PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN. Pendahuluan. Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN. Pendahuluan. Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan"

Transkripsi

1 PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN Pendahuluan Latar Belakang Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan pada pohon yang baru satu kali berbuah setelah tiga tahun ditanam di lapang. Belum diketahui apakah produksi tahun pertama tersebut sudah dapat digolongkan produksi buah lebat untuk rambutan umur tiga tahun. Apabila pada tahun pertama rambutan Binjai sudah berbuah lebat, maka tahun berikutnya diduga akan mengalami penurunan produksi. Sebagaimana pohon buah-buahan lainnya, rambutan tergolong pohon biannual bearing, yaitu mempunyai sifat alternate bearing. Produksi buah pohon golongan biannual bearing berfluktuasi, panen raya hanya terjadi dua tahun sekali. Jika tahun sebelumnya sudah berbuah lebat (panen raya), tahun berikutnya terjadi penurunan produksi. Goldschmidt dan Golomb (1982) mengatakan, kultivar-kultivar alternate bearing tidak membentuk bunga pada tahun berikutnya setelah berbuah lebat (on year), disebabkan menipisnya cadangan karbohidrat pada semua bagian organ pohon. Hasil percobaan Garcia-Luis et al. (1995) menunjukkan, perlakuan kerat batang pada tanaman jeruk dapat meningkatkan akumulasi pati di daun dan mempercepat terjadinya inisiasi pembungaan. Dengan meningkatnya cadangan karbohidrat setelah kerat batang, diharapkan perlakuan kerat batang mampu mengatasi masalah alternate bearing pada pohon buah-buahan. Untuk itu dilakukan pengamatan produktifitas rambutan pada uji coba kerat batang-kn03

2 141 pada pohon yang pernah dan belum pernah dikerat untuk melihat produktifitas rambutan Binjai di tahun kedua. Berdasarkan uraian tersebut di atas, produksi buah tahun pertama diamati untuk dibandingkan dengan produksi buah tahun berikutnya. Untuk mengetahui apakah produksi tahun pertarna mempengaruhi produksi pada tahun berikutnya. Hal lain yang diamati adalah apakah perlakuan kerat batang-kn03 mampu meningkatkan produksi buah yang secara alami mengalami penurunan setelah berbuah lebat. Apabila perlakuan kerat batang-kn03 mampu mengatasi masalah biand bearing, maka permasalahan penurunan produksi setelah pohon berbuah lebat dapat teratasi. Tujuan Percobaan Tujuan dilakukannya pengamatan data produksi tahun pertama (sebelum percobaan) dan tahun kedua (saat percobaan berlangsung) adalah untuk mengetahui: 1. Fluktuasi produksi buah rambutan Binjai di tahun pertama dan tahun kedua 2. Peran perlakuan kerat batang - KN03 dalam produktivitas rambutan Binjai di tahun kedua. Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Percobaan Pengamatan dilaksanakan pada bulan Januari 2000 hingga Februari 2001, berlokasi di Kebun Buah Blok B Taman Buah Mekarsari, Cileungsi - Bogor pada ketinggian tempat 80 m dpl.

3 142 Bahan dan Alat Percobaan Bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan ini adalah rambutan Binjai yang baru berbuah satu kali tahun 1999/2000 terdiri dari pohon yang pernah dikerat dan belum pernah dikerat di tahun 1999 serta pohon yang digunakan untuk percobaan kerat batang-knos di tahun Metode Percobaan Pada awal percobaan, dilakukan penomoran pohon-pohon yang berbuah di lokasi percobaan, baik pohon yang tidak digunakan untuk percobaan kerat batang tahun 1999 maupun pohon yang digunakan untuk percobaan kerat batang tahun Tandan buah produksi tahun pertarna (tahun 2000) dihitung per individu pohon. Kemudian data produksi tersebut dipilah menjadi dua golongan, yaitu data dari pohon yang pernah diberi perlakuan kerat batang dan yang belum pernah diberi perlakuan kerat batang. Pada awal tahun 2000, kedua golongan pohon tersebut digunakan untuk percobaan "Pembungaan dan Produksi Rambutan Binjai 08-Year setelah Induksi Pembungaan pada Fase Tumbuh Berbeda". Pada saat 75% buah yang dihasilkan pohon percobaan besar maksimal, maka dilakukan penghitungan jumlah tandan buah yang dihasilkan masing-masing individu pohon tersebut. Setelah itu dilakukan analisis statistika dengan menggunakan diagram batang. Hasil dan Pembahasan Produksi buah pohon kontrol tahun berikutnya, dalam ha1 ini pohon yang tidak pernah diberi perlakuan kerat batang, baik pada masa off year (sebelum percobaan berlangsung) rnaupun saat on year (saat perwbaan berlangsung), ditentukan oleh produksi buah tahun sebelumnya. Jika produksi buah. tahun

4 sebelumnya masih sedikit, maka tahun berikutnya tidak jauh berbeda. Namun, jika produksi buah tahun sebelumnya sudah tinggi, maka produksi buah tahun berikutnya menurun. Hasil pengamatan menunjukkan, produksi buah rambutan Binjai tahun kedua (OH-year) dari pohon yang belum pernah dikerat masa on year dan tidak dikerat masa OH-year, cenderung menurun, jika pada tahun pertama (on year) produksi buahnya sudah tinggi, yaitu rata-rata di atas 89 tandan buah per pohon (Tabel Lampiran 3). Pohon dengan produksi buah sekitar tandan buah per pohon di tahun 2000, akan menurun menjadi sekitar tandan buah per pohon di tahun Namun jika produksi buah tahun pertamanya rendah (<90 tandan buah per pohon), maka produksi buah tahun berikutnya tidak mengalami perubahan yang berarti (Gambar 38). Keterangan : Kontrol On Year : produksi tahun sebelum percobam berlangsung, dipakai sebagai pohon kontrol Kontrol WYear : produksi tahun saat percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon kontrol KN03 On Year : produksi tahun sebelum percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan KN03 KN03 WYear : produksi tahun saat percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan KNo3 Gambar 38. Perbandingan produksi buah rambutan Binjai tahun sebelum percobaan (on-year) dan tahun saat percobaan berlangsung (OHyear) antara pohon kontrol dan pohon yang dipakai untuk aplikasi KN03.

5 Berdasarkan uraian di atas, produksi buah rambutan Binjai tergolong biannual bearing. Pada tahap awal belajar berproduksi sudah menghasilkan buah cukup lebat untuk ukuran pohon berumur 3 tahun, kemudian terjadi penurunan produksi pada tahun berikutnya. Dalam masa pembentukan dan pertumbuhan buah, buah memerlukan banyak karbohidrat. Jika pohon berbuah lebat, maka cadangan karbohidrat menjadi menipis setelah fase pertumbuhan buah berakhir. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan produksi buah di tahun berikutnya. 144 kerat +KN03 On-year kerat +KN03 Off-year Keterangan: Kontrol On Year : produksi tahun sebelum percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon kontrol Kontrol m Year : produksi tahun saat percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon kontrol KN03 On Year : produksi tahun sebelum percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan KN03 tanpa kerat batang KN03 WYear : produksi tahun saat percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan KN03 tanpa kerat batang Kerat On Year : produksi tahun sebelum percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang tanpa KN03 Kerat WYear : produksi tahun saat percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang tanpa KN03 Kerat+KNQ On Year: produksi pohon tahun sebelum percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang +KN03 Kerat+KN03 Of Year: produksi pohon tahun saat percobaan berlangsung, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang+kn03 Gambar 39. Perbandingan produksi buah rambutan Binjai sebelum percobaan (on-year) dan saat percobaan berlangsung (og-year) antara pohon kontrol dan pohon perlakuan kerat batang-kn03 Perlakuan KN03 pada satu bulan setelah flush kedua (April), maupun setelah aktif flush ketiga (Mei) dan setelah flush keempat (Juni) tidak mampu

6 mengatasi masalah alternate bearing pada rambutan Binjai. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 38, dimana produksi buah pohon yang diberi perlakuan KN03 tidak meningkat pada tahun berikutnya. Namun apabila dilihat produksi buahnya per waktu percobaan, produksi buah pohon yang diberi perlakuan KN03 pada akhir flush keempat (bulan Juni) selalu lebih tinggi dari jika dibandingkan produksi pohon yang diberi KNO3 sebelum bulan Juni. Hal ini terjadi pada produksi buah tahun 2000 dan Dengan semakin mendekati masa berbunga, laju pohon membentuk daun akan semakin menurun. Pohon mulai memasuki masa dormansi, sehingga karbohidrat terbentuk pada masa itu akan lebih banyak dialirkan ke organ pen yimpanan sebagai karbohidrat cadangan. Karbohidrat cadangan tersebut diperlukan untuk proses pembentukan bunga dan buah. Dalam ha1 ini peran ion K' dalam KNOB lebih pada meningkatkan pembentukan sukrosa di daun dan meningkatkan aliran karbohidrat ke organ penyimpanan. Hal ini sesuai dengan salah satu peran ion K+ dalam tubuh tanaman adalah meningkatkan sintesis dan laju transportasi sukrosa (Marschner 1998). Perlakuan KN03 saat pohon sudah memasuki fase lambat tumbuh, diduga mampu meningkatkan laju pembentukan sukrosa daun dan aliran sukrosa ke organ-organ penyimpanan. Pada saat pohon memasuki fase pembentukan buah, pohon yang diberi perlakuan KN03 telah memiliki cadangan makanan cukup tinggi. Dengan demikian pohon tersebut lebih mampu mensuplai buah-buah terbentuk untuk bertahan dan membesar hingga matang panen. Pada saat pembentukan dan pembesaran buah, sink buah untuk memperoleh hasil fotosintat semakin kuat. Menurut Gardner et al. (1991) suplai karbohidrat selama proses pengisian biji, berasal dari remobilisasi pati tersimpan di organ penyimpanan dan hasil fotosintat saat tersebut. Pendapat ini didukung 145

7 oleh percobaan Akao et al. (1981) dalam Goldschmidt (1999) dengan menggunakan COz berlabel, diperoleh gambaran bahwa karbohidrat tersimpan digunakan untuk mensupport perkembangan reproduktif. Dengan demikian pohon yang memiliki cadangan makanan cukup akan lebih mampu mensuplai karbohidrat ke daerah pembentukan buah untuk pertumbuhannya. Sehingga kemampuan buah membesar dan bertahan hingga matang panen lebih tinggi. Produksi Rambutan Binjai Masa On-Year & Off-Year setelah Kerat Batang Belum pernah Dikerat Kerat On-year BBelum pernah Dikerat Kerat Off-year1 OBelum pemah Dierat Kerat + KN03 On-year B#Belum pemah Dikerat Kerat + KN03 Off-year mpernah Dikerat kerat On-year Pernah Dikerat kerat Off-year BPernah Dikerat kerat +KN03 On- I April Mei Juni 1 I Keterangan: Belum pernah dikerat - Kerat On Year: produksi sebelum percobaan berlangsung, pada pohon belum pernah dikerat, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang tanpa KN03 Belum pernah diierat-kerat Of Year: produksi saat percobaan berlangsung, pada pohon belum pernah dikerat, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang tanpa KN03 Belum pernah dikerat - Kerat+KN03 On Year: produksi buah tahun sebelum percobaan berlangsung, pada pohon yang belum pernah dikerat, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang+kn03 Belurn pernah dikerat - Kerat+KN03 Year: produksi saat percobaan berlangsung, dari pohon yang belum pernah dikerat, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang+kn03 Pernah dikerat - Kerat On Year: produksi sebelum percobaan berlangsung, dari pohon yang pernah dikerat, dipakai pohon perlakuan kerat batang Pernah dikerat - Kerat Year: produksi saat percobaan berlangsung, dari pohon yang pernah dikerat, dipakai sebagai pohon perlakuan kerat batang Pernah dikerat - Kerat+KN03 On Year: produksi buah pada tahun sebelum percobaan berlangsung, dari pohon yang pernah dikerat yang dipakai pohon perlakuan kerat batang+kn03 Pernah dikerat - Kerat+KN03 Of Year: produksi saat percobaan berlangsung, dari pohon dari pohon yang pernah dikerat, dipakai pohon perlakuan kerat batang+w3 Gambar 40. Perbandingan produksi buah rambutan Binjai on-year dan off-year

8 Produksi buah pohon yang pernah mendapat perlakuan kerat batang tahun sebelumnya menurun jika produksi tahun sebelumnya lebih dari 75 tandan buah per pohon dan tidak mendapat perlakuan kerat batang kembali pada tahun sesudahnya (Gambar 39). Namun hasil buah per pohon tahun berikutnya akan meningkat jika produksi tahun pertama kurang dari 46 tandan buah per pohon meskipun tidak mendapat perlakuan kerat batang tahun sesudahnya (Tabel Lampiran 3, Gambar 39). Buah yang dihasilkan pada tahun sesudahnya sekitar tandan buah per pohon, sedang produksi sebelumnya (on-year) sekitar tandan buah per pohon (Tabel Lampiran 3, Gambar 39). Perlakuan kerat batang tahun 2001 meningkatkan produksi buah pohon yang pernah dikerat tahun 2000, baik kerat batang tersebut diberikan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan m03. Secara umum peningkatan produksi buah pohon yang dikerat batang saja lebih tinggi dibandingkan yang dikombinasikan dengan KN03 (Gambar 39). Perlakuan kerat batang tanpa KN03 saat 08-year meningkatkan produksi buah masa of-year, baik pada pohon yang pernah dikerat maupun belum pernah dikerat (Tabel Lampiran 3, Gambar 40). Tetapi untuk perlakuan kerat batang KN03 saat of-year, peningkatan produksi terjadi kecuali jika perlakuan kerat batang+kn03 dilaksanakan saat akhir flush kedua (April). Pada Percobaan Mei dan Juni, perlakuan kerat batang + KN03 mampu meningkatkan produksi buah rambutan Binjai, baik dari pohon yang pernah dikerat maupun belum pernah dikerat batangnya pada saat on year (Tabel Lampiran 3, Gambar 40). Perlakuan kerat batang mampu meningkatkan produksi rambutan Binjai masa ofl year, diduga ada kaitannya dengan pengaruh kerat batang &lam

9 meningkatkan akumulasi karbohidrat di daerah tajuk (Tabel Lampiran 6 dan 7). Tabel Lampiran 92, menunjukkan bahwa fbngsi pati tersimpan dalam kulit ranting pohon dan kadar nisbah C/N daun secara nyata mempengaruhi produksi buah rambutan Binjai. Menipisnya cadangan makanan tajuk setelah berbuah lebat tahun 2000 dapat segera diatasi dengan perlakuan kerat batang. Pemutusan aliran karbohidrat di batang utama meningkatkan akumulasi pati di tajuk. Sehingga saat pohon memasuki masa berbunga, pohon sudah memiliki cadangan makanan cukup untuk menyokong pembentukan dan pertumbuhan buahnya. Kesimpulan 1. Produksi buah tinggi di tahun pertama menurunkan produksi buah di tahun kedua. 2. Penurunan produksi dapat sedikit dikurangi dengan perlakuan KN03 pada saat pohon mulai memasuki masa donnansi. 3. Perlakuan kerat batang dapat meningkatkan produksi buah rambutan Binjai tahun kedua, sehingga sifat alternate bearing pada rarnbutan Binjai dapat diatasi. 148

PRODUKSI DAN PERUBAHAN FISIOLOGI RAMBUTAN BINJAI SETELAH INDUKSI PEMBUNGAAN PADA MASA OFF-YEAR OLEH: RATNA IRDIASTUTI

PRODUKSI DAN PERUBAHAN FISIOLOGI RAMBUTAN BINJAI SETELAH INDUKSI PEMBUNGAAN PADA MASA OFF-YEAR OLEH: RATNA IRDIASTUTI PRODUKSI DAN PERUBAHAN FISIOLOGI RAMBUTAN BINJAI SETELAH INDUKSI PEMBUNGAAN PADA MASA OFF-YEAR OLEH: RATNA IRDIASTUTI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK RATNA IRDIASTUTI. Produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tahun 1986 tercatat

Lebih terperinci

KONDlSl POHON PASCA INDUKSI PEMBUNGAAN MASA OFF-YEAR

KONDlSl POHON PASCA INDUKSI PEMBUNGAAN MASA OFF-YEAR Latar Belakang KONDlSl POHON PASCA INDUKSI PEMBUNGAAN MASA OFF-YEAR Pendahuluan Induksi pembungaan pada pohon buah-buahan dapat dilakukan dengan cara menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman, meningkatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jemk Besar Jeruk besar (Citrus grarrdis L) merupakan tanaman asli Indonesia. Selain di Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar dikenal

Lebih terperinci

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO Abstrak Kakao merupakan komoditas penting bagi Indonesia, baik secara ekonomi maupun sosial. Namun demikian, produktivitas perkebunan kakao di Indonesia masih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju Pengisian Biji Laju pengisian biji merupakan laju pertambahan bobot biji tanaman jagung per satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang penting di Indonesia. Buah cabe memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga banyak

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun model pemupukan tanaman duku berdasarkan analisis daun dan mempelajari kategori tingkat kecukupan hara pada bibit duku. Cara membangun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kerontokan Bunga dan Buah Kerontokan bunga dan buah sejak terbentuknya bunga sampai perkembangan buah sangat mengurangi produksi buah belimbing. Absisi atau kerontokan bunga dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu ubi kayu dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat di samping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman ini mampu beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi sebagian besar penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi sebagian besar penduduk dunia khususnya di negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin termasuk di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan Pseudbulb. tanaman anggrek Dendrobium antennatum selama 10 minggu setelah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan Pseudbulb. tanaman anggrek Dendrobium antennatum selama 10 minggu setelah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan Pseudbulb Berdasarkan hasil penelitian pengaruh variasi konsentrasi fosfor (P) dalam medium kultur in vitro terhadap, pertumbuhan pseudobulb

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan. Winarso D Widodo 2009

Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan. Winarso D Widodo 2009 Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan Winarso D Widodo 2009 Nama Lengkap : Winarso Drajad Widodo Pendidikan : 1. Sarjana Pertanian (Ir) IPB, 1986 2. Magister Sain (MS) IPB, 1993 3. PhD. - Pomology (Okayama

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

TUMBUH DAN PERIODISITAS TUMBUH

TUMBUH DAN PERIODISITAS TUMBUH halaman1dari 7 halaman TUMBUH DAN PERIODISITAS TUMBUH FASE TUMBUH Pada dasarnya semua tanaman berasal dari menyatunya (fusion) sel telur dangan cell jantan membentuk sebuah zygote yang kemudian bergkembang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Kompos Kulit Biji Kopi Pengomposan kulit biji kopi dilakukan selama 30 hari, proses pembuatan kompos ini berlangsung secara aerob karena pada saat pembuatan memerlukan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

SEORANG SARJANA ADALAH SEORANG YANG MAMPU MENANGKAP FENOMEN YANG DIHADAPINYA, DAN MENDUDUKKANNYA DALAM KERANGKA TEORI YANG ADA

SEORANG SARJANA ADALAH SEORANG YANG MAMPU MENANGKAP FENOMEN YANG DIHADAPINYA, DAN MENDUDUKKANNYA DALAM KERANGKA TEORI YANG ADA Oleh AM Akyas PENGANTAR Tulisan ini merupakan pembekalan bagi Mahasiswa S1 Agrotek, Faperta Unpad dalam mengantisipasi merebaknya praktek budidaya off-season pada mangga, khususnya mangga gedong Gincu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ph Tanah Data hasil pengamatan ph tanah gambut sebelum inkubasi, setelah inkubasi, dan setelah panen (Lampiran 4) menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan ph tanah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Biji Jagung Manis Pada tanaman jagung endosperm biji merupakan tempat menyimpan cadangan makanan berupa gula dan pati. Gula endosperm utama adalah sukrosa dengan sedikit

Lebih terperinci

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai Buletin 16 Teknik Pertanian Vol. 16, No. 1, 2011: 16-20 Abdul Muhit: Teknik pengujian tingkat suhu dan lama penyimpanan umbi terhadap pembungaan lili TEKNIK PENGUJIAN TINGKAT SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

Perubahan Kandungan Karbohidrat dan Nitrogen 4 Varietas Rambutan

Perubahan Kandungan Karbohidrat dan Nitrogen 4 Varietas Rambutan J. Hort. Vol. 16 No. 2, 2006 Perubahan Kandungan Karbohidrat dan Nitrogen 4 Varietas Rambutan J. Hort. 16(2):134-141, 2005 Liferdi 1), R. Poerwanto 2) ), dan L.K. Darusman 3) 1) Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi umum Lahan penelitian berada diketinggian 250 m diatas permukaan laut (dpl ) dengan jenis tanah latosol darmaga. Curah hujan terendah selama penelitiaan yaitu 312

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili Musaceae ini hidup di daerah tropis dengan jenis yang berbeda-beda, pisang ambon, pisang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan, termasuk buah

BAB I PENDAHULUAN. zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan, termasuk buah BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Dalam Al-Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan, sehingga apa yang telah dibicarakan oleh ilmu pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia 57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

VIII. PEMBAHASAN UMUM. Produktivitas tanaman kakao di Indonesia masih tergolong rendah.

VIII. PEMBAHASAN UMUM. Produktivitas tanaman kakao di Indonesia masih tergolong rendah. VIII. PEMBAHASAN UMUM Produktivitas tanaman kakao di Indonesia masih tergolong rendah. Masalah utama yang dapat menurunkan produksi kakao secara berarti adalah adanya serangan penggerek buah kakao (PBK),

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

IV. POLA PERTUMBUHAN TAJUK DAN AKAR TANAMAN MANGGIS SEEDLING

IV. POLA PERTUMBUHAN TAJUK DAN AKAR TANAMAN MANGGIS SEEDLING IV. POLA PERTUMBUHAN TAJUK DAN AKAR TANAMAN MANGGIS SEEDLING A. Pendahuluan Faktor penyebab lambatnya laju pertumbuhan tanaman manggis, antara lain karena buruknya sistem perakaran manggis dan rendahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN. jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah III. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah buku, dan panjang tangkai bunga. Hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu Tebu termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae dan ordo Glumamaceae. Saccharum officinarum adalah jenis yang paling banyak dikembangkan dan dibudidayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda

Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda Effectiveness of Strangulation as Flowering Induction

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA 4 Deskripsi Tanaman Padi Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas (Siregar, 1981). Bagian vegetatif

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Delima (Punica granatum L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Asia Tengah seperti Iran, Afganistan dan daerah Pegunungan Himalaya. Dari daerah tersebut kemudian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain mengandung

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah: tinggi bibit, diameter batang, berat basah pucuk, berat basah akar, berat kering pucuk, berak kering akar, nisbah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis Parameter yang diamati pada hasil pertumbuhan tanaman kubis terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, diameter

Lebih terperinci

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya 55 5 DISKUSI UMUM Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat

Lebih terperinci

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Source dan Sink Source: bagian di mana fotosintat memulai proses transportasi (tempat produksi atau menyimpan) Sink: tempat di mana fotosintat di tempatkan (bagian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di 14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pengujian kadar lengas tanah regosol untuk mengetahui kapasitas lapang kemudian dilakukan penyiraman pada media tanam untuk mempertahankan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan vegetatif tanaman jagung manis meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa TINJAUAN PUSTAKA Produksi Biomassa dan Karbon Tanaman selama masa hidupnya membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SENSUS TANAMAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SENSUS TANAMAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XII SENSUS TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci