PEMODELAN JUMLAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION (GWNBR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN JUMLAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION (GWNBR)"

Transkripsi

1 1 PEMODELAN JUMLAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION (GWNBR) Bunga Nevrieda Nandasari dan Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Jurusan Statistika,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Abstrak Difteri disebabkan oleh bakteri Coryne Bacterium Diphteriae (CBD) yang merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Penyakit difteri merupakan Keadian Luar Biasa (KLB) yaitu penyakit yang sebelumnya memiliki umlah kasus yang sedikit tetapi mengalami peningkatan pesat. Pada penelitian ini dilakukan analisa dengan memperhatikan faktor spasial dan over-dispersi menggunakan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) dimana setiap wilayah pasti memiliki kondisi geografis yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan umlah kasus difteri antar wilayah satu dengan wilayah lainnya sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut. Hasil penelitian menghasilkan 4 pengelompokkan kota/kabupaten berdasarkan variabel yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi KLB difteri di semua kabupaten/kota di awa timur adalah persentase penderita difteri yang mendapatkan DPT3, persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung. Kata Kunci Keadian Luar Biasa, Difteri, Geographically Weighted Negative Binomial Regression, GWNBR M I. PENDAHULUAN DGs menelaskan bahwa pencapaian pembangunan bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi merupakan indikator yang mencerminkan seauh mana negara mampu memenuhi hak-hak dasar warga negara. Agenda pencapaian MDGs yang merupakan bidang kesehatan adalah memberantas kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya yang menular dan mematikan salah satunya adalah difteri. Difteri merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernafasan bagian atas dan terlihat selaput putih kotor yang semakin lama akan membesar yang akan mempersempit saluran pernafasan. Penyakit difteri merupakan Keadian Luar Biasa (KLB) yaitu penyakit yang sebelumnya memiliki umlah kasus yang sedikit tetapi mengalami peningkatan pesat. Pada tahun 2012 frekuensi KLB tertinggi teradi di Jawa Timur dengan 2587 kasus. Frekuensi tertinggi KLB di Jawa Timur adalah keracunan dan disusul dengan penyakit difteri, tetapi kasus difteri merupakan KLB penyebab kematian tertinggi di Jawa Timur. Kasus difteri di Jawa Timur merupakan penyumbang kasus difteri terbesar di Indonesia yakni sebesar 80% diikuti dengan Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan masingmasing sebesar 5,1% dan 4,2%. Difteri merupakan kasus reemerging disease di Jawa Timur karena penderita difteri sudah menurun pada tahun 1985 namun kembali meningkat di tahun 2005 saat teradi KLB di Kabupaten Bangkalan. Seak saat itu penyebaran difteri di Jawa Timur semakin meluas dan meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 955 kasus dengan 37 kematian dan sudah tersebar di 38 kabupaten atau kota di Jawa Timur [1]. Kasus difteri merupakan suatu permasalahan yang mengepidemi suatu wilayah. Apabila seseorang hidup dalam satu wilayah yang sama dengan seseorang yang menderita difteri maka orang tersebut akan beresiko tinggi untuk tertular penyakit. Selain itu, umlah kasus difteri merupakan data count yang mengikuti distribusi poisson sehingga untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kasus difteri menggunakan analisis Regresi Poisson. Dalam analisis Regresi Poisson asumsi mean sama dengan varians biasanya arang terpenuhi, karena sering kali muncul adanya fenomena over/under dispersi dalam pemodelan tersebut. Jika teradi over/under dispersi, Regresi Poisson tidak sesuai untuk memodelkan data dan model yang akan terbentuk menghasilkan estimasi parameter yang bias. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan analisa dengan memperhatikan faktor spasial dan over dispersi menggunakan Geographically Weighted Negative Binomial Regression dimana setiap wilayah pasti memiliki kondisi geografis yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan umlah kasus difteri antar wilayah satu dengan wilayah lainnya sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut. Tuuan dari penelitian ini mendeskripsikan karakteristik umlah keadian luar biasa difteri di Jawa Timur pada tahun 2012, Memodelkan GWNBR untuk keadian luar biasa difteri di Jawa Timur pada tahun 2012, dan Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadian luar biasa difteri di Jawa Timur pada tahun Penelitian ini dibatasi pada data umlah KLB difteri di Jawa Timur pada tahun 2012 dan pembobot yang digunakan dalam pemodelan GWBNR adalah pembobot fungsi kernel adaptive bisquare. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multikolinieritas Variabel X 1, X 2,..., X p dikatakan bersifat saling bebas ika matriks korelasi antar variabel membentuk matriks identitas. Dalam model regresi, adanya korelasi antar variabel prediktor menyebabkan taksiran parameter regresi yang dihasilkan akan memiliki error yang sangat besar. Pendeteksian kasus

2 2 multikolinieritas dapat dilihat melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut. 1. Jika koefisien korelasi Pearson (r i ) antar variabel prediktor lebih dari 0,95 maka terdapat korelasi antar variabel tersebut. 2. Nilai VIF (Varian Inflation Factor) lebih besar dari 10 menunukkan adanya multikolinieritas antar variabel prediktor. Nilai VIF dinyatakan sebagai berikut: 1 VIF = 1 R 2, (1) 2 Dengan R adalah koefisien determinasi antara X dengan variabel prediktor lainnya (Hocking, 1996). B. Regresi Poisson Regresi Poisson adalah salah satu regresi yang digunakan untuk memodelkan antara variabel respon dan variabel prediktor dengan mengasumsikan variabel Y berdistribusi poisson. Distribusi poisson menyatakan banyaknya sukses yang teradi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu [2]. Jika variabel random diskrit Y merupakan distribusi poisson dengan parameter μ maka fungsi peluang dari distribusi poisson itu sendiri dapat dinyatakan sebagai berikut. f(y, μ) = e μ μ y ; y = 0,1,2, (2) y! Dengan μ merupakan rata-rata variabel random Y yang berdistribusi poisson dimana nilai rata-rata dan varians dari Y mempunyai nilai lebih dari 0. Persamaan model regresi poisson dapat ditulis sebagai berikut. μ i = exp(x T i β) μ i = exp(β 0 + β 1 x i.1 + β 2 x i β p x i.p ) (3) Dengan μ i merupakan rata-rata umlah keadian yang teradi dalam interval waktu tertentu. C. Estimasi Parameter Model Regresi Poisson Penaksiran parameter model regresi poisson menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) yaitu dengan cara memaksimumkan fungsi likelihood. Fungsi likelihood dari regresi poisson adalah sebagai berikut. L(β) = e Dimana, n i=1 exp (x i T β) exp n i=1 y i x T i β n i=1 y i! β = [β 0 β 1 β p ] T dan x i = [1 x 1i x 2i x pi ] T D. Penguian Estimasi Parameter Model Reg. Poisson Ui signifikansi secara serentak menggunakan Maximum Likelihood Ratio Test (MLRT) dengan hipotesis penguiannya adalah sebagai berikut. H 0 : β 1 = β 2 = = β p = 0 H 1 : paling sedikit ada satu β 0 ; = 1,2,...,p Statistik Ui : D(β ) = 2ln L(ω ) (5) L(Ω ) Tolak H 0 ika D(β ) > χ 2 yang artinya bahwa ada salah satu (p;α) parameter yang berpengaruh secara signifikan terhadap model regresi poisson. Penguian signifikansi secara parsial untuk mengetahui parameter mana saa yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap model dengan hipotesis sebagai berikut. (4) H 0 : β = 0 H 1 : β 0 Statistik Ui : z hitung = β (6) se(β ) Tolak H 0 ika z hitung > z ( α 2 ) dengan α merupakan tingkat signifikansi yang ditentukan. E. Regresi Binomial Negatif Model binomial negatif merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah overdispersi yang didasarkan pada model campuran Poisson-Gamma [3]. Model binomial negatif dapat dirumuskan persamaan (7) dan Fungsi massa peluang binomial negatif pada persamaan (8). y i ~NB[t exp( p β p x ip ), θ], i = 1,2,3,, n (7) f(y α, β) = Γ(y+α) Γ(α)y! ( 1 1+β )α ( β 1+β )y (8) Untuk membentuk suatu model regresi pada distribusi binomial negatif, maka nilai parameter dari distribusi Poisson-Gamma mixture dinyatakan dalam bentuk μ = αβ dan θ = 1 α sehingga E(Y) = μ dan V[Y] = μ + θμ 2 dengan θ adalah dispersion parameter. Kemudian fungsi massa peluang binomial negatif menadi sebagai berikut. f(y, μ, θ) = Γ(y+1 θ ) Γ( 1 ( 1 1 ) θ θμ ( θ )y! 1+θμ 1+θμ )y (9) dengan y =0,1,2,... Saat 0 maka distribusi binomial negatif memiliki varians V[Y] = μ yang artinya distribusi binomial negatif akan mendekati suatu distribusi poisson yang mengasumsikan mean dan varians sama yaitu E[Y] = V[Y] = μ. F. Estimasi Parameter Model Regresi Binomial Negatif Estimasi parameter Model Regresi Binomial Negatif menggunakan metode maksimum likelihood dengan prosedur Newton Rhapson. Berikut ini merupakan fungsi likelihoodnya. y i 1 r=0 ) 1 ( 1 ) (y i!) 1+θμ i 1 θ θμ ( i L(β, θ) = n i=1 ( (r + θ 1 ) (10) 1+θμ i ) y i G. Ui Kesesuaian Model Regresi Binomial Negatif Ui kesesuaian model regresi binomial negatif dengan ui deviansi dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β 1 = β 2 = = β p = 0 H 1 : paling sedikit ada satu β 0 ; = 1,2,...,p Statistik Ui: D(β ) = 2 ln ( L(ω ) ) = 2(lnL( ) ln L(ω )) L( ) (11) Tolak H 0 ika statistik ui D(β ) > χ 2 (p;α) Penguian signifikansi secara parsial untuk mengetahui parameter mana saa yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap model dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β = 0 H 1 : β 0 ; =1.2,...,p Statistik ui: z hitung = β se(β ) (12)

3 3 H 0 ditolak ika statistik ui Z hit > z ( α 2 ). Tolak H 0 artinya bahwa parameter ke-p signifikan terhadap model regresi binomial negatif. H. Penguian Dependensi Spasial Dependensi spasial menunukkan bahwa pengamatan di suatu lokasi bergantung pada pengamatan di lokasi lain yang letaknya berdekatan. Penguian dependensi spasial dapat dilakukan dengan Moran s I, dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : M I = 0 (tidak ada dependensi spasial) H 1 : M I 0 (terdapat dependensi spasial) Statistik ui Moran s I sebagai berikut. Z I = I E(I) (13) Var(I) Dimana I = et We e T e E(I) = tr(mw) (n k) Var(I) = [tr(mwmw )+tr(mw) 2 +tr(mw)] 2 d E(I) 2 M = (I X(X T X) 1 X T ) Tolak H 0 ika Z I hit > Zα 2 yang artinya terdapat dependensi spasial. I. Penguian Heterogenitas Spasial Untuk melihat adanya heterogenitas spasial pada data dapat dilakukan penguian Breusch-Pagan dengan hipotesis sebagai berikut. [4] H 0 : σ 2 1 = σ 2 2 = = σ 2 n = σ 2 (variansi antar lokasi sama) H 1 : Minimal ada satu σ 2 i σ 2 (variansi antar lokasi berbeda) Menggunakan statistik ui Breusch-Pagan (BP) adalah sebagai berikut. BP = ( 1 2 ) ft Z(Z T Z) 1 Z T f~χ 2 (p) (14) dengan e i = y i y i f = (f 1, f 2,, f n ) T dengan f i = e i 2 1 σ 2 σ 2 = varians dari y e 2 i = kuadrat sisaan untuk pengamatan ke-i Z = matriks berukuran nx(p+1) yang berisi vektor yang sudah di normal bakukan (z) untuk setiap pengamatan Tolak H 0 ika statistik ui BP>χ 2 (p) J. GWNBR Model GWNBR akan menghasilkan parameter lokal dengan masing-masing lokasi akan memiliki parameter yang berbeda-beda. Model GWNBR dapat dirumuskan sebagai berikut [5]. y i ~NB[t exp( p β p (u i, v i )x ip ), θ(u i, v i )], (15) i = 1,2,3,, n Di mana, y i : Nilai observasi respon ke-i x ip : nilai observasi variabel prediktor ke-p pada pengamatan lokasi (u i, v i ) β p (u i, v i ) : koefisien regresi variabel prediktor ke-k untuk setiap lokasi (u i, v i ) θ(u i, v i ): parameter dispersi untuk setiap lokasi (u i, v i ) K. Estimasi Parameter model GWNBR Estimasi parameter model GWNBR menggunakan metode maksimum likelihood. fungsi likelihood L(β(u i, v i ), θ i y i, x i ) sebagai berikut. L(β(u i, v i ), θ i y i, x i ) n y 1 r=0 ) 1 i=1 ( 1 (y i!) 1 θi ) 1+θ i μ i = ( (r + 1 ) ( θ iμ i ) y i (16) θ i 1+θ i μ i L. Penguian Kesamaan model GWNBR dan Binomial Negatif Penguian kesamaan model GWNBR dengan regresi binomial negatif dilakukan untuk melihat terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak antara model GWNBR dengan regresi binomial negatif dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 β p (u i, v i ) = β p H 0 β p (u i, v i ) β p Statistik ui : F hit = Devians Model A dfa Devians Model B dfb (17) Dimisalkan model A adalah model binomial negatif dan model B adalah model GWNBR. Tolak H 0 ika F hit > F (α,dfa,df B ) yang artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara model binomial negatif dengan model GWNBR M. Penguian Parameter model GWNBR Penguian signifikansi parameter model GWNBR terdiri dari ui serentak dan parsial. Ui signifikansi secara serentak dengan menggunakan Maximum Likelihood Ratio Test (MLRT) dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β 1 (u i, v i ) = β 2 (u i, v i ) = = β p (u i, v i ) = 0 H 1 : paling sedikit ada satu β (u i, v i ) 0 ; = 1,2,...,p Statistik Ui: D(β ) = 2 ln ( L(ω ) L( ) ) = 2(lnL( ) ln L(ω )) Tolak H 0 ika statistik ui D(β ) > χ 2 (p;α) Penguian signifikansi secara parsial untuk mengetahui parameter mana saa yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel respon pada tiap-tiap lokasi dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β (u i, v i ) = 0 H 1 : β (u i, v i ) 0 ; =1.2,...,p Statistik ui: z hitung = β (u i,v i ) (18) se(β (u i,v i ) ) H 0 ditolak ika statistik ui z hitung > z (α/2). Tolak H 0 artinya bahwa parameter tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel respon di lokasi pada tiap lokasi. N. Keadian Luar Biasa Difteri Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh toksin dari bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Bakteri tersebut dapat mengeluarkan zat racun yang akan menimbulkan kematian mendadak dan kelumpuhan saraf-saraf tepi. Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lapisan yang khas pada selaput lendir saluran pernafasan dan bila mengenai laring atau trakea dapat menyebabkan ngorok (stridor) dan penyumbatan.

4 4 Toksin difteri menyebabkan paralisis otot dan miokarditis, yang berhubungan dengan tingginya angka kematian [6] Sumber penularan penyakit difteri adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier. Cara penularannya yaitu melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi (masa inkubasi sekitar 2 sampai 5 hari) atau kontak dengan carier (orang yang terinfeksi bakteri pada hidung atau tenggorokan tetapi tidak mengalami geala penyakit), bisa melalui percikan ludah dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang terkontaminasi oleh bakteri. Selain itu, debu atau muntahan uga bisa menadi media penularan. Kuman difteria masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa atau selaput lender. Masa penularan difteria dari penderita adalah 2 sampai 4 minggu, sedangkan penularan dari carrier bisa mencapai 6 bulan [7]. III. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai penyakit difteri di Jawa Timur pada tahun 2012 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang diperoleh melalui data profil kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menadi 2 yaitu variabel respon atau dependen (Y) dan variabel prediktor atau independen (X) dengan unit yang diteliti adalah tiap kabupaten/kota di Jawa Timur tahun Jumlah KLB Difteri di tiap kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2012 (Y) 2. Persentase penderita difteri yang mendapatkan imunisasi DPT3 di wilayah KLB (X 1). 3. Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (X 2) 4. Presentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung (X 3) 5. Persentase rumah sehat menurut kabupaten/kota (X 4) 6. Jumlah Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) (X 5) 7. Jumlah Sarana Kesehatan (Puskesmas) (X 6) 8. Kepadatan Penduduk (X 7) Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yang didasarkan pada tuuan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan karakteristik umlah Keadian Luar biasa difteri di Jawa Timur pada tahun 2012 menggunakan analisis statistika deskriptif. 2. Mengidentifikasi dan menyelesaikan adanya kasus multikolinieritas. 3. Pemodelan regresi poisson menggunakan program R. 4. Penguian Over/under dispersi menggunakan program R. 5. Pemodelan dengan menggunakan Regresi Binomial Negatif. 6. Memodelkan GWNBR untuk Keadian Luar biasa difteri di Jawa Timur pada tahun 2012, dengan langkahlangkah sebagai berikut. a. Ui Breusch-Pagan untuk melihat heterogenitas spasial data dan ui Moran I untuk mengui dependensi spasial data. b. Menghitung arak Euclidean antar lokasi pengamatan berdasarkan posisi geografis. c. Mendapatkan bandwidth optimal untuk setiap lokasi pengamatan dengan menggunakan Cross Validation (CV). d. Menghitung matrik pembobot dengan menggunakan fungsi kernel adaptive bisquare. e. Melakukan penguian kesamaan model GWNBR dengan regresi binomial negatif, penguian signifikansi parameter model secara serentak maupun parsial. f. Melakukan intepretasi model GWNBR yang didapatkan dan membentuk peta pengelompokkan. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik KLB difteri dan faktor-faktor Pada tahun 2005 sampai tahun 2008 umlah kasus difteri di Jawa Timur masih mengalami peningkatan dan penurunan tetapi mulai dari tahun 2008 sampai tahun 2012 umlah KLB difteri mengalami peningkatan terus menerus. KLB difteri pada tahun 2005 di Jawa Timur tersebar di 15 kabupaten/kota dan dari tahun ke tahun penyebaran KLB difteri mengalami peningkatan. KLB difteri mulai menyebar ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur mulai tahun Pada tahun 2012 teradi peningkatan umlah difteri menadi 955 kasus dan menyebar ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Dari 955 umlah kasus di Jawa Timur, kabupaten Situbondo memiliki umlah paling banyak KLB Difteri dengan umlah 129 kasus dan kota Kediri memiliki umlah paling sedikit KLB difteri dengan umlah 2 kasus. B. Pemeriksaan Multikolinieritas Ada beberapa cara untuk mendeteksi adanya kasus multikolinieritas, yaitu dengan melihat koefisien korelasi Pearson (r i ) dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Berikut ini merupakan koefisien korelasi antara variabel prediktor. Tabel 1 koefisien korelasi antara variabel prediktor X1 X2 X3 X4 X5 X6 X2 0,372 X3 0,045-0,016 X4 0,367 0,484 0,163 X5 0,347 0,321-0,041 0,333 X6 0,071 0,268-0,110-0,025 0,581 X7 0,164 0,151 0,005 0,470 0,499-0,225 Jika koefisien korelasi Pearson (r i ) antar variabel prediktor lebih dari 0,95 maka diduga terdapat kasus multikolinieritas. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa semua variabel prediktor memiliki koefisien korelasi Pearson yang kurang dari 0,95 yang artinya tidak terdapat kasus multikolinieritas. Berikut ini merupakan nilai VIF pada masing-masing variabel prediktor. Tabel 2 nilai VIF dari variabel prediktor Variabel VIF X1 1,437 X2 1,553 X3 1,063 X4 1,808 X5 4,831 X6 3,717 X7 3,356

5 5 Berdasarkan Tabel 2 menunukkan nilai VIF dari masingmasing variabel prediktor memiliki nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kasus multikolinieritas. C. Regresi Poisson Berikut ini merupakan penaksiran parameter model regresi poisson. Tabel 3 Penaksiran Parameter Model Regresi Poisson Estimate Std. Error z-hit (Intercept) 2, , ,489 X1-0, , ,614 X2-0, , ,559 X3-0, , ,211 X4 0, ,0455 8,833 X5 0, , ,977 X6-0,1847 0, ,76 X7-0, , ,54 AIC = 578,88 Devians = 387,11 Df = 30 Berdasarkan hasil penguian serentak dengan taraf signifikansi 10% didapatkan χ 2 sebesar 12,071 yang artinya bahwa (7;0.10) ada salah satu variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. Sehingga perlu dilanutkan pada penguian secara parsial. Berdasarkan hasil penguian secara individu dengan taraf signifikansi 10% didapatkan z ( ) sebesar 1,64 yang artinya bahwa semua variabel prediktor dalam model secara individu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap umlah KLB difteri di Jawa Timur. Sehingga didapatkan model Regresi poisson sebagai berikut. ln(μ ) = 4,04 0,020588X 1 0,021639X 2 0,011395X 3 + 0,030832X 4 + 0,121364X 5 0,014015X 6 0,000196X 7 D. Regresi Binomial Negatif Langkah awal dalam pemodelan regresi binomial negatif adalah penentuan nilai initial theta yang bertuuan untuk meminimumkan parameter dispersi sehingga dapat mengatasi kasus overdispersi. Initial theta didapatkan melalui hasil trialerror sehingga didapatkan rasio nilai devians dengan deraat bebasnya bernilai 1 yang artinya tidak terdapat kasus overdispersi. Berdasarkan hasil trial-error initial theta didapatkan initial theta yang memiliki rasio nilai devians dengan deraat bebasnya bernilai 1 adalah sebesar 1,89192 sehingga dilakukan pemodelan regresi binomial negatif dengan initial theta sebesar 1,89192.Berikut ini merupakan penaksiran parameter model regresi binomial negatif. Tabel 4 Penaksiran Parameter Model Regresi Binomial Negatif Estimate Std. Error z-hit (Intercept) 3, , ,119 X1-0, ,14-3,762 X2-0, , ,964 X3-0,1266 0, ,067 X4 0, ,1562 1,957 X5 0, , ,355 X6-0, , ,098 X7-0, ,211-1,003 Berdasarkan hasil penguian serentak dengan taraf signifikansi 10% didapatkan χ 2 (7;0.10) sebesar 12,071 yang artinya bahwa ada salah satu variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. Sehingga perlu dilanutkan pada penguian secara parsial. Berdasarkan hasil penguian secara individu dengan taraf signifikansi 5% didapatkan z ( ) sebesar 1,64 yang artinya bahwa dari ketuuh variable terdapat empat variabel prediktor yang signifikan, yaitu persentase penderita difteri mendapatkan imunisasi DPT3 di wilayah KLB, Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Persentase rumah sehat menurut kabupaten, dan Jumlah Sarana Kesehatan Rumah Sakit. Berikut ini merupakan model regresi binomial negatif. ln(μ ) = 2, ,018379X 1 0,019429X 2 + 0,023565X 4 + 0,092901X 5 E. Penguian Spasial Berdasarkan hasil penguian heterogenitas spasial dengan menggunakan software R diperoleh nilai statistik ui Breusch- Pagan sebesar 12,63 dengan p-value 0, Dengan umlah parameter 7 dan digunakan α sebesar 10% maka didapatkan χ 2 sebesar 12,071 Sehingga berdasarkan kedua kriteria (pvalue dan nilai statistik ui Breusch-Pagan) didapatkan (7) kesimpulan bahwa variansi antar lokasi berbeda atau terdapat perbedaan karakteristik antara satu titik pengamatan dengan titik pengamatan lainnya. Sehingga dilanutkan pada penguian dependensi spasial. Penguian dependensi spasial dengan menggunakan software R diperoleh p-value sebesar 0,8868 sehingga dengan taraf nyata 10% didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada dependensi spasial yang artinya bahwa pengamatan suatu lokasi tidak bergantung pada pengamatan di lokasi lain yang letaknya berdekatan. F. Penguian signifikansi model GWNBR Penguian signifikansi model GWNBR secara serentak bertuuan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel prediktor memberikan pengaruh terhadap model. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 : β 1 (u i, v i ) = β 2 (u i, v i ) = = β 7 (u i, v i ) = 0 H 1 : paling sedikit ada satu β (u i, v i ) 0 ; = 1,2,...,7 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Ms.excel didapatkan nilai devians model GWNBR sebesar 10, Dengan taraf nyata 20% didapatkan χ 2 (7;0.2) sebesar 9,80235 yang artinya bahwa paling tidak ada satu parameter model GWNBR yang signifikan berpengaruh maka perlu dilanutkan dengan penguian parsial dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β (u i, v i ) = 0 H 1 : β (u i, v i ) 0 ; =1.2,...,p Berdasarkan hasil penguian menggunakan program R mendapatkan nilai z hit yang berbeda-beda tiap lokasi. Didapatkan hasil pengelompokkan sebanyak 4 kelompok berdasarkan variabel yang signifikan. Variabel yang signifikan memberi pengaruh umlah KLB difteri di semua kabupaten/kota adalah persentase penderita difteri yang mendapatkan DPT3, persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung. Berikut ini

6 6 merupakan Tabel pengelompokkan kabupaten/kota berdasarkan variabel yang signifikan. Tabel 5 Pengelompokkan kab/kota berdasarkan variabel yang signifikan NO Kabupaten/Kota Variabel yang signifikan 1 Kab. Tulungagung, Kab. Kediri, Kab. Lumaang, Kab. Jombang, Kab Madiun, Kab. Tuban, Kab. Lamongan, dan Kota Madiun X1, X2, X3 2 Kab. Magetan X1, X2, X3, X5 3 Kab. Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Boonegoro, dan Kab. Bangkalan X1, X2, X3, X6 4 Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Malang, Kab. Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Sidoaro, Kab. Mookerto, Kab. Nganuk, Kab. Ngawi, Kab. Gresik, Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, Kab. Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mookerto, Kota Surabaya dan Kota Batu X1, X2, X3, X5, X6 Sebagai contoh akan disaikan penguian parameter pada lokasi penelitian yang kedua (u 4,v 4) yaitu kabupaten tulungagung. Tabel 6 Penaksiran Parameter Model GWNBR pada kab. tulungagung Estimate Z-VALUE (Intercept) 1,621 75,520 Z.X1-0,074 79,165 Z.X2-0,044-3,218 Z.X3-0,011-4,045 Z.X4 0,043-0,493 Z.X5 0,053 1,211 Z.X6 0,002 1,499 Z.X7-0, θ 1,436 - Suatu variabel memberikan pengaruh yang signifikan ika z hitung > z (α/2), dengan taraf nyata 10% maka z (0,05) adalah 1,64 sehingga dapat diketahui variabel yang signifikan adalah X 1, X 2, dan X 3 sehingga dapat dibentuk model sebagai berikut. ln(μ ) 4 = 1,961 0,002582X 1 0,002975X 2 0, X 3 Berdasarkan dari variabel yang signifikan dari model yang terbentuk di kabupaten tulungagung dapat disimpulkan bahwa setiap pertambahan 1 persen penderita difteri yang mendapatkan DPT3 maka akan mengurangi rata-rata umlah KLB difteri sebesar exp(0,002582) = 1, kasus dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini sesuai dengan semakin banyak penduduk yang mendapatkan imunisasi DPT3 saat bayi akan membantu mencegah terkena difteri. Imunisasi DPT3 akan memberikan kekebalan pada tubuh sehingga akan mengurangi peluang terkena difteri. Setiap pertambahan 1 persen rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat maka akan mengurangi rata-rata umlah KLB difteri sebesar exp(0,002975) = 1, kasus dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini sesuai karena penyakit menular seperti difteri akan mudah menular dengan lingkungan buruk dengan tingkat sanitasi rendah. Setiap pertambahan 1 persen rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung maka akan mengurangi rata-rata umlah KLB difteri sebesar exp(0, )= 1, kasus dengan asumsi variabel lain konstan. V. KESIMPULAN Pada tahun 2012 kabupaten Situbondo memiliki umlah paling banyak KLB difteri dan kota Kediri memiliki umlah paling sedikit KLB difteri di Jawa Timur. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kabupaten Situbondo yang memiliki persentase penderita difteri yang sudah mendapatkan DPT3 yang tergolong sedikit sedangkan kota Kediri memiliki persentase yang tergolong tinggi. Berdasarkan hasil pemodelan GWNBR dengan fungsi pembobot kernel adaptive bisquare didapatkan pengelompokan sebanyak 4 kelompok berdasarkan variabel-variabel yang signifikan. Kelompok pertama adalah Kab. Tulungagung, Kab. Kediri, Kab. Lumaang, Kab. Jombang, Kab Madiun, Kab. Tuban, Kab. Lamongan, dan Kota Madiun. Kelompok kedua adalah Kab. Magetan dan kelompok tiga Kab. Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Boonegoro, dan Kab. Bangkalan. Sedangkan Kelompok 4 adalah Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Malang, Kab. Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Sidoaro, Kab. Mookerto, Kab. Nganuk, Kab. Ngawi, Kab. Gresik, Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, Kab. Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mookerto, Kota Surabaya dan Kota Batu. Faktor-faktor yang mempengaruhi KLB difteri di semua kabupaten/kota di awa timur adalah persentase penderita difteri yang mendapatkan DPT3, persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung. DAFTAR PUSTAKA [1] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2011). Pedoman Penanggulangan KLB Diphteri Di Jawa Timur. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. [2] Walpole, E. R. (1995). Pengantar Statistik Edisi Ketiga. Jakarta: Pustaka Utama. [3] Hardin, J., & Hilbe, J. (2007). Generalized Linier Models and Extensions. Texas: Stata Press. [4] Anselin, L. (1988). Spatial Econometris: Methods and Models. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. [5] Ricardo, A., & Carvalho, T. (2013). Geographically Weighted Negative Binomial Regression-Incorporating Overdispersion. Business Media New York: Springer Science. [6] World Health Organization. (2013). Pocket Book of Hospital Care for Children, 2nd edition. World Health Organization. [7] Kunoli, F. J. (2013). Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR)

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) D-18 Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) Eriska

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL Bertoto Eka Firmansyah dan Sutikno Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-285

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-285 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) D-285 Analisis Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Malaria di Jawa Timur Tahun 2013 dengan Geographically Weighted

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print) D-55

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print) D-55 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., 205 2337-3520 230-928X Print D-55 Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Jumlah Kasus Kusta di Jawa Timur pada Tahun 203 Menggunakan Geographically Weighted Negative

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ( X Print) D-193

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ( X Print) D-193 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-193 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Jumlah Kasus Tuberculosis di Surabaya Tahun 014 Menggunakan Geographically Weighted Negative

Lebih terperinci

Oleh : Anindya Frisanty Ikaprillia Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

Oleh : Anindya Frisanty Ikaprillia Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Oleh : Anindya Frisanty Ikaprillia 1309 100 014 Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Rumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

Regresi Bivariat Poisson Dalam Pemodelan Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur

Regresi Bivariat Poisson Dalam Pemodelan Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur 1 Regresi Bivariat Poisson Dalam Pemodelan Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur Elvira Pritasari dan Purhadi Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR)

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) Sisvia Cahya Kurniawati, Kuntoro Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif 1 Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif Nike Dwi Wilujeng Mahardika dan Sri Pingit Wulandari Statistika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression Semi Parametric (GWPRS)

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression Semi Parametric (GWPRS) Seminar Tugas Akhir Pemodelan Jumlah Kematian Bayi di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression Semi Parametric (GWPRS) Oleh : Dessy Puspa Rani 1306. 100. 034 Dosen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Gizi Buruk, GWNBR, Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic, Kantong Gizi Buruk ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci: Gizi Buruk, GWNBR, Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic, Kantong Gizi Buruk ABSTRACT Pemodelan Spasial Balita Gizi Buruk dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression dan Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic (Studi Kasus Jumlah Balita Gizi Buruk di Jawa Timur Tahun 2013)

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR SS141501

JUDUL TUGAS AKHIR SS141501 JUDUL TUGAS AKHIR SS141501 IDENTIFIKASI WILAYAH KANTONG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC MELALUI PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION

Lebih terperinci

Pendekatan Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic untuk Deteksi Wilayah Kantong Penyakit DBD Melalui Pemodelan Regresi.

Pendekatan Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic untuk Deteksi Wilayah Kantong Penyakit DBD Melalui Pemodelan Regresi. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-0 Pendekatan Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic untuk Deteksi Wilayah Kantong Penyakit DBD Melalui Pemodelan Regresi Binomial

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas tentang pola penyebaran angka buta huruf (ABH) dan faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically Weighted Regression (GWR),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan VIF Distribusi Poisson Regresi Poisson Kematian Bayi Kematian Ibu Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan 1 Pendaharan terberat pada masa nifas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : regresi Poisson, GWPR, Angka Kematian Bayi (AKB)

ABSTRAK. Kata kunci : regresi Poisson, GWPR, Angka Kematian Bayi (AKB) PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) DI PROVINSI JAWA TIMUR Septika Tri Ardiyanti 1, Purhadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika ITS. 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-8 Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression Ardianto Tanadjaja, Ismaini

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 11-16 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA NI MADE SEKARMINI 1, I KOMANG GDE SUKARSA

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)

PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION) PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, MSi Liska Septiana

Lebih terperinci

Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models

Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-89 Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models Ilhamna Aulia, Mutiah Salamah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF 1 Alan Prahutama, 2 Sudarno, 3 Suparti, 4 Moch. Abdul Mukid 1,2,3,4

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-58 Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur Putu

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Jawa Timur dengan Metode Regresi Zero- Inflated Generalized Poisson (ZIGP) D-116 Siska Puji Lestari dan Sri Pingit Wulandari

Lebih terperinci

EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL

EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL Robert Kurniawan Jurusan Statistika Komputasi, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Jakarta Jl. Otto Iskandardinata

Lebih terperinci

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) PEMODELAN JUMLAH KASUS KANKER SERVIKS DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN ANALISIS GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) 12/06/2012 Oleh: RIZA INAYAH / 1309.030.042 Dosen Pembimbing: DR. Purhadi, M.Sc Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Oleh: DELTA ARLINTHA PURBASARI 1311030086 Dosen Pembimbing: Dr. Vita

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SS141501

TUGAS AKHIR SS141501 TUGAS AKHIR SS141501 PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KASUS TUBERKULOSIS DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED GENERALIZED POISSON REGRESSION DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 017 3 September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-5031-0-3 Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression

Lebih terperinci

Kata Kunci Overdispersi, regresi Zero-Inflated Generalized Poisson (ZIGP), Tetanus Neonatorum.

Kata Kunci Overdispersi, regresi Zero-Inflated Generalized Poisson (ZIGP), Tetanus Neonatorum. 1 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Jawa Timur dengan Metode Regresi Zero- Inflated Generalized Poisson (ZIGP) 1 Siska Puji Lestari, 2 Ir. Sri Pingit Wulandari,

Lebih terperinci

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression 1 Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression (GPR) dan Regresi Binomial Negatif (Studi Kasus: Pemodelan Jumlah Penderita Kusta di Jawa Timur Tahun 2012 Sari Putri (1) dan Wiwiek Setya Winahju

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER Andiyono Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat, Indonesia, 11480,

Lebih terperinci

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur. (R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi Buruk di Jawa Timur Ida Mariati Hutabarat 1, Asep Saefuddin 2 1Jurusan Matematika Uncen. 2 Departemen Statistika IPB 1Jl.Kamp Wolker

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR BERDASARKAN PENYEBARAN PENYAKIT ISPA

ANALISIS KORESPONDENSI KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR BERDASARKAN PENYEBARAN PENYAKIT ISPA ANALISIS KORESPONDENSI KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR BERDASARKAN PENYEBARAN PENYAKIT ISPA IKO PUTRI TYASHENING 1311 030 013 Dosen Pembimbing : Dr Santi Wulan Purnami, MSi PENDAHULUAN PENDAHULUAN RUMUSAN

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 6, No, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-10 Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 015 Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Kabupaten/Kota DAU 2010 PAD 2010 Belanja Daerah 2010 Kab Bangkalan 497.594.900

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 29-34 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION GUSTI

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (7) ISSN: 337-3 (3-98X Print) D-98 Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression Suprianto Simanuntak,

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi 29 kabupaten dan 9 kota. Peta wilayah disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi ancaman kesehatan di negara berkembang (Jayamaha, 2011). Epidemi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi ancaman kesehatan di negara berkembang (Jayamaha, 2011). Epidemi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), epidemi difteri tetap menjadi ancaman kesehatan di negara berkembang (Jayamaha, 2011). Epidemi ini terjadi pada segala tingkatan

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN :

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN : Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember 2012. ISSN : 1693-1394 Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression (GPR) dan Regresi Binomial Negatif Untuk Mengatasi Overdispersi Studi Kasus: Pemodelan

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-45 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Nur Fajriyah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Secara umum, wilayah Jawa Timur dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Luas wilayah Jawa Timur daratan hampir mencakup

Lebih terperinci

8/7/2014. Sumber Data

8/7/2014. Sumber Data 8/7/2014 1 8/7/2014 2 Sumber Data 8/7/2014 3 Variabel Penelitian 8/7/2014 4 Diagram Alir Mendeskripsikan data Analisis Statistika Deskriptif Pemeriksaan Multiko antar Variabel Prediktor Ya Tidak Buang

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 94-98 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

Lebih terperinci

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGANN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN DAN KERNEL BISQUARE PADA ANGKA HARAPAN HIDUP (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur) LUKMAN MAULANA

Lebih terperinci

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE TERHADA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN DEMAK 1 Marlita Vebiriyana, 2 M. Yamin Darsyah, 3 Indah

Lebih terperinci

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 31-36 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI M ARRIE KUNILASARI ELYNA 1, I GUSTI AYU MADE SRINADI 2, MADE SUSILAWATI 3 1,2,3, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR SULVIA MEGASARI 1310 100 037 PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR 1 Sulvia Megasari dan I Nyoman Budiantara Jurusan Statistika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 215 S-5 Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor Resa Septiani Pontoh, Defi

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia Wajib Belajar Menggunakan Metode Regresi Spasial di Jawa Timur

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia Wajib Belajar Menggunakan Metode Regresi Spasial di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (203) 2337-3520 (230-928X Print) D-7 Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia Wajib Belajar Menggunakan Metode Regresi Spasial di Jawa Timur Bagus Naufal Fitroni, dan

Lebih terperinci

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-65 Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel Almira Qattrunnada Qurratu ain dan Vita Ratnasari Jurusan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 17 3 September 17, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-531--3 PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH 1 Prisca Shery Camelia, 2 Indah Manfaati Nur, 3 Moh. Yamin Darsyah 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL Hasriana 1, Raupong 2, Nirwan Ilyas 3 1 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON Ade Susanti, Dewi Retno Sari Saputro, dan Nughthoh Arfawi Kurdhi Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 74 82 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR Rosy Riskiyanti 1308.100.508 Dosen Pembimbing Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Efferin, Darmadji dan Tan (2008:47) pendekatan kuantitatif disebut juga pendekatan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 58 65 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA

Lebih terperinci

(R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT

(R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT REGRESI 2 (R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT Dani Robini, Budi Nurani R., Nurul Gusriani Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran Jl.

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. No. (06 7-0 (0-98X Print D-6 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Anita Trias Anggraeni

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA)

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 116 124 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2

Lebih terperinci

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor S - 5 Resa Septiani Pontoh, Defi Yusti Faidah. Departemen Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan suatu bentuk analisis regresi yang digunakan untuk memodelkan data

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menguji hubungan signifikan dengan cara

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION 1 Tanty Citrasari Wijayanti (1307100024) 2 Setiawan (19601030 198701 1 001) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC (Studi Kasus: Jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin di Kabupaten Kulonprogo)

Lebih terperinci

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Nungki Fauzi T A N, Isnandar Slamet, Muslich Program Studi

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH Erliyana Devitasari, Sri Sulistijowati Handayani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA

Lebih terperinci

STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh Veni Freista H. (1308100054) Dosen Pembimbing Dr.rer.pol. Heri Kuswanto JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Pendahuluan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 0 PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Nurul

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya 2 Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir LOGO Seminar Hasil Tugas Akhir Oleh : Efta Dhartikasari Priyana 1312 105 012 Dosen Pebimbing: Dr. Purhadi, M.Sc 8/7/2014 1 8/7/2014 2 Latar Belakang Latar Belakang Perumusan Masalah Ginjal Kronik Stroke

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR Neser Ike Cahyaningrum 1307100012 Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si AGENDA

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Fitra1, Saleh2, La Podje3 Mahasiswa Program Studi Statistika, FMIPA Unhas 2,3 Dosen Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Model Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) untuk Data Kejahatan

Model Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) untuk Data Kejahatan Model Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) untu Data Kejahatan (Studi Kasus 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur) Herlin Venny Johannes 1,a), Septiadi Padmadisastra,b), Bertho Tantular

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-8 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh erhadap Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa engah dengan Bivariate

Lebih terperinci