TUGAS AKHIR SISTEM CENTRAL LOCK PADA TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Satu Persyaratan Progam Diploma 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR SISTEM CENTRAL LOCK PADA TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Satu Persyaratan Progam Diploma 3"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SISTEM CENTRAL LOCK PADA TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR-FE Disusun untuk Memenuhi Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : AHMAD JUMARI PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

2 i

3 ABSTRAK Ahmad Jumari, 2015, Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR- FE. Program Studi Teknik Mesin Diploma III, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dr.Hadromi, S.Pd, M.T. Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk 1) mengetahui konstruksi pada sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. 2) mengetahui kerja sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. 3) menganalisis indentifikasi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE..Laporan tugas akhir ini menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode observasi yaitu dengan cara mengamati dan mengerjakan secara langsung proses pekerjaan pada saat pemeriksaan central lock dari awal hingga akhir. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang berkaitan dengan topik tugas akhir dari buku, jurnal, dan internet. Sedangkan metode wawancara yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada dosen pembimbing laporan tugas akhir dan kepada dosen pembimbing lapangan pada saat melakukan pemeriksaan central lock. Hasil yang diperoleh dari identifikasi central lock adalah diketahui komponen-komponen yang terdapat pada central lock antara lain motor listrik DC, roda gigi cacing, pegas pengembali, roda gigi, dan switch. Hasil lain yang diperoleh adalah pengukuran hambatan,tegangan,dan arus yang terdapat pada central lock tersebut. 1) Door lock motor pada Toyota Kijang type G 1TR-FE, menggunakan penggerak type motor DC karena arus yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor sedikit dengan torsi yang besar, selain itu, untuk melakukan kanibalisasi juga banyak terdapat dipasaran. 2) Prinsip kerja sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE ditentukan oleh arah arus yang masuk ke door lock motor yang dikendalikan oleh integration relay. 3) Cara mengatasi gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE yaitu dengan memeriksa connector, memeriksa rangkaian sistem central lock, memeriksa ada tidaknya massa dan memeriksa tegangan baterai. Saran yang diberikan pada laporan tugas akhir ini adalah perbaikan sistem central lock sebaiknya dilakukan dengan menganalisis secara runtut pada komponen-komponennya sehingga akan mempermudah dan mempersingkat waktu dalam melakukan pengecekan maupun perbaikan. Kata kunci : Identifikasi pada sistem central lock ii

4 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala berkat dan rahmat-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR-FE Dalam membuat Tugas Akhir ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik. 2. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd. Kepala Jurusan Teknik Mesin. 3. Widi Widayat, S.T, M.T. Kepala Program Studi Diploma III Teknik Mesin. 4. Dr. Hadromi, S.Pd, M.T. Dosen Pembimbing. 5. Ahmad Mustamil Khoiron. Pembimbing Lapangan. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kasih dan karunia-nya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Laporan ini masih kurang sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pikiran. Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diperlukan. iii

5 Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penulis Ahmad Jumari iv

6 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 2 C. Tujuan... 2 D. Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4 A. Pengertian sistem central lock... 4 B. Komponen-komponen sistem central lock Door lock actuator... 5 v

7 2. Door lock mechanism Door lock control unit Relay Baterai Jaringan kabel Fuse atau sekring Connector/soket Kunci kontak BAB III SISTEM CENTRAL LOCK TOYOTA KIJANG TYPE G 1TR-FE.. 19 A. Alat dan bahan Alat Bahan B. Proses langkah kerja pembongkaran sistem central lock C. Hasil pemeriksaan D. Pembahasan BAB IV PENUTUP A Simpulan vi

8 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Door lock actuator type selenoid... 5 Gambar 2.2. Door lock actuator saat tertarik... 6 Gambar 2.3 Door lock actuator saat tertekan... 6 Gambar 2.4 Konstruksi pintu depan... 9 Gambar 2.5 Konstruksi pintu belakang... 9 Gambar 2.6 Relay Gambar 2.7 Transistor Gambar 2.8 Baterai Gambar 2.9 Jaringan kabel Gambar 2.10 Fuse Gambar 2.11 Kunci kontak Gambar 3.1 Melepas baterai Gambar 3.2 Melepas master switch Gambar 3.3 Melepas interior Gambar 3.4 Melepas baut door lock Gambar 3.5 Melepas connector Gambar 3.6 Melepas fuse Gambar 3.7 Pengukuran pada terminal 2A-4 dengan body ground Gambar 3.8 Pengukuran terminal dengan body ground Gambar 3.9 Pengukuran tahanan pada switch control Gambar 3.10 Pemeriksaan hambatan pada switch control door Gambar 3.11 Pemeriksaan door lock ASSY RH viii

10 Gambar 3.12 Pengukuran hambatan door lock kondisi saat lock Gambar 3.13 Pengukuran tahanan pada switch buckle Gambar 3.14 Pemeriksaan terminal 2D-4 dengan body ground Gambar 3.15 Pemeriksaan door lock sisi pengemudi Gambar 3.16 Pemeriksaan pintu belakang Gambar 3.17 Pemeriksaan terminal D8-1 dengan terminal 2R Gambar 3.18 Pemeriksaan fuse DCC Gambar 3.19 Pemeriksan terminal 2H-4 dengan body ground Gambar 3.20 Pemeriksaan terminal P4-5 dengan body ground Gambar 3.21 Komponen-komponen door lock motor Gambar 3.22 Cara kerja sistem central lock pada kondisi lock dan unlock ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pengukuran tegangan dan tahanan connector sisi wire hardness. 23 Tabel 3.2 Pengukuran tegangan pada connector Tabel 3.3 Pengukuran tahanan dari switch control Tabel 3.4 Pemeriksaan wire hardness power window regulator dengan body Tabel 3.5 Pemeriksaan door lock depan ASSY RH Tabel 3.6 Pengukuran tahanan pada switch door lock dan unlock Tabel 3.7 Pengukuran tahanan pada switch buckle Tabel 3.8 Pemeriksaan wire hardness door lock depan RH dengan body Tabel 3.9 Pemeriksaan pintu pengemudi,pintu penumpang,belakang RH LH Tabel 3.10 Pemeriksaan pintu belakang Tabel 3.11 Pemeriksaan wire hardness door lock ASSY J/B(Integration relay) dengan body Tabel 3.12 Mengukur hambatan pada fuse Tabel 3.13 Pemeriksaan wire hardness door lock ASSY J/B (Integration relay) Battery dengan body Tabel 3.14 Pemeriksaan wire hardness power regulator master switch ASSY J/B (Integration relay) dengan body x

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat tugas dosen pembimbing Tugas Akhir Lampiran 2 Lembar pengajuan Tugas Akhir xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan otomotif semakin tahun semakin berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sistem-sistem yang dipasang pada kendaraan khususnya mobil. Semua jenis mobil sekarang dilengkapi berbagai sistem penunjang demi kesempurnaan kerja dari kendaraan tersebut serta keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Mobil sekarang tidak hanya engine saja teknologinya sangat canggih, tetapi juga dilengkapi dengan adanya penambahan electrical body yang selalu berkembang untuk mendukung dalam pengoperasian mobil tersebut. Sistem central lock sebagai salah satu bagian dari sistem electrical body memberikan kemudahan, keefisienan, keamanan serta praktis bagi pengemudi dalam mengunci dan membuka pintu mobil. Pengemudi hanya perlu menekan remote control untuk mengunci semua pintu mobil. Jadi dengan adanya sistem central lock ini pengemudi tidak perlu susah payah untuk mengunci satu persatu pintu mobil. Sistem central lock terdiri atas komponen-komponen yang bersifat electrical maupun mekanik. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda berdasar pada kegunaannya. Komponen-komponen ini meliputi door lock actuator, door lock mechanism, door lock central control unit, door lock relay dan battery, sedangkan komponen pendukung adalah fuse atau sekring, connector, kabel dan lain-lain. 1

14 2 Perkembangan mobil Toyota Kijang type G 1TR-FE telah banyak dipasarkan, sehingga pengetahuan mengenai perawatan dan perbaikannya sangatlah penting untuk dipelajari. Salah satu pengetahuan tersebut adalah mengenai perawatan dan perbaikan pada sistem central lock-nya. Melihat kondisi tersebut saya tertarik untuk mempelajari konstruksi, cara kerja dan mengindentifikasi dari sistem central lock pada Toyata Kijang type G 1TR-FE. Untuk itu dalam tugas akhir ini penulis memberi judul : Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR-FE. B. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dalam tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana konstruksi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR- FE? 2. Bagaimana kerja sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE? 3. Bagaimana analisis indentifikasi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE dan bagaimana cara mengatasinya? C. Tujuan Hal-hal yang ingin dicapai penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui konstruksi pada sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. 2. Untuk mengetahui kerja sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR- FE. 2

15 3 3. Untuk menganalisis indentifikasi sistem central lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. D. Manfaat Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Dapat dijadikan referensi saat mengindentifikasi sistem cental lock pada Toyota Kijang type G 1TR-FE. 2. Memperoleh wawasan cara mengatasi ganguan-gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE. 3. Memperoleh wawasan cara pemeriksaan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE

16 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Sistem Central Lock Menurut Buntarto (2015:31) Central lock merupakan suatu sistem pengaman pintu mobil (kunci pintu mobil) yang digerakkan secara electric (menggunakan motor listrik) dan diatur secara elektronik oleh control module, sehingga dapat dioperasionalkan secara terpusat (sentral). Jika pintu utama dibuka maka semua pintu mobil akan terbuka. Sistem central lock adalah salah satu bagian dari sistem electrical body yang memberikan kemudahan, keefisienan, keamanan bagi pengemudi dalam mengunci dan membuka pintu mobil. Sistem ini juga dapat memberikan kemudahan karena dapat mempermudah bagi pengemudi dalam mengunci semua pintu mobil. Sistem ini juga dapat memberikan keefisienan bagi pengemudi karena dengan adanya sistem pengemudi lebih dapat menghemat waktu dalam mengunci semua pintu mobil yaitu hanya dengan menekan remote control semua pintu dapat terkunci. Sistem ini dapat juga sebagai keamanan pada mobil karena tujuan dari adanya sistem central lock pada mobil adalah sebagai pengaman mobil itu sendiri, khususnya dari pencurian. Dewasa ini sistem central lock telah mengalami perkembangan, yang dahulu manual sampai otomatis. Sebelum adanya sistem central lock, untuk mengunci dan membuka pintu pengemudi harus melakukannya satu persatu pada tiap pintu mobil, sehingga sangat merepotkan pengemudi. Setelah adanya sistem 4

17 5 ini pengemudi menjadi lebih praktis dalam mengunci pintu mobil sebab dengan hanya menekan remote control semua pintu bisa terkunci atau terbuka. B. Komponen-komponen Sistem Central Lock Komponen pada sistem central lock terdiri atas door lock actuator, door lock mechanism, door lock control unit, baterai serta komponen-komponen pendukung lainnya. 1. Door lock actuator Door lock actuator adalah komponen dari sistem central lock yang berfungsi untuk menggerakkan (menarik dan mendorong) locking link yang terhubung dengan door lock. Type-type door lock actuator adalah sebagai berikut: a. Door lock actuator type penggerak solenoid yang berfungsi sebagai penggerak door lock actuator, seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Gambar. 2.1 Door lock actuator type solenoid ( Huda, 2010;10) Gambar 2.2 dan gambar 2.3 merupakan cara kerja door lock actuator type solenoid. Bila arus masuk melalui elektromagnet dalam satu arah, maka permanen

18 6 magnet akan terbangkit dan bergerak maju, menyebabkan plunger (yang menempel pada magnet permanen) juga bergerak dalam arah yang sama, mengunci pintu, proses ini ditunjukkan dengan gambar 2.2. Bila arah arus terbalik, maka magnet permanen dan plunger bergerak dalam arah yang berlawanan, membuka kunci pintu, proses ini ditunjukkan dengan gambar 2.3. Gambar. 2.2 Door lock actuator saat tertarik ( Huda, 2010;10) Gambar 2.3 Door lock actuator saat tertekan ( Huda, 2010;10)

19 7 b. Door lock actuator type penggerak motor ; sebuah motor listrik kecil sebagai penggeraknya. Gerakan rotasi motor diubah ke dalam gerakan linier yang diperlukan untuk bergerak mengunci atau membuka oleh rack and pinion mashes. Komponen-komponen dari door lock actuator adalah sebagai berikut: 1) Motor Pada door lock actuator menggunakan motor DC sebagai penggeraknya. keunggulan motor DC adalah dapat diubah arah putarannya dengan mengubah arah arus listriknya. 2) Gears (acental) Komponen ini berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor menuju ke pinion mashes. 3) Pinion mashes Pinion mashes tertaut dengan rack mashes yang menyatu dengan armature rod. Dengan adanya pertautan tersebut maka pinion mashes dapat menggerakkan armature rod. 4) Armature rod Armature rod berfungsi untuk menggerakkan locking link. 5) Changeover contact (saklar) Changeover contact hanya terdapat pada door lock actuator pada posisi pintu pengemudi saja. Changeover contact bekerja berdasarkan gerakan dari armature rod. Saat armature rod bergerak pada posisi lock maka saklar juga

20 8 pada posisi lock begitu juga sebaliknya saat armature bergerak pada posisi unlock, saklar juga akan berada pada posisi unlock. 6) Kabel kontak / kabel saklar Kabel saklar terdiri dari tiga kabel. Satu kabel dihubungkan dengan massa dan dua kabel yang lain dihubungkan dengan door lock control unit. 7) Kabel motor Kabel motor berfungsi untuk mengalirkan arus menuju ke motor. Door lock actuator type penggerak solenoid dan door lock actuator type penggerak motor mempunyai kelebihan dan kekurangan, yang pertama door lock actuator type solenoid kelebihannya konstruksi sederhana,harganya lebih murah, dan responnya tinggi, sedangkan kekurangannya, cepat mengalami kerusakan karena pada magnet sering benturan dengan dinding bagian depan actuator serta jarang dipakai pada mobil-mobil jepang. Kebanyakan dipakai pada mobil-mobil eropa. Sedangkan door lock actuator type penggerak motor kelebihannya torsi lebih besar dan mudah diatur dengan torsi kecil sampai sedang,dan kekurangannya konstruksinya lebih rumit dari pada penggerak type solenoid dan harganya lebih mahal,karena konstruksinya lebih mahal. 2. Door lock mechanism Door lock mechanism berfungsi untuk mengoprasikan sistem pengunci manual, sedangkan fungsi door lock mechanism dalam central lock adalah sebagai aktualisasi dari kerja door lock actuator. Door lock mechanism dalam sistem central lock adalah sebagai aktualisasi dari kerja door lock actuator. Pada gambar 2.4 merupakan door lock mechanism pintu depan beserta bagian-bagianya, yang

21 9 terdiri dari locking knob, insideand outside handle, lock cylinder, opening control link, locking link door lock danstiker. Pada gambar 2.5 merupakan door lock mechanism pintu belakang beserta bagian-bagiannya. Komponen pada door lock mechanism pintu depan dan pintu belakang sama. Gambar 2.4 Konstruksi pintu depan ( Huda, 2010;10) Gambar 2.5 Konstruksi pintu belakang ( Huda, 2010;10)

22 10 Komponen-komponen dari door locking mechanism adalah sebagai berikut; 1) Locking knob Locking knob berfungsi untuk menekan locking link yang terhubung dengan door lock. Khusus untuk pintu sisi pengemudi, locking knob juga berfungsi sebagai penekan saklar yang akan mengontrol sistem pengunci semua pintu. 2) Locking link Locking link dihubungkan dengan locking knob dan armature rod dari door lock actuator. Locking link berfungsi untuk mengoperasikan door lock (mengunci atau membuka kunci) berdasarkan penekanan pada locking knob dan door lock actuator. 3) Locking cylinder Locking cylinder berfungsi untuk mengoprasikan door lock (mengunci dan membuka kunci) dari luar. 4) Door lock Door lock atau pengunci pintu berfungsi sebagai pengkait antara pintu dengan striker dan juga sebagai pengunci dan pengkait antara pintu dengan striker. 5) Door outside handle Door outside handle berfungsi untuk membuka pintu dari luar dengan membebaskan perkaitan antara door lock dengan striker. Antara door outside handle dan door lock dibungkan oleh opening control link. 6) Door inside handle Door inside handle mempunyai fungsi yang sama dengan door outside handle, hanya saja door inside handle dioprasikan dari dalam kendaraan.

23 11 7) Opening control link Opening control link berfungsi membebaskan perkaitan antara door lock dengan stiker. Komponen ini bekerja berdasarkan kerja outside handle dan inside handle. 8) Stiker Stiker menempel pada body kendaraan. Stiker dikait oleh door lock agar pintu biasa terkait atau terkunci. 9) Kunci pengaman anak-anak (child lock) Kunci pengaman anak-anak didesain agar pada saat kunci diposisikan lock maka pintu biasa dibuka dari dalam. Cara kerja sistem ini adalah dengan mematikan fungsi dari inside handle sehingga yang bekerja hanya out side handle. Kunci pengaman anak-anak hanya terdapat pada pintu bagian belakang saja. 3. Door lock control unit Semua arus yang menggerakkan door lock actuator disuplay oleh baterai akan tetapi dibawah control dari door lock control unit. Door lock control unit sering juga disebut door lock control relay. Kenyataanya komponen ini lebih dari sekedar relay karena didalamnya dilengkapi dengan dua buah relay yang dikontrol oleh beberapa sirkuit elektronik. Komponen-komponen dari door lock control unit adalah sebagai berikut: a. Relay Gambar 2.6 merupakan cara kerja relay adalah suatu saklar yang dikendalikan oleh arus listrik (Bishop, 2002:55). Saklar ini dapat membuka dan

24 12 menutup karena dioperasikan oleh suatu magnet listrik. Fungsi relay secara umum adalah untuk memperpanjang umur switch karena dengan adanya relay, switch tidak perlu mengalirkan arus listrik yang terlalu besar yang dapat mengakibatkan terbakarnya pada kontak switch tersebut, switch hanya perlu mengalirkan arus listrik kecil yang dibutuhkan untuk membangkitkan coil pada relay. Relay juga berfungsi untuk memperkecil penurunan/kehilangan tegangan. Pada door lock control unit, fungsi relay itu sendiri adalah menghubungkan dan memutuskan arus yang menuju ke door lock actuator secara otomatis serta untuk memperpanjang umur switch door lock. type relay berdasarkan kontruksi saklarnya adalah sebagai berikut: b. Transistor Gambar 2.6 Relay ( Riyawan,2015;8) Transistor adalah suata alat semi konduktor yang dapat digunakan sebagai amplifikasi (penguat), switching (pemutus dan penghubung sirkuit), stabilisator tegangan dan juga sebagi modulasi isyarat (signal). Pada door lock actuator unit transistor berfungsi sebagai amplifikasi (penguat) tegangan untuk mengaktifkan

25 13 relay. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang disatu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainya. Transistor terdapat dalam dua variasi, yaitu NPN dan PNP. Transistor NPN tersusun dari semi konduktor type-p yang diapit oleh semi konduktor type- N, sedangkan transistor PNP tersusun dari semi konduktor type-n yang diapit oleh semikonduktor type-p. Pada transistor NPN dan PNP tegangan diberikan pada arah yang berlawanan. Perbedaan tersebut terlihat dalam grafik dibawah. Pada transistor NPN, tanda panah menuju ke emitter, sedangkan pada transistor PNP, tanda panah menjauhi emitter. Gambar 2.7 Transistor ( Riyawan,2015;8) Gambar 2.7 merupakan cara kerja dari transistor PNP apabila arus perangsang mengalir dari baris emitter arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Tanda panah menunjukkan arah arus listrik dalam transistor, sedangkan Transistor NPN apabila arus perangsang mengalir dari emitor ke basis maka arus dapat mengalir dari emitor ke kolektor. Pada door lock control unit menggunakan dua buah transistor type NPN. Alasanya karena sistem kelistrikan pada kendaraan

26 14 di indonesia mengacu pada aliran arus listrik dari positive ke negative baterai. Pada transistor type NPN apabila ada arus basis menuju ke emitor (massa) maka arus dari kolektor yang lebih besar akan mengalir menuju ke emitor, sehingga dapat disimpulkan bahwa arus listrik akan mengalir ke massa, sehingga type ini tidak cocok digunakan. c. Timer IC Timer IC (IC waktu) merupakan suatu rangkaian yang dapat beroperasi pada dua mode yaitu monostabil (satu keadaan stabil) atau astabil (tidak mempunyai keadaan stabil). Monostabil adalah salah satu jenis operasi dan timer 555 yang menghasilkan waktu tunda yan akurat dari mikro detik sampai jam. Astabil adalah salah satu jenis dari timer 555 yang menghasilkan gelombang kotak dengan duty cycle variable (Malvino, 2004:388). Pada door lock control unit menggunakan timer IC type monostabil yang berfungsi untuk menghidupkan transistor. Alasan pemakaian type ini karena pada type monostabil menghasilkan waktu tunda yang akurat sehingga cocok untuk mendukung kerja dari door lock control unit yang membutuhkan keakuratan dalam mengatur kerja dari door lock actuator. Cara kerjanya yaitu jika transistor I dalam kondisi jenuh, kolektornya akan mendekati nol. Ini berarti tidak ada arus basis yang mengalir pada transistor II. Sebagai hasilnya, transistor II akan dalam keadaan cut off, menghasilkan tegangan kolektor tinggi. Tegangan kolektor tinggi ini menghasilkan arus basis besar yang akan membuat transistor I dalam kondisi jenuh.

27 15 4. Baterai Gambar 2.8 menjelaskan tentang baterai yang dibentuk oleh sejumplah sel listrik yang disambungkan satu sama yang lain (Bishop, 2002:11). Sel-sel ini terhubung sedemikian rupa sehingga membentuk tegangan (output) yang diinginkan. Sel-sel tersebut mengandung asam sulfat sebagai elektrolit yang menghasilkan tegangan (output) 2-2,2 volt tiap selnya. Pada sistem central lock baterai berfungsi sebagai penyuplai utama semua arus yang dialirkan ke sistem ini. 5. Jaringan Kabel Gambar 2.8 Baterai ( Dokumentasi ) Pada gambar 2.9 menunjukkan cara kerja dari jaringan kabel (wiring harmess) adalah sekelompok kabel dan kawat yang masing-masing terisolasi, menghubungkan komponen-komponen, serta melindungi komponen lainnya seperti sirkuit dan sebagainya. Semuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dihubungkanya antara komponen-komponen kelistrikan dari suatu kendaraan.

28 16 Gambar 2.9 Jaringan kabel ( Riyawan,2015;8) 6. Fuse atau Sekring Pada gambar 2.10 menerangkan tentang fuse merupakan komponen utama pelindung sirkuit berfungsi untuk mencegah rusaknya komponen-komponen kelistrikan akibat arus yang berlebihan karena terjadi hubungan singkat atau konsleting. Masing-masing komponen kelistrikan mempunyai sekring sendiri, tetapi ada juga yang disambung secara paralel yaitu satu sekring dipakai dua komponen. Sekring dibuat sedemikian rupa supaya mudah dalam memeriksa dan memasang serta melepasnya. Sebuah sekring berisi seutas kawat yang sangat tipis terbuat dari bahan logam campuran khusus yang dapat meleleh pada suhu yang relatif rendah (Bishop, 2002:21). Apabila arus yang mengalir melewati sekring terlalu besar, panas akan dihasilkan dengan sangat cepat sehingga kawat sekring meleleh dan mengakibatkan terputusnya rangkaian. Biasanya sekring berbentuk memanjang dan dibungkus kaca sebagai pelindung. Kedua ujungnya merupakan terminal sekring yang ditutup dengan logam. Terminl ini dihubungkan kerangkaian kelistrikan.

29 17 Gambar 2.10 Fuse ( Riyawan,2015;8) Fuse dapat dikelompokkan dalam dua type yaitu type cartridge (tabung) dan type blande. a. Fuse type cartridge Fuse type cartridge banyak digunakan karena pada type ini dirancang lebih kompak dengan menggunakan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang sehinga mempermudah dalam pengamatan. Nilai besarnya arus pada sekring type cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup kaca yang tertera angka penunjuk kapasitas sekring. b. Fuse type blande Fuse type blande dikenal dengan type U yang lebih ringan dan mudah untuk menggantikanya. Nilai besarnya arus ditentukan oleh warna dari rumahnya serta juga dapat dilihat angka yang ada pada sisi atau fuse. 7. Connector / Soket Connector atau soket digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen.

30 18 connector diklasifikasikan dalam male connector dan female connector karena bentuknya berbeda. 8. Kunci kontak Gambar 2.11 menunjukkan rangkaian kelistrikan mobil kunci kontak (KK) berfungsi untuk menyambung dan memutus arus aliran listrik dari baterai ke sistem pengapian, sistem penerangan, sistem pengisian, sistem AC dan sistem lain yang membutuhkan arus listrik. Pada sistem central lock, kunci kontak berfungsi untuk mentransmisikan sinyal ON, ACC atau LOCK ke saklar utama central lock. Sinyal ini dipakai hanya untuk mengontrol fungsi key-off dari central lock. Gambar 2.11 Kunci kontak ( Riyawan,2015;8)

31 45 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Dari penulisan laporan tugas akhir diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Door lock motor pada Toyota Kijang type G 1TR-FE, menggunakan penggerak type motor DC karena arus yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor sedikit dengan torsi yang besar, selain itu untuk melakukan kanibalisasi juga banyak terdapat dipasaran. 2. Prinsip kerja sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR-FE ditentukan oleh arah arus yang masuk ke door lock motor yang dikendalikan oleh integration relay. 3. Cara mengatasi gangguan pada sistem central lock Toyota Kijang type G 1TR- FE yaitu dengan memeriksa connector, memeriksa rangkaian sistem central lock, memeriksa ada tidaknya massa dan memeriksa tegangan baterai. B. Saran Dari laporan diatas maka saran yang dapat diambil dan perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut : 1. Sistem central lock hendaknya dilakukan pemeriksaan secara berkala yaitu melakukan pemeriksaan terhadap baterai sebagai penyuplai semua arus listrik terhadap sistem ini. Pemeriksaan ini bisa juga dilakukan tiap hari untuk mengetahui ketinggian cairan elektrolit, jika kurang maka segera isi sampai 45

32 46 2. pada batas yang tertera pada baterai. Selain itu juga disarankan untuk pengecekan baterai secara berkala untuk memastikan bahwa baterai yang digunakan itu masih dalam keadaan baik. Apabila terjadi kerusakan kecil pada sistem central lock maka segera diperbaiki supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih serius. 3. Perbaikan sistem central lock sebaiknya dilakukan dengan menganalisis secara runtut pada komponen-komponennya sehingga akan mempermudah dan mempersingkat waktu dalam melakukan pengecekan maupun perbaikan. Pemeriksaan tersebut diawali dengan memeriksa kondisi baterai yang dilanjutkan ke komponen-komponen berikutnya seperti yang seprti yang telah dijelaskan pada bab-bab sampai ditemukan kerusakan yang terjadi pada sistem tersebut. 4. Pada saat melakukan pemeriksaan door lock motor secara langsung pada baterai, sebaiknya hubungkan dahulu terminal positif baterai lalu terminal negatif baterai dengan terminal-terminal door lock motor. Kontak antara terminal negatif baterai dengan salah satu terminal door lock motor jangan terlalu lama, yaitu untuk menghindari arus yang berlebih yang dapat merusak motor pada door lock motor.

33 47 DAFTAR PUSTAKA Anonim Fundamental of Electricity Step 2. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor. Anonim, 2004, Toyota Kijang Innova Electrical Wiring Diagram Seri KUN 40 Seri TGN 40, 41, Penerbit PT, Toyota-Astra Motor, Jakarta, Anonim, 2004, Toyota Pedoman Reparasi Kijang Innova Diagnosa Seri TGN 40, 41 Seri KUN 40, Volume 2, Penerbit PT, Toyota-Astra Motor, Jakarta Anonim Electrical-body And Chassis Section 8. Tokyo: Isuzu Motors Limited. Buntarto dkk, 2015, Sistem Alarm, Central Door Lock, dan Power Window Mobil, Penerbit PT, Pustaka Baru, Jakarta Huda, Zuntarno, 2010, Kontruksi, Cara Kerja dan Trouble shooting Sistem Central Lock Isuzu Panther, Tugas Akhir, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Prasetyo, Wayan Reza Yuda Ade, 2011, Sistem Central Lock pada Mitsubishi LancerGTi- 1,8i,Tugas Akhir, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Prasetyo, Andri Sistem Central Lock pada Suzuki Baleno. Tugas Akhir. Semarang: UNNES. Zuhal dan Zhanggischan, 2004, Prinsip Dasar Elektronik, Penerbit PT, Bumi Aksara, Jakarta,

34 48 DAFTAR LAMPIRAN `

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN TROUBLESHOOTING POWER MIRROR TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN TROUBLESHOOTING POWER MIRROR TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN TROUBLESHOOTING POWER MIRROR TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Mohamad

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

KELISTRIKAN CENTRAL LOCK PADA TOYOTA COROLLA

KELISTRIKAN CENTRAL LOCK PADA TOYOTA COROLLA KELISTRIKAN CENTRAL LOCK PADA TOYOTA COROLLA Kurniawan Joko Nugroho Jurusan Teknik Mesin Otomotif, Politeknik Pratama Mulia Surakarta kurniawanjatayu@gmail.com ABSTRACT Perkembanggan automotive world is

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock) BAB11 SISTEM KELISTRIKAN BODI KONTROL ELEKTRONIK 11.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan bodi kontrol elektronik pada bab ini merupakan sistem kontrol pengunci pintu (door lock system), jendela (power window

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PERAWATAN LAMPU KEPALA KIJANG INNOVA

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PERAWATAN LAMPU KEPALA KIJANG INNOVA TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PERAWATAN LAMPU KEPALA KIJANG INNOVA Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh : Nama : Lingga Pradita NIM :

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM POWER WINDOW PADA SUZUKI BALENO. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III. Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya

PROYEK AKHIR SISTEM POWER WINDOW PADA SUZUKI BALENO. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III. Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya PROYEK AKHIR SISTEM POWER WINDOW PADA SUZUKI BALENO Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Disusun Oleh: Nama : Gesit Ari Nugroho NIM : 5250303502 Prodi Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan di bidang otomotif semakin tahun terus berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada di pasaran yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir, yang

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh Yanuar Setiono 5211312015 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan 40 BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW A. Kronologi masalah Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapat suatu masalah yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K Laporan Tugas Akhir Disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma 3 Untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Oleh:

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Teknik Mesin Oleh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR NOTASI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya dibidang otomotif, sekarang ini banyak kendaraan khususnya mobil telah dilengkapi dengan berbagai fitur dengan fungsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Spesifikasi Bola Lampu Pada setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing pada setiap sistemnya, salah satu diantaranya pada sistem penerangan pada Toyota

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti www.mobilku.org -Sekring mobil sangat penting fungsinya dalam mengendalikan besarnya arus listrik yang mengalir pada komponen-komponen mobil yang membutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE POWER WINDOW PADA MOBIL FORD LASER. Firman Hidayat

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE POWER WINDOW PADA MOBIL FORD LASER. Firman Hidayat PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE POWER WINDOW PADA MOBIL FORD LASER Firman Hidayat Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok, Indonesia Kenyamanan dalam kendaraan merupakan impian bagi pengguna kendaraan,

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Kelas pada Sistem Starter

Kelas pada Sistem Starter SMK NEGERI 2 CILACAP MEKANIK OTOMOTIF SEMESTER JOB I. LISTRIK OTOMOTIF Nama Perawatan Dan Perbaikan Kelas pada Tgl Praktek Sistem Starter Tgl Periksa TUJUAN 1. Siswa dapat mengetahui rangkaian sistem starter.

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN PADA TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE

TROUBLE SHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN PADA TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE TUGAS AKHIR TROUBLE SHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN PADA TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun

Lebih terperinci

Arti Pole dan Throw pada Relay

Arti Pole dan Throw pada Relay Pengertian Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di jaman seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dari piranti

I. PENDAHULUAN. Di jaman seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dari piranti I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dari piranti teknologi canggih baik berbentuk elektronik maupun tekologi lain. Di Indonesia sendiri selain

Lebih terperinci

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva Feranita, Ery Safrianti, Oky Alpayadia Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau feranitadjalil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Nama : Arman Seruli

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik) Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari transistor sebagai saklar. Tujuan Bagian ini memberikan

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL MALANG 2016 Instruksi Kerja Laboratorium Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kode Dokumen : Revisi : Tanggal : 1 Desember

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN EMERGENCY UNTUK PENERANGAN DAN TENAGA PADA RUANG STAF BENGKEL LISTRIK DENGAN DUAL INVERTER BERKAPASITAS 1000 WATT LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN EMERGENCY UNTUK PENERANGAN DAN TENAGA PADA RUANG STAF BENGKEL LISTRIK DENGAN DUAL INVERTER BERKAPASITAS 1000 WATT LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN EMERGENCY UNTUK PENERANGAN DAN TENAGA PADA RUANG STAF BENGKEL LISTRIK DENGAN DUAL INVERTER BERKAPASITAS 1000 WATT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR OTOMOTIF

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR OTOMOTIF SILABUS LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR OTOMOTIF OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes. (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) NOMOR DOKUMEN : JST/OTO/PTO 330 NO. SALINAN : Disahkan di Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8

LAPORAN TUGAS AKHIR. Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Diploma 3 oleh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator ALTENATOR Gambar 1. Altenator 1. Fungsi Alatenator Altenator Berfungsi sebagai pengubah energi mekanis berupa putaran dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi putar di hubungkan melalui V-belt/Vribbed

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS TROUBLESHOOTING SISTEM KELISTRIKAN BODI DAN MOTOR STARTER PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO. Disusun oleh : FAIZAL BAGUS ADI NUGRAHA

ANALISIS TROUBLESHOOTING SISTEM KELISTRIKAN BODI DAN MOTOR STARTER PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO. Disusun oleh : FAIZAL BAGUS ADI NUGRAHA ANALISIS TROUBLESHOOTING SISTEM KELISTRIKAN BODI DAN MOTOR STARTER PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO Disusun oleh : FAIZAL BAGUS ADI NUGRAHA 20133020027 LAPORAN TUGAS AKHIR DITULIS DAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Disusun NIM JURUSAN

Disusun NIM JURUSAN RANCANG BANGUNN MODEL SISTEM TRANSPORTASI MASSAL MONORAIL OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 oleh : EDY IRWAN SIDABUTAR NIM. 1005032062

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989

RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 digilib.uns.ac.id RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : ROMAT AGUNG PURNOMO

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

Adapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch

Adapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch Semakin pesatnya teknologi, kadang membuat banyak orang kurang memahami dengan seksama atas hasil teknologi tersebut Contoh seorang pengemudi mobil yang tidak tahu persis dunia otomotif yang akhirnya kurang

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG

RANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG RANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Oleh Hari Arbiantara Basuki, ST., MT

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0

TUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 TUGAS AKHIR Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN RANCANG BANGUN SEPEDA LISTRIK DENGAN SISTEM PENGISIAN BATERAI HYBRID LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 oleh : JULIANTO SINAGA PANCA

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh NAMA : Pijar Prastian Sejati

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perancangan Panel Kontrol Penerangan Manual Dan Otomatis. Dengan Remote Kontrol

TUGAS AKHIR. Perancangan Panel Kontrol Penerangan Manual Dan Otomatis. Dengan Remote Kontrol TUGAS AKHIR Perancangan Panel Kontrol Penerangan Manual Dan Otomatis Dengan Remote Kontrol Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Sudarmanto

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Nanang Dwi Setyono NIM : 5250306013

Lebih terperinci

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh

Lebih terperinci

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket Pemecahan Auto Light Mari kita asumsikan mobil atau truk ringan terkendala dengan lampu atau dua yang tidak bekerja. Di mana tepatnya Anda mulai? Mari kita mulai dari awal dan meneliti bagaimana pencahayaan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alternator Alternator atau yang lebih kita kenal sebagai "Dinamo Amper" merupakan suatu unit yang berfungsi sebagai power supply dan charging syste. Fungsi alternator adalah

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci