Management. Memimpin: Menajer dan komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Management. Memimpin: Menajer dan komunikasi"

Transkripsi

1 Management 14 Memimpin: Menajer dan komunikasi STEPHEN P.. ROBBIINS MARY COULTER

2 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Sifat dan Fungsi Komunikasi Apa itu komunikasi Fungsi Komunikasi Metode-metode Komunikasi antar pribadi Metode-meode berkomunikasi antar pribadi Komunikasi Antar Pribadi yang Efektif Hambatan-hambatan Komunikasi Mengatasi hambatan-hambatan dalam Komunikasi 2

3 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Komunikasi Organisasi Komunikasi Formal vs Informasi Arah aliran Komunikasi Jaringan Komunikasi Organisasi Tehnologi Informasi dan Komunikasi Bagaimana Tehnologi mempengaruhi Komunikasi Manajerial. Bagaimana Tehnologi Informasi mempengaruhi Organisasi 3

4 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Isiu Komunikasi dalam Organisasi Saat ini. Mengelola Informasi didalam dunia Internet Mengelola Sumber daya Pengetahuan Organisasi Peran Komunikasi didalam Layanan Pelanggan Komunikasi yang Penuh Pengertian 4

5 Sifat dan Fungsi Komunikasi Manager tidak dapat membuat keputusan tanpa informasi, informasi perlu komunikasi. Apa itu Komunikasi. Komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman makna. Memahami berbeda dengan menyepakati. Komunikasi antar pribadi : komunikasi antar 2 orag atau lebih. Komunikasi Organisasi : Semua pola, jaringan dan sistem komunikasi dalam sebuah organisasi. Fungsi Komunikasi. Pengendali perilaku karyawan, komunikasi memotivasi, menolong mengekspresikan emosi (kebutuhan sosial). 5

6 Metode-metode Komunikasi antar pribadi Model komunikasi 6

7 7

8 8

9 Komunikasi Antar Pribadi yang Efektif Hambatan Komunikasi 1) Filtering.Manipulasi komunikasi yang di sengaja agar terlihat lebih baik bagi penerima 2) Emosi 3) Informasi yang berlebih Suatu situasi di mana infomrasi melebihi kepasitas pengelolaan seseorang. 4) Defensif 5) Bahasa 6) Budaya nasional 9

10 Mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi. Menggunakan umpan balik Menyederhanakan bahasa Menyimak dengan aktif. Menyimak untuk mendapatkan makna yang menyeluruh tanpa terlebih dahulu membuat peniaian atau interpretasi Membatasi emosi Komunikasi Antar Pribadi yang Efektif 10

11 Komunikasi Antar Pribadi yang Efektif11

12 Komunikasi Organisasi Komunikasi Formal vs Informal Komunikasi Formal adalah komunikasi yang berlangsung dalam aturan-aturan kerja organisasi yang di tetapkan Komunikasi Informal adalah komunikasi yang tidak di definisikan dalam hirarki struktur organisasi, memiliki tujuan : 1) memenuhi kebutuhan berinteraksi sosial 2) Meningkatkan kinerja organisasi, dengan menciptakan saluran komunikasi alternatif yang kadang lebih cepat dan efisien. 12

13 Arah Aliran Komunikasi. 1. Downward Communication. Komunikasi yang mengalir kebawah dari seorang manajer kepada para karyawan. 2. Upward Communication. Komunikasi yang mengalir keatas dari para karyawan kepda para manajer. 3. Lateral Communication. Komunikasi yang terjadi di antara para karyawan pada tingkatan organisasi yang sama. 4. Diagonal Communication. Komunikasi yang melintasi wilayah kerja dan tingkatan organisasi Komunikasi Organisasi 13

14 Jaringan komunikasi Organisasi Berbagai pola aliran komunikasi organisasi secara vertikal dan horisontal. Selentingan (Grapevine). Jaringan komunikasi informal. Komunikasi Organisasi 14

15 Tehnologi Informasi dan Komunikasi Mempengaruhi Manager. Mempengaruhi Organisasi. 15

16 Isu Komunikasi dalam Organisasi Saat ini. Mengelola Informasi didalam dunia Internet - Isiu keamanan dan hukum - Interaksi pribadi Mengelola Sumber daya Pengetahuan Organisasi Peran Komunikasi didalam Layanan Pelanggan Komunikasi yang Penuh Pengertian 16

17 Management 15 Memimpin : Memotivasi Karyawan STEPHEN P. ROBBIINS MARY COULTER

18 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Memotivasi Karyawan Apa itu motivasi Teroi Awal motivasi Teori Maslow Teori X dan Y McGregor Teori dua faktor Herzberg Teori tiga kebutuhan McClelland Teori-teori kontemporer Motivasi Teori Penetapan tujuan Teori Penguatan Teori Desain pekerjaan Teori Keadilan Teori Ekspektasi Mengintergrasikan Teori-teori 18

19 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Isiu н isiu Motivasi terkini Tantangan Lintas Budaya Motivasi kelompok kerja yang unik Mendesain program Imbalan yang Sesuai Dari Teori ke Praktek : saran untuk Memotivasi 19

20 Apa itu memotivasi Memotivasi adalah proses dimana usaha seseorang diberi energi, diarahkan dan berkelanjutan menuju tercapainya suatu tujuan. Energi = ukuran intensitas atau dorongan. Arah = arah menguntungkan organisasi, konsisten dengan tujuan organisasi. Ketekunan karena berkelanjutan 20

21 Teori Awal Hirarki kebutuhan Maslow. 21

22 Teori Maslow menyatakan bahwa dalam setiap orang terdapat sebuah hirarki dari lima kebutuhan yaitu : Kebutuhan Fisiologis kebutuhan fisik, makanan, minuman, tempat tinggal, seks, dan kebutuhan fisik lainnya Kebutuhan keamanan (safety needs), keamanan dan perlindungan dari kejahatan fisik dan emosional. Kebutuhan Sosial (social need), Kasih sayang, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan. Kebutuhan penghargaan (esteem needs), Faktorfaktor internal, seperti harga diri, otonomi dan prestasi, serta faktor-faktor eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), mampu menjadi apa yang ia inginkan Teori Awal 22

23 Teori X dan Y McGregor. Teori X mengasumsikan bahwa para karyawan itu tidak menyukai pekerjaan, mals dan menghindar tanggung jawab, dan perlu dikendalikan agar dapat bekerja. Teori Y Mengasumsikan bahwa karyawan kreatif, menikmati pekerjaan, mencari tanggung jawab, dan berlatih mengarahkan diri. Teori Awal 23

24 Teori dua faktor Heizberg Mengusulkan bahwa faktor-faktor instrinsik terkait dengan kepuasan kerja, sedangkan faktor-faktor ekstrinsik berhubungan dengan ketidak puasan kerja Disebut dua faktor yaitu faktor puas dan tidak puas didalam kepuasan kerja. Yang dibuktikan bahwa keduanya adalah independent. Motivator adalah faktor-faktor yang meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi Teori Awal 24

25 Teori Awal 25

26 Pandangan tradisional = jika menghilangkan karakteristik ketidak puasan, belum tentu memunculkan kepuasan kerja. Lawan satisfaction = no satisfaction, lawan dissatifaction adalah no dissatifaction Faktor-faktor higienis, adalah faktor-faktor yang menghilangkan ketidak puasan kerja tetapi tidak memotivasi Teori Awal 26

27 Teori tiga kebutuhan McClelland David McCLelland mengungkapakn ada tiga kebutuhan yang diperoleh (bukan bawaan), yaitu : 1) Kebutuhan akan prestrasi (n-ach), pendorong untuk sukses dan unggul dalam kaitannya dengan serangkaian standar 2) Kebutuhan akan Kekuasaan (n-pow), Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara di mana mereka tidak akan bersikap sebaliknya. 3) Kebutuhan akan Afiliasi (n-aff), Keinginan untuk hubungan antarpribadi yang akrab dan dekat Teori Awal 27

28 28

29 Teori-teori kontemporer Motivasi Teori penetapan tujuan. Dalil bahwa tujuan spesifik meningkatkan kinerja dan tujuan yang sulit, ketika diterima, menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang mudah. Bekerja untuk mencapai tujuan adalah sumber utama dari motivasi kerja. Tujuan yang sulit akan memacu motivasi jika tujuan itu di terima (partisipasi merumuskan tujuan adalah penting). Umpan balik dari diri sendiri lebih memacu motivasi dibanding umpan balik dari luar. 29

30 Umpan balik tergantung dari : 1) Komitmen terhadap tujuan. Komitment didapat ketika tujuan dipublikasikan, seorang memiliki lokus kendali internal, ketika tujuan di tetapkan oleh diri sendiri (bukan di tugaskan). 2) Efektifitas diri, keyakinan individu bahwa ia mampu melaksanakan suatu tugas. Self-efficacy. 3) Budaya Nasional, beberapa budaya mengikuti atau mendukung beberapa prinsip teori ini. Teori-teori kontemporer Motivasi 30

31 Teori-teori kontemporer Motivasi 31

32 Teori Penguatan. Re-inforcement theory, perilaku adalah fungsi dari konsekwensi-konsekwensinya. Daya penguat adalah konsekwensikonsekwensi yang segera mengikuti perilaku yang meningkatkan probabilitas di mana perilaku tersebut akan diulang. Manajer dapat menggunakan daya penguat dan positif dalam membantu organisasi mencapai tujuan, dan mengabaikan bukan menghukum perilaku yang tidak diinginkan. Teori-teori kontemporer Motivasi 32

33 Teori Desain pekerjaan. Teori yang menempatkan desain pekerjaan sebagai faktor yang penting dalam mendukung upaya manajer motivasi karyawan. Desain kerja yang memotivasi. Job-design (Desain pekerjaan) adalah cara dimana tugas di gabungkan untuk membentuk suatu pekerjaan yang lengkap. Bagaimana cara manajer membuat desain yang memotivasi? Teori-teori kontemporer Motivasi 33

34 1) Pemekaran pekerjaan (Job enlargement) adalah perluasan pekrejaan secara horisontal melalui penambahan lingkup pekerjaan. Karyawan sering menjadi merasa lebih banyak tugas, harus hati-hati. 2) Pengkayaan Pekerjaan (Job Enrichment), Pengkayaan pekerjaan secara vertikal dengan menambahkan tanggung jawab perencanaan dan evaluasi. Meningkatkan pendalaman pekerjaan. Karyawan melakukan sebagian tugas yang semula dilaksanakan manager 3) Model Karakteristik pekerjaan, kerangka kerja untuk menganalisis dan merdesain pekerjaan yang mengidentifikasi lima dimensi pekrjaan inti, keterkaitannya dan dampaknya terhadap hasil. Teori-teori kontemporer Motivasi 34

35 Dimensi itu adalah : 1) Keragaman ketrampilan tingkat di mana sebuah pekerjaan memerlukan keragaman aktivitas sehingga seorang karyawan dapat menggunakan sejumlah ketrampilan dan bakat yang berbeda. 2) Identitas tugas Tingkat dimana sebuah pekerjaan memerlukan penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dan identifikasi bagian-bagian pekerjaan. 3) Signifikansi Tugas Tingkat dimana sebuah pekrjaan mempunyai dampak yang besar pada kehidupan atau pekerjaan orang lain. 4) Otonomi Tingkat dimana sebuah pekerjaan memberikan kebebasan, kemerdekaan, dan kebijaksanaan yang substansial kepada individu dalam menjadwalkan pekerjaan dan menentukan prosedur yang akan digunakan untuk melaksanakannya. 5) Umpan balik Tingkat dimana dalam melakukan aktivitas kerja yang diperlukan unruk mencapai hasil pekerjaan individu memperoleh informasi yang langsung dan jelas mengenai efektivitas kinerjanya. Teori-teori kontemporer Motivasi 35

36 Teori-teori kontemporer Motivasi 36

37 Model karakteristik pekerjaan menolong Manajer mendesain pekerjaan. Teori-teori kontemporer Motivasi 37

38 Teori-teori kontemporer Motivasi 38

39 Teori Keadilan. Teori dimana karyawan membandingkan rasio input hasil dari pekerjaannya dengan rasio lainnya yang relevan kemudian memperbaiki ketidak adilan yang ada. 39 Teori-teori kontemporer Motivasi

40 Rujukan adalah orang lain, sistem, atau membandingkan diri seseorang terhadap dirinya sendiri dalam menilai keadilan. (Orang lain seorganisasi, sistem adalah aturan, prosedur dan kebijakan, diri adalah rasio input hasil) Keadilan distributif adalah keadilan yang dirasakan dari jumlah dan alokasi imbalan diantara individu. Pengaruh ke Kepuasan karyawan. Keadilan prosedural keadilan yang di rasakan dari proses yang digunakan untuk menentukan distribusi imbalan. Pengaruh ke komitmen organisasi karyawan, kepercayaan pada atasan, dan niat berhenti bekerja. Teori-teori kontemporer Motivasi 40

41 Teori Ekspektasi. Seorang individu cenderung bertindak denan cara tertentu dengan harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil tersebut. Mencakup tiga variabel : 1) Ekspektasi. Probabilitas yang dirasakan oleh individu bahwa mengerahkan sejumlah usaha akan menghasilkan tingkatan kinerja tertentu. 2) Instrumentalitas. Tingkat dimana individu percaya bahwa memberikan kinerja pada tingkat tertentu adalah alat yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 3) Valensi atau daya tarik imbalan. Valensi mempertimbangkan baik tujuan maupun kebutuhan individu. Teori-teori kontemporer Motivasi 41

42 Teori-teori kontemporer Motivasi 42

43 Teori-teori kontemporer Motivasi 43

44 Diskusi : Isu н isu Motivasi terkini Tantangan Lintas Budaya Motivasi kelompok kerja yang unik Mendesain program Imbalan yang Sesuai Dari Teori ke Praktek : saran untuk Memotivasi 44

45 Management 16 Memimpin: Manajer sebagai Pemimpin STEPHEN P.. ROBBIINS MARY COULTER 45

46 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Siapa pemimpin dan apa Kepemimpinan itu? Teori нteori awal kepemimpinan Teori Sifat (Trait Theories) Teori Perilaku (Behavioral Theories) Teori Kontingensi Kepemimpinan Model Fiedler Teori Kepemimpinan Situasi Hersey dan Blanchard Tori Jalur-tujuan (Path-Goal Theory) 46

47 L E A R N I N G O U T L I N E Follow this Learning Outline as you read and study this chapter. Pandangan Kontemporer Tentang Kepemimpinan Kepemimpinan Transformasi н transaksi Isu н isu Kepemimpinan abad 21 Mengelola Kekuatan Mengembangkan rasa percaya Memberdayakan Karyawan Memimpin di Berbagai Budaya Memahami Perbedaan Gender dan Kepemimpinan Menjadi Pemimpin yang Efektif 47

48 Siapakah pemimpin dan apakah kepemimpinan itu? Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki otoritas managerial. Kepemimpinan adalah proses memimpin sebuah grup dan mempengaruhi grup mencapai tujuan. 48

49 Teori-teori awal kepemimpinan. Ketertarikan orang kepada kepemimpinan sudah ada sejak manusia berkelompok, tetapi toeri kepemimpinan baru dikembangkan pada abad 20. Teori awal kepemimpinan berfokus kepada pemimpin (Teori sifat - trait theories) dan bagaimana pemimpin berinteraksi (teori perilaku)

50 Teori Sifat. Dengan berfokus kepada pemimpin ditelitilah ciri-ciri pemimpin ayng berhasil. 1. Penggerak (drive). Pemimpin menunjukkan tingkat usaha yang tinggi. Ambisius, Keinginan, energi, inisiatif. 2. Desire to lead. Untuk mempengaruhi orang lain. Menerima tanggung jawab. 3. Kejujuran dan integritas. Kepercayaan. 4. Self confidence. tidak ragu-ragu. 5. Intelligence. Cerdas. dapat mengumpulkan, menyatrukan dan menafsirkan informasi. visi, memacahkan persoalan

51 Lanjutan Job-relevant knowledge. pengetahuan - keputusan 7. Extraversion. Energik dan penuh semangat, suka bergaul, tegas dan jarang berdiam menarik diri

52 Teori behaviour. Teori perilaku adalah teori kepemimpinan yang mengidentifikasikan perilaku yang membedakan antara pemimpin efektif dan tidak efektif. Kelompok teori ini adalah :

53

54 Grid managerial :

55 Teori Kontingensi (Situasional) Kepemimpinan. Dalam penelitian banyak pemimpin gagal pada waktu gagal memahami konteks dimana mereka memimpin. Model Fedler Situasi Hersey Blanchard (Situasional leadership dan pathgoal teori)

56 Model Fiedler (komprehensif kontingensi) Teori Kepemimpinan yang menjelaskan bahwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dan banyaknya kendali serta pengawasan terhadap situasi itu. Kuncinya : mendefinisikan gaya kepemimpinan dan situasi. Mengidentifikasi kombinasi gaya dan situasi yang tepat

57 Gambaran pemimpin diukur melalui LPC (Least-preffered coworker) Rekan kerja paling tidak disukai. Kuisoner untuk mengukur apakah pemimpin berorientasi pada pekerjaan atau tidak. Gambaran situasi diukur melalui : Relasi pemimpin anggota. tingkat keyakinan diri, kepercayaan, rasa hormat karyawan, baik atau tidak. Struktur tugas. tugas pekerjaan di strukturisasi dan di formulakan. Tinggi atau rendah Posisi kekuatan. tingkat kewenangan untuk perekrutan, pemecatan, pendisiplinan, promosi dan peningkatan gaji. kuat atau lemah

58

59 Teori kepemimpinan Harsey dan Blanchard. Situasional leadership Theory. Teori situasional yang berfokus kepada kesiapan pengikutnya. Pengikut lah yang menerima atau menolak pemimpin dan menjadi dampak dari pemimpin sehingga pengikut yang di teliti. Kesiapan adalah tingkat dimana orang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan pekrejaan tertentu

60 Gaya kepemimpinan (pola dasar relasi dan pekerjaan) : Telling (Pekerjaan tinggi - relasi rendah) - pemimpin menentukan peranan karyawan dan mengatur apa, kapan, bagaimana dan dimana karyawan melaksanakan tugas. Selling (Pekerjaan tinggi -relasi rendah) - Pemimpin menunjukkan perilaku yang mengarah dan mendukung. Participating (pekerjaan rendah - relasi tinggi) - pemimpin dan pemgikut bersama membuat keputusan, pemimpin sbagai fasilitator dan komunkator

61 Delegating (pekerjaan rendah - relasi rendah) - Pemimpin kurang memberikan pengarahan dan dukungan

62 Kesiapan pengikut : R1 - Orang tidak mampu dan tidak memiliki keingingn untuk bertanggung jawab dalam melakukan suatu pekerjaan. Pengikut tidak kompeten atau tidak percaya diri. R2 - Orang tidak mampu, namun memiliki keingingna untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengikut memiliki motivasi, namun tidak ahli menuhi

63 R3 - Orang yang mampu, namun tidak memiliki keinginan untuk memenuhi kemauan pemimpinnya. Pengikut kompeten namun tidak ada keinginan melakukan sesuatu. R4 - Ornag mampu dan memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan yang di minta. Teori ini mencocokkan posisi pengikut dangan gaya kepemimpinan yang cocok

64 Teori kepemimpinan Jalur - Tujuan (Path-goal rheory). Pemimpin yang efektif adalah menunjukkan jalur (path) kepada pengikutnya untuk membantu pengikutnya melangkah. teori yang menyatakan bahwa tugas pemimpin adalah membantu pengikutnya mencapai tujuan dan mengarahkan atau memberikan dukungan sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa tujuan mereka sejalan dengan tujuan kelompok atau organisasi

65 Empat perilaku pemimpin : Directive leader (pmimpin mengarahkan). Pemimpin memberitahu kepada pengikut apa yang diharapkan dari mereka, jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan, serta memberikan bimbingan arahan secara spesifik tentang cara melaksanakan tugas. Supportive leader (Dorongan). Pemimpin menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan pengikutnya dan bersifat ramah

66 Participative leader (Partisipatif). Pemimpin berkonsultasi dengan naggota kelompok dan menggunakan saran-saran dan ide-ide mereka sebelum mengambil keputusan. Achievement-oriented leader. Pemimpin menetapkan sekumpulan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahannya untuk berprestasi semaksimal mungkin

67

68 Pandangan kontemporer tentang kepemimpinan. Kepemimpinan transformasi - transaksi yaitu pemimpin yang memimpin dengan menggunakan peretukaran sosial (transaksional). Memotivasi bawahan untuk bekerja mencapai tujuan dengan memberikan penghargaan atas produktifitasnya. Pemimpin transformasional. Yaitu pemimpin yang menstimulasi dan menginspirasi bawahan untuk mencapai hasil yang luar biasa

69 Kepemimnan Karismatik & visioner. Pemimpin yang antusias dan percaya diri yang kepribadian dan tindakannya dapat mempengaruhi orang untuk berperilaku dengan cara tertentu. Cirinya pemimpin kharismatik : Punya visi Mengartikulasi visi Mengambil resiko Sensitive thd kendala lingkungan dan kebutuhan bawahan. Perilaku luar biasa

70 Kepemimpinan visioner. Kemampuannya untuk menciptakan dan mengartikulasi sebuah visi masa depan yang realistik, dapat dipercaya, dan menarik sehingga dapat memperbaiki situasi saat ini

71 Kepemimpinan Tim. Memimpin Tim berbeda dengan memimpin sebagai pemimpin tunggal, tetapi didalam situasi tertentu kepemimpinan tim adalah kebutuhan

72 Kepemimpinan Tim

73 Isu isu kepemimpinan ó Mengelola kekuatan. Dari mana pemimpin memperoleh kekuasaan? yaitu kapasitas untuk mempengaruhi kerja atau keputusan?. ó Terdapat 5 sumber : Legitimate power (kekuasaan sah) dan otoritas. Coercive power (kekuasaan paksaan) kekuasaan untuk megnhukum dan mengendalikan bawahan

74 lanjutan... Reward Power (kekuasaan imbalan). Kekuasaan untuk memberikan upah yan g positif. Expert power (kekuasaan ahli). Kekuasaan berdasarkan kepada pengetahuan dan ketrampilan istimewa. Referent power (Kekuasaan rujukan). kekuasaan muncul karena sumber atau sifat pribadi seseorang yang diinginkan

75 Mengembangkan rasa percaya. Membangun rasa percaya dan kredibilitas karyawan adalah penting, di tengah situasi ketidak pastian yang meningkat. Komponen kredibilitas adalah kejujuran, kompetensinya dan kemampuan menginspirasi

76 5 Dimensi mendasari rasa percaya : Integritas - kejujuran dan kebenaran. Kompetensi - pengetahuan dan keahlian tehnis serta keahlian interpersonal Konsistensi - Dapat diandalkan, dapat diprediksi dan penilaian yang baik dalam menangani situasi. Loyalitas - KEmauan untuk melindungi seseorang, baik secara fisik apun emosi. Keterbukaan - Kemauan untuk berbagi ide dan informasi

77 Memberdayakan karyawan Memberdayakan karyawan bearti peningkatan keleluasaan karyawan didalam mengambil keputusan. karena ada kebutuhan untuk pengambilan keputusan yang cepat oleh orang yang peling mengetahui permasalahannya

78 Menjadi pemimpin yang efektif

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat

Lebih terperinci

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) KEPEMIMPINAN Pokok-pokok bahasan: Definisi kepemimpinan Kepemimpinan dan kekuasaan (power) Pendekatan studi kepemimpinan Pendekatan Sifat (Trait Approach) Pendekatan Perilaku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, diskusi, limitasi penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

Kepemimpinan Dalam Perilaku Organisasi

Kepemimpinan Dalam Perilaku Organisasi Manajer & Pemimpin Kepemimpinan Dalam Perilaku Organisasi Oleh : Rino A Nugroho Inoz_solo@yahoo.com Ver 1.0 Updated 240406 Manajemen berkaitan dengan penanganan kerumitan dalam organisasi, menghasilkan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang teori dan tipe kepemimpinan SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari Bab

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com A. Pendahuluan Mengapa Pemimpin Dibutuhkan? Karena banyak orang memerlukan figur pemimpin. Dalam beberapa situasi

Lebih terperinci

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan

Lebih terperinci

Psikologi Industri & Organisasi

Psikologi Industri & Organisasi Modul ke: Psikologi Industri & Organisasi Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Fakultas PSIKOLOGI Irfan Aulia, M.Psi. Psi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Modul 4 Abstract Mahasiswa

Lebih terperinci

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN UNTUK MEMPELAJARI KEPEMIMPINAN Fred E. Fiedler dan Martin M. Chamars, dalam kata pengantar bukunya yang berjudul Leadership in Effectives Management mengemukakan

Lebih terperinci

Teori Kepemimpinan Fiedler

Teori Kepemimpinan Fiedler TEORI SITUASIONAL Model Fiedler Tiga aspek situasi yang menentukan efektivitas kepemimpinan 1. Hubungan pemimpin anggota. (baik atau buruk) Baik, bila pemimpin memiliki dukungan dan kesetiaan bawahan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM

KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM ATRIBUT KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN KHARISMATIK Cerdas, mudah bergaul, perhatian Keyakinan tinggi, dominasi, pendapat kuat Struktur lembaga

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer. MOTIVASI Motivas (Motivation), Kebutuhan (Need), Dorongan (Drive) : keadaan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Kemampuan manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Manajemen SDM Dewasa ini dalam dunia praktik, manajer SDM semakin terlibat dalam komite strategis untuk menentukan arah strategis perusahaan. Manajemen SDM telah menjadi

Lebih terperinci

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN PENGERTIAN Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak Istilah lain yang dipergunakan secara bergantian dengan istilah motivasi antara lain: desire

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan Aplikasi Psi Sosial Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan 1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja sikap pekerja (karyawan) terhadap pekerjaannya sikap

Lebih terperinci

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN IKA RUHANA

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN IKA RUHANA PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN IKA RUHANA Pendekatan Untuk Mempelajari Kepemimpinan 1. Pendekatan Ciri. Pendekatan ini menekankan pada atribut / sifat yang ada pada pemimpin. 2. Pendekatan berdasarkan

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen proyek kontruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksananakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Proyek konstruksi juga

Lebih terperinci

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH Arti kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran Teori Kepemimpinan Teori Sifat

Lebih terperinci

Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi dan Kepemimpinan Motivasi dan Kepemimpinan Manajemen Industri Ponco WP PTI FT UNY 2014 (Diambil dari beberapa sumber) Pentingnya motivasi Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Kinerja karyawan adalah motivasi. Motivasi

Lebih terperinci

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Teori Kepemimpinan Awal Teori kepemimpinan Awal berfokus pd pemimpin (Teori Ciri) & cara pemimpin berinteraksi dg anggota kelompok (teori perilaku) 6 ciri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha BAB VII Kepemimpinan Wirausaha Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Motivasi penting dikarenakan :

Motivasi penting dikarenakan : Motivasi Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan Pemberian daya penggerak yg menciptakan

Lebih terperinci

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014 Disusun Oleh Lista Kuspriatni Universitas Gunadarma 2014 Manajer mempunyai kegiatan yang lebih luas daripada pemimpin. Manajer melakukan assesment, melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kepemimpinan Efektif 2.1.1 Perilaku Purwanto (1998) mendefinisikan perilaku sebagai penyesuaian diri dari adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN VI KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI SITUASI)

PERTEMUAN VI KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI SITUASI) PERTEMUAN VI KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI SITUASI) 1. Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model) Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut

Lebih terperinci

Landasan hubungan interaksi antara karyawan dan majikan yang. Kepuasan dan motivasi bergantung pada kontrak psikologis antara organisasi dan karyawan:

Landasan hubungan interaksi antara karyawan dan majikan yang. Kepuasan dan motivasi bergantung pada kontrak psikologis antara organisasi dan karyawan: Kontrak psikologis Landasan hubungan interaksi antara karyawan dan majikan yang baik - angkatan kerja yang puas dan termotivasi. Kepuasan dan motivasi bergantung pada kontrak psikologis antara organisasi

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer Kewirausahaan (2 SKS) Endah Sulistiawati, i i ST S.T., M.T. MT Pertemuan ke-6 KEPEMIMPINAN Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha Perbedaan ebeaa manajer aje dan pemimpin p Teori kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

Dasar Manajemen dan Kepemimpinan

Dasar Manajemen dan Kepemimpinan MODUL PERKULIAHAN Dasar Manajemen dan Kepemimpinan Fungsi Pengarahan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat 06 Fungsi Pengarahan A. Motivasi Kemampuan

Lebih terperinci

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu dimensi kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja atau keberhasilan organisasi.esensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2009:1) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi perencanaan,

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5.

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KINERJA 6. TERTAWA ITU SEHAT, MARI TERTAWA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA Disusun oleh: Ida Yustina Kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari aktivitas dan kreativitas sumber daya manusianya Oleh karenanya, seorang

Lebih terperinci

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Motivasi Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com Definisi Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Forces acting on an employee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 2011 1 MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN 1. Tujuan Instruksional Umum Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS 1 MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau bekerja

Lebih terperinci

UA P E P MB M E B LA L J A A J R A A R N A KH K USUS

UA P E P MB M E B LA L J A A J R A A R N A KH K USUS HAKEKAT PENGARAHAN (DIRECTING) DAN LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN) OLEH: NETI JUNIARTI TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Batasan dan prinsip Directing

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk 13 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu (Nanang, 2007) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpian terhadap Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi pada Perusahaan Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai

Lebih terperinci

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Definisi Motivasi Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Elemen Kunci : 1. Intensitas : Seberapa keras usaha seseorang 2. Arah : Tujuan

Lebih terperinci

Pertemuan ke- 11 kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan

Pertemuan ke- 11 kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan Pertemuan ke- 11 kepemimpinan i Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan i KEPEMIMPINAN Pengertian Kepemimpinan : Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung 2010 1-1 Tujuan Pengajaran Definisi Leadership Traits theories Behavioral theories Contingency

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Handoko (1996) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para pekerja memandang

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN Adman, S.Pd, M.Pd

PENGANTAR MANAJEMEN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN Adman, S.Pd, M.Pd PENGANTAR MANAJEMEN Adman, S.Pd, M.Pd Email: fuad_adm@yahoo.com UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN TUJUAN Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPERCAYAAN

KEPEMIMPINAN KEPERCAYAAN KEPEMIMPINAN KEPERCAYAAN LEADERSHIP Kemampuan mendorong/ mempengaruhi suatu kelompok/ anggota group dalam upaya pencapaian/ mewujudkan tujuan organisasi Suatu organisasi membutuhkan : PEMIMPIN untuk :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin

BAB I. Pendahuluan. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin tinggi dan ketat sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, begitu juga dengan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar yang berbeda-beda. Motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai proses yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar yang berbeda-beda. Motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai proses yang 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Motivasi Kerja Motivasi kerja merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi tempat dia bekerja, tentu saja setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar

Lebih terperinci

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. mansur@uny.ac.id 1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. 3. Membahas sejumlah topik yang terkait dengan individu yang bekerja dalam manajemen olahraga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara riil yaitu berbentuk uang, namun salah satu hal yang juga berpengaruh adalah sumber

Lebih terperinci

We have been trying to push BEM UNNAR from the top.

We have been trying to push BEM UNNAR from the top. KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI We have been trying to push BEM UNNAR from the top. But to move BEM faster, we also need to push from the base, and we require management motivate and organization KEPEMIMPINAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar PERILAKU ORGANISASI 2 Definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Berdasarkan pendapat Hasibuan (2002:10), manajemen

Lebih terperinci

FUNGSI PENGARAHAN ATAU PELAKSANAAN

FUNGSI PENGARAHAN ATAU PELAKSANAAN FUNGSI PENGARAHAN ATAU v Motivasi v Kepemimpinan PELAKSANAAN Oleh M.S.HUSEIN PULUNGAN 1-1 KEPEMIMPINAN 1-2 Konsep Dasar Kepemimpinan v Pengertian Kepemimpinan vprosesproses dalam mengarahkan dan mempengaruhi

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UK.Maranatha BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berubahnya zaman yang menuju kepada kedewasaan individu

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UK.Maranatha BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berubahnya zaman yang menuju kepada kedewasaan individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian. Seiring dengan berubahnya zaman yang menuju kepada kedewasaan individu maupun organisasi, mereka pun terus membenahi diri untuk mempersiapkan segala konsekuensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi, diharapkan,

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM. Fakultas FASILKOM. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA.

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM. Fakultas FASILKOM. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA. Modul ke: 11 KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM Fakultas FASILKOM Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi TEKNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id I. Pengantar : Pengorganisasian dan Pengelolaan SDM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Kontingensi Teori kontingensi dalam kepemimpinan pemerintah adalah salah satu teori yang berdasarkan pada tiga hal yakni hubungan atasan dengan bawahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Motivasi Menurut Anoraga (2001), Motif adalah sesuatu yang melatar belakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN 1 KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN Elfrida Nainggolan, SKM Tujuan Pembelajaran 2 Menjelaskan konsep dasar kepemimpinan dalam keperawatan Menjelaskan teori kepemimpinan Strategi peningkatan peran kepemimpinan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK Lily Indriani Email: lily.indriani99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN. Kepemimpinan Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.

KEPEMIMPINAN. Kepemimpinan Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. BAB VI KEPEMIMPINAN 11 0 Apa itu Kepemimpinan? Kepemimpinan Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Manajemen Menggunakan wewenang inhern dalam peringkat formal terencana untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP MOTIVASI DASAR

KONSEP-KONSEP MOTIVASI DASAR BAB IV MOTIVASI 1 Perilaku Organisasi KONSEP-KONSEP MOTIVASI DASAR Oleh : Dra.Hj.Panca Winahyuningsih,MM 2 1 Definisi Motivasi Motivasi sebagai suatu proses yang Menghasilkan suatu intensitas, arah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi X (PT X) memiliki visi yaitu menjadi. Salah satu cara untuk mewujudkan visi tersebut adalah menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi X (PT X) memiliki visi yaitu menjadi. Salah satu cara untuk mewujudkan visi tersebut adalah menyelenggarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan Tinggi X (PT X) memiliki visi yaitu menjadi pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi pada kepentingan bangsa, dan

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

PATH GOAL DAN SUBSTITUSI)

PATH GOAL DAN SUBSTITUSI) PENDEKATAN SITUASIONAL (TEORI BLANCHARD, FIEDLER, PATH GOAL DAN SUBSTITUSI) Oleh Kelompok 7 Dwi Aprianing Yunarti Laras Tri Wahyu D M. Darmawan Saputra Ninis Atikasari A. DEFINISI PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

Lebih terperinci