Tabel 1.1 Komposisi Gas Alam. Komponen Persentase mol (%)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tabel 1.1 Komposisi Gas Alam. Komponen Persentase mol (%)"

Transkripsi

1 SIMULASI TEKNO-EKONOMI UNTUK MODIFIKASI RANCANGAN PADA PROSES REGENERASI GLIKOL DI FASILITAS PENGOLAHAN GAS ALAM Akbar Jati, Bambang Heru Susanto, ST., MT. Teknik Kimia, Fakultas Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, Indonesia Abstrak: Pengolahan gas alam bertujuan memenuhi spesifikasi gas jual. Dehidrasi absorpsi menggunakan glikol mampu menghasilkan kadar air di dalam gas alam kurang dari lb/mmscf dan kehilangan glikol maksimum adalah, gal/mmscf saat regenerasi. Namun, proses regenerasi glikol dengan metode konvensional destilasi atmosferik saat ini terjadi kehilangan glikol sebesar, gal/mmscf. Simulasi modifikasi rancangan pada kolom stripping gas dan penambahan unit TEG cooler pada masukan TEG flash drum mampu mengurangi kehilangan glikol sebesar,89 gal/mmscf. Analisa kelayakan ekonomis menunjukkan bahwa IRR yang didapat sebesar, % dengan MARR sebesar,8 % sehingga modifikasi layak untuk dijalankan. Kata kunci: Modifikasi, Glikol, Stripping gas I. Pendahuluan Kebutuhan energi di Indonesia akan semakin meningkat dari tahun ke tahun yang mana diprediksi pada tahun kebutuhan energi Indonesia akan meningkat sebesar, MMSBM. Saat ini gas alam mendapatkan perhatian dan menjadi pilihan alternatif utama energi dunia karena lebih murah dan ramah lingkungan, serta lebih mudah dalam pengolahannya. Secara umum pengolahan gas alam dilakukan melalui beberapa proses, yaitu: purifikasi (pemurnian), separasi (pemisahan), dan liquefaction (pencairan) untuk gas yang didistribusikan dalam bentuk cair. Uap air dapat menyebabkan korosi ketika berhubungan dengan hidrogen sulfida (H S) dan karbondioksida (CO ) yang senantiasa terkandung didalam gas alam. Uap air juga dapat menyebabkan pembentukan hidrat pada temperatur rendah dan tekanan tinggi. Metode umum untuk menghilangkan kandungan air dari gas alam adalah dehidrasi absorpsi menggunakan glikol. Dalam proses ini glikol yang dipakai adalah triethylene glikol (TEG). TEG yang telah menyerap kandungan air akan mengalir ke kolom regenerasi untuk proses pemurnian TEG (regenerator) yang selanjutnya dialirkan kembali ke kolom TEG contactor sehingga tetap mampu bekerja mengurangi kadar air didalam sale gas kurang dari lb/mmscf. permasalahan yang sedang terjadi pada proses regenerasi glikol di PT X, yaitu hilangnya TEG saat proses regenerasi TEG (Loss of Glycol), dekomposisi atau kerusakan TEG akibat temperatur berlebih pada kolom reboiler ( Thermal Decomposotion of Glycol ), ph Control dan Dew Point Control. Penelitian ditujukan pada pencarian solusi untuk mengatasi hilangnya TEG saat regenerasi. Sebagian besar proses regenerasi TEG dirancang untuk kerugian TEG kurang dari, gal/mmscf gas alam. Saat ini kehilangan TEG dapat mencapai,9 usgpm atau sebesar gal/hari. Dengan laju alir gas,8 MMscfd, maka kehilangan TEG mencapai, gal/mmscf. II. Metode Pada penelitian ini dilakukan simulasi modifikasi untuk mencari rancangan yang mampu menghasilkan kehilangan TEG kurang dari, gal/mmscf. Tahapan penelitian meliputi proses pengumpulan data, dew point control, simulasi dan optimasi rancangan proses regenerasi TEG, modifikasi rancangan dilakukan sampai kehilangan TEG memenuhi spesifikasi, dilanjutkan analisis kelayakan ekonomi pada tahap akhir. III. Hasil dan Pembahasan A. Proses Penentuan Terjadinya Hidrat (Dew Point Control) Karakteritis sale gas yang ada di proses dehidrasi absorpsi PT X memiliki tekanan,8 MPa [ psia] dan temperatur o C [, o F] dengan laju alir gas dari sumur minyak.. std m /day [,8 MMscfd]. Untuk mengetahui kondisi dimana akan terjadi hidrat maka kita perlu terlebih dahulu mengetahui pada kondisi tekanan dan temperatur berapa gas tersebut akan dialirkan dan komposisi sale gas. Untuk mengetahui kadar air maksimum tersebut maka simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan basis massa gas kering (dry gas atau sale gas) dan kondisi tekanan dan temperatur operasi didalam jaringan pipa distribusi. Tabel. Komposisi Gas Alam Komponen Persentase mol (%) Metana 8,8 Etana,8 Propana,9 i-butana,9 n-butana, i-pentana, n-pentana, Heksana,8 Nitrogen, Karbondioksida, Air, Umumnya keberadaan air dalam gas akan mempercepat proses terjadinya hidrat, semakin Simulasi tekno, Akbar Jati, FT UI,

2 tinggi kadar air yang terkandung didalam aliran gas, maka pada tekanan yang sama akan mudah terjadi proses hidrat. Hasil fluida gas yang telah mengalami kesetimbangan uap air jenuh tersebut sekaligus dapat dijadikan sebagai fluida inlet wet gas pada simulasi dehidrasi gas. Hasil simulasi kesetimbangan uap air jenuh dapat dilihat pada tabel. Tabel. Kesetimbangan Uap Air Jenuh Gas Parameter Data Kadar Air inlet Wet Gas (lb/day) 99, Laju Alir inlet Wet Gas (MMscf),8 Kadar Air (lb/mmscf), Hasil simulasi dew point control menunjukkan bahwa dengan kadar air sale gas lb/mmscf dan tekanan operasi,8 MPa [, psia] maka hidrat (dew point) akan terjadi saat gas berada pada temperatur, o F [-, o C]. Untuk mencegah hal tersebut maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu menjaga temperatur gas diatas o F ( o F diatas temperatur hidrat) dan menaikkan tekanan operasional diatas,8 MPa [, psia]. Water Dew Point (lb/ MMscf) Temperatur- Inlet Wet Gas ( o F) Gambar. Grafik Dew Point Control pada Aliran Gas B. Simulasi dan Optimasi Rancangan Proses Regenerasi TEG Gambar. Diagram Alir Proses Regenerasi Glikol B. Tekanan dan Temperatur Inlet Wet Gas Pada temperatur tertentu suatu zat akan memiliki tekanan parsial yang merupakan titik kesetimbangan dinamis gas zat tersebut pada bentuk cair Kadar Air (lb/mmscf) Gambar. Grafik Hubungan Temperatur dengan Kadar Air Sale Gas Pada kenaikan temperatur maka fase cair dari air akan berubah pada fase gas. Sebaliknya pada penurunan temperatur akan membuat zat pada fase gas tersebut akan kembali mengembun dan menaikkan kadar air didalam fase gasnya. Dengan menaikkan tekanan akan membuat air terpisah karana perbedaan tekanan uap. Kadar Air (lb/mmscf) 8 Tekanan - Inlet Wet Gas (Psia) 8 8 Temperatur- Inlet Wet Gas ( o F) Gambar. Grafik Hubungan Tekanan dengan Kadar Air Sale Gas Dengan menurunkan temperatur maka uap air yang telah terpisah akan berubah ke fase cair sebelum dikontakkan dan diserap larutan inhibitor (glikol). Dengan menaikkan tekanan maka uap air didalam akan berkurang. Hal ini disebabkan pada perbedaan tekanan uap antara gas hidrokarbon dengan air. Gas yang memiliki tekanan uap lebih besar akan melepaskan air yang terserap didalamnya. B. Laju Alir Sirkulasi TEG Penentuan laju alir Kolom TEG Contactor yang digunakan dalam proses dehidrasi memiliki jumlah tray sebanyak tray [N=]. Hasil perhitungan manual menggunakan rumus persamaan dasar absorpsi didalam buku Gas Conditioning and Processing (Campbell, ) didapat nilai laju alir Simulasi tekno, Akbar Jati, FT UI,

3 lean TEG 99,8% sebesar usgpm yang dibutuhkan untuk mengurangi dan mendapatkan spesifikasi kadar air lb/mmscf. Water Content (lb/mmscf) 8 TEG CirculaBon Rate ( USGPM ) Gambar. Grafik Hubungan Laju Sirkulasi TEG vs Dew Point & Kehilangan TEG B. Temperatur Lean TEG TEG (gal/mmscf) Water Content TEG di dalam TEG semakin menurun. Namun hasil dari peningkatan laju stripping gas dapat meningkatkan kehilangan TEG di dalam kolom stripping gas. Hal ini kemungkinan besar karena TEG ikut terbawa oleh aliran stripping gas yang mengalir secara counter current. Water Content (Lb/MMscf) Laju Stripping Gas (MMscf) TEG (gal/ MMscf) Water content TEG Gambar. Grafik Hubungan Laju Alir Stripping Gas vs Dew Point dan Kehilangan TEG Water Content (lb/mmscf) Temperatur TEG ( o F) 8 TEG (gal/mmscf) Water Content Make Up TEG Hasil optimasi menunjukkan bahwa kadar air sale gas yang didapat adalah,8 lb/mmscf dengan kehilangan TEG sebesar,9 gal/mmscf. C. Modifikasi Rancangan Proses Regenerasi Glikol. Gambar. Grafik Hubungan Temperatur TEG vs Dew Point dan Kehilangan TEG Salah satu variabel bebas yang sangat berpengaruh didalam proses dehidrasi dan regenerasi TEG adalah temperatur TEG. Temperatur kolom absorpi harus diusahakan memiliki temperatur minimum C lebih tinggi daripada suhu terbentuknya hidrat. Sementara Wet gas yang masuk ke dalam inlet contactor harus berada pada temperatur yang lebih rendah sekitar F dari temperatur inlet lean TEG. Apabila lean TEG berada pada temperatur yang lebih rendah dari wet gas, maka gas akan terkondensasi (Polak, 9). Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya temperatur maka efektifitas TEG dalam mengabsorpsi gas semakin turun. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur TEG maka viskositas TEG semakin turun sehingga tidak mampu mengkondensasikan air didalam wet gas. B. Laju Stripping Gas Gambar. menunjukkan bahwa dengan meningkatnya laju stripping gas, maka efektifitas pemisahan air dari TEG semakin besar. Hal ini dapat dilihat dengan kecenderungan nilai kadar air Gambar.8 Diagram Alir Proses Regenerasi Glikol Setelah Modifikasi Modifikasi difokuskan untuk menyediakan reflux condensor yang mampu menangkap uap TEG yang kemungkinan besar dapat terbawa oleh aliran stripping secara counter current. Modifikasi dilakukan dengan cara memutus keluaran kolom stripping gas yang masih terhubung dengan unit acid gas flare header untuk dipindah dan disambungkan dengan unit TEG flash drum. Unit TEG flash drum adalah unit yang memiliki fungsi seperti expander dan pressur valve yang mampu memberi efek joule thompson pada aliran fluida fase gas. Penurunan tekanan pada TEG flash drum sebesar psia diharapkan mampu mengakibatkan uap TEG terkondensasi dan Simulasi tekno, Akbar Jati, FT UI,

4 terpisah dari fase uap air sebelum dialirkan kembali menuju reboiler. Pemisahannya didasarkan pada perbedaan tekanan uap yang mana air memiliki tekanan uap yang lebih rendah daripada TEG. Uap air yang terpisah selanjutnya mengalir kebagian atas TEG flash drum menuju acid gas flare header, sedangkan TEG yang terkondensasi akan bercampur kembali dan masuk bersama aliran fluida rich TEG menuju kolom regenerator. Modifikasi dengan menghubungkan kolom stripping gas dengan unit TEG flash drum sebagai media reflux tentu saja mengakibatkan temperatur didalam unit TEG flash drum meningkat. Temperatur fluida yang tinggi dari kolom stripping gas akan meningkatkan temperatur didalam TEG flash drum dan ada kecenderungan tekanan didalam TEG flash drum akan meningkat pula. Jika hal ini terjadi maka TEG flash drum akan mengalami penurunan efektifitas didalam proses pemisahan antar fase fluida. Untuk mencegah hal tersebut maka modifikasi selanjutnya adalah menambah unit pendingin (Rich TEG cooler) yang dipasang untuk mendinginkan fluida keluaran TEG reflux condensor dan Cold TEG exchanger sebelum memasuki TEG flash drum. Fluida tersebut terdiri dari uap air, uap TEG, dan gas stripping. Hal yang diharapkan dengan penurunan temperatur dan tekanan tersebut adalah kondisi operasi didalam TEG flash drum akan berada pada kondisi maksimum yang mampu melakukan pemisahan antar fase material stream uap air dan Uap TEG berdasarkan perbedaan tekanan uap. Temp- TEG Flash Drum (F).E+.E+.E+ Q- Rich TEG Cooler (btu/hr).... Gambar.9 Grafik Hubungan Rich TEG Cooler dengan Temperatur Inlet TEG Flash Drum dan Kehilangan TEG Gambar. menunjukkan pengaruh rich TEG cooler terhadap temperatur inlet TEG flash drum dan kehilangan TEG. Meningkatnya kinerja rich TEG cooler akan menyebabkan penurunan temperatur didalam inlet TEG flash drum yang merupakan kolom separator fase. Temperatur yang rendah menyebabkan kehilangan TEG dalam fase uap akan dapat direcovery pada fase cair didalam TEG flash drum. Tabel. Hasil Modifikasi Regenerasi Glikol TEG (gal/ MMscf) Temp- Inlet TEG Flash Drum Parameter Sebelum Modifikasi Setelah Modifikasi Temp- TEG ( o F) Laju Alir-TEG (USGPM) Temp-Reboiler ( o F) 8 8 Kadar Air Sale Gas (lb/mmscf),8,9 Kehilangan TEG (gal/mmscf),9,89 Hasil modifikasi menunjukkan kehilangan TEG kurang dari, gal/mmscf terjadi pada kondisi operasi rich TEG rich cooler sebesar, MMBtu/hr dengan laju alir stripping,8 MMscfd, Temperatur dan laju alir Lean TEG o F dan usgpm, dan Temperatur 8 o F. D. Analisis Kelayakan Ekonomi Base Premium for Equity Market atau Indonesia Government Bond Rate Seri FR, Rf =,% Equity Beta, β (HESS) =, (Nasdaq, ) Indonesia Country Risk Premium, RICRP =,% Didapat Total Equity Market =,9% Dengan menggunakan model CAPM, target IRR atau Cost of Equity dapat dihitung sebagai berikut: IRR equity = Rf + β ( Total Equity Risk Premium) IRR equity =,% +, (,9) =,% Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau Minimum Attractive Rate of Return (MARR) tersusun oleh komponen Cost of Equity (IRR) yang besarnya,% dan Cost of Debt yang besarnya dihitung dari bunga bank yang diasumsikan sebesar % dan pajak pendapatan sebesar % sesuai undang-undang dirjen pajak. Maka struktur pendanaannya akan optimum pada persentase pinjaman,8% dari bank komersial dan, % dari ekuitas. Besarnya Cost of Debt dan WACC (MARR) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Cost of Debt = Interest of Debt x (-Income Tax Rate) Cost of Debt = % x (-%) =,%!"#$!"#$%"&!"## =!"#$%!"#$%"&!"#$%&!"#$%"&!"#$%!"#$%"&!"#$!"!"#$%&!"#$!"!"#$ + WACC =,8% x,% +,% x,% =,8% Kriteria kelayakan investasi proyek modifikasi adalah NPV, dan IRR WACC Simulasi tekno, Akbar Jati, FT UI,

5 Diketahui harga TEG (PT X, ) adalah US$, per mol liter atau $, per galon, dengan indek harga maka didapat harga TEG sebesar US$, per gal. Berdasarkan data simulasi diketahui penghematan TEG sebanyak, gal/mmscf atau 8. gal/tahun maka penerimaan awal dari proyek modifikasi regenerasi TEG di tahun pertama adalah sebesar US$.9/tahun. Karena proyek modifikasi adalah sebuah investasi yang dikerjakan pada suatu industri atau perusahaan yang sudah berjalan maka beberapa komponen dalam TCI sudah tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan. Total modal investasi sebesar US$.988. yang dibutuhkan pada proyek modifikasi regenerasi TEG. Dengan umur operasi selama tahun maka nilai Capital Expenditure (CAPEX) per tahun adalah sebesar US$.8 dengan tingkat bunga %. Total biaya operasional atau Operational Expenditure (OPEX) yang dibutuhkan pada proses hasil modifikasi sebesar US$.. $,. $,. $- $(,.) $(,.) $(,.) Gambar. Grafik Net Cash Flow Modifikasi Regenerasi TEG Suatu proyek dianggap layak apabila IRR lebih besar daripada MARR yang mencerminkan tingkat resiko dari proyek serta ditambah tingkat keuntungan yang diharapkan perusahaan. Adapun Net Present Value (NPV) yang mampu didapat adalah sebesar US$.9. Dalam hal situasi beresiko tinggi, payback period menjadi indikator yang lebih menentukan, didapat nilai pengembalian modal investasi terjadi pada tahun ke- dengan tingkat profitabilitas pada proyek modifikasi regenerasi TEG adalah sebesar,8%. E. Kesimpulan BTCF ATCF Hasil modifikasi rancangan proses regenerasi glikol menghasilkan kehilangan TEG sebesar,89 gal/mmscf dan kadar air didalam sales gas saat dehidrasi absorpsi sebesar,9 MMscf. Hasil modifikasi dilakukan dengan menyambung keluaran gas stripping pada kolom stripping untuk dimasukkan kedalam unit TEG flash drum dan melakukan penambahan unit TEG cooler pada keluaran cold TEG exchanger. Untuk mencapai hasil optimum tersebut maka kondisi operasi yang disyaratkan antara: laju alir lean TEG usgpm dengan temperatur o F dan tekanan psia, laju alir inlet wet gas,8 MMscfd pada temperatur, o F dan tekanan psia, laju alir stripping gas sebesar,8 MMscfd, tekanan dan temperatur TEG flash drum psia dan o F, serta kondisi operasi TEG reboiler pada tekanan psia dan temperatur 8 o F. Analisa kelayakan ekonomi menghasilkan total biaya investasi yang dibutuhkan pada modifikasi rancangan proses regenerasi TEG sebesar US$.988. dan total biaya operasional sebesar US$.. Berdasarkan total equity risk premium sebesar,9% untuk masa investasi selama tahun (-) dan bunga pinjaman bank sebesar % maka hasil optimum investasi akan tercapai apabila perusahaan melakukan pinjaman modal ke bank sebesar,8% dari total biaya investasi yang dibutuhkan dengan IRR yang akan didapat sebesar,% dan NPV US$.9 dengan MARR sebesar,8% dan masa balik modal selama tahun. F. Daftar Pustaka Assosiation, G. P.. GPSA Engineering Data Book Ed:. Tulsa: Gas Processor Supplier Assosiation. -8. Campbell, J. M.. Gas Conditioning and Processing Vol : The Equipment Modules. Texas: John M Campbell and Company. -. Hicks, R. L., and Senules, E. A. 99. New Gas- Water-TEG Equilibria. Hydrocarbon Processing. 8. Kazemi P and Hamidi R.. Sensitivity Analysis of A Natural Gas Try Ethylene Glikol Dehydration Plant in Persian Gulf Region, Petroleum & Coal. -. Luyben, W. L. 99. Process Modelling, Simulation, and Control for Chemical Engineers. Singapore: McGraww-Hill Inc. -. Manning, W. P., and Wood, H. S. 99. Guidelines for Glikol Dehydrator Design Part. Hydrocarbon Processing.. Mohamadbeigy, K. 8. Studying of Effectiveness Paramaters on Gas Dehydration Plant. Petroleum and Coal. -. P. Gandhidasan.. Parametric Analysis of Natural Gas Dehydration by a Tri Ethylene Glikol Solution, Energy Sources Seider, W. D., Seader, J.d., Lewin, D. R.. Product and Process Design Principles. John Wiley & Sons. -8. Simulasi tekno, Akbar Jati, FT UI,

6 Simulasi tekno, Akbar Jati, FT UI,

OPTIMALISASI PEMISAHAN UAP AIR DALAM NATURAL GAS (GAS ALAM) Lilis Harmiyanto. SST* ) Abstrak

OPTIMALISASI PEMISAHAN UAP AIR DALAM NATURAL GAS (GAS ALAM) Lilis Harmiyanto. SST* ) Abstrak OPTIMALISASI PEMISAHAN UAP AIR DALAM NATURAL GAS (GAS ALAM) Lilis Harmiyanto. SST* ) Abstrak Keberadaan natural gas (gas alam) di dalam perut bumi tidak dapat terpisahkan dari air. Pada umumnya gas alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya pembangunan dan aktifitas produksi pada berbagai sektor industri di Indonesia, menyebabkan semakin besarnya kebutuhan energi yang harus dipenuhi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka penunjang penelitian ini meliputi beberapa penjelasan mengenai proses pemurnian pada gas, proses dehidrasi gas yang terdapat di SPG Merbau, larutan Triethylene

Lebih terperinci

RANCANGAN KILANG LPG DENGAN BAHAN BAKU GAS SUAR BAKAR

RANCANGAN KILANG LPG DENGAN BAHAN BAKU GAS SUAR BAKAR - Harga jual produk LPG sebesar US$500/ton; - Harga jual produk kondensat sebesar US$52/barel; - Harga jual lean gas sebesar US$2,5/mmbtu. Asumsi perhitungan untuk skenario B: - Processing fee LPG sebesar

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 08 09 NMGRAP BARU UNTUK PENENTUAN JUMLA TRAY ABSRBER PADA SISTEM DEIDRATR GAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Batasan Masalah dan Asumsi 3.1.1 Langkah Integrasi dengan KPS Lain Telah disampaikan sebelumnya dalam Bab 2, bahwa lapangan X ini dioperasikan oleh KPS B dengan jarak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan *Email: reza.fauzan@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang peningkatan jumlah produksi minyak yang diperoleh dari sumur produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan gas bumi di Indonesia adalah sangat penting mengingat hasil pengolahan gas bumi digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, industri maupun transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan disuatu lokasi lapangan sumur gas Segat di propinsi Riau dan Jakarta. Penelusuran data dilakukan di Jakarta yang merupakan kantor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses pemurnian gas, sumber: Metso Automation. Inc

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses pemurnian gas, sumber: Metso Automation. Inc BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan gas alam merupakan proses terpenting pada industri minyak dan gas alam yaitu mengurangi kadar komponen gas asam yang terdiri dari Karbon Dioksida (CO 2 )

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil optimasi sumur gas dan hasil simulasi hysys

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil optimasi sumur gas dan hasil simulasi hysys BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil optimasi sumur gas dan hasil simulasi hysys 4.1 HASIL OPTIMASI SUMUR GAS Optimasi sumur gas yang dilakukan dimulai dari pengumpulan data sumur gas

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN KILANG LNG MINI DENGAN SUMBER GAS SUAR BAKAR

BAB IV RANCANGAN KILANG LNG MINI DENGAN SUMBER GAS SUAR BAKAR BAB IV RANCANGAN KILANG LNG MINI DENGAN SUMBER GAS SUAR BAKAR 4.1 PEMILIHAN TEKNOLOGI LNG MINI Kilang LNG skala kecil dan sedang atau small- to mid-scale liquefaction (SMSL) berbeda dari kilang LNG skala

Lebih terperinci

MENENTUKAN SUHU MINIMAL PADA CONDENSOR DAN REBOILER DENGAN MENGGUNAKAN KESETIMBANGAN

MENENTUKAN SUHU MINIMAL PADA CONDENSOR DAN REBOILER DENGAN MENGGUNAKAN KESETIMBANGAN MENENTUKAN SUHU MINIMAL PADA CONDENSOR DAN REBOILER DENGAN MENGGUNAKAN KESETIMBANGAN oleh Lilis Harmiyanto *) ABSTRAK Di dalam proses distilasi untuk memisahkan gas-gas dengan cairannya perlu pengaturan

Lebih terperinci

PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant

PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant Iis Rahmadi Rizki,Adi Saputra, ErtiPraputri, Ellyta Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B Sebelum dilakukan perhitungan keekonomian dari pengusahaan Gas Metana- B sesuai dengan prosedur penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, kita harus melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi Berdasarkan raw gas yang berasal dari sumur maka selanjutnya simulasi dengan menggunakan software HYSYS untuk mendapatkan estimasi jumlah / volume

Lebih terperinci

Pengendalian Dehidrasi Natural Gas Dengan TEG Menggunakan PID Controller Dan Model Predictive Control

Pengendalian Dehidrasi Natural Gas Dengan TEG Menggunakan PID Controller Dan Model Predictive Control Pengendalian Dehidrasi Natural Gas Dengan Menggunakan PID Controller Dan Model Predictive Control Andreas Aditya Hendro, Ferry Kurniawan, Renanto Handogo, Juwari Purwo Sutikno Teknik Kimia, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian Perancangan Tangki Pemisah Limbah Cair Fasa Minyak (Cumene) Dari Limbah Cair Untuk Dimanfaatkan Sebagai Bahan Bakar Boiler: Studi Kasus di D-Plant PT. NMC Abdul Wahid dan Deni Purnama Jurusan Teknik Gas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

HYDRATE GAS ALAM: PREDIKSI DAN PENCEGAHANNYA

HYDRATE GAS ALAM: PREDIKSI DAN PENCEGAHANNYA HYDRATE GAS ALAM: PREDIKSI DAN PENCEGAHANNYA oleh : M. Hasan Syukur *) ABSTRAK Setiap perusahaan yang memproduksi gas alam pasti sangat menginginkan agar dalam produksinya berjalan lancar tanpa menemui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus PENGARUH LARUTAN BENFIELD, LAJU ALIR GAS PROSES, DAN BEBAN REBOILER TERHADAP ANALISA KINERJA KOLOM CO 2 ABSORBER DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR ASPEN PLUS V. 8.6 Bagus Kurniadi 1)*, Dexa Rahmadan 1), Gusti

Lebih terperinci

Analisis Performansi Kondisi Operasi Triethyelene Glycol Plant PT. Pertamina Hulu Energi WMO (West Madura Offshore) Gresik

Analisis Performansi Kondisi Operasi Triethyelene Glycol Plant PT. Pertamina Hulu Energi WMO (West Madura Offshore) Gresik JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisis Performansi Kondisi Operasi Triethyelene Glycol Plant PT. Pertamina Hulu Energi WMO (West Madura Offshore) Gresik

Lebih terperinci

Proses Pengolahan Gas Alam Gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan uap air yang bervariasi.

Proses Pengolahan Gas Alam Gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan uap air yang bervariasi. Proses Pengolahan Gas Alam Gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan uap air yang bervariasi. Adanya hidrogen sulfida dalam gas alam untuk konsumsi rumah tangga tidak bisa

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

EVALUASI KOLOM DISTILASI BUTANOL-AIR DENGAN INTEGRASI PANAS UNTUK MENDAPATKAN TOTAL ANNUAL COST (TAC) MINIMUM

EVALUASI KOLOM DISTILASI BUTANOL-AIR DENGAN INTEGRASI PANAS UNTUK MENDAPATKAN TOTAL ANNUAL COST (TAC) MINIMUM EVALUASI KOLOM DISTILASI BUTANOL-AIR DENGAN INTEGRASI PANAS UNTUK MENDAPATKAN TOTAL ANNUAL COST (TAC) MINIMUM Nama Mahasiswa : 1. Satrio Pamungkas NRP.230610005 : 2. Tri Hartanto A NRP.230610000 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili

Lebih terperinci

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN LPG PLANT DI LAPANGAN X - SUMATERA SELATAN TESIS I NYOMAN ARYA SIDI MANTRA

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN LPG PLANT DI LAPANGAN X - SUMATERA SELATAN TESIS I NYOMAN ARYA SIDI MANTRA UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN LPG PLANT DI LAPANGAN X - SUMATERA SELATAN TESIS I NYOMAN ARYA SIDI MANTRA 0706304901 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPOK JULI 2010 i Universitas Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGOLAHAN NGL DI BLOK X TUGAS AKHIR. Oleh: RIO AZWAD PATTIWANGI NIM

PERANCANGAN PENGOLAHAN NGL DI BLOK X TUGAS AKHIR. Oleh: RIO AZWAD PATTIWANGI NIM PERANCANGAN PENGOLAHAN NGL DI BLOK X TUGAS AKHIR Oleh: RIO AZWAD PATTIWANGI NIM 12206085 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

FORUM IPTEK Vol 13 No. 03 STUDI PENGAMATAN PROSES DEHIDRASI PADA PROSES PEMURNIAN GAS

FORUM IPTEK Vol 13 No. 03 STUDI PENGAMATAN PROSES DEHIDRASI PADA PROSES PEMURNIAN GAS 1. Pendahuluan STUDI PENGAMATAN PROSES DEHIDRASI PADA PROSES PEMURNIAN GAS Oleh : Risdiyanta ST Abstrak Dalam proses pengolahan gas alam (natural gas) maka di lakukan proses pemurnian mulai dari pemisahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR BAGAN...

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Gas Processing. SMK / MAK Kelas XI dan XII GAS PROCESSING

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Gas Processing. SMK / MAK Kelas XI dan XII GAS PROCESSING Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Gas Processing SMK / MAK Kelas XI dan XII GAS PROCESSING i DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor Materi : Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam industri minyak dan gas bumi, peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik membutuhkan terobosan nasional dalam sinkronisasi perencanaan produksi, pengembangan

Lebih terperinci

PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant

PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant Adi Saputra, Iis Rahmadi Rizki, ErtiPraputri, Ellyta Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

3.1. TAHAP PENELITIAN

3.1. TAHAP PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1. TAHAP PENELITIAN Dalam pelaksanaan penulisan penelitian ini, dilakukan metodologi yang saling berkaitan antara operasional keja terminal penerima LNG dengan industri yang bisa bersimbiosis

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB III PROSES PEMBAKARAN 37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN Oleh : DienNurfathia UlfaHardyanti I0509012 I0509041 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JUDUL OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS DAN PENENTUAN KONDISI PROSES UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN YANG MAKSIMAL TESIS

JUDUL OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS DAN PENENTUAN KONDISI PROSES UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN YANG MAKSIMAL TESIS UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS DAN PENENTUAN KONDISI PROSES UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN YANG MAKSIMAL TESIS IMAM DERMAWAN NPM 0706304914 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM TEKNIK KIMIA SALEMBA

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Asumsi-Asumsi Pembangunan 4.1.1. Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek Berdasarkan keterangan yang diperoleh, pelaksanaan pembangunan proyek telah dimulai sejak awal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA I. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods)

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods) BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods) Di muka telah dibicarakan tentang penggunaan diagram entalpi komposisi pada proses distilasi dan penggunaan diagram (x a y

Lebih terperinci

Optimasi Penyerapan H 2 S Terhadap Perubahan Suhu Ambient dalam Amine Contactor dengan Metode Non-Linier Programming di HESS Indonesia Pangkah Ltd

Optimasi Penyerapan H 2 S Terhadap Perubahan Suhu Ambient dalam Amine Contactor dengan Metode Non-Linier Programming di HESS Indonesia Pangkah Ltd Tugas Akhir Teknik Fisika ITS Optimasi Penyerapan H 2 S Terhadap Perubahan Suhu Ambient dalam Amine Contactor dengan Metode Non-Linier Programming di HESS Indonesia Pangkah Ltd Muhammad Faisol Haq (2408100010)

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA Disusun oleh : 1. Fatma Yunita Hasyim (2308 100 044)

Lebih terperinci

Metode Seleksi Material pada Pengilangan Minyak dan Gas Menggunakan Neraca Massa dan Energi dan Diagram Alir Proses

Metode Seleksi Material pada Pengilangan Minyak dan Gas Menggunakan Neraca Massa dan Energi dan Diagram Alir Proses Metode Seleksi Material pada Pengilangan Minyak dan Gas Menggunakan Neraca Massa dan Energi dan Diagram Alir Proses Material Selection Methodology in Oil and gas Refinery using Heat Material Balances and

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

ANALYSIS RATE OF RETURN

ANALYSIS RATE OF RETURN ANALYSIS RATE OF RETURN Disusun Oleh: Nama Kelas Mata Kuliah : Alif Rendy Riyoga : 3IB01 : Ekonomi Teknik TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI REGENERASI AMINE MENAMBAHKAN FLASH TANK DAN REBOILER DI CO 2 REMOVAL PLANT PT REKAYASA INDUSTRI PERTAMINA EP FIELD SUBANG

SIMULASI OPTIMASI REGENERASI AMINE MENAMBAHKAN FLASH TANK DAN REBOILER DI CO 2 REMOVAL PLANT PT REKAYASA INDUSTRI PERTAMINA EP FIELD SUBANG SIMULASI OPTIMASI REGENERASI AMINE MENAMBAHKAN FLASH TANK DAN REBOILER DI CO 2 REMOVAL PLANT PT REKAYASA INDUSTRI PERTAMINA EP FIELD SUBANG Amine Regeneration Optimization Simulation by Adding Flash Tank

Lebih terperinci

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA Prof. Indra Bastian, MBA, Ph.D, CA, CMA, Mediator PSE-UGM Yogyakarta,25 Agustus 2014 PRODUK GAS 1. Gas alam kondensat 2. Sulfur 3. Etana 4. Gas alam cair (NGL): propana,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat dari tahun ke tahun,

BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat dari tahun ke tahun, 12. 13. IX.1. Diskusi BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat dari tahun ke tahun, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan semakin menipisnya ketersediaan

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN COALBED METHANE (CBM) DI INDONESIA DENGAN BERBAGAI MODEL PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) BERBASIS JOINT STUDY PADA LAPANGAN CBM X Abstrak Arif Budi Ariyanto, Siti Nuraeni

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2) iv BAB 2 DASAR TEORI Sistem produksi minyak dan gas terutama untuk anjungan lepas pantai memerlukan biaya yang tinggi untuk pemasangan, pengoperasian dan perawatan. Hal ini diakibatkan faktor geografis

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK OLEH : NANDA DIAN PRATAMA 2412105013 DOSEN PEMBIMBING : TOTOK RUKI BIYANTO, PHD IR. RONNY DWI NORIYATI,

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN TARIF PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Distilasi Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan campuran bahan kimia berdasarkan perbedaan kemudahan menguap (volatilitas) bahan dengan titik didih

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Deviany Kartika, Miftahul Arifin, Rahman Darmawan Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Sweetening Gas Beberapa proses yang dapat digunakan untuk memisahkan gas asam dari gas alam antara lain : 2.1.1 Iron-Sponge Sweetening Proses iron sponge atau proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DESKRIPSI FASILITAS PEMROSESAN GAS [1] Fasilitas produksi migas yang digunakan pada studi kasus ini menghasilkan produk berupa minyak mentah, gas alam yang dialirkan melalui

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mulai dari pengumpulan data hingga pengolahan data. Pengumpulan data dimulai dengan menentukan lokasi penelitian, pasar produk yang

Lebih terperinci

SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V

SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V Johana Tanaka* dan Dr. Budi Husodo Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran Perancangan proses dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan rancangan proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh dan sebagai upaya peningkatan

Lebih terperinci

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 Faris Razanah Zharfan 06005225 / Teknik Kimia TUGAS. MENJAWAB SOAL 9.6 DAN 9.8 9.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past.5 cm-od tubes through which water is flowing

Lebih terperinci

PROSES KERJA GAS COMPRESSOR DIDALAM PENGOLAHAN GAS ALAM DI PT. CNOOC SES Ltd.

PROSES KERJA GAS COMPRESSOR DIDALAM PENGOLAHAN GAS ALAM DI PT. CNOOC SES Ltd. PROSES KERJA GAS COMPRESSOR DIDALAM PENGOLAHAN GAS ALAM DI PT. CNOOC SES Ltd. Nama : Eirene Marten S. NPM : 22411340 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC Abstraksi Gas compressor

Lebih terperinci

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs

Lebih terperinci

BAB II INJEKSI UAP PADA EOR

BAB II INJEKSI UAP PADA EOR BAB II INJEKSI UAP PADA EOR Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah istilah dari kumpulan berbagai teknik yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak bumi dan saat ini banyak digunakan pada banyak reservoir

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Proudly present Biaya Modal (Cost of Capital) Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com BIAYA MODAL (Cost of Capital) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Pengertian Biaya modal

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci