BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pada bab ini akan dibahas mengenai perkembangan rasio keuangan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dari tahun 2003 sampai dengan 2007 dengan menggunakan KepMen BUMN No. KEP-100/MBU/2002. Selanjutnya juga akan diberikan skor atas rasio-rasio tersebut untuk menentukan tingkat kesehatan Perseroan. 4.1 Analisa Pertumbuhan Rasio Keuangan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Pembahasan analisa pertumbuhan rasio keuangan perseroan ini menggunakan laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dan berdasarkan pada pedoman analisa rasio pada BUMN Analisa Pertumbuhan Rasio Likuiditas. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Ada dua faktor penting dalam menilai atau mengukur likuiditas suatu perusahaan yaitu aktiva lancar dan hutang lancar (kewajiban jangka pendek). Dalam evaluasi ini penulis akan menganalisa dua macam rasio yaitu : 45

2 a. Current Ratio b. Cash Ratio TABEL 4.1 Analisa Pertumbuhan Rasio Likuiditas Tahun 2003 s/d 2007 (%) Rasio Tahun Current Ratio Cash Ratio Dari tabel diatas, terlihat bahwa current ratio perseroan di tahun 2003 sebesar % mengalami kenaikan sebesar 6.06% di tahun 2004 menjadi % yang disebabkan karena kenaikan aktiva lancar (terutama kas dan bank yang naik % ) sekitar % lebih besar dibanding kenaikan hutang lancar yang hanya sebesar %. Pada tahun 2005 current ratio mengalami penurunan sebesar 9.33% menjadi % disebabkan aktiva lancar hanya naik sebesar % sedangkan hutang lancar naik sebesar 22.40%. Pada tahun 2006 current ratio perseroan kembali mengalami penurunan sebesar 5.79 % menjadi % yang disebabkan adanya kenaikan hutang lancar sebesar % sedangkan aktiva lancar hanya naik sebesar %. Pada tahun 2007 current ratio perseroan kembali membaik menjadi % naik sebesar 0.60 % yang disebabkan adanya kenaikan aktiva lancar sebesar % dibanding hutang lancar yang hanya naik sebesar %. Secara keseluruhan perseroan dikatakan likuid karena dapat membayar hutangnya dengan aktiva lancar. Sementara untuk Cash Ratio perseroan, dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2003 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % di tahun 46

3 2004 yang disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebesar % sedangkan hutang lancar hanya naik sebesar %. Pada tahun 2005 cash ratio perseroan menurun sebesar % menjadi % yang disebabkan karena kas dan setara kas hanya naik sebesar 2 % dibandingkan hutang lancar yang naik sebesar %. Pada tahun 2006 cash ratio perseroan kembali turun menjadi 8.10 % atau sebesar % yang disebabkan karena penurunan kas dan setara kas sebesar 8.03 % sedangkan hutang lancar naik sebesar %. Pada tahun 2007 cash ratio perseroan mengalami kenaikan yang signifikan menjadi % atau sebesar % yang disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebesar % ( hasil penjualan Tanah dan rumah sebesar 9,45 % ditempatkan dalam bentuk deposito di rekanan Bank KPR seperti NISP ) dibandingkan hutang lancar yang hanya naik sebesar % Analisa Pertumbuhan Rasio Rentabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas terdiri atas : a. Return On Equtiy (ROE) b. Return On Investment (ROI) TABEL 4.2 Analisa Pertumbuhan Rasio Rentabilitas Tahun 2003 s/d 2007 (%) Rasio Tahun ROE ROI

4 Dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 ROE perseroan sebesar % turun menjadi % di tahun 2004 atau sebesar 5.53 % yang disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak perseroan sebesar % sedangkan modal sendiri hanya mengalami kenaikan sebesar %. Pada tahun 2005 ROE perseroan naik sebesar % menjadi 28 % yang disebabkan karena laba setelah pajak mengalami kenaikan sebesar % sedangkan modal sendiri tetap. Pada tahun 2006 ROE perseroan meningkat sebesar % menjadi % yang disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak sebesar % sedangkan modal sendiri tetap. Pada tahun 2007 ROE perseroan kembali meningkat menjadi % atau sebesar % yang disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak sebesar % sedangkan modal sendiri tetap. Hal ini terkait dengan usaha-usaha perbaikan yang dilakukan terhadap perseroan sehingga memberikan hasil yang cukup baik dalam menyumbang peningkatan pencapaian laba bersih perseroan meskipun modal sendiri tetap. Untuk ROI dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 ROI perseroan sebesar % turun menjadi 8.58 % di tahun 2004 atau sebesar 7.89 % yang disebabkan karena peningkatan capital employeed perseroan sebesar % sedangkan kenaikan EBIT perseroan hanya sebesar 8.43 %. Pada tahun 2005 ROI perseroan kembali turun sebesar 2.87 % menjadi 8.10 % yang disebabkan kenaikan capital employed sebesar % dan EBIT perseroan naik sebesar 9.23 %. Pada tahun 2006 ROI perseroan mengalami kenaikan sebesar 8.73 % menjadi 9.65 % yang disebabkan karena peningkatan EBIT sebesar % sedangkan capital employed hanya naik sebesar 9.75 %. Di tahun 2007 ROI 48

5 perseroan kembali turun sebesar % di karenakan EBIT hanya naik sebesar 7.25 % di bandingkan Capital employed yang naik sebesar %. Hal ini menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan asset perseroan kurang baik Analisa Pertumbuhan Rasio Aktivitas Rasio ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan asset oleh perusahaan atau dengan kata lain melihat seberapa besar dana tertanam pada asset perusahaan. Rasio Aktivitas terdiri dari : a. Perputaran Persediaan (PP) b. Collection Periods (CP) c. Total Asset Turn Over (TATO) TABEL 4.3 Analisa Pertumbuhan Rasio Aktivitas Tahun 2003 s/d 2007 Rasio Tahun PP (hari) CP (hari) TATO (%) Berdasarkan tabel diatas, rasio perputaran persediaan (PP) pada tahun 2003 rasio perputaran persediaan sebesar 17 hari turun menjadi 16 hari di tahun 2004 yang disebabkan karena peningkatan total pendapatan usaha perseroan sebesar % sedangkan total persediaan hanya naik sebesar 9.20 %. Pada tahun 2005 rasio perputaran persediaan naik menjadi 19 hari yang disebabkan karena kenaikan total persediaan sebesar % sedangkan total pendapatan 49

6 usaha hanya sebesar 4.53 %. Pada tahun 2006 rasio perputaran persediaan turun menjadi 15 hari yang disebabkan karena total persediaan naik hanya sebesar 7.05 % dibandingkan pendapatan usaha yang naik sebesar %. Pada tahun 2007 rasio perputaran persediaan naik menjadi 19 hari yang disebabkan karena kenaikan total persediaan sebesar % sedangkan total pendapatan usaha naik sebesar 6.93 %. Untuk collection periods perseroan di tahun 2003 sebesar 33 hari turun menjadi 27 hari pada tahun 2004 yang disebabkan piutang usaha hanya naik sebesar 1.01 % dibanding dengan kenaikan pendapatan usaha sebesar %. Pada tahun 2005 collection periods perseroan mengalami kenaikan menjadi 59 hari yang disebabkan karena kenaikan piutang usaha sebesar % sedangkan total pendapatan usaha hanya naik sebesar 4.53 %. Pada tahun 2006 collection periods perseroan kembali turun menjadi 52 hari yang disebabkan karena piutang usaha naik sebesar % sedangkan total pendapatan usaha naik sebesar %. Pada tahun 2007 collection periods perseroan naik menjadi 57 hari yang disebabkan karena piutang usaha naik sebesar % dan diikuti oleh peningkatan total pendapatan usaha sebesar 6.93 %. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pengumpulan piutang perseroan kembali memburuk. Rasio total asset turn over perseroan pada tahun 2003 sebesar % turun sebesar 5.31 % menjadi % di tahun 2004 yang disebabkan karena peningkatan capital employed sebesar % sedangkan total pendapatan usaha hanya naik sebesar %. Pada tahun 2005 rasio TATO perseroan mengalami penurunan kembali sebesar 7.73 % menjadi % yang disebabkan karena 50

7 peningkatan capital employed sebesar % dimana total pendapatan usaha hanya naik sebesar 4.39 %. Pada tahun 2006 rasio TATO perseroan kembali meningkat sebesar 8.01 % menjadi % yang disebabkan karena kenaikan total pendapatan usaha sebesar % sedangkan capital employed hanya sebesar 9.75 %. Pada tahun 2007 rasio TATO perseroan turun sebesar % menjadi % yang disebabkan karena kenaikan capital employed sebesar % sedangkan total pendapatan usaha hanya naik sebesar 6.80 %. 4. Analisa Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. Total Asset. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah Total Modal Sendiri terhadap TABEL 4.4 Analisa Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Tahun 2003 s/d 2007 (%) Rasio Tahun TMS thdp TA Berdasarkan tabel diatas, rasio TMS thdp TA perseroan pada tahun 2003 sebesar % naik menjadi % di tahun 2004 yang disebabkan karena peningkatan total modal sendiri sebesar 20 % sedangkan total asset hanya sebesar %. Pada tahun 2005 rasio ini turun menjadi % yang disebabkan karena kenaikan total asset sebesar % dan peningkatan modal sendiri hanya 51

8 sebesar 5.75 %. Pada tahun 2006 rasio ini turun sedikit menjadi % yang disebabkan karena total asset naik sebesar 8.62 % dan modal sendiri meningkat sebesar 8.60 %. Pada tahun 2007 rasio ini kembali turun menjadi % yang disebabkan karena total asset meningkat sebesar % sedangkan modal sendiri hanya naik sebesar 9.31 %. 4.2 Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Untuk menganalisa tingkat kesehatan atau kinerja keuangan perusahaan, penulis menggunakan analisa berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni Dalam keputusan tersebut ada beberapa indikator yang digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan BUMN dilihat dari segi keuangan perusahaan yang meliputi : Current Ratio, Cash Ratio, Retrun On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Inventory Turn Over, Collection Periods, Total Asset Turn Over (TATO), Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS Terhadap TA). Berikut ini adalah analisa tingkat kesehatan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dari aspek keuangan dengan dasar laporan keuangan konsolidasi dalam kurun waktu lima tahun yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun

9 4.2.1 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2003 TABEL 4.5 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2003 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio % 5 2 Cash Ratio % 2 3 ROE % 20 4 ROI % Perputaran Persediaan 17 hari 5 6 Collection Periods 33 hari 5 7 TATO % 5 8 TMS Terhadap TA % 6 Total Skor 55.5 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2003 adalah 55.5 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2004 TABEL 4.6 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2004 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio % 5 2 Cash Ratio % 3 3 ROE % 20 4 ROI 8.58 % 6 5 Perputaran Persediaan 16 hari 5 6 Collection Periods 27 hari 5 7 TATO % 5 8 TMS Terhadap TA % 6 Total Skor 55 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2004 adalah 55 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 53

10 4.2.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2005 TABEL 4.7 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2005 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio % 5 2 Cash Ratio % 2 3 ROE 28 % 20 4 ROI 8.10 % 6 5 Perputaran Persediaan 19 hari 5 6 Collection Periods 59 hari 5 7 TATO % 5 8 TMS Terhadap TA % 6 Total Skor 54 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2005 adalah 54 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2006 TABEL 4.8 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2006 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio % 4 2 Cash Ratio 8.10 % 1 3 ROE % 20 4 ROI 9.65 % Perputaran Persediaan 15 hari 5 6 Collection Periods 52 hari 5 7 TATO % 5 8 TMS Terhadap TA % 6 Total Skor 53.5 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2006 adalah 53.5 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 54

11 4.2.5 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2007 TABEL 4.9 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2007 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio % 4 2 Cash Ratio % 3 3 ROE % 20 4 ROI 7.30 % 6 5 Perputaran Persediaan 19 hari 5 6 Collection Periods 57 hari 5 7 TATO % 5 8 TMS Terhadap TA % 6 Total Skor 54 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2007 adalah 54 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 55