BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii megguaka metode deskriptif kuatitatif yag mediskripsika tetag pola sebara, kepadata kutu sisik pada buah, ratig da dau taama jeruk mais, serta faktor-faktor ligkuga yag mempegaruhi distribusi da kepadata kutu sisik. 3. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di perkebua jeruk mais (Citrus siesis) aorgaik milik petai di desa Bumiaji kota Batu pada bula Jauari sampai Februari Alat da Baha Alat yag diguaka pada peelitia ii yaitu, lup, kertas label, beag peada, lux meter, thermo higrometer, thermo aemometer, hadcouter, tali rafia, kompas, doubletip. Baha yag diguaka adalah populasi taama jeruk mais (C. siesis) da populasi kutu sisik 38

2 Prosedur Peelitia Kepadata Kutu Sisik 1. Persiapa a. Dipilih taama sampel dilapaga, kemudia ditadai dega beag da kertas label. b. Pegambila taama sampel dilakuka secara sistematis sebayak 60 taama sampel (10% populasi jeruk dalam 1 laha) pada taama jeruk mais (C. siesis) c. Mempersiapka peralata yag aka diguaka. Pelaksaaa a. Dipilih buah jeruk yag terserag kutu sisik pada 4 pejuru mata agi, ditadai dega beag da kertas label. Kemudia dilakuka peghituga secara maual dega batua lup atau kaca pembesar da hadcouter. b. Dipilih batag yag palig dekat dega buah jeruk yag terserag kutu sisik. Luasa bidag pegamata kutu sisik disesuaika dega populasiya. Jika populasi padat maka luasa bidag pegamata adalah sampai 3,5 cm. Jika populasi jarag maka luasa permukaa atara 5 sampai 10 cm. Kedua ujug ratig da cabag diberi doubletip sebagai batasa agar crawlers kutu sisik tidak berpidah tempat. c. Dipilih dau yag terserag kutu sisik. Diamati da dihitug secara maual jumlah kutu sisik pada dau ke-5 sampai 10 sesuai dega usia dau da tigkat kepadata kutu sisik pada dau jeruk. Data hasil pegamata da perhituga

3 40 dimasuka kedalam rumus kepadata da dihitug megguaka aalisis varia RAL sebagai berikut (Sui, 003) : Jumlah idividu A Jumlah uit sampel 3.4. Pola Sebara Kutu Sisik 1. Persiapa Pemiliha buah, batag da dau disesuaika dega umur da tigkat populasi kutu sisik pada taama jeruk mais (C. siesis). Buah yag diamati adalah buah yag berumur 3-4 bula, dau yag diamati adalah dau yag telah selesai masa pertuasa atau mulai dau ke 5 sampai 10, sedagka batag yag diamati adalah ratig da cabag yag terdekat dega buah yag terserag.. Pelaksaaa Pada masig-masig laha jeruk diambil uit sampel taama jeruk sebayak 0 taama secara sistematis dega jumlah ulaga 3 kali. Setiap uit taama jeruk dihitug jumlah kutu secara maual dari 4 arah mata agi, pada setiap mata agi di hitug secara maual pada ratig, dau da buah Faktor Abiotik 1. Persiapa a. Dipilih taama sampel dilapaga, kemudia ditadai dega beag da kertas label.

4 41 b. Pegambila taama sampel dilakuka secara sistematis sebayak 0 taama sampel (10% populasi jeruk dalam 1 laha) pada taama jeruk mais (C. siesis) c. Mempersiapka peralata yag aka diguaka.. Pelaksaaa Setiap uit taama sampel dihitug jumlah kutu secara maual megguaka hadcouter, kemudia faktor abiotik diukur megguaka alat (thermo higrometer, lux meter, thermo aemometer). Pegamata faktor abiotik (kelembaba, suhu, itetitas cahaya da kecepata agi) dilakuka secara bersamaa 1x dalam sehari pada pukul WIB. 3.5 Aalisis Data a. Kepadata kutu sisik pada jeruk mais diaalisis lajut megguaka aalisis varia RAL dega program SPSS pada taraf sigifikasi 0,05. b. Pola sebara kutu sisik Metode yag diguaka utuk meetuka peyebara populasi kutu sisik adalah dega megguaka Ideks of Dispersio (Krebs, 1989), dega megguaka rumus sebagai berikut: S I = dimaa:

5 4 S = ( ) ( 1) da = i 1 Keteraga: S : Variece : Rata-rata kepadata : Jumlah idividu plot ke : Jumlah plot yag diamati Jika dari hasil perhituga didapatka hasil seperti berikut: I = 1, maka distribusiya adalah radom atau acak I <1, maka distribusiya adalah seragam I > 1, maka distribusiya adalah megelompok Utuk melihat sigifikasi dari ilai ideks peyebara (I), meurut Waite (000) dilakuka uji lebih lajut dega mecari ilai (Chi-squere) dega rumus = I (-1). Apabila ilai hitug lebih besar dari ilai tabel ( 0,975) pada derajat bebas -1, maka pola sebaraya adalah megelompok. Apabila hitug lebih kecil dari pada ilai tabel ( 0,05) pada derajat -1, maka pola sebaraya adalah seragam da apabila ilai hitug terletak atara tabel ( 0,975) da ( 0,05) maka pola sebaraya adalah acak. c. Faktor abiotik yag mempegaruhi terhadap kepadata kutu sisik diaalisis dega Aalisis Regresi Gada