Implikasi dan dampak teori Operant Condiioning dalam proses pengajaran Aqidah Akhlak
|
|
- Utami Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menerapkan metode yang baik untuk suatu proses pembelajaran, maka harus diperlukan teori yang cocok untuk sebuah model pembelajaran yang mampu diserap dan diterapkan dalam proses pengajaran di kelas. Banyak teori yang digunakan dalam proses pengajaran, tetapi kita harus melihat mana yang lebih cocok untuk diterapkan di dalam kelas, karena idak semua teori pembelajan cocok untuk diterapkan. Kita terlebih dahulu harus melihat situasi dan kondisi lingkungan sekitar dan menelii teori apa yang harus digunakan. Teori belajar dan pembelajaran banyak sekali yang dapat digunakan untuk proses pengajaran, tetapi kita harus melihat apakah teori itu semua cocok dengan mata pelajaran yang diberikan di dalam suatu lembaga pendidikan. Lebih baik kita pintar memilah-milah teori yang cocok untuk digunakan, karena ini menyangkut respon anak didik untuk meresapi ilmu yang dipelajari. Semakin baik dan cocok teori yang digunakan, semakin baik pula proses pembelajaran. Begitu sebaliknya, semakin idak cocok teori yang digunakan semakin idak maksimal dalam proses pembelajaran. Pendidikan Aqidah sangat pening untuk anak didik yang mulai memasuki remaja, maka perlu adanya pembelajaran Aqidah Akhlak untuk para remaja. Ini diharapkan agar para remaja ini dapat menjadi manusia yang berakhla mulia. Untuk memberi pengajaran Aqidah akhlak ini maka harus diperlukan teori belajar yang cocok. Maka penulis disini akan menelaah teori mana yang cocok untuk digunakan. Setelah direnungkan teori apa yang cocok, maka penulis untuk menyimpulkan bahwa teori yang cocok untuk gunakan dalam pengajaran Aqidah Akhlak adalah Teori operant condiioning, karena didalam teori operant condiioning ini akan dijelaskan bagaimana proses pengajaran kepada anak didik agar mampu mengaplikasikan ilmunya setelah mendapat suatu mata pelajaran. 1.2 Rumusan Masalah Apa konsep teori Operant Condiioning Kelebihan dan kelemahan teori Operant Condiioning Penerapan teori belajar Operant Condiioning dalam pengajaran Aqidah Akhlak Implikasi dan dampak teori Operant Condiioning dalam proses pengajaran Aqidah Akhlak 1.3 Tujuan Penulisan Penulis dan pembaca dapat mengetahui apa itu teori Operant Condiioning Penulis dan pembaca dapat menganalisis kelebihan dan kelemahan teori Operant Condiioning
2 Penulis dan pembaca dapat mengetahui penerapan teori Operant Condiioning pada mata pelajaran Aqidah Akhhlak Penulis dan pembaca dapat mengetahui implikasi dan dampak teori Operant Condiioning pada proses pengajaran Aqidah akhlak BAB 11 PEMBAHASAN A. Konsep Teori Operant Condiioning Manusia pertama kali dalam keadaan pasif, seperi halnya kertas kosong, manusia dilahirkan dalam keadaan suci belum mengeri apa-apa. Manusia baru mengenal suatu pengetahuan apabila ia sudah mampu menggunakan akalnya dengan maksimal. Sesuatu perubahan perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh faktor pengalaman hidupnya menurut aliran teori empirisik yang tokohnya bernama Jhon Locke. Jadi manusia dalam merubah perilakunya banyak dipengaruhi oleh faktor pengalaman. Teori ini berkembang menjadi teori Behaviorisik yang mana perilaku manusia dapat bekembang apabila ada simulus dan respons. Menurut teori behaviorisik atau aliran ingkah laku, belajar diarikan sebagai proses perubahan ingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara simulus dan respons. Belajar menurut psikologi behaviorisik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar idaknya seseorang bergantung pada faktor-faktor kondisional yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuan yang termasuk pendiri sekaligus penganut behaviorisik antara lain Thorndike, Watson, Hull, Guthrie dan skinner. Kata kunci dalam teori behaviorisik ini menyangkut faktor external, simulus dan respon, triad and error, faktor kebiasaan, reward (penghargaan), hukuman, penguat, panca indera dan law of learning. Kata-kta kunci ini yang naninya akan dibahas dalam teori-teori pembelajaran sepei teori keneksivisme, classical condiionem, dan operant condiinem yang juga memiliki tokoh masing-masing. Pertama teori Behaviorisik melahirkan teori yang dinamakan koneksionisme (Thorndike). Kemudian muncul teori classical condiioning yang tokohnya bernama Ivan Pavlov (1927), Edwin Guthri dan Watson. Setelah teori itu sudah lama di pelajari maka muncul lagi teori yang akan kita bahas ini yaitu teori Operant Condiioning. Operant Condiioning merupakan teori yang dikembangkan oleh Skinner. Skinner mengembangkan teori cindiioning dengan menggunakan ikus sebagai percobaan. Menurutnya, suatu respon sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi yang naninya akan mempengaruhi ingkah laku manusia. Untuk memehami ingkal laku siswa secara tuntas menurut skinner perlu memahami hubungan antara simulus dengan simulus yang lainnya, memahami respons itu sendiri dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa menggunakan perubahanperubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan segala sesuatunya menjadi bertambah rumit, sebab alat itu akhirnya juga dijelaskan lagi. Ini naninya akan lebih jelas apabila akan mempelajari teori kogniivisme. Dari hasil percobaannya, skinner membedakan respon menjadi dua yaitu: (1) respon yang
3 imbul dari simulus tertentu, (2) operant (instrumental) respons, yang imbul dan berkembang karena diikui oleh perangsang tertentu. Teori Skinner dikenal dengan operant condiioning, dengan enam konsepnya yaitu: Penguatan negaif dan posiif. Shapping yaitu proses pembentukann ingkah laku yang makin mendekai ingkah laku yang diharapkan. Pendekatan suksesif yaitu proses pembentukan ingkah laku yang menggunakan penguatan pada saat yang tepat, hingga respons pun sesuai dengan yang diisyaratkan. Exincion yaitu proses penghenian kegiatan sebagai akibat dari diiadakannya penguatan. Chaining of response yaitu respons dan simulus yng berangkaian satu sama lain. Jadwal penguatan yaitu pemberian penguatan: rasio tetap dan bervariasi, interval tetap dan bervariasi. Skinner lebih percaya pada penguatan negaif (negaif reinforcement), yang idak sama dengan hukuman. Bedanya dengan hukuman adalah, bila hukuman harus diberikan (sebagai simulus) agar respons yang imbul berbeda dari yang diberikan sebelumnya, sedangkan penguat negaif (sebagai simulus) harus dikurangi agar respons yang sama menjadi kuat. Misalnya seorang siswa perlu dihukum untuk suatu kesalahan dan dilakukan pengurangan terhadap sesuatu yang mengenakan baginya (bukan malah ditambah), maka pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Inilah yang disebut penguatan negaif. E. Penerapan Teori Operant Condiioning Dalam Pembinaan Aqidah Akhlak Pada Jenjang Madrasah Tsanawiyah Sudah dijelaskan semua diatas bahwasanya teori operant cindiioning dapat digunakan dalam pendidikan aqdah akhlak. Teori operant condiioning mempuyai konsep yang bagus untuk menjadikan anak didik mampu melaksanakan perannya sebagai manusia yang berakhlak mulia. Penerapan teori condiioning ini dapat dilihat dari kasus anak didik yang bandel atau nakal. Menurut skinner yang juga tokoh teori ini menyatakan bahwa penguat negaif dapat digunakan untuk anak yang seperi itu. Penguat negaif ini menurutnya berbeda dengan hukuman, karena hukuman itu merupakan simulus yang diberikan kepada anak didik agar berperilaku yang lebih baik dari sebelumnya. Penguat negaif dapat dimisalkan begini, seorang anak didik perlu dihukum untuk suatu kesalahan yang dibuatnya, jika ia masih membandel, maka hukuman harus ditambah. Tetapi bila anak didik membuat kesalahan kemudian dikurangi hukumannya dan anak didik terdorong untuk memperbaiki kesalahannya maka inilah yang disebut penguat negaif menurut skinner.
4 Dari contoh diatas, banyak dimanfaatkan oleh pihak MTs untuk menerapakan teori ini. Banyak MTs dalam mendidik aqidah akhlah muridnya, memberikan sebuah simulus yang dapat membuat anak didik berperilaku yang mulia. Misalkan saja, anak didik yang berperilaku baik akan mendapatkan nilai yang bagus. Dari sini kita melihat bahwa simulus yang diberikan oleh pihak sekolah adalah berupa reward (penghargaan), jelas ini membuat anak didik akan selalu berperilaku yang baik karena kalau idak akan merasakan akibatnya yaitu mendapat nilai yang jelek. Akan tetapi, simulus-simulus diatas dapat dikurangi apabila anak didik oleh pihak sekolah diberi penguat negaif. Misalkan anak didik terpanggil jiwanya karena kalau ia berperilaku yang idak mulai ia akan dihukum oleh Tuhan. Ini karena ada kesadaran dalam anak didik itu sendiri. Penerapan yang lain dari teori operant condiioning ini adalah konsep pendekatan suksesif, yaitu proses pembentukan perilaku yang menggunakan penguatan pada saat yang tepat, hingga respon pun sesuai yang diharapkan. F. Implikasi dan Dampak Teori Belajar Operant Condiioning dalam Pembinaan Aqidah Ahklak pada Jenjang MTs Dampak teori operant condiioning sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan aqidah akhlak pada siswa-siswa MTs. Dampak yang paling menonjol adalah dapat dilihatnya hasil yang baik dalam perilaku anak didik setelah diberi simulus. Teori operant condiioning sangat telii dalam menganalisis perilaku anak didik sehingga hasil yang dicapai pasi maksimal. Misalkan saja dalam memberikan reward atau penghargaan kepada anak didik, hasil belajar harus diberitahukan kepada anak didik, karena jika hasil perilaku anak didik bagus maka penghargaan ini akan diperkuat, tetapi kalau salah akan dibetulkan dan ditelii ulang. Didalam teori ini juga ditekankan anak didik untuk belajar mengubah perilakunya sendiri, karena pendidik hanya mengawalnya untuk menjadi yang lebih baik. Teori ini menjauhi sebisanya menjauhi sistem hukuman, reward lah yang sering dipakai untuk mendidik anak didik. Apabila anak didik baik perilakunya maka reward ini akan ditambah tetapi apabila perilkunya tetap pada kebiasaan buruk maka reward ini akan dikurangi. Kegiatan ini digunakan untuk pentukan kemandirian anak didik untuk mengubah perilakunya sendiri. Anak didik apabila tahu akan kebutuhannya sendiri maka ingkah laku ini yang naninya disebut operant. Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada iga penggunaan analisis perilaku yang pening dalam bidang pendidikan aqidah aklhak yaitu: 1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu: Memilih Penguatan yang efekif
5 Please download full document at Thanks
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) Penguatan (+) Stimulus Respon Reinforcment Penguatan (-) Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa
Lebih terperinciTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristik Pandangan tentang belajar : Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R (stimulus- respon) Ciri-ciri teori belajar behavioristik : a. Mementingkan
Lebih terperinciBukti untuk mendukung asumsi
Asumsi Bukti untuk mendukung asumsi Kemungkinan bahwa asumsi bisa salah Konsekuensi jika asumsi yang salah Apakah asumsi akan diuji Jika Ya, Bagaimana pengujian asumsinya? Asumsi 1 Contoh : Kami berasumsi
Lebih terperinciTEORI behaviorism. Teori belajar koneksionisme
TEORI behaviorism Ada dua jenis pengkondisian: Tipe S : respondent conditioning (pengkondisian responden) identik dengan pengkondisian klasik. Menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan respons
Lebih terperinciTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Pertemuan ke-2 1 Pemerolehan vs Pembelajaran Pemerolehan memiliki ciri-ciri yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama, seorang anak penutur asli, sedangkan belajar bahasa
Lebih terperinciKemandirian Belajar. 1. Deinisi Kemandirian Belajar
Kemandirian Belajar 1. Deinisi Kemandirian Belajar Para ahli psikologi menggunakan dua isilah yang berkaitan dengan kemandirian yaitu independence dan autonomy (Steinberg, 1993: 286). Kemandirian yang
Lebih terperinciTeori-teori Belajar. Teori Behavioristik. Afid Burhanuddin. Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.
Teori-teori Belajar Teori Behavioristik Afid Burhanuddin Belajar Mengajar Kompetensi Dasar Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran Indikator Memahami hakikat teori pembelajaran
Lebih terperinciTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M.Si oleh Yunida Ekawati 110321406344 Zul Farida Arini 110321406367 Elies
Lebih terperinciTEORI PENGUATAN OLEH SKINNER
TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER A. Bentuk Teori Skinner B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan
Lebih terperinciTEORI BELAJAR TINGKAH LAKU
TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU 1. Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorisme) Paham behaviorisme memandang belajar sebagai perkayaan/penambahan materi pengetahuan (material) dan atau perkayaan pola-pola respon
Lebih terperinciUntuk pemahaman yang lebih mendalam, perlu diuraikan definisi belajar tersebut melalui penjelasan dari komponen-komponen dan istilah-istilah serta
WHAT IS LEARNING? Belajar adalah salah satu bidang kajian terpenting dalam psikologi dan merupakan suatu konsep yang benar-benar sulit didefinisikan. Dalam American Heritage Dictionary, belajar diartikan
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR I TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR I TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN URAIAN MATERI Sebelum bapak/ibu mempelajari lebih lanjut materi tentang teori behavioristik, ada baiknya bapak/ibu berfikir
Lebih terperinciBERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Subtitle MENGAPA INDIVIDU BERPERILAKU AGRESIF? PENDEKATAN-PENDEKATAN BIOLOGIS PSIKODINAMIKA BEHAVIOR HUMANISTIK KOGNITIF Memandang perilaku dari sudut pandang pemfungsian
Lebih terperinciDefusi (defusion): idak menekankan perbedaan antarpihak yang berkonlik; kompromi; mediasi
Tiga pendekatan dalam manajemen konlik: Penghindaran (avoidance): pengabaian persoalan dengan harapan konlik akan selesai dengan sendirinya; bisa dilakukan juga dengan memisahkan aktor yang berkonlik Defusi
Lebih terperincib. Mengedit Mekanik / Teknis Penulisan Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian, dan gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan
BAB 7 Revisi Pesan-pesan Bisnis A. Keterampilan Merevisi Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan pesan bisnis secara efekif. Seiap pesan bisnis perlu di edit baik menyangkut masalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENDAHULUAN Selain mempunyai objek tersendiri, psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri, juga mempunyai metode untuk mendafatkan fakta, kesimpulan, dugaan, hipotesis,
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN. Adapun dalam pembahasan ini, ada beberapa hal yang perlu kita ulas sebagaimana Prof. Ahmad Tafsir uraikan, berikut pembahasannya:
TUJUAN PENDIDIKAN A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang bisa dikatakan sebagai kebutuhan dasar manusia untuk didapatkan agar ia menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan yang diharapkan oleh manusia.
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN PSAK 24 REVISI 2013 TERHADAP PERUSAHAAN
DAMPAK PERUBAHAN PSAK 24 REVISI 2013 TERHADAP PERUSAHAAN PSAK 24 revisi 2013 sudah diterbitkan dan akan berlaku efekif mulai tahun 2015. Perubahan tersebut mempengaruhi pengukuran, penyajian dan pengungkapan
Lebih terperinciALLAH; aku berguru pada-mu. Sesungguhnya dalam kisah mereka ada pelajaran bagi mereka yang memiliki hai Yusuf 11
ALLAH; aku berguru pada-mu Sesungguhnya dalam kisah mereka ada pelajaran bagi mereka yang memiliki hai Yusuf 11 Berguru kepada Allah syaratnya Cuma satu.. engkau memiliki hai! Ayat ini berkaitan dengan
Lebih terperinciAWAL MUNCULNYA TEORI BEHAVIORISME
TEORI BEHAVIORISTIK KELOMPOK 2 ABRAR YUSRA (5115153527) ACHMAD RIZQI AGFIAN (5115152309) ARI PRABOWO (5115152234) CITRATRI AYUNINGTIAS (5115152673) DHIMAZ IDRIS (5115151820) EKA MARDIANA (5115154962) ENCIK
Lebih terperinci1. Peran antarpersonal : semua manajer diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis, yang berperan sebagai :
Manajer adalah individu yang mencapai tujuan melalui orang lain. Organisasi adalah satuan unit sosial yang dikoordinasinsecara sadar, yang tersusun atas dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai
Lebih terperinciB. Biograi. 1.Pembelajaran melalui observasi
A. Pengantar Teori kogniif social dari Albert Bandura menenkankan kejadian yang idak disengaja walaupun juga menyadari bahwa pertemuan dan kejadian ini idak selalu mengubah jalan hidup seseorang. Teori
Lebih terperinciTEORI BELAJAR SKINNER
TEORI BELAJAR SKINNER A. ALIRAN PSIKOLOGI TINGKAH LAKU (BEHAVIOR) Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang
Lebih terperinciTeori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt
Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan sejumlah teori belajar yang bersumber dari aliran aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan
Lebih terperinciTEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN THEORY OF LEARNING ACCORDING TO EDUCATIONAL PSYCHOLOGY ABSTRACT
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013 62 TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN THEORY OF LEARNING ACCORDING TO EDUCATIONAL PSYCHOLOGY RK Rusli 1a dan MA Kholik 1 1 Program
Lebih terperinciPengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa
Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa 1. Pengerian Lensa Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung.dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciOleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I
Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I Hakikat Belajar Belajar merupakan proses mencapai berbagai dan sikap untuk bekal hidup di masa mendatang. macam kompetensi, Belajar adalah proses mendapatkan perubahan dalam
Lebih terperinciBab 5 Proses Belajar Konsumen
Bab 5 Proses Belajar Konsumen Arti Proses Belajar 1. Solomon {1999, hal 71} Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan pengalaman. 2. Schiffman dan kanuk {2000, hal 160} Dari
Lebih terperinciTopik 4: Evaluasi Kinerja
Kasus 1: Sistem Performance Appraisal di Xerox Pada pertengahan tahun 1980-an Xerox Corporaion menghadapi masalah. Sistem performance appraisal mereka idak berfungsi. Bukannya memoivasi karyawan, sistem
Lebih terperinciTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 Kompetensi Inti : Memahami teori belajar dan prinsip pembelajaran yang dapat diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam rangka sistem pendidikan nasional yang merupakan salah satu bentuk
Lebih terperinciSekilas Tentang Warna. Jenis - Jenis Warna
Sekilas Tentang Warna Jenis - Jenis Warna Quote:Warna Primer, warna primer adalah Merah, kuning, biru, warna-warna ini adalah warna yang dapat dikombinasikan untuk membuat warna lain, jika kamu menggabungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia. Pendidikan juga mempengaruhi manusia baik dari segi berfikir maupun berprilaku dimana berfikir
Lebih terperinciTeori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id
Teori Belajar Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id Pengertian Teori Belajar Teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk mengubah perilaku mereka. Seluruh kegiatan belajar
Lebih terperinciPsikologi dalam Kewiraswastaan Ciri-ciri Psikologi Seorang Wiraswasta
1. Psikologi dalam Kewiraswastaan Psikologi memiliki deinisi yang telah disepakai oleh pakar ilmu yang mempelajari ingkah laku manusia yaitu the scieniic study of behavior yang arinya studi ilmiah tentang
Lebih terperinciTugas Aliran Pendidikan dan teori-teori Belajar Page 1
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN BEHAVIORISME DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN Afandi dan Tulus Junanto Program Doctor Pascasarjana Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: pandi.fkip.untan@gmail.com
Lebih terperinciDan peningnya untuk meningkatkan irst-ime customer menjadi lifeime buyer adalah :
Griin (2003 ; 113), memberikan pengerian loyalitas : When a customer is loyal, he or she exhibits purchase behavior deined as non-random purchase expressed over ime by some decision-making un\it. Dan peningnya
Lebih terperinciJurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN CATATAN PERBAIKAN PADA LATIHAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA Ade Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan formal mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai
Lebih terperinciPengantar Modifikasi Perilaku
Modul ke: 01 Ainul Fakultas Psikologi Pengantar Modifikasi Perilaku Pengertian, Sejarah, Review Psikologi belajar, Ruang lingkup, Manfaat mempelajari Modifikasi Perilaku Mardiah, S.Psi, M.Sc. Program Studi
Lebih terperinciKesehatan Reproduksi Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi. Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi melipui :
Kesehatan Reproduksi Sehat adalah suatu keadaan sejahtera isik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi,
Lebih terperinci4. Guru Sebagai Jabatan Profesional
4. Guru Sebagai Jabatan Profesional Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai pekerjaan professional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan
Lebih terperinciJURNAL INKLUSI EDISI 1 VOL 2 DESEMBER 2010 DEWAN REDAKSI
Jurnal INKLUSI PPPPTK TK dan PLB tahun 2010 JURNAL INKLUSI EDISI 1 VOL 2 DESEMBER 2010 DEWAN REDAKSI PELINDUNG Kepala PPPP TK TK dan PLB pengarah Kepala Bidang Program dan Informasi penaggungjawab Kepala
Lebih terperinciMPR sebelum amandemen :
Dalam UUD 1945, tidak dirinci secara tegas bagai mana pembentukan awal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Penelusuran sejarah mengenai cikal-bakal terbentuknya majelis menjadi sangat penting dilakukan
Lebih terperincimakanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2004). Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi status gizi adalah penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak melipui gizi kurang atau yang mencakup susunan hidangan yang idak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang idak mencukupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta dengan akreditasi A,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara merupakan salah satu lembaga pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta dengan akreditasi A, dengan jumlah
Lebih terperinciRizka Amalia. A ( ) Ahmad Nur Fadholi ( ) BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Teori Behavioristik
Rizka Amalia. A (152071000026) Ahmad Nur Fadholi (152071000015) BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Behavioristik Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif behavioral
Lebih terperinciKomunikasi dokter-pasien. Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya
Komunikasi dokter-pasien Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang prakik perorangan, poliklinik, rumah sakit,
Lebih terperincianajemen Sumber Daya Manusia. 1. Lata Belakang Teori dan Tujuan Peneliian 2. Metode
Review jurnal merupakan sebuah strategi untuk bisa mempermudah memahami ini dari peneliian yang telah dilakukan. Seiap mahasiswa seharusnya memiliki sedikit kemampuan melakukannya. Terkadang seorang dosen
Lebih terperinci(7.8) (7.9) Keputusan ada idaknya masalah heteroskedasisitas berdasarkan uji staisik esimator dalam
METODE PARK Setelah membahas deteksi heteroskedasisitas secara informal dengan metode grais, maka selanjutnya kita akan membahas uji deteksi heteroskedasisitas yang lebih formal. Deteksi formal masalah
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. 1.Pemikiran Islam Ahmad Syai i Ma arif
BAB II PEMBAHASAN 1.Pemikiran Islam Ahmad Syai i Ma arif Fachry Ali dan Bachiar Efendy bahwa Ahmad Syai i memusatkan perhaiannya pada rentang pelembagaan Islam dari sudut sejarah dan peikiran dalam kaitannya
Lebih terperinciPENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Penelitian Hasil pengamatan
Lebih terperinciB.F. Skinner. Pendekatan Psikologi Skinner
B.F. Skinner Teori Kepribadian Behaviorisme Pendahuluan Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologis yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913. Seperti halnya psikoanalisa, behaviorisme
Lebih terperincimemahami dan mengeri peningnya sebuah criical path pada ime scheduling dalam rangka pengendalian waktu proyek
Pengerian Compleion date adalah waktu yang dimiliki oleh kontraktor untuk melaksanakan dan menyelesaikan semua kegiatan yang telah direncanakan serta diatur sesuai dengan perjanjian yang tercantum di dalam
Lebih terperinciDIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK1313 Psikolgi Pembelajaran Minggu 2 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) PENILAIAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN
BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan
Lebih terperinciantara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon dari seseorang tergantung
Teori teori Behaviorisme 1. Classical Conditioning, Ivan Pavlov (1849 1936) Pavlov adalah seorang psikolog dari Rusia yang menemukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon dari seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai lembaga keuangan, terutama sebelum memasuki decade 1980-an, pikiran kita hamper selalu terfokus pada lembaga perbankan. Persepsi tersebut sesungguhnya
Lebih terperinciTugas AKSP Kelompok 5
Tugas AKSP Kelompok 5 SPI itu gimana? Deinisi SPI Berikut ini deinisi Sistem Pengendalian Intern (SPI) yaitu: 1. PP nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, SPI adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui berbagai cara salah satunya
Lebih terperincikata-kata yang idak dimengeri, karena itu olah kata menjadi pening dalam berkomunikasi. b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efekif dan
TEKNIK KOMUNIKASI DENGAN ANAK PENGERTIAN KOMUNIKASI Menurut buku Pendidikan Kesehatan Gigi, komunikasi adalah suatu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita melalui suatu media antara dua orang atau
Lebih terperinciCONTOH PIDATO TENTANG GLOBALISASI. Selamat siang, Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD, Victoria Isiningsih.
CONTOH PIDATO TENTANG GLOBALISASI Selamat siang, Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD, Victoria Isiningsih. Yang terhormat Wakil Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD Eusthasia Suwari. Yang
Lebih terperinciBerbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi
Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
Lebih terperinciTUGAS ILMU NEGARA MELIHAT INDONESIA SEBAGAI TIPE HUKUM LIBERAL
TUGAS ILMU NEGARA MELIHAT INDONESIA SEBAGAI TIPE HUKUM LIBERAL O L E H NAMA : IMELDA ROSALASTI BOLLY KELAS : A NIM : 1402010294 DOSEN WALI : RENNY R. MASU, SH.MH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Lebih terperinciSejarah dan Aliran-Aliran Psikologi
Modul ke: Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Behaviorisme Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Tokoh Tokoh: Ivan P. Pavlov 1849 1936 John Broadus
Lebih terperinciTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans)
Lebih terperinciI. BIOGRAFI B. F. SKINNER Burrhus Frederic Skinner lahir di Susquehanna, Pennsylvania pada 20 Maret 1904 dari pasangan Willian dan Grace Skinner.
I. BIOGRAFI B. F. SKINNER Burrhus Frederic Skinner lahir di Susquehanna, Pennsylvania pada 20 Maret 1904 dari pasangan Willian dan Grace Skinner. Dia wafat di Massachusetts pada 18 Agustus 1990.. Dia merupakan
Lebih terperinciDIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK1313 Psikolgi Pembelajaran Minggu 4 (Terakhir) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) Penilaian
Lebih terperinciMEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI
MEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI Oleh: Alimul Muniroh 1 Abstrak Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang mendasar sebagai hasil dari pengalaman di sebuah organisasi/ lembaga
Lebih terperinciBerikut ini kisi-kisi soal Ulangan Tengah Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015
KISI-KISI UTS 1 PRAKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 OCTOBER 2, 2014 BY USWATUN KHASANAH Berikut ini kisi-kisi soal Ulangan Tengah Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 Nama Sekolah : SMP Negeri 22 Surakarta
Lebih terperinciFaktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2
3/3/2011 1 Faktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2 3/3/2011 3 3/3/2011 4 PERSEPSI Proses kognitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan
Lebih terperinciPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan Pentingnya Psikologi dalam Pendidikan Psikologi membantu pendidik memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik secara integral. Pendidik mampu memahami
Lebih terperinciKonsep perilaku dan perilaku kesehatan. Determinan dan perubahan perilaku. Persepsi dan perilaku sehat
PERILAKU KESEHATAN Konsep perilaku dan perilaku kesehatan Determinan dan perubahan perilaku Persepsi dan perilaku sehat Merangkum Small group discussion ( 5 ORANG ) Paper/ MAKALAH MAKS 10 HAL /KEL Presentasi
Lebih terperinciProgram Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY /
Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR (Learning Theory) Oleh Dr. H. MUKMINAN PPs. UNY - 2015/2016 Email: mukminan@yahoo.co.id HP: 08157956800 1 Hand-Out Untuk Perkuliahan Program Doktor (S3) Program
Lebih terperinciMAKALAH KONTRIBUSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR ORANG DEWASA DI MASYARAKAT. Disampaikan pada seminar nasional
MAKALAH KONTRIBUSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR ORANG DEWASA DI MASYARAKAT Disampaikan pada seminar nasional kontribusi Pendidikan NonFormal dalam Pembangunan Bandung, 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hidup ini semua manusia memerlukan pendidikan untuk mencapai kedewasaan, pendidikan menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (KAJIAN TERHADAP PEMIKIRAN BF. SKINNER)
PENERAPAN TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (KAJIAN TERHADAP PEMIKIRAN BF. SKINNER) MUHAMMAD MAHMUDI Mahasiswa Keguruan Bahasa Arab Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masalah, terutama masalah perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan. anak perlu diperhatikan, khususnya oleh orang tua dan guru.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang tua memiliki kewajiban untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak serta membantu anak dalam menyelesaikan masalah,
Lebih terperinciKuliah Komunikasi - Partai Poliik Sebagai Sarana Komunikasi Poliik BY NISYA RIFIANI, AT 9:50:00 PM, HAS 1 COMMENT
Kuliah Komunikasi - Partai Poliik Sebagai Sarana Komunikasi Poliik BY NISYA RIFIANI, AT 9:50:00 PM, HAS 1 COMMENT KULIAH KOMUNIKASI :: PENGANTAR ILMU POLITIK (2007) PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan
Lebih terperinciPada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.
No. Indikator Siklus I Siklus II 1 Kesiapan dalam belajar 2,08 2,66 2 Aktif dalam pembelajaran 1,44 2,22 3 Menganalisis permasalahan dari guru 1,38 2,22 4 Melakukan tanya-jawab dengan guru dan teman 1,6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. masukan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik dan siswa
14 BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Konsep belajar 2.1.1. Konsep Belajar konstruktivisme Aunurahman (2002; 23) mengatakan pembelajaran adalah upaya mengubah masukan berupa siswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan
Lebih terperinciSIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING
SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK213 Psikologi Islam dan Barat (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD PERBINCANGAN Definisi Psikologi Barat dan Islam menekankan fungsi akal
Lebih terperinciPENGGUNAAN GPS DALAM MENEKAN COST DAN MENAMBAH MARGIN KEUNTUNGAN
FLEET MANAGEMENT PENGGUNAAN GPS DALAM MENEKAN COST DAN MENAMBAH MARGIN KEUNTUNGAN Armada kendaraan produkif adalah terpelihara dengan baik dan ukuran yang tepat untuk organisasi yang dilayaninya. hari
Lebih terperinciKAJIAN PSIKOLOGIS TENTANG PENDEKATAN TEORI REINFORCEMENT DALAM PROSES PEMBELAJARAN
KAJIAN PSIKOLOGIS TENTANG PENDEKATAN TEORI REINFORCEMENT DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Etty Ratnawati Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email: ettyratnawati69@gmail.com Abstrak Dalam kegiatan
Lebih terperinciKegembiraan manik. Riwayat perilaku merusak
DIAGNOSA KEPERAWATAN Faktor resiko meliput TRAUMA, risiko/membahayakan, orang lain, resiko Kesulitan emosi; peka rangsang dan prilaku implusif; pikiran delusi; respons rendah keika ide/keinginan klien
Lebih terperinciPil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.
Pil kombinasi Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sinteik. Pil diminum seiap hari selama iga minggu diikui dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya adalah einil estradiol
Lebih terperinciRANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER
RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER 2 Pelajaran 12. Sakramen Bapis 1) Ada 7 sakramen yang diakui oleh Gereja, yaitu: a) Sakramen Bapis b) Sakramen Ekarisi c) Sakramen Krisma d) Sakramen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena tersebut memunculkan
Lebih terperinciE.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kem
TEORI BELAJAR Rosita E.K., M.Si E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kemampuan untuk melakukan
Lebih terperinci1. Disosiasi: Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.
1. Disosiasi: Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya. 2. Identifikasi: Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan
Lebih terperinciTahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
TEORI PERKEMBANGAN 1. PENDEKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF Pendekatan ini di dasarkan pada asumsi atau keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 menyatakan, Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk pembangunan nasional dalam bidang pendidikan dalam
Lebih terperinciWarga Negara Indonesia yang memiliki kualiikasi pendidikan (jenjang dan jurusan) sesuai dengan formasi yang dibutuhkan;
1. PERSYARATAN PENDAFTARAN Kementerian/Lembaga non Kementerian, Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota tertentu, membuka kesempatan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2014 untuk mengisi
Lebih terperinciMenyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya
Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Dipublikasikan pada Harian Surabaya Post, 20 Juli 2008 Kalau pada edisi lalu kita membahas perilaku
Lebih terperinciDASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL
MINATUTAMA MANAJEMEN RUMAHSAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA M O D U L 2.0 DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL Fasilitator : Prof.dr. Makmuri Muchlas, SpKJ.,PhD MINAT UTAMA MANAJEMEN RUMAHSAKIT Gedung IKM Lt. 2
Lebih terperinci