Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda"

Transkripsi

1 Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Ogi Widana Rosidin Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Sri Mintarti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Dwi Risma Deviyanti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Dalam penulisan skripsi ini permasalahan yang dikemukakan, yaitu : bagaimana tingkat kesehatan keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan tahun Tujuan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan hasil analisis tingkat kesehatan keuangan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) periode tahun 2009 sampai dengan 2010 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002. Dasar teori yang digunakan, Manajemen Keuangan dan SK Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 yang berisi penilaian kesehatan keuangan dengan alat analisis Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, dan Total Equity to Total Asset. Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan hasil Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-100/MBU/2002,bahwa PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda periode tahun 2009 sampai dengan tahun Pada tahun 2009 memperoleh total nilai 45,5 dengan rasio tingkat kesehatan keuangan 91,00 dan predikat AA, pada tahun 2010 total nilai 45,5 dengan rasio tingkat kesehatan keuangan 91,00 dan predikat AA. Dengan demikian tujuan penelitian telah diketahui. Kata kunci: Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-/MBU/2002, Kesehatan Keuangan. Abstract In this thesis writing issues raised, namely: how to level the financial health of PT. Ports Indonesia IV (Limited) Branch Samarinda Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002, for two years from 2009 to Research objective is to determine and compare the results of the analysis of the level of the financial health of PT Pelabuhan Indonesia IV (Limited) the period from 2009 to 2010 based on the Decree of Minister of State Number: Kep-100/MBU/2002. Basic theory used, Financial Management and State Enterprises Minister SK No. Kep-100/MBU/2002 containing financial health assessment by means of analysis Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, and Total Equity to Total Assets. From the research, the authors obtain results Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002, that PT Pelabuhan Indonesia IV (Limited) Branch Samarinda period from 2009 to In 2009 the total value of 45.5 obtained by the ratio of financial soundness and predicate AA, in 2010 the total value of 45.5 with a ratio of and the financial soundness predicate AA. Thus the purpose of the study was unknown. Key word : the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002 Financial health.

2 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Di dalam UU No.1 Tahun 1995 perseroan terbatas, digariskan bahwa perseroan terbatas dapat menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, sehingga perseroan terbatas diharapkan mampu berfungsi secara sehat berdaya guna dan berhasil guna. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda merupakan perusahaan milik Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam era globalisasi saat ini kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan sangat dipengaruhi oleh kondisi masing-masing BUMN. Perusahaan yang sehat akan mampu menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang komoditi bisnisnya sejenis, sedangkan perusahaan yang mengalami kondisi kurang sehat atau tidak sehat akan kesulitan dalam menghadapi persaingan. Berdasarkan perkembangan aset, laba yang diperoleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda pada sektor jasa kepelabuhanan diharapkan bisa memberi kontribusi bagi perekonomian Negara, maka penulis penelitian untuk menganalisis strategi tersebut yaitu dengan cara perhitungan dan analisis rasio yang ada dalam SK Menteri BUMN Nomor 100 tahun 2002, serta melihat strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Penelitian yang dilakukan penulis Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-100/MBU/2002 dengan indikator penilaian aspek keuangan sebagai berikut : Tabel 1.1. Daftar indikator dan bobot aspek keuangan Indikator Bobot Infra 1. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) Imbalan Investasi (ROI) Rasio Kas 3 4. Rasio Lancar 4 5. Colection Periods 4 6. Perputaran Persediaan 4 7. Perputaran Total Asset 4 8. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 6 Total Bobot 50 Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1) Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana tingkat kesehatan keuangan. Maka untuk skripsi ini penulis mengambil judul Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. 2

3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun 2009 sampai tahun 2010? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda periode tahun 2009 sampai dengan 2010 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002. II. Tinjauan Teoritis A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebagai bahan referensi dan rujukan terhadap analisis hasil penelitian ini, maka diperlukan beberapa penelitian terdahulu,dengan judul Analisis Kesehatan Keuangan PT Pupuk Kaltim SK Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-100/MBU/2002. B. Dasar Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap data akuntansi, seperti proses penyusunannya, pelaporannya, akan sangat bermanfaat sebagai latar belakang analisis keuangan. Sebelum membahas tentang pengertian akuntansi keuangan, terlebih dahulu dibahas mengenai pengertian akuntansi secara umum. Sofyan (2006:2) di dalam bukunya yang berjudul analisis kritis atas Laporan keuangan memberikan definisi tentang akuntansi yaitu accounting adalah merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Menurut Donald et.al (2002:3) akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. Pemakai informasi keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Informasi yang khusus ditujukan untuk kepentingan eksternal perusahaan disebut akuntansi keuangan. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan unit ekonomi atau perusahaan secara keseluruhan yang digunakan oleh pihak internal maupun eksternal. 2. Pengertian Laporan Keuangan Informasi akuntansi keuangan akan terlihat pada laporan keuangan yang melaporkan posisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan mengandalkan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Informasi dari hasil analisa tersebut sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak-pihak yang berada diluar perusahaan sehubungan dengan keputusan yang diambil. 3

4 Sebelum membahas bagaimana cara menganalisa kondisi keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini diberikan beberapa definisi laporan keuangan. Menurut Zaki (2000:7) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selam tahun buku yang bersangkutan. Menurut Jhon et.al (2007:11) mendefinisikan laporan keuangan adalah : Financial statements are the primary source of information for financial analysis. This means the quality of financial analisys depends on the reability of financial statements that in turn depends on teh quality of accounting analysis. Ikatan Akuntan Indonesia (2004:4) memberikan definisi tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Maka jelaslah bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi yang dilakukan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk mengetahui kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para pihak manajemen perusahaan dan pihak luar perusahaan seperti investor (pemilik), kreditur, pemasok dan serikat kerja serta lembaga pemerintah, maupun masyarakat umum yang berkepentingan dengan perusahaan. Dalam menganalisa laporan keuangan masing-masing pihak mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam cara menganalisa laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan-tekanan yang diberikan kepada analisa tersebut. Dengan kata lain, penafsiran atas hasil analisa laporan keuangan suatu perusahaan akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan masing-masing pihak terhadap perusahaan yang bersangkutan. 1. Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Nomor 100 Tahun Rasio penilaian tingkat kesehatan keuangan berdasarkan keputusan menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002. Menurut keputusan tersebut (2002:1-15) di dalamnya terkandung tiga aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi, penjelasannya sebagai berikut : - Aspek Keuangan Menurut KEPMEN BUMN No.100 (2002:1-7) Indikator yang dinilai berupa rasio dan masing-masing bobotnya. Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah seperti pada tabel dibawah ini : Definisi delapan rasio aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2-7), sebagai berikut : 1. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen Modal Sendiri yang digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan Laba tahun berjalan. Dalam Modal Sendiri tersebut diatas termasuk komponen kewajiban yang belum ditetapkan statusnya. Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku Aktiva Tetap yang sedang dalam tahap pembangunan 2. Imbalan Investasi (ROI) Penyusutan adalah Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan. 4

5 3. Rasio Kas Kas, Bank dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah masing-masing pada akhir tahun buku. Current Liabilities adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku. 4. Rasio Lancar Aset Lancar adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku. Kewajiban Lancar adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir tahun buku. 5. Collection Periods (CP) Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang Usaha setelah dikurangi Cadangan Penyisihan Piutang pada akhir tahun buku. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun buku. 6. Perputaran Persediaan (PP) Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang. Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun buku yang bersangkutan. 7. Perputaran Total Asset Total Pendapatan adalah Total Pendapatan Usaha dan Non Usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan Aktiva Tetap. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan. 8. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan. 5. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitasnya (keuntungan) dan tingkat risiko atau kesehatan suatu perusahaan. Menurut John et. al (2005:3) didalam bukunya yang berjudul Financial Statement Analisys yang diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap memberikan definisi tentang analisis laporan keuangan yaitu : Analisis laporan keuangan (financial statement analisys) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, pikiran dan intuisi dalam pengambilan keputusan. b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2005:5) menyatakan bahwa: Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan. Informasi mengenai posisi 5

6 keuangan, kinerja perubahan dan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hal tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial daya ekonomi kepastian perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Analisis laporan keuangan mempunyai manfaat bagi pihak eksternal (seperti investor, kreditor, dan pemerintah) dan pihak internal (seperti manajemen, pemilik perusahaan, dan karyawan). Khusus bagi manajemen membutuhkan informasi akuntansi atau keuangan sebagai dasar perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan keuangan, operasi dan investasi, juga diperlukan dalam rangka menentukan insentif atau bonus, penilaian kinerja atau untuk menentukan profitabilitas perusahaan, laba per lembar saham, earning ratio, dan distribusi laba. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga keputusan penting yang senantiasa diambil setiap perusahaan. C. Kerangka Konsep PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA NERACA LAPORAN LABA RUGI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR : KEP-100/MBU/2002 RUMUSAN MASALAH Bagaimana Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir tahun 2009 dan 2010? HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dapat diambil hasil yaitu: Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, selama dua tahun trakhir tahun 2009 dan tahun 2010, bahwa pada tahun 2009 sampai dengan 2010 tingkat kesehatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda dinyatakan sehat dengan predikat AA Gambar 2.1. Kerangka Pikir Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda 6

7 III. Metode Peneltian 1. Definisi Operasional Untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka dalam bab ini akan diberikan suatu rumusan mengenai definisi operasional yaitu indikator yang digunakan dalam variabel yang diteliti. Dimana PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan jasa kepelabuhanan yang meliputi : Jasa labuh, pemanduan, penundaan, pengepilan, penambatan, penyediaan air kapal, telekomunikasi pelabuhan, dan penggandengan kapal di dalam maupun di luar perairan pelabuhan. Jasa pelayanan bongkar/muat barang konvensional, embarkasi dan debarkasi penumpang, hewan tumbuh-tumbuhan, pemasaran/persewaan, pas/retribusi pelabuhan dan kegiatan aneka usaha lainnya. Laporan Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda adalah laporan yang memuat hasil akhir dari akuntansi keuangan yang meliputi Neraca per 31 Desember tahun 2009, dan 2010 dan Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sampai Maksud tujuan dari penganalisaan rasio keuangan yang ada pada Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 terhadap laporan keuangan perusahaan ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan sehingga manajemen dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagai definisi operasional disini yang dimaksudkan dalam konsep perlu dioperasionalkan secara konkrit, yaitu : a. Return on Equity (ROE) Rasio ini memperlihatkan kemampuan menghasilkan laba pada nilai investasi pemegang saham. Pengembalian ekuitas yang tinggi mengisyaratkan penerimaan PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. b. Return on Investment (ROI) Indikator ini menunjukkan kemampuan dasar PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda untuk menghasilkan laba atau EBIT (Earning Before Interest and Tax). c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas merupakan salah satu rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. d. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan ketersediaan aset lancar PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda untuk mengatasi kewajiban lancar. e. Collection Period Rasio jangka waktu penagihan digunakan untuk menaksir berapa hasil penjualan tertanam PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda dalam bentuk piutang usaha. f. Inventory Turn Over Rasio ini digunakan untuk menghitung total persediaan yang ada pada PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda selama satu periode atau tahun berakhir. g. Total Asset Turn Over Rasio perputaran terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda. h. Total Equity to Total Asset Rasio ini digunakan untuk menghitung persentase total dana yang disediakan oleh PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda. 7

8 2. Rincian Data Yang Diperlukan Dalam penelitian ini, data dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang merupakan bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Gambaran umum perusahaan b. Struktur Organisasi Perusahaan c. Neraca per 31 Desember tahun 2009, dan tahun 2010 d. Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2009 sampai Ruang Lingkup Penelitian Bertitik tolak dari rincian data yang diperlukan, maka penelitian ini dilakukan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda dan menganalisis hanya pada kategori aspek keuangan yang ada pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : 100/MBU/ Teknik Pengumpulan Data Sehubungan dengan data yang akan dianalisis serta dibahas, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Penelitian Lapangan (Field Work Research) Adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada objek yang diteliti guna memperoleh data yang diperlukan yaitu: a. Metode interview yaitu mengadakan wawancara langsung kepada pimpinan perusahaan dan bagian keuangan serta karyawan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. b. Metode Observasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan cara melakukan pencatatan tertulis terhadap data-data yang diperlukan di dalam melakukan penelitian. c. Dokumentasi yaitu dengan menyimpan data yang telah diperoleh penulis sehingga data ini dapat diproses untuk menyelesaikan penelitian ini. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian yang bersifat teoritis dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur, hasil perkuliahan dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 5. Alat Analisis Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 yang berisi tata cara penilaian tingkat kesehatan keuangan pada perusahaan-perusahaan di bawah naungan BUMN, maka dari itu untuk alat analisis penulis mengambil tata cara penilaian tingkat kesehatan keuangan khususnya hanya pada aspek keuangannya saja dimana PT Pelindo IV digolongkan sebagai perusahaan BUMN Infrastruktur. Adapun tata cara aspek operasional dan aspek administrasi penulis tampilkan sebagai kelengkapan informasi bagi pembaca. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1-7) menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan, yaitu : Tabel 3.1. Daftar indikator dan bobot aspek keuangan 8

9 Indikator Bobot Infra 1. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) Imbalan Investasi (ROI) Rasio Kas 3 4. Rasio Lancar 4 5. Colection Periods 4 6. Perputaran Persediaan 4 7. Perputaran Total Asset 4 8. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 6 Total Bobot 50 Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1) 1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1) menyatakan bahwa Imbalan kepada pemegang saham (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Setelah Pajak ROE = x 100% Modal Sendiri Adapun skor penilaian ROE untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini Tabel 3.2.Skor Penilaian ROE untuk BUMN Infrastruktur ROE (%) Skor Infra 15<ROE 15 13<ROE<= 15 13,5 11<ROE<= <ROE<= 11 10,5 7,9<ROE<= 9 9 6,6<ROE<= 7,9 7,5 5,3<ROE<= 6,6 6 4 <ROE<= 5,3 5 2,5<ROE<= <ROE<= 2,5 3 0 <ROE<= 1 1,5 ROE< 0 1 Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1) 2. Imbalan investasi (ROI) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2) menyatakan bahwa Imbalan Investasi (ROI) dapat dirumuskan sebagai berikut: ROI = EBIT + Penyusutan Capital Employed x 100% Adapun skor penilaian ROI untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini : 9

10 Tabel 3.3. Skor Penilaian ROI untuk BUMN Infrastruktur ROI (%) Skor Infra 18<ROI 10 15<ROI<= <ROI<= <ROI<= ,5<ROI<= <ROI<= 10,5 5 7 <ROI<= <ROI<= 7 3,5 3 <ROI<= <ROI<= 3 2,5 0 <ROI<= 1 2 ROI< 0 0 Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2). 3. Rasio Kas (Cash Ratio) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:3) menyatakan bahwa Rasio Kas (Cash Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut: Cash Ratio = Kas+Bank+Surat Berharga Jangka Pendek Current Liability x 100% Adapun skor penilaian Cash Ratio untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut ini : Tabel 3.4. Skor Penilaian Cash Ratio untuk BUMN Infrastruktur Cash Ratio = x (%) Skor Infra x > = < = x < 35 2,5 15 < = x < < = x < 15 1,5 5 < = x < < = x < 5 0 Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:3). 4. Rasio Lancar (Current Ratio) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4) menyatakan bahwa Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Ratio = Current Asset Current Liabilities x 100% Adapun skor penilaian Current Ratio untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut ini: 10

11 Tabel 3.5. Skor Penilaian Current Ratio untuk BUMN Infrastruktur Current Ratio = x (%) Skor Infra 125 < = x < = x < 125 2,5 100 < = x < < = x < 100 1,5 90 < = x < 95 1 x < 90 0 Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4). 5. Collection Periods (CP) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4) menyatakan bahwa Collection Periods (CP) dapat dirumuskan sebagai berikut: CP = Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha x 365 Adapun skor penilaian Collection Periods untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut ini: Tabel 3.6. Skor Penilaian CP untuk BUMN Infrastruktur CP = X Perbaikan = x Skor (hari) (hari) Infra x < = 60 x > < x < = < x < = 35 3,5 90 < x < = < x < = < x < = < x < = 25 2,5 150 < x < = < x < = < x < = < x < = 15 1,6 210 < x < = < x < = 10 1,2 240 < x < = < x < = 6 0,8 Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4). 6. Perputaran Persediaan (PP) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:5) menyatakan bahwa Perputaran Persediaan (PP) dapat dirumuskan sebagai berikut: PP = Total Persediaan Total Pendapatan Usaha x 365 Adapun skor penilaian Perputaran Persediaan untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.7. berikut ini: Tabel 3.7. Skor Penilaian PP untuk BUMN Infrastruktur PP = X Perbaikan = x Skor (hari) (hari) Infra x < = 60 x > < x < = < x < = 35 3,5 90 < x < = < x < =

12 120 < x < = < x < = 25 2,5 150 < x < = < x < = < x < = < x < = 15 1,6 210 < x < = < x < = 10 1,2 240 < x < = < x < = 6 0,8 270 < x < = < x < = 3 0,4 Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:5). 7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:6) menyatakan bahwa Perputaran Persediaan (PP) dapat dirumuskan sebagai berikut: TATO = Total Pendapatan Capital Employed x 100% Adapun skor penilaian Total Asset Turn Over untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.8. berikut ini: Tabel 3.8. Skor Penilaian TATO untuk BUMN Infrastruktur PP = X Perbaikan = x Skor (hari) (hari) Infra 120 < x 20 < x < x < = < x < = 20 3,5 90 < x < = < x < = < x < = 90 5 < x < = 10 2,5 60 < x < = 75 0 < x < = < x < = 60 x < = 0 1,5 20 < x < = 40 x < 0 1 x < = 20 x < 0 0,5 Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:6). 8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:7) menyatakan bahwa Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Modal Sendiri TMS terhadap TA = x 100% Total Asset Adapun skor penilaian Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.9. berikut ini: Tabel 3.9. Skor Penilaian TMS terhadap TA untuk BUMN Infrastruktur TMS thd TA (%) = X Skor Infra x < < = x < < = x < < = x < < = x < < = x < 50 5,5 50 < = x <

13 60 < = x < 70 4,5 70 < = x < 80 4,25 80 < = x < < = x < 100 3,5 Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:7). Hasil perhitungan dari rumus tersebut merupakan tingkat prestasi dari Badan Usaha Milik Negara pada aspek keuangan. Memberikan penafsiran terhadap tingkat prestasi aspek keuangan yang ditemukan tersebut, maka menurut Sutrisno (2008:34) menyatakan bahwa untuk dibandingkan dengan aturan kesehatan, maka aspek keuangan dibuat ekuivalennya dengan cara membagi nilai kinerja ketiga aspek dengan bobot kinerja aspek keuangan sebesar 50%, hasilnya merupakan kinerja aspek keuangan yang telah ekivalen dengan kinerja ketiga aspek BUMN Infrastruktur. Adapun nilai kinerja ketiga aspek yang dimaksud dapat dilihat Tabel berikut ini: Tabel Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN untuk Seluruh Aspek Tingkat Kesehatan Kriteria Tingkat Kesehatan Secara Keseluruhan (Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi) Sehat AAA > 95 AA 80 < TS < 95 A 65 < TS < 80 Kurang Sehat BBB 50 < TS < 65 BB 40 < TS < 50 B 30 < TS < 40 Tidak Sehat CCC 20 < TS < 30 CC 10 < TS < 20 C TS < 10 Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:I-2). IV. Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan analisis kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda dari tahun 2009 sampai dengan 2010 untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan indikator, dimana dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV 13

14 (Persero) Cabang Samarinda, yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut: A. Analisis Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009 Analisis kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda tahun 2009 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 akan disajikan pada tabel 4.4. berikut ini Tabel 4.4. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 No Keterangan Komponen Tahun 2009 Jumlah Nilai Skor Rasio Kinerja (%) 1 ROE Laba Setelah Pajak ,00 Modal Sendiri Rekening Koran Permanen ,00 Aktiva Tetap Dalam Kontruksi ( ,00) Modal Sendiri ,00 ROE = (LSP:MS) x 100% 15,12 15,00 2 ROI EBIT ,00 Penyusutan Aktiva Tetap Biaya Penyusutan ,00 Penyusutan Aktiva Tetap ,00 Capital Employed Total Aktiva ,00 Aktiva Tetap Dalam Kontruksi ( ,00) Capital Employed ,00 ROI = ((EBIT+PAT) : CE) x 100% 100,44 10,00 3 Cash Ratio Kas dan Bank ,00 Surat Berharga Jangka Pendek - Kewajiban Lancar ,00 Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x 100% 20,91 2,00 4 Current Ratio Aktiva Lancar ,00 Kewajiban Lancar ,00 Current Ratio = (AL:KL) x 100% 212,1 3,00 5 Colection Period Piutang Usaha ,00 Pendapatan Usaha ,00 Colection Periods = (PiU:PU) x 365 Hari 21,49 4,00 6 Perputaran Persediaan Persediaan ,00 Pendapatan Usaha ,00 Perputaran Persediaan = (P:PU) x 365 0,19 4,00 14

15 Tabel 4.4. (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha ,00 Pendapatan Diluar Usaha ,00 Total Pendapatan ,00 Capital Employed Total Aktiva ,00 Aktiva Tetap Dalam Kontruksi ( ,00) Capital Employed ,00 Total Asset Turn Over (TATO) = (TP:CE) x 100% 152,98 4,00 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva Rekening Koran Permanen ,00 Rekening Koran Lancar ( ,00) Dana yang Belum ditetapkan Statusnya - Total Modal Sendiri ,00 Total Aktiva Total Aktiva ,00 Dana yang Belum ditetapkan Statusnya Total Asset ,00 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva = (TMS:TA) x 100% 90,57 3,50 Tabel 4.4. (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 Tahun 2009 No Keterangan Nilai Rasio Skor Kinerja (%) 1 ROE 15,12 15,00 2 ROI ,00 3 Cash Ratio 20,91 2,00 4 Current Ratio 212,1 3,00 5 Colection Periods 21,49 4,00 6 Perputaran Persediaan 0,19 4,00 7 Total Asset Turn Over 152,98 4,00 (TATO) 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap 90,57 3,50 Total Aktiva Total Nilai PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun ,5 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 = Total Nilai : 50% 91,00 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun2009 Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, (Lihat Tabel 4.1., Tabel 4.2.,) AA 15

16 Keterangan: 1. Untuk memberikan skor kinerja keuangan Tabel 4.4. diatas dapat dilihat pada Tabel 3.1. sampai Tabel Mengingat skor kinerja keuangan pada Colection Periods, Perputaran Persediaan, Perputaran Total Asset ada dua skor kinerja keuangan yang dapat digunakan yaitu skor kinerja murni dan skor kionerja perbaikan, maka yang digunakan adalah skor kinerja keuangan yang hasilnya lebih besar. B. Analisis Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010 Analisis kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 akan disajikan pada Tabel 4.5. berikut ini: Tabel 4.5. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 No Keterangan Komponen Tahun 2010 Jumlah Nilai Skor Rasio (%) Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak ,00 Modal Sendiri Rekening Koran Permanen ,00 Aktiva Tetap Dalam Kontruksi ( ,00) Modal Sendiri ,00 ROE = (LSP:MS) x 100% 21,29 15,00 2 ROI EBIT ,00 Penyusutan Aktiva Tetap Biaya Penyusutan ,00 Penyusutan Aktiva Tetap ,00 Capital Employed Total Aktiva ,00 Aktiva Tetap Dalam Kontruksi ( ,00) Capital Employed ,00 ROI = ((EBIT+PAT) : CE) x 100% 109,43 10,00 3 Cash Ratio Kas dan Bank ,00 Surat Berharga Jangka Pendek - Kewajiban Lancar ,00 Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x 100% 24,67 2,00 4 Current Ratio Aktiva Lancar ,00 Kewajiban Lancar ,00 Current Ratio = (AL:KL) x 100% 192,35 3,00 5 Colection Period Piutang Usaha ,00 Pendapatan Usaha ,00 Colection Periods = (PiU:PU) x 365 Hari 7,86 4,00 16

17 6 Perputaran Persediaan Persediaan ,00 Pendapatan Usaha ,00 Perputaran Persediaan = (P:PU) x 365 0,25 4,00 Tabel 4.2. (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha ,00 Pendapatan Diluar Usaha ,00 Total Pendapatan ,00 Capital Employed 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri Total Aktiva ,00 Aktiva Tetap Dalam Kontruksi ( ,00) Capital Employed ,00 Total Asset Turn Over (TATO) = (TP:CE) x 100% 148,91 4,00 Terhadap Total Aktiva Rekening Koran Permanen ,00 Rekening Koran Lancar ( ,00) Dana yang Belum ditetapkan Statusnya - Total Modal Sendiri ,00 Total Aktiva Total Aktiva ,00 Dana yang Belum ditetapkan Statusnya Total Asset ,00 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva = (TMS:TA) x 100% 93,83 3,50 Tabel 4.2. (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 Tahun 2010 No Keterangan Nilai Rasio Skor Kinerja (%) 1 ROE 21,29 15,00 2 ROI 109,43 10,00 3 Cash Ratio 24,67 2,00 4 Current Ratio 192,35 3,00 5 Colection Periods 7,86 4,00 6 Perputaran Persediaan 0,25 4,00 7 Total Asset Turn Over 148,91 4,00 (TATO) 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap 93,83 3,50 Total Aktiva 17

18 Total Nilai PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun ,5 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 = Total Nilai : 50% 91,00 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, (Lihat Tabel 4.1., Tabel 4.2.,) AA Keterangan: 1. Untuk memberikan skor kinerja keuangan Tabel 4.5. diatas dapat dilihat pada Tabel 3.2. sampai Tabel Mengingat skor kinerja keuangan pada Colection Periods, Perputaran Persediaan, Perputaran Total Asset ada dua skor kinerja keuangan yang dapat digunakan yaitu skor kinerja murni dan skor kionerja perbaikan, maka yang digunakan adalah skor kinerja keuangan yang hasilnya lebih besar. Untuk lebih jelasnya mengenai analisa kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.4. berikut ini: Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Analisa Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan IV (Persero) Cabang Samarinda Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari Tahun 2009 Sampai Dengan Tahun Tahun Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tingkat Kesehatan Nilai Murni Nilai Ekuivalen Kinerja Aspek (%) (%) Keuangan (1) (2) (3) = 2 : 50% (4) ,5 91,00 AA (Sehat) ,5 91,00 AA (Sehat) Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, (Lihat Tabel dan Tabel 4.4. sampai dengan Tabel 4.5.) Berdasarkan hasil analisa yang terlihat pada Tabel 4.6. tersebut di atas, diketahui bahwa kesehatan keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada tahun 2009 dan tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA. 2. Pembahasan Sebagaimana hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan dilandasi dengan teori yang ada, maka selanjutnya akan dilakukan pemabahasan mengenai kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun Pembahasan diarahkan untuk menganalisis kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka menentukan kebijakan keuangan pada masa yang akan datang. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 diketahui bahwa pada tahun 2009 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) 18

19 Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara 80% < TS 95% sesuai syarat klasifikasi sehat predikat AA menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun Pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00 berada diantara 80% < TS 95% sesuai syarat klasifikasi sehat predikat AA menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun Hal ini berarti kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda tahun 2010 terhadap tahun 2009 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan karena sama-sama memperoleh nilai kinerja 91,00% atau berada pada klasifikasi sehat predikat AA, berdasarkan hal tersebut, diketahui kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami keadaan yaitu tidak mengalami peningkatan maupun penurunan terjadi pada kinerja aspek keuangan tahun 2010 terhadap tahun 2009, hal ini terjadi karena dari delapan indikator penilaian kesehatan keuangan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami beberapa keadaan, yaitu: 1. Kenaikan terjadi pada imbalan kepada pemegang saham (ROE) Imbalan kepada pemegang saham (ROE) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Adapun faktor yang mempengaruhi kenaikan, adalah sebagai berikut: - Kenaikan ROE tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = ROE2010 ROE2009 = 21,29% 15,12% = 6,17% atau 40,81% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan laba bagi pemegang saham dari setiap Rp1,00 modal yang ditanamkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, sebesar Rp0,0617 atau 40,81% dari tahun Kenaikan ROE tahun 2010 terhadap tahun 2009 ini disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak lebih besar dari pada kenaikan modal sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: a. Kenaikan laba setelah pajak dan modal sendiri tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = Laba setelah pajak2010 Laba setelah pajak2009 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 atau 90,43 dari tahun 2009 Kenaikan = Modal sendiri2010 Modal sendiri 2009 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 atau 35,24 dari tahun Kenaikan terjadi pada imbalan investasi (ROI) Imbalan investasi (ROI) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Adapun faktor yang mempengaruhi kenaikan, adalah sebagai berikut: - Kenaikan ROI tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = ROI2010 ROI2009 = 109,43% 100,44% = 8,99% atau 8,95% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan laba bagi pemegang saham dari setiap Rp1,00 investasi yang ditanamkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, sebesar Rp0,0899 atau 8,95% dari tahun

20 Kenaikan ROI tahun 2010 terhadap tahun 2009 ini disebabkan karena kenaikan semua elemen dalam ROI. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: b. Kenaikan Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT), Penyusutan aktiva tetap, dan Total Aktiva. Kenaikan = EBIT2010 EBIT2009 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 atau 73,84% dari tahun 2009 Kenaikan = Penyusutan aktiva tetap2010 Penyusutan aktiva tetap2009 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 atau 2,36% dari tahun 2009 Kenaikan = Capital employed2010 Capital employed2009 = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 atau 2,36% dari tahun Kenaikan cash ratio tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kas rasio (Cash Ratio) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Adapun faktor yang mempengaruhi kenaikan, adalah sebagai berikut: - Kenaikan Cash ratio tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = Cash ratio2010 Cash ratio2009 = 24,67% - 20,91% = 3,76% atau 17,98% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan dari setiap Rp1,00 utang lancar PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang dijamin oleh komponen aktiva lancar yang terdiri kas, bank surat berharga jangka pendek sebesar Rp0,0376 atau 17,98% dari tahun Kenaikan cash ratio ini disebabkan karena komponen aktiva lancar yang terdiri dari kas, bank surat berharga jangka pendek dan utang lancar sama-sama mengalami kenaikan. c. Kenaikan komponen kas dan bank serta utang lancar tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = Komponen kas dan bank Komponen kas dan bank2009 = Rp Rp = Rp atau 24,48% dari tahun 2009 Kenaikan = Kewajiban lancar2010 Kewajiban lancar2009 = Rp Rp = Rp atau 5,52% dari tahun Penurunan current ratio Adapun penurunan current ratio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: - Penurunan = Current ratio2010 Current ratio2009 = 192,35% - 212,1% = -19,75% atau -9,31% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi penurunan dari setiap Rp1,00 utang lancar PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Samarinda dijamin oleh total aktiva lancar sebesar Rp0,1975 atau 9,31% dari tahun Penurunan current ratio ini disebabkan karena komponen total aktiva lancar pada tahun 2010 lebih rendah dibandingkan komponen total aktiva lancar tahun 2009 dan utang lancar mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: 20

21 d. Penurunan terhadap total aktiva lancar dan kenaikan terhadap utang lancar pada tahun 2009 sampai dengan tahun Penurunan = Total aktiva lancar2010 Total aktiva lancar2009 = Rp Rp = Rp atau -4,31% dari tahun 2009 Kenaikan = Utang lancar2010 Utang lancar2009 = Rp Rp = Rp atau 5,52% dari tahun Penurunan Colection periods Adapun penurunan colection periods dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: - Penurunan = Colection periods2010 Colection periods2009 = 7,86 hari - 21,49 hari = -13,63 hari atau -63,42% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi penurunan pendapatan usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang tertanam dalam piutang usaha sebesar 13,63 hari atau 63,42 dari tahun Penurunan colection periods ini disebabkan karena total piutang usaha mengalami penurunan, sedangkan total pendapatan usaha mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: e. Penurunan dan kenaikan total piutang usaha dan total pendapatan usaha tahun 2010 terhadap tahun Penurunan = Total piutang usaha2010 Total piutang usaha2009 = Rp Rp = Rp atau 43,80% dari tahun 2009 Kenaikan = Total pendapatan usaha2010 Total pendapatan usaha2009 = Rp Rp = Rp atau 53,69% dari tahun Kenaikan perputaran persediaan Adapun kenaikan perputaran persediaan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: - Kenaikan perputaran persediaan tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = Perputaran persediaan2010 Perputaran persediaan2009 = 0,25 hari 0,19 hari = 0,06 hari atau 31,58% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan pendapatan usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang tertanam dalam persediaan selama 0,06 hari atau 31,58% dari tahun Kenaikan perputaran persediaan ini disebabkan kedua komponen persediaan dan persediaan mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: f. Kenaikan persediaan dan pendapatan usaha tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = Persediaan2010 Persediaan2009 = Rp Rp = Rp atau 107,20% dari tahun 2009 Kenaikan = Pendapatan Usaha2010 Pendapatan Usaha2009 = Rp Rp = Rp atau 53,69 dari tahun

22 7. Penurunan Total Asset Turn Over (TATO) Adapun penurunan total asset turn over dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: - Penurunan total asset turn over tahun 2010 terhadap 2009 penurunan = Total asset turn over2010 Total asset turn over2009 = 148,91% 152,98% = -4,07% atau -2,66% dari tahun 2009 Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan total pendapatan yang dihasilkan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda sebesar Rp0,0407 atau 2,66% dari tahun Penurunan total asset turn over ini disebabkan terjadi kenaikan 2,72% total pendapatan dari tahun 2009 terhadap 2010, begitu pula dengan capital employed dari tahun 2009 mencapai 3,71%% mengalami kenaikan terhadap tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini: g. Kenaikan total pendapatan dan capital employed tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan Kenaikan = Total pendapatan2010 Total pendapatan2009 = Rp Rp = Rp atau 53,64% dari tahun 2009 = Capital employed2010 Capital employed2009 = Rp Rp = Rp atau 57,21% dari tahun Kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva Adapun kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: - Kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva (TMS terhadap TA) tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan = TMS terhadap TA2010 TMS terhadap TA2009 = 93,83% 90,57% = 3,26% atau 3,60% dari tahun 2009 Hal ini berarti terjadi kenaikan modal sendiri dan total aktiva pada pelaporan keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda sebesar 3,26% atau 3,60% dari tahun Kenaikan TMS terhadap TA ini terjadi disebabkan oleh tidak adanya pos dana yang belum ditetapkan statusnya dalam laporan neraca PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, sehingga tidak ada faktor yang melemahkan atau mengurangi pada kedua komponen TMS dan TA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini: h. Kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva (TMS terhadap TA) tahun 2010 terhadap tahun 2009 Kenaikan Kenaikan = Total modal sendiri2010 Total modal sendiri2009 = Rp Rp = Rp atau 63,43% dari tahun 2009 = Total aktiva2010 Total aktiva2009 = Rp Rp = Rp atau 57,75% dari tahun

23 Berdasarkan pembahasan di atas, maka secara umum dapat diketahui bahwa kinerja atau penilaian keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA, dengan demikian perumusan masalah yang dikemukakan penulis terjawab sudah bahwa PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, selama dua tahun terakhir yaitu 2009 sampai 2010 mengalami penilaian sehat. V. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Pada tahun 2009 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara 85% samapai dengan 95%. 2. Pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara 85% sampai dengan 95%. 3. Penilaian atau kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda tahun 2010 terhadapa tahun 2009 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan atau berada pada klasifikasi sehat predikat AA. 4. Maksud dan tujuan penulis dalam hal ini diterima karena penilaian atau kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Ditinjau dari semua komponen aspek keuangan mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak konstan sehingga hasil penilaian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 sehat dengan predikat AA menurut KEPMEN BUMN No 100 Tahun 2002, jadi sebaiknya kinerja perusahaan lebih ditingkatkan secara maksimal. 2. Mengingat pentingnya informasi mengenai kinerja keuangan, maka sebaiknya sekali dalam setahun laporan keuangan perusahaan dianalisis, sehingga dapat diketahui kinerja keuangan dan perkembangan usaha sehingga dapat dirumuskan kebijaksanaan untuk tahun berikutnya. 23

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DARI ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP 100/MBU/02 (Studi Kasus pada PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Periode ) Wicak Lingga Bahara Muhammad

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 2012-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) PERIODE

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) PERIODE EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) PERIODE 2010-2012 Fitriani Rahma Praja Budiono Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT In this research

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan haruslah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (Studi Kasus Pada Pt. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Yang Terdaftar Di Bei 2012-2015) Fandi Wijaya Raden Rustam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dengan fokus melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Brigham (2010:84) Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu pembahasan singkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling menarik di dunia, karena capaian ekonominya dengan tingkat GDP (PPP) sebesar satu triliun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan LAMPIRAN 81 Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan susunan kepala cabang, supervisor dan karyawan PT Indonesia Trading Company cabang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

Dwi Ningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Dwi Ningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang Pengujian Aspek Keuangan Pada PT. Kereta Api (Persero) DAOP 4 Semarang pada tahun 2011-2012 menurut Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 Dwi Ningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan penerbangan banyak diminati oleh banyak orang untuk berpergian karena pelayanan yang diberikan dan waktu yang relatif singkat dalam melakukan

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002 E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.1, 2016: 236-259 ISSN: 2302-8912 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002 Putu Cahya Baskara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja Keuangan 2.1.1 Penilaian kinerja keuangan Mulyadi (2007) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

Fitri Rezeki Amalia 1

Fitri Rezeki Amalia 1 ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1029-1042 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS RASIO KEUANGAN SECARA CROSS SECTIONAL UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3): 577-588 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan menginginkan perusahaannya berkembang, untuk mengetahui perkembangan aktivitas perusahaan maka pemilik perusahaan sangatlah perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mahlatin (2008) mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang dengan judul Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%) L1 Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROE (%) Skor 15 < ROE 2 13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA WS2JB AREA PALEMBANG

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA WS2JB AREA PALEMBANG ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA WS2JB AREA PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva,

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Karakteristik penting akuntansi adalah pengidentifikasian, pegukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PINRANG

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PINRANG ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PINRANG Diajukan Oleh : SARTIKA EKAWATI E-mail: andisartikaekawati@gmail.com Pembimbing I : FARIDAH Email : Faridahku@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan tidak hanya terjadi pada perusahaan sejenis di dalam negeri, tetapi juga pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu studi kasus pada PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa sekarang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus pada PT. INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) Persero, PT. RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) Persero dan Perum BULOG periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu waktu (periode tertentu) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja adalah aktivitas yang berkaitan dengan unsur yang terlibat dalam suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Bagian keuangan atau bagian akuntansi di perusahaan memiliki tugas utama yaitu menyiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut secara umum

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) SELAMA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) SELAMA PERIODE 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) SELAMA PERIODE 2008-2013 M A Cahya Lestari Universitas Negeri Surabaya Email:

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Abstract. Analisis Kinerja Keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara. Grace Persulessy. Key Words : ISSN

Abstract. Analisis Kinerja Keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara. Grace Persulessy. Key Words : ISSN ISSN 2302-5298 Lingkup Artikel Yang Dimuat Dalam Jurnal Ini Adalah Kajian Empiris dan Konseptual Kontemporer Pada Bidang Ekonomi, Bisnis & Akuntansi Analisis Kinerja Keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA III CABANG GRESIK

ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA III CABANG GRESIK Volume 03, Nomor 02, Desember 2014 Hal 259-302 ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA III CABANG GRESIK Susetyorini, Agus Priyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan satu unit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholdernya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa ini sangatlah cepat, hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi sekarang ini khususnya dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE 2004-2006 ABSTRAK Krisis ekonomi yang melanda Indonesia memberikan dampak yang cukup besar pada dunia usaha. Kenaikan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP-100/MBU/2002 PERIODE SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP-100/MBU/2002 PERIODE SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP-100/MBU/2002 PERIODE 2012-2016 SKRIPSI Disusun Oleh: YUNIK APRILIA INDRIANTI NIM. 13 651 049 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 107 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2010 2014 Oleh : Yosefa Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomik yang dapat dipakai untuk penilaian dan pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini sangat memungkinkan masyarakat dan pihak eksternal perusahaan lainnya untuk dapat menilai dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 1 (Sept 2016) 35-49

Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 1 (Sept 2016) 35-49 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk Oleh: Dhona Shahreza Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas llmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 2012-2014 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 1.1.1 Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi tersebut mencakup laporan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci