakan binatang memamahbiak yang pada dasarnya merupakan kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya. Kambing perah memang masih asing bagi sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (STUDI KASUS KELOMPOK TANI SETIA KAWAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA) SKRIPSI

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (STUDI KASUS KELOMPOK TANI SETIA KAWAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA) SKRIPSI ANALISIS USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (STUDI KASUS KELOMPOK TANI SETIA KAWAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA) SKRIPSI Oleh: NINI OKTAFIANI 06 164 046 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian dalam sistem pangan nasional. Industri peternakan memiliki peran sebagai penyedia komoditas pangan hewani. Sapi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Januari hingga Maret Penelitian ini telah dilaksanakan di Pondok Pesantren

MATERI DAN METODE. Januari hingga Maret Penelitian ini telah dilaksanakan di Pondok Pesantren III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan selama enam minggu dimulai pada bulan Januari hingga Maret 2013. Penelitian ini telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Khairul

Lebih terperinci

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam broiler (Sudaryani dan Santosa, 2003). Pembibitan ayam merupakan suatu kegiatan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penunjang keberhasilan dalam usaha beternak, khususnya babi diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penunjang keberhasilan dalam usaha beternak, khususnya babi diperlukan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penunjang keberhasilan dalam usaha beternak, khususnya babi diperlukan manajemen kandang yang baik dan benar. Manajemen perkandangan yang dikelola dengan baik dan benar

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK

PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK 2014 PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK DIREKTORAT PERBIBITAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kawasan peternakan sapi perah rakyat Kebon Pedes berada di Kelurahan Kebon Pedes Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor dengan jarak tempuh ke pusat pemerintahan kota

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI PERAH YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 USAHA PEMBIBITAN TERNAK BABI MAULAFA Tri Anggarini Y. Foenay, Theresia Nur Indah Koni Jurusan Peternakan - Politani Negeri Kupang Email: anggarini.foenay@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari kegiatan IbM adalah

Lebih terperinci