HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi umum Lahan penelitian berada diketinggian 250 m diatas permukaan laut (dpl ) dengan jenis tanah latosol darmaga. Curah hujan terendah selama penelitiaan yaitu 312 mm/bulanpada bulan Febuari dan tertinggi yaitu mm/bulan pada bulan Desember. Kondisi curah hujan tersebut sesuai untuk pertanaman padi sawah karena menurut klasifikasi oldeman tanaman padi sawah membutuhkan curah hujan 200 mm/bulan (Handoko, 1995). Pada umur 1-3 MST tanaman diserang keong mas (Pomacea canalicuta). Hama ini menyerang bagian tajuk tanaman danpenyulaman intensif dilakukan pada umur 1-3 MST. Pada umur 6-7 MST tanaman ini terserang penyakit hawar daun,tapi tingkat serangan rendah yaitu sekitar 25 % sehingga pengendaliannya cukup dengan mencabut beberapa tanaman untuk mengurangi penyebaran penyakit hawar daun pada tanaman lain. Pada umur 9 MST hingga panen tanaman ini terkena serangan walangsangit (Laptocorisa oratorius). Hama ini merusak tanaman dengan menghisap bulir padi. Serangan Leptocorisaoratorius menyebabkan gabah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan bulir padi berbintik hitam, akan tetapi tingkat serangan masih cukup rendah sehingga tidak dilakukan pengendalian secara kimiawi. Kandungan hara tanah secara kuantitatif dapat diukur dengan menetapkan kemampuaan tanah menyediakan hara bagi tanaman dan nilai uji tanah (Makarim et al., 1993). Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui kandungan hara pada petak percobaan. Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki ph tanah awal dan akhir setelah percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %) kandungan P sangat rendah begitu juga dengan kandungan K.

2 15 Rekapitulasi Hasil Analisi Sidik Ragam Berdasarkan hasil rekapitulasi sidik ragam, pengaruh berbagai dosis ZPTDifenokonazol dan Ziram tidak berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan dan hasil serta komponen hasil karena Pr>F pada taraf 5 % (Gomez, 1983) hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.nilai koefisien keragaman terlihat masih normal karena dibawah 30% atau berkisar antara 2-26 %. Secara rinci hasil rekapitulasi analisis sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap beberapa peubah dapat dilihat padatabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol Dan Ziram Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah Peubah Pengaruh perlakuan Koefisien keragaman Pertumbuhan tanaman 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST Jumlah anakan 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8MST Indeks luas daun 3 MST 4 MST 5 MST 6MST 7 MST 8 MST Bobot kering akar (8 MST) Berat kering berangkasan (8 MST) Jumlah anakan produktif Jumlah gabah per malai Panjang malai Bobot 1000 butir Bobot gabah basah ubinan Bobot gabah kering ubinan Bobot basah gabah sampel Bobot kering gabah sampel Keterangan: : tidak berbeda nyata

3 16 Pertumbuhan Tanaman Tinggi Tanaman zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziramsecara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pada umumnya Difenokonazol menekan pertumbuhantinggi tanaman.hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa semua perlakuan Difenokonazol memiliki tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan kontrol. Untuk ZPT Ziram memiliki tinggi tanaman yang sama dengan kontrol. Tabel 2. Pengaruh Beberapa Dosis Zat Pengatur Tumbuh terhadap Tinggi Tanaman Umur tanaman (MST ) Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha (P9) Ziram 6kg/ (P10) Ziram 9 kg/ha(p11) Ziram 12 kg /ha Jumlah Anakan zat pengatur tumbuh secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah anakan. Hal tersebut terlihat secara rinci pada Tabel4 dibawah ini.walaupun demikian pada Tabel 3terlihat pada Difenokonazol 600 ml/ha (P4) memiliki jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan kontrol, dan untuk Ziram pada perlakuan Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3 kg/ha (P9),

4 17 Ziram 6 kg/ha (P10), dan Ziram 12 kg/ha (P12) yang lebih banyak dibandingkan kontrol. Tabel 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Jumlah Anakan Umur tanaman (MST ) Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha (P9) Ziram 6kg/ (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg /ha Bagan Warna Daun ZPT Difenokonazol dan Ziram pada tanaman padi sawah tidak berpengaruh terhadap warna daun.walaupun demikian Respon Defenokonazol dan Ziram terlihatlebih baikpada konsentrasi tertentu (Tabel 4).. Tabel 4. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Bagan Warna Daun Umur tanaman (MST) Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(p9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)

5 18 Pada perlakuan Difenokonazol dan Ziram terlihat memiliki warna daun lebih hijau dibandingkan kontrol meskipun tidak berbeda nyata,namun pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha(p2), dan Difenokonazol600 ml/ha (P4) memiliki bagan warna daun 4 yaitu diatas nilai kritis, sedangkan untuk perlakuan Ziram umumnya sama dengan kontrol akan tetapi pada dosis tertentu memiliki warna daun 4 yaitu Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan 4.5 kg/ha (P8). Bobot Kering Biomass Aplikasi perlakuan ZPT terlihat tidak berbeda nyata baik terhadap bobot kering tajuk dan akar.walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat secara umum aplikasi ZPT Ziram meningkatkan bobot kering tajukyang lebih berat dibandingkan kontrolyaitu pada perlakuan Ziram 1.5 kg/ha (P6), Ziram 3 kg/ha (P7), Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3.75 kg/ha Dan Ziram 5.25 kg/ha (P11) dan Ziram 12 kg/ha (P12). Secara rinci pengaruh ZPT dan terhadap bobot kering biomassa tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bobot Kering Tajuk dan AkarPada saat 8 MST Bobot kering Tajuk Akar Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(p9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12) Aplikasi Difenokonazol umumnya menghasilkan bobot kering tajuk dan akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Difenokonazol

6 ml/ha (P1) dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) adalah perlakuan yang menghasilkan bobot kering tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol. Hasil dan Komponen Hasil Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot 1000 Butir Komponen hasil padisawah yang diamati meliputi jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir gabah, dan persen gabah hampa. Rataan hasil pengamatan dan analisis statistik pengaruh aplikasi ZPT Difenokonazol dan Ziram dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan terhadap Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot1000 Butir Jumlah anakan produktif Panjang malai (cm) Jumlah gabah/ malai Bobot 1000 butir (g) Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(p9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12) Secara statistik perlakuan zat pengatur tumbuh Ziram dan Difenokonazol tidak berbeda nyata terhadap jumlah anakan produktifpada seluruh perlakuan ZPT. Pengaruh Difenokonazol dan Ziram terlihat memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan jumlah anakan produktif kecuali perlakuan P2 dengan

7 20 konsentrasi300 ml/ha.difenokonazol yang menghasilkan jumlah anakan produktif lebih rendah dari pada kontrol dan perlakuan Ziram 3 kg/ha (P9) yang memiliki jumlah anakan produktif terendah. Difenokonazol dan Ziram terhadap panjang malai tidak berbeda nyata secara statistik.pada Tabel 7juga dapat dilihat bahwa pemberiaan Ziram secara umum memberikan peningkatan terhadap jumlah bulir gabah meskipun tidak berbeda nyata.akan tetapi, Difenokonazol secara umummenekan bobot 1000 butir yaitu dapat dilihat pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha (P2), dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) memiliki bobot 1000 butir yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Hasil per rumpun, Hasil ubinan dan dugaan hasil per Ha Pengaruh ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah per rumpun.walaupun demikian perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah per rumpun sedangkan Ziramtidak selalu demikian, pada beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih besar dibandingkan Kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Pengaruh ZPT terhadap Hasil/Rumpun Hasil/Rumpun Bobot basah Bobot kering Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(p9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)

8 21 Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10). ZPT Difenokonazol menghasilkan bobot basah per rumpun sekitar g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu g, sedangkan Ziram berkisar g. Dugaan Hasil per ha PadaGambar 2 terdapat peningkatan hasil per Ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Ziram 4.5 kg/ha (P8) merupakan perlakuan yang paling baik karenamenghasilkan produktivitas padi tertinggisebesar 7.17 ton/ha. Difenokonazol menghasilakan produktivitas ton/ha dan Ziram ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Dugaan hasil/ha (ton/ha) Gambar 2. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Dugaan Hasil/ha Peningkatan Hasil PadaGambar 3 terlihat secara umum terdapatpeningkatan hasil GKG (gabah kering giling) per ha pada setiap perlakuan meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazol sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha. Demikian pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuanziram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10)

9 22 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar ton/ha gabah kering giling/ha.peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar % dan untuk perlakuanziram berkisar % dan penurunan hasil pada perlakuan Ziram 6 (P10) adalah 4.64%. Peningkatan Hasil GKG ton/ha peningkatan ton/ha P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Gambar 3.Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Peningkata Hasil/ha Analisi Usaha Tani Hasil analisi usaha tani menunjukan bahwa aplikasi dosis zat pengatur tumbuh Difenokonazol memberikan keuntungan Rp sampai dengan Rp dibandingkan perlakuan kontrol. Aplikasi Difenokonazol dengan dosis 150 ml/ha sudah dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp di bandingkan aplikasi tanpa menggunakan ZPT tersebut. Aplikasi ZPT Ziram yang diaplikasikan melalui daun semuanya memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan yang diaplikasikan melalui tanah. Aplikasi ZPT Ziram dengan dosis 0.75 kg/ha 4.5 kg/ha yang di aplikasikan melalui daun memberikan keuntungan Rp sampai dengan Rp sedangkan yang diaplikasikan melalui tanah hanya memberikan

10 23 keuntungan sekitar 50 % dibandingkan yang tidak diaplikasikan ZPT. Hal tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis usaha tani ZPT difenokonazol dan Ziram Perlakuaan Biaya Penerimaan Keuntungan R/C (Rp) (Rp) (Rp) (%) Tanpa ZPT (P0) 5,801,200 14,075,000 6,512, Difenokonazol 150 ml/ha(p1) 5,871,200 16,600,000 10,728, Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 5,879,900 14,725,000 8,845, Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 5,888,600 15,350,000 9,461, Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 5,897,300 16,600,000 10,702, Ziram 0.75 kg/ha (P5) 5,897,300 15,350,000 10,682, Ziram 1.5 kg/ha (P6) 5,949,500 16,600,000 10,518, Ziram 3 kg/ha (P7) 6,081,500 16,600,000 10,518, Ziram 4.5 kg/ha (P8) 6,191,000 16,600,000 10,409, Ziram 3 kg/ha(p9) 6,081,500 9,268,500 3,187, Ziram 6 kg/ha (P10) 6,300,500 7,149, , Ziram 9 kg/ha (P11) 6,300,500 10,299,500 3,999, Ziram 12 kg/ha (P12) 6,738,500 9,911,500 3,173, Pembahasan Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki ph tanah awal dan akhir percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %), serta kandungan P dan K sangat rendah. Berdasarkan analisis tanah tersebut maka status kesuburan tanah tergolong rendah (Soepardi, 1983). Unsur hara atau nutrisi mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi (Grist, 1985 ; Gardner et.al., 1991). Walaupun penelitian ini bukan perlakuan penambahan unsurhara, kesuburan tanah tetap diperhatikan. Hal tersebut untuk mencegah tidak terlihaya pengaruh zat pengatur tumbuh karena gangguan kekurangan unsur hara. Seluruh perlakuan menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bagan warna daun yang tidak berbeda nyata. Walaupundemikian terlihat secara umum bahwa ZPT Difenokonazol menekan tinggi tanaman padi sedangkan Ziram

11 24 tidak demikian. Penekanan tersebut diduga karena ZPT Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh, hal ini sesuai dengan pernyataan Wattimena (1988) yang menyatakan bahwa zat penghambat tumbuh memberikan efek penekanan terhadap pertumbuhan vegetatif. Pada peubah bagan warna daun terlihat bahwa perlakuandifenokonazol memiliki daun yang lebih hijau dibanding kontrol. Beberapa perlakuandifenokonazol memiliki skala bagan warna daun 4 yang menunjukkan diatas nilai kritis.hal ini diduga karena pengaruh ZPTgolongan Triazol yang berfungsi meningkatkan kandungan klorofil, menekan tinggi tanaman,menekan jumlah anakan dan mencegah senessence (Wattimena,1988). Dengan meningkaya kandungan klorofil tanaman maka akan meningkatkan tingkat kehijauan warna daun dan nilai Bagan Warna Daun (BWD) akan semakin besar (IRRI, 2007). ZPT Difenokonazol dan Ziram terlihat tidak berpengaruh terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah anakan produktif, panjang malai,jumlah gabah per malai, dan bobot 1000 butir.walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat umumnya aplikasi ZPT Ziram meningkatkan bobot kering tajuksedangkan Difenokonazol tidak selalu demikian. Beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot kering tajuk yang lebih besar dibanding kontrol kecuali pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), dan Ziram 3kg/ha (P9). Untuk perlakuan bobot kering akar perlakuan Difenokonazol seluruhnya memiliki bobot kering akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol sedangkan perlakuan Ziram tidak demikian. Pada perlakuan Ziram bobot kering akar yang lebih berat dibanding kontrol adalah Ziram 0.75 kg/ha (P5), Ziram 3 kg/ha (P7) dan Ziram 9 kg/ha (P11). Fungsi Ziramadalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H + ke dinding sel. Ion H + mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis

12 25 (Wattimena, 1988). Hal tersebut diduga yang menyebabkan bobot biomass perlakuan Ziram lebih tinggi dibandingkan kontrol walaupun tidak berpengaruh nyata secara statistik. Pengaruh berbagai perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah permalai.walaupun demikian,perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah perumpunsedangkan Ziram tidak selalu demikian. ZPT Difenokonazol mengasilkan bobot basah per rumpun sekitar g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu g. Bobot gabah permalai untuk perlakuan Ziram berkisar g. Terdapat beberapa perlakuan Ziram yang lebih besar dibandingkan kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10) akan tetapi secara umum perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih kecil dibandingkan kontrol. Hal ini diduga karena pengaruh yang ditimbulkan ZPT tersebut sangat kecil akibat waktu aplikasi yang tidak tepat dan cuaca yang tidak mendukung. Terdapat peningkatan hasil dari dugaan hasil per ha pada perlakuan Difenokonazol dan Ziram meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Difenokonazol menghasilkan produktivitas ton/ha dan Ziram ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Walaupun tidak berbeda nyata secara statistik tetapi terdapat peningkatan hasil yang cukup berarti secara agronomi. Dari data tersebut diduga bahwa pelakuan Ziram yang disemprot ke daun lebih efektif pada dosis 4.5 kg/ha (P8) dengan dugaan hasil 7.17 ton/ha dan untuk yang ditabur atau di aplikasikan ke tanah lebih efektif pada dosis yang lebih besar yaitu pada perlakuan Ziram 9 kg/ha (P11) dengan dugaan hasil 6.64 ton/ha dan Ziram 12 kg/ha (P12) dengan dugaan hasil 6.64 ton/ha. Pada konsentrasi rendah perlakuan Ziram yang ditabur ketanahtidak efektif. Hal ini diduga karena ada kemungkinan ZPT tersebut tidak seluruhnya diserap oleh tanaman atau ada kehilangan pada saat aplikasi yang terbawa oleh air. Menurut Wereing dan Phillips (1989) bahan dasar auksin pada proses sintesis alami dalam suatu tanaman adalah asam amino Triptopan. Kecepatan transportasi auksin pada transportasi tanaman berkisar 6-8 mm/jam. Transpor auksin ini bersifat basipetal dan pada beberapa organ seperti akar bersifat akropetal. Pemberiaan ZPT

13 26 umumnya disemprotkan ke permukaan daun tanaman dan kemudian masuk kedalam tubuh tanaman melalui stomata daun. ZPT ini kemudian pada metabolism lebih lanjut digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut (Moore, 1985 ; Gardner et al., 1991). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil GKG per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik dengan kontrol. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazolyaitu perlakuan Difenokonazol 300 ml/ha(p2) sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha yaitu perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1). Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar %.Demikiaan pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan P10 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar ton/ha gabah kering giling. Untuk peningkatan perlakuan Ziram berkisar % dan penurunan hasil pada perlakuanziram 6 kg/ha (P10) adalah 4.64%. Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh yang memiliki mekanisme menekan pertumbuhan vegetatif, menghambat penuaan (senessence) dan meningkatkan pertumbuhan organ-organ khusus. Penghambatan senessence berarti akan memperbanyak fotosintat yang dapat diproduksi tanam, sedangkan penghambatan tumbuh bagian vegetatif tanaman akan mengurangi sink vegetatif sehingga organ reproduktif dapat berkembang lebih baik. Auksin fungsinya digunakan untuk memaju pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi hasil pertaniaan terutama tanaman pangan(van der Salm et al,. 1996). Aktivitas auksin, akan berpengaruh terhadap semua proses fisiologi pada tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, pembelahan sel, peningkatan respirasi, dan pengambilan ion K +.ZPT dapat merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan bagian tanaman yang dipanen sebagai hasil (Wattimena, 1988).

PENGARUH ZAT PENGATURTUMBUHDIFENOKONAZOL DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIPADI SAWAH (Oryza sativa L.) AGUSTIANI JOJOR MANIK A

PENGARUH ZAT PENGATURTUMBUHDIFENOKONAZOL DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIPADI SAWAH (Oryza sativa L.) AGUSTIANI JOJOR MANIK A 1 PENGARUH ZAT PENGATURTUMBUHDIFENOKONAZOL DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIPADI SAWAH (Oryza sativa L.) AGUSTIANI JOJOR MANIK A24070149 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili Graminae dan subfamili Oryzae.Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, Japonica,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Curah hujan selama penelitian dari bulan Oktober 2009 sampai Januari 2010 tergolong tinggi sampai sangat tinggi yaitu berkisar antara 242.1-415.8 mm/bulan dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi 4.1.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 4 MST dan 8 MST masingmasing perlakuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ragam Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi analisis ragam (Tabel 2), menunjukkan adanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2009, yang merupakan bulan basah. Berdasarkan data iklim dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Dramaga,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fauna Tanah 4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna tanah pada petak dengan jarak pematang sempit (4 m)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan

Lebih terperinci

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH FIPRONIL DAN METIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN MUTU HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh Dina Amraini A

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH FIPRONIL DAN METIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN MUTU HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh Dina Amraini A PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH FIPRONIL DAN METIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN MUTU HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh Dina Amraini A34104024 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013). PENDAHULUAN Latar Belakang Tebu adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu sumber karbohidrat. Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut ini disampaikan hasil penelitian yang terdiri dari pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas adalah pengamatan yang datanya tidak diuji secara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 25.1-26.2 o C dengan suhu minimum berada pada bulan Februari, sedangkan suhu maksimumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi Peningkatan hasil tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik bercocok tanam yang baik dan dengan peningkatan kemampuan berproduksi sesuai harapan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang 17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang diuji

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Rice Organic Cultivation with Different Times of Manure Application and Biological Fertilizer Application

Lebih terperinci

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli ABSTRAK Tiap varietas padi memiliki pertumbuhan dan produksi serta kemampuan kompetisi yang berbeda terhadap gulma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013 cukup tinggi yaitu sebesar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Pertanaman Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain : curah hujan, intensitas sinar matahari, suhu, dan kesuburan tanah. Curah

Lebih terperinci

: Kasar pada sebelah bawah daun

: Kasar pada sebelah bawah daun Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Varietas : Ciherang Nomor Pedigree : S 3383-1d-Pn-41-3-1 Asal/Persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR Golongan : Cere Bentuk : Tegak Tinggi : 107 115 cm Anakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kerontokan Bunga dan Buah Kerontokan bunga dan buah sejak terbentuknya bunga sampai perkembangan buah sangat mengurangi produksi buah belimbing. Absisi atau kerontokan bunga dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Tanaman padi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu bagian vegetatif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Asal persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3-1///IR 64////IR 64 Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Preparasi Serbuk Simplisia CAF dan RSR Sampel bionutrien yang digunakan adalah simplisia CAF dan RSR. Sampel terlebih dahulu dibersihkan dari pengotor seperti debu dan tanah.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, umur masak, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta rasa nasi. Umumnya konsumen beras di Indonesia menyukai

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stadia Pertumbuhan Kedelai Stadia pertumbuhan kedelai secara garis besar dapat dibedakan atas pertumbuhan vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak

Lebih terperinci

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia PT Maxima Agro Internasional H A S I L K A R Y A A N A K B A N G S A Pendahuluan Penyediaan

Lebih terperinci

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR PADI SAWAH (Oryza sativa L) PADA TIGA JUMLAH BARIS CARA TANAM LEGOWO A. Harijanto Soeparman 1) dan Agus Nurdin 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo 26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Keberhasilan Pertumbuhan dan produksi kacang hijau sangat bergantung pada ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, selain unsur hara dalam tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

OPTIMASI JARAK TANAM DAN UMUR BIBIT PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

OPTIMASI JARAK TANAM DAN UMUR BIBIT PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) OPTIMASI JARAK TANAM DAN UMUR BIBIT PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) ADE ASTRI MULIASARI A24051850 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADE ASTRI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida pada umur 28 dan 45 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar

Lebih terperinci