BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian a. Deskripsi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang Program pelatihan kerja dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, Institusi pemerintah ini beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 319 Magelang Telp (0293) , Fax Demi kelancaran aktivitas organisasi agar dapat terlaksana dan mencapai hasil yang baik, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang merumuskan tupoksi dan struktur organisasi, visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan sebagai berikut: 1) Tupoksi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang No. 4 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang mempunyai tugas pokok Membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan sosial. Adapun struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang adalah sebagai berikut: 44

2 45

3 46 2) Visi Terwujudnya Pelayanan Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kesejahteraan Sosial yang mandiri, sejahtera dan berkeadilan Keterangan: Pelayanan Ketenagakerjaan : Upaya pemberian kemudahan administrasi dan birokrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku kepada tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Pelayanan Ketransmigrasian : Upaya pemerintah memberikan kemudahan administrasi dan birokrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk calon transmigran pada waktu sebelum, selama dan sesudah pemberangkatan transmigrasi. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Mandiri : Upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat guna memenuhi kebutuhan dasar yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial. : Membangun daya pikir kita untuk tidak tergantung pada orang lain/pemerintah dengan sepenuhnya. Sejahtera : Tercukupinya kebutuhan dasar manusia sehingga dapat hidup layak yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup, bermartabat dan mampu memberdayakan diri. Berkeadilan : Tidak membedakan antara satu dengan lainnya dan dapat memberikan hak yang sesuai dengan kebutuhannya

4 47 tanpa merugikan yang lainnya. 3) Misi a) Meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan memiliki etos kerja yang tinggi; b) Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat; c) Mendorong perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja; d) Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat; e) Mewujudkan jaminan kepastian hukum di bidang ketenagakerjaan menjadi institusi andalan untuk menciptakan suasana nyaman dan produktif; f) Mewujudkan masyarakat transmigran yang sejahtera dan mandiri; g) Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui pencegahan dan pengendalian permasalahan sosial; h) Meningkatkan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial. 4) Tujuan a) Meningkatnya kualitas dan produktivitas SDM di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kesejahteraan sosial sehingga ada peningkatan kualitas pembinaan manajemen dan dukungan administrasi dinas; b) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelatihan kerja dan produktivitas; c) Menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi pencari kerja dan mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam dan ke luar negeri secara tertib, baik dan efisien; d) Menciptakan ketenangan bekerja dan berusaha; e) Mewujudkan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri, tidak memihak dan professional; f) Meningkatkan kualitas calon transmigran, memberikan kepastian daerah tujuan layak huni, layak berkembang dan layak usaha; g) Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah sosial melalui pencegahan dan pengendalian, sehingga terjadi peningkatan kemandirian; h) Melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial, serta mengembangkan prakarsa dan peranan masyarakat. 5) Sasaran a) Peningkatan kualitas dan produktivitas SDM di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kesejahteraan sosial; b) Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan kerja dan produktivitas;

5 48 c) Terciptanya kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi pencari kerja dan mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam dan ke luar negeri secara tertib, baik dan efisien; d) Terciptanya ketenangan bekerja dan berusaha; e) Terwujudnya pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri, tidak memihak dan professional; f) Terwujudnya peningkatan kualitas pembinaan manajemen dan dukungan administrasi dinas; g) Terwujudnya taraf hidup dan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah sosial, meningkatnya kemandirian penyandang masalah sosial; h) Terwujudnya kesejahteraan sosial melalui pencegahan dan pengendalian permasalahan sosial; i) Terwujudnya nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial; j) Terwujudnya pengembangan prakarsa dan peranan masyarakat. 6) Strategi a) Penerapan sistem standarisasi dan kompetensi yang kompatibel; b) Penerapan sistem pelatihan kerja nasional yang mengacu kepada kebutuhan dunia kerja (Competensy Based Training); c) Menjalin kerjasama bidang standarisasi, sertifikasi dan pelatihan di tingkat propinsi; d) Memberdayakan lembaga pelatihan tenaga kerja swasta dan lembaga pelatihan kerja di perusahaan; e) Menciptakan iklim investasi yang ramah ketenagakerjaan; f) Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan pelayanan penciptaan dan perluasan kerja yang berbasis masyarakat dan penerapan prinsip jiwa dan semangat kemandirian sistem padat kerja dan teknologi tepat guna; g) Menyelenggarakan dan memfasilitasi penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri melalui mekanisme AKL, AKAD, AKSUS dan Luar Negeri melalui mekanisme AKAN; h) Menyelenggarakan pembinaan teknis lembaga pelayanan ketenagakerjaan di Dalam Negeri dan Luar Negeri; i) Mengembangkan Sistem Informasi Pasar Kerja; j) Memberdayakan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga bursa kerja; k) Menyusun dan menerapkan analisis jabatan dan informasi jabatan; l) Mewujudkan penyelenggaraan transmigrasi yang produktif dan inovatif; m) Mengembangkan sistem perencanaan, pemrograman dan penganggaran berbasis kinerja; n) Meningkatkan kualitas pendayagunaan SDM; o) Mengefektifkan sarana dan prasarana yang tersedia; p) Mewujudkan dukungan kelembagaan yang efektif dan efisien; q) Melaksanakan pendidikan perburuhan;

6 49 r) Mengintensifkan dialog sosial; s) Pengaturan syarat-syarat kerja; t) Pengaturan pengupahan; u) Pengaturan perlindungan sosial; v) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan industrial yang sesuai peraturan perundang-undangan; w) Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait; x) Pengembangan budaya dan etos kerja; y) Pemantapan Sistem Pengawas Ketenagakerjaan; z) Pengembangan strategi dan program dalam rangka pencapaian Program Substansi Teknis Pengawas Ketenagakerjaan; aa) Terwujudnya taraf hidup dan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah sosial; bb) Meningkatnya kemandirian penyandang masalah sosial. 7) Kebijakan a) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja; b) Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha; c) Penerapan dan upaya peningkatan mobilitas tenaga kerja pada sektor industri dan jasa; d) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat miskin dan memperoleh hak ekonomi, sosial, politik dan budaya; e) Meningkatkan kualitas dan professionalism SDM aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik; f) Peningkatan sarana dan prasarana pemerintah daerah; g) Menata hubungan industrial yang kondusif dan mencerminkan asas keadilan; h) Memberdayakan kelembagaan Bipatrit dan Tripatrit serta peningkatan kesadaran berbagai pihak untuk mengupayakan kesejahteraan dan perlindungan bagi para pekerja; i) Melindungi hak-hak dan keselamatan tenaga kerja; j) Kebijakan dari Kantor Kesejahteraan Sosial adalah: a) Peningkatan kesejahteraan penyandang masalah sosial b) Memelihara kebersihan, kerapian dan keindahan TMP I dan II c) Peningkatan SDM generasi muda dan pekerja sosial k) Mendorong/motivasi penyandang masalah sosial dengan memberikan pembinaan, pengarahan melalui bimbingan mental, sosial dan pemberian keterampilan; l) Memfasilitasi kegiatan kepada penyandang masalah sosial dengan memberikan bantuan dana/barang yang dibutuhkan. Pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dilaksanakan oleh Bidang Ketenagakerjaan yaitu Sub Bagian Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (PENTA).

7 50 Adapun tugas pokok dan fungsi (tupoksi), serta rincian tugas Sub Bagian PENTA adalah sebagai berikut: 1) Tupoksi Kepala Bidang PENTA mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Bidang PENTA mempunyai fungsi: a) Perencanaan penyusunan program dan kegiatan Bidang PENTA; b) Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan Bidang PENTA; c) Pelaksanaan kegiatan Bidang PENTA; d) Pembinaan dan pengendalian program dan kegiatan Bidang PENTA. 2) Rincian Tugas a) Menyusun rencana program dan kegiatan Bidang PENTA; b) Mengumpulkan dan mengkaji data dan informasi lainnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis di Bidang PENTA; c) Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data Bidang PENTA; d) Menyelenggarakan bursa kerja dan menyebarluaskan informasi pasar kerja/lowongan kerja lokal, antar daerah dan antar negara; e) Melaksanakan pelayanan perizinan Bidang Penempatan Tenaga Kerja yang meliputi izin operasional Bursa Kerja Khusus (BKK), Penampungan Pra Pemberangkatan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI), Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh dan memberikan rekomendasi izin pendirian Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS), Cabang Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), rekomendasi pengurusan paspor CTKI dan rekomendasi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); f) Melaksanakan pembinaan BKK, penampungan pra pemberangkatan CTKI, perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, LPTKS dan PPTKIS; g) Melaksanakan pemagangan, penempatan tenaga kerja Angkatan Kerja Lokal (AKL), Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Angkatan Kerja Antar Negara (AKAN);

8 51 h) Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan padat karya bagi penganggur dan setengah penganggur, mengembangkan, menyebarluaskan dan menerapkan teknologi tepat guna; i) Mendayagunakan tenaga kerja pemuda, wanita, penyandang cacat dan lanjut usia; j) Menyelenggarakan pendayagunaan tenaga kerja mandiri; k) Mengkoordinasikan dan mengendalikan target pendapatan yang bersumber dari retribusi Bidang PENTA; l) Member petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan; m) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan; n) Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas/kegiatan Bidang PENTA; o) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. b. Deskripsi Program Pelatihan Kerja Masalah ketenagakerjaan dari waktu ke waktu masih diwarnai dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, serta terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia. Jumlah pengangguran Indonesia menurut Survey Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2012 masih mencapai 7,7 juta orang atau sekitar 6,56 persen dari total angkatan kerja. Kondisi demikian juga terjadi di Kota Magelang, jumlah angkatan kerja di Kota Magelang hingga Agustus 2012 tercatat sebanyak orang dan jumlah bukan angkatan kerja tercatat sebanyak orang. Angkatan kerja tersebut terdiri dari penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja maupun pengangguran. Jumlah angkatan kerja yang bekerja tercatat sebanyak orang, sedangkan pengangguran tercatat sebanyak orang.

9 52 Jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan sampai dengan akhir Desember 2011 secara kumulatif sebanyak 869 orang terdaftar di Disnakertrans Kota Magelang sebagai pemegang Kartu AK.I (Kartu Kuning). Sebanyak 869 orang yang terdaftar di Disnakertrans Kota Magelang tersebut berhasil disalurkan untuk bekerja sebanyak 574 orang pada tahun Dengan demikian, hingga akhir Desember 2012 masih terhitung sebanyak 295 orang yang tercatat sebagai pencari kerja belum memperoleh pekerjaan atau berstatus sebagai pengangguran. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya kualifikasi tenaga kerja yang diminta perusahaan, jenis jabatan dan lokasi penempatan yang kurang diminati oleh para pencari kerja, maupun kompetensi tenaga kerja yang kurang sesuai dangan jabatan yang tersedia. Kebijakan menekan angka pengangguran melalui program pelatihan kerja termasuk dalam kebijakan publik yang bersifat makro. Penyelenggaraan program tersebut mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan PP No. 32 Tahun 2006 tentang sistem pelatihan kerja nasional. Kebijakan tersebut bersifat makro karena dasar hukum yang menjadi acuan tersebut bersifat umum dan mendasar. Melalui penyelenggaraan program tersebut, pemerintah bermaksud untuk memberikan kemudahan bagi pencari kerja untuk memperoleh kesempatan kerja dengan cara menyesuaikan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerjanya dan kebutuhan pasar kerja. Pasar kerja tidak hanya

10 53 mempertimbangkan tingkat pendidikan tenaga kerjanya, namun juga menuntut tenaga kerja untuk memiliki keterampilan khusus. Pendidikan pada program pelatihan kerja bukan dengan cara mempersiapkan SDM sebagai mesin yang dapat bekerja dengan baik, namun mendidik tenaga kerja untuk terampil dan kreatif sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Pada praktiknya, kebijakan menekan angka pengangguran dalam penelitian ini mengandung lebih dari satu tujuan kebijakan. Kebijakan menekan angka pengangguran termasuk dalam kebijakan regulatif karena adanya batasan-batasan setiap jenjang pemerintahan dalam pengelolaan bidang ketenagakerjaan. Selain itu termasuk dalam kebijakan distributif dengan memberikan kewenangan pada daerahdaerah untuk menguasai dan mengelola sumber daya manusia yang tersedia sebagai tenaga kerja, didukung dengan kebijakan redistributif salah satunya yaitu kebijakan pemerintah tentang pelatihan kerja. Kebijakan menekan angka pengangguran juga memperkuat peran pemerintah, karena tingginya jumlah pengangguran berdampak pada berbagai aspek sehingga tidak mampu diselesaikan hanya dengan melibatkan peran masyarakat saja. Kebijakan tersebut didukung adanya kepastian anggaran negara untuk mengadakan pelatihan kerja, walaupun di sisi lain terdapat peran masyarakat yang membantu program pelatihan tersebut.

11 54 Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi pengangguran, namun belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pada sisi lain, laju peningkatan kesempatan kerja tidak sebanding dengan laju peningkatan angkatan kerja, lapangan kerja yang tersedia pun tidak dapat menampung tenaga kerja dengan optimal. Cukup banyak kesempatan kerja tidak dapat terpenuhi karena berbagai hal, salah satu di antaranya adalah kurangnya bekal keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja. Oleh karena itu, kebijakan ketenagakerjaan secara umum diarahkan pada perluasan lapangan kerja, antara lain melalui kegiatan penyaluran dan penempatan tenaga kerja secara lokal di Jawa Tengah maupun antar daerah (di luar Provinsi Jawa Tengah). Sedangkan upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dilakukan melalui Program Pelatihan Kerja yang diadakan di wilayah Kota Magelang, dengan menggunakan dana APBD TA Dasar hukum pelaksanaan Program Pelatihan Kerja ini adalah Undangundang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) No. 900/23/DPA/290/2013 tanggal 4 Januari Guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para pencari kerja sekaligus sebagai upaya untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut, maka Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja

12 55 (LPK), beberapa Universitas maupun SMK baik di wilayah Kota Magelang maupun di luar Kota Magelang untuk menempuh upaya yaitu dengan diadakannya Program Pelatihan Kerja. Orientasi dari LPK, Universitas maupun SMK tersebut ialah memberikan dukungan dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam hal persiapan tenaga kerja dengan melatih para pencari kerja di berbagai jenis pelatihan kerja agar menjadi tenaga kerja yang lebih terampil, berkualitas, dan produktif. Dengan demikian, diharapkan dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia, maupun menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Sumber dana untuk penyelenggaraan program pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan dasar hukum DPA. Sumber Pendanaan dari APBD berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Magelang yang termasuk dalam Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), sehingga peserta pelatihan kerja yang dibiayai oleh dana APBD tidak dipungut biaya (gratis). Jenis pelatihan kerja ini adalah pelatihan berbasis masyarakat (Community Based Training), sehingga program pelatihan yang dilaksanakan masih berskala daerah. Kurikulum pelatihan kerja dibuat oleh para instruktur berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat Kota Magelang akan pelatihan kerja dan analisis kebutuhan industri/pasar kerja baik di Kota Magelang maupun lingkup nasional. Banyak keuntungan yang diperoleh

13 56 peserta yang mengikuti program pelatihan kerja, masing-masing peserta akan diberikan peralatan kerja sesuai dengan jenis pelatihan kerja yang ditekuni, uang transport, snack dan makan siang selama kegiatan berlangsung. Keseluruhan biaya yang digunakan sejak awal hingga akhir kegiatan tersebut merupakan dana APBD Kota Magelang. Pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang pada tahun 2013 memiliki tujuan dan sasaran sebagai berikut: 1) Tujuan a) Memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan khususnya bagi pengangguran; b) Membangun atau menciptakan usaha baru yang bersifat produktif dan mempunyai nilai tambah secara ekonomi, serta dibutuhkan oleh masyarakat; c) Melaksanakan kegiatan proses alih pengetahuan dan ketrampilan teknis kepada masyarakat agar mampu mengolah bahan baku / bahan mentah menjadi barang jadi melalui sentuhan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan sumber daya lokal; d) Membentuk kelompok wirausaha baru dengan kegiatan ekonomi produktif berkelanjutan; e) Membuka lapangan kerja baru, serta kesempatan berusaha bagi warga masyarakat perkotaan. 2) Sasaran a) Mendayagunakan tenaga kerja, khususnya pengangguran; b) Kelompok wirausaha yang sudah ada di Kota Magelang; c) Kelompok home industri yang sudah ada di Kota Magelang. Program Pelatihan Kerja ini terdiri dari sebelas jenis pelatihan kerja, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

14 57 Tabel 4.Jenis, pengajar dan tempat pelaksanaan pelatihan kerja tahun 2013 di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. No. Jenis Pelatihan Asal Pengajar Tempat Kerja 1 Bordir Pengajar LPK LPK Amaliya Amaliya 2 Menjahit Pengajar LPK Nink LPK Nink Modiste Modiste 3 Bahasa Inggris Pengajar English English Institute Institute 4 Tata Boga Pengajar Ria Cake Ria Cake 5 Tata Rias Pengajar LPK Kartika LPK Kartika Griya Griya 6 Batik Jumputan Dosen ISI Yogyakarta Rumah Makan Jadoel 7 Teknisi Handphone Pengajar BLK Karangwuni Resto Kabupaten Magelang 8 Teknisi Komputer Pengajar BLK Karangwuni Resto Kabupaten Magelang 9 Batik Kayu Dosen ISI Yogyakarta Rumah Makan Jadoel 10 Fiber Cenderamata Pengajar Kerajinan Karangwuni Resto Fiber Tetesindo Yogyakarta 11 Montir Sepeda Dosen Fakultas Universitas Muhammadiyah Motor Teknik UMM Magelang (UMM) Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang mengadakan sebelas jenis pelatihan kerja pada tahun Jumlah dan jenis pelatihan kerja yang ditawarkan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

15 58 Magelang dalam setiap tahun anggaran tidak selalu sama. Terkadang jenis pelatihan kerja yang telah diadakan pada tahun sebelumnya tidak diadakan lagi pada tahun anggaran berikutnya. Pemilihan jenis pelatihan kerja tertentu yang akan dibuka didasarkan pada pertimbangan berbagai hal, diantaranya trend keterampilan yang banyak dibutuhkan pada saat itu, jumlah peminat, dan kebutuhan kompetensi pada pasar kerja. Begitu pula dengan pengajar pelatihan kerja, dikarenakan wilayah Kota Magelang belum memiliki Badan Latihan Kerja (BLK) sehingga Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang mengundang pengajar dari LPK, Universitas, maupun SMK yang sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasai. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang juga belum memiliki tempat khusus yang tersedia untuk praktek pelatihan kerja, sehingga menyewa tempat yang layak dan memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat praktek pelatihan kerja. 2. Hasil Penelitian a. Peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam Penyelenggaraan Program Pelatihan Kerja. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang terletak di Kota Magelang. Dinas tersebut memiliki peran sebagai penyelenggara urusan Pemerintah Daerah Kota Magelang, khususnya di Bidang Ketenagakerjaan. Seperti yang tercantum pada visi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi

16 59 dan Sosial Kota Magelang yaitu Terwujudnya Pelayanan Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian, dan Kesejahteraan Sosial yang mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang berusaha mengoptimalkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, salah satunya dengan memberdayakan masyarakat lokal. Pada struktur organisasi yang ada di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang terdapat bidang yang secara khusus menangani masalah ketenagakerjaan terkait penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja yaitu Bidang Penta. Bidang ini secara umum berfungsi dalam perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian mulai dari penyusunan program hingga akhir kegiatan yang telah direncanakan. Bidang Penta menjalankan perannya sesuai dengan visi dan misi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Misi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang antara lain: 1) Meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan memiliki etos kerja yang tinggi; 2) Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat; 3) Mendorong perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja; 4) Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat; 5) Mewujudkan jaminan kepastian hukum di bidang ketenagakerjaan menjadi institusi andalan untuk menciptakan suasana nyaman dan produktif;

17 60 6) Mewujudkan masyarakat transmigran yang sejahtera dan mandiri; 7) Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui pencegahan dan pengendalian permasalahan sosial; 8) Meningkatkan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial. Program pelatihan kerja merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Penta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang setiap tahun. Program ini memberikan kesempatan kepada masyarakat Kota Magelang untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya melalui pengetahuan, keterampilan, dan fasilitas-fasilitas yang diberikan. Fasilitas yang diberikan kepada peserta selama program pelatihan kerja berlangsung ialah uang transport, snack, makan siang, dan alat tulis yang dibutuhkan. Sampai saat ini, banyak masyarakat yang hanya berorientasi pada fasilitas yang diberikan saat mengikuti pelatihan kerja, tanpa menyadari bahwa tujuan pelatihan kerja itu sebenarnya ialah untuk membekali pengetahuan dan keterampilan bagi pencari kerja. Hal-hal tersebut menjadi salah satu aplikasi peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang sebagai stabilisator, innovator, modernisator, pelopor, dan pelaksana. b. Penyelenggaraan Program Pelatihan Kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang Tahun 2013 Fokus dalam penelitian ini adalah Program Pelatihan Kerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Magelang melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang tahun 2013,

18 61 dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada berupa instruktur maupun sarana dan prasarana yang tersedia. Program ini menggunakan dana dari APBD untuk TA Pelatihan kerja tersebut adalah pelatihan berbasis masyarakat (Community Based Training) dengan kurikulum pelatihan kerja yang dibuat oleh para instruktur sesuai jenis pelatihan kerja. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang mengajukan Rencana Kerja (Renja) SKPD kepada Pemerintah Kota Magelang. Pengajuan tersebut diantaranya berisi permohonan jenis pelatihan kerja yang dibutuhkan berdasarkan analisis kebutuhan keterampilan di wilayahnya. Penyelenggaraan program pelatihan kerja ini berdasarkan atas permintaan dan kebutuhan tenaga kerja oleh pihak pengguna tenaga kerja khususnya di wilayah Kota Magelang. Tim pelaksana teknis di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang membuat perencanaan tenaga kerja dengan melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan pelatihan dengan cara menganalisa kebutuhan masyarakat dan pasar kerja akan kualifikasi keterampilan yang banyak dibutuhkan. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang juga selalu mengamati persyaratan tenaga kerja yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan pengguna tenaga kerja sebagai upaya pemerintah untuk membantu agar para pencari kerja dapat diterima di perusahaan.

19 62 Permohonan jenis pelatihan kerja yang ditawarkan tersebut diserahkan ke Pemerintah Kota Magelang, kemudian dilaksanakan terlebih dahulu penyusunan Pra-RKA sebelum dilaksanakannya penyusunan RKA yang telah matang. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), sehingga setiap kegiatan yang direncanakan tetap dalam koridor yang telah ditetapkan menurut Rencana Strategi (Renstra) SKPD. Persetujuan Pemerintah Kota Magelang selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk DPA yang diikuti dengan penetapan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Magelang, kemudian diserahkan kepada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Berikut alur penyelenggaraan program pelatihan kerja pada periode tersebut: Penyusunan Renja SKPD Penyusunan Pra-RKA Penyusunan RKA DPA SK Penyelenggaraan Penetapan DPPKAD Sosialisasi Program Rekruitmen Peserta Implementasi Program Evaluasi Program Gambar 3. Alur Penyelenggaraan Kegiatan dan Anggaran untuk Program Pelatihan Kerja tahun 2013

20 63 Setelah dilaksanakan penetapan DPPKAD Magelang, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang membuat Surat Keputusan (SK) tentang penunjukan dan penetapan panitia pelaksana dan instruktur pelatihan kerja untuk segera dilaksanakan sesuai dengan jenis pelatihan kerja yang telah direncanakan. Dalam kegiatan ini ditunjuk Panitia Pelaksana Kegiatan, antara lain Pengarah, Penanggungjawab, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Penyusun Makalah dan Penyusun Laporan Daerah yang ditunjuk/ditetapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja. Dalam SK tersebut juga termaktub beberapa ketentuan, diantaranya adalah susunan keanggotaan dan rincian tugas panitia, honorarium panitia per kegiatan, daftar peserta, serta hak dan kewajiban peserta pelatihan kerja. Pasca penyerahan SK, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang melakukan penyuluhan/sosialisasi program kepada masyarakat terutama para pencari kerja untuk mengikuti Program Pelatihan Kerja. Sosialisasi program ini dilakukan dalam rangka memberikan bekal pemahaman kepada calon peserta tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Media sosialisasi tersebut antara lain: 1) Media cetak Cara sosialisasi dengan media ini ialah melalui leaflet dan banner yang diletakkan di papan-papan pengumuman Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, serta spanduk yang diletakkan di depan Kantor Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang.

21 64 2) Media elektronik Cara sosialisasi dengan media ini ialah melalui radio di wilayah Kota Magelang. 3) Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Cara sosialisasi dengan media ini ialah melalui kegiatan musyawarah yang dilaksanakan di kantor-kantor kelurahan se- Kota Magelang, dengan mengundang perangkat-perangkat desa setempat, sehingga diharapkan informasi dapat langsung diterima oleh warga masyarakat. Sosialisasi program tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menarik minat para pencari kerja, kemudian selanjutnya akan dilaksanakan proses perekrutan peserta. Proses perekrutan peserta terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut: PENDAFTARAN SELEKSI PENGUMUMAN Gambar 4. Tahapan Perekrutan Peserta Program Pelatihan Kerja tahun 2013 Tahap-tahap tersebut dilaksanakan oleh tim pelaksana yaitu pegawai Bidang PENTA dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Diawali dengan tahap pendaftaran di Kantor Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, yang beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 319 Magelang Kriteria calon pendaftar adalah usia maksimal 30 tahun, pendidikan diutamakan minimal Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, sehat jasmani rohani. Setelah memenuhi kriteria tersebut, para calon peserta pelatihan harus memenuhi syarat pendaftaran pelatihan kerja dengan mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

22 65 a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Keterangan Domisili Kota Magelang sebanyak 1 lembar; b. Fotocopy Ijazah Terakhir sebanyak 1 lembar; c. Pas photo berwarna ukuran 3X4 sebanyak 3 lembar. Tahap kedua adalah tahap seleksi. Tahap seleksi dilaksanakan apabila jumlah pendaftar melebihi kapasitas yang dibutuhkan dalam suatu jenis pelatihan kerja. Dalam kata lain, seleksi dilakukan karena animo masyarakat terhadap penyelenggaraan pelatihan kerja selama ini dinilai cukup tinggi, sedangkan kuota penerimaan peserta pelatihan kerja masing-masing jenis pelatihan kerja telah dibatasi. Proses ini diperlukan untuk mengetahui calon peserta yang benar-benar bersungguh-sungguh dan memiliki komitmen mengikuti program pelatihan kerja. Proses seleksi dilaksanakan pada minggu sebelum jadwal pelatihan kerja dimulai, tergantung pada jenis pelatihan yang akan dilaksanakan. Seleksi dilaksanakan dalam rangka memperoleh calon peserta pelatihan yang benar- benar sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan yaitu calon peserta yang berkemauan maju dan mempunyai motivasi untuk mengembangkan usahanya. Seleksi akan dibagi dalam dua tahapan, yaitu tes tertulis psikotes (intelegensi) dan tes wawancara. Tes psikotes dilakukan dengan bertujuan untuk menganalisa kecenderungan minat dan bakat dari calon peserta, sementara tes wawancara dilakukan dengan bertujuan untuk memilahmilah calon peserta yang kurang memiliki minat dan bakat pada salah satu jenis pelatihan kerja yang dipilih, kemudian akan diprioritaskan

23 66 masuk ke dalam jenis pelatihan kerja lainnya yang lebih sesuai dengan kemampuan dasarnya. Tes wawancara ini terdiri dari sikap mental, perilaku, dan pengetahuan umum. Dengan diadakannya tahap seleksi tersebut, diharapkan mampu meminimalisir adanya kesalahan peserta masuk pada jenis pelatihan kerja yang tidak sesuai dengan minat, bakat, maupun kemampuan dasar peserta tersebut. Animo masyarakat terhadap penyelenggaraan pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang cukup tinggi bahkan mengalami peningkatan setiap tahunnya, terutama pada jenis-jenis pelatihan kerja tertentu seperti: menjahit, tata boga, dan tata rias. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu staff di Bidang PENTA Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, yang dikutip sebagai berikut: Peminat pelatihan kerja disini termasuk banyak, bahkan banyak orang yang domisili luar Kota Magelang pingin ikut daftar, tapi kan kami tidak bisa menerima karena program ini menggunakan dana APBD Kota Magelang. Jumlah pendaftar pelatihan menjahit, tata boga, atau tata rias selalu lebih dari kuota peserta setiap tahunnya. Jadi, supaya ada keseimbangan jumlah peserta nanti setelah mengikuti seleksi, peserta yang diumumkan tidak lolos tadi akan kami tawarkan untuk masuk jenis pelatihan lain yang kuota pesertanya belum penuh. (Wawancara, 20 Januari 2014) Data jumlah pendaftar dan jumlah peserta pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

24 67 Tabel 5. Data jumlah anggota pelatihan kerja tahun 2013 No. Jenis Pelatihan Kerja Jumlah Pendaftar Peserta 1 Bordir 33 orang 10 orang 2 Menjahit 55 orang 20 orang 3 Bahasa Inggris 139 orang 6 periode x 15 orang = 90 orang 4 Tata Boga 44 orang 10 orang 5 Tata Rias 53 orang 10 orang 6 Batik Jumputan 25 orang 20 orang 7 Teknisi Handphone 13 orang 10 orang 8 Teknisi Komputer 15 orang 10 orang 9 Batik Kayu 25 orang 20 orang 10 Fiber Cenderamata 24 orang 20 orang 11 Montir Sepeda Motor 24 orang 20 orang Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, 2013 Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa antusiasme masyarakat selalu melebihi jumlah target yang dibutuhkan. Hal itu berarti bahwa jenis-jenis pelatihan tersebut banyak diminati masyarakat. Menurut hasil seleksi, diperoleh sejumlah 240 orang peserta yang mengikuti 11 jenis pelatihan kerja pada tahun Dari hasil seleksi, motivasi peserta mengikuti program ini berbeda-beda. Berikut ini adalah pernyataan salah satu peserta pelatihan Bahasa Inggris yang berinisial ANH (mahasiswi) tentang motivasinya mengikuti pelatihan ini: Saya dapat informasi tentang pelatihan kerja itu dari kakak saya pas lagi libur semesteran. Saya ikut pelatihan Bahasa Inggris karena memang dari dulu saya suka dengan pelajaran

25 68 Bahasa Inggris. Selain itu, untuk mengisi waktu liburan dengan mengembangkan kemampuan saya berbahasa inggris, sekalian cari pengalaman. (Wawancara, 5 Februari 2014) Berdasarkan temuan di lapangan, latar belakang siswa mengikuti pelatihan ini adalah karena ingin mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, mengembangkan kemampuan diri sendiri, dan mencari pengalaman untuk bekal di masa yang akan datang. Setelah tahap seleksi dilaksanakan, maka tim memberikan pengumuman penerimaan peserta pelatihan kerja. Pengumuman akan disampaikan dengan cara menghubungi peserta melalui nomor telepon yang dicantumkan pada formulir data diri peserta pada saat mendaftar. Tim mencoba menghubungi melalui SMS maupun telepon. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program pelatihan kerja. Waktu dan tempat pelaksanaan berbeda-beda, tergantung pada jenis pelatihan kerja masing-masing. Pembatasan jumlah peserta pada masing-masing jenis pelatihan kerja juga harus sesuai dengan yang telah tercantum di SK Kepala Dinas. Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan dana pelatihan kerja yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Kota Magelang. Jangka waktu dari tahap sosialisasi, tahap rekruitmen, hingga tahap implementasi program pelatihan kerja tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

26 69 Tabel 6.Waktu sosialisasi, pendaftaran, dan pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja tahun 2013 No. Jenis Pelatihan Sosialisasi Pendaftaran Pelaksanaan Kerja 1 Bordir 21 Januari 28 Januari 4 Februari 9 Maret 2 Menjahit 25 Januari 31 Januari 4 Februari 16 Februari 3 Bahasa Inggris 21 Januari 28 Januari Periode I : 4 Feb 2 Mar Periode II : 5 Mar 2 Apr Periode III : 8 Apr 4 Mei Periode IV : 3 Jun 1 Jul Periode V : 30 Sep 28 Okt Periode VI : 12 Nov 9 Des 4 Tata Boga 14 Januari 21 Januari 11 Februari 5 Maret 5 Tata Rias 20 Februari 25 Februari 4 Maret 2 April 6 Batik Jumputan 11 Maret 19 Maret 2 April 24 April 7 Teknisi Handphone 1 April 8 April 16 April 14 Mei 8 Teknisi Komputer 22 April 25 April 29 April 22 Mei 9 Batik Kayu 22 April 29 April 6 Mei 30 Mei 10 Fiber Cenderamata 30 Mei 3 Juni 21 Juni 8 Juli 11 Montir Sepeda 19 Agustus 16 September 23 September selesai Motor Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, 2013 Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa jangka waktu antar tahapan dimulai rata-rata ialah satu minggu. Hal itu juga beralasan untuk mematangkan setiap tahapan yang sedang berjalan. Tahap sosialisasi membutuhkan waktu rata-rata satu minggu agar informasi dapat diterima secara merata ke seluruh penduduk Kota Magelang, sedangkan antara tahap pendaftaran dan tahap pelaksanaan juga membutuhkan waktu rata-

27 70 rata satu minggu yang digunakan untuk mematangkan proses seleksi sekaligus pengumuman hasil seleksi calon peserta pelatihan kerja. Dalam upaya penyelenggaraan program, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek penyelenggaraan program pelatihan tersebut antara lain adalah: tujuan pelatihan, peserta pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan, serta manfaat pelatihan. Berikut beberapa hal yang mendukung kelancaran penyelenggaraan program pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang: 1) Tujuan Pelatihan Kerja Hingga saat ini, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang belum memiliki Unit Pelaksana Teknis berupa Badan Latihan Kerja. Dengan demikian, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang secara langsung bertugas dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk memperoleh keterampilan atau keahlian tertentu agar lebih siap memenuhi kualifikasi pasar kerja. Salah satu upayanya adalah melalui pelaksanaan program pelatihan kerja yang diagendakan setiap tahunnya. Pelatihan kerja ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas kerja dengan cara membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk meningkatkan daya saing dalam memasuki pasar kerja maupun

28 71 sebagai bekal untuk berwirausaha secara mandiri (membuka usaha sendiri) demi menekan angka pengangguran di Kota Magelang. Pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang pada tahun 2013 memiliki tujuan dan sasaran sebagai berikut: a) Memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan khususnya bagi pengangguran; b) Membangun atau menciptakan usaha baru yang bersifat produktif dan mempunyai nilai tambah secara ekonomi, serta dibutuhkan oleh masyarakat; c) Melaksanakan kegiatan proses alih pengetahuan dan ketrampilan teknis kepada masyarakat agar mampu mengolah bahan baku / bahan mentah menjadi barang jadi melalui sentuhan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan sumber daya lokal; d) Membentuk kelompok wirausaha baru dengan kegiatan ekonomi produktif berkelanjutan; e) Membuka lapangan kerja baru, serta kesempatan berusaha bagi warga masyarakat perkotaan. Harapan dari output program pelatihan kerja ini adalah lulusan yang siap memasuki lowongan-lowongan pekerjaan khususnya di Kota Magelang, baik bekerja di perusahaan, mengikuti industriindustri kecil yang didirikan perorangan, maupun menciptakan usaha sendiri. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang juga berperan dalam perbaikan-perbaikan kondisi sosial, politik, dan ekonomi, serta turut serta membantu masyarakat agar dapat mengikuti kemajuan zaman berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terciptanya tujuan pelatihan tersebut, maka diharapkan Pemerintah Kota Magelang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam jumlah yang

29 72 sesuai dengan kebutuhan pembangunan untuk memenuhi pasar kerja, sehingga dapat meminimalisir angka pengangguran di Kota Magelang. 2) Peserta Pelatihan Kerja Mengingat meningkatnya animo pendaftar, serta pentingnya kedudukan peserta dalam penyelenggaraan pelatihan kerja, maka dilaksanakan proses rekruitmen yang terdiri dari tahap pendaftaran, seleksi, dan pengumuman penerimaan peserta pelatihan kerja. Pada program pelatihan kerja yang diadakan tahun 2013, jumlah peserta pelatihan berbeda-beda, dibatasi menurut masing-masing jenis pelatihan yang dibuka. Ketentuan peserta ini juga telah tercantum di SK penyelenggaraan program. Berdasarkan data pada tabel 3 diperoleh sejumlah 240 siswa untuk mengisi 11 jenis pelatihan kerja yang dibuka Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Pendaftar yang lolos pada proses seleksi adalah tenaga usia produktif yang memiliki minat dan bakat sesuai jenis pelatihan kerja yang dipilih. Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh tim rekruitmen, diperoleh data-data peserta yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir yang berbeda-beda, mulai dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sarjana Strata 1 (S1). Data pendidikan terakhir peserta pelatihan kerja tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

30 73 Tabel 7. Pendidikan terakhir peserta pelatihan kerja tahun 2013 No. Jenis Pelatihan Tidak SD SMP SMA D1 D2 D3 S1 Kerja Terdefinisi 1 Bordir Menjahit Bahasa Inggris Periode I Periode II Periode III 15 Periode IV 13 1 Periode V Periode VI Tata Boga Tata Rias Batik Jumputan Teknisi Handphone Teknisi Komputer Batik Kayu Fiber Cenderamata Montir Sepeda Motor Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, ) Materi Pelatihan Kerja Pembagian jam pelajaran pelaksanaan program pelatihan kerja didasarkan pada ketentuan pelaksanaan yaitu 25% teori dan 75% praktek. Pemberian materi berupa teori diberikan pada awal pelatihan kerja sebagai dasar dan pengantar peserta untuk menguasai materi pada saat praktek. Baik dalam penguasaan pengetahuan umum, bahan-bahan yang

31 74 digunakan, maupun peralatan kerja. Kegiatan pelatihan kerja ini mengacu pada kurikulum masing-masing jenis pelatihan kerja yang telah dibuat oleh para instruktur berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat Kota Magelang akan pelatihan kerja dan analisis kebutuhan industri/pasar kerja baik di Kota Magelang maupun lingkup nasional. Kurikulum tersebut berisi materi pelatihan berupa unit-unit kompetensi sesuai jenis pelatihan kerja masing-masing yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi pada salah satu jenis pelatihan kerja yaitu pelatihan bordir sesuai dengan SK penyelenggaraan program tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 8. Materi pelatihan bordir tahun 2013 NO TEMPAT MATERI LPK AMALIYA Perum Tidar Indah III No. 105 Magelang Pelatihan dalam kelas Praktek Proses Produksi Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, 2013 Berdasar tabel di atas, materi pelatihan dalam kelas berisi teoriteori dasar beserta pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktek proses produksi. Materi praktek proses produksi pun dilaksanakan dengan memberikan improvisasi-improvisasi sesuai kebutuhan peserta pelatihan kerja untuk menambah pengetahuan mengenai kewirausahaan agar menumbuhkan jiwa kemandirian berwirausaha. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Instruktur Pelatihan Menjahit:

32 75 Materi untuk peserta selalu diperbarui sesuai perkembangan kebutuhan pasar kerja. Kalau ada peserta yang minta diajarkan tentang materi yang tidak dicantumkan dalam pelatihan kerja ini, selama masih ada waktu ya tetap akan saya ajarkan mbak. Di awal kegiatan, peserta juga sudah ikut AMT selama dua hari, kegiatannya itu berisi pembekalan mengenai dunia kewirausahaan sekaligus diberi motivasi untuk masuk dunia kerja. (Wawancara, 13 Februari 2014) Pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang memang merupakan pendidikan non formal, namun dalam pelaksanaannya tetap ditegakkan tata tertib untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan peserta. Salah satu tata tertib yang ditanamkan pada peserta adalah kewajiban untuk selalu menghadiri kegiatan selama pelatihan kerja tersebut berlangsung. Apabila berhalangan hadir, maka wajib memberikan surat izin yang sah. Kemampuan peserta dalam penguasaan materi serta kepatuhannya terhadap tata tertib akan menentukan penilaian akhir dalam kelulusan peserta tersebut. 4) Metode Pelatihan Kerja Metode dasar yang digunakan dalam pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang ini adalah pelatihan berbasis masyarakat, dengan hasil dari pelatihan tersebut adalah untuk memberdayakan masyarakat itu sendiri. Demi terwujudnya tujuan tersebut, pembelajaran di kelas lebih banyak digunakan untuk praktek kerja. Metode pembelajaran dengan praktek kerja yaitu instruktur memberikan contoh langsung pada bidang kerja yang tersedia, kemudian mempersilahkan peserta untuk mengikuti langkah-langkah yang

33 76 diajarkan. Dikarenakan komposisi jumlah jam pelajaran untuk praktek lebih besar daripada teori, maka metode pembelajaran tidak hanya diisi dengan ceramah lisan dan demonstrasi saja melainkan juga dilaksanakan komunikasi dua arah seperti diskusi, sehingga pembelajaran baik teori maupun praktek dapat terserap dengan baik oleh peserta pelatihan. Kegiatan dilaksanakan dengan penuh keterbukaan, sehingga peserta bebas bertanya kapan saja pada saat jam pelajaran berlangsung. Keterbukaan antara instruktur dengan peserta ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan peserta, serta mendorong peserta untuk memahami dan mengerti materi yang diajarkan agar mereka memiliki bekal yang matang setelah pelatihan kerja tersebut selesai. Berikut ini adalah pernyataan salah satu peserta pelatihan menjahit yang berinisial RE tentang metode pembelajaran pada pelatihan menjahit: Kegiatannya selama 12 hari, tapi hari pertama dan kedua diisi dengan AMT yang diadakan di ruang pertemuan Disnakertransos, jadi cuma sisa 10 hari yang efektif untuk pembelajaran teori maupun praktek. Sebelum praktek, kami diberi modul lalu diajarkan teori-teori dasar menjahit sekaligus pengenalan alat dan bahan. Satu kelas cuma ada 10 peserta dan satu pengajar, jadi pelajaran yang disampaikan sudah cukup jelas dan membuat kami tidak malu bertanya. (Wawancara, 5 Februari 2014) Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa peserta merasa puas terhadap inovasi-inovasi metode pembelajaran yang dijalankan instruktur dalam menyampaikan materi pelatihan kerja. Dengan demikian, metode pembelajaran tersebut telah membantu instruktur menghadapi keterbatasan waktu pelajaran.

34 77 Beberapa jenis pelatihan kerja juga didukung dengan adanya program pemagangan. Beberapa siswa terbaik akan diprioritaskan untuk magang pada perusahaan yang telah ditentukan. Proses pemagangan tersebut memberikan peluang atau kesempatan pada peserta yang telah lolos mengikuti pelatihan kerja untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama masa pelatihan kerja berlangsung, sehingga dapat menerapkan pada dunia kerja yang sesungguhnya. Pengkalkulasian jumlah peserta yang akan diikutkan dalam program pemagangan bukan berdasarkan jumlah peserta pada setiap jenis-jenis pelatihan kerja, namun dipilih berdasarkan kebutuhan jumlah pekerja pada jenis pekerjaan yang berpeluang banyak di perusahaan. Perusahaan yang menjadi tempat pemagangan telah bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang memiliki tujuan agar peserta dapat belajar di dunia kerja secara langsung, mempelajari pengoperasian alat pada industri, adaptasi terhadap situasi dan kondisi tempat kerja, mempelajari manajemen kerja, sehingga diharapkan dapat menjadi bekal untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri bahkan membuka kesempatan kerja untuk orang lain. Berdasarkan hasil pengamatan dan monitoring terhadap pelaksanaan program pemagangan pada tahun-tahun anggaran sebelumnya, pasca selesainya proses magang tersebut kemudian para peserta diangkat

35 78 sebagai karyawan perusahaan. Salah satu perusahaan yang bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam program pemagangan montir sepeda motor tahun 2013 yaitu PT. Armada Tunas Jaya Group. 5) Media Pelatihan Kerja Untuk mendukung peserta menguasai materi baik teori maupun praktek, maka akan disediakan alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai jenis pelatihan kerja yang dilaksanakan. Instruktur juga akan memberikan modul sebagai pedoman untuk memudahkan peserta dalam mengikuti materi yang sedang diajarkan. Modul adalah sumber pembelajaran yang berisi materi-materi pembelajaran. Modul tersebut diserahkan pada peserta sebelum kegiatan dimulai. Tersedianya media pembelajaran dalam penyelenggaraan program sangat membantu proses pelatihan kerja. Dengan demikian, diharapkan peserta semakin mudah untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan. 6) Manfaat Pelatihan Kerja Keberhasilan program pelatihan kerja dapat dilihat dari manfaat program yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang, baik yang diharapkan penyelenggara maupun perubahan yang diinginkan oleh para peserta pelatihan kerja setelah selesainya program tersebut. manfaat program pelatihan kerja bagi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang sebagai pelaksana ialah ikut berperan serta dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas

36 79 tenaga kerja (SDM) untuk menekan angka pengangguran khususnya di Kota Magelang. Adapun manfaat yang dirasakan peserta pelatihan tata rias tahun 2013 yang berinisial BP sebagai berikut: Saya senang mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah seperti ini. Pelatihan ini memberikan manfaat terutama bagi pengangguran seperti saya karena bisa praktek secara langsung. Sebelum ikut pelatihan, saya cuma belajar merias wajah sendiri karena saya memang suka. Setelah ikut pelatihan, saya dapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih banyak. Jadi, sekarang saya lebih percaya diri untuk merias anak-anak yang ingin pentas seni atau lomba kartini, lumayan bisa untuk tambahan penghasilan. (Wawancara, 6 Februari 2014) Berdasar hasil wawancara terhadap peserta pelatihan tata rias tahun 2013 tersebut, dapat diketahui terdapat manfaat positif yang diterima berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Pelatihan kerja ini bermanfaat bagi organisasi juga bagi individu, dalam hal ini ialah para peserta pelatihan kerja tahun 2013 yang telah berhasil mengikuti program pemerintah tersebut dengan baik. c. Faktor Penghambat Program Pelatihan Kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang Tahun 2013 Selain unsur-unsur yang mendukung pelaksanaan program, terdapat beberapa unsur yang menghambat atau menjadi kendala bagi keberlangsungan program tersebut. Bidang Penta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam melaksanakan program pelatihan kerja menghadapi beberapa hambatan sebagai berikut:

DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN

DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2018 1 PENDAHULUAN Organisasi Perangkat Daerah Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mojokerto, sebagai leading sector yang bergerak dibidang urusan ketenagakerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran adalah kondisi saat seseorang tidak bekerja dalam usia produktif antara 15 hingga 65 tahun. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI PROGRAM PELATIHAN KERJA DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KOTA MAGELANG RINGKASAN SKRIPSI

KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI PROGRAM PELATIHAN KERJA DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KOTA MAGELANG RINGKASAN SKRIPSI KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI PROGRAM PELATIHAN KERJA DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KOTA MAGELANG RINGKASAN SKRIPSI OLEH : IRMA ARFIANI NIM. 10417141025 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 20 - VISI : Terwujudnya tenaga kerja yang berdaya saing dan harmonis, masyarakat transmigrasi yang mandiri,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Dengan mempertimbangkan visi Kepala Daerah serta guna mengatasi permasalahan sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DISNAKERTRANSDUK PROV. JAWA TIMUR Untuk mewujudkan agenda dan prioritas pembangunan di Jawa Timur berdasarkan visi, misi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah disingkat Disnakertrans Prov. Jateng merupakan organisasi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2009-2014 VISI : Terwujudnya ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan yang maju, berdaya saing,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Pertanggungjawaban kinerja suatu unit instansi pemerintah kepada atasannya, secara prinsip merupakan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM KERJA. Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah

BAB II PROGRAM KERJA. Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah BAB II PROGRAM KERJA 2.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah satu urusan rumah tangga Daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dengan kewenangannya

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN 4.1.14 URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN 4.1.14.1 KONDISI UMUM Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan dengan berbagai pihak yaitu antara Pemerintah, pengusaha dan pekerja atau

Lebih terperinci

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET Instansi : DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG Tujuan : 1. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan

Lebih terperinci

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing BAB II PROGRAM KERJA 2.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah satu urusan rumah tangga Daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dengan kewenangannya

Lebih terperinci

PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI GAMBARAN UMUM Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 9 Tahun 2011, tentang Pembentukan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) JL. PELABUHAN II KM. 6 NO 703 TLP /FAX (0266) 226088 SUKABUMI 43169 EMAIL : DISNAKERTRANS_KABSMI@YAHOO.COM

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DISNAKERTRANSDUK PROV. JAWA TIMUR Untuk mewujudkan agenda dan prioritas pembangunan di Jawa Timur berdasarkan visi, misi

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA KEDIRI P ERATURA N W ALIKOTA KEDIRI NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DAN TENAGA

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja (1) Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang Tenaga Kerja

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 4,595,130, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 56,014,733, BELANJA LANGSUNG 61,151,826,750.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 4,595,130, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 56,014,733, BELANJA LANGSUNG 61,151,826,750.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.1 URUSAN WAJIB Ketenagakerjaan dan Transmigrasi 1.1.01 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH,595,130,000.00

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 12.URUSAN KETENAGAKERJAAN a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Ketenagakerjaan tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1990, 2016 KEMENAKER. Penempatan Tenaga Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA NOMOR: 188/891 /410.111/2016 TENTANG PENYEMPURNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA TAHUN 2015 KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 99 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. VISI DAN MISI Penyusunan visi dan misi Disnakertransduk tidak terlepas dari visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Untuk itu sebelum memasuki visi

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010 12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Januari 2010

LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Januari 2010 LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Januari 2010 N. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

DOKUMENTASI PENELITIAN

DOKUMENTASI PENELITIAN LAMPIRAN DOKUMENTASI PENELITIAN JENIS PELATIHAN KERJA FOTO KEGIATAN TEKNISI KOMPUTER TEKNISI HANDPHONE MONTIR SEPEDA MOTOR JENIS PELATIHAN KERJA FOTO KEGIATAN TATA BOGA TATA RIAS BAHASA INGGRIS JENIS PELATIHAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016 WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun Anggaran ini tanpa kendala

Lebih terperinci

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Ketenagakerjaan. 4. Pembentukan kelembagaan SKPD bidang ketenagakerjaan di daerah.

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Ketenagakerjaan. 4. Pembentukan kelembagaan SKPD bidang ketenagakerjaan di daerah. - 62-14. BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN 1. Ketenagakerjaan 1. Kebijakan, Perencanaan, Pembinaan, dan Pengawasan 1. Pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat GUBERNUR GORONTALO, : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan jumlah kementerian

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT - 156 - BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa pemberdayaan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI - 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 67 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 67 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 67 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1251 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS 1. VISI DAN MISI a. Pernyataan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BOGOR

DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : ama Jabatan Selanjutnya disebut pihak pertama

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan. ketenagakerjaan.

Ketenagakerjaan. ketenagakerjaan. L. BIDANG KETENAGAKERJAAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 Ketenagakerjaan 1. Kebijakan, Perencanaan, Pembinaan, dan Pengawasan 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur 3. Pembinaan Pelatihan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa pemberdayaan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SUSUNAN ORGANISASI DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN

Lebih terperinci

Perluasan Lapangan Kerja

Perluasan Lapangan Kerja VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017

RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017 RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKABUMI Jalan Pelabuhan II KM.6 No.703 No/Fax.(0266) 226088 Sukabumi 43169 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

N. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN

N. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN - 67 - N. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN SUB BIDANG 1. Ketenagakerjaan 1. Kebijakan, Perencanaan, Pembinaan, dan Pengawasan 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya tenaga kerja yang memiliki 1 Peningkatan lulusan pelatihan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan jumlah

Lebih terperinci

TARGET ,60 (dalam milayar rupiah)

TARGET ,60 (dalam milayar rupiah) RENCANA AKSI DINAS PENANAMAN MODAL, TENAGA KERJA DAN PTSP TAHUN 2017 TUJUAN/SASARAN STATEGIS/KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Menigkatnya investasi daerah Nilai investasi (milyar rupiah) TARGET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DANFUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

2. Pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan skala daerah.

2. Pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan skala daerah. L. BIDANG KETENAGAKERJAAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 Ketenagakerjaan 1. Kebijakan, Perencanaan, Pembinaan, dan Pengawasan 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur 3. Pembinaan Pelatihan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU. 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU. 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG 1 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2010 RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA, ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS DI LINGKUNGAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa agar pengelolaan dana bagi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 27 NOMOR 27 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 27 NOMOR 27 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. pembangunannya adalah mereka kelompok masyarakat yang belum bekerja

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. pembangunannya adalah mereka kelompok masyarakat yang belum bekerja BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Dalam bidang ketenagakerjaan sebagai subjek dan objek pembangunannya adalah mereka kelompok masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2016 DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BANDUNG KATA PENGANTAR Laporan Tahunan dibuat sebagai acuan dalam memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja pelaksanaan pemerintah di Satuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Peran Dinas Tenaga Kerja,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Peran Dinas Tenaga Kerja, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang merupakan program pelatihan berbasis masyarakat yang dilaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 SKPD : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KETERANGAN 1 2 3 4 5 1 Terciptanya kelancaran tugas

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana Pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dan perdagangan, telah memacu perubahan struktur ekonomi dan industri yang tentunya akan mempengaruhi jumlah kebutuhan tenaga kerja sebagai

Lebih terperinci