Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)"

Transkripsi

1 BAB11 SISTEM KELISTRIKAN BODI KONTROL ELEKTRONIK Pendahuluan Sistem kelistrikan bodi kontrol elektronik pada bab ini merupakan sistem kontrol pengunci pintu (door lock system), jendela (power window system) dan sistem penghapus dan pembasuh kaca (wiper and washer system). Sistem kontrol pengunci pintu tidak hanya masalah bekerjanya pintu terkunci atau terbuka namun juga fungsi kelistrikannya meliputi fungsi pencegah kunci tertinggal, dua langkah fungsi membuka (two step unlock) dan fungsi keamanan. Gambar Sistem pengunci pintu (door lock) Sistem power window adalah sistem untuk membuka dan menutup jendela dengan menggunakan saklar. Saklar digunakan untuk mengoperasikan motor power window untuk menggerakkan jendela ke arah membuka atau menutup. Sistem power window meliputi fungsi buka tutup secara manual, fungsi sekali sentuh, fungsi penguncian jendela, fungsi keamanan dan fungsi key-off. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 415

2 Gambar Sistem power window Sistem pembasuh dan penghapus kaca adalah sistem yang menjaga agar kaca tetap bersih dengan menghapus tetesan air hujan di kaca depan maupun belakang. Pembasuh kaca digunakan untuk membersihkan kotoran yang ada di kaca menggunakan cairan yang disemprotkan. Sistem penghapus dan pembasuh kaca sangat penting demi keamanan pengendaraan. Sistem penghapus dan pembasuh kaca mengontrol kecepatan bilah penghapus kaca, fungsi intermitten, fungsi otomatis bila terjadi hujan dan fungsi pencegah tetesan. Gambar Sistem penghapus dan pembasuh kaca Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 416

3 11.2. Komponen, Fungsi dan Cara Kerja Sistem Kelistrikan Bodi Sistem Central Lock Gambar Saklar pengoperasian door lock Fungsi kelistrikan pengunci pintu a. Fungsi mengunci/membuka secara manual Bila saklar kontrol pintu berada pada posisi lock maka semua pintu akan berada pada posisi mengunci dan sebaliknya jika saklar kontrol pengunci pintu berada pada posisi unlock maka semua pintu akan berada pada posisi tidak mengunci. Gambar Operasi kontrol door lock Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 417

4 b. Fungsi mengunci/membuka menggunakan anak kunci Bila anak kunci dimasukkan ke lubang kunci pada pintu pengemudi maupun pintu penumpang depan dan diputar ke arah lock maka semua pintu akan berada pada posisi mengunci dan sebaliknya jika kunci diputar ke arah unlock maka semua pintu akan berada pada posisi tidak mengunci. Beberapa tipe kendaraan tidak memiliki lubang kunci di bagian pintu penumpang. c. Fungsi membuka penguncian dua tahap (two-step unlock) Sistem ini dijalankan dengan menggunakan anak kunci yang dimasukkan ke dalam lubang kunci pada pintu. Bila anak kunci diputar sekali maka hanya pintu tersebut yang terbuka namun jika dilanjutkan memutar anak kunci untuk yang kedua kali maka semua pintu akan terbuka. d. Fungsi pencegah kunci tertinggal Fungsi ini untuk mencegah kunci kontak masih terpasang pada lubang silindernya dan tanpa sengaja menutup pintu atau menekan knob pengunci pintu. Jika ini dilakukan maka pintu tetap tidak dapat terkunci. Pada kondisi yang sama jika pintu terbuka dan kunci kontak masih terpasang kemudian saklar kontrol pengunci pintu diposisikan ke arah LOCK akan mengunci pintu sesaat namun segera membuka kembali. Gambar Fungsi membuka dua tahap (two-step unlock) e. Fungsi keamanan Saat meninggalkan kendaraan dengan posisi jendela terbuka maka dimungkinkan saklar kontrol dioperasikan dari luar menggunakan batang atau tuas melalui lubang jendela. Hal ini menyebabkan kendaraan dapat dibuka dari luar oleh orang yang tidak berhak. Untuk mencegahnya maka fungsi keamanan perlu diaktifkan agar pengoperasian saklar kontrol pintu tidak dapat dilakukan. Fungsi keamanan dioperasikan saat mengunci pintu dengan anak kunci atau remote control. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 418

5 f. Fungsi Key-off power window Dalam sistem kontrol mengunci pintu, relay key off di dalam relay gabungan mengontrol catu daya ke sistem power window bila fungsi key off power window diaktifkan. g. Fungsi mekanik (fungsi membuka dengan satu gerakan): Jika pintu pada posisi mengunci, fungsi ini dapat membuka pintu dengan satu gerakan saja yaitu mendorong tuas di bagian dalam pintu untuk membuka penguncian. Gambar Fungsi mekanik Komponen sistem pengunci pintu Sistem pengunci pintu yang dikontrol oleh relay gabungan terdiri dari: a. Relay gabungan Relay gabungan menerima sinyal lock/unlock dari setiap pintu dan meneruskannya ke motor-motor kontrol pengunci pintu untuk membuka atau mengunci pintu. b. Kunci kontak c. Saklar pencegah kunci kontak tertinggal untuk mendeteksi apakah kunci kontak masih terpasang pada lubang silindernya atau tidak. d. Saklar pintu courtesy pengemudi untuk mendeteksi apakah daun pintu bagian pengemudi dalam posisi membuka atau menutup e. Saklar kontrol pengunci pintu Saklar ini terpasang pada bagian sisi dalam pintu pengemudi dan memiliki dua posisi operasi yaitu lock dan unlock f. Rakitan pengunci pintu Pintu bisa dikunci/dibuka juga dengan sistem terintegrasi dalam motor pengunci pintu. Rakitan pengunci pintu terdiri dari motor kontrol pengunci pintu, saklar posisi pengunci pintu dan saklar yang dioperasikan oleh anak kunci. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 419

6 Gambar Komponen sistem pengunci pintu Gambar Kunci kontak Gambar Saklar kontrol door lock Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 420

7 Gambar Rakitan door lock Motor kontrol pengunci pintu Motor kontrol pengunci pintu berfungsi sebagai penggerak tuas pengunci pintu. Pada saat motor kontrol pengunci pintu berputar, rotasi itu ditransmisikan melalui gigi ulir dan gigi roda ke tuas pengunci menyebabkan pintu terkunci/terbuka. Ketika operasi mengunci/membuka pintu selesai, roda gigi akan kembali ke posisi netral karena adanya pegas pembalik. Gambar Motor kontrol central lock Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 421

8 Saklar posisi pengunci pintu Saklar ini mendeteksi apakah pintu dalam keadaan terkunci atau tidak. Saklar posisi terdiri dari lempengan ujung (point plate) dan dasar saklar. Jika tuas penguncian di posisi mengunci maka saklar akan mati dan jika tuas penguncian di posisi membuka maka saklar akan terpasang. Tabel Kerja saklar posisi pintu Kondisi pintu Terkunci Terbuka Kondisi saklar Tidak terhubung Terhubung Gambar Saklar posisi door lock Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 422

9 Saklar yang dioperasikan dengan anak kunci Saklar yang bekerja dengan anak kunci terletak pada bagian pintu. Saklar ini akan mentransmisikan sinyal kunci ke relai gabungan jika lubang kunci pintu dioperasikan oleh anak kunci dari luar Cara kerja sistem penguncian pintu a. Fungsi penguncian/pembukaan manual Fungsi penguncian/pembukaan secara manual dioperasikan oleh saklar kontrol pengunci pintu. Saklar ini memiliki dua posisi kerja yaitu lock dan unlock. Dari kedua posisi tersebut akan membentuk rangkaian massa untuk relai gabungan yang selanjutnya akan memerintahkan motor pengunci pintu untuk membuka atau mengunci pintu. Di beberapa model mobil, saklar posisi penguncian pintu dipasang di semua pintu. Gambar Rangkaian fungsi pembukaan dan penguncian manual Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 423

10 Cara kerja saat mengunci Pada saat saklar kontrol pengunci pintu diposisikan pada LOCK (mengunci) maka CPU pada relai gabungan akan mengaktifkan Tr1 selama 0,2 detik dan membentuk rangkaian massa untuk relai 1 dan kumparan relai 1 bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke relai 1, ke motor pengunci masing-masing pintu dan mengunci pintu. Gambar Cara kerja saat mengunci secara manual Cara kerja saat tidak mengunci Pada saat saklar kontrol pengunci pintu diposisikan pada UNLOCK (tidak mengunci) maka CPU pada relai gabungan akan mengaktifkan Tr2 selama 0,2 detik sehingga membuat rangkaian massa untuk relai 2 dan kumparan relai 2 bekerja. Arus dari baterai kemudian mengalir ke relai 2, ke motor pembuka masing-masing pintu dan mengunci pintu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 424

11 Gambar Cara kerja saat tidak mengunci secara manual b. Penguncian dan pembukaan yang terhubung dengan kunci Ketika kunci dimasukkan ke lubang kunci dan membuka/menutup kunci, saklar yang terhubung dengan kunci akan menggerakkan motor kontrol pengunci/pembuka seperti pada pengoperasian kunci secara manual. Cara kerja pada saat mengunci Pada saat kunci diputar ke posisi LOCK (mengunci) maka CPU pada relai gabungan akan mengaktifkan Tr1 selama 0,2 detik sehingga membuat rangkaian massa untuk relai 1 dan kumparan relai 1 bekerja. Selanjutnya arus dari baterai akan mengalir menuju relai 1 dan motor-motor penguncian pintu pada semua pintu, melewati relai 2 dan menuju massa sehingga mengunci pintu. Cara kerja saat tidak mengunci Pada saat kunci diputar ke posisi UNLOCK (tidak mengunci) maka CPU pada relai gabungan akan mengaktifkan Tr2 selama 0,2 detik sehingga membuat rangkaian massa untuk relai 2 dan kumparan relai 2 bekerja. Selanjutnya arus dari baterai akan mengalir menuju relai 2 dan motor-motor penguncian pintu pada semua pintu, melewati relai 1 dan menuju massa sehingga membuka penguncian pintu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 425

12 Gambar Rangkaian penguncian/pembukaan yang terhubung dengan kunci Gambar Cara kerja pada saat mengunci pintu menggunakan anak kunci Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 426

13 Gambar Cara kerja saat membuka penguncian pintu menngunakan anak kunci c. Fungsi membuka dua tahap (pintu pengemudi) Fungsi membuka dua tahap merupakan fungsi dimana pengemudi dapat membuka pintu pada bagian pengemudi saja atau keseluruhan kendaraan menggunakan satu kunci saja yang dioperasikan dua tahap. Gambar Rangkaian fungsi membuka dua tahap (two step unlock) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 427

14 Saat kunci diputar sekali arah membuka Pada saat kunci diputar sekali ke posisi membuka (UNLOCK), hanya pintu bagian pengemudi yang terbuka. Dalam keadaan ini terminal UL3 membentuk rangkaian massa untuk relai gabungan tapi tidak menyalakan Tr2. Jadi pintu pada sisi pengemudi terbuka secara mekanik. Gambar Cara kerja ketika membuka pintu dengan kunci dilakukan sekali Saat kunci diputar dua kali berturut-turut ke arah membuka Jika kunci diputar ke arah UNLOCK sekali lagi selama 3 detik, terminal UL3 membentuk rangkaian massa yang kedua kalinya untuk CPU pada relai gabungan sehingga mengaktifkan Tr2 selama 0,2 detik. Dengan aktifnya Tr2 maka arus mengalir dari baterai menuju ke kumparan relai 2 pada relai gabungan selanjutnya ke Tr2 dan menuju massa sehingga relai 2 bekerja. Selanjutnya arus dari baterai akan mengalir menuju relai 2 dan motor-motor penguncian pintu pada semua pintu, melewati relai 1 dan menuju massa sehingga membuka penguncian pintu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 428

15 Gambar Cara kerja ketika membuka pintu dengan kunci dilakukan dua kali berturut-turut d. Fungsi pencegah tertinggalnya kunci Pada beberapa jenis kendaraan, fungsi ini tidak berlaku untuk sisi penumpang. Gambar Rangkaian fungsi mencegah tertinggalnya kunci Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 429

16 Fungsi pencegah tertinggalnya kunci untuk mengatasi bila kunci tertinggal pada lubang kunci kontak dan tanpa sengaja knob penguncian kunci dioperasikan ke arah mengunci. Jika ini terjadi pada kendaraan tanpa sistem ini maka pintu tidak dapat dibuka kecuali secara paksa dan hal ini tidak diinginkan. Oleh karena itu fungsi ini diadakan agar dalam kondisi bagaimanapun pintu tidak dapat dikunci selama kunci berada pada lubang kunci kontak. Bila kunci dimasukkan ke dalam lubang kunci kontak dan knob pengunci pintu tertekan saat daun pintu terbuka maka saklar peringatan kunci tertinggal dan saklar courtesy pintu akan membentuk rangkaian massa untuk CPU pada relai gabungan. Saat ini rangkaian massa juga terbentuk pada saklar posisi pengunci pintu sehingga mengaktifkan Tr2 selama 0,2 detik. Selanjutnya arus dari baterai akan mengalir ke kumparan relai 2, Tr2 dan menuju massa sehingga relai 2 bekerja. Akibatnya arus akan mengalir dari baterai menuju relai 2 dan ke motor-motor pengontrol pengunci pintu, melewati relai 1 dan menuju ke massa. Motor akan menggerakkan penguncian pintu ke arah membuka. Gambar Cara kerja ketika knob pengunci pintu di posisi terbuka Bila saklar kontrol pengunci pintu diposisikan ke LOCK dengan kondisi daun pintu terbuka dan kunci tertinggal pada lubang kunci kontak, maka akan terbentuk rangkaian massa pada saklar courtesy pintu, saklar peringatan kunci tertinggal dan saklar kontrol pengunci pintu untuk CPU pada relai gabungan. CPU akan mengaktifkan Tr1 dan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai 1 sehingga relai 1 bekerja. Selanjutnya arus akan mengalir dari baterai menuju ke relai 1, motor kontrol pengunci pintu, melewati relai 2 dan menuju ke massa. Motor kontrol pengunci pintu akan berputar ke arah mengunci pintu. Setelah 0,2 detik berikutnya giliran CPU mengaktifkan Tr2 selama 0,2 detik. Tr2 akan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai 2 sehingga relai 2 bekerja. Selanjutnya arus dari baterai akan mengalir Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 430

17 menuju relai 2 dan motor-motor penguncian pintu pada semua pintu, melewati relai 1 dan menuju massa sehingga membuka penguncian pintu. Jadi pada saat ini pintu mengunci sesaat kemudian membuka kembali. Gambar Cara kerja ketika knob pengunci pintu di posisi terkunci e. Fungsi keamanan Jika pintu dikunci oleh anak kunci atau remote control, fungsi keamanan di relai gabungan membatalkan pembukaan kunci oleh saklar kontrol penguncian pintu (pada operasi manual). Operasi apapun pada saklar kontrol pengunci pintu akan dibatalkan oleh fungsi keamanan. 1) Operasi untuk mengaktifkan fungsi keamanan a. Mengunci pintu menggunakan anak kunci pada pintu pengemudi b. Mengunci pintu menggunakan transmiter (termasuk 30 detik auto lock) c. Mengunci pintu pengemudi menggunakan knob di dalam pintu 2) Operasi untuk membatalkan fungsi keamanan a. Membuka semua pintu menggunakan anak kunci pada pintu pengemudi b. Membuka pintu dengan menggunakan transmiter. c. Membuka pintu pengemudi dengan knob. d. Setelah menyetel fungsi keamanan, fungsi pencegah tertinggalnya kunci akan membuka semua pintu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 431

18 Gambar Sistem door lock yang dikendalikan ECU Sistem kontrol door lock yang dikendalikan oleh body ECU terdiri dari beberapa komponen berikut: 1. Body ECU Body ECU mendeteksi kondisi kendaraan berdasarkan data dari saklar atau sensor dan menggerakkan motor kontrol door lock dengan relai yang ada di dalamnya. 2. ECU pintu pengemudi ECU pintu pengemudi mendeteksi posisi saklar kontrol door lock dan saklar yang dioperasikan melalui kunci pintu pengemudi kemudian mentransmisikan sinyal ke body ECU. 3. ECU pintu pengemudi depan ECU pintu pengemudi depan mendeteksi posisi saklar kontrol door lock, dan saklar kunci dari pintu pengemudi depan kemudian mentransmisikan sinyal ke body ICU. 4. ECU meter ECU meter mengukur kecepatan kendaraan dari sinyal denyut kendaraan dari skid control ECU dan mentransmisikan ke body ECU. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 432

19 Sistem Power window Sistem power window adalah sistem untuk membuka dan menutup jendela dengan menggunakan saklar. Saklar power window terpasang pada sisi bagian dalam pintu. Pada saat saklar power window ditekan akan memutarkan motor power window dan gerak putar ini akan diubah oleh regulator menjadi gerak naik dan turun untuk membuka atau menutup jendela Fungsi kelistrikan power window Sistem power window meliputi fungsi sebagai berikut: a. Fungsi buka/tutup manual Pada saat saklar power window ditekan atau ditarik setengahnya saja, jendela akan membuka atau menutup. Jendela akan berhenti bergerak jika saklar selesai ditekan/ditarik. Gambar Sistem power window b. Fungsi buka/tutup dengan satu sentuhan Pada saat saklar power window ditekan atau ditarik secara penuh, jendela akan sepenuhnya terbuka atau tertutup. Tidak semua tipe kendaraan memiliki fungsi ini yang terpasang pada semua pintu penumpang. c. Fungsi pengunci kaca jendela Pada saat saklar kunci jendela dinyalakan, jendela lain (penumpang) tidak akan bisa membuka/menutup kecuali jendela pengemudi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 433

20 Gambar Saklar power window d. Fungsi pengamanan dari jepitan Pada pengoperasian satu kali sentuhan, jendela akan berhenti menutup secara otomatis dan turun kurang lebih 50 mm jika mendeteksi adanya benda asing yang terjepit di jendela. Gambar Fungsi pengamanan dari jepitan pada power window Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 434

21 e. Fungsi Key-off Pada fungsi ini, power window akan otomatis bekerja dalam waktu kurang lebih 45 detik setelah kunci kontak dalam posisi ACC atau LOCK jika jendela pengemudi tertutup Komponen sistem power window Sistem power window terdiri dari beberapa komponen berikut: a. Regulator jendela b. Motor power window c. Saklar utama power window (terdiri dari saklar power window dan saklar penguncian jendela) d. Saklar-saklar power window e. Kunci kontak f. Saklar door courtesy (di sisi pengemudi) Gambar Komponen power window a. Regulator jendela Gerakan berputar dari motor power window dirubah menjadi gerakan ke atas dan ke bawah oleh regulator jendela untuk menutup dan membuka jendela. Jendela didukung oleh regulator lengan naik yang didukung oleh X-arm tempat dimana terhubungnya penstabil regulator. Gerakan menutup/membuka jendela adalah gerakan dari X-arm. Selain dari tipe X-arm, ada juga regulator jendela dengan tipe kabel dan tipe satu lengan (one-arm) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 435

22 Gambar Regulator dan motor power window b. Motor power window Motor penggerak power window berputar ke depan atau arah sebaliknya menggerakkan regulator jendela untuk dirubah menjadi gerak lurus bolak-balik. Motor power window terdiri dari tiga bagian: motor, gigi dan sensor. Motor bergerak ke depan dan ke belakang dengan pengoperasian saklar. Gigi mentransmisikan perputaran motor ke regulator jendela. Sensor terdiri dari saklar batas dan sensor kecepatan untuk mengendalikan fungsi pengamanan dari jepitan. c. Saklar utama power window Saklar utama power window terdiri dari saklar power window yang mengontrol semua sistem power window dan menggerakkan semua motor power window dan saklar penguncian jendela untuk membuat proses menutup dan membuka jendela tidak terjadi kecuali pada jendela pengemudi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 436

23 Gambar Saklar utama power window d. Saklar power window Saklar power window terletak pada masing-masing pintu kendaraan. Masingmasing saklar power window menggerakkan motor power window dari masing-masing jendela penumpang depan dan belakang. Gambar Saklar power window dan door lock Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 437

24 e. Kunci kontak Kunci kontak mentransmisikan sinyal ON, ACC atau LOCK ke saklar utama power window. Sinyal ini dipakai hanya untuk mengontrol fungsi key-off dari power window. f. Saklar courtesy pintu Saklar door courtesy mendeteksi sinyal dari setiap pintu apakah jendela penumpang dalam posisi menutup atau membuka (pintu terbuka:on, tutup:off) dan mentransmisikannya ke saklar utama power window untuk mengendalikan fungsi keyoff. Gambar Saklar courtesy pintu Pada pintu kendaraan dengan pintu jenis pintu geser memiliki komponen: a. Junction saklar jantan dan betina Junction saklar jantan dan betina yang terletak di pintu dan bodi. Tenaga di suplai hanya jika pintu dorong tertutup. Membuka pintu dorong akan mematikan semua catu daya. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 438

25 Gambar Junction saklar jantan dan betina Gambar Rakitan unit pintu geser Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 439

26 b. Unit catu daya berkelanjutan dari pintu geser Unit catu daya berkelanjutan dari pintu geser menghubungkan sumber daya dan saklar utama power window dari bodi mobil dan komponen power window tanpa mengindahkan kondisi pintu dorong (terbuka atau tertutup). Kendaraan yang dilengkapi unit ini tidak memiliki junction saklar jantan dan betina yang biasanya digunakan oleh model kendaraan dengan pintu dorong. Komponen listrik seperti power window pada pintu dorong bisa diaktifkan pada keadaan pintu terbuka Cara kerja power window a. Fungsi membuka/menutup secara manual Fungsi ini diaktifkan jika kunci kontak dalam posisi On dan saklar power window ditekan atau ditarik setengah. Selama saklar ditekan atau ditarik setengah, relai pada saklar utama power window akan menggerakkan motor power window untuk membuka atau menutup jendela. Jika saklar power window berhenti ditarik atau ditekan maka relai pada saklar utama power window akan berhenti bekerja sehingga motor power window juga akan berhenti berputar dan jendela akan berhenti bergerak. Beberapa model dilengkapi thermistor PTC atau penghenti rangkaian untuk mencegah mengalirnya arus yang melampui batas ke motor penggerak. Gambar Rangkaian fungsi membuka/menutup secara manual Cara kerja saat menutup secara manual Ketika kunci kontak dalam posisi ON dan saklar power window pada sisi pengemudi ditarik (up) setengah, arus dari baterai mengalir ke kunci kontak ke kumparan relai utama power window dan menuju massa. Relai utama bekerja dan mengaktifkan IC pada saklar utama power window. Selanjutnya arus mengalir ke saklar naik sisi pengemudi dan menuju ke IC pada saklar utama power window. IC akan mengaktifkan transistor-transistor untuk mengalirkan arus dan membentuk Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 440

27 rangkaian massa pada kumparan relai naik sehingga relai naik bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai menuju relai naik, ke motor power window, relai turun dan menuju ke massa. Motor power window akan berputar dan menggerakkan jendela ke arah menutup. Jika saklar naik berhenti ditarik maka transistor menjadi tidak aktif sehingga relai naik tidak bekerja dan motor behenti berputar. Cara kerja saat membuka secara manual Ketika kunci kontak dalam posisi ON dan saklar power window pada sisi pengemudi ditekan (down) setengah, arus dari baterai mengalir ke kunci kontak ke kumparan relai utama power window dan menuju massa. Relai utama bekerja dan mengaktifkan IC pada saklar utama power window. Selanjutnya arus mengalir ke saklar turun sisi pengemudi dan menuju ke IC pada saklar utama power window. IC akan mengaktifkan transistor-transistor untuk mengalirkan arus dan membentuk rangkaian massa pada kumparan relai turun sehingga relai turun bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai menuju relai turun, ke motor power window, relai naik dan menuju ke massa. Motor power window akan berputar dan menggerakkan jendela ke arah membuka. Jika saklar turun berhenti ditekan maka transistor menjadi tidak aktif sehingga relai turun tidak bekerja dan motor behenti berputar. Gambar Cara kerja menutup secara manual Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 441

28 Gambar Cara kerja membuka secara manual b. Fungsi membuka/menutup otomatis sekali sentuh Fungsi ini diaktifkan jika kunci kontak pada posisi ON dan saklar kontrol power window ditekan atau ditarik penuh. Meskipun saklar tidak lagi disentuh, saklar utama power window masih tetap menggerakkan motor power window sampai membuka atau menutup penuh. Motor power window akan berhenti jika jendela pengemudi betul-betul tertutup dan IC mendeteksi penguncian motor dari sinyal sensor kecepatan dan saklar batas dari motor power window atau matinya rangkaian waktu. Tutup otomatis bisa berhenti dengan menekan tombol power window pengemudi secara setengah terbuka. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 442

29 Gambar Rangkaian fungsi membuka/menutup otomatis sekali sentuh Cara kerja saat menutup sekali sentuh Ketika kunci kontak dalam posisi ON dan saklar power window pada sisi pengemudi ditarik (up) penuh, arus dari baterai mengalir ke kunci kontak ke kumparan relai utama power window dan menuju massa. Relai utama bekerja dan mengaktifkan IC pada saklar utama power window. Selanjutnya arus mengalir dari baterai ke saklar naik dan AUTO sisi pengemudi dan menuju ke IC pada saklar utama power window. Rangkaian waktu dalam IC akan menjaga kunci kontak pada posisi ON dalam waktu maksimum 10 detik. IC akan mengaktifkan transistor-transistor untuk mengalirkan arus dan membentuk rangkaian massa pada kumparan relai naik sehingga relai naik bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai menuju relai naik, ke motor power window, relai turun dan menuju ke massa. Motor power window akan berputar dan menggerakkan jendela ke arah menutup sampai sensor kecepatan dan saklar batas mendeteksi bahwa jendela sudah tertutup penuh. Cara kerja saat membuka sekali sentuh Ketika kunci kontak dalam posisi ON dan saklar power window pada sisi pengemudi ditekan (down) penuh, arus dari baterai mengalir ke kunci kontak ke kumparan relai utama power window dan menuju massa. Relai utama bekerja dan mengaktifkan IC pada saklar utama power window. Selanjutnya arus mengalir dari baterai ke saklar turun dan AUTO sisi pengemudi dan menuju ke IC pada saklar utama power window. Rangkaian waktu dalam IC akan menjaga kunci kontak pada posisi ON dalam waktu maksimum 10 detik. IC akan mengaktifkan transistor-transistor untuk mengalirkan arus dan membentuk rangkaian massa pada kumparan relai turun sehingga relai turun bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai ke relai turun, ke motor power window, relai naik dan menuju ke massa. Motor power window akan berputar dan menggerakkan jendela ke arah menutup sampai sensor kecepatan dan saklar batas mendeteksi bahwa jendela sudah terbuka penuh. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 443

30 Gambar Cara kerja saat otomatis tertutup sekali sentuh Gambar Cara kerja saat otomatis terbuka sekali sentuh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 444

31 c. Fungsi pengamanan terhadap jepitan Adanya benda yang terjepit di jendela dideteksi oleh dua komponen: saklar batas dan sensor kecepatan. Sensor kecepatan mengubah kecepatan motor lewat sinyal ketukan. Jepitan dideteksi dari adanya perubahan pada panjang gelombang ketukan. Dengan berhentinya gigi roda, saklar batas membedakan perubahan panjang gelombang sinyal pada saat adanya jepitan dan pada saat jendela betul-betul tertutup. Cara kerja Ketika kunci kontak dalam posisi ON dan saklar power window pada sisi pengemudi ditarik (up) penuh, arus dari baterai mengalir ke kunci kontak ke kumparan relai utama power window dan menuju massa. Relai utama bekerja dan mengaktifkan IC pada saklar utama power window. Selanjutnya arus mengalir dari baterai menuju saklar naik dan AUTO sisi pengemudi dan menuju ke IC pada saklar utama power window. Rangkaian waktu dalam IC akan menjaga kunci kontak pada posisi ON dalam waktu maksimum 10 detik. IC akan mengaktifkan transistor-transistor untuk mengalirkan arus dan membentuk rangkaian massa pada kumparan relai naik sehingga relai naik bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai ke relai naik, ke motor power window, relai turun dan menuju ke massa. Motor power window akan berputar dan menggerakkan jendela ke arah menutup. Sebelum jendela menutup, jika saklar utama power window menangkap sinyal yang menyatakan adanya jepitan di motor, maka akan mematikan relai naik lalu menyalakan relai turun kurang lebih satu detik dan membuka jendela kurang lebih 50 mm untuk mencegah agar jendela menutup sempurna. Gambar Fungsi pengamanan terhadap jepitan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 445

32 Gambar Cara kerja fungsi pengamanan dari jepitan Cara kerja dari fungsi ini bisa diuji dengan memasukkan sebuah benda (contohnya pegangan palu) di antara jendela dan bingkai. Jika jendela hampir menutup, fungsi ini tidak bekerja. Oleh karena itu jangan mecobanya dengan menggunakan tangan, karena hal ini akan menyebabkan kecelakaan. Gambar Cara kerja fungsi key off power window function Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 446

33 d. Key off power window function Fungsi ini mengontrol cara kerja relai utama power window berdasarkan sistem kontrol door lock. Pada saat kunci kontak diubah dari posisi ON ke posisi ACC atau LOCK, relai gabungan akan mendeteksi perubahan ini dan mengaktifkan rangkaian waktu dan tetap menjaga relai utamanya kurang lebih selama 45 detik. Ketika relai gabungan mendeteksi pintu terbuka berdasarkan sinyal dari saklar courtesy, maka relai akan mematikan relai utama power window. Beberapa model memiliki saklar waktu pada saklar utamanya yang mengontrol fungsi key-off Sistem penghapus dan pembasuh kaca Komponen sistem penghapus dan pembasuh kaca Sistem penghapus dan pembasuh kaca terdiri dari: 1. Lengan penggerak/bilah penghapus kaca depan dan belakang 2. Motor penggerak dan lengan penghubung depan 3. Nosel saluran pembasuh kaca depan 4. Tangki dan motor pembasuh kaca 5. Saklar dan relai penghapus dan pembasuh kaca 6. Lengan penggerak/bilah penghapus kaca belakang 7. Motor penggerak belakang 8. Relai kontrol penghapus kaca belakang 9. Unit kontrol penghapus kaca 10. Sensor hujan Gambar Komponen sistem penghapus dan pembasuh kaca depan dan belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 447

34 Komponen penghapus dan pembasuh kaca pada kendaraan konvensional tidak selalu memiliki semua komponen di atas. Komponen-komponen tersebut antara lain sistem penghapus kaca belakang, unit kontrol penghapus kaca dan sensor hujan. Pada sistem penghapus kaca belakang, relai kontrol penghapus kaca terpisah dengan relai kontrol penghapus kaca depan. Gambar Sensor hujan dan unit kontrol penghapus kaca 1. Tuas penggerak/bilah penghapus kaca Struktur penghapus kaca adalah karet yang dilekatkan pada lempengan besi yang dinamakan bilah penghapus kaca. Bilah penghapus kaca bergerak bolak-balik seluas area tertentu mengikuti tuas penggerak yang digerakkan oleh motor penghapus kaca. Pegas ditambahkan pada lengan penghapus kaca untuk memberikan tekanan bilah karet pada kaca sehingga mengoptimalkan pembersihan permukaan kaca. Penggunaan bilah karet dalam waktu cukup lama akan menurun kualitasnya disebabkan oleh sinar matahari, suhu, dan sebagianya. Oleh karena itu perlu pemeriksaan dan penggantian bilah karet penghapus kaca secara berkala. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 448

35 Gambar Tuas penggerak penghapus kaca Pada penghapus konvensional, struktur penghapus kaca terlihat menonjol pada bagian dasar kaca depan kendaraan. Dengan alasan aerodinamis, permukaan rata dan pandangan yang lebih luas, penghapus kaca sekarang ini disembunyikan di bawah tutup mesin. Penghapus yang tersembunyi sebagian disebut semi tersembunyi sedangkan yang benar-benar tidak terlihat di sebut penghapus tersembunyi. Pada beberapa tipe kendaraan, penghapus tersembunyi dapat diubah secara manual menjadi semi tersembunyi. Hal ini mencegah macetnya lengan penggerak akibat salju atau kondisi lain yang jika dipaksakan untuk digerakkan akan merusak motor penghapus kaca. Setelah berubah ke penghapus semi tersembunyi, tuas penggerak bisa dikunci kembali Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 449

36 2. Motor penggerak penghapus kaca Motor penggerak penghapus kaca yang digunakan adalah motor tipe besi magnet. Arus dialirkan pada kumparan jangkar melalui sikat yang kemudian perpotongan garis gaya elektromagnet terhadap magnet besi akan menggerakkan kumparan jangkar yang diteruskan oleh gigi cacing pada roda gigi penggerak tuas penghapus kaca. Gambar Motor penghapus kaca Kecepatan motor dikendalikan oleh arus yang masuk pada kumparan jangkar melalui sikat. Motor penggerak tipe besi magnet menggunakan tiga sikat; sikat kecepatan rendah, kecepatan tinggi dan sikat biasa (untuk massa). Saklar penghubung berupa titik kontak dipasang pada plat nok roda gigi agar penghapus kaca selalu berhenti di posisi yang sama. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 450

37 Daya yang berlawanan dengan elektromotif digerakkan di kumparan jangkar ketika motor bergerak sehingga bisa membatasi gerak putaran motor. Ketika arus listrik mengalir ke kumparan jangkar dari sikat kecepatan rendah, daya yang besar akan dialirkan berlawanan dengan elektromotif sehingga perputaran motor akan berkurang. Ketika arus listrik mengalir ke kumparan jangkar dari sikat kecepatan tinggi, daya yang kecil akan dialirkan berlawanan dengan elektromotif sehingga motor berputar kencang. 3. Nosel saluran pembasuh kaca depan Nosel saluran pembasuh kaca merupakan mulut saluran keluar air dari motor pompa pembasuh kaca. Nosel ini akan menyemprotkan air jika motor pembasuh kaca bergerak dan menghisap air dari tangki dan menekannya melalui saluran hingga ujung nosel dan keluar pada beberapa arah menyentuh permukaan kaca. Gambar Nosel dan tangki dan pembasuh kaca 4. Tangki dan motor pembasuh kaca Tangki pembasuh kaca merupakan tempat penampungan air yang akan disemprotkan untuk membersihkan permukaan kaca. Pada tangki juga terdapat motor pembasuh kaca untuk menaikkan air dari bawah agar dapat menyemprot pada nosel pembasuh kaca. Tangki terpasang pada bagian samping dari mesin dan terikat pada bodi. Tangki pembasuh kaca umumnya memiliki bahan resin yang transparan agar jumlah cairan pembersih terkontrol kuantitasnya. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 451

38 Gambar Motor dan tangki pembasuh kaca Motor penggerak pembasuh kaca memiliki tipe roda berbaling-baling sama seperti yang digunakan pada pompa bahan bakar. Jumlah tangki pembasuh kaca berbeda-beda untuk setiap tipe kendaraan. Ada yang satu tangki untuk sistem pembasuh kaca depan dan belakang sekaligus, dan ada yang memiliki dua tangki untuk masing-masing sistem pembasuh kaca. Ada juga tipe satu motor untuk dua lubang nosel air dan tipe lainnya lagi yang berupa dua motor untuk masing-masing nosel depan dan belakang. 5. Saklar dan relai penghapus dan pembasuh kaca Saklar penghapus kaca terletak di tuas kemudi yaitu di posisi dimana pengendara bisa menjalankannya dengan mudah kapan saja. Sakalr penghapus kaca terdiri dari posisi OFF (berhenti), LO (kecepatan rendah) dan HI (kecepatan tinggi) dan beberapa posisi yang tidak dimiliki semua tipe kendaraan seperti model MIST (tuas bergerak hanya bila saklar dalam posisi MIST), INT (penghapus bergerak secara berubah-ubah) dan saklar tidak tetap untuk menyesuaikan keadaan yang berubahubah). Pada model yang dilengkapi dengan penghapus kaca belakang, umumnya saklar hanya memiki posisi ON dan OFF saja meskipun pada beberapa model memiliki posisi INT. Saklar pembasuh kaca digabung dengan saklar penghapus. Motor penggerak pembasuh akan mengeluarkan cairan pencuci jika saklar ini dijalankan. Relai penghapus kaca mengontrol kerja dari motor penggerak sesuai instruksi dari saklar penghapus kaca. Sekarang ini saklar dan relai penghapus kaca depan sudah digabung menjadi satu. Relai terdiri dari rangkaian transistor termasuk juga resistor dan kapasitor. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 452

39 Gambar Saklar penghapus dan pembasuh kaca Fungsi hubungan penghapus kaca Sistem penghapus kaca memiliki fungsi yang dinamakan fungsi hubungan untuk menghentikan lengan penghapus kaca pada posisi yang tetap. Saat saklar penghapus kaca diposisikan pada OFF maka lengan penghapus kaca akan selalu berhenti pada bagian bawah permukaan kaca. Gambar Fungsi hubungan pembasuh kaca Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 453

40 Fungsi hubungan pembasuh kaca Sistem pembasuh kaca memiliki fungsi yang dinamakan fungsi hubungan dimana penghapus kaca akan bergerak secara otomatis selama beberapa saat setelah cairan pembasuh kaca disemprotkan dari nosel pembasuh kaca Cara kerja sistem penghapus dan pembasuh kaca Prinsip kerja sistem penghapus dan pembasuh kaca terdiri dari beberapa tahap sesuai dengan posisi saklar penghapus dan pembasuh kaca, yaitu: 1. Saklar saklar penghapus kaca di posisi LOW / MIST 2. Saklar penghapus kaca di posisi HIGH 3. Saklar penghapus kaca di posisi OFF 4. Saklar penghapus kaca di posisi INT 5. Saklar pembasuh kaca diputar ke ON 6. Fungsi penghapus kaca area penuh 7. Sensor kecepatan kendaraan, fungsi interval INT yang dapat disetel 8. Fungsi pengubah kecepatan kendaraan 9. Fungsi pencegah tetesan Gambar Rangkaian kelistrikan sistem penghapus dan pembasuh kaca Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 454

41 Rangkaian keliistrikan sistem penghapus dan pembasuh kaca, terdiri dari baterai, kunci kontak, motor penghapus kaca yang terangkai dengan plat nok, motor pembasuh kaca, dan sirkuit transistor, relai dan saklar variabel pada saklar penghapus dan pembasuh kaca. 1. Cara kerja saklar penghapus kaca di posisi LOW / MIST Jika saklar berada di posisi kecepatan rendah, arus listrik mengalir dari baterai menuju ke kunci kontak, sekering, terminal +B, saklar penghapus dan pembasuh kaca posisi LOW/MIST, terminal +1, sikat kecepatan rendah dari motor penghapus kaca selanjutnya ke terminal E dan menuju massa. Motor berputar dengan lambat dan diteruskan ke lengan penghapus kaca. Gambar Cara kerja penghapus kaca dengan saklar posisi LOW/MIST Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 455

42 2. Cara kerja saklar penghapus kaca di posisi HIGH Jika saklar berada di posisi kecepatan tinggi, arus listrik mengalir dari baterai menuju ke kunci kontak, sekering, terminal +B, saklar penghapus dan pembasuh kaca posisi HIGH, terminal +2, sikat kecepatan tinggi dari motor penghapus kaca selanjutnya ke terminal E dan menuju massa. Motor berputar dengan cepat dan diteruskan ke lengan penghapus kaca. Gambar Cara kerja penghapus kaca dengan saklar posisi HIGH Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 456

43 3. Cara kerja saklar penghapus kaca di posisi OFF Jika saklar berada di posisi OFF saat motor penggerak bekerja, arus listrik mengalir dari baterai menuju ke kunci kontak, sekering, kontak P2, P1, terminal S motor penghapus kaca, terminal A pada relai saklar penghapus dan pembasuh kaca, saklar posisi OFF, terminal +1 sikat kecepatan rendah dari motor penghapus kaca selanjutnya ke terminal E dan menuju massa. Motor berputar dengan lambat dan diteruskan ke lengan penghapus kaca dan berhenti berputar saat kontak P2 dan P1 terputus. Gambar Cara kerja penghapus kaca dengan saklar posisi OFF Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 457

44 Cara kerja fungsi hubungan Rangkaian fungsi hubungan adalah pada gambar di bawah. Konstruksi plat nok dan kontak P1, P2, dan P3 memungkinkan motor akan berhenti jika saklar diposisikan pada OFF dan kontak P2 dan P1 terputus. Gambar Rangkaian saklar hubungan penghapus kaca Dikarenakan motor tidak langsung berhenti tetapi masih bergerak beberapa waktu sebelum berhenti maka konstruksi plat nok memungkinkan motor menghasilkan daya yang berlawanan dengan elektromotif pada rangkaian terputus (motor, +1, saklar OFF, S, P1, P3, motor). Tidak adanya beda potensial pada kedua ujung motor membuat motor berhenti pada posisi yang selalu tetap. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 458

45 Gambar Cara kerja fungsi hubungan penghapus kaca saat saklar posisi LO Jika saklar penghapus kaca posisi LO, arus mengalir dari baterai menuju ke saklar posisi LO, terminal +1 motor penghapus kaca, kumparan jangkar motor, terminal E penghapus kaca dan menuju massa. Akibatnya motor penghapus kaca bekerja dan lengan penghapus kaca bergerak. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 459

46 Gambar Cara kerja fungsi hubungan penghapus kaca saat saklar posisi OFF Pada saat saklar penghapus kaca posisi OFF dan posisi kontak P2 dan P1 terhubung pada lempengan plat nok maka arus dari baterai mengalir ke terminal B motor penghapus kaca, kontak P2, kontak P1, terminal S motor penghapus kaca, saklar penghapus kca posisi OFF, terminal +1 motor penghapus kaca, kumparan jangkar motor, terminal E motor penghapus kaca dan menuju ke massa. Motor penghpaus kaca masih tetap berputar dan menggerakkan lengan penghapus kaca. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 460

47 Gambar Cara kerja fungsi hubungan penghapus kaca saat penghapus kaca berhenti Saat saklar penghapus kaca masih posisi OFF dan motor tetap berputar maka plat nok menyebabkan titik kontak P3 bergerak melewati titik penghantaran pada plat nok sehingga membentuk rangkaian terputus : Kumparan jangkar terminal motor penghapus kaca +1 saklar penghapus kaca posisi OFF terminal S motor penghapus kaca titik kontak P1 titik kontak P3 kumparan jangkar motor penghapus kaca. Akibatnya arus akan berhenti mengalir ke rangkaian dan motor penggerak penghapus kaca akan berhenti. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 461

48 4. Cara kerja saklar penghapus kaca di posisi INT Cara kerja penghapus kaca dengan posisi saklar pada INT tergantung dari kerja transistor Tr1 pada sirkuit transistor di dalam saklar penghapus dan pembasuh kaca. Gambar Cara kerja penghapus kaca dengan saklar posisi INT Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 462

49 Cara kerja Tr ON Pada saat saklar berada di posisi INT, Tr1 pada sirkuit transistor secara langsung akan bekerja membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai pada saklar penghapus dan pembasuh kaca. Akibatnya relai bekerja dan menarik kontak relai dari posisi A ke B. Selanjutnya arus mengalir dari baterai, kunci kontak, sekering, +B, kontak relai B, saklar posisi INT, terminal +1, sikat kecepatan rendah dari motor penghapus kaca selanjutnya ke terminal E dan menuju massa. Motor berputar dengan lambat dan diteruskan ke lengan penghapus kaca. Gambar Cara kerja penghapus kaca dengan saklar posisi INT dengan Tr ON Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 463

50 Cara kerja Tr OFF Saat kontak P2 dan P1 terhubung maka Tr1 pada sirkuit transistor menjadi OFF menyebabkan kumparan relai pada saklar penghapus dan pembasuh kaca hillang kemagnetannya sehingga kontak relai kembali dari B ke A. Selanjutnya arus mengalir dari baterai, kunci kontak, sekering, kontak P2, P1, terminal S motor penghapus kaca, relai kontak A, saklar posisi INT, terminal +1, sikat kecepatan rendah dari motor penghapus kaca selanjutnya ke terminal E dan menuju massa. Motor berputar dengan lambat dan diteruskan ke lengan penghapus kaca. Motor akan berhenti sampai posisi yang telah ditetapkan yaitu saat kontak P2 dan P1 terlepas kembali sampai Tr1 kembali ON. Dengan demikian penghapus kaca akan beroperasi secara terputus-putus. Gambar Cara kerja penghapus kaca dengan saklar posisi INT dengan Tr OFF Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 464

51 5. Saklar pembasuh kaca diputar ke ON Bila saklar pembasuh kaca berada pada posisi ON, maka arus mengalir dari baterai menuju ke kunci kontak, sekering, motor pembasuh kaca, terminal W saklar penghapus dan pembasuh kaca, saklar posisi WASHER, terminal EW saklar penghapus dan pembasuh kaca dan menuju ke massa. Motor pembasauh kaca akan bekerja menyemprotkan cairan pembersih melalui nosel pada permukaaan kaca. Gambar Cara kerja pembasuh kaca dengan saklar posisi ON Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 465

52 6. Sistem penghapus area penuh Penghapus area penuh dibuat untuk menghapus area secara penuh dan tidak tergantung dengan kecepatan penghapus kaca. Dalam sistem penghapus kaca yang normal, bidang yang dihapus cenderung lebih besar karena kelemahan kecepatan penghapus bila bekerja dalam kecepatan tinggi. Bidang yang dihapus dirancang dengan pertimbangan ini. Hasilnya bidang yang dihapus menjadi kecil, oleh karena itu sisa area menjadi besar bila penghapus kaca bekerja dalam kecepatan rendah. Penghapus otomatis area penuh membuat bidang yang dihapus lebih kecil/ lebih besar untuk mengurangi sisa bidang pada kecepatan rendah. Gambar Sistem penghapus area penuh Dalam sistem penghapus area penuh, motornya ditempatkan di belakang motor penghapus normal dan posisi mekanisme penghubung penghapus diganti. Dalam konstruksi ini, bila motor penghapus area penuh bekerja maka gigi cacing berputar dan kemudian roda gigi pun berputar. Akibatnya, karena tuas idle bekerja, posisi mekanisme untuk penghubung penghapus bervariasi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 466

53 Saklar penghapus INT, posisi LO Unit kontrol penghapus membuat motor penghapus area penuh berputar normal pada posisi LO, posisi tengah tuas idle bervariasi ( a ke a') dan titik tumpu bervariasi ( b ke b') pada saat yang sama. Hasilnya bilah penghapus bergerak dari posisi persiapan ke posisi LO. Setelah itu penghapus bekerja berganti-ganti atau dalam kecepatan rendah/tinggi. Posisi saklar penghapus HI Bila saklar penghapus diarahkan ke posisi HI, maka motor penghapus area penuh berputar normal dari posisi LO dan posisi tengah dari tuas idle dan titik tumpu bervariasi ( a' ke a, b' ke b", c' ke c"). Hasilnya kedua sudut penghapusan untuk posisi stop dan posisi putaran balik menjadi berkurang. Saat ini bilah penghapus menjadi lambat. Ia bekerja melewati posisi stop dan posisi putaran balik. Penghapus bekerja berganti ganti dalam kecepatan rendah/tinggi. Gambar Cara kerja penghapus area penuh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 467

54 7. Sensor kecepatan kendaraan, fungsi interval INT yang dapat disetel Berfungsi mengontrol waktu interval pengahapusan sesuai dengan kecepatan kendaraan bila saklar penghapus kaca dalam posisi INT. Waktu interval disetel dalam 3 langkah yaitu saat kendaraan berhenti, kecepatan di bawah 20 km/jam dan antara km/jam, yang dapat dipilih dengan mengoperasikan penyetel interval. Setelah waktu interval diseteal untuk posisi lambat dan cepat maka seterusnya saat posisi saklar pada INT, penghapusan akan bekerja sesua interval secara otomatis pada berbagai kecepatan kendaraan. Gambar Fungsi interval INT yang dapat disetel Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 468

55 8. Fungsi pengubah kecepatan kendaraan Fungsi ini merupakan saklar otomatis yang akan bekerja bergantian bila saklar posisi penghapus kaca pada kondisi LO dan kendaraan berjalan atau berhenti. Gambar Fungsi pengubah kecepatan kendaraan Keadaan jalan Bila kendaraan sedang berjalan dan saklar pada posisi LO, berhentinya kendaraan membuat penghapus bekerja dua kali, dan kemudian berpindah ke gerakan berganti-ganti dengan waktu interval kurang lebih 2,5 detik. Keadaan berhenti Bila kendaraan berhenti dan rem parkir dalam keadaan OFF dan posisi tuas pemindah berada di posisi selain "P" atau "N", penghapus kaca yang bekerja dari posisi INT atau posisi HI ke posisi LO membuat penghapus kaca bekerja 3 kali dalam kecepatan rendah, kemudian secara otomatis pindah ke gerakan berganti-ganti dengan waktu interval kurang lebih 2,5 detik. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 469

56 9. Fungsi pencegah tetesan Saat bilah penghapus kaca bergerak untuk memberihkan permukaan kaca biasanya masih ada tetesan air yang menetes di permukaan kaca. Dengan fungsi ini bila penghapus kaca berada dalam posisi OFF atau INT, maka memutar saklar ke posisi ON untuk waktu 0,2 detik atau lebih cepat membuat pembasuh kaca bekerja. Bila saklar pembasuh kaca kembali ke posisi OFF, maka penghapus kaca akan bekerja serentak tiga kali dengan kecepatan rendah. Kurang lebih dalam tempo 3-7 detik tergantung kecepatan kendaraan, setelah menyelesaikan tugasnya, penghapus kaca bekerja sekali lagi untuk membasuh cairan pembasuh yang menetes sisa dari penghapusan. Gambar Fungsi pencegah tetesan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 470

57 10. Fungsi sensor hujan Saat saklar penghapus kaca berada pada posisi AUTO, sensor hujan akan mendeteksi volume air hujan pada permukaan kaca dan menentukan kecepatan penghapusan air di permukaan kaca tersebut. Sensor ini terdiri dari LED (light emitting diode) yang memancarkan sinar infra merah dan photo diode yang menerima pancaran sinar tersebut. Cara mendeteksinya berdasarkan sinar infra merah yang dipantulkan oleh kaca depan. Bila tidak ada titik-titik hujan yang terdeteksi oleh sinar infra merah yang memancar dari LED sehingga tidak ada yang memantul dari kaca depan dan diterima oleh photo diode maka rekaman sensor hujan akan mengisi jarak antara lensa dan kaca depan. Bila hujan turun di area yang dideteksi, pancaran sinar infra merah memantulkan perubahan yang terjadi di sebelah luar kaca depan karena adanya hujan yang turun, kemudian mengurangi jumlah sinar infra merah yang diterima oleh photo diode. Jumlah pengurangan ini yang dipakai untuk mendeteksi volume hujan yang turun selanjutnya ditentukan kecepatan penghapusan kaca seuai kebutuhan. Bila terjadi gangguan saat pendeteksian, fungsi ini memungkinkan sistem penghapus kaca bekerja normal menggunakan saklar posisi LO dan HIGH atau berdasarkan fungsi perubahan kecepatan kendaraan. Gambar Fungsi sensor hujan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 471

58 11.3. Pemeriksaan dan Pengaturan Sistem Kelistrikan Bodi Kontrol Elektronik Pemeriksaan dan pengaturan power window Motor power window harus diatur kembali (ke posisi awal dari saklar batas) jika keadaan berikut terjadi : a. Tidak adanya hubungan antara regulator dan motor power window. b. Mengaktifkan regulator jendela jika jendela tidak naik. c. Pengerjaan apa saja yang mengubah posisi tertutup penuh, contohnya pada saat penggantian kaca pintu. Reparasi untuk prosedur pengesetan kembali, tergantung dari model mobil. Gambar Pengaturan kembali motor power window Cara pengaturan kembali power window Sambungkan motor power window dan saklar utama ke rangkaian kabel pada kendaraan. Putar kunci kontak ke posisi ON dan hidupkan saklar utama power window untuk menjalankan motor penggerak ke arah UP kurang lebih 4 detik atau lebih (antara 6-10 putaran) Mengganti karet penghapus kaca Saat mengganti karet penghapus kaca, lepas bilah dari lengan penghapus kaca, dan hanya lepas karet penghapus kaca dari bilah. Saat karet penghapus kaca telah lama dipakai, performa penghapusan menurun dan suara berisik akan muncul. Hasil penghapusan tidak akan optimal bahkan kaca penghapus juga dapat menggores kaca jendela. Oleh karena itu karet penghapus kaca perlu diganti secara berkala. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 472

59 Gambar Karet penghapus kaca 1. Lepas bilah penghapus kaca a. Angkat lengan penghapus kaca dari kaca jendela agar bilah penghapus kaca dapat dilepas dengan mudah. b. Sambil menekan ke bawah tuas pada bilah penghapus kaca, geser bilah penghapus kaca ke bawah dan lepas bilah penghapus kaca dari lengan penghapus kaca. c. Agar tidak merusak kaca jendela, balutkan kain disekeliling ujung lengan penghapus kaca dan letakkan perlahan-lahan pada kaca jendela. Mengoperasikan penghapus kaca saat bilah penghapus kaca dilepas atau lengan penghapus kaca diangkat dapat merusak kaca jendela atau kap mesin. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 473

60 Gambar Rakitan karet penghapus kaca Tipe yang dipasang dengan sekrup Beberapa tipe bilah penghapus kaca diamankan pada bilah penghapus kaca dengan sekrup. Saat mengganti karet tipe seperti pada bilah penghapus kaca, ganti karet dengan bilah penghapus pada tempatnya. Gambar Melepas karet penghapus kaca Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 474

61 Terdapat dua metoda untuk mengganti karet karet penghapus kaca. Lakukan dengan menggunakan metoda yang tepat. 1. Tipe dengan plat belakang 2. Tipe tanpa plat belakang Gambar Tipe dengan plat belakang Pada beberapa kendaraan, bentuk plat belakang berbeda-beda. Karena arah melengkungnya plat belakang pada sisi pengemudi berbeda-beda dengan yang ada pada sisi penumpang depan, periksa setiap arah pada saat pelepasan. Gambar Perbedaan tipe dengan plat belakang dan tanpa plat belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 475

62 Tipe dengan plat belakang 1. Lepas karet penghapus kaca a. Saat menekan sisi dalam lubang pemasangan pada part karet, geserlah ke arah alur, dan tarik ke luar cakar bilah penghapus kaca dari karetnya. b. Lepas karet dari bilah sambil menggeser karet. c. Lepas plat belakang dari karet. Panjang dan bentuk karet penghapus kaca berbeda-beda antara kiri dan kanan. Gambar Mengenali lubang pemasangan karet penghapus kaca tipe dengan plat belakang 2. Pasang karet penghapus kaca a. Pasang plat belakang pada karet penghapus kaca ke arah yang diperiksa saat pelepasan. b. Lewatkan karet melalui semua cakar pada bilah sehingga part dengan lubang pemasangan pada karet menghadap ke akar lengan. c. Geser karet pada posisi pada cakar pertama dan pasangkan pada lubang pemasangan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 476

63 Gambar Memasang karet penghapus kaca tipe dengan plat belakang Tipe tanpa plat belakang 1. Lepas karet penghapus kaca a. Padatkan karet penghapus kaca yang sisinya tidak memiliki tonjolan kecil ke bawah dan lepas karet dari lubang takikan. b. Tarik ke luar di sepanjang alur bilah. Gambar Mengenali posisi pemasangan karet tipe tanpa plat belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 477

64 2. Pasang karet penghapus kaca a. Lewatkan karet baru melalui lubang takikan bilah penghapus kaca ke arah tonjolan kecil, dan tekanlah ke dalam alur karet. b. Tekan dan pendekkan karet ke bawah, dan pasang ujung karet ke dalam bilah penghapus kaca. Tonjolan menunjukkan arah karet. Gambar Memasang karet penghapus kaca tipe tanpa plat belakang 3. Pasang bilah penghapus kaca a. Lewatkan bilah melalui lengan dan geser bilah penghapus kaca ke atas untuk memasangnya. Tekan ke dalam tuas sampai terdengar bunyi klik. b. Biarkan bilah penghapus kaca terangkat dari permukaan kaca, dan injeksikan fluida washer dan operasikan penghapus kaca untuk memeriksa efektifitas penghapus kaca. Gambar Memasang bilah penghapus kaca Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 478

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli

Lebih terperinci

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket Pemecahan Auto Light Mari kita asumsikan mobil atau truk ringan terkendala dengan lampu atau dua yang tidak bekerja. Di mana tepatnya Anda mulai? Mari kita mulai dari awal dan meneliti bagaimana pencahayaan

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya dibidang otomotif, sekarang ini banyak kendaraan khususnya mobil telah dilengkapi dengan berbagai fitur dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR. Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya

ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR. Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya PKMT-1-11-1 ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya ABSTRAK Tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat ini sangat

Lebih terperinci

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED

PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED Suratun 1, Sri Nur Anom 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor. Jl. KH Sholeh Iskandar

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) 44 BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) a. Uraian Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor starte, lampu-lampu

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM POWER WINDOW PADA SUZUKI BALENO. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III. Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya

PROYEK AKHIR SISTEM POWER WINDOW PADA SUZUKI BALENO. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III. Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya PROYEK AKHIR SISTEM POWER WINDOW PADA SUZUKI BALENO Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Disusun Oleh: Nama : Gesit Ari Nugroho NIM : 5250303502 Prodi Jurusan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Maksud Penelitian Penelitian yang dimaksud yaitu melakukan pengamatan, observasi dan pengambilan data dilokasi kerja dan melihat kondisi lapangan panel tegangan rendah PT.

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan 40 BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW A. Kronologi masalah Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapat suatu masalah yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi Garis Besar Garis Besar 1. Sistem Auto A/C (Air Conditioner) Sistem auto A/C bekerja dengan mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, dengan selektor temperatur dan menekan switch AUTO.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

AID-420. Multi-Beam IR Sensors. Introduction

AID-420. Multi-Beam IR Sensors. Introduction Multi-Beam IR Sensors AID-420 User Manual Introduction Mereka adalah sensor infra merah empat balok, banyak digunakan sebagai parimeter guarding. Perangkat di tiang rumah, pertokoan dan garasi dalam ruangan.

Lebih terperinci

CONTOH SOAL FISIKA OSN KE-1 Oleh: Enjang Jaenal Mustopa

CONTOH SOAL FISIKA OSN KE-1 Oleh: Enjang Jaenal Mustopa CONTOH SOAL FISIKA OSN KE-1 Oleh: Enjang Jaenal Mustopa 1. Energi dapat berpindah dan berubah. Misalnya energi dapat berpindah dari tumbuhan ke manusia. Energi juga dapat berubah dari suatu bentuk energi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN DATA

BAB 4 ANALISIS DAN DATA BAB 4 ANALISIS DAN DATA 4.1 Pendahuluan Perangkat pengontrolan pelayangan magnetik dari hasil perancangan pada BAB 3 diintegrasikan seperti pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1, tampak gambar lengkap perangkat

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID

KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID Aprianto Ramadhona Yuliansyah Andika Putra Fredi Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Telah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Lab Fisika

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Lab Fisika BAB III PRNCANAAN DAN PMBUATAN AAT 3.1. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di ab Fisika Universitas Medan Area. 3.2. Alat dan Bahan Dalam perancangan sistem otomatis smart

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control 4.1 Garis Besar Perancangan Sistem BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Perlu diketahui bahwa system yang penulis buat ini menggunakan komponen elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED ANALISA RANANGAN PNGONTROLAN VOLUM PADA TANGKI AIR DILNGKAPI DNGAN INDIKATOR LD Noveri Lysbetti Marpaung Teknik lektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru mail : noverim@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION MK. Transportasi Elektrik Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION Motor DC adalah andalan penggerak traksi listrik pada motor listrik dan motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan di bidang otomotif semakin tahun terus berkembang. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada di pasaran yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota maka alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi. 3.1.1. Alat Alat-alat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan

Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 24 Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan Zainal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING 2.1 Pengantar Pembuatan lidah kucing secara konvensional terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pencampuran, pencetakan, pengovenan. Pada bagian pencampuran semua

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan.

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan. BAB IV PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pendahuluan Sebelum alat digunakan sepenuhnya untuk mengendalikan pelaksanan kontrol pintu atau keamanan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan alat tersebut

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR NOTASI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang berkembang saat ini menuntut para produsen mobil untuk membuat tampilan, kenyamanan dan keamanan terhadap mobil yang akan diproduksi menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER NISSAN SERENA Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Nanang Dwi Setyono NIM : 5250306013

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN Ian Hardianto Siahaan, A Ian Wiyono Prodi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jalan. Siwalankerto

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III TUGAS AKHIR SISTEM WIPER DAN WASHER TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh Yanuar Setiono 5211312015 PROGRAM

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE

MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE Yusuf Kusuma Hodianto 1), Ian Hardianto Siahaan 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

2015 Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin M

2015 Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin M Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin - 2015 - Black plate (1,1) 2015 Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin M Info Singkat................... 1-1 Panel Instrumen............... 1-2 Informasi Pengemudian Awal...........

Lebih terperinci