BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G

Transkripsi

1 BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara, perlu ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sukamara tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial, Tenaga dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3039); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4279) ; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ; 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 1

2 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 nomor 6); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 nomor 8). M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKAMARA. 2

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sukamara 2. Kabupaten adalah Kabupaten Sukamara. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pemerintah Daerah adalah Bupati Sukamara beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di Daerah. 5. Bupati adalah Bupati Sukamara 6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Sukamara 7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Sukamara. 8. Dinas adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara. 10. Sekretaris Dinas adalah Sekretaris Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara yang selanjutnya disebut Sekretaris. 11. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas yang selanjutnya di sebut UPTD, adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara. BAB II PENETAPAN Pasal 2 Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari : 1. Kepala Dinas ; 2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; 3. Bidang-bidang, terdiri dari : 1) Bidang Sosial, terdiri dari ; a. Seksi Bina Kesejahteraan Sosial ; b. Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial ; c. Seksi Perlindungan Sosial 3

4 2) Bidang Ketenagakerjaan, terdiri dari : a. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja ; b. Seksi Pengawas Ketenagakerjaan ; c. Seksi Pelatihan dan Produktivitas ; 3) Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja, terdiri dari : a. Seksi Tenaga Kerja Mandiri ; b. Seksi Teknologi Tepat Guna dan Padat Karya; c. Seksi Penyaluran Tenaga Kerja; 5) Bidang Transmigrasi, terdiri dari : a. Seksi Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi; b. Seksi Pembinaan, Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi; 4. Kelompok Jabatan Fungsional 5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Pasal 4 Bagan Susunan Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. BAB IV TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN Bagian Kesatu Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Pasal 5 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 6 Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan kebijaksanaan teknis sosial, tenaga kerja dan transmigrasi sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan; 2. penyelenggaraan kebijaksanaan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi di bidang sosial, ketenagakerjaan, penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja dan transmigrasi ; 3. identifikasi dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial ; 4. pengembangan dan pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) ; 5. penyediaan sarana dan prasarana, pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial, penganugerahan tanda kehormatan, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan kejuangan dan kesetiakawanan sosial ; 6. perumusan pelaksanaan kebijaksanaan pemberian izin dan atau rekomendasi pada pengarah tenaga kerja ke luar negeri, peraturan perusahaan, lembaga serikat pekerja maupun organisasi serikat pekerja dan asosiasi pengusaha ; 7. pembinaan jaminan sosial tenaga kerja ; 4

5 8. pembinaan pendidikan ketrampilan tenaga kerja yang produktif dan kompetitif ; 9. pembinaan bursa kerja yang kondusif hingga pertambahan angkatan kerja dapat diserap pada lowongan kerja yang tersedia diberbagai sektor ekonomi ; 10. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi penyiapan pemukiman dan penempatan transmigrasi kawasan transmigrasi ; 11. pembinaan dan pengkoordinasian pemberdayaan masyarakat transmigrasi; 12. perencanaan dan pengembangan kegiatan di bidang transmigrasi ; dan 13. pembinaan pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan sosial tenaga kerja dan transmigrasi; Pasal 7 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai kewenangan sebagai berikut : 1. Perumusan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi ; 2. Penyusunan kebijaksanaan teknis dan program kerja di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi ; 3. Penggalian dan pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial; 4. Penyediaan sarana dan prasarana sosial ; 5. Pendidikan dan pelatihan bidang sosial ; 6. Pelaksanaan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial ; 7. Pelaksanaan pengembangan pelayanan sosial; 8. Pelaksanaan pembinaan tenaga kerja, penyaluran, penempatan dan perluasan kerja ; 9. Pelaksanaan pembinaan pelatihan dan produktivitas serta peningkatan ketrampilan tenaga kerja ; 10. Penetapan pedoman jaminan kesejahteraan purna kerja ; 11. Penetapan dan pengamatan atas pelaksanaan upah minimum ; 12. Perencanaan dan pengendalian pembangunan di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi ; 13. Alokasi sumber daya manusia potensi di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi ; 14. Penelitian ketenagakerjaan di wilayah kabupaten Sukamara ; 15. Penyusunan dan penetapan kebijaksanaan bidang transmigrasi untuk mendukung pembangunan di bidang transmigrasi; 16. Penetapan pedoman untuk menentukan standar pelayanan minimal dalam bidang transmigrasi; 17. Penyiapan pengusulan rencana lokasi pembangunan wilayah pengembangan, pengarahan, perpindahan dan penempatan transmigrasi; Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 8 Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, membina, mengkoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja sebagai kebijakan program dinas serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 5

6 Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kepala Dinas, menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku ; 2. Perencanaan pengembangan dan menggali sumber-sumber dalam rangka pemberdayaan potensi sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; 3. Penyediaan sarana dan prasarana, pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan kejuangan dan kesetiakawanan sosial; 4. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; 5. Penyelenggaraan pelaksanaan pemberian izin dan rekomendasi tenaga kerja asing (TKA), pengerahan tenaga kerja keluar negeri, peraturan perusahaan, kesepakatan kerja bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 6. Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja; 7. Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; 8. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan penyiapan permukiman transmigrasi; 9. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan kawasan transmigrasi; dan 10. Pembinaan pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 10 Sekretaris selaku kepala sekretariat mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif, pelayanan administrasi ketatausahaan, pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan hubungan masyarakat. Pasal 11 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Sekretaris, menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi; 2. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan program dan anggaran; 3. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi pelaksanaan perencanaan program dan anggaran; 4. Penyelenggaraan administrasi keuangan; 5. Pengelolaan asset dan keuangan; 6. Penyelenggaraan administrasi keuangan; 7. Pengelolaan organisasi dan tata laksana serta analisis jabatan; 8. Peningkatan sumber daya manusia; 9. Penyelenggaraan urusan umum, perlengkapan dan rumah tangga; 10. Penyelenggaraan urusan kehumasan; 11. Penyelenggaraan fasilitasi administrasi bantuan hukum; 6

7 12. Fasilitasi penyiapan bahan/materi rancangan peraturan perundangundangan, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pengkoordinasian rancangan perundang-undangan; 13. Pembinaan, pengendalian, monitoring evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas. Pasal 12 Sekretaris, membawahkan : 1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Paragraf 1 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Pasal 13 Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan dan menghimpun data dari bidang sebagai bahan penyusunan program dan anggaran dinas, serta menyusun rencana dan program, informasi, pengelolaan data bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi serta monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaran tugas Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang menjadi kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan bahan dan menghimpun data dari semua bidang sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran; 2. Penyusunan dan Penyampaian RKA / DPA, Renja SKPD serta revisinya berdasarkan penyajian bahan dari masing-masing bidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 3. Penyelenggaraan pelaksanaan perencanaan program dan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD); 4. Pengumpulan bahan dan data penyusunan pelaporan dinas tentang penyelenggaraan pelaksanaan di bidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Laporan Bulanan, Laporan Tahunan, LAKIP dan Laporan Program Kerja); 5. Penyelenggaraan pelaksanaan administrasi dan akuntansi keuangan dan aset; 6. Penyelenggaraan pelaksanaan bimbingan, pembinaan dan pengawasan terhadap bendaharawan; 7. Penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan fungsional; 8. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan 7

8 Paragraf 2 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 15 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas penyelenggaraan administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian, perundang-undangan dan kehumasan serta menyiapkan bahan pembinaan organisasi dan tata laksana serta analisis jabatan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara. Pasal 16 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyelenggaran urusan ketatausahaan, surat-menyurat dan kearsipan; 2. Penyelenggaraan urusan kerumahtanggaan dan kehumasan; 3. Penyelenggaraan penyusunan administrasi kepegawaian, organisasi dan tata laksana formasi kepegawaian, analisis jabatan, Daftar Urutan Kepangkatan pegawai; 4. Penyelenggaran fasilitasi pendidikan dan latihan (DIKLAT) kepegawaian; 5. Penyelenggaraan pembinaan dan kesejahteraan pegawai; 6. Pelaksanaan kegiatan dokumentasi perundang-undangan; 7. Pembinaan, pengendalian, monitoring evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas. Bagian Keempat Bidang Sosial Pasal 17 Kepala Bidang Sosial mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengendalian, pembinaan dan mengembangkan semua kegiatan sosial serta memonitor penyelenggaraan tugas-tugas di bidang sosial. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Bidang Sosial, menyelenggarakan fungsi : 1. Pengumpulan bahan/ data serta perumusan petunjuk teknis/pelaksanaan peraturan perundang-undangan dibidang sosial berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pelaksanaan identifikasi dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); 3. Pengembangan dan pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS); 4. Penyediaan sarana dan prasarana, pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan kejuangan dan kesetiakawanan sosial ; 5. Penanggulangan korban bencana skala kabupaten, pengumpulan uang dan barang; 6. Jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, lanjut usia tidak potensial terlantar, yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu; 7. Pengasuhan dan pengangkatan anak ; dan 8. Pelaksanaan program/kegiatan, pengawasan dan pelaporan pelaksanaan program di bidang sosial. 8

9 Pasal 19 Kepala Bidang Sosial, membawahkan : 1. Seksi Bina Kesejahteraan Sosial 2. Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial 3. Seksi Perlindungan Sosial Paragraf 1 Seksi Bina Kesejahteraan Sosial Pasal 20 Kepala Seksi Bina Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas menyediakan bahan perumusan program kerja kesejahteraan sosial, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, fasilitasi dan koordinasi, penyiapan bahan penyelenggaraan sistem informasi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan, pembinaan, bimbingan teknis, pengendalian dan pengembangan kesejahteraan sosial. Pasal 21 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Kepala Seksi Bina Kesejahteraan Sosial, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana dan program kerja pelayanan kesejahteraan sosial 2. Pelayanan administrasi, fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan kesejahteraan sosial ; dan 3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan Paragraf 2 Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Pasal 22 Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Pelayanan Sosial mempunyai tugas koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, pembinaan dan pengembangan rehabilitasi dan pelayanan sosial.. Pasal 23 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Pelayanan Sosial, menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan koordinasi, perencanaan, pembinaan dan pengembangan rehabilitasi sosial penyandang cacat, tuna susila, gelandangan, pengemis, bekas narapidana, korban narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya; 2. Pelaksanaan bimbingan teknis, pengendalian rehabilitasi sosial ; 3. Pelaksanaan upaya pencegahan timbulnya masalah tuna sosial ; 4. Penyelenggaraan evaluasi, pemantauan dan laporan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial ; 5. Pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial anak; 6. Pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia; dan 7. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan 9

10 Paragraf 3 Seksi Perlindungan Sosial Pasal 24 Kepala Seksi Perlindungan Sosial mempunyai tugas koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, pembinaan dan pengembangan pelayanan bantuan sosial tindak kekerasan, pekerja migran dan orang terlantar, pengumpulan dan pengelolaan sumber dana sosial serta jaminan kesejahteraan sosial. Pasal 25 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Kepala Seksi Perlindungan Sosial, menyelenggarakan fungsi: 1. Pelaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengembangan pelayanan bantuan sosial, korban bencana, korban tindak kekerasan dan pekerja migran serta orang terlantar, pengumpulan dan pengelolaan sumber dana sosial serta jaminan kesejahteraan sosial ; 2. Pelaksanaan bimbingan teknis dan pengendalian terhadap korban tindak kekerasan dan pekerja migran serta jaminan kesejahteraan sosial masyarakat rentan ; 3. Pelaksanaan upaya pencegahan timbulnya tindak kekerasan dan pekerja migran ; dan 4. Penyelenggaraan evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial. Bagian Kelima Bidang Ketenagakerjaan Pasal 26 Kepala Bidang Ketenagakerjaan mempunyai tugas melakukan perumusan kebijakan di bidang ketenagakerjaan serta petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan meliputi norma kerja, norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta pengawasan dan perlindungan tenaga kerja anak dan perempuan. Pasal 27 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Bidang Ketenagakerjaan, menyelenggarakan fungsi : 1. Pengumpulan bahan / data serta perumusan petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan norma kerja dan Jamsostek serta norma K3 untuk pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan di Kabupaten Sukamara; 2. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan tenaga kerja anak dan perempuan serta purna tugas di perusahaan pada Kabupaten Sukamara; 3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelanggaran norma kerja dan Jamsostek, norma K3 dan penggunaan TKA ; 4. Pelaksanaan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam rangka penegakan hukum / penindakan (Law Enforcement) di bidang ketenagakerjaan; 5. Pelaksanaan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menetapkan kebijakan di bidang pengawasan ketenagakerjaan; dan pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan 10

11 Pasal 28 Kepala Bidang Ketenagakerjaan, membawahkan : 1. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja; 2. Seksi Pengawas Ketenagakerjaan; 3. Seksi Pelatihan dan Produktivitas. Paragraf 1 Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja Pasal 29 Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja mempunyai tugas melaksanakan perumusan petunjuk teknis persyaratan kerja dan penyelesaian perselisihan, membina hubungan industrial, organisasi pekerja dan pengusaha. Pasal 30 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, menyelenggarakan fungsi : 1. Pembinaan hubungan industrial dan organisasi pekerja dan pengusaha; 2. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja, mencegah terhadap diskriminasi terhadap pekerja; 3. Pengkajian dan penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang sedang dan akan diberlakukan di Kabupaten Sukamara serta mengawasi pelaksanaannya; dan 4. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Paragraf 2 Seksi Pengawas Ketenagakerjaan Pasal 31 Kepala Seksi Pengawas Ketenagakerjaan mempunyai tugas menyediakan bahan perumusan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan meliputi norma kerja, norma jaminan sosial tenaga kerja, norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta pengawasan dan perlindungan tenaga kerja anak dan perempuan. Pasal 32 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Kepala Seksi Pengawas Ketenagakerjaan, menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan tenaga kerja anak dan perempuan serta purna tugas di perusahaan lingkup Kabupaten Sukamara : 2. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelanggaran norma kerja dan Jamsostek, norma K3 dan penggunaan TKA ; 3. Penyiapan bahan serta melakukan pembinaan dan pengawasan norma ketenagakerjaan secara umum berdasarkan kebijakan pemerintah pusat dan secara khusus oleh pemerintah Kabupaten Sukamara 4. Penyiapan bahan dan peraturan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan masalah norma keselamatan kerja. 11

12 Paragraf 3 Seksi Pelatihan dan Produktivitas Pasal 33 Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pelatihan tenaga kerja, menyusun standarisasi dan sertifikasi, melaksanakan pemagangan serta bimbingan produktivitas tenaga kerja. Pasal 34 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas, menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan perencanaan dan pelaksanaan pembinaan pelatihan tenaga kerja; 2. Penyusunan standarisasi, sertifikasi tenaga kerja serta perizinan lembaga pelatihan kerja; 3. Pelaksanaan pemagangan tenaga kerja; 4. Penyediaan tenaga kerja terampil, ahli dan produktif, serta pengembangan usaha mandiri; 5. Pelaksanaan koordinasi dalam pembinaan kelembagaan pelatihan;dan 6. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Bagian Keenam Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Pasal 35 Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pembinaan tenaga kerja mandiri, penyaluran dan penempatan tenaga kerja serta penerapan teknologi tepat guna dan padat karya. Pasal 36 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja, menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan pembinaan tenaga kerja pemuda mandiri professional; 2. Pelaksanaan penyaluran dan penempatan tenaga kerja keluar negeri, antar kerja lokal (AKL) dan antar kerja antar daerah (AKAD) serta pembinaan PJTKI; 3. Pembinaan dan pemberian perizinan serta pendataan penggunaan tenaga kerja asing; 4. Pendataan jumlah pencari kerja, pengangguran terbuka dan menyalurkan pada lowongan kerja yang ada ; 5. Pembinaan dan penyebarluasan informasi penggunaan teknologi tepat guna dan padat karya; dan 6. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan 12

13 Pasal 37 Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja, membawahkan : 1. Seksi Tenaga Kerja Mandiri 2. Seksi Teknologi Tepat Guna dan Padat Karya 3. Seksi Penyaluran Tenaga Kerja Paragraf 1 Seksi Tenaga Kerja Mandiri Pasal 38 Kepala Seksi Tenaga Kerja Mandiri mempunyai tugas menyiapkan bahan kegiatan pembinaan usaha mandiri profesional. Pasal 39 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Kepala Seksi Tenaga Kerja Mandiri, menyelenggarakan fungsi : 1. Pengumpulan dan penginventarisasian data yang berhubungan dengan kegiatan pembinaan usaha mandiri professional bagi lulusan SLTA dan sarjana; 2. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan dan bimbingan tenaga kerja mandiri, pedoman pengerahan, pendaftaran dan seleksi tenaga kerja mandiri; 3. Penyiapan bahan untuk seminar, rapat-rapat dalam rangka kerja sama dengan instansi/dinas/lembaga/lsm/para professional/para peneliti untuk pengembangan/ percontohan usaha mandiri ; 4. Pelaksanaan monitoring serta penilaian pelaksanaan usaha mandiri professional ; dan 5. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Paragraf 2 Seksi Teknologi Tepat Guna dan Padat Karya Pasal 40 Kepala Seksi Teknologi Tepat Guna dan Padat Karya mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan penerapan teknologi tepat guna dan Padat Karya. Pasal 41 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Kepala Seksi Teknologi Tepat Guna dan Perluasan Kerja, menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan perangkat lunak serta bahan pembinaan terapan teknologi tepat guna pertanian dan non pertanian; 2. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan bahan pembinaan perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja perkotaan dan perdesaan; 3. Penyebarluasan data informasi teknologi tepat guna, tenaga kerja mandiri dan perluasan kesempatan kerja ; dan 4. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan 13

14 Paragraf 3 Seksi Penyaluran Tenaga Kerja Pasal 42 Kepala Seksi Penyaluran Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan informasi pasar kerja, bursa kerja, analisis dan klasifikasi jabatan serta penyuluh dan bimbingan jabatan. Pasal 43 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Kepala Seksi Penyaluran Tenaga Kerja, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan sistem dan penyiapan bahan pedoman pembinaan bursa kerja pada lembaga-lembaga pelatihan kerja/lembaga pendidikan formal ; 2. Penyiapan bahan pembinaan terhadap informasi pasar kerja dan bursa kerja; 3. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data jabatan, penyajian, penyebarluasan informasi jabatan; 4. Penyiapan bahan sistem jabatan, metode dan tehnik penggunaan analisis jabatan dibidang ketenagakerjaan; 5. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan jabatan dan pengembangan bimbingan jabatan; 6. Penyiapan bahan pembinaan dan penempatan tenaga kerja pemuda dan wanita serta penyandang cacat dan lanjut usia; dan 7. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Bagian Ketujuh Bidang Transmigrasi Pasal 44 Kepala Bidang Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan lahan dan prasarana, bangunan dan sarana serta penataan penduduk, penyuluhan, pendaftaran dan seleksi serta penempatan dan pembekalan transmigrasi, pemberdayaan dan pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigrasi dan melakukan koordinasi dengan instansi lintas sektoral. Pasal 45 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Kepala Bidang Transmigrasi, menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana program dan anggaran serta laporan dan evaluasi. 2. Penyiapan lahan dan prasarana, bangunan dan sarana serta penataan penduduk 3. Pembinaan masyarakat, penyuluhan, pendaftaran dan seleksi serta penempatan dan pembekalan transmigrasi 4. Pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat transmigran; 5. Pelaksanaan koordinasi dengan lintas sektoral; 6. Pelaksanaan pelayanan transmigrasi 7. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan 14

15 Pasal 46 Kepala Bidang Transmigrasi, membawahkan : 1. Seksi Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi (P4T); 2. Seksi Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT). Paragraf 1 Seksi Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi (P4T) Pasal 47 Kepala Seksi Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi (P4T) mempunyai tugas menyiapkan, mengkoordinasikan, merencanakan serta melaksanakan kegiatan penyiapan permukiman dan pengurusan penempatan transmigran. Pasal 48 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Kepala Seksi Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi (P4T), menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan pengusulan rencana lokasi pembangunan wilayah pengembangan, pengarahan, perpindahan dan penempatan transmigrasi skala kabupaten berdasarkan hasil pembahasan dengan pemerintah daerah. 2. Pengurusan dan penyiapan lahan dan prasarana, serta pengurusan sertifikasi; 3. Penyiapan bangunan dan sarana Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT); 4. Pengurusan perpindahan, penampungan, penempatan dan penataan penduduk serta pembekalan untuk warga transmigrasi; 5. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Paragraf 2 Seksi Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Pasal 49 Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) mempunyai tugas pembinaan dan peningkatan ekonomi masyarakat transmigrasi serta koordinasi penyiapan peningkatan status Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) menjadi desa definitif. Pasal 50 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT), menyelenggarakan fungsi : 1 Pelaksanaan bimbingan peningkatan dan pengolahan hasil produksi; 2. Pelaksanaan bimbingan, pengamatan dan pengendalian organisme hama penyakit tanaman pertanian; 3. Pelaksanaan bimbingan penyiapan pembentukan dan penguatan kelembagaan ekonomi dan pemasaran; 15

16 4. Pelaksanaan bimbingan usaha produktif dan swadaya masyarakat; 5. Pelaksanaan pengurusan kesehatan dan KB di wilayah transmigrasi; 6. Pelaksanaan pelayanan transmigrasi; 7. Pelaksanaan penyiapan pembentukan desa definitif dan penyerahan Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT); 8. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan BAB V UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 51 (1) UPTD mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas. BAB VI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 52 (1) Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas; (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; dan (4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang undangan yang berlaku. BAB VI TATA KERJA Pasal 53 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Kantor maupun instansi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing - masing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjukpetunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya. 16

17 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 54 Uraian tugas pejabat dan pelaksana di lingkungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas dengan atas persetujuan Bupati. Pasal 55 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara. Ditetapkan di Sukamara pada tanggal 22 Desember 2008 BUPATI SUKAMARA, Ttd AHMAD DIRMAN Diundangkan di Sukamara pada tanggal 22 Desember 2008 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA, Ttd Drs. Ec. IMANUDDIN Pembina Utama Muda NIP BERITA DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2008 NOMOR 20 17

18 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 21 TAHUN 2008 TANGGAL : 22 DESEMBER 2008 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN, DAN PELAPORAN BIDANG KETENAGA KERJAAN BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KERJA BIDANG SOSIAL BIDANG TRANSMIGRASI HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN SYARAT KERJA PENGAWAS KETENAGAKERJAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA MANDIRI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN PADAT KARYA PENYALURAN TENAGA KERJA BINA KESEJAHTERAAN SOSIAL REHABILITASI DAN PELAYANAN SOSIAL PERLINDUNGAN SOSIAL PEMBINAAN PENYIAPAN PERMUKIMAN DAN PENEMPATAN TRANSMIGRASI (P4T) PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI (P2MKT) UPT BUPATI SUKAMARA Ttd NAWAWI MAHMUDA 18