RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : ROMAT AGUNG PURNOMO I PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

2 digilib.uns.ac.id Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul : RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 Disusun oleh: ROMAT AGUNG PURNOMO NIM. I Telah dapat disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Pembimbing I Surakarta, Agustus 2012 Pembimbing II Heru Sukanto, S.T,M.T. NIP Purwadi Joko Widodo, S.T, M.Kom. NIP Mengetahui, Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Heru Sukanto, S.T,M.T. NIP ii

3 digilib.uns.ac.id HALAMAN MOTTO Dengan selalu berupaya menjadi orang baik dan melakukan yang terbaik, maka kebaikan akan selalu berada di sekitarmu. Apa yang anda lakukan hari ini, merupakan kunci kebaikan ataupun juga kehancuran hari esok, lakukan yang terbaik untuk hari ini. Bila kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi. Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum anda miliki, maka Anda akan harus melakukan sesuatu yang belum pernah anda lakukan. Belajarlah mengucap syukur dari hal hal baik di hidupmu, belajarlah menjadi kuat dari hal hal buruk di hidupmu. iii

4 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Sebuah hasil karya yang kami buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang ingin ku-persembahkan kepada: Bapak, Ibu serta saudara-saudaraku yang saya sayangi dan cintai yang telah memberi dorongan moril maupun meteril serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T. serta bapak Purwadi Joko Widodo, ST, M.Kom terimakasih banyak atas pengarahan dan bimbingannya selama ini. Bapak Zainal Arifin, S.T., M.T. selaku pembimbing akademik yang selalu memberi saran disaat saya butuh saran. Teman teman semua DIII Produksi dan Otomotif angkatan 2009 marilah kita selalu berusaha keras. Janganlah mudah menyerah, inilah awal dari cita-cita kita. Hendro Saputro dan Jemy Akvianto terimakasih telah berjuang bersama menyelesaikan tugas akhir ini. iv

5 digilib.uns.ac.id ABSTRAK ROMAT AGUNG PURNOMO, 2012, RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER Proyek Akhir, Program Studi, Diploma III Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyaknya pencurian mobil dikarenakan kurangnya keamanan pada mobil tersebut. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan tersebut ada beberapa cara. Salah satu cara tersebut adalah penambahan alarm dan central lock pada mobil yang belum terpasangi alarm dan central lock. Pemasangan alarm dan central lock dihubungkan pada aki standby. Arus listrik pada aki standby akan selalu aktif, sehingga pada waktu mesin mati alarm dan central lock masih dapat bekerja dengan baik. Tujuan dari proyek akhir ini adalah terpasangnya alarm dan central lock pada mobil kijang rover Dengan terpasangnya alarm dan central lock, akan menambah keamanan dan kenyamanan mobil tersebut. v

6 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dengan judul RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER Laporan Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dan menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami masalah dan kesulitan, tetapi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku tercinta atas segala bentuk dukungan, motivasi dan doanya. 2. Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T., selaku pembimbing I Proyek Akhir dan Ketua Program DIII Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Purwadi Joko Widodo, ST, M.Kom., selaku pembimbing II Proyek Akhir. 4. Bapak Jaka Sulistya Budi, S.T., selaku koordinator Proyek Akhir. 5. Bapak Zainal Arifin, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik. 6. Hendro dan Jemy sebagai teman satu kelompok, terima kasih atas kekompakkan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan Proyek Akhir. 7. Laboran Motor Bakar, Laboran Proses Produksi, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya. 8. Teman teman seangkatan DIII Teknik Mesin Produksi 2009 dan DIII Teknik Mesin Otomotif 2009 terima kasih atas persaudaraan dan kekompakannya 9. Semua pihak semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan commit to laporan user Proyek Akhir ini. vi

7 digilib.uns.ac.id Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam penyusunan laporan ini, maka segala kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca baik dari kalangan akademis maupun lainnya. Surakarta, Agustus 2012 Penulis vii

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir... 1 BAB II DASAR TEORI Central lock... 3 a. Lock Actuator... 3 b. Kabel... 5 c. Batang penarik atau pendorong... 7 d. Batang Dudukan Actuator... 7 e. Central Lock Modul... 8 f. Baut, Sekrup dan Klem Alarm Mobil... 8 a. Module... 9 b. Remote Kontrol... 9 c. Horn d. Switch Mekanisme Pada Central Lock a. Rotasi b. Translasi BAB III PERANCANGAN DAN commit GAMBAR to user viii

9 digilib.uns.ac.id 3.1. Penentuan syarat perancangan ulang sistem central lock dan alarm Menganalisis pintu kijang Rover Membuat Sketsa Rancangan Ulang Perencanaan Pengerjaan Central Lock dan Alarm a. Pemasangan Central Lock b. Pemasangan Alarm Mekanisme central lock BAB IV PEBUATAN DAN PEMBAHASAN Proses Pemasangan Central Lock Pada Kijang Rover Tahap 1: Melepas Desk Pintu Tahap 2: Pembuatan Lubang Tahap 3: Menggerinda tatal (bagian tepi pengeboran) Tahap 4: Melapisi tepi pengeboran dengan pilox Tahap 5: Memasang aktuator dan batang penarik dan pendorong Tahap 6: Mengklem aktuator dan batang penarik atau pendorong dengan klem Tahap 7: Memasang Module Central Lock Tahap 8: Merangkai instalasi listrik Tahap 9: Melakukan uji coba Proses Pemasangan Alarm Pada Kijang Rover Tahap 1: Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm Tahap 2: Mencari kabel yang mempunya arus pada lampu sen kanan dan kiri Tahap 3: Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sen kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm Tahap 4: Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu Tahap 5: Memasang commit Alarm to Module. user ix

10 digilib.uns.ac.id Tahap 6: Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock Tahap 7: Melakukan uji coba Biaya Produksi BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya percurian mobil akhir-akhir ini menjadikan mobil perlu pengamanan yang lebih. Selalu waspada adalah hal yang harus dilakukan untuk keamanan mobil. Salah satu cara untuk menjaga keamanan mobil adalah dengan melengkapi mobil dengan Central Lock dan Alarm. Dengan Central Lock dan Alarm, diharapkan mobil bisa aman dari pencurian, serta memudahkan pengemudi untuk mengunci semua pintu saat meninggalkan mobil. Kunci manual adalah mekanisme penguncian tanpa menggunakan komponen-komponen elektrik dalam mekanismenya. Penguncian pintu dilakukan pada masing-masing pintu, sehingga membutuhkan waktu untuk melakukannya. Dengan menggunakan central lock, akan memudahkan penguncian pintu mobil. Penguncian akan bekerja secara terpusat dengan menekan tombol lock atau remote control. Dengan adanya central lock akan lebih efisien waktu dalam melakukan penguncian dibandingkan melakukan penguncian secara manual. Alarm sebagai pelengkap dari central lock. Dengan adanya alarm, keamanan dan kenyamanan akan lebih terasa. Karena alarm akan mengeluarkan suara ketika pintu dibuka dalam keadaan actuator aktif. Atas dasar di atas, maka RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 adalah judul yang tepat dalam proyek akhir ini. Dalam proyek akhir ini, pemasangan Central Lock dan Alarm diterapkan pada mobil Kijang Rover 1989 yang masih menerapkan sistem kunci manual Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir Tujuan yang ingin dicapai penulis pada Proyek Akhir ini adalah merubah kunci manual menjadi sistem central lock dan penambahan alarm pada mobil Kijang Rover Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan analisa dan pengerjaan Proyek Akhir ini adalah: 1

12 digilib.uns.ac.id 2 a. Menambah pengetahuan tentang central lock dan alarm, khususnya proses pemasangan dan cara kerja dari central lock dan alarm mobil. b. Dapat mengetahui komponen-komponen pada central lock dan alarm. c. Sebagai kegiatan penerapan disiplin ilmu bagi mahasiswa program studi Diploma III Teknik Mesin UNS untuk memperoleh gelar ahli madya. d. Sebagai bahan referensi dalam mengindentifikasi masalah-masalah dan cara perbaikannya pada sistem central lock dan alarm.

13 digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI Keamanan dan kenyamanan sebuah mobil merupakan salah satu hal yang harus dicapai oleh produsen mobil agar produksinya dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Salah satu keamanan dan kenyamanan dalam sebuah mobil adalah penerapan sistem central lock dan alarm, dimana lock pintu mobil dapat mengunci ataupun membuka hanya dengan menekan tombol atau remote alarm. Penguncian mobil tersebut diakibatkan oleh rotasi motor dc yang dirubah menjadi gerak translasi kemudian diteruskan menuju lock pintu melalui batang penarik atau penghubung Central lock Central Lock adalah sistem yang berfungsi untuk mengunci pintu-pintu mobil dengan satu langkah. Dengan demikian, dengan satu tombol dapat mengunci seluruh pintu pada kendaraan, demikian sebaliknya dengan satu tombol dapat membuka semua pintu pada kendaraan. Central lock terdiri dari beberapa komponen, yang umumnya berisi antara lain sebagai berikut: - Actuator berjumlah 4 buah. - Kabel central lock untuk 4 unit pintu. - Batang (rod) penarik atau pendorong berjumlah 4 buah. - Batang dudukan lock actuator berjumlah 4 buah. - Central lock module. - Sekrup, baut, dan klem. Komponen-komponen tersebut tersedia dalam satu paket central lock. a. Lock Actuator Lock Actuator adalah mekanik penarik atau pendorong tuas pengunci pada central lock mobil yang dikontrol dengan central lock module. Terdapat empat buah actuator pada setiap paket central lock. Sehingga untuk Kijang Rover commit 1989 to user sudah mencukupi. 3

14 digilib.uns.ac.id 4 Lock Actuator ada 2 macam: - Lock Actuator Utama Gambar 2.1. Actuator utama ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 Lock actuator utama memiliki 5 kabel: hijau, biru, coklat, putih dan hitam. Selain sebagai aktuator, komponen ini juga berfungsi sebagai pengatur penguncian pintu mobil. Ketika mengunci pintu dengan menekan tombol pengunci, maka aktuator ini akan memberikan informasi kepada central lock module untuk mengatur lock actuator yang lain agar bergerak bersama. - Lock Actuator Tambahan: Gambar 2.2. Actuator tambahan ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012

15 digilib.uns.ac.id 5 Lock actuator tambahan hanya memiliki 2 kabel, yaitu hijau dan biru yang digunakan membuka dan menutup kunci pintu mobil, terkadang juga dipakai pada pengunci tutup tangki bensin. Gambar 2.3. Rangkaian central lock sistem 2 pintu + tangki ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 Lock Actuator mempunyai kekuatan dan jarak gerak yang hampir sama, yaitu kekuatan dorong atau tarik sebesar 32N (± 4N) dan Jarak gerak sekitar 18mm ( ± 1mm). Pemasangan Lock Actuator dilakukan dengan menyambung batang (rod) dengan tuas pengunci yang ada di setiap pintu. Setiap model mobil memiliki desain tuas batang dan penempatan lock actuator yang berbeda-beda. b. Kabel Kabel central lock terdiri dari beberapa warna. Terdapat 7 kabel yang berbeda warna, dan mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Kabel ini merupakan komponen yang sangat penting pada rangkaian central lock. Jika terdapat kabel yang putus, maka arus listrik tidak akan sampai ke actuator. Sehingga central lock tidak akan bekerja dengan baik.

16 digilib.uns.ac.id 6 Gambar 2.4. Kabel central lock ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 Gambar 2.5. Rangkaian central lock sistem 1 pintu ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 Gambar 2.6. Rangkaian central lock sistem 2 pintu ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012

17 digilib.uns.ac.id 7 c. Batang penarik atau pendorong Batang penarik atau pendorong berupa kawat, yang nantinya akan disambung dengan actuator dengan bantuan klem penyambung. Pada pemasangan batang penarik atau pendorong memakai batang sependek mungkin, karena dengan menggunakan batang yang panjang, kekuatan dorongan atau tarikan akan berkurang. Pemasangan batang penarik atau pendorong mengikuti design dari kawat pengunci. Gambar 2.7. Batang penarik atau pendorong ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 d. Batang Dudukan Actuator Batang ini sebagai alat bantu bila tidak ada dudukan yang pas untuk aktuator. Sehingga aktuator dapat dipasang pada batang ini sesuai dengan kontur dari kawat pengunci. Gambar 2.8. Batang dudukan aktuator ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012

18 2.2. Alarm Mobil Alarm mobil adalah perangkat elektronik di dalam kendaraan dalam upaya untuk mencegah pencurian kendaraan, isinya, atau keduanya. Alarm mobil bekerja dengan memancarkan volume suara yang tinggi (sirene, klakson, pra- perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 e. Central Lock Modul Central Lock Module adalah unit utama yang mengatur atau mengontrol seluruh Lock Actuator. Berisi rangkaian elektronik, yang mengatur agar Lock Actuator hanya bekerja sekitar 1-2detik saja untuk membuka atau menutup. Hal ini berguna untuk mencegah rusaknya atau terbakarnya motor yang ada di dalam Lock Actuator. Gambar 2.9. Central lock modul ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 f. Baut, Sekrup dan Klem Alat-alat ini berfungsi sebagai pendukung central lock, contohnya klem, sekrup, baut. Semuanya itu harus ada untuk pemasangan central lock dan alarm. Gambar Baut, sekrup, dan klem ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012

19 digilib.uns.ac.id 9 rekaman peringatan lisan). Alarm Mobil dilengkapi dengan remote control untuk pengendali jarak jauh. Alarm mobil terdiri dari : a. Module Module adalah unit utama yang mengatur atau mengontrol seluruh alarm. Gambar Module alarm ( diakses pada tanggal 22 Mei 2012 b. Remote Control Pengembangan dari fungsi Central Lock System adalah dipadu dengan remote control sebagai pengontrol penguncian pintu dari jarak jauh, atau sering disebut dengan Keyless Entry. Juga ditambahkan Module Alarm System yang umumnya sudah menyatu dengan Remote Control. Kesemua fungsi tersebut untuk memudahkan dan meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Gambar Remote alarm

20 digilib.uns.ac.id 10 Terdapat dua jenis remote control yaitu infra merah (infrared = IR), dan frekuensi radio (radio frequency = RF). Remote control IR bekerja dengan mengirimkan gelombang infra merah ke perangkat elektronik, sementara remote control RF bekerja dengan cara yang sama namun menggunakan gelombang radio. Diantara persamaan tersebut, perbedaan diantara keduanya adalah perihal jangkauan. Remote control IR dapat bekerja dengan baik jika tidak ada penghalang dengan jarak jangkaun sekitar 9 meter. Di sisi lain, remote control RF dapat melalui dinding dengan jangkauan sekitar 30 meter. Remot mobil termasuk remote control RF. Remot mobil bekerja dengan frekuensi yang dihubungkan melalui sebuah kode dari transmiter. Sehingga, antara pemancar dan penerima harus memiliki kesamaan kode. Ketika menekan tombol pada remot, sama halnya menghidupkan pemancar dan mengirimkan kode ke penerima, yakni alarm module. c. Horn Horn adalah alat yang digunakan untuk mengeluarkan output yang berupa suara sebagai pertanda system lock. Gambar Horn ( diakses pada tanggal 25 juni 2012

21 digilib.uns.ac.id 11 d. Switch Switch pada alarm ini sama saja fungsinya pada saklar rumah, sebagai pemutus dan penyambung arus. Bila ditekan, hubungan arus akan putus, bila tidak ditekan arus tetap terhubung. Gambar Switch alarm 2.3. Mekanisme Pada Central Lock Mekanisme gerak pada central lock adalah mengubah gerak rotasi menjadi gerak translasi. Gerak ini terjadi pada mekanisme actuator central lock. Gerak rotasi pada motor actuator dirubah menjadi gerak translasi sehingga menghasilkan gaya yang diteruskan ke lock pintu. Sehingga lock pintu akan membuka dan mengunci secara bersamaan. a. Rotasi Rotasi adalah gerakan melingkar dari suatu obyek di sekitar pusat rotasi. Gerakan pada actuator central lock juga termasuk gerak rotasi, karena terdapat motor yang berputar pada porosnya. Gerakan tersebut nantinya akan dirubah menjadi gerak translasi untuk mekanisme central lock. b. Translasi Translasi atau gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.

22 digilib.uns.ac.id 12 MODULE CENTRAL ACTUATOR BATANG PENARIK / PENDORONG MANUAL MODULE ALARM LOCK PINTU Gambar Bagan mekanisme lock pintu Pada mekanisme central lock, gerak rotasi pada motor aktuator dirubah menjadi gerak tranlasi maju mundur. Gerak tersebut akan berfungsi sebagai gaya untuk membuka atau mengunci pintu mobil. Gerak rotasi pada motor aktuator diteruskan ke spur gear yang nantinya akan mereduksi putaran atau gerak rotasi motor tersebut. kemudian dirubah menjadi gerak translasi, dan diteruskan ke lock pintu mobil. Gambar Motor aktuator dan spur gear yang bergerak rotasi

23 digilib.uns.ac.id 13 Gambar Gigi lurus yang bergerak translasi Batang penarik atau pendorong disesuaikabnn dengan kontruksi batang lock. Apabila batang penarik atau pendorong sudah terpasang, penyetelan dapat dilakukan dengan klem. Mekanisme tersebut digunakan untuk menggerakkan lock yang berada di dalam pintu mobil. Sehingga mekanisme pada pintu mobil dapat bekerja dengan baik. Gambar Lock yang ada di dalam pintu mobil

24 digilib.uns.ac.id BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR Proses pemasangan central lock dan alarm dilakukan mulai dari proses perencanaan pemasangan central lock dan alarm. Perencanaan yang dibuat bukan merupakan perencanaan central lock dan alarm terbaru, melainkan perancangan ulang dari sistem lock manual menjadi sistem central lock Penentuan syarat perancangan ulang sistem central lock dan alarm. a. Pengumpulan data Pengumpulan data ini akan menjadi dasar dalam penentuan syarat dalam proses perancangan ulang sistem central lock dan alarm pada mobil Kijang Rover Tabel 1 adalah hasil proses pengumpulan data yang diperoleh dari pintu mobil Kijang Rover Tabel 1. Hasil pengumpulan data pintu Kijang Rover No Hasil Identifikasi Produk Diagnosa 1. Plat pada pintu. Masih bagus. 2. Plat pada bodi pintu. Masih bagus. 3. Kabel pada lampu sen Dalam keadaan bagus, meskipun kabel sudah digunakan dalam jangka waktu yang lama. 4. Lampu sen. Masih bagus, tidak dalam keadaan mati. 5. Engsel pintu Engsel pintu kanan depan perlu diperbaiki. b. Rancangan modifikasi Tabel 2. Rancangan modifikasi No Persyaratan Produk 1. Semua sitem lock pintu ditambah dengan actuator. 2. Setiap actuator dihubungkan oleh batang penarik atau pendorong ke 14

25 digilib.uns.ac.id 15 masing-masing lock pintu. 3. Setiap actuator dihubungkan dengan kabel, pada pintu depan kanan 5 kabel sedangkan yang lainnya 2 kabel. 4. Kerja dari semua actuator dikendalikan dengan module central lock. 5. Module central lock dan alarm diletakkan di bawah dashboard. 6. Arus listrik central lock dan alarm pada posisi standby. 7. Switch alarm berjumlah 4 yang diletakkan pada masing-masing pintu. 8. Indikator kerja alarm dipasang pasa lampu sen kanan kiri. 9. Lock actuator bekerja ketika rem diinjak ketika pintu belum terkunci Menganalisis pintu kijang Rover 1989 Pada awalnya mobil kijang Rover 1989 belum dipasangi central lock, dan alarm, maka mobil kijang rover yang telah ada dimodifikasi dan dirancang ulang dengan adanya pemasangan central lock dan alarm. Gambar 3.1. pintu mobil kiri depan Kijang Rover 1989 belum dipasangi central lock dan alarm 3.3. Membuat Sketsa Rancangan Ulang Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh data-data dari pintu awal, maka tahap kedua yang dilakukan adalah mengolah data-data tersebut

26 digilib.uns.ac.id 16 sehingga didapatkan solusi dari permasalahan yang ada dan membuat sketsa rancangan ulang. Sketsa tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 3.2. Sket mekanisme central lock pada tahap perancangan Gambar 3.3. Sket penempatan switch alarm Gambar 3.4. Sket pemasangan kabel alarm pada lampu sen

27 digilib.uns.ac.id Perencanaan Pengerjaan Central Lock dan Alarm Tahap ini merencanakan proses-proses pengerjaan pada pemasangan central lock dan alarm, sehingga proses pengerjaan dapat dilakukan secara berurutan. Perencanaan proses pengerjaan central lock dan alarm mobil kijang rover 1989 ini dilakukan sebagai berikut : a. Pemasangan central lock - Penganalisaan pintu-pintu kijang rover 1989 yang akan dipasangi central lock, dan merencanakan tempat actuator yang tepat pada setiap pintu. Gambar 3.5. perencanaan tempat actuator pada pintu kanan depan - Pengadaan 1 set central lock. Gambar 3.6. satu set central lock. ( diakses pada tanggal 25 Juni 2012

28 digilib.uns.ac.id 18 - Pelepasan desk interior pintu dari pintu, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses pemasangan actuator dann kabel central lock. Gambar 3.7. rencana pelepasan pada interior pintu - Pembuatan lubang sebagai tampat masuknya kabel central lock ke masing-masing pintu, dan switch alarm. - Penggerindaan bagian tepi pengeboran (tatal), karena tatal tersebut berbahaya. - Pelapisan bagian tepi pengeboran dengan pilox untuk agar tidak cepat teroksidasi. - Pemasangan actuator dan batang penarik atau pendorong pada tempat yang benar. - Penyambungan actuator dan batang penarik atau penarik atau pendorong dengan klem. - Perangkaian instalasi listrik pada central lock yang dihubungkan ke module central lock. Pada pemasangan central lock pada Kijang Rover 1989 ini menggunakan sistem lock satu pintu yaitu hanya satu pengendali utama yang dipasang pada pintu sopir.

29 digilib.uns.ac.id 19 Gambar 3.8. skema instalasi listrik pada actuator sistem satu pintu ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 Gambar 3.9. gambar komponen actuator dalam 3D Gambar gambar actuator 3D - Melakukan uji coba.

30 digilib.uns.ac.id 20 b. Pamasangan alarm - Pembelian 1 set alarm dan 4 switch. Gambar komponen-konponen dalam satuu set alarm - Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock. Gambar wiring diagram untuk pemasangan alarm dan central lock. ( Sensor-w-Trunk-Release-/ ) diakses pada tanggal 25 commit to Juli user 2012

31 digilib.uns.ac.id 21 - Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. - Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. - Mencari kabel yang mempunyai arus pada lampu sen kanan dan kiri. - Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sen kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. - Melakukan uji coba 3.5. Mekanisme central lock Gambar gambar mekanisme central lock Keterangan : 1. Handle kunci pintu 2. Batang penghubung lock

32 digilib.uns.ac.id Lock pintu 4. Tombol lock 5. Klem 6. Batang penghubung actuator central lock 7. Actuator central lock Dalam mekanisme penguncian pintu, komponen yang terpenting adalah lock pintu. Komponen ini merupakan pusat mekanisme dari sistem lock. Ketika tombol lock ditekan, hanya merubah posisi dari lock pintu. Perubahan posisi ini berfungsi untuk memindahkan arah gerak dari mekanisme lock. a. Posisi Unlock. Ketika tombol lock tidak ditekan atau belum terjadi penguncian oleh actuator central lock, posisi lock pintu dapat dilihat pada gambar 3.9. dibawah ini. 1 2 Gambar gambar mekanisme sistem unlock Keterangan : 1. Komponen 1 2. Komponen 2

33 digilib.uns.ac.id 23 Ketika dalam keadaan unlock, jika dilakukan pembukaan lewat handle pintu, komponen 1 akan membentur komponen 2, sehingga komponen 2 juga ikut bergerak. Pergerakan komponen 2 ini juga diikuti komponen yang ada didalam lock mobil yang komponen lock yang menghubungkan lock mobil dengan bodi mobil. Sistem ini dipengaruhi oleh actuator central lock atau tombol lock. Actuator central lock akan menarik atau mendorong batang lock sesuai dengan konstruksi pada batang lock. Pemasangan actuator central lock berfungsi sebagai pengganti gaya yang didapatkan oleh tombol lock. Dengan demikian tanpa menarik tombol lock, pintu mobil akan terbuka secara otomatis dengan menggunakan actuator central lock. Pada posisi unlock dan lock dapat diketahui perbedaanya pada lock pintu. b. Posisi Lock. Posisi lock adalah kebalikan dari posisi unlock. Semua komponen yang mempengaruhi juga sama. Posisi lock terjadi karena tombol lock ditekan atau actuator central lock menarik atau mendorong batang lock sesuai dengan konstruksi. Ketika dalam keadaan lock, jika dilakukan pembukaan lewat handle pintu, komponen 1 akan tidak akan membentur komponen 2, sehingga komponen 2 juga tidak akan ikut bergerak. Dengan demikian, meskipun dulakukan pembukaan lewat handle pintu, piintu mobil tidak akan terbeku karena sistem lock masih aktif.

34 digilib.uns.ac.id 24 Gambar gambar mekanisme sistem lock Actuator central lock bergerak rotasi dan translasi. Gerak-gerak tersebut terdapat pada mekanisme dari sistem lock. Pada sistem lock jarak pergeseran batang sebesar 20 mm yang digunakan untuk penguncian ataupun pembukaan lock pintu mobil. Gambar batang lock yang mengalami pergeseran sebesar 20 mm ( diakses pada tanggal 20 Juli 2012

35 digilib.uns.ac.id 25 Jika batang lock mengalami pergeseran 20 mm untuk melakukan penguncian ataupun pembukaan lock, maka panjang lintasan dari actuator central lock juga 20 mm. Hal ini digunakan sebagai pengganti gaya manusia yang diberikan pada batang lock. Sehingga lock pintu mibil dapat bekerja dengan baik tanpa menggunakan dari gaya dari manusia melainkan dengan menggunakan actuator central lock. ` Gambar komponen central lock yang bergerak translasi Untuk melakukan gerak translasi pada mekanisme sistem lock, dibutuhkan 7 gigi pada komponen ini sehingga dapat melakukan gerak translasi sebesar 20 mm. Gambar perubahan gerak rotasi menjadi gerak translasi pada actuator central lock Pada gambar merupakan roda gigi rack and pinion. Roda gigi Rack dan Pinion merupakan pasangan antara batang gigi dan pinion roda gigi. Jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.

36 digilib.uns.ac.id 26 Jika pada komponen yang bergerak translasi jumlah gigi yang digunakan untuk melakukan gerakan berjumlah 7 buah mata gigi, maka pada spur gear ; T1 = T2 Keterangan : T1 = jumlah gigi yang digunakan pada gerak translasi T2 = jumlah gigi yang digunakan pada gerak rotasi T2 = 7 buah mata gigi 1 Gambar spur gear yang meneruskan ke putaran motor 2 Pada gambar terdapat 2 bagian yang mempunyai ukuran yang berbeda, tetapi masih dalam satu bagian. Komponen ini digunakan untuk mereduksi putaran. N1 = N2 Pada gerak translasi jumlah mata gigi yang diperlukan untuk melakukan gerak translasi berjumlah 7 buah. Karena pada roda gigi ini jumlah mata gigi 7 buah, dengan kata lain komponen ini bergerak satu kali putaran. N2 = 1 putaran

37 digilib.uns.ac.id Gambar spur gear yang dihubungkan dengan roda gigi motor. Pada gambar merupakan roda gigi lurus (external gearing). Pasangan roda gigi lurus ini digunakan untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang berlawanan. Pada bagian ini putaran motor direduksi dengan menggunakan roda gigi lurus external. Hasil putarannya nanti akan lebih kecil. Pc = D1 / D2 = T1 / T2 atau T1. N1 = T2. N2 (KHURMI dan GUPTA Machine Design (S.I UNITS). RAM NEW DELHI. EURASIA PUBLISHING HOUSE (PVT.) LTD.) Keterangan : N1 = jumlah putaran pada roda gigi 1 N2 = jumlah putaran pada roda gigi 2 T1 = jumlah gigi yang digunakan pada roda gigi 1 T2 = jumlah gigi yang digunakan pada roda gigi 2 7. N1 = putaran N1 = 30 putaran / 7 N1 = 4,28 putaran Rpm = 4,28 x 60 detik = rpm Pada hal ini 4,28 dilakukan dalam waktu 1 detik, dengan demikian putaran motor actuator yang commit dibutuhkan to user adalah rpm.

38 digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pemasangan Central Lock Pada Kijang Rover Pada proses pemasangan central lock dan alarm pada mobil Kijang Rover ini melalui berbagai tahapan, yaitu : Tahap 1: Melepas desk pintu Tahap 2: Pembuatan lubang. Tahap 3: Menggerinda tepi pengeboran. Tahap 4: Melapisi tepi pengeboran dengan pilox. Tahap 5: Memasang aktuator dan batang penarik dan pendorong. Tahap 6: Mengklem aktuator dan batang penarik atau pendorong dengan klem. Tahap 7: Memasang Module Central Lock. Tahap 8: Merangkai instalasi listrik. Tahap 9: Melakukan uji coba. Tahap 1: Melepas Desk Pintu Melepas desk pintu dengan melepas 4 baut yang ada pada tepi desk, bautbaut pada handle pintu. - Menyiapkan obeng positif dan negatif. - Melepas desk pintu dan handle pintu dengan obeng positif. - Melepas engkol dengan obeng negatif yang tipis. Gambar 4.1. commit pintu to sebelum user desk dilepas 28

39 digilib.uns.ac.id 29 Gambar 4.2. obeng positif dan negatif Gambar 4.3. Pintu kanan sesudah desk dilepas Tahap 2: Pembuatan Lubang Pembuatan lubang dilakukan pada tiap-tiap pintu. Lubang-lubang ini digunakan untuk pemasangan switch alarm, power windows, pemasangan actuator central lock, dan sebagai lubang masukan kabel central lock pada tiap-tiap actuator. Pembuatan lubang dilakukan 2 tahap, yaitu : 1. Pengeboran a. Dengan mata bor 4 mm b. Dengan mata bor 10 mm

40 digilib.uns.ac.id 30 Gambar 4.4. bor tangan dan mata bor 4 mm dan 10 mm Gambar 4.5. proses pengeboran - Pengeboran dilakukan pada keempat pintu - Lubang untuk actuator central lock berdiameter 4 mm - Lubang masukan kabel berdiameter 10 mm Tahap 3: Menggerinda tepi pengeboran. Menggerinda tepi pengeboran dilakukan untuk menghilangkan bagian plat yang muncul dibagian tepi lubang akibat pengeboran. Tatal harus dihilangkan agar tidak ada bagian tepi lubang yang tajam. Penggerindaan ini dilakukan dengan gerinda tangan yang dilengkapi dengan batu gerinda.

41 digilib.uns.ac.id 31 Gambar 4.6. gerinda dan mata gerinda Gambar 4.7. proses penggerindaan tepi pengeboran. Tahap 4: Melapisi tepi pengeboran dengan pilox. Pelapisan pada bagian tepi pengeboran dilakukan agar memperlambat proses oksidasi pada bagian tepi pengeboran, karena pada bagian tepi pengeboran sangatlah mudah untuk terjadi oksidasi. Oleh sebab itu, pelapisan ini sangat diperlukan untuk memperlambat proses oksidasi. Pelapisan ini dilakukan dengan menggunakan pilox berwarna hitam.

42 digilib.uns.ac.id 32 Gambar 4.8. proses pelapisan dengan pilox dan hasilnya. - Sebelum proses pelapisan bagian yang akan dilapisi dibersihkan dengan amplas. - Pelapisan dibagian tepi lubang dilakukan dengan menggunakan pilox. Tahap 5: Memasang aktuator dan batang penarik dan pendorong. Pemasangan actuator dilakukan setelah proses pelapisan lubang selesai. Hal ini agar pelapisan pada lubang tidak mudah pudar pada waktu pemasangan actuator central lock. Pemasangan actuator central lock dan batang penarik atau pendorong disesuaikan dengan konstruksi pada sistem lock pada pintu agar kerja dari actuator central lock dapat bekerja dengan baik. Gambar 4.9. proses pemasangan actuator.

43 digilib.uns.ac.id 33 - Pemasangan actuator central lock dilakukan dengan menggunakan obeng positif. - Pemasangan actuator central lock harus kencang agar gaya dapat bekerja dengan maksimal. Tahap 6: Mengklem aktuator dan batang penarik atau pendorong dengan klem. Actuator central lock dan batang pendorong atau penarik dihubungkan dengan klem. Klem ini sangatlah penting pada sambngan ini. Karena klem ini merupakan komponen yang penting pada pemindahan gaya dari acatuator central lock menuju batang penghubung atau pendorong. Hal yang harus diketahui sebelum menghubungkan keduanya, penempatan klem harus mudah dijangkau dengan tangan. Ini disebabkan untuk memudahkan pada waktu memperbaiki central lock. Bila klem sulit dijangkau oleh tangan, apabila terjadi kerusakan pada actuator central lock dapat diperbaiki dengan mudah. Gambar hasil pengkleman batang actuator dan batang lock. - Pemasangan klem dilakukan dengan menggunakan obeng positif. - Pada waktu pemasangan baut pada klem, baut dipasang dengan kencang. - Klem harus dapat dijangkau oleh tangan.

44 digilib.uns.ac.id 34 Tahap 7: Memasang Module Central Lock. Module Central Lock disimpan dibawah dasboard. Ini bertujuan untuk kenyamanan di dalam mobil. Bila Module Central Lock tidak disimpan dengan baik, akan mengganggu kenyamanan dalam berkendara. Gambar penempatan Module Central Lock. Tahap 8: Merangkai instalasi listrik. Pada tahap ini hanya memasang kabel sesuai dengan wiring diagram. Bila tidak sesuai actuator central lock tidak akan bekerja. Central lock pada Kijang Rover 1989 ini menggunakan sistem lock satu pintu. Gambar wiring diagram sistem lock 1 pintu. ( diakses pada tanggal 21 Mei 2012 Tahap 9: Melakukan uji coba. Pada tahap uji coba menggunakan commit to aki user mobil.

45 digilib.uns.ac.id Proses Pemasangan Alarm Pada Kijang Rover Pada proses pemasangan central lock dan alarm pada mobil Kijang Rover ini melalui berbagai tahapan, yaitu : Tahap 1: Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. Tahap 2: Mencari kabel yang mempunya arus pada lampu sein kanan dan kiri. Tahap 3: Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. Tahap 4: Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. Tahap 5: Memasang Alarm Module. Tahap 6: Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock. Tahap 7: Melakukan uji coba. Tahap 1: Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. Pada tahap pengeboran ini sama halnya dengan pembuatan lubang pada central lock. Hanya saja pelubangan pada switch alarn terletak pada body mobil, tetapi kalau pelubangan pada central lock pada bagian pintu. Lubang pada setiap switch berjumlah 2, berdiameter 4 mm dan 10 mm. Pada lubang yang berdiameter 10 mm merupakan tempat switch, sedangkan yang berdiameter 4 mm digunakan sebagai tempat baut switch. Gambar lubang switch.

46 digilib.uns.ac.id 36 Tahap 2: Mencari kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri. Pencarian kabel ini dilakukan dengan menggunakan ampere meter dan menggunakan testpen DC. Bagian kabel pada lampu sein dibuka dan dicek. Kabel yang mempunyai arus dengan redup terangnya lampu sein inilah yang aka dipilih dan dilakukan penyambungan kabel, begitu pula dengan lampu sein sebelah kiri. Langkah-langkah dalam pencarian kabel lampu sein yaitu : - Mencari kabel yang terhubung pada lampu sein kanan dan kiri. Gambar penambahan kabel pada kabel lampu sein. Tahap 3: Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. Setelah menemukan kabel yang berarus pada lampu sein, kabel diperpanjang sampai menuju alarm module. Kemudian dihubungkan dengan kabel pada alarm module, sesuai wiring diagram. Langkah penyambungan kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri yaitu : a. Menyiapkan alat-alat - Solder dan penempatnya - Timah solder - Tang jepit - Solasi listrik - Solder tracker

47 digilib.uns.ac.id 37 - Pisau carter - Multitester Gambar mempersiapkan alat-alat b. Mengelupas kulit kabel yang mempunyai arus c. Menyambung kabel pada kelupasan kabel sein kanan dan kiri hingga panjangnya mencapai module alarm. d. Merapikan kabel lampu sein yang menuju module alarm. Tahap 4: Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. Memasang switch alarm dilakukan jika pembuatan lubang untuk switch sudah selesai. Pemasangan switch alarm dipasang pada tempat yang aman. Langkah-langkah pemasangan alarm yaitu : - Memasang kabel pada setiap switch - Mengikat kabel pada switch dengan tali tripet - Memasang switch alarm dengan menggunakan obeng positif. - Menambah kabel pada switch hingga kabel tersebut sampai ke module alam Gambar switch alarm yang dipasang pada pintu.

48 digilib.uns.ac.id 38 Tahap 5: Memasang Alarm Module. Alarm Module dipasang bersama-sama dengan Central Lock Module. Alarm Mobil juga dipasang dibawah dashboard. Ini bertujuan agar mempermudah pemasangan pada mobil. Gambar Alarm Module yang dipasang bersama dengan Central Lock Module Tahap 6: Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock. Pada tahap ini hanya memasang kabel sesuai dengan wiring diagram. Bila tidak sesuai wiring diagram alarm system tidak akan bekerja dengan baik. Gambar wiring diagram alarm ( Remote-Alarm-Siren-Shock-Sensor-w-Trunk-Release-/ ) diakses pada tanggal 25 Juli 2012 Tahap 7: Melakukan uji coba. Pada tahap uji coba menggunakan aki mobil.

49 digilib.uns.ac.id Biaya Produksi No Nama Barang Jumlah Harga 1 Central Lock 1 Pcs Rp ,- 2 Alarm 1 Pcs Rp ,- 3 Switch Pintu 4 buah Rp ,- 4 Heat Srink Rp ,- 5 Kabel Ties TG 1 Pcs Rp ,- 6 Solasi Hitam Besar 1 buah Rp ,- 7 Kabel tambahan 8m Rp ,- 8 Pilox 1 buah Rp ,- 9 Sekring dan tempatnya 1 buah Rp ,- 10 Spiral 1 Pcs Rp ,- 11 Sewa alat Rp ,- 12 Tenaga (total) Rp ,- 13 Transport Rp ,- Total biaya Rp ,- Total biaya produksi proyek akhir ini adalah Rp ,- (enam ratus empat puluh enam ribu rupiah).

50 digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil pemasangan central lock dan alarm pada mobil Toyota Kijang Rover 1989, maka proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Pemasangan central lock pada mobil Toyota Kijang Rover 1989 dilakukan dengan memodifikasi sistem penguncian pada mobil Toyota Kijang Rover 1989 yang semula menggunakan sistem lock manual menjadi sistem central lock yang menggunakan motor penggerak DC. b. Pemasangan alarm dilakukan dengan memasang switch pada setiap pintu mobil Saran Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek akhir : a. Proses peminjaman alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembuatan proyek akhir terganggu karena jadwal praktikum mahasiswa Teknik Mesin yang lain dengan waktu dan alat yang sama. Oleh sebab itu, perlu adanya penambahan alat-alat untuk melancarkan proses pengerjaan Tugas Akhir. b. Kerjasama dan rasa tanggungjawab setiap individu sangat diperlukan dalam proses pengerjaan proyek akhir untuk dapat menyelesaikan secara tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal. 40

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989

RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989 RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989 PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: JEMY AKVIANTO NIM. I8109026 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

REKAYASA BODI DAN CHASIS MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE)

REKAYASA BODI DAN CHASIS MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE) REKAYASA BODI DAN CHASIS MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE) PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI ALAT PENGANGKAT SEPEDA MOTOR

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI ALAT PENGANGKAT SEPEDA MOTOR RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI ALAT PENGANGKAT SEPEDA MOTOR PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : KUKUH YUNIANTO NIM I 8111031 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : EKO SULISTIYONO NIM. I 8111022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah

Lebih terperinci

REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (SUSPENSI)

REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (SUSPENSI) REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (SUSPENSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : WAHYUDI NIM. I 8609036 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK MESIN OTOMOTIF

Lebih terperinci

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YUNIAS AGIL ASKARI NIM. I 8111041 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (MESIN)

REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (MESIN) REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (MESIN) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : ERWIN SETIA HUTAMA NIM. I 8609014 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG ( TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG ( TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG ( TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Disusun Oleh : TRIANTO NIM I 8111039 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK)

RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : WAHYU PRASETYA NIM. I8611034 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (TRANSMISI)

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (TRANSMISI) RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Disusun Oleh : BAMBANG SETIATMOKO NIM I 8111014 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota maka alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi. 3.1.1. Alat Alat-alat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

MESIN PENYAPU JALAN OTOMATIS BAGIAN PROSES PRODUKSI

MESIN PENYAPU JALAN OTOMATIS BAGIAN PROSES PRODUKSI MESIN PENYAPU JALAN OTOMATIS BAGIAN PROSES PRODUKSI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : ARDIAN WAHYU BUDIMAN NIM. I 8111010 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Oleh:

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene)

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene) PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : M. YUSUF ASADULLAH NIM. I 8112023

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Guna memperoleh gelar Ahli madya Program Studi Diploma

Lebih terperinci

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi D-III Teknik Mesin Produksi Oleh : ARIS DWI PURNOMO

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG / MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH(SISTEM TRANSMISI)

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG / MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH(SISTEM TRANSMISI) RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG / MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH(SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

MODIFIKASI, PENGGANTIAN DAN PERAWATAN EXHAUST SYSTEM PADA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN PADA MUFFLER PROYEK AKHIR

MODIFIKASI, PENGGANTIAN DAN PERAWATAN EXHAUST SYSTEM PADA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN PADA MUFFLER PROYEK AKHIR MODIFIKASI, PENGGANTIAN DAN PERAWATAN EXHAUST SYSTEM PADA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN PADA MUFFLER PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya/A.Md Program

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : RIDWAN YULIANTO I8109015 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK)

RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : LAKSANA RAHADIAN SETIADI NIM. I8612030

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: BOB ADAM I8612014

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKA

RANCANG BANGUN RANGKA RANCANG BANGUN RANGKA SEPEDA MOTOR REVERSE TRIKE Disusun oleh : EKO CAHYO NUGROHO I8111020 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RANGKA KENDARAAN RODA TIGA REVERSE TRIKE PROYEK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN LOW SPEED BAGIAN PROSES PRODUKSI

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN LOW SPEED BAGIAN PROSES PRODUKSI RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN LOW SPEED BAGIAN PROSES PRODUKSI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: DANU FEBRI PRASETYO NIM. I 8111017 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG ULANG RAGUM MINI PORTABLE

RANCANG ULANG RAGUM MINI PORTABLE RANCANG ULANG RAGUM MINI PORTABLE PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Oleh : DANIEL CANDRA IRAWAN NIM : I 8109009 PROGRAM

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: NURSILA AMINUDIN NIM. I 8610023 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN SILINDER PENDORONG DAN PENAHAN BENDA KERJA PADA ALAT STAMPING

PERANCANGAN SILINDER PENDORONG DAN PENAHAN BENDA KERJA PADA ALAT STAMPING PERANCANGAN SILINDER PENDORONG DAN PENAHAN BENDA KERJA PADA ALAT STAMPING Oleh : TOPAN ADI KURNIA NIM. I 8110041 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PIRANTI PEMBUAT KOMPOS BAGIAN PROSES PRODUKSI

RANCANG BANGUN PIRANTI PEMBUAT KOMPOS BAGIAN PROSES PRODUKSI RANCANG BANGUN PIRANTI PEMBUAT KOMPOS BAGIAN PROSES PRODUKSI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : CALVIEN FRIS KATARA NIM. I 8111016 PROGRAM

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA

KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : HENDRA SOFHANDANA NIM. I 8111026 PROGRAM

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2016 to user

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2016 to user RANCANG BANGUN MESIN DOWEL UNTUK PEMBUATAN KAYU SILINDER DENGAN DIAMETER 10 SAMPAI 20 MM UNTUK INDUSTRI GAGANG SAPU DAN SANGKAR BURUNG ( Proses Produksi ) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PROYEK AKHIR Diajukan Kapada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya OLEH

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUAS TRANSMISI TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh: Hari Yudha Dwi Septian

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUAS TRANSMISI TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh: Hari Yudha Dwi Septian i PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUAS TRANSMISI TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh: Hari Yudha Dwi Septian 101903101015 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANG (BAGIAN. commit to user. Diajukan. Ahli Madya

RANCANG (BAGIAN. commit to user. Diajukan. Ahli Madya RANCANG BANGUN MESIN PEMBELAH BAMBU (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : WAHYU PRASETYA NIM I 8112045 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Oleh : NURMAN ASYARI NIM. I 8609026 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION

LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION Oleh: PUTRA BINDO PAMUNGKAS NIM. I8610027 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya dibidang otomotif, sekarang ini banyak kendaraan khususnya mobil telah dilengkapi dengan berbagai fitur dengan fungsi

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 Disusun oleh : DHENI KRISTANTO I8611015 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 REKONDISI

Lebih terperinci

RANGKA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

RANGKA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II RANGKA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : ADHIMAS BAGUS PAMUNGKAS NIM. I 8611002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: HADIS SANJAYANTO

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: SUPRIYADI I8612046 PROGRAM

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG/MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH BAGIAN PROSES PRODUKSI

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG/MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH BAGIAN PROSES PRODUKSI RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG/MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH BAGIAN PROSES PRODUKSI PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi D III Teknik Mesin Disusun oleh : YUSUF ABDURROCHMAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH BERBASIS ARDUINO DAN INFRA MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR. oleh NURHASANAH NIM:

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH BERBASIS ARDUINO DAN INFRA MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR. oleh NURHASANAH NIM: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH BERBASIS ARDUINO DAN INFRA MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh AGUS PURWANTO 2008 55 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN SEPEDA BAMBU. Design and Manufacture of Bamboo Bicycle

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN SEPEDA BAMBU. Design and Manufacture of Bamboo Bicycle LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN SEPEDA BAMBU Design and Manufacture of Bamboo Bicycle Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT

PROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT PROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh : MOH ICHSAN IZZUDIN

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SEPEDA MOTOR HONDA C86 (Bagian Mesin)

LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SEPEDA MOTOR HONDA C86 (Bagian Mesin) LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SEPEDA MOTOR HONDA C86 (Bagian Mesin) Oleh: WIWIN HARYANTO I8610035 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC )

LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC ) LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC ) Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah Proyek Akhir Oleh: Bayu Putra

Lebih terperinci

PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: GURIOR ALBIGUS ROBBY HAFLI NIM. I 8111025 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER (DRAWING DESIGN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: ADHITYA SETYA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN RODA GIGI DAN POROS DRUM PENGGULUNG PADA MESIN KATROL ELEKTRIK

RANCANG BANGUN BAGIAN RODA GIGI DAN POROS DRUM PENGGULUNG PADA MESIN KATROL ELEKTRIK RANCANG BANGUN BAGIAN RODA GIGI DAN POROS DRUM PENGGULUNG PADA MESIN KATROL ELEKTRIK PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : BAGUS ANGGEGANA ADP

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENANAM PADI Bagian Sistem Transmisi

RANCANG BANGUN MESIN PENANAM PADI Bagian Sistem Transmisi RANCANG BANGUN MESIN PENANAM PADI Bagian Sistem Transmisi PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: VIDYAN DWI SAPUTRA NIM. I8111040 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI)

RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI) RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun Oleh : IMAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI PROTOTYPE WHEEL LOADER PELEPAS RODA DENGAN SISTEM MEKANIS (PERAWATAN) Oleh : AGUNG RIZKI SALAS

RANCANG BANGUN SIMULASI PROTOTYPE WHEEL LOADER PELEPAS RODA DENGAN SISTEM MEKANIS (PERAWATAN) Oleh : AGUNG RIZKI SALAS RANCANG BANGUN SIMULASI PROTOTYPE WHEEL LOADER PELEPAS RODA DENGAN SISTEM MEKANIS (PERAWATAN) Oleh : AGUNG RIZKI SALAS 0610 3020 0840 Pembimbing I Menyetujui, Palembang, Juli 2014 Pembimbing II H.Azharuddin.

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Dan Waktu 1. Tempat Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem kelistrikan bodi penerangan dan motor

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PEMIPIH EMPING MELINJO KAPASITAS 50 KG / JAM

PEMBUATAN MESIN PEMIPIH EMPING MELINJO KAPASITAS 50 KG / JAM PEMBUATAN MESIN PEMIPIH EMPING MELINJO KAPASITAS 50 KG / JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh WAWAN SETIAWAN 2008 55 022 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG TEKNIK. commit to user. Diajukan. gelar Ahli. Madya. Oleh: NIM. I

RANCANG TEKNIK. commit to user. Diajukan. gelar Ahli. Madya. Oleh: NIM. I RANCANG BANGUN MESIN BALLL MILLING (SistemTransmisi) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: ANNAS SYARIFUDIN NIM. I8112006 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PROSES PEMBUATAN)

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PROSES PEMBUATAN) RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PROSES PEMBUATAN) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti www.mobilku.org -Sekring mobil sangat penting fungsinya dalam mengendalikan besarnya arus listrik yang mengalir pada komponen-komponen mobil yang membutuhkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCAMPUR BAHAN PAKAN PELET IKAN

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCAMPUR BAHAN PAKAN PELET IKAN RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCAMPUR BAHAN PAKAN PELET IKAN PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: HENDRI RUSWANTO NIM. I 8612021 PROGRAM

Lebih terperinci

PERBAIKAN/PENGGANTIAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT (KONDENSOR, FAN KONDENSOR, MOTOR BLOWER)

PERBAIKAN/PENGGANTIAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT (KONDENSOR, FAN KONDENSOR, MOTOR BLOWER) PERBAIKAN/PENGGANTIAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT (KONDENSOR, FAN KONDENSOR, MOTOR BLOWER) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON SAPI

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON SAPI RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON SAPI PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh : DANANG SATRIO I8110013 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN REKONDISI SEPEDA MOTOR YAMAHA FIZ TAHUN 1994 (Sistem Kelistrikan)

MODIFIKASI DAN REKONDISI SEPEDA MOTOR YAMAHA FIZ TAHUN 1994 (Sistem Kelistrikan) perpustakaan.uns.ac.id LAPORAN PROYEK AKHIR digilib.uns.ac.id MODIFIKASI DAN REKONDISI SEPEDA MOTOR YAMAHA FIZ TAHUN 1994 (Sistem Kelistrikan) Oleh: PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENEPUNG SINGKONG

RANCANG BANGUN MESIN PENEPUNG SINGKONG RANCANG BANGUN MESIN PENEPUNG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: ANGGA KURNIAWAN NIM. I 8112005 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BRIKET DARI SERBUK KAYU (SISTEM RANGKA)

RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BRIKET DARI SERBUK KAYU (SISTEM RANGKA) RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BRIKET DARI SERBUK KAYU (SISTEM RANGKA) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md) Oleh : ARIFAN HERRA PANDAM PAWITRA NIM. I

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN CHASSIS ENGGINE TEST BED

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN CHASSIS ENGGINE TEST BED RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN CHASSIS ENGGINE TEST BED PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: BOWO TRIYANTO NIM. I8612015 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN MODIFIKASI YAMAHA F1Z

LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN MODIFIKASI YAMAHA F1Z LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN MODIFIKASI YAMAHA F1Z Oleh: IBNU HADI PRATAMA NIM. I8610013 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL

MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : RISING SINGGIH W NIM. I 8611043 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: ERICK SEPTA WAHYUDI NIM. I8612018 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh: JOKO SUSILO NIM. I8610018 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN PALANG PARKIR OTOMATIS MODEL TEKUK 180 DERAJAT

PERANCANGAN PALANG PARKIR OTOMATIS MODEL TEKUK 180 DERAJAT PERANCANGAN PALANG PARKIR OTOMATIS MODEL TEKUK 180 DERAJAT PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : JOURDAN ADBEL PICARRIO PURNOMO NIM. I 8111030

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PERHITUNGAN WAKTU PERMESINAN DAN BIAYA PRODUKSI)

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PERHITUNGAN WAKTU PERMESINAN DAN BIAYA PRODUKSI) RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PERHITUNGAN WAKTU PERMESINAN DAN BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RIG UNTUK PERAWATAN KOMPONEN-KOMPONEN ALAT BERAT KAPASITAS 100 KG (PERAWATAN DAN PERBAIKAN)

RANCANG BANGUN RIG UNTUK PERAWATAN KOMPONEN-KOMPONEN ALAT BERAT KAPASITAS 100 KG (PERAWATAN DAN PERBAIKAN) RANCANG BANGUN RIG UNTUK PERAWATAN KOMPONEN-KOMPONEN ALAT BERAT KAPASITAS 100 KG (PERAWATAN DAN PERBAIKAN) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menghasilkan suatu model electrical trainer yang diharapkan dapat mempermudah dalam proses

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan di bidang otomotif semakin tahun terus berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada di pasaran yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENYAPU JALAN DENGAN TEKNOLOGI VACUM BERKAPASITAS TINGGI BAGIAN RANGKA

RANCANG BANGUN MESIN PENYAPU JALAN DENGAN TEKNOLOGI VACUM BERKAPASITAS TINGGI BAGIAN RANGKA RANCANG BANGUN MESIN PENYAPU JALAN DENGAN TEKNOLOGI VACUM BERKAPASITAS TINGGI BAGIAN RANGKA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: YOGA PRIBADI

Lebih terperinci

PERANCANGAN SILINDER PELEPAS BENDA KERJA PADA STAMPING EQUIPMENT

PERANCANGAN SILINDER PELEPAS BENDA KERJA PADA STAMPING EQUIPMENT PERANCANGAN SILINDER PELEPAS BENDA KERJA PADA STAMPING EQUIPMENT PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh: RIFKI MA ARIF MUNANDAR NIM. I8610029 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

MANUFAKTUR PROTOTIPE CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

MANUFAKTUR PROTOTIPE CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE MANUFAKTUR PROTOTIPE CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: WAHYU ANDRE NURCHOLIS NIM. I 8110043 PROGRAM DIPLOMA III

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PENYAPU LANTAI

DESAIN MESIN PENYAPU LANTAI DESAIN MESIN PENYAPU LANTAI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun Oleh: WAHYU HIDAYAT NIM. I8110044 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ALAT PRAKTIKUM RUBBISH COMPACTOR

PROSES PRODUKSI ALAT PRAKTIKUM RUBBISH COMPACTOR PROSES PRODUKSI ALAT PRAKTIKUM RUBBISH COMPACTOR PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: GUSTAF TAUFIQUL KANDZULINA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVEL MOTOR PADA EXCAVATOR (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVEL MOTOR PADA EXCAVATOR (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVEL MOTOR PADA EXCAVATOR (PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RIG UNTUK PERAWATAN KOMPONEN-KOMPONEN ALAT BERAT KAPASITAS 100 KG (PROSES PEMBUATAN)

RANCANG BANGUN RIG UNTUK PERAWATAN KOMPONEN-KOMPONEN ALAT BERAT KAPASITAS 100 KG (PROSES PEMBUATAN) RANCANG BANGUN RIG UNTUK PERAWATAN KOMPONEN-KOMPONEN ALAT BERAT KAPASITAS 100 KG (PROSES PEMBUATAN) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Lebih terperinci

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER (MEKANISME SISTEM HIDROLIK PENGGERAK BUCKET) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

MESIN PENGAYAK PASIR (PROSES PRODUKSI)

MESIN PENGAYAK PASIR (PROSES PRODUKSI) MESIN PENGAYAK PASIR (PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: HABIBULLOH NIM I8613015 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci