Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan menginginkan perusahaannya berkembang, untuk mengetahui perkembangan aktivitas perusahaan maka pemilik perusahaan sangatlah perlu untuk mengerti kondisi keuangan dari perusahaan tersebut. Kondisi ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang menggambarkan fakta-fakta yang lazim yang digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, seperti yang diungkapkan oleh Munawir (2002:19): Laporan keuangan bersifat historis, menyeluruh dan merupakan suatu progress report yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang tercatat, prinsip-prinsip dan anggapan serta konvensi atau kebiasaankebiasaan dalam akuntansi, dan pendapat pribadi (personal judgement). Menurut John Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis, yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah : Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca / daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)

2 Selanjutnya Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (SAK - IAI), memberikan penjelasan mengenai laporan keuangan sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan peruabahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (IAI : 2002) Perusahaan mempunyai berbagai macam laporan keuangan, dua diantaranya mempunyai peranan sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dan pihak luar (yang ingin bekerja sama), untuk mengevaluasi posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan tersebut. Kedua laporan keuangan itu adalah neraca (balace sheet) dan perkiraan laba/rugi (profit and loss account). Kedua duanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena berfungsi saling melengkapi. Pelaporan keuangan bukanlah merupakan tujuan akhir dari akuntansi keuangan, melainkan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan usaha dan ekonomi. Dengan demikian untuk bisa memanfaatkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perlu dilakukan satu tahap lagi, yaitu analisa atau interpretasi laporan keuangan. Keberadaan laporan keuangan tidak akan banyak membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan perusahaan, jika laporan keuangan itu tidak dianalisis lebih lanjut

3 Dengan menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Sebagaimana laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan, jika informasi ini disajikan dengan benar maka informasi ini sangat berguna bagi siapa saja untuk menentukan keputusan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. B. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan utama penyusunan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan pada pihak-pihak di luar perusahaan. Pada 1978 FASB (Financial Accounting Standar Board) mengeluarkan pernyataan resmi tentang tujuan laporan keuangan. Secara rinci pernyataan tersebut berisi 63 paragrap sehingga akan terlalu panjang untuk diungkapkan. Secara garis besar, sebagaimana diungkapkan oleh (Munawir 2002), tujuan utama dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi : 1. yang bermanfaat bagi investor maupun calon investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi dan keputusan kredit yang rasional. 2. yang menyeluruh kepada mereka yang mempunyai pemahaman yang memadai. 3. tentang bisnis maupun aktivitas ekonomi suatu entitas bagi yang menginginkan untuk mempelajari informasi tersebut

4 4. tentang sumberdaya ekonomi milik perusahaan, asal sumberdaya tersebut, serta pengaruh transaksi atau kejadian yang merubah sumberdaya dan hak atas sumberdaya tersebut. 5. tentang kinerja keuangan perusahaan dalam satu periode. 6. untuk membantu pemakai laporan dalam mengakses jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas dari deviden atau bunga dan penerimaan dari penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, (2002 : 4) tujuan laporan keuangan adalah : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan perusahaan dan perkembangan suatu perusahaan adalah : 1. Pemilik perusahaan (pemegang saham). Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima. c. Menilai posisi keuangan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan harga perlembar saham. e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang

5 f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mngurangi investasi. 2. Manajemen Perusahaan. Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan digunakan untuk : a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik. b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan. c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan. d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. e. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun perkara yang lebih baik dan memperbaiki sistem pengawasan serta menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat. 3. Investor : Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan. c. Menilai kemungkinan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan. d. Menjadi dasar untuk memprediksikan kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Kreditur atau Banker : Bagi kreditur, banker atau supplier laporan keuangan digunakan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang

6 b. Menilai kualitas jaminan kredit / investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. c. Melihat dan memprediksikan prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit. e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati. 5. Pemerintah. Bagi pemerintah laporan keuangan digunakan untuk : a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik. C. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Dalam Statement of Financial Accounting Concepts No.3, FASB telah menetapkan defenisi-defenisi untuk sepuluh unsur laporan keuangan suatu perusahaan. Unsur-unsur ini merupakan bagian-bagian gedung dimana gedung itu sendiri merupakan wujud dari laporan keuangan. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu dengan lain dan secara kolektif akan dapat 23 23

7 melaporkan prestasi dan status suatu perusahaan. Sebagai petunjuk, berikut ini diberikan defenisi-defenisi sepuluh unsur dasar tersebut (Smith Skousen) : 1. Harta (assets) adalah manfaat-manfaat ekonomis yang mungkin yang mungkin terjadi di masa datang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu satuan usaha tertentu sebagai hasil transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian dimasa lalu. 2. Hutang (liabilities) adalah pengorbanan-pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin terjadi dimasa datang yang timbul dari kewajibankewajiban yang ada sekarang dari suatu satuan usaha tertentu untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa-jasa kepada satuan usaha lainnya dimasa depan sebagai akibat dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian dimasa lalu. 3. Kekayaan (equity/ekuitas) adalah kepentingan pemilik yang tersisa dalam harta suatu satuan usaha setelah dikurangi dengan hutanghutangnya. Dalam suatu perusahaan, kekayaan merupakan kepentingan pemilik. 4. Investasi pemilik merupakan kenaikan-kenaikan dalam harta bersih dari suatu badan usaha tertentu akibat dari pemindahan-pemindahan sesuatu nilai dari satuan-satuan usaha lainnya untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan (atau kekayaan) di dalamnya. Harta merupakan yang paling lazim diterima sebagai investasi oleh para 24 24

8 pemilik, tapi yang diterima juga dapat meliputi jasa-jasa atau pemuasan atau pengubahan hutang-hutang badan usaha. 5. Distribusi kepada pemilik merupakan penurunan-penurunan dalam harta bersih akibat dari pemindahan harta, penyerahan jasa-jasa, atau pembuatan hutang-hutang oleh suatu badan usaha kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik mengurangi kepentingan pemilikan (atau kekayaan) dalam suatu badan usaha. 6. Laba komprehensif adalah perubahan dalam kekayaan (harta bersih) dari suatu satuan usaha selama suatu periode akibat transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian serta keadaan-keadaan yang muncul dari sumbersumber non pemilik. Juga mencakup semua perubahan dalam kekayaan selama periode kecuali yang berasal dari investasi-investasi pemilik dan distribusi-distribusi kepada pemilik. 7. Pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan-kenaikan lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutang-hutangnya (atau kombinasi dari keduanya) dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau aktivitasaktivitas lainnya yang membentuk operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. 8. Biaya-biaya adalah arus keluar atau penggunaan harta lainnya atau terjadinya hutang (atau kobinasi dari keduanya) dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasajasa atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang membentuk 25 25

9 operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. 9. Keuntungan (gain) adalah kenaikan-kenaikan dalam kekayaan (harta bersih) dari suatu satuan usaha dan dari semua transaksi lain dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi satuan usaha selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan-pendapatan atau investasi-investasi pemilik. 10. Kerugian (loss) adalah penurunan-penurunan dalam kekayaan (harta bersih) dari suatu satuan usaha dan dari semua transaksi lain dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi satuan usaha selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari biaya-biaya atau distribusidistribusi kepada pemilik. D. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan mempunyai berbagai macam laporan keuangan, dua diantaranya mempunyai peranan sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dan pihak luar (yang ingin bekerja sama), untuk mengevaluasi posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan tersebut. Kedua laporan keuangan itu adalah neraca (balance sheet) dan perkiraan laba/rugi (profit and loss account). Kedua duanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena berfungsi saling melengkapi

10 1. Neraca. Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan secara ringkas jenis dan jumlah harta yang dapat dinyatakan dalam satuan uang, utang dan modal sendiri yang dimiliki perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian : a. Aktiva. Aktiva adalah keseluruhan dari kekayaan perusahaan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud seperti hak paten, goodwill, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya dapat diklasifikasika menjadi dua bagian yaitu : 1) Aktiva lancar Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukar menjadi uang tunai atau dijual dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). 2) Aktiva tidak lancar Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun). b. Hutang. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 27 27

11 1). Hutang lancer / hutang jangka pendek Adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). 2). Hutang jangka panjang Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun (jangka panjang). c. Modal. Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. 2. Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama dari laporan rugi laba adalah untuk menentukan laba (rugi) yang dihasilkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang tercakup dalam periode itu. 3. Laporan Keuangan Tambahan Dari neraca dan laporan rugi laba dapat disusun laporan keuangan tambahan yang dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi dari mana saja perusahaan memperoleh dana dan bagaimana mereka mempergunakan dana tersebut. Laporan keuangan 28 28

12 tambahan itu antara lain : Laporan laba yang ditahan (statement of retained earnings) serta Laporan sumber dan penggunaan dana (statement of sources and uses of funds). E. Teknik Analisis Informasi Keuangan Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, ada beberapa teknik analisis yang sering dipakai yaitu sebagai berikut : (Munawir:2002) a. Analisa perbandingan laporan keuangan (Comparison analysis). Adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan cara menunjukkan : 1). Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah 2). Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah 3). Kenaikan atau penurunan dalam prosentase 4). Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio 5). Prosentase dari total. Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian yang lebih lanjut. b. Analisa Trend (Trend analysis). Trend atau tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode untuk mengetahui tendensi daripada laporan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun

13 c. Analisa prosentase per komponen (Comon size statement). Laporan keuangan dengan prosentase per komponen adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masingmasing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan kompisisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja. Adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisa sumber dan penggunaan kas (Cah flow statement analysis). Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta pengunaan uang kas selama periode tertentu. f. Analisa rasio. Adalah suatu analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. g. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis). Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba 30 30

14 kotor suatu periode dengan laba yang di budgetkan untuk periode tertentu. h. Analisa break even Adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualana yang harus dicapai agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan untuk berbagai tingkat penjualan. F. Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah suatu rumusan secara matematis dari hubungan atau korelasi antara suatu jumlah yang lain. Agar rasio yang dihitung mempunyai arti, maka harus dihitung dengan variable-variabel yang saling berhubungan yang berarti pula. Analisis rasio adalah alat yang digunakan untuk melakukan perbandingan dan mengevaluasi prestasi keuangan. Sumber data untuk menghitung rasio-rasio ini dapat berasal dari data-data intern misalnya neraca, laba rugi, dan data yang berkaitan dengan hutang, piutang, persediaan dan lain-lainnya, juga data ekstern dalam bentuk laporan keuangan lain yang dipublikasikan dan data rata-rata industri dari berbagai sumber (Leslie Chadwick) Tujuan dari analisis rasio adalah membantu manajer finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari financial statement. Dengan 31 31

15 analisis dan penafsiran berbagai rasio akan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan perusahaan. Bagi manajer finansial, dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan di bidang finansial, sehingga dapat membuat keputusankeputusan yang penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor atau calon pembeli saham, merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi finansial perusahaan saat ini, diperlukan suatu cara evaluasi. Dalam hal ini ada dua tipe evaluasi finansial yang dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana kondisi perusahaan saat ini, apakah dalam keadaan baik atau buruk sebagaimana diungkapkan (Safarudin Alwi), yaitu : a. Analisis trend Analisis trend adalah analisis perkembangan rasio finansial perusahaan dalam beberapa tahun yaitu perbandingan antara suatu rasio saat sekarang dengan rasio yang sama pada waktu yang lampau. Analisis ini sering disebut sebagai analisis histories (Historical analysis). b. Norma Industri Norma industri adalah rata-rata rasio yang dihasilkan dari beberapa perusahaan yang sejenis yang dapat dijadikan pembanding bagi 32 32

16 perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini disebut sebagai rasio industri. Perbandingan antara rasio perusahaan dengan rasio industri akan menunjukkan sejauh mana kondisi finansial perusahaan saat ini. G. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Agnes Sawir, dalam bukunya Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, keterbatasan analisis rasio antara lain adalah : (Agnes Sawir : 2005) a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. b. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. Sampai kini, cara menghitung rasio rata-rata industri sering menimbulkan konflik, karena setiap cara yang digunakan mengandung 33 33

17 beberapa kelemahan. Cara menghitung rasio rata-rata industri yang umum digunakan adalah : a. Rata-rata sederhana. Dengan cara ini, rasio rata-rata industri adalah rata-rata sederhana dari rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang berada pada industri yang bersangkutan. Misalnya dalam industri tersebut ada 5 buah perusahaan, yaitu PT. A,B,C,D, dan E, maka ROE rata-rata industri adalah jumlah ROE dari PT. A,B,C,D, dan E dibagi 5. b. Rata-rata komposit. Dengan cara ini, rasio rata-rata industri adalah rata-rata komposit dari rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang berada pada industri yang bersangkutan. Misalnya dalam industri tersebut ada 5 buah perusahaan, yaitu PT. A,B,C,D, dan E, maka ROE rata-rata industri adalah jumlah laba bersih kelima PT tersebut dibandingkan dengan jumlah ekuitas kelima perusahaan tersebut. c. Rata-rata tertimbang. Dengan cara ini, rasio rata-rata industri adalah rata-rata tertimbang dari rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang ada pada industri yang bersangkutan, yang umumnya digunakan sebagai penimbang adalah total aktiva atau total penjualan

18 Namun walaupun demikian, analisis rasio tetap merupakan alat yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam membantu kita dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan. H. Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara mengukur kinerjanya berdasar pada laporan keuangan. Hasil laporan ini dijadikan dasar untuk menggolongkan tingkat kesehatannya. Mengenai penilaian tingkat kesehatan BUMN, dalam pedoman baru yaitu SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, dirinci penggolongan tingkat kesehatannya. BUMN yang digolongkan Sehat dibagi kedalam tiga kategori AAA, AA, dan A, Kurang Sehat dibagi menjadi BBB, BB, dan B, sedang yang Tidak Sehat dibagi menjadi CCC, CC, dan C. Total Bobot penilaian untuk keseluruhan aspek yaitu Keuangan, Administrasi, dan Operasional berjumlah 100. Sedang Aspek Keuangan sendiri pada BUMN Infrastruktur adalah 50 % dari total penilaian dan BUMN Non Infrastruktur adalah 70% dari total penilaian. BUMN Non Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan luas selain yang termasuk dalam BUMN Infrastruktur. BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas yang bidang usahanya meliputi : a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik

19 b. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api. c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara. d. Bendungan dan irigasi. Berikut ini adalah indikator yang dinilai dan masing-masing bobot untuk BUMN Infrastruktur dan Non Infrastruktur. Tabel 2.1 Daftar indikator dan bobot aspek keuangan Indikator Bobot Infra Non Infra 1. Current Ratio Cash Ratio Return On Equity (ROE) Return On Investment (ROI) Perputaran Persediaan Collection Periods Perputaran Total Asset Total Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 6 10 Toal Bobot Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 Berikut ini adalah macam rasio keuangan yang digunakan dalam SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 : 1. Rasio Likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek berupa hutang jangka pendek Perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membayar hutang 36 36

20 hutang jangka pendeknya disebut likuid, sedangkan apabila dalam keadaan tidak mempunyai kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya disebut perusahaan ilikuid. Adapun jenis rasio likuiditas yang dipakai dalam SK Menteri BUMN ini adalah : a. Current Ratio. Current ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi dengan aktiva lancar, atau dengan kata lain current ratio mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Perhitungan current ratio dapat dirumuskan sbb : Aktiva Lancar Current Ratio = x 100 % Hutang Lancar b. Cash Ratio. Cash ratio merupakan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan. Perhitungan cash ratio ini dapat dirumuskan sbb: Kas+Bank+Surat Berharga Jangka Pendek Cash Ratio = x 100 % Hutang Lancar 2. Rasio Rentabilitas

21 Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Adapun jenis rasio rentabilitas yang dipakai dalam SK Menteri BUMN ini adalah : a. Return On Equity (ROE). Yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan kontribusi pemilik dan atau seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Perhitungan ROE dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Setelah Pajak ROE = x 100 % Modal Sendiri b. Return On Investment (ROI). Yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto dan dinyatakan dalam prosentase. Perhitungan ROI dapat dirumuskan sbb : EBIT + Penyusutan ROI = x 100 % Capital Employed 3. Rasio Aktivitas

22 Rasio ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia dalam perputaran modalnya. Rasio-rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan bersih dengan berbagai investasi dalam aktiva-aktiva. Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Adapun jenis rasio aktivitas yang digunakan dalam SK Menteri BUMN ini adalah : a. Perputaran Persediaan / Inventory Turnover. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Perhitungan rasio Perputaran Persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut : Total Persediaan Perputaran Persediaan (PP) = x 365 Total Pendapatan Usaha b. Collection Periods (CP). Collection periods menunjukkan eifisiensi kebijakan pengumpulan piutang yang diperlihatkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghitung piutang tersebut atau periode yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Collection periods mengukur kualitas 39 39

23 piutang usaha suatu perusahaan. Makin pendek collection periods makin baik kualitas usaha, karena makin pendek collection periods berarti pelanggan makin cepat melunasi pinjaman kepada perusahaan. Perhitungan collection periods dapat dirumuskan sebagai berikut : Total Piutang Usaha Collection Periods (CP) = x 365 Total Pendapatan Usaha c. Perputaran Total Aktiva / Total Asset Turnover (TATO). Total asset turnover adalah kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, atau dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Perhitungan Total Asset Turnover (TATO) dapat dirumuskan sebagai berikut : Penjualan Netto TATO = x 100 % Total Aktiva 4. Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang atau seberapa besar dana yang dibiayai oleh pemilik dibandingkan dengan besarnya dana yang berasal dari kreditur. Rasio Solvabilitas yang digunakan dalam SK Menteri BUMN ini adalah: 40 40

24 Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) Yaitu menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan margin of protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur. Rasio modal sendiri dengan total aktiva disebut juga sebagai propietori rasio atau stockholders s equity rasio yang menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan (likuiditas jangka panjang) dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan laporan dalam neraca. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Total Modal Sendiri TMS terhadap TA = x 100 % Total Asset Setelah diketahui total dari masing-masing rasio, maka dapat diketahui tingkat kesehatannya. Adapun penilaian tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 digolongkan menjadi : Tabel 2.2 Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN No. Tingkatan Kategori Skor 1 Sehat AAA > 95 AA 80<TS<=95 A 65<TS<=80 2 Kurang Sehat BBB 50<TS<=65 BB 40<TS<=50 B 30<TS<=40 3 Tidak Sehat CCC 20<TS<=30 CC 10<TS<=20 C TS<=10 Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/

25 Karena yang dinilai hanya aspek keuangan (70%), maka penilaian tingkat kesehatan perusahaan menjadi sebagai berikut : Tabel 2.3 Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Aspek Keuangan No. Tingkatan Kategori Skor 1 Sehat AAA > 66,5 AA 56<TS<=66,5 A 45,5<TS<=56 2 Kurang Sehat BBB 35<TS<=45,5 BB 28<TS<=35 B 21<TS<=28 3 Tidak Sehat CCC 14<TS<=21 CC 7<TS<=14 C TS<=7 Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan haruslah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu pembahasan singkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Brigham (2010:84) Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dengan fokus melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui BAB II BAHAN RUJUKAN Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Fahmi (2013:2) menyatakan bahwa: Laporan Keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Serta. hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

BAB II BAHAN RUJUKAN. suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Serta. hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. BAB II BAHAN RUJUKAN 1.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian kinerja keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJIIKAN

BAB II BAHAN RUJIIKAN BAB II BAHAN RUJIIKAN 2.1 Manajemen Keuangan dan Laporan Keuangan Untuk mencapai tujuan perusahaan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Fungsi-fungsi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kinerja Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Wirawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2013 : 1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan penerbangan banyak diminati oleh banyak orang untuk berpergian karena pelayanan yang diberikan dan waktu yang relatif singkat dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 tahun 1992 pengertian koperasi yaitu: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan tidak hanya terjadi pada perusahaan sejenis di dalam negeri, tetapi juga pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mahlatin (2008) mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang dengan judul Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja Keuangan 2.1.1 Penilaian kinerja keuangan Mulyadi (2007) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada awalnya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada awalnya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Pada awalnya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan bisnis selalu di hadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Untuk mengukur dan menganalisa kondisi fundamental suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul penelitian tersebut. 2.1. Pengertian Laporan Keuangan. Setiap perusahaan mempunyai laporan

Lebih terperinci