PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM"

Transkripsi

1 PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SUB BAGIAN INFORMASI DAN PERENCANAAN Tahun 2016

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Mataram telah dapat menyelesaikan penyusunan Buku Profil Pendidikan Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Penyusunan Buku Profil Pendidikan ini merupakan salah satu kebijakan pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya agar setiap Kabupaten/Kota memiliki data pendidikan yang lengkap dan akurat yang disusun berdasarkan data quisioner pendidikan dalam kurun waktu 31 Juli 2015 sampai dengan 31Juli Materi Buku Profil ini menyajikan berbagai jenis data dan informasi mengenai pendidikan formal maupun non formal, administrasi Pemerintah Daerah, Demografi, Geografi, Ekonomi, Sosial Budaya dan Agama di Kota Mataram Kami menyadari bahwa Profil Pendidikan ini masih belum sempurna, karena itu saran dan pendapat akan selalu diperhatikan. Semoga bermanfaat. Mataram, 31 Desember 2015 Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram H. Sudenom, S.Pd, MM NIP i

3 VISI DAN MISI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Untuk Membentuk Insan Yang Cerdas dan Berkarakter Kuat Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram M 1 M 2 M 3 M 4 M 5 Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan, pemuda dan olahraga ii

4 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Visi dan Misi..... Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B. Tujuan C. Ruang Lingkup.. BAB II KEADAAN UMUM A. Peta Kota Mataram B. Non Pendidikan. 1. Administrasi Pemerintahan Daerah. 2. Demografi 3. Geografi Ekonomi Sosial Budaya dan Agama Transportasi dan Komunikasi.. C. Pendidikan. 1. Tingkat Taman Kanak-Kanak. 2. Tingkat SLB 3. Tingkat Sekolah Dasar. 4. Tingkat Sekolah Menengah Pertama Tingkat Sekolah Menengah Atas. BAB III KINERJA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH A. Pemerataan Pendidikan. B. Peningkatan Mutu dan Relevansi. 1. Tingkat SD (SD dan MI). 2. Tingkat SMP (SMP dan MTs) 3. Tingkat SMA (SMA, SMK dan MA).. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi. i ii iii iii

5 BAB I PENDAHULUAN Profil pendidikan pada Bab I Pendahuluan dimulai dengan penjelasan tentang latar belakang perlunya Profil Pendidikan, dilanjutkan dengan tujuan dan diakhiri dengan ruang lingkup disusunnya buku ini. A. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan di bidang pendidikan Kota Mataram diperlukan data dan informasi yang lengkap tidak hanya menyangkut data di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga melainkan juga di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Pada kenyataannya untuk mendapatkan data dan informasi khususnya di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sangat sulit. Hal ini disebabkan setiap instansi memiliki data yang berbeda dan belum ada keseragaman dalam penyediaan data. Agar diperoleh data yang terintegrasi, lengkap dan mutakhir mengenai keadaan pendidikan maka perlu dikaitkan dengan data dan informasi yang ada di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga seperti administrasi pemerintah daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama serta transportasi dan komunikasi. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan tidak hanya dapat dilakukan melalui faktor internal pendidikan melainkan juga harus dilihat faktor eksternal lainnya di luar sektor/dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Untuk mengatasi masalah tersebut Profil Pendidikan Dasar dan Menengah yang cukup komprehensif dapat dipandang sebagai bahan masukan yang cukup handal untuk penyusunan perencanaan pembangunan pendidikan yang realistis. Oleh karena itu dengan menggunakan profil pendidikan tersebut dapat diketahui dan diperhitungkan berbagai faktor yang ada termasuk faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi perkembangan khususnya perkembangan pendidikan. Berdasarkan data dan informasi yang komprehensif yang termuat di dalam profil pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kinerja Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemudian, dengan menggunakan kinerja yang ada diharapkan dapat dilakukan identifikasi masalah terhadap pemerataan, mutu dan relevansi, serta manajemen pendidikan. Berdasarkan masalah yang ada maka dilakukan analisis untuk perencanaan dengan pendekatan berdasarkan data dan informasi yang ada. B. Tujuan Tujuan umum disusunnya profil pendidikan adalah untuk menghasilkan data dan informasi yang terintegrasi antara data pendidikan dengan data non pendidikan yang dapat digunakan semua pihak yang berkepentingan dengan pembangunan pendidikan. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui kinerja pendidikan dasar dan menengah di suatu daerah serta masalah yang dihadapi sebagai bahan perencanaan yang menyangkut pemerataan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dan manajemen pendidikan. Setelah diketahui adanya suatu masalah diharapkan dapat disusun cara mengatasi masalah. Di samping itu kinerja pendidikan yang telah dikaitkan dengan faktor eksternal tersebut dapat digunakan 1

6 sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan seperti penyusunan perencanaan pembangunan wilayah, perencanaan pembangunan pendidikan, penyusunan kebijakan operasional pendidikan dan informasi bagi pihak yang memerlukan, khususnya informasi pendidikan di Kota Mataram. C. Ruang Lingkup Profil Pendidikan ini menyajikan keadaan umum non-pendidikan dan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keadaan umum nonpendidikan yang disajikan meliputi informasi tentang administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama, serta transportasi dan komunikasi. Informasi itu sangat diperlukan dan adanya saling keterkaitan yang mendukung perkembangan pendidikan di daerah. Keadaan umum pendidikan mencerminkan variabel-variabel pendidikan menurut jenjang serta kemajuan yang dicapai melalui indikator-indikator pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Berdasarkan bahan yang tersedia disajikan kinerja dan analisis profil pendidikan yang mencerminkan kaitan antara indikator-indikator internal dan eksternal beserta permasalahannya sehingga diharapkan dapat memberikan informasi untuk keperluan perencanaan. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel dan memuat data dasar mengenai pendidikan dan data olahan yang menghasilkan indikator seperti angka, rasio dan perbandingan pendidikan menurut jenis dan jenjang pendidikan, baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah, BPS, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga maupun dari instansi lain. 2

7 BAB II KEADAAN UMUM Profil pendidikan pada Bab II keadaan umum dimulai dengan peta Kota Mataram yang menggambarkan letak Kota Mataram dalam kaitannya dengan lingkungan sekelilingnya. Kemudian dilanjutkan dengan keadaan non-pendidikan yang meliputi enam faktor yaitu administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya, transportasi dan komunikasi. Bab ini akan diakhiri dengan penjelasan mengenai keadaan pendidikan yang dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SM. A. Peta Kota Mataram Dapat dikemukakan bahwa batas wilayah Kota Mataram adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuapi, dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok. Peta Wilayah Kota Mataram B. Non-Pendidikan Keadaan non-pendidikan dimasukkan dalam Profil Pendidikan karena selama ini terdapat kesan bahwa faktor lingkungan sering kurang diperhitungkan dalam perencanaan pendidikan sehingga timbul berbagai masalah, antara lain: (1) input pendidikan kurang dikelola secara optimal, dan (2) output pendidikan dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan lingkungan sehingga belum mampu menunjang pembangunan daerah. Untuk itu masalah non-pendidikan perlu dikaitkan dengan situasi kondisi pendidikan yang ada. 3

8 1. Administrasi Pemerintahan Daerah Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan Kepala Daerah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kota Mataram sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus dicapai melalui pembangunan di semua bidang, termasuk di bidang pendidikan dan kebudayaan. Hal ini berarti bahwa rencana pembangunan pendidikan di Kota Mataram tidaklah berdiri sendiri melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Kota Mataram secara keseluruhan. Oleh karena itu segala usaha dan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang pendidikan di Kota Mataram harus berada di bawah koordinasi dari Pemerintah Daerah Kota Mataram untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Tabel 2.1 Administrasi Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2015 No Variabel Jumlah 1 Kecamatan 6 2 Kelurahan 50 3 Kelurahan Tertinggal - 4 Luas Wilayah Km 2 Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Kota Mataram terdiri atas 6 (enam) kecamatan dan terbagi ke dalam 50 (lima puluh) kelurahan yaitu : (1). Kecamatan Ampenan yang terdiri dari 10 kelurahan (2). Kecamatan Mataram yang terdiri dari 9 kelurahan (3). Kecamatan Cakranegara yang terdiri dari 10 kelurahan (4). Kecamatan Sekarbela yang terdiri dari 5 kelurahan (5). Kecamatan Selaparang yang terdiri dari 9 kelurahan (6). Kecamatan Sandubaya yang terdiri dari 7 kelurahan Dengan luas wilayah seluruhnya km 2. (lihat Tabel 2.1). 2. Demografi Pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian, penduduk baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, aspek-aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang ditemui dalam masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan. Dengan demikian, aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan. 4

9 No. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Usia Sekolah Kota Mataram Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Penduduk Penduduk Kelompok Usia Sekolah 4-6 Tahun 7-12 Tahun Tahun Tahun 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jumlah penduduk dan usia sekolah di Kota Mataram adalah orang dengan perincian orang berusia 4-6 Tahun (5.20%), orang berusia 7-12 tahun ( 11.33%), orang berusia tahun ( 5.84%) dan orang berusia tahun (3.43%) (lihat Tabel 2.2). Tabel 2.3 Sex Ratio Penduduk Kota Mataram Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio Kecamatan Ampenan Kecamatan Sekarbela Kecamatan Mataram Kecamatan Selaparang Kecamatan Cakranegara Kecamatan Sandubaya Jumlah / Total Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang disebut Sex Ratio (SR). Untuk keperluan perencanaan, SR merupakan informasi yang dapat menggambarkan perbandingan penduduk menurut jenis kelamin sehingga pemenuhan berbagai aspek pelayanan untuk laki-laki dan perempuan dapat terpenuhi. 5

10 No. Tabel 2.4 Tingkat Kepadatan Penduduk Usia Sekolah di Kota Mataram Tahun 2015 Kecamatan Luas Wilayah (km2) Kepadatan Penduduk Usia Sekolah/Km Tahun Tahun Tahun 1 Ampenan 9, Mataram 10, Cakranegara 9, Sekarbela 10, Selaparang 10, Sandubaya 10, Kelurahan Seluruhnya Tertinggal % DT Jumlah 61, Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2013 adalah orang. Berdasarkan data tersebut penduduk Kota Mataram tahun 2014 ini bertambah orang ( 2.08%) dari tahun sebelumnya dengan tingkat kepadatan penduduk usia sekolah per Kecamatan terlihat pada tabel 2.4. Untuk tingkat kepadatan penduduk per Kecamatan di Kota Mataram pada tahun 2014, Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ampenan yaitu jiwa/km2, jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah rata-rata kepadatan penduduk di Kota Mataram sebesar jiwa/km2, lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk Kota Mataram Per Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (Km) Jumlah Penduduk Kepadatan Per (Km2) 1 Ampenan 9, Sekarbela 10, Mataram 10, Selaparang 10, Cakranegara 9, Sandubaya 10, Total 61, , , , , Sumber Data : Mataram Dalam Angka

11 Tabel 2.6 Keadaan Demografi Tahun 2015 No Komponen Jumlah % 1 Penduduk Seluruh % 2 Penduduk 7-12 th % 3 Penduduk th % 4 Penduduk th % Sumber Data : Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram Secara demografi Kota Mataram dapat digambarkan sebagai berikut : dari keseluruhan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar orang dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Penduduk usia 7 12 tahun sebanyak orang (11.33 %) 2. Penduduk usia tahun sebanyak orang (5.84 %) 3. Penduduk usia tahun sebanyak orang (3.43 %) 3. Geografi Faktor geografi yang dimaksud mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya alam (SDA) sehingga dapat berpengaru h besar terhadap pembangunan pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat menghambat. Tersedianya sumberdaya alam merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak menguntungkan yaitu keadaan pemukiman penduduk yang padat merupakan kendala dalam upaya peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar. Keadaan topografi di wilayah Kota Mataram perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan : (1) rencana penentuan lokasi sekolah; (2) rencana rayonisasi penerimaan siswa baru; (3) rencana supervisi sekolah dan pengendalian; (4) rencana penempatan guru; (5) rencana pengadaan dan pendistribusian buku-buku serta peralatan pendidikan lainnya. Sumberdaya alam baik yang terkandung di daratan, di sungai, maupun di laut merupakan potensi ekonomi yang besar. Hal ini berarti pengelolaan sumberdaya alam secara efisien akan meningkatkan pendapatan pemerintah daerah dan secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat jelas akan memberikan dampak positif terhadap penyediaan dana dan fasilitas pendidikan sehingga pengembangan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Di Kota Mataram tidak terdapat sumberdaya alam yang menonjol, tetapi mata pencaharian yang berasal dari sumberdaya alam di antaranya adalah perikanan dan pertanian. 7

12 Tabel 2.7 Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR di Kota Mataram No. PENGGUNAAN LAHAN Luas Wilayah (Ha) 1 Perumahan Lapangan Olahraga Kuburan Perkantoran Pendidikan Kesehatan Ibadah Pasar/Terminal Pertokoan/SPBU Warung/Rumah Makan Hotel Pergudangan Industri Taman Kota Tanah diperuntukan Tanah Pertanian Tanah tidak diusahakan J u m l a h Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Keterangan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota Mataram yang berwawasan ramah lingkungan harus dijadikan pedoman perencanaan terpadu pembangunan agar tatanan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya buatan (SDB) dapat dilakukan secara tepat guna, berdaya-guna serta berhasil-guna secara berkelanjutan. 4. Ekonomi Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan pengembangan kualitas sumberdaya manusia ( SDM). Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicitacitakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang (harmonis). 8

13 Tabel 2.8 Keadaan Ekonomi 2015 No Komponen Jumlah (Rp) 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Regional Perkapita Pajak Bumi dan Bangunan Upah Minimum Propinsi (UMP) Mata Pencaharian Menurut Sektor : 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan Industri Pengolahan Listrik, Gas Jasa dan Lainnya Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari pendapatan per kapita, penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), pendapatan asli daerah (PAD) serta gambaran kualitatif tentang keadaan sandang, pangan dan perumahan masyarakat. PAD tahun 2014 Kota Mataram adalah sebesar Rp ,- penerimaan dari PBB sebesar Rp ,- sedangkan UMP yang berlaku adalah Rp ,- (Tabel 2.8) Tabel 2.10 PDRB Kota Mataram PDRB (jutaan rupiah) Indeks Berantai pendatapatan Regional Tahun Berlaku Konstan 2000 Berlaku Konstan % 100 % % 100 % % 100 % Sumber Data : Mataram Dalam Angka Sosial Budaya dan Agama Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat Kota Mataram dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Budaya Prisaian 2. Budaya Tari Gandrung 3. Baca Barzanji/Serakalan 4. Gendang Beleq 5. Zikir Zaman 6. Pembaca Hikayat 7. Pembayun, dll 9

14 Tabel 2.11 Keadaan Sosial Budaya dan Agama No Variabel Jumlah Persentase (%) 1. Penduduk Orang 100% a. Islam Orang 79.61% b. Nasrani (Protestan & Khatolik) Orang 2.81% c. Hindu Orang 15.87% d. Budha Orang 1.71% 2. Tempat Ibadah Buah 100% a. Masjid 244 Buah 17,60% b. Musholla 933 Buah 67,32% b. Gereja 16 Buah 1,15% c. Pura 183 Buah 13,20% d. Vihara/klenteng 10 Buah 0,72% 3. Sarana Kesehatan 71 Buah 100% a. Puskesmas Induk 10 Buah 14,08% b. Puskesmas Pembantu 16 Buah 22,54% c. Puskesmas Keliling 17 Buah 23,94% d. Rumah Sakit 10 Buah 14,08% e. Rumah Sakit Bersalin 7 Buah 9,86% e. Balai Pengobatan 11 Buah 15,49% Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Gambaran keadaan keagamaan di Kota Mataram adalah sebagai berikut : jumlah penduduk beragama Islam sebanyak orang ( 79.61%), Nasrani (Protestan dan Katholik) sebanyak orang (2.81%), Hindu sebanyak orang (15.87%), dan Budha sebanyak orang (1.71%). Untuk mengamalkan ibadahnya pemeluk agama tersebut didukung oleh adanya masjid dan musholla sejumlah (84,92%), gereja 16 buah (1,15%), pura 183 buah ( 13,20%), vihara/klenteng 10 buah(0,72%). (Tabel 2.11). 6. Transportasi dan Komunikasi Sarana dan prasarana perhubungan baik transportasi dan komunikasi merupakan sarana untuk memperpendek jarak antara daerah satu dengan daerah yang lain. Transportasi merupakan alat angkut baik transportasi darat (kereta api, bus, mobil pribadi, sepeda motor, sepeda dan lain-lain), maupun transportasi perairan (kapal laut, motor boat, perahu, dan la in-lain) dan transportasi udara sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Semua sarana tersebut ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, serta meningkatkan mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai ke perkotaan, daerah perbatasan sampai ke daerah terpencil, ataupun membantu kemudahan siswa dari tempat tinggal menuju ke sekolah. 10

15 Tabel 2.12 Transportasi dan Komunikasi No Variabel Jumlah 1 Kelas Jalan a. Kelas I Km b. Kelas II Km c. Kelas III Km 1 Jumlah TV 87,991 Unit 2 Radio Komunikasi Unit 3 Antena parabola 827 Unit 4 Palwa Vidio 42 Unit 5 Radio Unit Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2014 C. Pendidikan Sarana komunikasi penting lainnya yang mempengaruhi arus komunikasi baik bagi perorangan maupun kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, dan swasta serta lembaga perdagangan adalah : (1) jumlah TV sebanyak unit (2) Radio komunikasi (3) Antena Parabola 827 (4) palwa Vidio 42 dan (5) Radio (Tabel 2.12). Kemajuan pendidikan di Kota Mataram cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan telah menyebabkan makin berkembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan maka pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau daerah pinggiran, daerah dengan penduduk miskin, dan daerah padat penduduk. Secara rinci, pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak sama. Oleh karena itu, akan dijelaskan tentang keadaan tingkat TK/RA, tingkat SD/MI, tingkat SMP/MTs, serta tingkat SMA/MA/SMK. 1. Tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah TK Negeri dan Swasta sejumlah 99 sekolah, ruang kelas sejumlah 285 buah, jumlah siswa sejumlah orang, kelompok belajar sejumlah 488 buah dan guru berjumlah 522 orang ( dengan perincian 93 orang berstatus dan Non sebanyak 429 orang (Tabel 2.13a). 11

16 No Kecamatan Tabel 2.13a Jumlah Siswa, Guru TK di Kota Mataram Tahun 2014/2015 Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru TK di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelompok Ruang Kelas Sekolah Siswa Belajar Milik N S Jml Neg Swa Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 No Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah RA Negeri dan Swasta sejumlah 26 sekolah, ruang kelas sejumlah 72 buah, jumlah siswa sejumlah orang, kelompok belajar sejumlah 48 buah dan guru berjumlah 163 orang (dengan perincian 7 orang berstatus dan Non sebanyak 156 orang (Tabel 2.13b) Kecamatan Sekolah Tabel 2.13b Jumlah Siswa, Guru RA di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru RA di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Siswa Kelompok Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml Neg Swa Jml N S Jml N S Jml Non Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Keadaan guru menurut kualifikasi di Taman Kanak-Kanak Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru yang berpendidikan SMA berjumlah 114 orang, PGSKP/D-I berjumlah 6 orang, PGSLA-II berjumlah 22 orang, Sarjana Muda/D-III berjumlah 6 orang dan Sarjana S-I sebanyak 371 orang, dan S2 berjumlah 3 orang. (Tabel 2.14). Non Jml 12

17 Tabel 2.14 Jumlah Guru TK Negeri dan Swasta Berdasarkan Ijazah di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Guru Menurut Ijazah Tertinggi dan Jenis Kelamin No. Kecamatan <= SLTA PGSLP /D1 PGSLA /D2 Sarmud / D3 Sarjana / S1 S2 Jumlah L P L P L P L P L P L P L P L+P 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Keadaan guru menurut kualifikasi di Raudhatul Athfal Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru yang berpendidikan SMA berjumlah 28 orang, PGSKP/D-I berjumlah 0 orang, PGSLA-II berjumlah 3 orang, Sarjana Muda/D-III berjumlah 3 orang dan Sarjana S-I sebanyak 123 orang dan S2 berjumlah 6 orang. (Tabel 2.14). No. Jumlah Guru RA Negeri dan Swasta Berdasarkan Ijazah di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Guru Menurut Ijazah Tertinggi dan Jenis Kelamin PGSLP PGSLA Sarmud Sarjana <= SLTA S2 Jumlah /D1 /D2 / D3 / S1 L P L P L P L P L P L P L P L+P 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/ Tingkat Sekolah Luar Biasa Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SLB Negeri dan Swasta sejumlah 3 sekolah (sekolah negeri = 1 dan sekolah swasta = 2) dengan ruang kelas sejumlah 33 buah, jumlah siswa sejumlah 300 orang, kelompok belajar sejumlah 0 buah dan jumlah guru 51 orang terdiri dari 37 orang berstatus dan Non 14 orang. (Tabel 2.15) 13

18 No No. Kecamatan Tabel 2.15 Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SLB di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 SLB Jumlah Siswa Kelompok Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml Neg Swa Jum N S Jum N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/ Tingkat Sekolah Dasar (SD dan MI) Kecamatan Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SD sejumlah 161 sekolah (sekolah negeri 143 dan swasta 18), Jumlah siswa sebanyak orang (siswa sekolah negeri dan swasta orang), Rombongan belajar sebanyak (negeri dan swasta 217 ), Ruang kelas milik sebanyak ruang (sekolah negeri dan swasta 189 ruang), dan Jumlah guru dan Non sebanyak orang (Guru dan Guru Non 887 orang). (Tabel 2.16) Tabel 2.16 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SD di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Non Jum Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah MI sejumlah 23 sekolah (sekolah negeri 3 dan swasta 20), Jumlah siswa sebanyak orang (siswa sekolah negeri dan swasta orang), Rombongan belajar sebanyak 177 (negeri 38 dan swasta 139), Ruang kelas milik sebanyak 149 ruang (sekolah negeri 32 dan swasta 117 ruang), dan Jumlah guru dan Non sebanyak 311 orang (Guru 67 dan Guru Non 244 orang). (Tabel 2.17) 14

19 No. Kecamatan Tabel Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MI di Kota Mataram Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016 Rombongan Siswa Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SD Negeri lebih banyak dari SD Swasta yaitu SD Negeri sebanyak 143 sekolah dengan jumlah siswa orang sedangkan SD Swasta sebanyak 18 sekolah dengan jumlah siswa orang, sebaliknya jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta lebih banyak dibandingkan dengan Madrasah Negeri, Madrasah Negeri sebanyak 3 sekolah dengan jumlah murid sebanyak orang dan Madrasah Swasta sebanyak 20 buah dengan jumlah siswa orang. Hal ini disebabkan karena MI lebih banyak dibangun oleh yayasan swasta sedangkan SD lebih banyak dibangun oleh pemerintah melalui program bantuan pembangunan sekolah dasar yang lebih dikenal dengan SD Inpres. Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan di SD dan MI yang memiliki ruang kelas paling banyak dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya sehingga jumlah ruang kelas dalam kondisi rusak ringan dan kondisi rusak berat paling banyak di SD dan MI, jenjang SD yaitu ruang dalam kondisi baik, kondisi rusak ringan 181 ruang dan kondisi rusak berat 29 ruang sedangkan jenjang MI yaitu 124 ruang dalam kondisi baik, kondisi rusak ringan 20 ruang dan kondisi rusak berat 5 ruang. Banyaknya ruang kelas yang kondisi rusak berat ini menunjukkan mutu prasarana yang buruk berakibat secara tidak langsung akan menurunkan mutu sekolah. Selanjutnya jika dilihat dari APK di Sekolah Dasar, yaitu berjumlah % sedangkan APM-nya adalah %. Lulusan Sekolah Dasar yaitu orang selanjutnya yang melanjutkan ke SMP adalah orang ( %) dan ke MTs orang (17.11 %). Angka Drop Out pada tingkat Sekolah Dasar adalah 7 orang (0.02 %) serta angka mengulang sejumlah 376 orang (0.79 %). 15

20 No. 4. Tingkat Menegah Pertama (SMP dan MTs) Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, SMP Negeri, SMP Swasta, SMP Terbuka dan MTs berjumlah 66 sekolah, dengan jumlah ruang kelas sebanyak 747 ruang, jumlah guru orang, sedangkan jumlah siswa orang dengan jumlah rombongan belajar 612 rombel untuk SMP, 135 rombel untuk MTs dan 10 rombel untuk SMP Terbuka. (Tabel 2.18, Tabel 2.19 dan Tabel 2.20) Tabel 2.18 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMP di Kota Mataram Kecamatan Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016 Rombongan Siswa Belajar Ruang Kelas Milik Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta N S Jum N S Jum N S Jml N S Jum Non 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 No. Kecamatan Tabel 2.19 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MTs di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S J4ml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Non Jml Jml Jumlah Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/

21 No. Tabel 2.20 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMP Terbuka di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Kecamatan Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Tabel 2.21 Data Pokok SMP, SMP T dan MTs Tahun 2015/2016 No Komponen SMP MTs SMP TERBUKA SMP + MTs 1 Sekolah Ruang Kelas menurut kondisi : a. Baik b. Rusak Ringan c. Rusak Berat Guru menurut Ijazah a. SLTA b. D c. D d. D e. S f. S g.guru Pamong 4 Jumlah siswa menurut kelas : a. Kelas b. Kelas c. Kelas Rombongan Belajar Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 Pada tabel tersebut digambarkan pula bahwa jumlah SMP lebih besar jika dibandingkan dengan MTs, hal ini terlihat di semua data yang ada. Seperti halnya dengan SMP dan MTs bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SMP Negeri lebih banyak dari SMP Swasta yaitu SMP Negeri 24 sekolah dengan jumlah siswa orang, SMP swasta 17 sekolah dengan jumlah siswa orang dan SMP Terbuka sebanyak 4 sekolah dengan jumlah siswa 139 orang, sebaliknya jumlah Madrasah Swasta lebih banyak dibandingkan dengan Madrasah Negeri yaitu MTs Negeri sebanyak 3 sekolah dengan jumlah murid orang sedangkan MTs Swasta 18 buah dengan jumlah siswa orang. Non Jml 17

22 Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan di SMP Negeri/Swasta ruang kelas dengan kondisi baik yaitu 554 buah, kondisi rusak ringan 48 buah, dan rusak berat 2 buah sedangan ruang kelas yang dimiliki MTs dengan kondisi baik sebanyak 118 buah, kondisi rusak ringan sebanyak 10 buah dan dalam kondisi rusak berat sebanyak 7 buah. Banyaknya ruang kelas dalam kondisi baik ini menunjukkan mutu prasarana yang baik berakibat secara tidak langsung akan meningkatkan mutu sekolah. Selanjutnya jika dilihat dari APK di Sekolah Menengah Pertama, yaitu berjumlah % sedangkan APM-nya adalah %. Lulusan Sekolah Menengah Pertama yaitu orang. Angka Drop Out adalah 62 orang (0.81 %) serta angka mengulang sejumlah 60 orang ( 0.78 %). 5. Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK) No. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, SMA berjumlah 24 sekolah, ruang kelas sejumlah 321 buah, jumlah guru 858 orang, jumlah siswa orang dan rombongan belajar sebanyak 344 rombel dan MA sebanyak 12 sekolah, ruang kelas sejumlah 81 buah dengan jumlah siswa orang dan rombongan belajar 126 rombel serta SMK sejumlah 21 sekolah, ruang kelas sejumlah 267 buah dengan jumlah siswa orang dan jumlah rombel 332 buah. (lihat tabel 2.22, 2.23 dan 2.24). Tabel 2.22 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMA di Kota Mataram Kecamatan Sekolah Tahun 2015/2016 Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/

23 No. Tabel Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MA di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Kecamatan Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 No. Tabel 2.24 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMK di Kota Mataram Kecamatan Sekolah Tahun 2015/2016 Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan Mataram Cakranegara Sekarbela Selaparang Sandubaya Jumlah Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/

24 Tabel 2.25 Data Pokok SMA, SMK dan MA Tahun 2015/2016 No Komponen SMA SMK MA SMA + SMK + MA 1 Sekolah Ruang Kelas menurut kondisi : a. Baik b. Rusak Ringan c. Rusak Berat Guru menurut Ijazah a. SLTA b. D c. D d. D e. S f. S Jumlah siswa menurut kelas : a. Kelas b. Kelas c. Kelas Rombongan Belajar Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SMA Negeri lebih sedikit dari SMA Swasta yaitu SMA Negeri 8 sekolah sedangkan SMA Swasta 16 sekolah dan MA Negeri 2 sekolah sedangkan MA Swasta 10 sekolah tapi bila dilihat dari jumlah siswa maka jumlah siswa SMA/MA Negeri lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah siswa SMA/MA Swasta, yaitu SMA Negeri berjumlah orang sedangkan siswa SMA Swasta orang, dan jumlah siswa MA Negeri orang sedangkan MA Swasta 742 orang. Jumlah SMK Negeri 10 sekolah dan SMK Swasta 11 sekolah dengan jumlah siswa SMK Negeri orang sedangkan SMK Swasta orang. Ternyata jumlah SMA/MA lebih banyak dibandingkan dengan SMK, hal ini disebabkan pembangunan SMA lebih murah dibandingkan dengan SMK sehingga wajar jika SMA/MA lebih banyak. Sesuai dengan banyaknya siswa yang ada, lulusan SMA juga lebih banyak jika dibandingkan dengan lulusan SMK. Dari ketiga jenis sekolah menengah ke atas yang ada, jumlah ruang kelas yang paling besar memiliki kondisi yang baik adalah SMA, sedangkan ruang kelas yang memiliki kondisi rusak berat terdapat pada MA. Melihat kondisi yang rusak berat ini, selayaknya jika pada jenis sekolah tersebut diprioritaskan untuk memperoleh bantuan rehabilitasi terlebih dahulu dibandingkan dengan dua jenis sekolah lainnya. Menurut kualifikasi guru di SMA Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 7 orang, PGSLA-II 4 orang, Sarmud/D-III 165 orang, Sarjana/S-I 635 orang serta Sarjana Magister/S-II berjumlah 41 orang, kualifikasi guru di MA dapat dirinci sebagai berikut : guru berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 11 orang, PGSLA-II 5 orang, Sarmud/D-III 1 orang, Sarjana/S-I 265 orang serta Sarjana Magister/S-II berjumlah 28 orang. Sedangkan kualifikasi guru di SMK Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru 20

25 berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 7 orang, PGSLA-II 0 orang, Sarmud/D-III 52 orang, Sarjana/S-I 875 orang serta Sarjana Magister/S-2 41 orang. Selanjutnya, jika dilihat dari tingkat kualifikasi pendidikan guru baik di SMA/MA/SMK, dapat disimpulkan bahwa guru-guru di tingkat sekolah menengah ke atas tersebut lebih banyak yang berijazah Sarjana S1 bahkan ada yang telah berijazah pasca sarjana (S2). Bila dilihat fasilitas sekolah yang seharusnya ada, ternyata tidak semua fasilitas yang ada dimiliki oleh SMA, MA, atau SMK. Perpustakaan, lapangan olahraga, UKS terdapat di tiga jenis sekolah, sedangkan bengkel dan ruang praktik hanya di SMK. Kondisi sekolah yang tidak memiliki fasilitas tersebut hendaknya menjadi prioritas dalam pembangunan fasilitas tersebut. Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan di SMA/MA/SMK. Ruang kelas dengan kondisi baik yaitu 304 ruang, kondisi rusak ringan 10 ruang dan kondisi rusak berat 1 ruang untuk tingkat SMA, sedangan ruang kelas yang dimiliki MA dengan kondisi baik sebanyak 69 ruang, kondisi rusak ringan sebanyak 10 ruang dan terdapat 2 ruang kelas dengan kondisi rusak berat. Sedangkan untuk tingkat SMK ruang kelas yang kondisinya baik berjumlah 265 buah ruang kelas untuk rusak ringan berjumlah 2 ruang dan terdapat 0 ruang kelas dengan kondisi rusak berat. Banyaknya ruang kelas dalam kondisi baik ini menunjukkan mutu prasarana yang baik berakibat secara tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Selanjutnya jika dilihat dari APK di SMA/MA/SMK sebesar % sedangkan APM-nya adalah %. Lulusan SMA/MA/SMK yaitu sebesar orang. Dengan Angka Drop Out adalah 5 orang (0.04 %) untuk tingkat SMA, 8 orang (0.33 %) untuk tingkat MA dan 98 orang (1,02 %) untuk tingkat SMK dengan jumlah angka mengulang 43 orang ( 0.34 %) untuk tingkat SMA, 5 orang (0.20 %) untuk tingkat MA dan 115 orang (1.20 %) untuk tingkat SMK. 21

26 BAB III KINERJA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Kinerja pendidikan dasar dan menengah pada bab III akan dimulai dengan kinerja dipandang dari sudut pemerataan pendidikan, dilanjutkan dengan peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, dan diakhiri dengan efisiensi internal pendidikan. Untuk pemerataan, peningkatan mutu, dan efisiensi internal, kinerja yang dilihat adalah menurut jenjang pendidikan yaitu tingkat SD, SMP, dan SM, sedangkan untuk relevansi yang dilihat hanyalah SD, SMA, dan SMK. A. Pemerataan Pendidikan Berdasarkan APK yang ada, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK yaitu % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu %. Tingginya APK pada SMA/MA/SMK di akibatkan oleh banyaknya siswa di luar usia sekolah yang berada di jenjang tersebut. Tabel 3.1 Indikator Pemerataan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 SMA/MA/ SD+MI SMP+MTs No INDIKATOR SMK % % % 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) % % % 2 Angka Partisipasi Murni (APM) % % % 3 a. Siswa/Guru 30:1 30:1 24:1 b. Siswa/Kelas 34:1 34:1 32:1 c. Siswa/Sekolah 300:1 360:1 430:1 d. Kelas/Guru 1:2 1:3 1:3 e. Guru/Sekolah 14:1 27:1 38:1 f. Kelas/Ruang Kelas 1:1 1:1 1:1 4 Angka Mengulang 0.79 % 0.25 % 0.66 % 5 Angka Putus Sekolah 0.01 % 0.26 % 0.45 % 6 Angka melanjutkan/transisi dari SD/MI ke SMP/MTs % 7 Angka melanjutkan/transisi dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK % Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 APM yang tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK yaitu % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu %. Berdasarkan APM dapat diketahui bahwa pada tingkat SMA/MA/SMK anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat di tingkat SMA/MA/SMK. Indikator berikutnya membicarakan tentang rasio siswa per guru, siswa per kelas, siswa per sekolah, kelas per guru, guru per sekolah dan kelas per rombel. Rasio siswa per guru tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK dengan rasio 24:1 (24 siswa untuk 1 guru) dan terendah terdapat di tingkat SD/MI dan SMP/MTs dengan rasio 30:1 (30 siswa untuk 1 guru). Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya kekurangan guru terutama di tingkat SD/MI dan SMP/MTs sebaliknya di tingkat 22

27 SMA/MA/SMK jumlah gurunya lebih merata dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Perbedaan pencapaian di tingkat SD, SMP, dan SM juga karena akibat perbedaan kepadatan penduduk usia sekolah, kepadatan terbesar terdapat di tingkat 7-12 tahun dan terkecil terdapat di tingkat tahun. Berdasarkan indikator yang terdapat pada Tabel 3.1 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator untuk setiap jenjang pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat SMA/MA/SMK mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan tingkat SMP/MTs dan tingkat SD/MI. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi pada tingkat tersebut. B. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan 1. Tingkat SD (SD dan MI) Indikator mutu dapat dibedakan menjadi lima indikator mutu yaitu: (1) mutu masukan, (2) mutu proses, (3) mutu SDM, (4) mutu fasilitas, dan (5) biaya. Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa orang siswa baru tingkat I di SD adalah berasal dari tamatan TK/BA/RA dan siswa baru tingkat I dari tamatan TK/BA/RA di MI berjumlah 617 orang. Tabel 3.2 Indikator Mutu Pendidikan SD dan MI Tahun 2015/2016 No INDIKATOR SD MI SD + MI 1 Jumlah penduduk usia 7 12 tahun Jumlah siswa seluruh Jumlah siswa berumur 7 12 tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) % 5 Angka Partisipasi Murni (APM) % 6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.01 % 0.26 % 0.45 % 7 Angka Mengulang 0.79 % 0.25 % 0.66 % 8 Sekolah Siswa baru Tk. I asal TK/BA/RA Siswa Tk. I Guru : a. Layak mengajar b. Tidak layak mengajar Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan 2015/2016 Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang di SD adalah 0.79 % dan MI 0.25 %, angka putus sekolah di SD adalah 0,01 % dan MI 0.26 % serta rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) di SD negeri dan Swasta adalah 7.83 sedangkan rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN ) di MI negeri dan swasta adalah Dengan melihat ketiga indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada SD. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka mengulang lebih rendah dari MI dan nilai UAN di SD lebih tinggi 23

28 dari MI. Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka jumlah guru yang layak mengajar di SD dan MI yaitu orang dan tidak layak mengajar 137 orang. Hal ini dilihat dari segi kualifikasi pendidikan serta kesesuaian ijazah guru dengan bidang studi yang diajarkan. Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa dari orang siswa baru tingkat I SD dan MI. Yang berasal dari tamatan TK/RA/BA adalah orang siswa ( 82%). Prosentase siswa baru tingkat I di SD yang berasal dari tamatan TK/BA/RA lebih tinggi dibandingkan dengan MI, yaitu SD : orang (91%) dan MI : 617 orang (9%). Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putus sekolah, ternyata angka mengulang lebih tinggi di SD yaitu 0.79 %, dan MI yaitu 0.25 %, sementara angka putus sekolah terbesar terdapat pada MI yaitu 0.26 % dan pada jenjang SD terdapat 0.01% angka putus sekolah. Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada SD. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka putus sekolah paling rendah serta angka masukan siswa baru tingkat I dari TK/RA/BA yang lebih tinggi dibandingkan MI. Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.2 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator untuk SD dan MI, maka dapat dikatakan bahwa SD mempunyai kinerja mutu yang lebih unggul dibandingkan dengan MI. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi dalam hal mutu pada tingkat tersebut. 2. Tingkat SMP (SMP dan MTs) Berdasarkan mutu masukan yang terdapat Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa rasio NIlai UAN lulusan SMP lebih tinggi dibandingkan dengan Nilai UAN lulusan MTs, Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang, angka putus sekolah, dan angka lulusan, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada MTs yaitu sebesar 0.31% dan angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMP yaitu sebesar 0.27%. Angka UAN pada SMP negeri 7 dan SMP swasta 6 sedangkan MTs negeri 7.2 dan MTs swasta 7. Tabel 3.3 Indikator Mutu Pendidikan SMP dan MTs Tahun 2015/2016 No INDIKATOR SMP MTs SMPT SMP + SMPT+MTs 1 Jumlah penduduk usia tahun Jumlah siswa seluruh Jumlah siswa berumur tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) % 5 Angka Partisipasi Murni (APM) % 6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.26 % 7 Angka Mengulang 0.25 % 8 Sekolah Siswa baru Tk. I asal SD/MI Siswa Tk. I Guru : a. Layak mengajar b. Tidak layak mengajar Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/

29 Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka jumlah guru yang layak mengajar di SMP dan MTs yaitu orang dan tidak layak mengajar 54 orang, hal itu terlihat pada kualifikasi pendidikan guru dan kesesuaian ijazah guru dengan bidang studi yang diajarkan. Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.3 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator di SMP, mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan MTs yang diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi dalam hal mutu pada SMP. Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa dari orang siswa baru tingkat I SMP/MTs. Yang berasal dari tamatan SD/MI adalah orang siswa (99.80%). Prosentase siswa baru tingkat I di SMP yang berasal dari tamatan SD/MI lebih tinggi dibandingkan dengan MTs, yaitu SMP : orang (83.62%) dan MTs : orang (15.91%). Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putus sekolah, ternyata angka mengulang lebih tinggi di MTs yaitu 0.31%, dan SMP yaitu 0.24%, sementara angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMP yaitu 0.27% dan pada jenjang MTs terdapat angka putus sekolah sebanyak 0.21%. Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja pada kedua jenjang pendidikan tersebut boleh dikatakan sama. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka putus sekolah pada MTs lebih rendah jika di bandingkan dengan SMP tetapi angka masukan siswa baru tingkat I dari SD/MI pada SMP lebih tinggi jika dibandingkan dengan MTs. 3. Tingkat SMA (SMA, SMK, dan MA) Tabel 3.4 Indikator Mutu Pendidikan SMA, MA dan SMK Tahun 2015/2016 No INDIKATOR SMA MA SMK SMA + MA +SMK 1 Jumlah penduduk usia tahun Jumlah siswa seluruh Jumlah siswa berumur tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) % % % % 5 Angka Partisipasi Murni (APM) % % % % 6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.04 % 0.33 % 1.02 % 1.39 % 7 Angka Mengulang 0.37 % 0.20 % 1.20 % 1.77 % 8 Sekolah Siswa baru Tk. I asal SMP/MTs/Paket B Siswa baru Tk. I Guru : a. Layak mengajar b. Tidak layak mengajar Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putus sekolah, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada SMK yaitu sebesar 1.20% dan angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMK yaitu sebesar 1.02%. Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa mutu masukan terbaik adalah pada SMA. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka 25

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II. KEADAAN UMUM...

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 217 217 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 216/217 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II.

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2016 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM 1 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM A. PENDAHULUAN Profil Pendidikan Dasar dan Menengah (Profil Dikdasmen) disusun bersumber pada isian instrumen Profil Dikdasmen

Lebih terperinci

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6 DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... LOGO KANTOR PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:lambang_kabupaten_dan_kota_di_indonesia PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH&NBSP; &NBSP;

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH&NBSP; &NBSP; PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH&NBSP; &NBSP; DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 4 BAB I. PENDAHULUAN... 6 Tabel 1.1. Standar untuk Menentukan Nilai Masing-masing Indikator...

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 < 1 Visi Dinas Pendidikan Terwujudnya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kesetaraan dan Kualitas Layanan Pendidikan Untuk Membentuk Masyarakat

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 1 Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

Profil Pendidikan 2014

Profil Pendidikan 2014 Profil Pendidikan 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan atas limpahan rahmat-nya sehingga Profil Dinas Pendidikan ini dapat diselesaikan. Penyusunan profil pendidikan dilakukan bertujuan untuk dapat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PELAYANAN

GAMBARAN UMUM PELAYANAN Bab 2 GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR A. Kondisi Umum Wilayah Provinsi Jawa Timur 1. Administrasi Pemerintahan Daerah Sesuai dengan ketentuan UU No. 32 Tahun 2004, Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JOMBANG VISI : TERWUJUDNYA PENDIDIKAN YANG MERATA, BERMUTU, AGAMIS DAN BERDAYA SAING MISI : 1. Mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh NAMA PPID SKPK/UNIT KERJA FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh No Nama informasi/dokumentasi Ringkasan Isi Informasi

Lebih terperinci

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1 Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1 No Jenis Data Jumlah Satuan Sumber Data 1 Jumlah Pendidikan Umum a Jumlah Taman Bermain/Play Group 3 PG Dapodik Query - Taman

Lebih terperinci

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1 Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1 No Jenis Data Jumlah Satuan Sumber Data 1 Jumlah Pendidikan Umum a Jumlah Taman Bermain/Play Group - Taman Bermain/ Play Group

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

TABEL 31 JUMLAH DANA MENURUT SUMBER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009/2010

TABEL 31 JUMLAH DANA MENURUT SUMBER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009/2010 TABEL 31 JUMLAH DANA MENURUT SUMBER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) No. Kecamatan Dana menurut Sumber (Ribuan Rupiah) P. Pusat Yayasan Orang tua Pemprov Pemkab/kota Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 01 Mijen

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT No. PAUD Non Formal Taman Kanak Kanak dan PAUD Formal KB TPA SPS Negeri Swasta 1 Sekotong 18-2 20 1 1 2 2 Lembar 19-1 20 1 2 5 3 Gerung

Lebih terperinci

KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN

KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN versi 01 KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH JAWA TENGAH PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN JAKARTA, JUNI 2014 DATA NONPENDIDIKAN JAWA TENGAH No. Variabel Jumlah No. Variabel Jumlah 1 Administrasi

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Kota Pontianak yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 1 (12 KAB/KOTA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : Dinas Dikbudpora Tahun : 2016 PENDIDIKAN A. Pendidikan Umum * Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 1. Jumlah Sekolah * 249 Sekolah Ada Disdikbudpora 1). Taman Kanak-Kanak (TK)

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014 1 A. KONSEP PROFIL PENDIDIKAN B. VISI KEMDIKNAS 2014 C. MISI PENDIDIKAN 5K D. INDIKATOR PENDIDIKAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendidikan Kota Pontianak merupakan unsur pelaksana bidang pendidikan dipimpin oleh

Lebih terperinci

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012 NAMA PPID SKPK/UNIT KERJA FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga No Nama informasi/dokumentasi Ringkasan Isi Informasi Penanggung

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 3 (13 KAB/KOTA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret 2015 1 A. KONSEP PROFIL PENDIDIKAN B. VISI KEMDIKNAS 2014 C. MISI PENDIDIKAN 5K D. INDIKATOR PENDIDIKAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015 PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015 1 SEKAPUR SIRIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, Hidayah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN DAN KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA PUSAT DAN DATA STATISTIK DAN PENDIDIKAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB II ASPEK STRATEGIS

BAB II ASPEK STRATEGIS BAB II ASPEK STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 16 BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro VISI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO TERWUJUDNYA INSAN CERDAS, KOMPERHENSIP DAN BERBUDAYA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA UNTUK MENOPANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA : SOSIAL BUDAYA JENIS DATA : Pendidikan, Kebudayaan Nasional Pemuda dan Olahraga DATA SATUAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam kami, Tim penyusun. Hal. i

KATA PENGANTAR. Salam kami, Tim penyusun. Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan atas limpahan rahmat-nya sehingga Profil Dinas Pendidikan ini dapat diselesaikan. Penyusunan profil pendidikan dilakukan bertujuan untuk dapat memberikan gambaran

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi

2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi GAGA Kota Mataram dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram. Kota Mataram, selain merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat juga

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 PEMBAHASAN 1 Konsep Profil Pendidikan 2 3 4 5 6 Visi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 2 (14 KAB/KOTA

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2012/2013 BUKU 5 (10 KAB/KOTA

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 No Publikasi : 2171.15.24 Katalog BPS : 1102001.2171.041 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 9 hal. Naskah

Lebih terperinci

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021 PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013--2020/2021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 KATALOG DALAM TERBITAN

Lebih terperinci

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal Misi 4. Mewujud Peningkatan yang Berkualitas tanpa Meninggal Kearifan Lokal No PROGRAM SI AWAL PENG GUNG WAB 1 Program anak usia dini, Wajib belajar pendidi dasar, menengah, dan nonformal 2 Program pendidi

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA 2015 ISBN : No. Publikasi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) diantara angka 1,54 1,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada guru yang harus bertanggungjawab pada lebih dari 1 (satu) rombongan belajar (kelas). 2) Pendidikan Menengah Fokus pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH

ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATALOG DALAM TERBITAN Sudarwati Analisis KInerja Pendidikan Sudarwati.

Lebih terperinci

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i 1. GEOGRAFI Tabel : 1.01 Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten/Kota... 1 Tabel : 1.02 Jumlah Kecamatan Dan Desa Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011... 2 2. KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 Katalog BPS 1101002.2324100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KENDAL STATISTIK KECAMATAN PEGANDON TAHUN 2016 NO. Publikasi/ Publikasi Number : 33.24.100.13.02 No.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 IKHTISAR DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 KATA PENGANTAR Buku Saku Ikhtisar Data Pendidikan Tingkat Nasional ini disusun oleh Pusat Data dan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TEGOWANU 2016 ISBN : 978-602-6432-10-0 No. Publikasi : 33150.1639 Katalog BPS : 1101002.3315180 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : Koordinator Statistik Kecamatan Tegowanu Penyunting

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap semoga Profil Pendidikan Kabupaten Karangasem tahun ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi

KATA PENGANTAR. Kami berharap semoga Profil Pendidikan Kabupaten Karangasem tahun ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, bahwasannya Profil Pendidikan Kabupaten Karangasem dapat kami susun dan diselesaikan dengan baik. Profil

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA. NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) (5) 3 % 1,31 % 43,67

PENGUKURAN KINERJA. NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) (5) 3 % 1,31 % 43,67 PENGUKURAN KINERJA PROVINSI : ACEH TAHUN : 2011 NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Meningkatnya pertumbuhan Persentase Pertumbuhan 3 1,31 43,67 ekonomi masyarakat, perluasan ekonomi dengan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN GALANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN GALANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN GALANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GALANG 2015 No Publikasi : 2171.15.22 Katalog BPS : 1102001.2171.030 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 12 hal. Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Nama SKPD : DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Visi : Terwujudnya Layanan Pendidikan, Pemuda Olahraga Rote Ndao yang berkembang, bermutu, unggul terjangkau Misi : 1 Memperluas

Lebih terperinci