BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods)
|
|
- Ratna Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods) Di muka telah dibicarakan tentang penggunaan diagram entalpi komposisi pada proses distilasi dan penggunaan diagram (x a y a v S x C y C ) pada proses ekstraksi untuk memperkirakan kebutuhan jumlah stage ideal agar diperoleh hasil pemisahan yang tertentu, atau cara penyelesaian tersebut dikenal dengan plate to plate calculation. Dalam praktek berhitung masih ada cara lain yang cukup singkat sehingga jawaban yang diinginkan dapat segera diperoleh, dan masih dianggap cukup teliti. Cara perhitungan ini tidak memerlukan lagi kurva (x.y) vs. (h. H) atau (x A, y A ) vs. (x C, y C ), tetapi hanya kurva seimbang saja atau kurva (x vs. y), dan cara penyelesaian ini dikenal sebagai constant molal over flow. Pada dasarnya untuk evaluasi kebutuhan stage seimbang diperlukan dua persamaan, yaitu: 1. Persamaan garis keseimbangan (hubungan x dan y yang keluar dari suatu stage) berada pada kurva seimbang. 2. Persamaan garis operasi (hubungan antara dua arus di antara dua stage yang berurutan) disusun berdasarkan neraca massa. 1. Simple Countercurrent Cascade Neraca massa total Neraca massa komponen: Jika arus L dan arus V konstan atau mendekati konstan, maka persamaan di atas dapat dituliskan sebagai persamaan garis operasi seperti berikut: Universitas Gadjah Mada 1
2 Persamaan ini merupakan persamaan garis lurus dengan slope dan intersep Persamaan garis operasi di atas sangat mudah untuk digambarkan jika diketahui letak satu titik dan tangeri arahnya (slopenya). Simple Contercurrent Cascade pada Proses Distilasi Jika pengaruh perubahan panas tidak merubah kecepatan molal aliran cairan atau uap ( L atau V ) dari stage ke stage Iainnya, maka garis operasinya juga merupakan garis lurus. Aliran molal cairan dan uap dalam kolom distilasi komponen biner dipengaruhi oleh empat faktor: 1. Panas penguapan campuran ( ) 2. Panas pencampuran cairan dan uap 3. Perubahan kapasitas panas (C p ) terhadap suhu 4. Panas yang hilang dari dinding kolom. Jika panas penguapan campurannya konstan dan fraktor ke 2, 3 dan 4 dapat diabaikan, pengaruhnya karena relatif kecil, maka garis uap jenuh dan garis cair jenuhnya akan sejajar, maka, L dan V sepanjang kolom akan tetap dan garis operasi akan berupa garis lurus. Atau sehingga garis operasinya akan mudah digambarkan jika komposisi ke empat arus terminal diketahui. Garis operasi ini digambarkan dalam satu koordinat dengan kurva seimbang, dengan cara ini perhitungan stage seimbang dapat dengan mudah dilakukan. Universitas Gadjah Mada 2
3 Simple Contercurrent Cascade pada Proses Ekstraksi Jika solven B dan C tidak saling melarutkan, maka konsentrasi keseimbangan A pada fase V (y A ) dan A pada fase L (x A ) dapat dinyatakan dalam satu kurva seimbang yang sederhana (keseimbangan ektraksi tipe 1). Tetapi pada keadaan ini total aliran massa L dan V sepanjang kolom tidak tetap. Komponen A pada arus rafinat L ditransfer ke arus ekstrak V, sehingga nilai L akan jauh berkurang dan nilai V akan makin bertambah. Oleh karena nilai L dan V tidak tetap, maka persamaan garis operasinya tidak berupa garis lurus. Agar diperoleh garis yang lurus, maka didefinisikan simbol-simbol yang baru seperti sebagai berikut. Arus rafinat mengandung diluent dan solute.(l = B + A) kemudian didefinisikan arus baru atas dasar bebas solute, sehingga dapat didefinisikan arus rafinat sebagai L = B yang nilainya tetap karena B tidak melarut dalam C. dengan: L' = massa rafinat yang tidak terekstrak (komponen B ), tidak termasuk A Pada arus ekstrak (V = C + A) karena nilai C tetap, maka didefinisikan besaran baru V = C. V' = massa pelarut pada fasa ekstrak (komponen C ) tidak termasuk A Selanjutnya didefiniskan fraksi massa baru sebagai berikut: Dengan menggunakan basis fraksi massa bebas solut, maka neraca massa komponen A dapat dituliskan sebagai berikut: Atau : OIeh karena B dan C tidak saling melarut, maka nilai V' dan nilai L' konstan, sehingga persamaan garis operasinya juga merupakan garis lurus. Tetapi perlu diperhatikan bahwa diagram keseimbangannya juga perlu diubah dari koordinat x dan y menjadi koordinat X dan Y. Variabel Operasi Jika nilai ( ) minimum, maka nilai N akan tak terhingga. Hal ini terjadi jika garis operasinya menyinggung atau memotong kurva seimbang. Universitas Gadjah Mada 3
4 Contoh soal: Suatu gas hasil dari proses gasifikasi batubara akan dihilangkan kandungan minyak ringannya dengan menggunakan minyak pencuci sebagai absorbennya. Minyak ringan yang terambil dipungut kembali menggunakan suap di menara stripper. Kondisi operasinya adalah sebagai berikut: Absorber: Gas masuk 0,250 m 3 /dt ( ft 3 /j) pada suhu 26 C, Pt 1,07 x 10 5 N/m 2 (803 mm Hg) yang berisi 2% uap minyak ringan yang kebanyakan berisi benzen. % removal yang diinginkan adalah 95. Minyak pencuci masuk pada 26 C dan berisi 0,005 mol fraksi benzen dan mempunyai Bm 260. Sirkulasi minyak yang digunakan sebanyak 1,5 kali minimumnya. Stripper: Larutan dari absorber dipanasi sampai 120 C dan masuk stripper pada tekanan atmosferik. Uap yang digunakan adalah super heated steam pada 122 C. Minyak pencuci yang berisi 0,005 mol fraksi benzen didinginkan dan dikembalikan ke absorber dan kecepatan uap yang digunakan adalah 1,5 harga minimumnya. Hitunglah kebutuhan minyak dan uap. Hitunglah jumlah tray untuk absorber. Universitas Gadjah Mada 4
5 Penyelesaian: Basis : 1 detik Untuk 95% removal Pada suhu 26 C tekanan uap benzene: P = 100 mmhg = N/m 2 Untuk larutan ideal: Dari persamaan di atas didapatkan: Universitas Gadjah Mada 5
6 Dari gambar ditarik garis lurus dari (y 2, x 2 ) yang menyinggung kurva kesetimbangan dan memotong garis y 1 = 0,0204, sehingga didapatkan x 1 = 0,176. STRIPPER Pada suhu 122 C, tekanan uap benzen adalah mmhg = 319,9 kn/m 2. Dengan cara yang sama didapatkan: Dibuat garis lurus dari (x 1, y 1 ) yang menyinggung kurva kesetimbangan, sehingga didapatkan y 2 = 0,45 Universitas Gadjah Mada 6
7 ABSORBER Jumlah tray dapat dihitung dari grafik, dan didapatkan 7,6. Perhitungan tray secara teoritis Universitas Gadjah Mada 7
8 Menggunakan persamaan Menggunakan grafik 5.16 halaman 129 atau grafik 8.20 halaman Countercurrent Flow With Reflux Dengan adanya reflux pada satu ujung atau pada dua ujung cascade, dan feed masuk pada stage tertentu dari cascade, maka pada keadaan ini terdapat dua arus netto ( dan ) atau terbentuk dua garis operasi, yaitu: a. Garis operasi pada sesi enriching (sesi atas) untuk nilai L dan V yang konstan, maka persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut: Universitas Gadjah Mada 8
9 b. Garis operasi pada sesi stripping (sesi bawah) Jika nilai dan pada sesi stripping tetap, maka persamaan di atas dituliskan sebagai berikut: Kedua garis operasi pada sesi atas dan bawah tersebut merupakan garis lurus dengan slope = untuk sesi atas, dan slope = untuk sesi bawah. Countercurrent Flow With Reflux pada Proses Distilasi (Metode McCabe-Thiele). Pada proses pemisahan dengan cara penyulingan V c = 0 dan V S+1 = 0, karena tidak menggunakan zat pelarut, sehingga persamaan garis operasinya dapat dituliskan menjadi: Sesi Enriching Atau Atau Garis lurus Universitas Gadjah Mada 9
10 Sesi Stripping Garis lurus : Dua garis lurus di atas dapat digambarkan dalam diagram keseimbangan. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika hubungan antara kedua garis operasi tersebut di atas dengan karakteristik umpan? Kedua garis operasi berpotongan pada suatu titik di sekitar tempat masuknya umpan. Jika kedua garis tersebut berpotongan pada titik i, maka: Maka persamaan garis operasi atas (enriching) dapat dituliskan sebagai berikut: Dan garis operasi bawah (stripping) adalah sebagai berikut: Selisih kedua persamaan di atas adalah: Neraca massa komponen di seluruh cascade: Neraca massa total di seluruh cascade: Jika persamaan (c) disubstitusikan ke persamaan (b) didapatkan persamaan: Universitas Gadjah Mada 10
11 Arus netto pada sesi atas: Arus netto pada sesi bawah: Persamaan (e) dan (f) disubstitusikan ke persamaan (d), dan didapatkan: Dengan Dan jika, maka, atau garis q yang merupakan tempat kedudukan titik potong garis operasi atas dan bawah. Garis q ini dapat digambarkan jika letak titik Z F diketahui dan tangen arah garis q adalah ( ). Pada proses distilasi, hubungan garis-garis operasi dengan umpan dapat diuraikan berdasarkan neraca massa dan neraca entalpi sebagai berikut: Persamaan (a) di atas: Pada distilasi: V S+1 dan y S+1 bernilai 0 V C dan y C bernilai 0 Universitas Gadjah Mada 11
12 Neraca panas di sekitar feed plate dihitung dengan cara sebagai berikut: Umpan cair jenuh : h F = h L q = 1 Umpan cair jenuh: h F = H v q = 0 Umpan cairan dingin (cold liquid) Umpan uap lewat panas Universitas Gadjah Mada 12
13 Kondisi V F L F H Vf H LF H F q 1. Cairan dingin 0 F --- h F h F < h L > Cairan jenuh 0 F --- h F h F = h L =1 Tak terhingga 3. Cairan + uap V F L F H F h F h L < h F < H V Uap jenuh F 0 H F --- H f = H V Uap lewat panas F 0 H F --- H f > H V <0 + Universitas Gadjah Mada 13
14 Beban Kondensor Neraca panas di sekitar kondensor: Kondensor total: kondensor parsial: Beban Reboiler Neraca panas total bila tidak ada panas yang hilang lewat dinding (Q loss = 0) Q C + Q B = h D D + h B B - h F F Bila ada panas yang hilang lewat dinding dapat dituliskan sebagai berikut: Variabel operasi Reflux total Universitas Gadjah Mada 14
15 dengan: R = tak terhingga Dan jika R = tak terhingga, maka Y n+1 = x n, sehingga garis operasi garis = garis diagonal. Atau pada keadaan reflux total D = 0; B = 0, dan F = 0, maka L = V = =, dengan slope garis operasi = 1 (garis operasi = garis diagonal) Reflux Minimum Jika nilai R semakin kecil, maka slope garis operasi juga akan semakin kecil dan intersepnya akan semakin besar. Bila R diperkecil garis operasinya, maka pada suatu saat akan menjadi semakin besar memotong atau menyinggung kurva seimbang di suatu titik. Universitas Gadjah Mada 15
16 Untuk Kasus Open Steam Pada kondisi ini yang berubah adalah neraca massa pada sesi stripping, yang dapat dituliskan sebagai berikut: Constant molal overflow: dengan: V S y S = 0 Menentukan titik pada ujung bawah: x m = x N dan y m -1 = y s = 0 Bila digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Universitas Gadjah Mada 16
17 Intermediate Streams (dengan Cara Penyederhanaan) Cara Pertama o Arus I bisa berupa arus hasil atau arus umpan o Terdapat 3 persamaan garis operasi o Ada 2 garis q Garis operasi sesi atas: Garis operasi sesi bawah: Garis operasi sesi tengah Universitas Gadjah Mada 17
18 Urutan cara pengerjaan: o Gambarkan kedua garis q pada Z F dan Z 1 o Gambarkan garis operasi atas, dan x D dengan slope (memotong garis q F ) o o Gambarkan garis operasi tengah, dari titik potong pada garis q F dengan slope yang memotong garis q I Gambarkan garis operasi bawah, dengan cara menghubungkan titik x B dengan titik potong pada garis Cara Kedua Jika kedua arus intermediate dinyatakan dengan arus, maka cascade dapat dipandang sebagai cascade dengan satu umpan ( ), sehingga: I + F = Urutan pengerjaannya adalah sebagai berikut: Gambarkan ketiga garis q, yaitu q 1, q, dan q F. Nilai q dihitung berdasarkan sifat arus Gambarkan garis operasi atas dengan slope sampai memotong garis q Gambarkan garis operasi bawah dengan menghubungkan titik potong antara garis operasi atas dengan garis q pada q dengan x B. Selanjutnya garis operasi tengah didapatkan dengan menghubungkan antara titik potong garis operasi atas dengan q F dan titik potong garis operasi bawah dengan q I. Universitas Gadjah Mada 18
19 Stage Efficiencies Pada alat stage wise contact yang sebenarnya, arus yang keluar dari stage tersebut tidak dalam keadaan keseimbangan. Hal ini disebabkan karena bila mendekati keadaan seimbang waktu kontak yang dibutuhkan menjadi sangat lama. Kontak fasa dalam single stage Terdapat 2 definisi efisiensi, yaitu: 1. Overall Efficiency, yang dinyatakan dengan: Universitas Gadjah Mada 19
20 2. Murphree Stage Efficiency: Perhitungan Stage Analitis Perhitungan stage secara analitis ini dapat digunakan pada arus lawan arah sederhana yang mempunyai garis operasi dan garis seimbang berupa garis lurus. Neraca massa sekitar stage: Untuk L dan V yang konstan: Garis seimbang akan berupa garis lurus jika mengikuti hukum Henry seperti berikut: Jika persamaan (2) disubstitusikan ke dalam persamaan neraca massa (1) maka akan didapatkan: Dengan : Universitas Gadjah Mada 20
21 Dengan cara yang sama untuk stage 2 didapatkan: Y 1 dari persamaan (4) disubstitusikan ke persamaan (5) dan didapatkan: Jika disederhanakan didapatkan: Dengan cara yang sama sampai stage yang ke N dapat diperoleh persamaan yang mirip dengan persamaan (7), yaitu: Neraca massa di seluruh stage (stage 1 sampai dengan stage N ): Dan dapat ditulis sebagai: didapatkan: Substitusikan persamaan (8) ke persamaan (9), dan. setelah disederhanakan Atau dapat dituliskan sebagai: Atau dapat dituliskan menjadi: Universitas Gadjah Mada 21
22 Jika dilogkan didapatkan: Persamaan (10) dapat digunakan untuk menentukan jumlah stage jika data-data yang diperlukan diketahui. Perhitungan Stage Minimum Secara analitis Cara ini pertama kali ditemukan oleh Fenske, dan hanya berlaku untuk realtive volatility yang konstan. Berdasarkan definisi relative volatility AB =, dan untuk stage ke N dapat dituliskan: Pada reflux total (N min ), garis operasinya berimpit dengan garis diagonal sehingga Y N = X N - 1, dan didapatkan: Untuk stage N-1: Dan untuk seterusnya sampai stage 1, adalah: Untuk kondensor total Y 1 = X D dan untuk hasil bawah dalam bentuk cair X N X B, maka: Universitas Gadjah Mada 22
BAB III. PERHITUNGAN STAGE SEIMBANG
BAB III. PERHITUNGAN STAGE SEIMBANG Konsep stage seimbang dapat dipergunakan untuk memperkirakan hasil pemisahan suatu campuran. Konsep ini menggunakan dasar bahwa arus yang keluar stage dalam keadaan
Lebih terperinciBab VI. CAMPURAN MULTI KOMPONEN
Bab VI. CAMPURAN MULTI KOMPONEN Pada bab ini akan dibahas secara ringkas prinsip pemisahan multi komponen. Pembahasan pemisahan campuran multi komponen bersifat singkat karena secara prinsip atau konsep
Lebih terperinciBAB II. KESEIMBANGAN
BAB II. KESEIMBANGAN Pada perhitungan stage wise contact konsep keseimbangan memegang peran penting selain neraca massa dan neraca panas. Konsep rate processes tidak diperhatikan pada alat kontak jenis
Lebih terperinciALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER
PMD D3 Sperisa Distantina ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER Silabi D3 Teknik Kimia: 1. Prinsip dasar alat transfer massa absorber dan stripper. 2. Variabel-variabel proses alat absorber dan stripper.
Lebih terperinciFISIKA 2. Pertemuan ke-4
FISIKA 2 Pertemuan ke-4 Teori Termodinamika Bila suatu campuran memenuhi sifat ideal, baik fasa gas dan fasa cairannya, maka hubungan keseimbangannya dapat dinyatakan dengan Hukum Raoult dan Dalton: dengan
Lebih terperinciPMD D3 Sperisa Distantina
PMD D3 Sperisa Distantina Materi sebelumnya adalah neraca eksternal, untuk menghitung jumlah stage harus dianalisis neraca internal. Materi Neraca internal adalah materi optional, diberikan jika Neraca
Lebih terperinciPERANCANGAN TRAY TOWER. Asep Muhamad Samsudin
PERANCANGAN TRAY TOWER PERANCANGAN ALAT PROSES Asep Muhamad Samsudin Ruang Lingkup 1. Pemilihan Tipe Kolom 2. Penentuan Kondisi operasi 3. Perancangan Tray Tower 4. Perancangan Packed Tower Penentuan Kondisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Distilasi Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan campuran bahan kimia berdasarkan perbedaan kemudahan menguap (volatilitas) bahan dengan titik didih
Lebih terperinciMateri kuliah OTK 3 S1 Sperisa Distantina
Materi kuliah OTK 3 S1 Sperisa Distantina IMMISCIBLE EXTRACTION Pustaka: Wankat, chap. 16. Dalam sistem immiscible extraction, hanya solut yang terdistribusi di kedua fase. Keseimbangan solute dinyatakan
Lebih terperinciBAB V. CONTINUOUS CONTACT
BAB V. CONTINUOUS CONTACT Operasi pemisahan continuous contact secara prinsip berbeda dengan stage wise contact. Pada operasi pemisahan ini, kecepatan perpindahan massa berlangsung saat kedua fasa tersebut
Lebih terperinciPMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Peserta kuliah harus membawa: 1. kertas grafik milimeter 2. pensil/ballpoint berwarna 3. penggaris PM 3 perisa istantina EKTRKI CIR-CIR Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen
Lebih terperinciPERANCANGAN PACKED TOWER. Asep Muhamad Samsudin
PERANCANGAN PACKED TOWER PERANCANGAN ALAT PROSES Asep Muhamad Samsudin Ruang Lingkup 1. Perhitungan Tinggi Kolom Packing 2. Perhitungan Diameter Kolom Perhitungan Tinggi Kolom Packing Tinggi kolom packing
Lebih terperinciBAB I DISTILASI BATCH
BAB I DISTILASI BATCH I. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Dapat melakukan percobaan distilasi batch dengan system refluk. 2. Tujuan Instrusional Khusus Dapat mengkaji pengaruh perbandingan refluk (R)
Lebih terperinciMAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI
MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI Disusun Oleh : Kelompok II Salam Ali 09220140004 Sri Dewi Anggrayani 09220140010 Andi Nabilla Musriah 09220140014 Syahrizal Sukara 09220140015 JURUSAN TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?
BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia? Aplikasi dasar-dasar ilmu pengetahuan alam yang dirangkai dengan dasar ekonomi dan hubungan masyarakat pada bidang yang berkaitan Iangsung dengan proses dan
Lebih terperinciTRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :
TRANSFER MASSA ANTAR FASE Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS ALAT-ALAT TRANSFER MASSA Perancangan alat transfer massa W A = W A = N A A jumlah A yang ditransfer waktu N A : Fluks molar atau massa
Lebih terperinciLebih Jauh tentang Absorpsi Gas dan Pembahasan CONTOH: Soal #2
Kuliah #3: Lebih Jauh tentang Absorpsi Gas dan Pembahasan CONTOH: Soal #2 Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. DTK-FTUI, 27 Oktober 2015 Beberapa Model Kolom Absorpsi A. Kolom Talam (Tray-type Plate Columns)
Lebih terperinciRuang Lingkup. 1. Pemilihan Tipe Kolom 2. Penentuan Kondisi operasi 3. Perancangan Tray Tower 4. Perancangan Packed Tower
Ruang Lingkup 1. Pemilihan Tipe Kolom 2. Penentuan Kondisi operasi 3. Perancangan Tray Tower 4. Perancangan Packed Tower Penentuan Kondisi Operasi Kolom Kondisi operasi kolom ditentukan oleh pasangan suhu
Lebih terperinciMATERI : MENARA DISTILASI CAMPURAN BINER
1 OTK 3 S1 Sperisa Distantina MATERI : MENARA DISTILASI CAMPURAN BINER Sumber Pustaka : Geankoplis, C.J., 1985, Transport Processes and Unit Operation, Prentice Hall, Inc., Singapore. Wankat, P.C., 1988,
Lebih terperinciKesetimbangan Fasa Bab 17
14.49 Pada diagram fase dibawah ini kesetimbangan cair uap digambarkan sebagai T terhadap xa pada tekanan konstan, tentukan fase-fase dan hitunglah derajat kebebasan dari daerah yang ditandai. Jawab: Daerah
Lebih terperinciKOLOM BERPACKING ( H E T P )
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 1 KOLOM BERPACKING ( H E T P ) LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA
Lebih terperinciBAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN 1. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair cair. 2. Mengetahui nilai koefisien distribusi dan yield proses ekstraksi. 3. Menghitung neraca massa proses
Lebih terperinciMateri kuliah OTK 3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Materi kuliah OTK 3 perisa istantina EKTRKI CIR-CIR Peserta kuliah harus membawa: 1. kertas grafik milimeter 2. pensil/ballpoint berwarna 3. penggaris Pustaka: Foust,.., 1960, Principles of Unit Operation,
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN Dapat menerapkan prinsip perpindahan massa pada operasi pemisahan secara ekstraksi dan memahami konsep perpindahan massa pada operasi stage dalam kolom berpacking. II. III.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II Kolom Berpacking (HETP) BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Destilasi adalah proses pemisahan secara fisik yang berdasarkan atas perbedaan titik didih dan sedikitnya dibutuhkan dua komponen proses pemisahan tidak dapat dilakukan
Lebih terperinciDISTILASI 08/03/2018 Nur Istianah-KP1-Distilasi-2015
DISTILASI Distilasi Proses pemisahan dua komponen atau lebih berdasarkan perbedaan titik didihnya atau volatilitas Pemisahan tepat terjadi pasa saat kondisi setimbang atau equilibrium Feed Distillate Residue/
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Fisik
Laporan Praktikum Kimia Fisik DestilasiCampuranBiner Oleh :Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004) Annisa Novita Nurisma (131424005) Rahma Ausina (131424022) Kelas : 1A- Teknik Kimia Produksi Bersih Politeknik
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN...xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan
Lebih terperinciAplikasi data keseimbangan uap-cair: 1. Penentuan kondisi jenuh, seperti uap jenuh dan cair jenuh. 2. Penentuan jumlah stage pada Menara Distilasi.
MATERI : MENARA DISTILASI CAMPURAN BINER PMD D3 Sperisa Distantina Aplikasi data keseimbangan uap-cair: 1. Penentuan kondisi jenuh, seperti uap jenuh dan cair jenuh. 2. Penentuan jumlah stage pada Menara
Lebih terperinciDiagram Segitiga dan Kesetimbangan Cair-Cair
Diagram Segitiga dan Kesetimbangan Cair-Cair Membuat Diagram Segitiga dan Cara Membacanya Kesetimbangan Cair-Cair dalam Diagram Segitiga Contoh dalam Ekstraksi Cair-Cair Setijo Bismo DTK FTUI 25 Nopember
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 2 EQUILIBRIUM STILL
PRKTIKUM OPERSI TEKNIK KIMI II MODUL 2 EQUILIRIUM STILL LORTORIUM RISET DN OPERSI TEKNIK KIMI PROGRM STUDI TEKNIK KIM FKULTS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERN JW TIMUR SURY EQUILIRIUM STILL TUJUN Percobaan
Lebih terperinciWusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto
Wusana Agung Wibowo Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Herri Susanto Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, 20 Oktober 2009 Gasifikasi biomassa Permasalahan Kondensasi tar Kelarutan sebagian
Lebih terperinciSATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh:
SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I Kelas : 4 KB Kelompok Disusun Oleh: : II Ari Revitasari (0609 3040 0337) Eka Nurfitriani (0609 3040 0341) Kartika Meilinda Krisna (0609 3040 0346) M. Agus Budi Kusuma (0609
Lebih terperinci2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam
2. Fase komponen dan derajat kebebasan Pak imam Fase dan komponen Fase adalah keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, dalam komposisi kimia maupun fisiknya. (Gibbs) Banyaknya fase diberi lambang
Lebih terperinciSIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V
SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V Johana Tanaka* dan Dr. Budi Husodo Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1
III. LANDASAN TEORI 3.1 Diagram suhu dan konsentrasi Hubungan antara suhu dan konsentrasi pada sistem pendinginan absorpsi dengan fluida kerja ammonia air ditunjukkan oleh Gambar 6 : t P = Pc = P 3 = P
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER. Oleh : KELOMPOK 17
PERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER Oleh : KELOMPOK 17 M Riska Juliansyah P (03121403010) Abraham Otkapian (03121403044) Christian King Halim (03121403054) TERMINOLOGI Absorber adalah suatu alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi bahan bakar alternatif (biofuel) saat ini mendapat perhatian lebih dari beberapa pemerintahan di seluruh dunia. Beberapa pemerintahan telah mengumumkan komitmen
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP
OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan *Email: reza.fauzan@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang peningkatan jumlah produksi minyak yang diperoleh dari sumur produksi
Lebih terperinciKESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem
KESETIMBANGAN FASA Kata fase berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemunculan. Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh
Lebih terperinciTINJAUAN TEORITIS PERANCANGAN KOLOM DISTILASI UNTUK PRA-RENCANA PABRIK SKALA INDUSTRI
TINJAUAN TEORITIS PERANCANGAN KOLOM DISTILASI UNTUK PRA-RENCANA PABRIK SKALA INDUSTRI Leily Nurul Komariah, A. F. Ramdja, Nicky Leonard Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya e-mail
Lebih terperinciHUKUM RAOULT. campuran
HUKUM RAOULT I. TUJUAN - Memperhatikan pengaruh komposisi terhadap titik didih campuran - Memperlihatkan pengaruh gaya antarmolekul terhadap tekanan uap campuran II. TEORI Suatu larutan dianggap bersifat
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Liqiud Extraction dengan baik Mahasiswa mapu mengetahui cara kerja alat ekstraksi cair-cair dengan aliran counter current Mahasiswa
Lebih terperinciATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.
ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. Pembuatan Gula Berapa banyak air yang dihilangkan didalam evaporator (lb/jam)? Berapa besar fraksi massa komponen-komponen dalam arus buangan
Lebih terperinciBAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS
NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS Dalam industri kimia beberapa macam sistem aliran bahan dilakukan dengan tujuan antara lain: 1. menaikkan yield. 2. mempertinggi
Lebih terperinciPENGARUH KENAIKKAN REFLUX RATIO TERHADAP KEBUTUHAN PANAS PADA KOLOM DISTILASI DENGAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS)
TUGAS AKHIR PENGARUH KENAIKKAN REFLUX RATIO TERHADAP KEBUTUHAN PANAS PADA KOLOM DISTILASI DENGAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS) (The Influence Of Reflux Ratio Increasment To Heat Requiry at Distilation
Lebih terperincia. Pengertian leaching
a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN) Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 1108105034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN Oleh : Nama : Ni Made Susita Pratiwi Nim : 1008105005 Kelompok : II Tanggal Praktikum : 9 April 2012 LABORATORIUM KIMIA FISIK
Lebih terperinciKondisi Optimum Pemisahan Aseton dari Campuran Aseton-Etanol-Air-n Butanol Dengan Kolom Distilasi Vacuum
Volume 6 No. 1, Juli 2005 (1-12) Kondisi Optimum Pemisahan Aseton dari Campuran Aseton-Etanol-Air-n Butanol Dengan Kolom Distilasi Vacuum Chairul Irawan, Iryanti Fatyasari Nata 1 Abstract Fermenting molasses
Lebih terperinciBAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin
BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.
Lebih terperinciNME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA
1 NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN NERACA MASSA KONSEP NERACA MASSA = persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa (law conservation of mass), yaitu
Lebih terperinciXpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor
Xpedia Fisika Soal Zat dan Kalor Doc. Name: XPPHY0399 Version: 2013-04 halaman 1 01. Jika 400 g air pada suhu 40 C dicampur dengan 100 g air pada 30 C, suhu akhir adalah... (A) 13 C (B) 26 C (C) 36 C (D)
Lebih terperinciDESAIN ALAT DISTILASI UNTUK MEMPEROLEH ETANOL DENGAN KADAR OPTIMUM
DESAIN ALAT DISTILASI UNTUK MEMPEROLEH ETANOL DENGAN KADAR OPTIMUM Widji Utami, Surya Rosa Putra Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS uut@chem.its.ac.id ABSTRAK Packed
Lebih terperinciEKSTRAKSI. Nur Istianah,ST,MT,M.Eng
EKSTRAKSI Nur Istianah,ST,MT,M.Eng Ekstraksi adalah metode pemisahan suatu komponen dari satu zat menggunakan zat lain, serta melibatkan dua fasa berbeda liquid-liquid extraction solid-liquid extraction
Lebih terperinciEvaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB
Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB M A S U D E F F E N D I Pendahuluan Evaporasi bertujuan untuk memekatkan atau menaikkan konsentrasi zat padat dari bahan yang berupa
Lebih terperinciAZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum
Lebih terperinciPENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan
PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan Yoga Saputro, Sigit Girindra W Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciTETAPAN PERANCANGAN. Rancang ukuran RDVF yang bisa menjalankan tugas yang diberikan berdasarkan data plate and frame filter tersebut.
TETAPAN PERANCANGAN Alat 1 Tetapan 2 Perancangan Alat 2 Tetapan 2 perancangan adalah besaran 2 yang tetap berlaku baik pada alat 1 maupun alat 2, meskipun prosesnya berbeda. Besaran2 ini sangat bermanfaat
Lebih terperinciFraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =
DIAGRAM TERNER I. DASAR TEORI erdasarkan hukum fase Gibbs jumlah terkecil peubah bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan dilengkapkan sebagai : V = C
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciKumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI
PERCOBAAN VI Judul Percobaan : DESTILASI Tujuan : Memisahkan dua komponen cairan yang memiliki titik didih berbeda. Hari / tanggal : Senin / 24 November 2008. Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam
Lebih terperinciBefore UTS. Kode Mata Kuliah :
Before UTS Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS Pertemuan Materi Submateri 1 2 3 4 Konsep dasar perpindahan massa difusional Difusi molekuler dalam keadaan tetap Difusi melalui non stagnan film 1.
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES
BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES III.. Spesifikasi Alat Utama Alat-alat utama di pabrik ini meliputi mixer, static mixer, reaktor, separator tiga fase, dan menara destilasi. Spesifikasi yang ditunjukkan
Lebih terperinciKimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT
Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT Pendahuluan Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tetradecene Senyawa tetradecene merupakan suatu cairan yang tidak berwarna yang diperoleh melalui proses cracking senyawa asam palmitat. Senyawa ini bereaksi dengan oksidan
Lebih terperinciPENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)
PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC) A. TUJUAN PERCOBAAN Dapat menentukan berat molekul zat non-elektrolit melalui penurunan titik beku larutan, dan menentukan persentase
Lebih terperinciSIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DEFINISI Sifat koligatif larutan : sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya tergantung pada banyakknya partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. _Indra Wibawa Dwi Sukma_ _. 1. Pengertian Ekstraksi
_Indra Wibawa Dwi Sukma_0715041046_ EKSTRAKSI CAIR-CAIR 1. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut
Lebih terperinciDiagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1
Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa
Lebih terperincipacking HETP meningkat dengan beban (loading) dalam structured packing
TINGGI PACKED COUMN EFISIENSI PACKING Konsep HETP Konsep HETP (Height Equivaent of a Theoritical Plate) diperkenalkan untuk memungkinkan perbandingan efisiensi antara kolom packing dan kolom plate. HETP
Lebih terperinciIII ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)
III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE) Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu 1. menjelaskan karakteristik zat murni dan proses perubahan fasa 2. menggunakan dan menginterpretasikan data dari diagram-diagram
Lebih terperinciFORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI
BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lebih terperinciNERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4
NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4 Neraca massa Dengan Reaksi : ditandai dengan terjadinya perubahan kimia pada umpan yang diproses Tanpa Reaksi: umpan hanya mengalami proses fisika seperti:
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT
BAB III SPESIFIKASI ALAT III.1. Spesifikasi Alat Utama III.1.1 Reaktor : R-01 : Fixed Bed Multitube : Mereaksikan methanol menjadi dimethyl ether dengan proses dehidrasi Bahan konstruksi : Carbon steel
Lebih terperinciPMD D3 Sperisa Distantina
PMD D3 Sperisa Distantina KESEIMNGN UP CIR Pustaka: Foust,.S., 1960, Principles of Unit Operation, John Wiley and Sons. Geankoplis, C.J., 1985, Transport Processes and Unit Operation, Prentice Hall, Inc.,
Lebih terperinciPACKED BED ABSORBER. Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Edisi : Juni 2009
PACKED BED ABSORBER Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro Edisi : Juni 009 Packed Bed Absorber. Pendahuluan Bagian packed bed absorber Problem Umum. Menghitung Tinggi Penurunan
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA I. TUJUAN
Lebih terperinciENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:
ENTROPI PERUBAHAN ENTROPI GAS IDEAL Untuk satu mol atau unit massa suatu fluida yang mengalami proses reversibel dalam sistem tertutup, persamaan untuk hukum pertama termodinamika menjadi: [35] Diferensiasi
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN ETANOL - AMIL ALKOHOL - AIR DENGAN PROSES DISTILASI DALAM STRUCTURED PACKING DAN DEHIDRASI MENGGUNAKAN ADSORBENT
PEMISAHAN CAMPURAN ETANOL - AMIL ALKOHOL - AIR DENGAN PROSES DISTILASI DALAM STRUCTURED PACKING DAN DEHIDRASI MENGGUNAKAN ADSORBENT Disusun oleh: Garry Sinawang Lutfia 2309100030 2309100136 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.2 Ekstraksi Senyawa Fenol Penentuan Waktu Kesetimbangan pada Ekstraksi Senyawa Fenol dari Limbah Cair Industri Tekstil.
Absorbansi 28 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Kandungan Total Fenol pada Limbah Cair Industri Tekstil Hasil analisis kandungan total fenol pada limbah cair industri tekstil dengan menggunakan uji
Lebih terperinci/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8
Faris Razanah Zharfan 06005225 / Teknik Kimia TUGAS. MENJAWAB SOAL 9.6 DAN 9.8 9.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past.5 cm-od tubes through which water is flowing
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR I. TUJUAN 1. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap 2. Menentukan suhu kritis kelarutan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara
Lebih terperinciKesetimbangan Fasa Cair-Cair dan Cair Uap
Kesetimbangan Fasa Cair-Cair dan Cair Uap Kiftiyah Yuni Fatmawardi*, Teguh Andy A.M, Vera Nurchabibah, Nadhira Izzatur Silmi, Yuliatin, Pretty Septiana, Ilham Al Bustomi Kelompok 5, Kelas AB, Jurusan Kimia,
Lebih terperinciSalah satu aplikasi data keseimbangan uap-cair adalah analisis flash distillation. FLASH DISTILATION
3 S Sperisa Distantina Salah satu aplikasi data keseimbangan uap-cair adalah analisis flash distillation. LASH DISILAION Alat kontak uap-cair yg paling sederhana, biasanya digunakan untuk kapasitas kecil.
Lebih terperinciPARTIALLY MISCIBLE EXTRACTION
1 Materi kuliah OTK 3 S1 Sperisa Distantina PARTIALLY MISCIBLE EXTRACTION Pustaka: Geankoplis, C.J., 1985, Transport Processes and Unit Operation, Prentice Hall, Inc., Singapore. Wankat, P.C., 1988, Equilibrium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan yang digunakan Pada proses distilasi fraksionasi kali ini bahan utama yang digunakan adalah Minyak Nilam yang berasal dari hasil penyulingan
Lebih terperinciBAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )
BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER ) Pesawat pengubah panas adalah pesawat pesawat yang bekerja atas dasar perpindahan panas dan satu zatke zat yang lain. A. Dapat digolongkan menurut : 1. Pendinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai konstanta dalam peristiwa adsorbsi dari larutan asam asetat oleh karbon aktif pada suhu konstan. I.2. Dasar
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
SIMUASI PROSES EVAPORASI NIRA DAAM FAING FIM EVAPORATOR DENGAN ADANYA AIRAN UDARA Oleh : Ratih Triwulandari 2308 100 509 Riswanti Zawawi 2308 100 538 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Kusno Budhikarjono, MT Dr.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair Distilasi dan Titik Didih Nama : Agustine Christela Melviana NIM : 11210031 Tanggal Percobaan : 19 September 2013 Tanggal Pengumpulan Laporan
Lebih terperinciMODUL 2.05 Distilasi
MODUL 2.05 Distilasi I. Pendahuluan Proses perpindahan massa merupakan salah satu proses yang cukup penting. Peprindahan massa merupakan peristiwa yang dijumpau hampir dalam setiap operasi dalam kegiatan
Lebih terperinciSTUDY PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA PADA EVAPORASI NIRA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 STUDY PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA PADA EVAPORASI NIRA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN
Lebih terperinciKESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs
KESETIMBANGAN FASA Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai berkembang
Lebih terperinciPERSENTASE PRODUK ETANOL DARI DISTILASI ETANOL AIR DENGAN DISTRIBUTE CONTROL SYSTEM (DCS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI UMPAN
TUGAS AKHIR PERSENTASE PRODUK ETANOL DARI DISTILASI ETANOL AIR DENGAN DISTRIBUTE CONTROL SYSTEM (DCS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI UMPAN (PERCENTAGE OF ETHANOL PRODUCT FROM ETHANOL WATER DISTILATION WITH
Lebih terperinciCara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table)
Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table) Contoh : 1. Air pada tekanan 1 bar dan temperatur 99,6 C berada pada keadaan jenuh (keadaan jenuh artinya uap dan cairan berada dalam keadaan kesetimbangan atau
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRACT Latar Belakang Keaslian Penelitian 5
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI ABSTRACT ii iii v viii x xi xiv xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Keaslian Penelitian
Lebih terperinci