CAPAIAN KINERJA DAN URGENSI PENINGKATAN KAPASITAS PELAYANAN pemerintah kota. Banda Aceh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CAPAIAN KINERJA DAN URGENSI PENINGKATAN KAPASITAS PELAYANAN pemerintah kota. Banda Aceh"

Transkripsi

1 PRODUK ANSIS JARINGAN SURVEI INISIATIF analisis situasi CAPAIAN KINERJA DAN URGENSI PENINGKATAN KAPASITAS PELAYANAN pemerintah kota Banda Aceh...Capaian kinerja pemerintahan tidak hanya diukur dari ragam prestasi yang dicapai. Kinerja adalah kemampuan daerah untuk mencapai target yang telah ditetapkan... PENDAHULUAN Paradigma otonomi daerah yang saat ini diterapkan di Indonesia mengedepankan pelayanan publik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat. Secara khusus, orientasi pelayanan publik ini ditempatkan pada tingkat pemerintah kabupaten/ kota yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Berbeda dengan pemerintahan di tingkat provinsi yang lebih banyak berperan dalam penyediaan pelayanan lintas kabupaten/kota, penyediaan pelayanan publik di tingkat kabupaten/kota mencakup lingkup jenis-jenis pelayanan yang secara langsung berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, daya beli, dan infrastruktur. Karena itu, penilaian capaian kinerja pemerintahan di tingkat kabupaten/kota tidak dapat dilepaskan dari kapasitas pemerintah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan publik tersebut dengan kualitas yang memadai 6th Edition Maret 2016 DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN 3 ANALISIS CAPAIAN KINERJA 3 ASPEK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6 ASPEK KEPUASAN MASYARAKAT 8 KESIMPULAN & SARAN JARINGAN SURVEI INISIATIF HEAD OFFICE Jl. Syiah Kuala, Lr. Nyak Bintang, Gp. Lamdingin, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh INDONESIA Telp. (0651) Web: js.inisiatif@gmail.com TIM RISET JSI KETUA TIM Caroline Paskarina ANGGOTA TIM Aryos Nivada DESAIN GRAFIS Teuku Harist Muzani SENIOR EXPERT ANDI AHMAD YANI, AFFAN RAMLI, ELLY SUFRIADI, CHAIRUL FAHMI, MONALISA, FAHRUL RIZA YUSUF 1

2 .. kualitas pelayanan yang selama ini disediakan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh juga dapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang dinikmatinya... Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Walikota Hj. Illiza Saaduddin Djamal baru memasuki tahun ketiga, namun sejumlah prestasi telah berhasil diraih. Di bidang pemberdayaan perempuan dan anak, sepanjang tahun 2012 s.d. 2015, Kota Banda Aceh berhasil meraih predikat Kota yang Cukup Responsif Gender berdasarkan survei FITRA (2012), Manggala Karya Kencana dari BKKBN (2015), Lencana Melati dari Gerakan Pramuka Kwartir Nasional (2015). Kemudian, di bidang pengelolaan keuangan, Banda Aceh menjadi kota yang masuk kategori cukup partisipatif dalam pengelolaan keuangan daerah berdasaekan survei USAID (2015) dan meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI secara berturut-turut selama tahun 2008 hingga Di bidang pelaporan dan evaluasi, selama periode 2008 hingga 2014, Kota Banda Aceh juga meraih prestasi penghargaan LAKIP tepat waktu. Kedisiplinan dalam hal pengelolaan anggaran dan LAKIP juga diikuti dengan pengakuan kualitas pelayanan publik, yang antara lain ditandai oleh keberhasilan program e-kinerja, Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Awards dari Komisi Informasi Aceh (2013), raihan predikat kepatuhan Pemda terhadap Standar Pelayanan Publik (2014), penghargaan Inovasi Pelayanan Publik Terbaik (2014), dan juara I BKN Awards untuk kategori Inovatif se-indonesia dari BKN RI (2015). Selain itu, berbagai penghargaan di bidang infrastruktur, kebersihan, pendidikan, informasi dan teknologi, investasi, lingkungan, dan kehumasan/media juga berhasil diraih oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. proses dari perencanaan hingga realisasi perencanaan tersebut. Hasil pengukuran kinerja adalah perbandingan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Dengan perbandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja (performance gap), yang selanjutnya dianalisis untuk mengetahui penyebab ketidakberhasilan, sehingga dapat ditetapkan suatu strategi guna peningkatan kinerja di masa mendatang. Selain itu, kualitas pelayanan yang selama ini disediakan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh juga dapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang dinikmatinya. Melalui berbagai survei kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan, dapat diperoleh gambaran tentang kondisi pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Meskipun demikian, tulisan ini tidak akan membahas tentang survei kepuasan tersebut, tetapi lebih menganalisis hasil capaian target kinerja dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan Pemerintah Kota Banda Aceh. Melalui analisis tersebut, diharapkan dapat diidentifikasi penyebab belum optimalnya kualitas pelayanan dan kemudian menawarkan solusi untuk meningkatkan capaian kinerja tersebut. Prestasi yang berhasil diraih tersebut menjadi indikasi keseriusan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk melakukan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Akan tetapi, capaian kinerja pemerintahan tidak hanya diukur dari ragam prestasi yang dicapai. Kinerja adalah kemampuan daerah untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pengukuran capaian kinerja mencakup keseluruhan 2

3 analisis capaian kinerja Aspek Kebijakan Pembangunan Kebijakan pembangunan yang memuat target pembangunan jangka menengah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Banda Aceh periode Capaian target pembangunan tersebut disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang memuat capaian target pembangunan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Selama tahun 2014, secara umum realisasi indikator kinerja telah mencapai target yang telah ditetapkan seperti termuat dalam dokumen Penetapan Kinerja Kota Banda Aceh tahun 2014, dengan rincian: 1. Misi I, yakni meningkatkan kualitas pengamalan agama menunju pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah, terdiri dari 5 (lima) sasaran strategis dan 5 (lima) indikator kinerja diperoleh : 4 (empat) indikator kinerja dengan kategori sangat baik, 1 (satu). 2. Misi II, yakni memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik, terdiri dari 7 (tujuh) sasaran strategis dan 7 (tujuh) indikator kinerja diperoleh : 5 (lima) indikator kinerja dengan kategori sangat baik, 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori baik dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori kurang. 3. Misi III, yakni memperkuat ekonomi kerakyatan, terdiri dari 13 (tiga belas) sasaran strategis dan 54 (lima puluh empat) indikator kinerja diperoleh : 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja dengan kategori sangat baik, 2 (dua) indikator kinerja dengan kategori baik, 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori cukup dan 18 (delapan belas) indikator kinerja dengan kategori kurang. 4. Misi IV, yakni menumbuhkan masyarakat yang berintelektualitas, sehat dan sejahtera, menguasai berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, terdiri dari 6 (enam) sasaran strategis dan 15 (lima belas) indikator kinerja diperoleh : 13 (tiga belas) indikator kinerja dengan kategori sangat baik dan 2 (dua) indikator kinerja dengan kategori cukup. 5. Misi V, yakni melanjutkan pembangunan infrastruktur pariwisata yang Islami, terdiri dari 21 (dua puluh satu) sasaran strategis dan 23 (dua puluh tiga) indikator kinerja diperoleh : 18 (delapan belas) indikator kinerja dengan kategori sangat baik, 2 (dua) indikator kinerja dengan kategori baik dan 3 (tiga) indikator kinerja dengan kategori kurang. 6. Misi VI, yakni meningkatkan partisipasi perempuan dalam ranah publik dan perlindungan anak, terdiri dari 4 (empat) sasaran strategis dan 4 (empat) indikator kinerja diperoleh : 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori sangat baik, 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori baik, 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori cukup dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori kurang. 3

4 4 7. Misi VII, yakni meningkatkan peran generasi muda sebagai kekuatan pembangunan kota, terdiri dari 2 (dua) sasaran strategis dan 2 (dua) indikator kinerja diperoleh : 1 (dua) indikator kinerja dengan kategori sangat baik dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori baik. Data di atas menunjukkan bahwa capaian kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh, khususnya yang terkait dengan pencapaian misi Pemerintah Kota masih belum optimal. Dari 7 (tujuh) misi, masih terdapat 4 (empat) misi yang capaian indikator kinerjanya tergolong kurang. Keempat misi yang masih tergolong kurang tersebut berkaitan dengan kapasitas pemerintah dalam mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya dari sisi pemenuhan pelayanan, peningkatan ekonomi, layanan kebersihan, dan partisipasi perempuan. Aspek tata kelola pemerintahan masih menjadi salah satu yang belum secara optimal mencapai keseluruhan sasarannya. Target kinerja yang belum tercapai dalam tata kelola pemerintahan adalah terwujudnya aparatur pemerintah yang memiliki kompetensi, kompetitif, amanah, profesional dan bertanggung jawab. Dalam LAKIP 2014, disebutkan bahwa penyebab dari belum tercapainya target ini adalah karena belum semua aparat pemerintah daerah yang menjalani pendidikan tingkat lanjut menyelesaikan pendidikannya. Upaya meningkatkan kompetensi aparat pemerintah daerah melalui studi lanjut merupakan langkah yang patut diapresiasi, tetapi yang tidak dapat dilupakan adalah pentingnya juga mengembangkan kapasitas aparat pemerintah daerah secara keseluruhan agar memiliki kompetensi tata kelola pemerintahan yang memadai. Dibandingkan dengan target-target lainnya dalam misi yang sama, pencapaian target aparat pemerintah yang kompeten, kompetitif, amanah, profesional, dan bertanggung jawab yang tergolong kurang berbanding terbalik dengan targettarget lainnya, seperti aparat yang disiplin, transparansi birokrasi, birokrasi yang efektif dan efisien, serta pemanfaatan e-government yang justru dinilai baik dan sangat baik. Berbagai penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Banda Aceh terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk perbaikan tata kelola pemerintahan juga mengkonfirmasi keberhasilan Pemerintah Kota Banda Aceh. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur capaian target peningkatan aparat pemerintah yang kompeten, kompetitif, amanah, profesional, dan bertanggung jawab tampaknya belum cukup relevan untuk menunjukkan capaian target tersebut. Dalam misi memperkuat ekonomi kerakyatan, beberapa indikator kinerja yang masih tergolong kurang, antara lain: a. Tersedianya Qanun, Perwal dan RUPM Penanaman Modal, penyebab capaiannya masih kurang karena rancangan qanun bidang penanaman modal masih dalam tahap pembahasan pada SKPD terkait. b. Meningkatnya keberhasilan program pemberdayaan masyarakat, tidak tercapainya kinerja sasaran ini karena tidak terealisasikannya target yang telah ditetapkan pada 2 (dua) indikator kinerja, yakni meningkatnya pengetahuan dan wawasan petani dan nelayan dan meningkatnya keterampilan penyuluh. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran sehingga kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian target indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan. Misi penguatan ekonomi kerakyatan merupakan ujlung tombak dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat Banda Aceh. Selain kedua indikator di atas yang tergolong kurang, beberapa indikator lainnya juga masih berada pada kategori cukup. Misalnya, meningkatnya jumlah pelaku usaha ekonomi, meningkatnya kesempatan kerja bagi pencari kerja, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin, merupakan indikator-indikator yang tergolong cukup. Sementara indikator-indikator yang tergolong baik atau sangat baik berkaitan dengan minat investor, kemudahan perizinan usaha, dan meningkatnya partisipasi pelaku usaha.

5 Capaian indikator-indikator yang tergolong baik ini konsisten dengan penilaian baik untuk upaya pembenahan tata kelola pemerintahan. Meskipun demikian, luaran dari program-program ekonomi kerakyatan ini tampaknya masih berada pada capaian yang belum optimal, misalnya dalam hal peningkatan jumlah pelaku usaha, berkurangnya penduduk miskin, dan peningkatan kesempatan kerja. Belum optimalnya capaian kinerja dalam sektor ekonomi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, salahsatu faktor strategis yang mendukung keberhasilannya adalah kapasitas kewirausahaan (enterpreneuship) di kalangan pelaku usaha. Capaian target di bidang pemberdayaan masyarakat yang masih tergolong kurang tampaknya menjadi penyebab belum optimalnya pengembangan kewirausahaan di kalangan pelaku usaha. Hal ini berkorelasi dengan belum optimalnya perluasan kesempatan kerja bagi pencari kerja. Ketika sektor ekonomi belum berkembang dengan optimal, maka peluang penciptaan lapangan kerja baru juga belum bisa tercapai. Misi pembangunan berikutnya yang masih belum optimal adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur pariwisata yang Islami. Setidaknya terdapat 3 (tiga) hal yang menyebabkan pencapaian target dalam misi ini masih belum optimal, yakni: 1. Terlaksananya pembuangan sisa-sisa sampah yang tidak dapat diolah ke TPA regional Blang Bintang, penyebab belum optimalnya capaian target ini karena serah terima aset TPA Blang Bintang baru terlaksana pada akhir tahun 2014, sehingga belum dapat difungsikan secara optimal. 2. Terciptanya kondisi lingkungan yang bersih di mana semua sampah ditempatkan dengan baik dalam wadah, penyebab belum tercapainya target ini karena selama tahun 2014 tidak terdatanya penyediaan wadah sampah yang dilakukan oleh masyarakat maupun pihak swasta 3. Meningkatnya jumlah RTH yang indah, bersih dan hijau, tidak tercapainya indikator meningkatnya jumlah taman rekreasi untuk tempat bermain dan pendidikan karena pada tahun 2014 hanya dibangun 1 (satu) lokasi taman rekreasi yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari yang ditargetkan 3 (tiga) lokasi. Persoalan-perosalan administratif menyebabkan pencapaian target pada misi ini belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa perlu ada pembenahan dalam hal proses perencanaan dan pengelolaan anggaran maupun pengelolaan aset, sehingga dapat lebih optimal dalam menunjang capaian target pada misi ini. Dalam hal partisipasi publik, khususnya perempuan, target meningkatnya peran perempuan dalam ranah publik sebagai warga kota madani belum terpenuhi dengan optimal. Tidak tercapainya realisasi dari indikator kinerja meningkatnya jumlah perempuan yang mengikuti pelatihan penguatan kelembagaan PUG dikarenakan pada tahun 2014 hanya dilaksanakan pelatihan bagi 100 (seratus) orang dari target yang ditetapkan 461 (empat ratus enam puluh satu). Program kerja yang menjadi ukuran capaian target baru mengarah pada peningkatan kuantitas atau jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam ruang publik, belum pada peningkatan kualitas atau substansi peran perempuan itu sendiri sebagai subjek dalam pembangunan. Uraian di atas menunjukkan bahwa kendati penyelenggaraan tata kelola pemerintahan di Kota Banda Aceh telah berlangsung dengan baik, yang antara lain ditandai dengan diperolehnya berbagai penghargaan dan capaian kinerja yang tergolong baik, tetapi masih terdapat capaian target kinerja yang belum optimal, khususnya yang berkaitan dengan penguatan ekonomi kerakyatan, tata kelola pemerintahan, dan penguatan partisipasi perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Banda Aceh masih perlu melakukan pembenahan dalam pengelolaan program-program pembangunannya agar lebih terfokus pada pencapaian kualitas hidup warga masyarakatnya. 5

6 Aspek Kepuasan Masyarakat terhadap Kualitas Layanan Di sisi lain, kualitas kinerja pemerintahan juga dapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadap berbagai jenis layanan publik yang diselenggarakan pemerintah. Selama tahun 2015, Pemerintah Kota Banda Aceh telah menyelenggarakan survei kepuasan masyarakat terhadap berbagai jenis layanan publik. Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Banda Aceh, misalnya, menyelenggarakan survei pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada 3 (tiga) unit pelayanan publik, yakni Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kantor Pelayanan Terpadu dan Satu Pintu (KPTSP), serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy. Berdasarkan hasil survei tersebut, disimpulkan bahwa pada ketiga unit pelayanan tersebut mempunyai capaian kinerja yang baik dengan nilai IKM antara 58,49 94,05. Meskipun demikian, hasil survei juga menemukan bahwa pada ketiga unit pelayanan tersebut, masih terdapat unsur-unsur pelayanan yang perlu dikuatkan untuk meningkatkan kepuasan pelayanan. Pada ketiganya, unsur pelayanan yang sama yang memerlukan pembenahan adalah spesifikasi layanan dan kesanggupan memenuhi maklumat pelayanan. Mengacu pada UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yang dimaksud dengan spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan. Sementara itu yang dimaksud dengan Maklumat Pelayanan adalah pernyataan kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan. Kedua unsur pelayanan tersebut merupakan bukti komitmen penyelenggara untuk secara konsisten memberikan layanan dengan kualitas yang sama bagi setiap pengguna layanan. Berbeda dengan unsurunsur pelayanan lain yang lebih berkenaan dengan proses dan kapasitas petugas dalam melayani, unsur komitmen dan konsistensi ini agak sulit dilihat secara kasat mata. Maklumat Pelayanan dapat dipasang di dinding kantor pelayanan dan disosialisasikan, tetapi perwujudannya tidak semata ditentukan oleh hal tersebut karena juga terkait dengan penataan keseluruhan proses bisnis pelayanan.... Hasil survei kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan Pemko Banda Aceh menunjukkan bahwa masyarakat secara umum relatif merasa puas dengan pelayanan yang diterima. Namun, perlu ada upaya pembenahan dalam manajemen mutu pelayanan.... 6

7 Demikian pula dengan spesifikasi produk layanan, yang pemenuhannya berkaitan dengan konsistensi antara jenis produk yang dijanjikan dengan yang diterima oleh pengguna pelayanan. Pemenuhan unsur layanan ini berkaitan dengan kapasitas unit pelayanan untuk menyusun secara rinci spesifikasi produk pelayanan yang disediakannya, sehingga untuk dapat meningkatkan capaian terhadap unsur ini, perlu ada pengembangan kapasitas sumber daya manusia serta sarana dan prasarana agar komitmen pelayanan dapat diwujudkan secara konsisten. Bappeda Kota Banda Aceh juga menyelenggarakan survei tingkat kepuasan masyarakat untuk jenis layanan pendidikan pada tahun Survei ini diselenggarakan pada 3 (tiga) unit pelayanan pendidikan Kota Banda Aceh, yakni SMA Negeri, SMK Negeri dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Dalam Laporan Survei yang diterbitkan Bappeda Kota Banda Aceh (2015), dinyatakan bahwa hasil survei TKM pada SMA Negeri menunjukkan 3 (tiga) unsur pelayanan yang perlu dipertahankan prestasinya dikarenakan nilai IKM-nya merupakan tiga besar tertinggi, yaitu 1) unsur keyakinan terhadap kompetensi (competence) dengan nilai 80,74; 2) unsur hubungan guru dan siswa (understanding the customer) dengan nilai 77,50; 3) unsur etika dan sopan santun (courtesy) dengan nilai 77,31. Hasil survei TKM pada SMK Negeri menunjukkan 3 (tiga) unsur pelayanan yang perlu dipertahankan prestasinya dikarenakan nilai IKM-nya merupakan tiga besar tertinggi, yaitu 1) unsur keyakinan terhadap kompetensi (competence) dengan nilai 80,65; 2) unsur komunikasi antar sekolah-siswa-orangtua (communication) dengan nilai 78,89; 3) unsur etika dan sopan santun (courtesy) dengan nilai 78,06. Dua unsur pelayanan dengan nilai terendah pada IKM SMA Negeri dan SMK Negeri, yakni 1) unsur daya tanggap sekolah (responsiveness) dengan nilai 51,30 dan 49,63; dan 2) unsur kondisi fisik sekolah (tangibles) dengan nilai 60,19 dan 53,06. Kedua unsur ini perlu menjadi perhatian dari pihak penyelenggara pendidikan. Hasil survei TKM pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga menunjukkan 3 (tiga) unsur pelayanan yang perlu dipertahankan prestasinya dikarenakan nilai IKM-nya merupakan tiga besar tertinggi, yaitu 1) unsur kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan Disdikpora (credibility) dengan nilai 85,42; 2) unsur keyakinan terhadap kompetensi (competence) dengan nilai 83,75; 3) unsur pelaksanaan kedisiplinan (realibility) dengan nilai 81,88. Dua unsur pelayanan dengan nilai terendah pada TKM Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, yakni 1) unsur rasa aman (security) dengan nilai 73,54; dan 2) unsur kemudahan akses (access) dengan nilai 73,54. Kedua unsur ini perlu menjadi perhatian dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga agar dapat ditingkatkan pada masa mendatang. Survei kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan bidang pendidikan menggunakan instrumen dan indikator yang berbeda dengan survei pada unit-unit pelayanan administratif. Hal ini tidak menjadi masalah karena jenis layanannya berbeda. Kendati ketiga unit pelayanan pendidikan tersebut menunjukkan capaian yang baik dalam hal penyediaan kualitas pelayanan yang memuaskan pengguna layanan, tetapi beberapa unsur pelayanan yang dinilai masih rendah perlu menjadi perhatian. Bagi unit pelayanan pendidikan SMA Negeri dan SMK Negeri, unsur responsivitas dan ketersediaan fasilitas dinilai masih rendah. Hal ini berkaitan dengan kapasitas pelayanan dari unit yang bersangkutan, sehingga pembenahannya diarahkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, prosedur pelayanan yang dapat meningkatkan responsivitas, serta perencanaan dan penganggaran yang dapat mengoptimalkan fasilitas pelayanan. Sementara itu, di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga, unsur rasa aman dan kemudahan akses yang dinilai masih rendah juga berkaitan dengan kapasitas pelayanan yang menyangkut sumber daya manusia petugas pelayanan serta pengaturan dalam fasilitas layanan. 7

8 kesimpulan & saran Hasil analisis terhadap capaian kinerja pemerintahan, baik secara internal melalui analisis terhadap LAKIP maupun eksternal melalui analisis terhadap kepuasan masyarakat atas kualitas pelayanan publik menunjukkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Banda Aceh telah berupaya memberikan kinerja yang baik. Terjadi peningkatan kinerja dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan proses-proses untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas pemerintahan melalui reformasi birokrasi. Tetapi, hasil analisis terhadap dimensi internal maupun eksternal juga menunjukkan bahwa kapasitas pelayanan masih menjadi persoalan krusial untuk segera dibenahi. Karena itu, terdapat sejumlah catatan penting yang perlu untuk diperhatikan oleh para pengambil kebijakan terkait dengan peningkatan kapasitas pelayanan tersebut, yang meliputi: Pertama, kapasitas perencanaan program. Dalam analisis LAKIP, terungkap bahwa penyebab belum optimalnya capaian target kinerja lebih banyak disebabkan oleh persoalan administratif dalam realisasi program kerja. Hal ini berarti bahwa perlu ada peningkatan kapasitas dalam penyusunan rencana program sehingga program yang telah disusun dapat direalisasikan. Penyusunan program perlu mengacu pada standar operasional prosedur yang berlaku, atau jika standar prosedur tersebut belum tersedia, maka perlu segera disusun sehingga tidak menjadi penghambat dalam realisasi program. Keberadaan standar operasional prosedur ini menjadi jembatan yang memungkinkan rencana program diimplementasikan, termasuk juga mengatur tentang bagaimana koordinasi dan konsolidasi antarunit kerja harus dilakukan untuk menjamin agar pelaksanaan program berjalan dengan lancar. Selain dari sisi prosedural, peningkatan kapasitas perencanaan juga menyangkut peningkatan kemampuan aparat perencana untuk menyusun indikator kinerja yang lebih substantif untuk mengukur pencapaian outcome, benefit, dan impact dari capaian kinerja. Hal ini penting untuk dilakukan agar capaian kinerja tidak semata berorientasi pada capaian luaran atau output, tetapi juga mulai mempertimbangkan manfaat dan dampak dari program tersebut secara berkelanjutan. Dengan menetapkan indikator kinerja yang berorientasi pada outcome, benefit, dan impact, diharapkan penyusunan program juga menjadi lebih inovatif tidak sekedar pada program-program rutin yang sudah pernah ada sebelumnya. Kedua, kapasitas pengendalian program. Kapasitas ini berkaitan dengan kapasitas perencanaan program. Temuan LAKIP bahwa masih adanya program-program yang belum terlaksana dengan optimal karena persoalan administrasi, koordinasi, dan konsolidasi dalam pelaksanaanya, menunjukkan bahwa sistem pengendalian program belum optimal dilakukan. Padahal, jika sistem pengendalian berjalan dengan baik, indikasi terhambatnya program akan dengan cepat terdeteksi dan penanganannya dapat dengan cepat dilakukan. Pemerintah Kota Banda Aceh dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk membuat sistem pengendalian program yang terintegrasi dengan sistem perencanaan dan penganggaran, sehingga daya serap anggaran dan kemajuan (progress) pelaksanaan program dapat dimonitor dan dikendalikan sesuai dengan periode waktu monitoring dan evaluasi (per triwulan, per semester, dan per tahun)....prestasi yang telah diperoleh hendaknya menjadi modal bagi Pemerintah Kota Banda Aceh untuk terus meningkatkan motivasi pelayanan kepada seluruh masyarakat, sehingga prestasi dalam tata kelola pemerintahan tersebut berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Banda Aceh.... 8

9 Ketiga, kapasitas manajemen pelayanan yang berorientasi mutu. Hasil survei kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan menunjukkan bahwa masyarakat secara umum relatif merasa puas dengan pelayanan yang diterima. Meskipun demikian, perlu ada upaya pembenahan dalam manajemen mutu pelayanan. Kepuasan pengguna merupakan hasil dari bekerjanya sistem pelayanan yang mencakup alur dari penetapan sistem manajemen mutu, komitmen mutu, dan penyampaian pelayanan. Di sisi lain, kepuasan pengguna juga dipengaruhi oleh tingkat ekspektasinya terhadap layanan yang diterima. Tingkat ekspektasi ini akan terus meningkat seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat, sehingga unit-unit layanan perlu terus meningkatkan manajemen mutu pelayanannya. Dalam kerangka pengembangan sistem pelayanan yang berorientasi mutu, penyampaian pelayanan tidak dipahami sebagai proses rutin, tetapi proses yang terus-menerus mengalami perbaikan yang berlangsung secara terencana dan sistemik. Pemanfaatan berbagai teknologi diakui dapat memudahkan akses publik terhadap pelayanan, tetapi juga penting untuk menguatkan komitmen lembaga untuk memberikan pelayanan yang bermutu. Penguatan komitmen ini dapat dilakukan antara lain, dengan menetapkan standar-standar pelayanan, baik berupa standar pelayanan minimal, standar operasional prosedur, standar pengendalian kualitas pelayanan, bahkan standar penanganan keluhan pelayanan. komitmen mutu ini, pengembangan kapasitas dapat diarahkan pada kebutuhan pengembangan diri dari aparat pelaksana pelayanan, termasuk pengembangan kreativitas untuk mengatasi berbagai keterbatasan dan peningkatan produktivitas. Secara kelembagaan, komitmen mutu juga dikembangkan melalui integrasi layanan, desentralisasi pelayanan, kemitraan, serta teknologi informasi dan komunikasi. Kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh selama tahun telah menunjukkan peningkatan, bahkan hal ini pun diakui melalui diperolehnya banyak penghargaan dalam berbagai sektor dan dari berbagai pihak terhadap keberhasilan Pemerintah Kota Banda Aceh. Prestasi ini menjadi modal bagi Pemerintah Kota Banda Aceh untuk terus meningkatkan motivasi pelayanan kepada seluruh masyarakat, sehingga prestasi dalam tata kelola pemerintahan tersebut berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Banda Aceh. Dengan melakukan pembenahan secara sistemik dalam kapasitas perencanaan, pengendalian, dan manajemen mutu pelayanan, diharapkan capaian kinerja pemerintahan yang positif tersebut dapat berlangsung secara berkesinambungan bagi Kota Banda Aceh. ***** Keberadaan standar-standar ini mencerminkan komitmen penyedia pelayanan untuk menjamin agar pelayanan yang diberikannya memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan pustaka Bappeda Kota Banda Aceh Laporan Survei/Tingkat Kepuasan Masyarakat (TKM) Bidang Perizinan/Non-Perizinan, Administrasi Kependudukan, dan Air Minum di Kota Banda Aceh Laporan Survei/Tingkat Kepuasan Masyarakat (TKM) Bidang Pendidikan di Kota Banda Aceh. Pemerintah Kota Banda Aceh Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAK- IP) Kota Banda Aceh Tahun

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD No Berdasarkan gambaran kondisi saat ini serta kondisi yang diinginkan pada

Lebih terperinci

ANSIS. latar belakang PROFESI & PENGEMBANGAN KEAHLIAN PENDIDIKAN BERBASIS PRODUK DAFTAR ISI. analisis situasi. Volume 8 MEI 2016

ANSIS. latar belakang PROFESI & PENGEMBANGAN KEAHLIAN PENDIDIKAN BERBASIS PRODUK DAFTAR ISI. analisis situasi. Volume 8 MEI 2016 PRODUK ANSIS analisis situasi JARINGAN SURVEY INISIATIF PENDIDIKAN BERBASIS PROFESI & PENGEMBANGAN KEAHLIAN Volume 8 MEI 2016 DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG 4. SUMBER DAYA MANUSIA DI ACEH 6. PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA Jalan Basuki Rahmat No.78, Gedung Graha Tepian Samarinda 7512 Telp. (0541)739614, Fax. (0541)741286 SMS Center/SMS Pengaduan : 08115843555 Web:www.bpptsp.samarindakota.go.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI KAJIAN HUKUM GUGATAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN PILKADA ACEH 2017 EDISI 15 TAHUN 2017 PRODUK JARINGAN SURVEY INISIATIF

ANALISIS SITUASI KAJIAN HUKUM GUGATAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN PILKADA ACEH 2017 EDISI 15 TAHUN 2017 PRODUK JARINGAN SURVEY INISIATIF EDISI 15 TAHUN 2017 PRODUK ANALISIS SITUASI Januari- Februari 2017 JARINGAN SURVEY INISIATIF KAJIAN HUKUM GUGATAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN PILKADA ACEH 2017 COPYRIGHT JARINGAN SURVEY INISIATIF 2017

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat, menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat, menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah secara normatif ditujukan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk dapat mewujudkan Visi Terwujudnya Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis Masyarakat yang Berakhlak dan Berbudaya sangat dibutuhkan political will, baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah organisasi. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

Lebih terperinci

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN k e g i a t a n K O N S U L T A S I P U B L I K PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 - S e m a r a n g, 0 3 M e i 2 0 1 7-1 K e r a n g k a p e n y a j i a n 2 2 1. Berdasarkan HASIL EVALUASI

Lebih terperinci

cukup, dan 11 indikator kinerja bernilai kurang.

cukup, dan 11 indikator kinerja bernilai kurang. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran dari Revisi Pernetapan Kinerja Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014 menunjukkan bahwa dari capaian 6 misi dapat disajikan data sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan 297 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B erdasarkan uraianpada padabab B ai b dan I dii aserta n I I hasil s e ranalisis t a h a sdan i l aevaluasi n a l i s i s kinerja d a n e v a l u a s i k i n e r j a p

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013 Halaman : i RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG Ringkasan Renja 2015 1. LATAR BELAKANG Seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK disampaikan oleh : Drs. F. Mewengkang, MM Asisten Deputi

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2 Penyampaian LKPJ Walikota Bandung Tahun 2012, merupakan wujud akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP IKHTISAR EKSEKUTIF Tujuan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2011-2015 adalah: 1. Untuk mewujudkan tertib administrasi di seluruh bidang sebagaimana

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Pekalongan telah memperlihatkan pencapaian

Lebih terperinci

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi BAB 4 P E N U T U P Kata Pengantar Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Bab 4 Berisi : Gorontalo di susun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kesimpulan dari hasil penyusunan Gorontalo

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG INDlKATOR KINERJA DAN INDlKATOR KEUANGAN ZONA INTEGRITAS PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa indikator

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG 1. LATAR BELAKANG Ringkasan Renja 2015 Seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Penyusunan laporan kinerja Kabupaten Temanggung Tahun 2016 telah mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip prinsip tranparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dimana, asas ini memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dimana, asas ini memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi dimana, asas ini memberikan kebebasan serta keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menjalankan pemerintahannya (Luh Putu,

Lebih terperinci

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Adanya peningkatan pelayanan publik ditandai dengan ekspektasi masyarakat terhadap kualitas pelayanan pada

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA PERIODE Januari Desember 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA 214-218) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 1.1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Dishubkombudpar 55 BAB II PERENCANAANKINERJA A. RENCANA STRATEGIS SKPD Penetapan Visi,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLUNGKUNG JALAN GAJAH MADA NO 47 SEMARAPURA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 Telp. (0366)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah memperlihatkan pencapaian kinerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Provinsi Kalimatan Tengah merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2015 yang memuat realisasi kinerja dan capaian kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa perusahaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode Survei. 2

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode Survei. 2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 2 1.3 Manfaat.. 2 1.4 Metode Survei. 2 BAB II DISKRIPSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru Kondisi saat ini peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci