KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H"

Transkripsi

1 KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 ABSTRAK Asep Solehudin. H Kajian Perencanaan Produksi Agregat ( studi kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug sukabumi). Di bawah bimbingan Pramono D Fewidarto PT Adi Putra Perkasa (PT APP) merupakan salah satu pelaku bisnis yang bergerak dibidang kemasan kayu yang sebagian besar produknya adalah palet. PT APP juga telah mendapatkan sertifikat Internasional Standard for Phytosanitary Measures (ISPM#15) yang dikeluarkan oleh Badan Karantina Pertanian sejak September Diperolehnya sertifikat ini, tentu saja akan menjadikan peluang baru dan tantangan baru bagi perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas / sumberdaya yang dimiliki dalam rangka meraih keuntungan yang lebih baik, namun kondisi tersebut hanya dapat diraih jika dilakukan perencanaan produksi agregat yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang perlu dikaji yaitu Apakah perencanaan produksi yang diterapkan PT Adi Putra Perkasa saat ini telah optimal, terutama ditinjau dari pemanfaatan kapasitas, pemenuhan permintaan dan efisiensi produksi. Tujuan penelitan ini adalah : 1) Mengkaji proses produksi dan sistem perencanaan produksi agregat yang dijalankan PT APP, 2) Mempelajari parameter yang dibutuhkan dalam formulasi sistem perencanaan produksi agregat di PT APP, 3) Menganalisis perencanaan produksi agregat yang optimum untuk kegiatan produksi pada periode mendatang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh langsung dari hasil observasi di lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan dan hasil kuesioner, dan data sekunder bersumber dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta literatur yang dianggap relevan. Untuk mendapatkan prediksi permintaan pelanggan satu tahun yang akan datang digunakan metode Delphi dengan cara memberikan kuesioner kepada empat orang pimpinan dan diolah dengan perhitungan statistik sederhana yaitu modus pada kuesioner tahap pertama dan rata-rata pada kuesioner tahap kedua, sedangkan untuk metode perencanaan agregat digunakan pemrograman linier yang diolah dengan software Lindo. Hasil penelitian menunjukan bahwa saat ini, PT APP membuat perencanaan produksinya berdasarkan jumlah pesanan dari pelanggannya, agar perusahaan berproduksi secara optimal dan dapat meraih keuntungan yang lebih baik seharusnya PT APP juga mempertimbangkan perencanaan produksi agregat yang didasarkan pada sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan parameter lain yang mempengaruhi proses perencanaan tersebut. Parameter parameter yang dibutuhkan dalam penyusunan sistem perencanaan agregat di PT APP diantaranya : jumlah permintaan dari pelanggan, tenaga kerja yang tersedia, kapasitas gudang produk jadi, tingkat persediaan produk jadi, kapasitas mesin yang tersedia dan tingkat subkontrak yang diambil perusahaan. Selama jangka waktu satu tahun diperoleh biaya minimal sebesar Rp ,00 yaitu dengan memproduksi palet ekspor sebesar unit/tahun dan palet lokal unit/tahun. Penggunaan jam tenaga kerja yang meminimumkan biaya adalah jam/tahun dengan jumlah persediaan unit/tahun dan jumlah subkontrak sebesar unit/tahun. Dari hasil penelitian juga diketahui ada beberapa kapasitas yang tidak terpakai sepenuhnya seperti tenaga kerja, mesin, dan gudang.

3 KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ASEP SOLEHUDIN H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ASEP SOLEHUDIN H Menyetujui, Oktober 2007 Ir. Pramono D Fewidarto, MS Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Ujian : 04 Oktober 2007 Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 April Penulis merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara pasangan H. Didi Supriadi dan Hj. Cucum Sunarsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji 1 dan Madrasah Diniyah Binaul Atfal Parungkuda pada tahun 1997, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 1 Parungkuda. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cibadak, dan pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen. Selama perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan sebagai pengurus PSDM Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB. iii

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Perencanaan Produksi Agregat pada PT Adi Putra perkasa, Cicurug sukabumi. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Diera globalisasi saat ini, persaingan dalam industri sangat ketat baik berupa persaingan dalam peningkatan mutu, efisiensi biaya maupun dalam pelayanan memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang ingin memiliki keunggulan kompetitip sehingga memiliki daya saing, maka diperlukan adanya perencanaan produksi yang salah satunya perencanaan produksi Agregat.. Proses penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu baik secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bpk. Ir. Pramono D. Fewidarto, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, saran, motivasi, dan kemudahan kepada penulis. 2. Bpk. Mukhamad Najib, S.TP, MM dan Bpk. Eko Rudi Cahyadi, S.HUT, MM, atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 3. Ibunda, ayahanda dan adik-adiku yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan do`a yang tulus. 4. Seluruh staf dan karyawan PT Adi Putra Perkasa yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu dan memberikan informasi kepada penulis. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 6. Teman-teman terdekat yang selalu memberikan nasehat dan kenangan terindah, teman-teman satu bimbingan serta teman-teman manajemen 40 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama masa perkuliahan. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. iv

7 Penulis sangat menyadari skripsi ini jauh dari sempurna atau banyak kekurangan yang tidak disengaja, mengingat keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk untuk bahan perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT, Amin. Bogor, Oktober 2007 Penulis v

8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian...4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemasan Kayu Perencanaa Produksi Peramalan Pengertian Peramalan Metode Delphi Metode Kelompok Nominal Perencanaan Produksi Agregat Pengertian Perencanaan Agregat Strategi Perencanaan Agregat Metode Perencanaan Agregat Model Pemrograman Linier Analisis Sensitivitas Penelitian Terdahulu...18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Tahapan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Metode Prediksi Permintaan Metode Perencanaan Agregat...25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perkembangan PT APP...27 vi

9 Struktur Organisasi Perusahaan Pemasaran dan Pemasok Bahan Baku PT APP Fasilitas Perusahaan Proses Produksi Sistem Perencanaan Produksi Agregat pada PT APP Parameter yang dibutuhkan dalam Sistem Perencanaan Produksi Agregat di PT APP Prediksi Permintaan Pelanggan Hasil Perencanaan Produksi Agregat Perumusan Model Pemrograman Linier Optimasi Sistem Perencanaan Produksi Agregat Analisis Sensitivitas...51 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran...56 DAFTAR PUSTAKA...57 LAMPIRAN...58 vii

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Dosis metal bromida (CH 3 Br) setiap suhu Pelanggan dan permintaan palet dari bulan Mei 2006 April Pemasok bahan baku dan Subkontraktor PT APP Hasil modus yang memilih pada selang persentase kenaikan permintaan Hasil rata-rata yang memilih pada tingkat persentase kenaikan permintaan (dalam %) Perkembangan industri Jawa barat tahun Prediksi permintaan pelanggan tahunyang akan datang Nilai kendala perencanaan produksi Nilai hasil minimisasi biaya perencanaan produksi agregat Nilai surflus sumber daya perusahaan Nilai dual price untuk koefisien variabel keputusan Batas toleransi perubahan terhadap koefisien fungsi tujuan Batas toleransi perubahan kendala triwulan ke-3 dan ke-4 tahun Batas toleransi perubahan kendala triwulan ke-3 dan ke-4 tahun viii

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Logo perusahaan bersertifikasi HT DB Logo perusahaan bersertifikasi MD DB Kerangka pemikiran konseptual Tahapan diagram alir penelitian Tahapan prediksi permintaan pelanggan dengan metode Delphi Struktur organisasi PT APP Diagram alir proses produksi palet Diagram alir proses perencanaan produksi PT APP Grafik penjualan palet tahun 2006 dan triwulan ke-1 dan ke-2 tahun ix

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data Sertifikat ISPM#15 dan kartu anggota APJASKINDO PT APP Fasilitas perusahaan PT APP Proses pemilihan bahan baku dan proses perlakuan heat treatment Proses perakitan palet dan sortir (pemeriksaan kualitas palet) Proses finishing dan pembubuhan logo dan cap Hasil pengolahan Lindo triwulan ke-2 tahun Hasil pengolahan Lindo triwulan ke-3 dan ke-4 tahun Hasil pengolahan Lindo triwulan ke-1 dan ke-2 tahun x

13 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki sumberdaya alam hayati yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang bisa dijadikan basis industri pertanian. Industri pertanian atau yang disebut agroindustri merupakan bagian dari sistem agribisnis yang sangat berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup, kemakmuran dan kesejahteraan. Pengembangan sektor ini juga dapat dijadikan kekuatan bagi indonesia sebagai negara agraris untuk mempertahankan kelangsungan hidup jutaan penduduknya. Salah satu sumberdaya alam hayati yang banyak dimanfaatkan adalah berupa keanekaragaman hasil hutan salah satunya menjadi kemasan kayu (palet kayu). Saat ini industri manufaktur telah banyak memanfaatkan kemasan kayu (palet kayu) sebagai alas untuk mengirimkan barang baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Industri manufaktur memiliki banyak alasan memanfaatkan kemasan kayu (palet kayu) sebagai alas, selain karena indonesia memiliki ketersediaan hasil hutan juga karena bahan kemasan dari kayu lebih efisien dan mudah dibuat. Permintaan palet kayu sebagai alas telah banyak digunakan mulai dari industri makanan sampai dengan industri elektronik. Palet kayu juga sangat diperlukan bagi perusahaan lokal yang ingin melakukan ekspor keluar negeri sebagai alas ketika pengiriman produk mereka. Ada beberapa ketentuan mutu bagi palet kayu yang digunakan untuk kebutuhan ekspor. Setiap perusahaan biasanya menetapkan ketentuan dan persyaratan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Badan Karantina Tumbuhan. Misalnya bahan kemasan dari kayu harus memiliki kadar air maksimal 16 persen sampai dengan 20 persen, kemudian bahan kayu tidak boleh busuk dan berjamur serta banyak lagi syarat-syarat lainnya. Persyaratan ini diberlakukan bagi perusahaan yang ingin melakukan pengangkutan komoditas ekspor karena banyak negara yang sudah menetapkan standar ini sebagai syarat untuk memasuki negara mereka.

14 2 Penerapan syarat-syarat dan tindakan karantina tumbuhan sebagai standar kemasan kayu di era globalisasi saat ini, baik secara ilmiah maupun aturan-aturan internasional merupakan suatu hal yang logis dan dapat dibenarkan agar produk dalam negeri mendapatkan pengakuan secara internasional. PT Adi Putra Perkasa merupakan salah satu pelaku bisnis yang bergerak dibidang kemasan kayu (wooden packing) yang telah mempunyai sertifikat Internasional Standard for Phytosanitary Measures (ISPM) dan teregistrasi di Badan Karantina Pertanian. Dengan sertifikasi ini permintaan dari perusahaan terhadap kemasan kayu semakin meningkat, seperti yang dialami perusahaan yaitu terjadi perbedaan yang signifikan antara jumlah permintaan kemasan kayu PT Adi Putra Perkasa sebelum dan sesudah mendapatkan sertifikasi. Peningkatan ini dikarenakan bertambahnya produksi palet yang sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan lokal namun sekarang perusahaan juga berproduksi untuk memenuhi kebutuhan palet untuk ekspor. Pada tahun 2006, perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Karantina Tumbuhan Departemen Pertanian sudah lebih dari 50 perusahaan, tentu saja hal ini akan menjadi persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dan dan adanya variasi permintaan yang kompleks maka perusahaan perlu perencanaan produksi baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Salah satu perencanaan yang harus dilakukan perusahaan dalam jangka menengah adalah perencanaan produksi agregat, perusahaan yang tidak melakukan perencanaan produksi agregat akan menghadapi beberapa permasalahan seperti produksi yang tidak sesuai dengan permintaan, tidak optimalnya utilisasi kapasitas, keterlambatan waktu penyerahan dan beban produksi yang tidak merata. Perencanaan produksi agregat ini sangat diperlukan karena perusahaan yang sudah mendapat pengakuan internasional seperti PT Adi Putra Perkasa sudah seharusnya menjaga kualitas serta menjaga kepuasan konsumennya, apalagi konsumen kemasan kayu adalah perusahaan besar yang memiliki komitmen kuat untuk memenuhi proses produksi mereka.

15 Rumusan Masalah Perubahan kondisi perusahaan karena mendapatkan sertifikat ISPM#15, tentu saja akan menjadikan peluang baru dan tantangan baru bagi perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas / sumberdaya yang dimiliki dalam rangka meraih keuntungan yang lebih baik, namun kondisi tersebut hanya dapat diraih jika dilakukan perencanaan produksi agregat yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang perlu dikaji yaitu Apakah perencanaan produksi yang diterapkan PT Adi Putra Perkasa saat ini telah optimal, terutama ditinjau dari pemanfaatan kapasitas, pemenuhan permintaan dan efisiensi produksi Tujuan Penelitian 1. Mengkaji proses produksi dan sistem perencanaan produksi agregat yang dijalankan PT APP. 2. Mempelajari parameter yang dibutuhkan dalam formulasi sistem perencanaan produksi agregat di PT APP. 3. Menganalisis perencanaan produksi agregat yang optimum untuk kegiatan produksi pada periode mendatang Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan, untuk : a. Memberikan masukan tentang perencanaan produksi agregat untuk meramalkan produksi masa yang akan datang sehingga menghasilkan tingkat produksi yang optimal. b. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang akan mempengaruhi kesalahan dalam perencanaan produksi. 2. Bagi pihak peneliti, mengaplikasikan ilmu dan teori kedalam dunia kerja, dan bagi umum untuk memberikan informasi, ilmu dan bahan penelitian selanjutnya.

16 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini lebih difokuskan pada perencanaan produksi agregat yang bertujuan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi (jadwal produksi) pada jangka menengah yaitu selama satu tahun yang akan datang dengan periode perencanaan triwulan.

17 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Kemasan Kayu Menurut Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian, kemasan kayu adalah kayu atau hasil kayu yang dipergunakan untuk menopang, mengemas, atau mengganjal barang kiriman dalam pengangkutan. Kemasan kayu dapat terbuat dari kayu mentah baik berupa peti, tong kayu, penopang, pengganjal, dan sejenisnya yang digunakan dalam pengangkutan komoditas lokal maupun ekspor. Berdasarkan kualitas, kemasan kayu terdiri atas kemasan kayu tanpa sertifikasi dan bersertifikasi. Kemasan kayu tanpa sertifikasi biasanya untuk kebutuhan lokal, sedangkan untuk kebutuhan ekspor diharuskan mendapat sertifikasi dari Badan Karantina Tumbuhan. Hal ini disebabkan karena umumnya kemasan kayu yang di gunakan terbuat dari kayu mentah dan bermutu rendah sangat berpotensi menjadi media pembawa organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dalam perdagangan internasional, khususnya bagi serangga serangga penggerek kayu dan beberapa cendawan. Oleh karenanya beberapa negara menerapkan syaratsyarat dan tindakan karantina tumbuhan yang cukup ketat terhadap kemasan kayu tersebut. Adapun perlakuan terhadap kemasan kayu yang digunakan dalam pengiriman komoditas ekspor dilakukan dengan cara di bawah ini : 1. Pemanasan (Heat Treatment) Pemanasan harus dilakukan dalam waktu dan suhu yang cukup, sehingga temperature inti kayu (wood core temperature) mencapai sekurang-kurangnya 56 C, selama sekurang-kurangnya (minimal) 30 menit, serta menurunkan kadar air kayu hingga setinggi-tingginya 20 persen. Kiln-Drying (KD) dan Chemical Pressure Impregnation (CPI) dapat dianggap perlakuan pemanasan apabila memenuhi standard dan spesifikasi seperti tersebut di atas. 2. Fumigasi Fumigasi menggunakan Metil Bromida (CH 3 Br) dengan dosis seperti tercantum pada tabel berikut :

18 6 Tabel 1. Dosis Metil Bromida (CH 3 Br) setiap suhu Suhu ruang Dosis Konsentrasi Minimum (g/m 3 ) dan suhu kayu (g/m 3 ) 0,5 jam 2 jam 4 jam 16 jam 21 C atau lebih C atau lebih C atau lebih Suhu ruangan dan suhu kayu pada saat fumigasi harus berada di atas 10 C dan waktu pelaksanaan fumigasi tidak boleh kurang dari 16 jam. Fumigasi harus dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi (Fumigator) yang telah diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian. 3. Sertifikasi Sertifikasi dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi kemasan kayu (wooden packing) atas penunjukan Kepala Badan Karantina Pertanian dengan membubuhkan logo atau cap (marking) pada kemasan kayu. Logo pada kemasan kayu terdiri dari dua bagian, pertama, logo untuk kemasan kayu yang sudah mengalami pemanasan (heat treatment) seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. dan kedua, logo untuk kemasan kayu yang sudah difumigasi dengan Metil Bromida (CH 3 Br) yang dapat dilihat pada Gambar 2. I P P C ID 000 HT DB Gambar 1. Logo perusahaan bersertifikasi HT DB Logo ini digunakan jika kemasan kayu sudah mendapatkan perlakuan pemanasan dan kayu kemasan memiliki kadar air maksimal 20 persen. ID 000 merupakan nomor registrasi perusahaan kemasan kayu, HT DB menandakan bahwa sudah dilakukan pemanasan dan merupakan identitas kayu kemasan. Logo harus mudah dibaca, permanen dan tidak mudah dilepas, diletakkan di tempat yang mudah terlihat setidaknya di kedua sisi dari kemasan.

19 7. I P P C ID 000 MD DB Gambar 2. Logo perusahaan bersertifikasi MD DB Logo ini hampir sama dengan logo HT DB, bedanya hanya HT DB diganti dengan MD DB yang mengindikasikan bahwa kayu kemasan sudah difumigasi Perencanaan Produksi Perencanaan adalah usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang akan atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Perencanaan produksi (production planning) adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan (Assauri, 2004). Tujuan dari perencanaan produksi adalah : 1. Untuk mencapai tingkat (level) keuntungan tertentu terhadap penjualan yang diinginkan. 2. Untuk menguasai pasar tertentu, dimana perusahaan diharapkan mempunyai pangsa pasar tertentu dengan hasil atau output tersebut. 3. Agar perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu. 4. Agar dapat mempertahankan dan mengembangkan pekerjaan dan kesempatan kerja. 5. Agar dapat menggunakan fasilitas perusahaan dengan se-efisien mungkin. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan perencanaan produksi ialah agar dapat memproduksi barang-barang (output) dalam waktu tertentu dimasa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki serta dengan keuntungan (profit) yang maksimum.

20 8 Menurut Baroto (2002), tujuan perencanaan produksi adalah menyusun suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersisa dengan biaya yang paling minimum dari keseluruhan produk. Heizer dan Render (2004) membagi tiga perencanaan dalam produksi berdasarkan horison waktu yaitu : 1. Perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun), perencanaan ini merupakan tanggung jawab eksekutif puncak misalnya menambah fasilitas dan menambah peralatan yang memiliki umur panjang. 2. Perencanaan jangka menengah (3 hingga 18 bulan), disebut juga perencanaan agregat yang dilakukan oleh manajer operasi dengan perencanaan tugas seperti perencanaan penjualan, subkontrak, manambah peralatan, menambah shift, menambah karyawan, dan membuat atau menggunakan persediaan. 3. Rencana jangka pendek (hingga tiga bulan), perencanaan dilakukan oleh manajer operasi, para penyelia dan mandor. Penjadwalan tugas, penjadwalan karyawan dan pengalokasian mesin merupakan tanggung - jawab mereka. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaanaan proses produksi berdasarkan sifat proses produksi adalah : 1. Proses produksi yang terputus-putus Perencanaan produksi dalam perusahaan pabrik yang mempunyai proses produksi yang terputus putus, dilakukan berdasarkan jumlah pesanan (make to order) yang diterima. Oleh karena kegiatan produksi dilakukan berdasarkan pesanan, jumlah produksi biasanya relatif kecil, sehingga perencanaan produksi yang dibuat semata-mata tidak berdasarkan ramalan penjualan (sales forecasting), tetapi didasarkan atas pesanan yang masuk. Perencanaan produksi dibuat untuk menentukan kegiatan produksi yang perlu dilakukan bagi pengerjaan setiap pesanan yang masuk. Ramalan penjualan ini membantu untuk dapat memperkirakan order yang akan diterima, sehingga dapat diperkirakan dan ditentukan

21 9 bagaimana penggunaan mesin dan peralatan yang ada agar mendekati optimum pada masa yang akan datang, dan tindakan-tindakan apa yang perlu diambil untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi. Perencanaan produksi yang disusun haruslah fleksibel, agar sumber daya dapat dipergunakan secara optimal. 2. Proses produksi yang terus menerus (continuous process) Perencanaan produksi pada perusahaan yang bersifat terus menerus, dilakukan berdasarkan ramalan penjualan. Hal ini karena kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan pesanan akan tetapi untuk memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta berulang-ulang dan telah mempunyai blueprint selama jangka waktu tertentu Peramalan Pengertian Peramalan Peramalan adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang (Kusuma, 1999). Menurut Heizer dan Render (2004), peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Ada tujuh langkah dalam melakukan sistem peramalan yaitu : 1. Menetapkan tujuan peramalan. 2. Memilih unsur apa yang akan diramalkan. 3. Menentukan horison waktu peramalan. 4. Menentukan tipe model peramalan. 5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan. 6. Membuat peramalan. 7. Memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan. Pendekatan dalam peramalan dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu : 1. Peramalan Kuantitatif, yaitu menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Teknik peramalan kuantitatif antara lain : pendekatan naïf, rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial,

22 10 proyeksi trend regresi linier, metode ARIMA Box-Jenkins, dan lainlain. 2. Peramalan kualitatif, yaitu menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal. Metode kualitatif yang banyak dikenal adalah metode Delphi dan metode kelompok nominal (nominal group technique) Metode Delphi Metode Delphi pada dasarnya merupakan proses untuk mecapai konsensus (kesepakatan kelompok) pakar yang berpengalaman dalam bidangnya Hasil yang baik dapat diperoleh bila pakar yang berpengalaman dalam bidang yang akan diprediksikan (Baroto, 2002). Menurut Raymond McLeod, metode Delphi melibatkan sekelompok pakar yang tidak bertemu secara langsung tetapi sebaliknya menyerahkan jawaban atas sejumlah kuesioner yang disiapkan oleh seorang koordinator. Menurut Buffa (1994), metode Delphi memiliki sasaran melihat ke depan untuk mengantisipasi proses baru dalam lingkungan budaya dan ekonomi yang berubah sangat cepat. Keunggulan metode Delphi adalah hasil yang diperoleh kemungkinan akan lebih mendekati kenyataan karena telah melalui beberapa tahap penilaian oleh para ahli yang menjadi pesertanya. Selain itu, karena para ahli tidak berkomunikasi secara langsung, maka unsur subyektivitas atau sentimen menjadi dapat diminimalkan. Selain keunggulan, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu mahal karena menyertakan beberapa ahli dan waktu yang dibutuhkan lebih lama bila konsensus sulit dicapai (Lerbin dan Aritonang, 2002) Langkah-langkah dalam metode Delphi menurut Baroto adalah sebagai berikut. 1. Seorang yang terpilih menjadi koordinator panel mengajukan kuisioner / pertanyaan secara tertulis kepada para anggota panel. Isi pertanyaan dapat menyangkut berbagai hal yang berkaitan

23 11 dengan perkiraan dimasa yang akan datang. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk ditanggapi oleh setiap anggota panel secara tertulis pula. 2. Masing-masing anggota menanggapi pertanyaan koodinator tersebut dan memyerahkan hasilnya secara tertulis. Dalam menanggapi pertanyaan koordinator tersebut, tidak diadakan komunikasi antar anggota satu dengan anggota lainnya. 3. Koodinator mengedit tanggapan tertulis dari masing-masing anggota, merangkum jawaban kelompok dengan disertai penjelasan dan lain-lain informasi yang dikemukakan oleh para anggota panel. Hasil tersebut kemudian dikirimkan kepada para anggota panel dengan disertai pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk ditanggapi secara tertulis. 4. Masing-masing anggota kelompok menjawab pertanyaan koodinator kembali. Biasanya tanggapan anggota panel diwarnai oleh rekapan hasil langkah Koordinator (seperti langkah 3) mengedit dan merangkum. Demikian seterusnya berulang sehingga akhirnya koordinator menilai cukup memuaskan terhadap hasil panel yang merupakan konvergensi rasional dari kelompok Metode Kelompok Nominal Metode ini melibatkan orang-orang yang berpengalaman dalam berbagai bidang. Perbedaan dengan metode Delphi terletak pada interaksi antar anggota panel, yaitu terdapat diskusi antaranggota secara langsung dan secara tatap muka, sedangkan metode Delphi sama sekali tidak ada interaksi lisan. Kunci keberhasilan dari metode ini terletak pada kemampuan kelompok dalam mengidentifikasikan permasalahan, berpikir secara kreatif, dan kesediaan para anggota untuk berdiskusi serta berdialog dalam membahas masa depan. Secara teknis, pelaksanaan metode ini hampir sama dengan metode Delphi bedanya adalah tidak adanya interaksi lisan sehingga pemberian kuesioner dapat dilakukan pada tempat yang berbeda.

24 Perencanaan Produksi Agregat Pengertian Perencanaan Agregat Perencanaan agregat dikenal juga penjadwalan agregat adalah suatu proses penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang bisa dikendalikan (Heizer dan Render, 2004), sehingga diperoleh keputusan penjadwalan untuk mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas terhadap permintaan yang berubah-ubah. Menurut Baroto (2002), perencanaan agregat merupakan perencanaan produksi jangka menengah, horison perencanaannya biasanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan Horison waktu ini tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Menurut Kusuma (2004), perencanaan agregat bertujuan untuk merencanakan jadwal induk produksi untuk beberapa periode mendatang, merencanakan kondisi optimal ketersediaan sumber daya terhadap ekspektasi permintaan produk serta pengembangan strategi penggunaan sumber daya itu. Perencanaan agregat juga mencari kombinasi terbaik untuk meminimasi biaya atas beberapa pilihan yang dihadapi untuk memenuhi permintaan produk. Empat hal yang diperlukan untuk perencanaan agregat menurut Heizer, Render (2004) dan Buffa (1994) adalah : 1. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output. 2. Prediksi (peramalan) permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat ini. 3. Metode untuk menentukan biaya. 4. Model yang mengkombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjualan dapat dibuat untuk periode perencanaan. Penggunaan satuan agregat adalah satuan yang dapat mewakili berbagai macam produk sehingga total kebutuhan untuk produk-produk tersebut dapat dibandingkan dengan kapasitas fasilitas produksi yang

25 13 tersedia. Selain itu penggunaan kata agregat juga menunjukan bahwa perencanaan dilakukan di tingkat kasar dan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan total seluruh produk dengan menggunakan seluruh sumber daya manusia dan peralatan yang ada pada fasilitas produksi tersebut. Namun menurut Kusuma (2004), perlu diperhatikan bahwa satuan agregat hanya digunakan pada beberapa produk yang menggunakan fasilitas produksi yang sama. Jika terdapat dua produk yang menggunakan dua fasilitas produksi yang berlainan, hal itu berarti bahwa kedua produk itu tidak perlu dikonversikan kedalam satuan agregat. Perencanaan agregat juga merupakan suatu keputusan mengenai kapasitas jangka menengah, bukan keputusan jangka mengenai instruktur atau kursus secara spesifik. Perencanaan agregat merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi yang dipakai sebagai pedoman untuk langkah selanjutnya, yaitu penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP) (Baroto, 2002) Strategi Perencanaan Agregat Strategi perencanaan agregat dapat dilakukan melalui analisis sensitivitas pilihan kapasitas, pilihan permintaan dan pilihan campuran dari keduanya. Strategi pilihan tersebut dapat dilakukan dengan rincian pilihan keputusan yaitu : 1. Pilihan kapasitas dasar produksi, terdiri dari : a) Mengubah tingkat persediaan, manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa depan dengan tidak mengesampingkan biaya-biaya akibat peningkatan persediaan tersebut. b) Menyeragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara pengangkatan atau memberhentikan karyawan, yang disesuaikan dengan tingkat produksi dan akibatnya. c) Menyeragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong, dengan tujuan menjaga agar tenaga kerja tetap konstan.

26 14 d) Subkontrak, sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. e) Penggunaan karyawan paruh waktu untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang tidak terampil. 2. Pilihan permintaan, terdiri dari : a) Mempengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, perusahaan dapat meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan dan diskon. b) Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi, strategi ini hanya dilakukan jika perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan loyalitas pelanggan karena dapat menyebabkan kehilangan penjualan. c) Perpaduan produk dan jasa yang counter seaonal (perusahaan dapat memproduksi produk yang berbeda pada musim yang berbeda). 3. Pilihan campuran, terdiri dari : a) Strategi perburuan, yaitu mengatur tingkat produksi sesuai dengan permintaan yang diprediksi melalui variasi pilihan-pilihan diatas. b) Strategi bertingkat, menjaga tingkat output, nilai produksi, atau jumlah tenaga kerja yang tetap sepanjang horison perencanaan Metode Perencanaan Produksi Agregat Model Pemrograman linier. Program linier dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat yang digunakan untuk mengetahui produksi optimal setelah dilakukannya peramalan (Kusuma, 2004). Menurut Heizer dan Render (2004), program linier merupakan suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu para manajer operasi dalam merencanakan dan membuat keputusan yang diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya.

27 15 Program linier adalah metode matematika dalam mengalokasikan sumberdaya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Dalam program linier terdapat fungsi tujuan dan persamaan kendala. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan sasaran di dalam permasalahan program linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya yang minimal. Persamaan kendala adalah bentuk penyajian secara matematis kendala kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan dan kebijakan kebijakan yang dilakukan perusahaan. Menurut Nasendi dan Anwar (1985), metode pemrograman linier dapat digunakan dalam dua cara yaitu : 1. Meminimumkan biaya dalam rangka tetap mendapatkan total penerimaan atau total keuntungan sebesar mungkin. 2. Memaksimumkan total penerimaan atau total keuntungan pada kendala sumber daya yang terbatas. Semua persoalan Linear Programming (LP) mempunyai empat sifat umum : 1. Memiliki fungsi tujuan untuk memaksimalkan atau meminimalkan kuantitas (pada umumnya berupa laba atau biaya) 2. Adanya batasan (constraints) atau kendala yang membatasi tingkat sampai dimana sasaran dapat dicapai. 3. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil. 4. Tujuan dan batasan dalam permasalahan pemrograman linear harus dinyatakan dalam hubungan dengan pertidaksamaan atau persamaan linear. Lima asumsi dasar yang melandasi program linier adalah : 1. Linieritas Perbandingan antara masukan yang satu dengan yang lain atau untuk suatu masukan dengan keluaran yang besarnya tetap.

28 16 2. Proporsionalitas Jika peubah pengambil keputusan X j berubah maka dampak perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang sama terhadap fungsi tujuan (C j X j ) dan pada kendalanya (a ij X j ). 3. Aditivitas Nilai parameter suatu kriteria optimasi merupakan jumlah dari nilai-nilai individu C j dalam model program linier tersebut. Dampak total terhadap kendala ke-i merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah pengambil keputusan X j. 4. Divisibilitas Peubah pengambil keputusan X j jika diperlukan dapat dibagi kedalam pecahan-pecahan jika nilai X j tidak harus bilangan integer. 5. Deterministik Semua parameter dalam program linier (a ij, b i, c j ) merupakan bilangan tetap. Bentuk umum model Linier Programming Model LP memiliki suatu pola yang khas dalam merumuskan suatu masalah. Pada setiap masalah, ditentukan variabel keputusan, fungsi tujuan dan sistem kendala, yang bersama-sama membentuk suatu model matematika dari dunia nyata. Bentuk umum model LP itu adalah : n Maksimumkan (minimumkan) Z = c j X j...(1) dengan syarat : a ij X j ( <, =, > ) b i, untuk semua i ( i = 1, 2, m ) semua X j > 0 Keterangan : X j Z c j : banyaknya kegiatan j, dimana j = 1, 2,.n. berarti disini terdapat n variabel keputusan. : nilai fungsi tujuan : sumbangan per unit kegiatan, untuk masalah maksimisasi i =1 cj menunjukan keuntungan atau penerimaan per unit,

29 17 b i sementara dalam kasus minimisasi ia menunjukan biaya per unit. : jumlah sumberdaya i ( i = 1, 2, 3,., m), berarti terdapat n jenis sumber daya. a ij : banyaknya sumberdaya i yang dikonsumsi sumber daya j. Ingat bahwa tanda pertidaksamaan tidak harus sama untuk setiap kendala Analisis Sensitivitas Menurut Sri Mulyono (2004), permintaan masa depan, biaya bahan mentah dan harga energi sebagai sumber daya tak dapat diperkirakan dengan tepat sebelum masalah diselesaikan. Sementara itu solusi optimum model LP didasarkan pada parameter ini akibatnya analisis perlu mengamati pengaruh perubahan parameter terhadap solusi optimum. Analisa perubahan parameter ini dapat dilakukan dengan metode analisa senstivitas. Analisa Sensitivitas adalah analisis yang berkaitan dengan perubahan diskrit parameter untuk melihat berapa besar perubahan dapat ditolerir sebelum solusi optimum mulai kehilangan optimalitasnya. Jika suatu perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan drastis dalam solusi, dikatakan bahwa solusi adalah sangat sensitif terhadap nilai parameter itu. Sebaliknya, jika perubahan parameter tidak mempunyai pengaruh besar terhadap solusi dikatakan solusi relatif insensitif terhadap nilai parameter itu. Perubahan parameter dapat dikelompokan menjadi : 1. Perubahan yang mempengaruhi optimalitas, yaitu : a. Perubahan koefisien tujuan b. Perubahan penggunaan sumber daya sebuah kegiatan non dasar. c. Penambahan variabel. 2. Perubahan yang mempengaruhi kelayakan, yaitu : a. Perubahan vektor sisi kanan. b. Penambahan kendala baru. 3. Perubahan yang mempengaruhi optimalitas dan kelayakan

30 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai perencanaan agregat telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, antara lain : Irena (2005) meneliti perencanaan produksi agregat teh pada pada perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data historis penjualan perusahaan, baik penjualan secara lokal maupun ekspor. Model yang digunakan untuk peramalan penjualan adalah model Arima karena model tersebut memiliki standar error terkecil dengan teknis pengolahan menggunakan SAS sedangkan untuk meminimisasi biaya menggunakan program linier. Hasil akhir diperoleh perencanaan produksi agregat selama satu tahun. Tubagus Yusuf Hadi (2005) melakukan penelitian perencanaan agregat industri pengolahan udang beku dengan tujuan menganalisi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perencanan produksi agregat yang berkaitan dengan make to stock, memo produksi dan make to order. Metode yang digunakan adalah simulasi Montecarlo dan metode Single Moving dengan program yang digunakan adalah AF-Plan. Hasil penelitian menghasilkan perencanaan satu periode perencanaan yang dapat mengatasi masalah pemenuhan pesanan dan pengalokasian sisa sumber daya dapat diatasi. Henny (2002) dalam penelitiannya mengenai perencanaan produksi agregat pada perusahaan agroindustri sereal UD Berkat Aneka Pangan, bertujuan untuk mempelajari sistem perencanaan dan pengawasan produksi serta mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan perencanaan produksi agregat. Metode pengolahan data menggunakan metode Arima dan program linier hasil perencanaan diperoleh jumlah rencana produksi, pemakaian jam kerja reguler, tingkat sediaan, rencana pemakaian bahan baku dan waktu idle (waktu menganggur) yang terjadi.

31 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan dalam industri yang semakin ketat mengharuskan setiap perusahaan melakukan perencanaan strategis terhadap aktivitas usahanya. Begitupun dengan PT Adi Putra Perkasa yang telah mendapatkan sertifikat ISPM#15 yang mempunyai banyak pesaing dalam kegiatan bisnisnya baik dari perusahaan yang sudah bersertifikat maupun dari industri kecil yang menghasilkan produk yang sama. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan produksi adalah mengetahui proses produksi dan sistem perencanaan produksi di PT APP itu sendiri. Dengan mengetahui kedua hal tersebut, maka kita dapat menentukan parameter parameter mana saja yang dibutuhkan dalam sistem perencanaan agregat yang lebih baik di PT APP. Parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan misalnya parameter jumlah permintaan pelanggan, jumlah jam kerja, jumlah persediaan produk jadi, jumlah subkontrak dan lain-lain. Dengan mengetahui parameter tersebut maka kita dapat menyusun perencanaan agregat secara tepat. Perencanaan produksi agregat yang dilakukan harus dapat mengelola faktor internal perusahaan seperti kapasitas dan sumber daya perusahaan lainnya dan faktor eksternal perusahaan berupa permintaan pelanggan. Sehingga akan tercapai tujuan dari perencanaan agregat itu sendiri yaitu optimumnya pemanfaatan kapasitas atau sumber daya perusahaan, minimalisasi biaya produksi (efisiensi) dan tercapainya pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga mereka merasa puas atas pelayanan perusahaan. Tercapainya tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keuntungan dan daya saing perusahaan sehingga perusahaan dapat bertahan pada pertumbuhan dan kemapanan serta memiliki keunggulan kompetitif industri dibanding dengan pelaku bisnis lainnya. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 3.

32 20 Persaingan dalam Industri PT Adi Putra Perkasa Proses Produksi dan Sistem Perencanaan Produksi Agregat PT APP Identifikasi Parameter Parameter dalam Sistem Perencanaan Produksi Agregat Perencanaan produksi agregat Optimumnya Pemanfaatan Kapasitas Minimalisasi Biaya Produksi Tercapainya Pemenuhan Permintaan pelanggan Peningkatan Keuntungan dan Daya Saing perusahaan Perusahaan tumbuh, mapan dan memiliki keunggulan yang kompetitif Gambar 3. Kerangka pemikiran konseptual

33 Tahapan Penelitian Penelitian dengan judul Perencanaan Produksi Agregat pada PT Adi Putra Perkasa dimulai dengan menentukan permasalahan yang dialami perusahaan dalam menjalankan kelangsungan usahanya. Setelah formulasi permasalahan ditemukan, maka dilakukan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisis data yang berhubungan dengan permsalahan penelitian dan diuraikan secara sistematis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari hasil observasi di lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan dan hasil kuesioner, dan data sekunder bersumber dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta literatur yang dianggap relevan. Data yang dibutuhkan berupa gambaran umum perusahaan, proses produksi dan sistem perencanaan produksi yang dijalankan perusahaan. Dengan mengetahui tiga hal tersebut maka dapat diketahui parameterparameter apa saja yang dibutuhkan dalam penyusunan sistem perencanaan produksi agregat. Beberapa parameter yang berpengaruh dalam setiap perusahaan antara lain data permintaan satu tahun yang lalu, jumlah Jam kerja reguler yang tersedia, jumlah persediaan produk jadi, Kapasitas gudang, kapasitas mesin, jumlah subkontrak, dan biaya-biaya yang terkait dengan variabel keputusan. Data permintaan satu tahun yang lalu akan diolah dan dianalisis dengan metode Delphi untuk memprediksi permintaan satu tahun yang akan datang sebagai dasar untuk menentukan jumlah produksi, kemudian jumlah produksi dan data yang lainnya dirumuskan menjadi formulasi sistem perencanaan produksi agregat yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Setelah itu, dilakukan pencarian solusi dengan perangkat lunak Lindo dengan tujuan agar tercapai kondisi optimal yaitu minimalisasi biaya dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar diperkenankannya perubahan biaya dan sumber daya yang tersedia tanpa mempengaruhi solusi optimal yang ingin dicapai. Hasil pengolahan kemudian dibahas dan di interpretasikan yang

34 22 pada akhirnya dijadikan untuk menyusun kesimpulan dan saran dari penelitian. Diagran alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Formulasi Permasalahan Studi Pustaka Keadaan Umum PT Adi Putra Perkasa Proses Produksi PT APP dan Sistem Perencanaan Produksi Agregat Identifikasi Parameter utama yang dibutuhkan PPA Analisis Data Pengambilan data produksi tahun lalu (empat triwulan) Metode Delphi Pengumpulan Data : 1. Jumlah Jam kerja reguler yang tersedia 2. Jumlah persediaan produk jadi 3. Kapasitas gudang jadi 4. Kapasitas mesin 5. Jumlah Subkontrak 6. Biaya biaya yang terkait dengan variabel keputusan Hasil ramalan produksi periode masa yang akan datang Formulasi Sistem PPA Pencarian Solusi Dengan LINDO Analisa Sensitivitas Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4. Tahapan Diagram Alir Penelitian

35 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada PT Adi Putra Perkasa Jl. Raya Alternatif Cicurug No 17 Cicurug Sukabumi Jawa Barat Indonesia. PT Adi Putra Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi kemasan kayu berupa palet. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juli Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, kuisioner dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan, bahan pustaka yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian. Sebagai data penunjang juga diperoleh dari informasi dari internet dan perpustakaan LSI IPB. Secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Pengolahan dan Analisis Data Metode Prediksi Permintaan Metode Delphi digunakan untuk memprediksikan jumlah permintaan pelanggan satu tahun yang akan datang. Metode Delphi memiliki keunggulan diantaranya dianggap paling dapat dipercaya oleh manajemen dan memberikan kesamaan pandangan mengenai kondisi perusahaan saat ini dan kedepan. Langkah-langkah metode Delphi adalah sebagai berikut (Gambar 5) : 6. Peneliti sebagai fasilitator mengajukan kuisioner (lampiran) kepada para ahli yang diperkirakan memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan peramalan. Isi pertanyaan berupa tabel perkiraan peningkatan dari data satu tahun lalu dengan periode triwulan dan lebar kelas 20 persen.

36 24 7. Masing-masing anggota mengisi pertanyaan peneliti tersebut dan menyerahkan hasilnya secara tertulis. Dalam mengisi pertanyaan tidak diadakan komunikasi antar anggota. 8. Peneliti menghitung modus pada kuisioner tahap satu ini dari masing-masing anggota, Hasil tersebut kemudian dikirimkan kepada para anggota panel dengan disertai tabel perkiraan dengan lebar kelas yang lebih kecil. 9. Masing-masing anggota menjawab pertanyaan peneliti kembali dengan menggunakan selang prediksi yang lebih sempit dari hasil perhitungan modus putaran pertama. 10. Peneliti (seperti langkah 3) meghitung rata-rata dari hasil kuesioner. Kuesioner diberikan dua kali karena peneliti menilai cukup atas hasil kuesioner yang merupakan kumpulan pemikiran dari masing-masing pimpinan. Pengumpulan Data Historis Metode kualitatif Metode kuantitatif Metode Delphi Pemberian kuesioner Data historis satu tahun sebelumnya (4 triwulan) Kuesioner tahap 1 Hasil Modus kuesioner tahap 1 (dalam %) Kuesioner tahap 2 Hasil rata-rata kuesioner tahap 2 (dalam %) Data historis satu tahun sebelumnya (4 triwulan) Prediksi tahun depan (dalam triwulan) Gambar 5. Tahapan predikasi permintaan pelanggan dengan metode Delphi

37 Metode Perencanaan Agregat Pemrograman linier dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat untuk mengetahui produksi optimal setelah dilakukannya peramalan. Kelebihan model ini adalah pertama, mudah dilaksanakan terutama jika menggunakan alat bantu komputer, kedua, dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimum dapat dicapai dan ketiga, fungsi tujuan dapat disesuaikan dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia Perencanaan produksi agregat bertujuan memberikan variasi optimal dari sumber daya yang digunakan dengan meminimumkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya upah tenaga kerja, biaya penyimpanan, biaya subkontrak dan biaya produksi lainnya. Formulasi pemrograman linier dalam penelitian ini didasarkan oleh model yang dijelaskan oleh Hendra Kusuma (2004) namun disesuaikan dengan keadaan PT APP dengan asumsi tidak ada kerja lembur dan perusahaan selalu melakukan subkontrak. Formulasi dasar sistem perencanaan produksi agregat adalah sebagai berikut : Fungsi tujuan : 4 Min C = ( m 1t M 1t + m 2t M 2t + n t N t + o t O t + p t P t )...(2) t = 1 keterangan : C : Total biaya (Rp) t : periode waktu (bulan) M 1t : Jumlah Palet ekspor yang dipoduksi pada periode t (unit) M 2t : Jumlah Palet lokal yang dipoduksi pada periode t (unit) N t : Jumlah pemakaian jam kerja variabel periode t (jam) O t : Jumlah persediaan produk jadi pada periode t (unit) : Jumlah subkontrak palet pada periode t (unit) P t m 1t m 1t : Biaya produksi palet ekspor (Rp per unit) : Biaya produksi palet lokal (Rp per unit)

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H24103066 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA Oleh PATAR NAIBAHO H24050116 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Patar Naibaho H24050116. Kajian Perencanaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 09 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin ketat. Akibatnya perusahaan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan, dimana salah satu tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT Veneer Products Indonesia adalah sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DISTRIBUSI BUKU BERTEMAKAN ISLAM DAN PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI OPTIMAL TERHADAP MARJIN PEMASARAN (STUDI KASUS : CV PUSTAKA ULIL ALBAB)

OPTIMALISASI DISTRIBUSI BUKU BERTEMAKAN ISLAM DAN PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI OPTIMAL TERHADAP MARJIN PEMASARAN (STUDI KASUS : CV PUSTAKA ULIL ALBAB) OPTIMALISASI DISTRIBUSI BUKU BERTEMAKAN ISLAM DAN PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI OPTIMAL TERHADAP MARJIN PEMASARAN (STUDI KASUS : CV PUSTAKA ULIL ALBAB) Oleh BAYU WIDHA PRANATA H24103068 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI Oleh : M I A W I D H I A S T U T I A14102009 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR

BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR KARAKTERISTIK PEMROGRAMAN LINEAR Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT Winkarya Bersaudara adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan persaingan yang makin ketat di antara perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya dunia industri dewasa ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya dunia industri dewasa ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia industri dewasa ini, perusahaan manufaktur semakin ketat bersaing dalam memproduksi produk-produk yang bermutu dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H24051223 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan

Lebih terperinci

RINGKASAN. RAHMAWATI. Analisis Peramalan Ekspor Batubara dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. Dibimbing oleh DJONI HARTONO.

RINGKASAN. RAHMAWATI. Analisis Peramalan Ekspor Batubara dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. Dibimbing oleh DJONI HARTONO. RINGKASAN RAHMAWATI. Analisis Peramalan Ekspor Batubara dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. Dibimbing oleh DJONI HARTONO. Negara Indonesia mempunyai kandungan sumberdaya alam berlimpah salah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

Riset Operasi Bobot: 3 SKS

Riset Operasi Bobot: 3 SKS Riset Operasi Bobot: 3 SKS Tujuan Perkuliahan Setelah mahasiswa mengikuti kuliah ini selama satu semester, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan metode-metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com - Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT ! PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT Oleh: ROHIDI F 28.0317 1998 JURUSAN TEKNOLOGIINDUSTRI PERT

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR Oleh WIDIANINGRUM H24102015 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 iv ABSTRAK WIDIANINGRUM.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik analisis wawancara dan observasi. Unit analisis

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi yang optimal akan sia-sia jika distribusi yang diterapkan suatu perusahaan tidak tepat dan efektif. Hal tersebut dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI PRESSURE TANK PH 100 (STUDI KASUS di CV. SAGA MULTI INDUSTRI, SUKABUMI) Oleh YAN RISIANA H

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI PRESSURE TANK PH 100 (STUDI KASUS di CV. SAGA MULTI INDUSTRI, SUKABUMI) Oleh YAN RISIANA H ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI PRESSURE TANK PH 100 (STUDI KASUS di CV. SAGA MULTI INDUSTRI, SUKABUMI) Oleh YAN RISIANA H24103006 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Metode Kombinasi Produk Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya melakukan produksi. Yang dimaksud kegiatan produksi

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Modul ke: PEMROGRAMAN LINIER Fakultas Program Pasca Sarjana Hamzah Hilal Program Studi Magister Teknik Elektro 13.1 UMUM Banyak keputusan manajemen dan atau riset operasi berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya datang dari dalam tetapi datang juga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.

Lebih terperinci

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

Perencanaan Agregat. Dosen : Somadi, SE., MM., MT

Perencanaan Agregat. Dosen : Somadi, SE., MM., MT Perencanaan Agregat Dosen : Somadi, SE., MM., MT Definisi dan Fungsi Perencanaan agregat atau penjadwalan agregat adalah sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu pada jangka menengah (biasanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Industri Manufaktur

II. TINJAUAN PUSTAKA Industri Manufaktur 68 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Manufaktur Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dari tangan (manual) atau dengan mesin, sehingga menghasilkan suatu barang (Prawirosento,

Lebih terperinci

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 65 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN DANA UNTUK PERIODE YANG AKAN DATANG (Studi Kasus : PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang Area Jaringan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 29 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional Linear Programming (LP) Dosen Febriyanto, SE. MM. www.febriyanto79.wordpress.com Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak di sektor apapun pasti memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan biaya yang minimal

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT. JASON KARYA INDUSTRI SURABAYA SKIRPSI DISUSUN OLEH : TATIT WIDHIAKASA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) Oleh AHMAD ZULKARNAEN H24076004 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 32 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik baiknya,

Lebih terperinci

: IRWAN PURNOMO H

: IRWAN PURNOMO H MEMPELAJARI KINERJA PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENCAPAI KONDISI EKSELEN DENGAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007 (STUDI KASUS PT. GARAM-PERSERO) Oleh : IRWAN PURNOMO H24104048

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan. Perusahaan memproduksi berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

OPTIMASI KUANTITAS PRODUKSI ANEKA PRODUK OLAHAN BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI KUANTITAS PRODUKSI ANEKA PRODUK OLAHAN BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING OPTIMASI KUANTITAS PRODUKSI ANEKA PRODUK OLAHAN BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus di UD. Dua Putri Sholehah - Kabupaten Probolinggo) SKRIPSI Oleh: Eka Novitasari NIM 091710101032

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) Oleh KUSUMANINGRUM FATIMAH H24101049 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H34050118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING DI PT. JAKARANA TAMA TUGAS SARJANA

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING DI PT. JAKARANA TAMA TUGAS SARJANA OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING DI PT. JAKARANA TAMA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh FAHRUR ROZI 080423019

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MI INSTAN DI PT JAKARANA TAMA. Oleh : JULIET RESISCA H

MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MI INSTAN DI PT JAKARANA TAMA. Oleh : JULIET RESISCA H MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MI INSTAN DI PT JAKARANA TAMA Oleh : JULIET RESISCA H24052526 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN DAN TATACARA TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN KEMASAN KAYU KE DALAM

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (Linear Programming) Materi Bahasan

Pemrograman Linier (Linear Programming) Materi Bahasan Pemrograman Linier (Linear Programming) Kuliah 02 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Pengantar pemrograman linier 2 Pemecahan pemrograman linier dengan metode grafis 3 Analisis sensitivitas

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI Oleh PUJI NURYADIN H24076096 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang setengah jadi. Tujuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi Proses produksi adalah suatu rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya.

Lebih terperinci