BAB VII PENCARIAN DATA (SEARCHING)
|
|
- Widya Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB VII PENCARIAN DATA (SEARCHING) Seperti halnya dengan pengurutan data, pencarian data (searching) merupakan operasi yang penting dalam pengolahan data. Bahkan, tidak jarang keduanya digunakan secara bersama-sama untuk menghasilkan output yang sesuai kebutuhan para pemakai. Pembahasan pada bagian ini akan meninjau tentang dua macam metoda yang dapat diterapkan dalam permasalahan pencarian data, yaitu metoda pencarian langsung (linear search) dan metoda pencarian biner (binary search). Umumnya, metoda pencarian langsung akan lebih efisien digunakan untuk mencari data dalam sekelompok data dalam jumlah data yang sedikit. Dalam kondisi data yang hendak dicari berada dalam sekumpulan data yang tidak urut, maka penerapan metoda pencarian langsung akan lebih mudah. Sekalipun demikian, dalam cacah data yang banyak maka penerapan metoda ini akan mengakibatkan proses yang tidak efisien. Dalam kasus demikian, mungkin akan menjadi lebih baik jika data diurutkan terlebih dahulu dan kemudian pencarian dilakukan menggunakan metoda pencarian biner. Sebaliknya, dalam kondisi dimana data yang akan dicari berada dalam sekelompok data dalam jumlah yang besar dan urut, maka penggunaan metoda pencarian biner akan memberikan hasil yang lebih efisien Metoda Pencarian Langsung (Linear Search) Proses pencarian data dengan metoda pencarian langsung cukup sederhana dan mudah dipahami. Dalam metoda ini proses pencarian dilakukan dengan cara mencocokkan data yang akan dicari dengan semua data yang ada dalam kelompok data. Proses pencocokan data dilakukan secara berurutan satu demi satu dimulai dari data ke-1 hingga data pada urutan terakhir. Jika data yang dicari mempunyai harga yang sama dengan data yang ada dalam kelompok data, berarti data telah ditemukan. Tetapi jika data yang dicari tidak ada yang
2 2 cocok dengan data-data dalam kelompok data, berarti data tersebut tidak ada dalam kelompok data. Selanjutnya kita tinggal menampilkan hasil yang diperoleh tersebut. Secara lebih terinci, proses pencarian data dengan metoda pencarian langsung adalah dijelaskan sebagai berikut. Jika X menyatakan data yang akan dicari, dan K adalah vektor tempat data akan dicari dan memuat N buah data. Dengan menggunakan proses perulangan, maka pencarian data X dalam K adalah dilakukan dengan cara membandingkan harga X dengan setiap harga pada vektor K dimulai pada K[1], kemudian K[2], K[3], dan seterusnya hingga K[N]. Jika X mempunyai harga yang sama dengan harga K[I], berarti X ditemukan pada K. Langkah selanjutnya adalah mencetak hasil tersebut. Proses demikian akan dilakukan terus menerus hingga K[N]. Jika data X tidak pernah cocok dengan harga K[I] hingga data K[N], berarti data X tidak ditemukan dalam vektor K dan selanjutnya ditampilkan pesan bahwa data yang dicari tidak ditemukan. Berikut ini contoh penerapannya, diketahui vektor K yang memiliki elemen data, sebagai berikut : Data yang akan dicari adalah 34 (X=34). Untuk mencari data tersebut, mula-mula 34 akan dibandingkan dengan data pertama, yaitu 20. Karena tidak sama, maka langkah selanjutnya akan dibandingkan dengan 22, kemudian dengan 18, 15, 26, dan 34. Pada langkah ke-6 ini data 34 telah ditemukan. Proses perbandingan akan terus dilakukan hingga data pada urutan terakhir. Flowchart prosedur untuk pencarian data dengan metoda pencarian langsung adalah ditunjukkan pada Gambar 7.1. Sedangakn solusi bentuk algoritma prosedur untuk pencarian data dengan metoda pencarian langsung dapat dituliskan sebagai berikut ini. Dari vektor K dengan N buah elemen data. Data yang dicari dibaca sebagai X. 1. Mulai
3 3 2. Proses berulang langkah-3 FOR I = 1 TO N 3. Pencarian data IF K[I] = X Jika ya, data ketemu dan cetak hasil ( Data,X, ada pada urutan ke :,I) 4. Data tidak ditemukan dan cetak pesan. ( Data,X, tidak ditemukan dalam vektor ) 5. Selesai Mulai Baca Vektor K, X FOR I = 1 TO N YA X=K[I] TIDAK Data,X, ada pada urutan ke :,I NEXT I Data,X, tidak ditemukan dalam vektor Selesai Gambar 7.1 : Flowchart prosedur pencarian data dengan metoda pencarian Dalam algoritma di atas, jika data yang dicari muncul beberapa kali dalam kelompok data, maka setiap kali ditemukan akan ditampilkan pesan tentang posisinya dalam kelompok data. Jika ada sepuluh data yang sama, maka posisi sepuluh data yang cocok tersebut akan dicetak semuanya secara berurutan. Sekalipun demikian, proses pencarian akan tetap dilakukan sampai data terakhir. Jika data yang dicari tidak pernah ditemukan hingga data terakhir, maka akan dicetak pesan bahwa data yang dicari tidak ditemukan dalam vektor K.
4 4 Dalam kondisi dimana harga data dalam vektor tidak pernah sama, maka proses pencarian akan dihentikan jika data yang dicari telah ditemukan. Dengan demikian, maka algoritma di atas perlu dimodifikasi (modifikasi 1). Algoritma untuk hal ini dapat dituliskan seperti di bawah ini. Sedangkan flowchart prosedurnya ditunjukkan pada Gambar 7.2. Dari vektor K dengan N buah elemen data yang berbeda Data yang dicari dibaca sebagai X. 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 FOR I = 1 TO N 3. Pencarian data IF K[I} = X Jika ya, data ketemu dan cetak hasil ( Data,X, ada pada urutan ke :,I) Ke langkah-5 4. Data tidak ditemukan dan cetak pesan ( Data,X, tidak ditemukan dalam vektor ) 5. Selesai Mulai Baca Vektor K, X FOR I = 1 TO N YA X=K[I] TIDAK Data,X, ada pada urutan ke : NEXT I Data,X, tidak ditemukan dalam vektor Selesai Gambar 7.2 : Flowchart prosedur pencarian data dengan metoda pencarian langsung (modifikasi 1)
5 5 Jika saja data yang dicari tidak ditemukan dalam vektor dan kemudian data tersebut akan ditambahkan sehingga akan terbentuk suatu vektor baru, maka algoritma di atas perlu dimodifikasi kembali (modifikasi 2). Seandainya data yang tidak ditemukan tersebut akan ditambahkan pada urutan terakhir, maka solusi dalam bentuk algoritmanya adalah dituliskan di bawah ini dan Gambar 7.3 menunjukkan flowchart prosedurnya. Dari vektor K dengan N buah elemen data Data yang dicari dibaca sebagai X, jika tidak ditemukan ditambahkan pada urutan terakhir. 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 FOR I = 1 TO N 3. Pencarian data IF K[I] = X Jika ya, data ditemukan dan cetak hasil ( Data,X, ada pada urutan ke :,I) 4. Data tidak ditemukan dan akan ditambahkan pada urutan terakhir N + N + 1 K{N} = X Cetak pesan ( Data,X, tidak ditemukan dalam vektor dan ditambahkan pada posisi ke :,N) 5. Selesai
6 6 Mulai Baca Vektor K, X FOR I = 1 TO N YA X=K[I] TIDAK Data,X, ada pada urutan ke :,I NEXT I Data,X, tidak ditemukan dalam vektor dan ditambahkan pada posisi ke :,N Selesai Gambar 7.3 : Flowchart prosedur pencarian data dengan metoda pencarian langsung (modifikasi 2) Metoda pencarian langsung dapat diterapkan pada semua kondisi permasalahan pencarian data. Namun demikian, umumnya metoda ini paling baik digunakan jika cacah data dalam vektor relatif sedikit. Sebaliknya, dalam kondisi cacah data yang cukup besar dan data dalam vektor telah berada dalam kondisi urut, maka penggunaan metoda pencarian langsung menjadi tidak efisien lagi. Hal ini dikarenakan proses yang dilakukan harus membandingkan dengan hampir semua data dalam vektor. Sayangnya jarang sekali kita menemukan keberuntungan seperti ini. Dalam kondisi yang demikian, maka penggunaan metoda pencarian langsung selalu dihindari dan sebagai gantinya adalah digunakan metoda pencarian biner.
7 Metoda Pencarian Biner (Binary Search) Pembahasan berikut ini dibatasi pada pencarian data pada vektor urut naik dimana harga elemen-elemennya tidak ada yang sama. Pencarian data dengan metoda pencariab biner pada vektor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Jika vektor memuat N buah elemen data, maka mula-mula kita tetapkan harga batas bawah dan batas atas interval. Dari dua harga tersebut kemudian dapat ditentukan titik tengah intervalnya. Misal harga batas bawah interval bawah dinyatakan dengan variael BAWAH, harga batas atas interval dinyatakan dengan variabel ATAS, dan titik tengah interval dinyatakan dengan vareiabel TENGAH. Dengan demikian, maka harga awal untuk BAWAH adalah sama dengan 1 dan ATAS adalah sama dengan N. Sedangkan TENGAH dihitung dengan cara sebagai berikut : TENGAH = (ATAS + BAWAH) DIV 2 Jika cacah data dalam vektor adalah ganjil, maka titik tengah interval akan membagi vektor tersebut menjadi dua bagian yang persis sama. Sebaliknya, jika cacah data dalam vektor adalah genap, maka titik tengah interval akan membagi vektor menjadi dua bagian dimana salah satu bagian akan mempunyai cacah data lebih banyak. Data-data yang mempunyai harga lebih kecil dari harga data pada titik tengah interval akan berada di sebelah kiri titik tengah interval dan data-data yang mempunyai harga lebih besar dari harga data pada titik tengah interval akan berada di sebelah kanan titik tengah interval. Data yang dicari, kemudian dibandingkan dan dicocokkan dengan data pada posisi TENGAH. Jika sama, maka data telah ditemukan dan proses selesai. Namun, jika data yangdicari lebih kecil dari harga data pada posisi TENGAH, berarti data yang dicari berada dalam interval di sebelah kiri. Selanjutnya, proses pencarian hanya akan difokuskan pada interval tersebut dan kita tidak perlu lagi membandingkan dengan data-data pada interval kanan. Untuk itu harga ATAS perlu digeser menjadi TENGAH 1.
8 8 Sebaliknya, jika elemen data yang dicari mempunyai harga lebih besar dari harga pada posisi TENGAH, berarti data yang dicari adalah berada di interval sebelah kanan. Selanjutnya proses pencarian hanya akan difokuskan pad interval tersebut. Harga BAWAH kemudian dinaikkan menjadi TENGAH + 1. Selanjutnya harga TENGAH akan ditentukan kembali berdasarkan harga BAWAH dan ATAS yang baru pada interval dimana data yang dicari berada. Perhitungannya dilakukan sebagaimana formula di atas. Perbandingan dan pencocokan antara data yang dicari dengan data pada posisi TENGAH akan dilakukan kembali. Dengan demikian akan terjadi tiga kemungkinan sebagaimana sebelumnya, yaitu data yang dicari mempunyai harga sama dengan harga data pada posisi TENGAH, lebih kecil, atau lebih besar. Pergeseran harga BAWAH dan ATAS akan dilakukan kembali berdasarkan harga-harga batas interval yang baru tersebut. Proses seperti ini akan dilakukan secara terus menerus selama harga BAWAH kurang dari atau sama dengan harga ATAS. Pada akhirnya, jika data yang dicari memang berada dalam vektor maka data tersebut akan dapat ditemukan, yaitu ketika data yang dicari mempunyai harga yang sama dengan harga data pada posisi TENGAH. Sebaliknya, apabila harga BAWAH telah sama dengan harga ATAS tetapi data yang dicari tidak pernah sama dengan harga data pada posisi TENGAH, berarti data tersebut tidak ada dalam vektor. Dengan demikian, maka proses pencarian dapat dihentikan. Dengan cara seperti ini, maka proses pencarian data dapat dilakukan dengan lebih cepat, karena proses perbandingan dan pencocokan data tidak harus dilakukan pada semua elemen data. Pencarian dengan metoda pencarian biner akan memerlukan proses tambahan untuk perhitungan batas-batas interval, namun demikian, dalam cacah data yang cukup banyak, proses tambahan tersebut tetaplah lebih efisien dibandingkan jika harus melakukan perbandingan dan pencocokan satu per satu pada semua eleman data dalam vektor sebagaimana dalam metoda pencarian langsung.
9 9 Mulai Baca Vektor K, X ATAS = N BAWAH = 1 YA WHILE ATAS <= BAWAH TIDAK TENGAH = (ATAS + BAWAH) DIV 2 YA X=K[TENGAH] TIDAK Data,X, ada pada urutan ke :,TENGAH YA X<K[TENGAH] TIDAK ATAS = TENGAH + 1 ATAS = TENGAH + 1 Data,X, tidak ditemukan dalam vektor Selesai Gambar 7.4 : Flowchart prosedur pencarian data dengan metoda pencarian biner Berikut ini dituliskan solusi dalam bentuk algoritma pencarian data dengan metoda biner. Sedangkan flowchart prosedurnya ditunjukkan pada Gambar 7.4. Dari vektor K dengan N buah elemen data. Data yang dicari dibaca sebagai X. 1. Inisialisasikan ATAS = N BAWAH = 1 2. Proses berulang langkah-3 s/d langkah-4 WHILE BAWAH <= ATAS 3. Hitung harga titik tengah intervalnya
10 10 TENGAH = (BAWAH + ATAS) DIV 2 4. Bandingkan harga data yang dicari dengan harga tengah interval IF X = K[TENGAH] Jika ya, data ketemu dan cetak hasil ( Data,X, ada pada urutan ke :,TENGAH) Ke langkah-6 Jika tidak, cetak lokasi data IF X < K[TENGAH] Jika ya, tentukan batas atas interval baru ATAS = TENGAH 1 Jika tidak, tentukan batas bawah interval baru BAWAH = TENGAH Data tidak ketemu dan cetak pesan ( Data,X, tidak ditemukan dalam vektor 6. Selesai Berikut juga akan diberikan contoh penerapan metoda pencarian biner dalam pencarian data. Jika diketahui sebuah vektor K yang mempunyai tujuh elemen data numerik, yaitu sebagai berikut : Berdasarkan data-data dalam vektor K, maka akan dicari elemen data yang mempunyai harga 32. Penentuan lokasi titik tengah interval pada setiap langkah untuk membandingkan harga data yang dicari dengan harga data pada lokasi titik tengah interval tersebut ditunjukkan pada Tabel 7.1. Sedangkan Tabel 7.2. menunjukan penentuan lokasi titik tengah interval pada pencarian data 55 dalam vektor K. Dalam kedua tabel tersebut, harga data yang dicari akan selalu dibandingkan dengan harga data pada lokasi titik tengah interval yang diperoleh. Jika keduanya mempunyai harga yang sama, berarti data telah ditemukan dan tinggal mencetak hasilnya untuk kemudian proses dapat dihentikan. Jika tidak sama, maka proses akan diulang kembali untuk
11 11 menentukan titik tengah interval yang baru sampai harga ATAS sama dengan harga BAWAH, sehingga titik tengah intervalnya juga akan sama. Dalam contoh pertama, data 32 mempunyai posisi aktual pada urutan ke-3. Data tersebut jika dicari menggunakan metoda pencarian langsung akan ditemukan pada langkah iterasi ke-3. Demikian juga jika diselesaikan dengan metoda pencarian biner juga akan ditemukan pada langkah iterasi ke-3. Dalam contoh kedua, data 55 mempunyai posisi aktual pada urutan ke-7. Jika menggunakan metoda pencarian langsung, maka data tersebut baru akan ditemukan pada langkah ke-7. Tetapi jika menggunakan metoda pencarian biner akan ditemukan pada langkah iterasi ke-3. Tabel 7.1: Contoh pencarian data dengan metoda pencarian biner (Contoh 1) Iterasi ke : BAWAH ATAS TENGAH K[TENGAH] Tabel 7.2: Contoh pencarian data dengan metoda pencarian biner (Contoh 2) Iterasi ke : BAWAH ATAS TENGAH Berdasarkan kedua contoh sederhana tersebut, kita dapat membandingkan efisiensi masing-masing metoda pencarian langsung dan pencarian biner jika diterapkan dalam program-program aplikasi. Secara umum, faktor utama yang menentukan dalam pemilihan metoda pencarian data adalah kondisi data dan cacah data. Dalam kondisi dimana data dalam vektor belum diurutkan, maka pencarian data tidak mungkin dilakukan dengan metoda pencarian langsung. Namun jika cacah datanya cukup besar, maka akan lebih baik jika kita bisa menerapkan metoda pencarian biner, dengan syarat harus mengurutkan datanya
12 12 terlebih dahulu. Cara demikian lazim dilakukan dalam suatu sistem pengolahan data, karena kenyataannya pengolahan data akan selalu melibatkan sejumlah data yang besar. Sehingga operasi pengurutan yang harus dilakukan tersebut tidak selalu merugikan. Sebaliknya jika data dalam telah diurutkan, maka kita dapat menggunakan metoda pencarian langsung atau metoda pencarian biner. Permasalahanya tinggal tergantung pada cacah datanya. Jika cacah datanya sedikit, maka penggunaan metoda pencarian langsung akan lebih efisien. Namun dalam cacah data yang besar, maka penggunaan metoda pencarian biner akan jauh lebih menguntungkan dan efisien.
BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM
1 BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM 12.1. Mencari Data Maksimum Untuk menjelaskan proses pencarian data terbesar atau data maksimum dari sekelompok data, di bawah ini akan diberikan contohnya terlebih
Lebih terperinciBAB XIII MENGECEK KESAMAAN DUA VEKTOR
1 BAB XIII MENGECEK KESAMAAN DUA VEKTOR Dalam banyak kesempatan, seringkali kita memerlukan operasi untuk mengecek kesamaan di antara dua kelompok data. Dengan memanfaatkan ide dalam beberapa algoritma
Lebih terperinciAlgoritma Searching Tenia wahyuningrum, S.Kom. MT dan Sisilia Thya Safitri, MT
Algoritma Searching Tenia wahyuningrum, S.Kom. MT dan Sisilia Thya Safitri, MT mengapa? mengapa? mengapa? mengapa? mengapa? mengapa? mengapa? mengapa? Mengapa tombol power ada di atas? Mengapa diberi
Lebih terperinciSEARCHING. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1
SEARCHING Pencarian data (searching) yang sering juga disebut dengan table look-up atau storage and retrieval information, adalah suatu proses untuk mengumpulkan sejumlah informasi di dalam pengingat komputer
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Struktur Data Kode : TIS3213 Semester : III Waktu : 2 x 3 x 50 Menit Pertemuan : 14 & 15
A. Kompetensi 1. Utama SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Struktur Data Kode : TIS3213 Semester : III Waktu : 2 x 3 x 50 Menit Pertemuan : 14 & 15 Mahasiswa dapat memahami tentang konsep pemrograman
Lebih terperinciBAB II PROSES REKURSI DAN ITERASI
1 BAB II PROSES REKURSI DAN ITERASI 2.1. Konsep Rekursi dan Iterasi Proses rekursi merupakan suatu fenomena yang menarik dalam pemrograman komputer. Rekursi adalah suatu proses perulangan untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB VI SEARCHING (PENCARIAN)
BAB VI SEARCHING (PENCARIAN) 7. 1 Pencarian Beruntun (Sequential Search) Prinsip kerja pencarian beruntun adalah membandingkan setiap elemen larik satu per satu secara beruntun, mulai dari elemen pertama
Lebih terperinciPencarian. 1. Memahami konsep pencarian 2. Mengenal beberapa algoritma pencarian 3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program
Pencarian Overview Pencarian merupakan sebuah algoritma dasar yang sering diperlukan dalam pembuatan program. Berbagai algoritma pencarian telah diciptakan dan dapat digunakan. Pemahaman tentang beberapa
Lebih terperinciAlgoritma dan Pemrograman Searching/Pencarian
Adam Mukharil Bachtiar Informatics Engineering 2011 Algoritma dan Pemrograman Searching/Pencarian Materi Definisi Pencarian Pencarian Sekuensial Pencarian Biner Definisi Pencarian All About Searching Definisi
Lebih terperinciBAB XIV OPERASI KARAKTER
1 BAB XIV OPERASI KARAKTER Operasi karakter diperlukan dalam beberapa bagian pengolahan. Sebenarnya terdapat banyak sekali macam operasi yang dapat dilakukan untuk manipulasi data tipe karakter. Sekalipun
Lebih terperinci1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan yang komplek.
LAB SHEET ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Semester : 4 Percabangan Komplek dan case of 200 menit No. : LST/EKA/EKA 305/03 Revisi : Tgl. : Hal. 1 dari 3 hal. 1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan
Lebih terperinciMENYIGI PENGGUNAAN METODE SHELLSORT DALAM PENGURUTAN DATA
MENYIGI PENGGUNAAN METODE SHELLSORT DALAM PENGURUTAN DATA Edhy Sutanta Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak 28, Komplek Balapan,
Lebih terperinciALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN
Materi kuliah ALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2011 1 Pengelompokan
Lebih terperinciPENGULANGAN SKEMA PEMROSESAN SEKUENSIAL. Tim Pengajar KU1071 Sem
PENGULANGAN SKEMA PEMROSESAN SEKUENSIAL Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2009-2010 1 Overview Notasi Pengulangan 1. Berdasarkan jumlah pengulangan repeat n times aksi 2. Berdasarkan kondisi berhenti repeat aksi
Lebih terperinciBAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR)
1 BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR) Metoda coba-salah atau trial-error merupakan salah satu metoda yang penting dan berdaya guna dalam perhitungan-perhitungan yang sangat sulit jika diselesaikan dengan
Lebih terperinciMODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN
MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN 4.1 Tujuan Tujuan modul IV ini, adalah: Praktikan bisa membuat beberapa program pencarian berdasarkan metode algoritma pencarian Praktikan bisa membuat beberapa program
Lebih terperinciBAB X MATRIK DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN
1 BAB X MATRIK DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN Pembahasan berikut ini akan meninjau salah satu implementasi operasi matrik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier simultan. Selain menggunakan
Lebih terperinciSTRATEGI DIVIDE AND CONQUER
Pemrogram bertanggung jawab atas implementasi solusi. Pembuatan program akan menjadi lebih sederhana jika masalah dapat dipecah menjadi sub masalah - sub masalah yang dapat dikelola. Penyelesaian masalah
Lebih terperinciBAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN
1 BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN Dalam banyak usaha pemecahan permasalahan, seringkali harus diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis, baik persamaan linier, persamaan kuadrat,
Lebih terperinciBAB V HITUNG INTEGRAL
V HITUNG INTEGRL Perhitungan integral merupakan teknik matematis standar yang penting untuk menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup yang bentuknya tidak tertentu. Daerah terasir pada Gambar
Lebih terperinciSequential Search (Linear Search)
1. Tujuan Instruksional Umum BAB 3 Searching (Pencarian) a. Mahasiswa mampu melakukan perancangan aplikasi menggunakan Struktur Searching (Pencarian). b. Mahasiswa mampu melakukan analisis pada algoritma
Lebih terperinciDIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF
DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF ARRAY STATIS (lanjutan) OPERASI ARRAY STATIS (lanjutan) 3. Pencarian (searching) array Proses menemukan suatu data yang terdapat dalam suatu array. Proses
Lebih terperinciBAB VII ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER
BAB VII ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER Pemrogram bertanggung jawab atas implementasi solusi. Pembuatan program akan menjadi lebih sederhana jika masalah dapat dipecah menjadi sub masalah - sub masalah yang
Lebih terperinciSEQUENTIAL SEARCH 11/11/2010. Sequential Search (Tanpa Variabel Logika) untuk kondisi data tidak terurut
Tujuan Searching & Sorting Pertemuan 9-10 Dosen Pembina Danang Junaedi TUJUAN MATERI Setelah mengikuti materi pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat 1. Menjelaskan dan menggunakan metode pencarian dalam
Lebih terperinciPERULANGAN P E N G A N TA R P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera
PERULANGAN P E N G A N TA R P R O G R A M S T U D I Institut Teknologi Sumatera TUJUAN Mahasiswa memahami jenis-jenis pengulangan dan penggunaannya serta memahami elemen-elemen dalam pengulangan. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IX OPERASI MATRIK
1 BAB IX OPERASI MATRIK Matrik merupakan suatu bentuk data tipe larik berdimensi dua. Data-data dalam matrik disusun dalam sejumlah baris dan kolom. Suatu elemen data atau lebih dikenal sebagai entri,
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH
ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH Metode Binary search Binary search merupakan salah satu algoritma untuk melalukan pencarian pada array yang sudah terurut. Jika kita tidak mengetahui informasi bagaimana
Lebih terperinciALGORITMA SEARCHING. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork
ALGORITMA SEARCHING Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM Smart, Trustworthy, And Teamwork Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat memahami berbagai
Lebih terperinciSearching [pencarian] Algoritma Pemrograman
Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman mas.anto72@gmail.com 1 Jenis Pencarian Pencarian Internal proses pencarian dilakukan pada memori utama (RAM). Pencarian Eksternal proses pencarian dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan
Lebih terperinciDecission : if & if else
PRAKTIKUM 5 Decission : if & if else A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) 2. Menjelaskan penggunaan pernyataan if 3. Menjelaskan penggunaan pernyataan
Lebih terperinciBAB V PERULANGAN. for ( inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pencacah )
BAB V PERULANGAN 5.1 Kompetensi Dasar Kompetensi dasar secara umum diharapkan : 1. mahasiswa mampu memahami perintah perulangan pada bahasa pemrograman Java. 2. mahasiswa mampu menggunakan pernyataan perulangan
Lebih terperinciPengantar Algoritma & Flow Chart
PRAKTIKUM 1 Pengantar Algoritma & Flow Chart A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mampu memahami suatu masalah dan mampu mencari solusi pemecahannya dan mampu menuangkan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut
Lebih terperinci1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada.
Semester : 4 Pengenalan Algoritma dan Program 200 menit No. : LST/EKA/EKA259/01 Revisi : 01 Tgl. : 10-2-2014 Hal. 1 dari 2 hal. 1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada. 2.
Lebih terperinciPENCARIAN (SEARCHING)
PENCARIAN (SEARCHING) Algoritma dan Pemrograman Tahar Agastani Teknik Informatika UIN - 2008 Teknik Pencarian: Overview Sequential (Linear) Search. Binary Search. Interpolation Search. 2 1 Sequential Search
Lebih terperinciAhmad Kamsyakawuni, S.Si, M.Kom. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember
Algoritma Searching Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember - 2016 Definisi Array Array : a finite ordered set of homogenous elements Elemen-elemen array tersusun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII
Lebih terperinciPENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II
PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II PERULANGAN 2 (WHILE & DO-WHILE) Tim Pengajar KU1202 - Institut Teknologi Sumatera Tujuan Kuliah 1. Mahasiswa memahami pengulangan (while dan do-while) dan penggunaannya
Lebih terperinciOPERATOR. Percobaan 1: Mengimplementasikan Assignment operator dalam bahasa C.
OPERATOR Percobaan 1: Mengimplementasikan Assignment operator dalam bahasa C. Tujuan: Mahasiswa memahami serta mampu membuat menggunakan operator Assignment. program dalam bahasa C Materi: Operasi yang
Lebih terperinciBAB VIII Pencarian(Searching)
BAB VIII Pencarian(Searching) Tujuan 1. Menunjukkan beberapa algoritma dalam Pencarian 2. Menunjukkan bahwa pencarian merupakan suatu persoalan yang bisa diselesaikan dengan beberapa algoritma yang berbeda
Lebih terperinciPERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN
PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN Yudhistira NIM 13508105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ITB Jalan Ganesha No.10 Bandung e-mail: if18105@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciMateri 5: SEARCHING (PENCARIAN) Dosen:
JURNAL PRAKTIKUM (LAB. ACTIVITY) STRUKTUR DATA SI025 Materi 5: SEARCHING (PENCARIAN) Dosen: Acihmah, M.Kom Agung Nugroho, M.Kom Ikmah, M.Kom Lilis Dwi Farida, S.Kom,M.Eng Ninik Tri. H, M.Kom Prof. Dr.
Lebih terperinciAlgoritma dan Pemrograman 2 PENCARIAN
Algoritma dan Pemrograman 2 PENCARIAN Pencarian (searching) merupakan proses yang fundamental dalam pengolahan data. Proses pencarian adalah menemukan nilai (data) tertentu didalam sekumpulan data yang
Lebih terperinciSearching. Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.
Searching Algoritma dan Struktur Data Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Searching Pencarian data sering juga disebut table look-up atau storage and retrieval information adalah suatu proses untuk mengumpulkan
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN
Praktikum 5 (1/3) PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) 2. Menjelaskan penggunaan pernyataan if 3. Menjelaskan penggunaan pernyataan if-else
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma berasal dari nama ilmuwan muslim dari Uzbekistan, Abu Ja far Muhammad bin Musa Al-Khuwarizmi (780-846M). Pada awalnya kata algoritma adalah istilah yang merujuk
Lebih terperinciPOHON CARI BINER (Binary Search Tree)
POHON CARI BINER (Binary Search Tree) 50 24 70 10 41 61 90 3 12 35 47 55 67 80 99 POHON CARI BINER (Binary Search Tree) Definisi : bila N adalah simpul dari pohon maka nilai semua simpul pada subpohon
Lebih terperinciPert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs.
Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. ritasaputra@gmail.com Kriteria Unjuk Kerja Algoritma Pemrograman 1 Tugas Terakhir (15): Buatlah portofolio Pengidentifikasian
Lebih terperinciSTRUKTUR DATA. By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS
STRUKTUR DATA By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS Literatur Sjukani Moh., (2007), Struktur Data (Algoritma & Struktur Data 2) dengan C, C++, Mitra Wacana Media Utami Ema. dkk, (2007), Struktur Data (Konsep
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Searching ( Pencarian ) Modul III
LAPORAN PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Searching ( Pencarian ) Modul III UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH PRAKTIKUM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA yang dibina oleh Bapak Didik Dwi Prasetya Oleh: Adhe
Lebih terperinciPraktikum 7. Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: DASAR TEORI:
Praktikum 7 Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: Konsep pengurutan dengan insertion sort dan selection sort Struktur data proses pengurutan Implementasi algoritma pengurutan
Lebih terperinciSORTING (PENGURUTAN DATA)
SORTING (PENGURUTAN DATA) R. Denny Ari Wibowo, S.Kom STMIK BINA NUSANTARA JAYA LUBUKLINGGAU PENJELASAN Pengurutan data (sorting) secara umum didefinisikan sebagai suatu proses untuk menyusun kembali himpunan
Lebih terperinciKeg. Pembelajaran 5 : Perulangan dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2. Uraian Materi while do..while for continue dan break go to
Keg. Pembelajaran 5 : Perulangan dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa akan dapat : 1) Mengenal bentuk perulangan while, do while dan
Lebih terperinciYaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi :
PENGURUTAN Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : 1. Ascending / menaik Syarat : L[1] L[2] L[3] L[N] 2. Descending / menurun
Lebih terperinciSEARCHING (PENCARIAN)
SEARCHING (PENCARIAN) PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas beberapa metoda pencarian data (searching) untuk menemukan suatu informasi dari sejumlah data yang ada. Pada dasarnya cara mengorganisir data
Lebih terperinciPROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT
PROGRAM STUDI S SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Sorting = pengurutan Sorted = terurut menurut kaidah/aturan tertentu Data pada umumnya disajikan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi
Lebih terperinciBAB V SORTING (PENGURUTAN) INTERNAL
BAB V SORTING (PENGURUTAN) INTERNAL Sorting Internal : Proses pengurutan sekelompok data yang berada didalam memori utama komputer. Sorting External : Proses pengurutan sekelompok data yang sebagian saja
Lebih terperincimatematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA
K1 Kelas X matematika PEMINATAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami bentuk-bentuk persamaan
Lebih terperinciOperasi File. Chapter 13
Operasi File Chapter 13 1 Penyimpanan Data ke File Data memungkinkan untuk disimpan di file. Data akan tersimpan secara permanen, dan data bisa dibaca pada kesempatan yang lain. Pemanggilan Prosedur Redirect_Output(Nama_File)
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA PENGANTAR PEMROGAMAN BAHASA C++
LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA PENGANTAR PEMROGAMAN BAHASA C++ Disusun oleh : Nama Lengkap NIM Dosen pengampu : Yosef Murya Kusuma Ardhana.S.T., M.Kom JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK DENGAN PENERAPAN PENCARIAN RELATIF (HASH SEARCH)
Techno.COM, Vol. 10, No. 1, Februari 2011: 7-14 IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK DENGAN PENERAPAN PENCARIAN RELATIF (HASH SEARCH) Sri Winarno, Sumardi Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,
Lebih terperinciAlgoritma dan Pemrograman Array/Tabel[2] Oleh: Eddy Prasetyo N
Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[2] Oleh: Eddy Prasetyo N Topik Bahasan Pemrosesan Sequential Pencarian pada Array Sequential Boolean Sequential tanpa Boolean Binary Sentinel Pengurutan Count Sort
Lebih terperinciSTRUKTUR DASAR ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
STRUKTUR DASAR ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Khusnawi, S.Kom, M.Eng 2010 ( Structure(pErulanGan RePetiTion Pendahuluan Saat membuat suatu program setiap instruksi bisa dimulai dari
Lebih terperinciPSEUDOCODE. 2. Langkah selanjutnya adalah menentukan peran setiap langkah pada poin no 1.
PSEUDOCODE Percobaan 1: Menuliskan Solusi Algoritma dengan Pseudocode (Studi Kasus 1) Tujuan: Mahasiswa memahami proses pembuatan pseudocode sebagai lanjutan pembuatan algoritma untuk memudahkan pemecahan
Lebih terperinciCCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan
CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan Yuliant Sibaroni M.T, Abdurahman Baizal M.Kom KK Modeling and Computational Experiment Pencarian dalam Tabel Pendahuluan Pencarian Sekuensial Pencarian Sekuensial
Lebih terperinciBAB 8 SORTING DAN SEARCHING
53 BAB 8 SORTING DAN SEARCHING TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memilih teknik sorting mana yang sesuai serta dapat menggunakan teknik searching dalam mencari elemen pada suatu data. 2. Praktikan diharapkan
Lebih terperinciAlgoritme dan Pemrograman
Algoritme dan Pemrograman Kuliah #12 Searching (Pencarian) Searching (pencarian) Mencari data berdasarkan nilai tertentu, x. Beberapa contoh algoritme pencarian: Sequential search Sorted array search Hashing
Lebih terperinciKonstruksi Dasar Algoritma
Konstruksi Dasar Algoritma ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN [IF6110202] Yudha Saintika, S.T., M.T.I. Sub-Capaian Pembelajaran MK Pendahuluan Instruksi dan Aksi Algoritma merupakan deskripsi urutan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 6 KONTROL ALIRAN
BAB 6 KONTROL ALIRAN Pahuluan Ada delapan pernyataan kontrol kali yang disediakan di dalam Matlab. Kedelapan pernyataan tersebut antara lain 1. if, termasuk di dalamnya pernyataan else dan elseif. Pernyataan
Lebih terperinciBAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
30 BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis permainan, yaitu konsep aturan dan cara bermain pada game yang berhubungan dengan program yang
Lebih terperinci7. SORTING DAN SEARCHING
7. SORTING DAN SEARCHING TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memilih teknik sorting mana yang sesuai serta dapat menggunakan teknik searching dalam mencari elemen pada suatu data. 2. Praktikan diharapkan
Lebih terperinciPENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II
PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II PERULANGAN 2 (WHILE & DO-WHILE) Tim Pengajar KU1202 - Institut Teknologi Sumatera Tujuan Kuliah 1. Mahasiswa memahami pengulangan (while dan do-while) dan penggunaannya
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Traversal Dalam Binary Space Partitioning
Aplikasi Algoritma Traversal Dalam Binary Space Partitioning Pudy Prima (13508047) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciAlgoritma Pemrograman
Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-4 (Nilai dan Urutan [Sequence]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Nilai Pengisian nilai ke dalam nama peubah Ekspresi Menuliskan Nilai
Lebih terperinciPencarian pada Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang
Pencarian pada Array Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Latar Belakang Merupakan proses yang penting karena sering dilakukan terhadap sekumpulan data yang disimpan
Lebih terperinciRekursif/ Iterasi/ Pengulangan
Mata Pelajaran : Algoritma & Struktur Data Versi : 1.0.0 Materi Penyaji : Rekursif : Zulkarnaen NS 1 Rekursif/ Iterasi/ Pengulangan Instruksi perulangan digunakan untuk menjalankan satu atau beberapa insturksi
Lebih terperinciPERTEMUAN 5 PENGEMBANGAN PSEUDOCODE STRUKTUR KONTROL PENGULANGAN
1 PERTEMUAN 5 PENGEMBANGAN PSEUDOCODE STRUKTUR KONTROL PENGULANGAN POKOK BAHASAN 1. Definisi Struktur Kontrol Pengulangan 2. Jenis Struktur Kontrol Pengulangan 3. Pseudocode Struktur Kontrol Pengulangan
Lebih terperinciModul 15 Searching. 1.1 Kompetensi
1.1 Kompetensi Modul 15 Searching 1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai algoritma Searching. 2. Mahasiswa mampu membuat dan mendeklarasikan struktur algoritma Searching. 3. Mahasiswa mampu menerapkan
Lebih terperinciLATIHAN UTS Tim Pengajar KU1071 Sem
LATIHAN UTS Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2010-2011 Soal 1 Buatlah sebuah program prosedural dalam notasi algoritmik yang akan membaca sebuah variabel Grs yang bertipe Garis. Informasi yang terkandung dalam
Lebih terperinciTREE STRUCTURE (Struktur Pohon)
TREE STRUCTURE (Struktur Pohon) Dalam ilmu komputer, tree adalah sebuah struktur data yang secara bentuk menyerupai sebuah pohon, yang terdiri dari serangkaian node (simpul) yang saling berhubungan. Node-node
Lebih terperinciPEMROGRAMAN DAN METODE NUMERIK Semester 2/ 2 sks/ MFF 1024
UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Ajar 3: Struktur Dasar Algoritma (Minggu ke-4) PEMROGRAMAN DAN METODE NUMERIK Semester 2/ 2 sks/ MFF 1024 Oleh Dr. Fahrudin Nugroho Didanai dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa.
Lebih terperinciMeizano Ardhi M., S.T.
Meizano Ardhi M., S.T. 1. Metode Sequential Search Metode Sequential Search atau disebut pencarian beruntun dapat digunakan untuk melakukan pencarian data baik pada array yang sudah terurut maupun yang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan permasalahan yang ada pada sistem di mana aplikasi dibangun yang meliputi perangkat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.I. Analisa Sistem Dalam perancangan perangkat lunak pencarian file dengan metode DFS ini, terlebih dahulu dilakukan analisa mengenai bentuk sistem yang
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square
Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Tahir Arazi NIM : 1350505 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciArray (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem /11/3 TW/KU1071 1
Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2009-2010 2009/11/3 TW/KU1071 1 Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan notasi pendefinisian dan pengacuan
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER
PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER Danang Arief Setyawan NIM : 3559 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: das_centauri@yahoo.com
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma (1)
Kompleksitas Algoritma (1) Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efisien. Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung
Lebih terperinciBAB XI Manipulasi Binary Tree
www.hansmichael.com - Bab XI. Manipulasi Binary Tree BAB XI Manipulasi Binary Tree 11.1 Insert Node 11.2 Search Node 11.3 Delete Node 11.4 Copy Tree 11.5 Latihan Soal Binary tree seringkali diterapkan
Lebih terperinci*** SELAMAT MENGERJAKAN
SOAL : Diketahui data dalam bentuk ARRAY 2 dimensi sebagai berikut : 70 50 6 77 37 12 94 75 81 58 75 47 67 14 35 33 63 9 49 97 57 6 90 92 41 18 48 92 36 22 80 11 50 21 17 Buatlah algoritma dan tuliskan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan
Lebih terperinci1 Pencarian. 1.1 Tinjauan Singkat Larik
1 Pencarian P encarian (searching) merupakan proses yang fundamental dalam pengolahan data. Proses pencarian adalah menemukan nilai (data) tertentu di dalam sekumpulan data yang bertipe sama (baik bertipe
Lebih terperinciPENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING)
PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING) a. Introduction b. Tanpa Boolean c. Dengan Boolean d. Penggunaan dalam Fungsi INTRODUCTION Merupakan algoritma pencarian yang paling sederhana. Proses Membandingkan
Lebih terperinciBAB 3 SEARCHING A. TUJUAN
BAB 3 SEARCHING A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat melakukan perancangan aplikasi menggunakan struktur Searching (Pencarian) 2. Mahasiswa mampu melakukan analisis pada algoritma Searching yang dibuat 3. Mahasiswa
Lebih terperinciAlgoritma dan Pemrograman Lanjut. Pertemuan Ke-7 Pencarian (Searching) 2
Algoritma dan Pemrograman Lanjut Pertemuan Ke-7 Pencarian (Searching) 2 Disusun Oleh : Wilis Kaswidjanti, S.Si.,M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciALGORITMA DAN STRUKTUR DATA SEARCHING ARRAY
ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA SEARCHING ARRAY DEFINISI ARRAY ARRAY : A FINITE ORDERED SET OF HOMOGENOUS ELEMENTS ELEMEN-ELEMEN ARRAY TERSUSUN SECARA BERDERET DAN DAPAT DIAKSES SECARA RANDOM DI DALAM MEMORI.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Pencarian (searching) merupakan proses yang sering digunakan dalam pengolahan data. Proses Pencarian ini biasanya di lakukan dengan
Lebih terperinciSISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR
SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Alat yang kelihatannya
Lebih terperinci