AUDIT TEKNOLOGI UNTUK EVALUASI PEMASOK PLTN SESUAI STRUKTUR PEREKAYASAAN BATAN
|
|
- Ridwan Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AUDIT TEKNOLOGI UNTUK EVALUASI PEMASOK PLTN SESUAI STRUKTUR PEREKAYASAAN BATAN Reinhard Pardede Pusat Rekayasa dan Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Telp: ; Fax: , ABSTRAK AUDIT TEKNOLOGI UNTUK EVALUASI PEMASOK PLTN SESUAI STRUKTUR PEREKAYASAAN PJM BATAN. Evaluasi pemasok secara transparan dengan menggunakan audit teknologi diperlukan seluruh tahapan pelaksanaan konstruksi. Struktur organisasi yang disaranlan adalah perekayasaan tipe A yang melibatkan Batan, ESDM, BPPT, swasta professional lainnya. Struktur ini terdiri dari enam WBS (Work Breakdown Strukture- Struktur Rincian Kerja), masing-masing mempunyai Work Package (Paket Pekerjaan). WBS terdiri dari Sipil, Mekanikal, Elektrikal, Tapak, Keselamatan dan PLN. Setiap jenjang menghasilkan technical: notes, reports, documents. Ceklist audit teknologi diacu dari ISO 9001 Tahun 2008, Standar IAEA dan standar internasional lainnya., Tujuan studi adalah memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan teknologi serta mengurangi dampak rugi. Metode studi adalah penelusuran pustaka (dokumen tapak PLTN, BIS untuk paket EPCCdan materi cek list audit teknologi). Hasil menunjukkan bahwa dengan diterapkannya sistem audit teknologi ini diharapkan pengoperasian PLTN memiliki tingkat zero deviance. Kata Kunci: Audit Teknologi, organisasi tipe A; Cek-list; BIS; EPCC ABSTRACT TECHNOLOGY AUDIT FOR EVALUATION OF THE NUCLEAR POWER PLANTs SUPPLIERS ACCORDING TO ENGINEERING STRUCTURE BATAN. Evaluation of suppliers transparently using technology audit required all phases of construction.one of the suggested methods of evaluation is to establish a type A engineering organization structure involving Batan, ESDM, BPPT and private companies. The structure consists of six WBSs (Work Breakdown Structure) i.e. Civil, Mechanical, Electrical, Siting, Nuclear Safety and one suggested by PLN. Each WBS carries out several work packages, which producing in technical notes, technical reports, and technical documents. Technology audit checklist refers to ISO 9001: 2008; IAEA and other international standards, with support from consultants to get NPP technology with the high safety levels and economical. Purpose of the study is to get the most use of the technology used and to alleviate the loss of its use. The method used is a literature study (document siting nuclear power plants, BIS for package EPCC and material technology audit check list). The results showed that with the implementation of audit systems operating nuclear power plant technology is expected to have a zero level of Deviance. By applying this technology audit it is hoped that the operation of the first NPP in Indonesia will have a zero deviance. Key Words: Technology Audit, A tipe organization, Check-list; BIS; EPCC ISSN
2 1. PENDAHULUAN Indonesia saat ini mengalami krisis energi listrik, Batan () sesuai tugas pokoknya pada UU No 10/1997, melalui Perpres No.5/ 2006 diminta pemerintah untuk mempromosikan keniscayaan pembangunan PLTN. Dalam makalah ini saran untuk membentuk organisasi audit teknologi pada owner rancang-bangun PLTN sesuai struktur baru perekayasaan di Batan (Ka BPPT No. 01/Kp/BPPT/2009), karena model struktur organisasi yang lama [1] dirasa sudah tidak cocok karena terlalu sederhana. Audit teknologi adalah proses pengumpulan data dan penilaian bukti untuk menentukan apakah manajemen audit memungkinkan untuk mencapai tujuan teknologi PLTN yang mengutamakan keselamatan namun bernilai ekonomis. Organisasi audit teknologi ini bertindak sebagai auditor terhadapcalon pemasok dan pemasok yang terpilih. Pemasok yang diundang antara lain misalnya perusahaan General Elecric untuk PLTN Jenis Boiling Water Reactor (BWR); Westinghouse untuk PLTN jenis Pressure Water Reactor (PWR), atau perusahaan lain yang akan ditentukan oleh pemerintah. Penerapan model organisasi yang baru ini perlu dilakukan karena sudah dilakukan kajian terhadap penerapan model struktur organisasi lama tersebut terhadap rancang-bangun instalasi nuklir yang selama ini ditangani oleh Batan, seperti pada organikgram Proyek Konstruksi RSG-LP Serpong yang lalu. Terlebih lagi, model organisasi baru ini sesuai untuk evaluasi rancang-bangun PLTN yang meniscayakan keterbukaan pada masyarakat luas sesuai dengan Amanat Undang-Undang No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik-KIP. Audit teknologi juga tercantum dalam UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang secara tegas memberikan peraturan-peraturan pengelolaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Model organisasi audit teknologi ini sudah teruji karena sebelumnya sudah digunakan dipelbagai lembaga perekayasaan internasional (antara lain: antariksa) dan aktifitas kegiatan di BPP-Teknologi juga telah dikaji oleh satu unit satuan kerja Pusat Audit Teknologi-BPPT (Pedoman Audit Teknologi). Dengan digunakannya metode audit teknologi pada struktur organisasi perekayasaan ini pada kegiatan rancang bangun PLTN, maka akan diharapkan tidak ada penyimpangan. Jika pemasok tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka aktifitas pekerjaan dapat dihentikan. Sesuai kontrak antara pihak Indonesia dengan pemasok PLTN. 2. METODOLOGI DAN TATA-CARA Metode yang diterapkan adalah penelusuran kepustakaan maupun pengalaman empirik dalam menerapkan organisasi yang lama maupun yang baru yang pernah digunakan untuk kegiatan perekayasaan Batan (namun untuk kegiatan yang lebih kecil). Tata-cara audit teknologi adalah wawancara dengan pengumpulan data kualitatif, dan auditor mengajukan pertanyaan terhadap auditi sesuai kompetensinya. Jenis wawancara adalah berstruktur dan berstandar prosedur dan ceklist yang telah dibuat sebelumnya. Tahap-tahap yang ditempuh adalah: Tahap pelaksanaan audit teknologi terdiri dari tahap persiapan (penyusunan rencana dan instrumen audit teknologi, pelaksanaan audit teknologi (sesuai standarpelaksanaan dan teknik perolehan data), pasca audit (analisis, benchmarking), dilakukan diskusi oleh tim rekomendasi, dan pelaporan serta rencana tindak-lanjut (monitoring dan evaluasi hasil audit teknologi. Penyampaian untuk peningkatan mutu pasca-audit teknologi untuk continual improvement adalah: pertemuan kelompok, artikel berita khusus, dan media dunia maya. ISSN
3 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil kajian kepustakaan dan pengalaman menerapkan metode audit teknologi pada rancangan instalasi nuklir lain didapatkan alasan bahwa pemilihan audit teknologi pada rencana PLTN ini adalah PLTN memiliki kandungan teknologi yang tinggi yang harus memenuhi regulasi keselamatan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Audit teknologimeliputi: proses teknologi (Technoware), sumber daya manusia yang terlibat (Humanware), informasi/data yang dibutuhkan dalam menjalankan teknologi (Infoware) dan organisasi (Orgaware) [2]. Audit teknologi juga dapat mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul (risk management) dan menghindari kerugian dari penggunaan teknologi yang tidak tepat atau teknologi yang mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan. Sedangkan alasan pemilihan organisasi tipe A, adalah karena tipe ini lebih cocok dan memiliki paling tidak 6 WBS-Work Breakdown Strukture-Struktur Rincian Kerja, 5 WBS untuk lingkup di dalam pembangkit PLTN, sedangkan dari luar pembangkit yaitu transmisi listrik yang dalam hal ini adalah perusahaan PLN (Perusahaan-umum Listrik Negara). Sedangkan ke-5 WBS lainnya, yaitu Sipil, Mekanikal, Elektrikal, Tapak, Keselamatan berasal dari Batan; ESDM; BPPT ; swasta professional yang kompetensinya telah diakui, selain adanya beberapa insinyur yang telah menerima pelatihan/ partisipasi desain di perusahaan pemasok. Pada struktur organisasi, masing-masing personil tiap WBS diberi wewenang dan fasilitas untuk melaksanakan tugastugasnya (Gambar terlampir) [3] diperoleh bahwa Chief Engineer Audit Teknologi melakukan koordinasi pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Program Direktur dalam bentuk Dokumen Teknis (technical documents). Setiap jenjang menghasilkan technical notes; technical reports/memorandum dan technical documents, didahului pemberian working- sheet, instruction sheet dan decession sheet, sehingga dapat dengan cepat terpantau perkembangan aktifitas, termasuk penggunaan anggaran. Aktifitas pekerjaan adalah meliputi paket EPCC (Engineering; Procurement; Construction dan Comissioning). Awal kegiatan didahului dengan program manual yang berisi program objective, state of arts, WBS, struktur organisasi, man power planning, program master phasing plan, program scheduling, financial planning dan reporting system. dapat terdeteksi cepat bila ada penyimpangan. Cheklist audit teknologi diacu dari ISO 9001: 2008; Standar IAEA: Technical Report Series, No. 275: Bid Invitation Specification for Nuclear Power Plants, dan standar internasional lainnya seperti ASME, IEEE dan bantuan konsultan untuk mendapatkan the state of-arts PLTN terkini. Aktifitas pekerjaan evaluasi/audit teknologi dimulai terhadap data-data tapak selanjutnya terhadap proses pembuatan dokumen BIS (Bid Invitation Specification). Datadata tapak yang meliputi: Analisis mengenai Geografi Topografi ; Geologi, Soil Mechanics dan Seismologi; Hidrologi; Meteorologi; dan Demografi. BIS adalah pekerjaan yang dimulai dengan pemberian pedoman pekerjaan rancang-bangun PLTN kepada calon pemasok, dimulai dari data-data tapak PLTN. Kemudian perusahaan calon pemasok mengirimkan jawaban terhadap pertanyaan owner sekaligus mengajukan pertanyaan baru pada owner atau konsultan yang mewakilinya. Proses ini bisa berlangsung 1-2 tahun, sebelum akhirnya PLTN dikonstruksikan. Evaluasi pemasok [4] didasarkan pada pengalaman pemasok yang berhubungan dengan pekerjaan instalasi seperti yang tercantum pada Tabel 1. ISSN
4 Tabel-1: Bahan Ceklist Audit Teknologi terhadap auditi [4] No WBS-1: Sipil WBS-2: Mekanikal WBS-3: Elektrikal 1 Fuel storage 2 radioactive waste 3 emergency diesel generator 4 water treatment 5 water treatment building 6 control sirkulasi air pompa; re-sirkulasi air pendingin; Diagram one-line untuk normal maupun darurat; transformator di dalam PLTN WBS-4: Tapak analisis geografi analisis topografi HVAC Motor analisis geologi sistem pasokan air; lay-out equipment spare and wear parts, Generator di dalam PLTN rated: voltage, short-circuit ratio dan sistem breaker; Frequency, analisis analisis soil mechanics analisis seismologi WBS-5: Keselamatan kode keselamatan standard regulasi pedoman; OHSAS 18001: Keselamatan sistem pemeringkatan keselamatan struktur, 7 information centre; consumable and special tool. power factor, analisis hidrologi 8 service pengujian: medium voltage ac analisis sistem termasuk ujifungsi switchgear; meteroologi; komisioning; 9 administration inspeksi pra-servis low voltage ac analisis komponen switchgear; demografi. 10 switchgear proses dan d.c distributor ISO 14001: kelas penyimpanan; lingkungan keselamatan 11 security penyimpanan batterays dan rute escape; building sementara selama chargear; maintenens, 12 kode in-servis; coverter dan pasokan daya inverter darurat; 13 kriteria re-pair control proteksi disain 14 Interfes; skedul Pentanahan dan pelatihan proteksi personal 15 gambar layout Ereksi CCTV Occupational sipil Health 16 struktur Pasca-jual (sistem lighting, Safety ISSN
5 konstruksi; fire alarm sistem clock Tabel-1: Bahan Ceklist Audit Teknologi terhadap auditi (Lanjutan) No WBS-1: WBS-2: WBS-3: WBS-4: Sipil Mekanikal Elektrikal Tapak 17 pre-stressing prokurmen, Diagram alir dan perangkat instrumentation 18 pondasi. manufaktur, diagram alir dan perangkat control 19 reinforcement transport; open-loop control system (protective interlocking dan disturbances annunciators); 20 embedded parts ISO 9000 Diagram alir dan perangkat prosesing I&C; Management System Req., WBS-5: Keselamatan Perundangundangan quality assurance arbitrase keselamatan garransi dan warranty; Work Breakdown Structure ke-6 untuk perusahaan PLN tidak dibuat pada tabel di atas karena di luar pembangkit berbasis kondisi nuklir atau non-nuklir. Ada juga yang masih diatur pada kontrak, yaitu masalah perubahan atau kerja tambah/kurang; kalkulasi eskalasi, interest dan fee; asuransi; lisenssing; delivery times; take-over; force majeure; sistem finansial; perundangundangan; Bahan-bahan tersebut di atas disusun pada ceklist audit teknologi, kemudian disesuaikan dengan dokumen kontrak antara owner dengan pihak pemasok. Hal-hal yang disebutkan di atas masih bersifat umum dan dapat dikembangkan sesuai perkembangan dan kontrak. Materi di atas dijadikan sebagai bahan-bahan ceklist audit teknologi. Dengan diterapkannya sistem audit teknologi ini diharapkan pengoperasian PLTN pertama Indonesia akan memiliki rasa memiliki yang tinggi sesuai konsep PTO- Personal Technology Operation yang menuju zero deviance penyimpangan desain sejak awal. Sasaran audit teknologi yang digunakan di sini adalah bertujuan continual improvement dengan proses manajemen perubahan berdasarkan hasil (Result-Based Management). Audit teknologi dilakukan dengan membandingkan BIS dengan dengan melakukan uji patok/banding (benchmark) terhadap PLTN dengan status (under construction, under commissioning, dsb.) yang sama di berbagai negara. Tahapan audit teknologi adalah: Tahap Persiapan (Pre Audit); Penetapan obyek dan lingkup audit; Kesepakatan audit dengan auditee; Penyusunan kriteria audit; Penyusunan Audit Plan; Pembentukan Tim audit; Metode pengumpulan sumber bukti; Tahap Pelaksanaan Audit (Onsite audit); Pengumpulan data sekunder dan primer; Wawancara; Observasi lapangan; Pengukuran; Analisa sumber bukti; Tahap Pelaporan (Post Audit); Analisa sumber bukti; Temuan; Penyusunan Rekomendasi; Klarifikasi Temuan dan Rekomendasi pada auditee; Rencana tindak; dan pelaporan. Pada audit teknologi, semua personil orang yang melakukan audit disebut auditor pemeriksa auditi. Auditor mendapat tugas (job classification) sesuai disiplin. Dalam struktur organisasi tugas dibagi secara matriks. Chief engineer dalam organisasi owner melakukan tugas ISSN
6 sebagai General Supervisor, yang memiliki tanggung-jawab terhadap hasil audit teknologi keseluruhan; Mengevaluasi untuk menjaga mutu hasil audit teknologi; melakukan koordinasi auditee; Group Leader (sesuai disiplin yang dimilikinya) dalam organisasi perekayasaan bertindak sebagai Technical Supervisor yang melakukan monitoring untuk kelancaran teknis pelaksanaan audit teknologi; Membantu kelancaran koordinasi dengan auditee. Leader dalam organisasi bertindak sebagai Lead Auditor: Mengkoordinasikan penyusunan rencana; Pelaksanaan audit lapangan dan Pembuatan laporan. Engineer dalam organisasi bertindak sebagai Auditor: Membantu Lead Auditor dalam penyusunan rencana; Pelaksanaan audit lapangan dan; Pembuatan laporan. Teknisi: Membantu auditor dalam pengumpulan data lapangan; Narasumber: Memberikan masukan informasi yang berkaitan dengan isu, status industri dan teknologi, serta keilmuan yang relevan. Ceklist Audit PLTN seharusnya menjadikan pedoman IAEA GS-G-3.5: 2009 [5] sebagai acuan utama karena pedoman ini menjelaskan tahap PLTN dari mulai tapak, disain, konstruksi, komisioning, konstruksi, operasi bahkan sampai dekomisioning. Pemeringkatan dapat diambil dari pemeringkatan [6] berdasarkan struktur, sistem dan komponen (ASME Code Section III, Subsection NB-Class I Component dan Quality Assurance Level (QAL) II, General Atomics, USA. Dari aktifitas tersebut tampaklah bahwa audit teknologi lebih mementingkan proses daripada hasil, sehingga perlu ada penilaian pelaku proses tersebut yaitu penilaian terhadap personal organisasi [7] : seperti yang tercantum pada Tabel 2 berikut: Tabel2: Materi Penilaian Kinerja Auditor [7] No. Entitas Deskripsi 1 Kepemimpinan Sifat kepemimpinan auditor dalam menciptakan dan pengembangan secara kontinu. 2 Informasi dan analisis Kemampuan auditor menggunakan informasi untuk keunggulan kinerja. 3 Perencanaan Strategi Perencanaan Strategi yang dilakukan agar kinerja auditor efektif. 4 Pengembangan sumber daya manusia auditor dan manajemen: Kemampuan auditor dalam mengembangkan dan memanfaatkan seluruh potensinya, kerjasama, tanggungjawab untuk memenuhi sasaran 5 Proses manajemen Kemampuan mengelola dan mengembangkan proses untuk mencapai kinerja yang tinggi 6 Pengukuran hasil Kemampuan untuk melaksanakan, mengembangkan, efektiftas produktifitas serta indikator kinerja 7 Fokus eksternal Kemampuan untuk membangun hubungan kerja ke luar organisasi. Penilaian terhadap kinerja auditor dapat dikembangkan secara rinci, namun tidak boleh kurang dari item entitas penilaian, sehingga dapat diberikan angka score dan indeks sebagai identifikasi indikator kinerja yang dapat terukur (measureable) dan yang dapat diterima (acceptable) serta dapat dilakukan pembelajaran untukpenetapan critical success factor (CSF). Personal yang telah memiliki pendidikan, pelatihan, pengalaman yang cukup akan mampu mengidentifikasi hal-hal yang tidak terlihat tapi dapat terjadi (potensial blind spot). Kinerja dapat diukur dengan penerapan metode ADLI (Approach, Deployment, Learning, Integration) pada saat ISSN
7 berlangsungnya proses perekayasaan, dan metode LETCI (Level, Trend, Comparison, Integration) dan proses desain telah selesai. Metode ADLI adalah memenuhi unsur-unsur Approach (Pendekatan), sejauh mana pendekatan itu dapat diulang dan didasarkan pada data dan informasi yang terpercaya. Deployment (Penjabaran) adalah sejauh mana penjabaran dapat dilakukan sehingga masalah menjadi jelas. Learning (Pembelajaran) adalah perlakuan terhadap terobosan melalui inovasi. Integration (Integrasi) adalah terintegrasi dengan kebutuhan unit kerja. Metode LETCI adalah pemenuhan unsur-unsur Level (Tingkat),tingkat kinerja saat ini. Trend (Trend) adalah laju peningkatan kinerja,comparison (Perbandingan) adalah perbandingan dengan unit kerja lain secara bencmarking. Integration (Integrasi) adalah integrasi dengan pengguna. Diberikannya sistem penilaian kinerja pada perekayasa/auditor teknologi, akan mempunyai sifat yang hati-hati dalam aktifitas pekerjaannya. Hasil audit teknologi akan dijadikan bahan penilaian terhadap pemasok dan juga terhadap auditor. Ketidakpuasan akan jadi bahan penilaian tinjauan manajemen. Resiko terburuk akibat tidak dipatuhinya hasil audit teknologi adalah dihentikannya personal dan yang tertinggi adalah aktivitas pekerjaan dihentikan. Perlu dianggarkan pengupahan yang besarnya sesuai standar pengupahan yang sesuai terhadap auditor ini karena mereka diharapkan independen dalam pekerjaannya dalam mengawasi pekerjaan auditi/pemasok yang menerima standar upah yang sesuai, sehingga tidak terjadi management corruption yang dapat mempengaruhi pekerjaan rancang-bangun PLTN. 4. KESIMPULAN a) Walaupun struktur organisasi audit teknologi yang baru tampaknya lebih rumit sebagai organisasi PLTN dibandingkan bentuk struktur organisasi PLTN yang lama yang lebih sederhana, namun akan menghasilkan pekerjaan evaluasi yang lebih dapat dipertanggung-jawabkan. Kalaupun masih ada kelemahan-kelemahannya masih dapat diperbaiki. b) Oleh karena personal pada pekerjaan audit teknologi PLTN ini bekerja dengan posisi sama tingginya dengan pemasok terperiksa/auditi, maka diharapkan memiliki gaji yang sesuai dengan standar pengupahan agar tidak terjadi management corruption. DAFTAR PUSTAKA {1} IAEA, Safety Series, Quality Assurance: Organization for Nuclear Power Plants A Safety Guide 50-SG-QA7, International Atomic Energy Agency, Vienna, (1983). [2] BPPT, Pedoman Audit Teknologi, BPPT, Jakarta, (2008) [3] BPPT, Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa, BPPT, Jakarta, (2009) [4] IAEA, Bid Invitation Specification for Nuclear Power Plants Technical Report Series, No. 275, International Atomic Energy Agency, Vienna, (1987). [5] IAEA, Safety Standard Series, The Management System for Nuclear Installations, A Safety Guide GS-G-3.5, International Atomic Energy Agency, Vienna, (2009). [6] IAEA, Safety Standard Series, Safety Fungtions and Component Classification for BWR, PWR, and PTR A Safety Guide 50-SG-D1, International Atomic Energy Agency, Vienna, (1979). [7] ,, Criteria for Performance Exellent Business and Non-profit, Baldrige National Quality Program (2008). ISSN
8 DISKUSI 1. Pertanyaan dari Sdr. Agus Sugiyono (BPPT) Audit teknologi mudah dilakukan untuk plant yang sudah ada, seperti PLTU Batubara. Kalau untuk PLTN yang kita belum punya, bagaimana usulan Anda untuk melakukan audit teknologi? Jawaban: Untuk PLTN yang belum kita punya, calon auditor teknologi PLTN bisa mempelajari masalah-masalah PLTN dari negara-negara lain yang telah lebih dulu mengoperasikan PLTN untuk jenis PLTN yang sama. Bisa melalui G to G antara Indonesia dengan negara pemilik PLTN secara langsung. Namun bisa pula melalui Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). 2. Pertanyaan dari Sdr. Fahurrachman (PT SI/STT PLN) Kapankah tim audit teknologi bekerja, saat bidding (penawaran) atau sesudahnya? Jawaban: Tim auditor hanya dapat bekerja setelah organisasi Owner (pemilik) PLTN sudah terbentuk. ISSN
KAJI ULANG SISTEM MUTU PRPN
KAJI ULANG SISTEM MUTU PRPN Reinhard Pardede PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK. KAJI ULANG SISTEM MUTU PRPN. Ada tiga hal yang perlu dikaji-ulang saat ini pada
Lebih terperinciJAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN
JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan energi pada sektor a.l.: rumah tangga, industri, transportasi dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciReinhard Pardede Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir - BAT AN JAMINAN MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PL TN INDONESIA
JAMINAN MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PL TN BERBASIS PP N0.43/2006 Reinhard Pardede Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir - BAT AN ABSTRAK JAMINAN MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PL TN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)
IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*) Pranto Busono, Warsono, Rohadi, Rofei**) ABSTRAK IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS. Jaminan Mutu merupakan prasyarat untuk pengoperasian instalasi nuklir sehingga
Lebih terperinciTANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) LILIANA Y. PANDI, YUSRI HENI NA, BUDI ROHMAN Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir
Lebih terperinciLAPORAN PERJALANAN DINAS
LAPORAN PERJALANAN DINAS Pelapor : Topan Setiadipura NIP : 19800605 200604 1 006 Unit Kerja : Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir 1. Nama Kegiatan Technical Meeting to Review First Draft of
Lebih terperinci2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET
2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET KRITERIA DAN TANGGUNG-JAWAB PENGKAJIAN 201. Untuk suatu reaktor riset yang akan dibangun (atau mengalami suatu modifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.
Lebih terperinciKAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK
KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK Moch. Djoko Birmano PKSEN, BATAN, Jakarta, Indonesia, birmano@batan.go.id ABSTRAK KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL
Lebih terperinciISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi
Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN
KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN Dr. Khoirul Huda, M.Eng. Deputy Chairman Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Konferensi Informasi Pengawasan Jakarta, 12 Agustus 2015 1 Agenda Presentasi Pendahuluan Peta Pemanfaatan
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR ARIS SANYOTO, SUPENI Balai DIKLAT BAPETEN Jl. Alam Asri Desa Tugu Utara, Cisarua Bogor. ABSTRAK PENINGKATAN
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009
PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN
Lebih terperinciKAJIAN PROTEKSI RADIASI DALAM PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) BERDASARKAN NS-G-2.7
KAJIAN PROTEKSI RADIASI DALAM PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) BERDASARKAN NS-G-2.7 Helen Raflis, Liliana Yetta Pandi Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan
Lebih terperinciKAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA
KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA S. Nitiswati 1), Djoko H.N 1), Yudi Pramono 2) 1) Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN 2) Direktorat Pengaturan, Pengawasan Instalasi
Lebih terperinciPENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)
PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS
SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS A.Mariatmo, Edison, Jaja Sukmana ABSTRAK Sistem pelaporan kejadian di RSG GAS mengikuti sistem pelaporan kejadian untuk reaktor riset IRSRR yang dikeluarkan oleh IAEA,
Lebih terperinciSASARAN PENERAPAN SISTEM MUTU PAD A KEGIATAN DISAIN RINCI IRADIA TOR ISG 500
/ Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat Nuk/ir PRPN-BATAN, 30 November 2010 SASARAN PENERAPAN SISTEM MUTU PAD A KEGIATAN DISAIN RINCI IRADIA TOR ISG 500 Reinhard Pardede PRPN - SATAN, Kawasan Puspiptek,
Lebih terperinciJADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des
JADWAL SERTIFIKASI No Daftar Training Durasi Agust Sept Okt Nov Des 1 Sertifikasi Operator Mesin Diesel 1 hari Pelatihan 5-Sep 20 Des 2 Sertifikasi Petugas P3K 3 hari Pelatihan 23 sd 25 Agust 08 sd 10
Lebih terperinciPENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA
PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,
Lebih terperinciHANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG
HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG HAKEKAT PEMELIHARAAN BANGUNAN Maintenance 1 atau pemeliharaan pada bangunan dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan administratif,
Lebih terperinciPERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA Ari Darmawan Pasek Pusat Rekayasa Industri - Institut Teknologi Bandung ABSTRAK PERAN PERGURUAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PRAKTEK YANG DITERAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM INSAG 4.
LAMPIRAN I : PRAKTEK YANG DITERAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM INSAG 4. SISTEM DAN PROSES Pemanfaatan sistem informasi elektronik untuk mempermudah informasi dan
Lebih terperinciManajemen Proyek. Dosen : Mila Faila Sufa
Manajemen Proyek Dosen : Mila Faila Sufa Pengantar Manajemen Proyek Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Proyek Kode : TIN 433 Jumlah SKS : 3 (tiga) Mata Kuliah Prasyarat : disarankan sudah mengambil mata
Lebih terperinciCONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM. pertamina SELECTION. April Bangkitkan Energi Negeri
CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM SELECTION pertamina April 2015 Bangkitkan Energi Negeri 1 Judul Tahap Seleksi Pemenang Administration Qualification Phase: Select A Qualified Contractor Contracted Work
Lebih terperinciMengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI
Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa
Lebih terperinciAKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN
AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production
Lebih terperinciPENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI BAPETEN Sukarman Aminjoyo Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta INDONESIA http/www.bapeten.go.id.
Lebih terperinci1 in english language.
STEP 1. Open this url https://eproc.antam.com and Select the English Version Link (1) 1 to use this system in english language. STEP 2. Select Account Register (2) To register for new Vendor in Antam e-procurement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU TERHADAP DESAIN UNTUK INST ALASI NUKLIR. Ir. Agustiar
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir PENGENDALIAN MUTU TERHADAP DESAIN UNTUK INST ALASI NUKLIR Ir. Agustiar Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir- BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Gedung
Lebih terperinciPENDEKATAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (TRAINING NEEDS ASSESSMENT) PADA BADAN PENGAWAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR
PENDEKATAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (TRAINING NEEDS ASSESSMENT) PADA BADAN PENGAWAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR Ahmad Ciptadi Syuryavin 1, Nanang Triagung EH 2 BAPETEN, Jl. Gajah Mada No.8, Jakarta,
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 106, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBUDAYA KESELAMATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN PLTN
BUDAYA KESELAMATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN PLTN Yohanes Dwi Anggoro, Sahala M. Lumbanraja (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710 Telp./Fax.: 021-5204243, Email:yohanes.anggoro@batan.go.id
Lebih terperinciI Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT
PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,
Lebih terperinciROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN
ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN 2007-2011 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2006 ROADMAP PENELITIAN KBI MANAJEMEN
Lebih terperinciPED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a
Lebih terperinciKESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008 KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA D.T. SONY TJAHYANI Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek,
Lebih terperinciStudi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA
Studi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA Kegiatan Badan Mutu Pelayanan Kesehatan yang telah dilaksanakan, memiliki berbagai tujuan, salah satunya adalah melakukan pengembangan sistem
Lebih terperinciCobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)
COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)
Lebih terperinciBAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI
BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU
hotspot@1100010904 SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU : Sistem manajemen yang mengintegrasikan semua sistem dan proses organisasi dalam satu kerangka lengkap, yang memungkinkan organisasi untuk bekerja
Lebih terperinciManajemen Teknik Lingkungan. Sistem Manajemen Mutu
Manajemen Teknik Lingkungan Sistem Manajemen Mutu SIKLUS HIDUP MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI PERSYARATAN KONTRAK & SPESIFIKASI ACTION Kajian Kinerja Manajemen Konstruksi 1. Pengawasan Konstruksi 2.
Lebih terperinciLAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017
LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 Inspektur Ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Jakarta,
Lebih terperinciPENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI
Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Endang Kurnia Pusat teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR
KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR Nur Tri Harjanto ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL RUSAHAAN 2.1 Pengantar Perusahaan PT. Rekayasa Industri yang berlokasi di Jl. Kalibata Timur l, No. 36 Kalibata, Jakarta, Indonesia lebih sering disebut dengan REKIND didirikan oleh pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciInternal Audit Charter
SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan
Lebih terperinciBID EVALUATION SYSTEM
BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN
PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun
Lebih terperinciBadan Tenaga Nuklir Nasional 2012
BATAN B.38 ANALISIS KONSEKUENSI KECELAKAAN PARAH PRESSURIZED WATER REACTOR DENGAN BACKWARDS METHOD Dr. Ir. Pande Made Udiyani Dr. Jupiter Sitorus Pane, M.Sc Drs. Sri Kuntjoro Ir. Sugiyanto Ir. Suharno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kebutuhan
Lebih terperinci7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan
7.1.Project Control Proyek Control bertanggung jawab kepada manajer lapangan perwakilan PT.Freeport Indonesia dan Dewan Direksi PT Prima Tunggal Javaland juga bertanggung jawab terhadap semua aktivitas
Lebih terperinciHARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015
Selama bertahun-tahun, ISO menerbitkan banyak standar sistem manajemen dengan bentuk dan struktur yang berbeda. Beberapa standar sistem manajemen dengan struktur yang berbeda terkadang sulit bagi Organisasi
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PP NO. 43/2006, PP NO. 35/2002 DAN PP NO. 8/2007 TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN DANA DEKOMISIONING REAKTOR DAYA
STUDI KOMPARASI PP NO. 43/2006, PP NO. 35/2002 DAN PP NO. 8/2007 TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN DANA DEKOMISIONING REAKTOR DAYA AKHMAD KHUSYAIRI, AKHMAD MUKTAF HAIFANI Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI
PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.49, Kotak Pos 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN DI BIDANG MANAJEMEN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSalah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan
Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan Tujuan: jika ada masalah cepat diketahui, dan jika ada
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
Lebih terperinciKita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.
Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
ARTIKEL STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Gangsar Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan merupakan salah satu aspek penting untuk menggerakkan roda perindustrian. Listrik sudah menjadi sarana pendukung yang vital dan tidak terpisahkan
Lebih terperinciROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN
ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN 2012-2016 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2012 ROADMAP PENELITIAN KBI MANAJEMEN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN
104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciANALISA PROSES BISNIS
ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa
Lebih terperinciSISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8, Jakarta-10120, Telp.021-638 582 69-70, Fax: 021-638 566 13 Homepage: www.bapeten.go.id E-mail:
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG
BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa
Lebih terperinciKONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN
KONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN Sudaryo STTN-BATAN Jl Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB 55281 Yogyakarta INTISARI : KONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN. Telah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciKendali dan Audit Sistem Informasi. Catatan: diolah dari berbagai sumber Oleh: mardhani riasetiawan
Kendali dan Audit Sistem Informasi Catatan: diolah dari berbagai sumber Oleh: mardhani riasetiawan Bidang Pekerjaan IT di perusahaan System Analyst Programmer Administrator (Network, system, database)
Lebih terperincihttp://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK
PT. MEGA PERSADA INDONESIA Mechanical Electrical and HVAC Contractor PERENCANAAN DAN No. Dokumen MPI-PM-11 No. Revisi 03 Tanggal Berlaku 17-03-2014 Jabatan Nama Tanda Tangan Disusun Oleh Project Coordinator
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit : KTL.IH.1.6001.1.2016 : Pekerjaan Pemeliharaan Sistem
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN PEMENANGAN TENDER TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN PEMENANGAN TENDER TUGAS AKHIR Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VIII Program Sarjana Sains Terapan (Diploma
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT
BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook.
DAFTAR ACUAN 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook. http://www.world-nuclear.org./info/reactors-html 2
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PEMELIHARAAN PERKERASAN SISI UDARA PADA LAPANGAN TERBANG (Studi Kasus : Bandara Supadio Pontianak) TESIS MAGISTER
PENGEMBANGAN SISTEM PEMELIHARAAN PERKERASAN SISI UDARA PADA LAPANGAN TERBANG (Studi Kasus : Bandara Supadio Pontianak) TESIS MAGISTER Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pasca Sarjana Pada
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
093/FT.EKS.01/SKRIP/06/2008 ANALISA PERSIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DI GEDUNG BERTINGKAT DITINJAU DARI INTERNATIONAL SAFETY RATING SYSTEM (Studi Kasus : Gedung Pusat Telekomunikasi PT. SIEMENS-INDONESIA)
Lebih terperinciPENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN Outline Bahasan Pendahuluan Akreditasi RS & ISO 9000 Penerapan Continual Improvement Penutup PENDAHULUAN Bagian 1
Lebih terperinciPROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1)
PROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1) Amil Mardha, Khoirul Huda dan Anri Amaldi Ridwan Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi Dan Bahan Nuklir Badan Pengawas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer
Lebih terperinci