KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR
|
|
- Hartanti Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR Nur Tri Harjanto ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR. Instalasi nuklir seperti IEBE dan IRM disamping mempunyai potensi bahaya radiasi juga menghasilkan limbah baik itu berupa limbah padat, cair maupun gas/aerosol yang berdampak pada lingkungan. Dalam operasinya keselamatan menjadi prioritas utama sehingga potensi bahaya radiasi dapat ditekan seminimal mungkin. Sesuai dengan Perka BAPETEN NO.07 Tahun 1999 maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklir wajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Dalam Program Jaminan Mutu (PJM) operasi instalasi nuklir sesuai standard IAEA SS 50 C-QA ditekankan pentingnya aspek keselamatan dalam operasi instalasi nuklir, namun aspek penting lingkungan belum dipersyaratkan secara nyata. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang kompaktibel terhadap manajemen yang lain dapat diimplementasikan dalam manajemen operasi instalasi nuklir dengan mengembangkan dan memasukkan persyaratan SML pada Program Jaminan Mutu. Beberapa persyaratan SML seperti : Kebijakan, Perencanaan, Organisasi, Struktur dan tanggung jawab, Pelatihan, Komunikasi, Dokumentasi, Pengendalian Dokumen, Pengendalian Operasi/proses, Pengecekan dan Tindakan perbaikan, Pengendalian Ketidaksesuaian, Rekaman, dan Audit serta Kajian Manajemen sudah ada dalam PJM, hanya perlu pengembangan lingkup substansinya. Selain itu perlu ditambahkan persyaratan yang belum ada dalam PJM yakni Program Lingkungan serta Kesiagaan dan Tanggap Darurat. Dengan mengimplementasikan SML dalam PJM akan menunjukkan bahwa ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan lingkungan, adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan proses penyempurnaan berkelanjutan. Disamping itu instalasi akan lebih siap jika Draf Keselamatan 338 (Sistem Mannajemen Terintegrasi) harus diterapkan. Kata kunci: manajemen, keselamatan, lingkungan. PENDAHULUAN Isu nuklir sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra sehingga belum bisa diterima oleh masyarakat sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih khawatir akan bahaya potensi radiasi dan limbah yang dihasilkan oleh industri nuklir yang cukup berbahaya. Untuk meredam isue pro dan kontra tersebut pendidikan publik dan transparasi/keterbukaan terhadap masyarakat sangat diperlukan. Instalasi nuk'lir seperti Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) dan Instalasi Radiometalurgi (IRM) disamping memiliki teknologi yang cukup tinggi juga mempunyai potensi bahaya radiasi. Oleh sebab itu mulai dari pembangunan hingga operasi dan perawatannya harus memenuhi ketentuan/persyaratan keselamatan yang ditentukan. Sesuai Perka BAPETEN Nomor 07 Tahun 99 Tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir, maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklir wajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Fungsifungsi jaminan mutu tersebut meliputi : o Penyusunan program jaminan mutu 411
2 o Organisasi dan tata kerja jaminan mutu o Pengawasan jaminan mutu. Program jaminan mutu yang dibuat/ disusun oleh penguasa instalasi nuklir selama ini berdasarkan Safety Series No.50-C-Q tahun 1996 (Quality Assurance for Safety in Nuclear Power Plants) yang merupakan bagian dari program IAEA yang disebut Standard Keselamatan Nuklir (NUSS Program) yang menekankan pentingnya aspek keselamatan dalam manajemen operasi instalasi nuklir. Program Jaminan Mutu ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh ijin operasi. Program jaminan mutu berisi tentang kebijakan yang berkaitan dengan mutu keselamatan yang mencakup pengaturan tentang pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan masalah nuklir. Selain itu Program Jaminan Mutu juga memuat persyaratan kualifikasi personil untuk setiap kegiatan yang mempengaruhi mutu dan keselamatan. 5 area safety series DS349: SM Fasilitas Nuklir Keselamatan umum (diterapkan pada semua area) Sistem manajemen adalah pengertian baru yang dikembangkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency) beberapa tahun belakangan untuk menggantikan istilah "Jaminan Mutu". Hingga tulisan ini dibuat, dokumen yang menjelaskan sistem manajemen masih dalam proses finalisasi. Meskipun demikian, konsep dasarnya telah diletakkan dengan sangat jelas dalam OS 338 ini. Sehingga ada banyak hal yang secara signifikan perlu segera dipahami oleh orang yang bekerja pad a fasilitas dan aktifitas tenaga nuklir. (Pengganti DS337: yang Keselamatan SMQ8-Q14, Fasilitas zat Radiologik radioaktif SS& 50-C-Q) Akti- DS338: Sistem Managemen- - Penanganan (Pengganti vitas Limbah & QI-Q7, Penyimpanan. Radioaktif. SS 50-C-Q) DS326: DS336: SM SMPengangkutan Perlakuan, DSl13: DS315: SM SM Badan Jasa Pengawas Teknologi } T Keselamatan fasilitas nuklir Proteksi radiasi dan keselamatan sumber radiasi IT Managemen keselamatan limbah radioaktif Pengangkutan yang selamat zat radioaktif I : Persyaratan dan Panduan Umum II : Panduan khusus pada setiap area safety series Gambar 1 : Struktur Standard Keselamatan IAEA untuk Sistem Manajemen Struktur standar keselamatan IAEA untuk Sistem Managemen adalah sebagaimana dijelaskan pada Gambar-1. Oi sini jelas bahwa Sistem Managemen menggantikan dokumen IAEA yang sudah sangat dikenal, yaitu Safety Series No 50-C/SG-Q"Quality Assurance for Safety in Nuclear Power Plants and Other Nuclear Installations" untuk bagian Q1 sid Q7. Oi sisi lain, 412
3 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 pengembangan persyaratan Sistem Managemen mempertimbangkan Standar IS014001:1996 dan ISO 9001 :2000 yang dikembangan International Organization for Standardization. Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakkan lingkungan. Model sistem manajemen lingkungan dalam standard SNI (adopsi dari ISO 14001) dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 1 Penyempurnaan Berkelanjutan Pengkajian Manajemen Kebijakan Lingkungan Perencanaan Pemeriksaan Koreksi dan Tindakan Penerapan dan Operasi Gambar 2. Model sistem manajemen lingkungan ISO Standar sistem manajemen lingkungan dimaksudkan untuk memberikan unsur-unsur sistem manajemen lingkungan yang dapat dipadukan dengan persyaratan manajemen keselamatan dalam Program Jaminan Mutu guna membantu organisasi mencapai tujuan mutu, keselamatan, ekonomi dan lingkungan. Standard ISO memiliki sistem manajemen dasar yang sama dengan Sistem manajemen/jaminan mutu untuk keamanan dan keselamatan instalasi nuklir (IAEA SS 50 C-QA). Sistem manajemen/jaminan mutu keselamatan instalasi nuklir berkaitan dengan keamanan/ keselamatan pembangunan, dan operasi instalasi nuklir, sedangkan sistem manajemen lingkungan (ISO 14001) mengarah pada kebutuhan dari berbagai pihak yang terkait dan adanya kebutuhan masyarakat akan perlindungan lingkungan yang semakin berkembang. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan yang ditetapkan dalam standard ISO tidak perlu dirumuskan secara terpisah dari unsur-unsur Program jaminan Mutu Instalasi Nuklir. Dalam b.3berapa hal dimungkinkan untuk memenuhi semua persyaratan melalui penyesuaian terhadap unsur-unsur sistem manajemen yang sedang berlaku. Dengan menerapkan SML dapat membantu organisasi untuk memberikan kepercayaan kepada pihak terkait bahwa a) ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan. b) adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi. 413
4 c) dapat memberikan bukti adanya perhatian yang cukup dan kesesuaian dengan perundangundangan. Sistem memasukkan dan memadukan proses penyempurnaan berkelanjutan. STRUKTUR SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN ISO Struktur (elemen-elemen) dalam Sistem Manajemen Lingkungan meliputi : 1. Kebijakan Lingkungan Kebijakan ini ditetapkan oleh manajemen puncak yang berisi pernyataan mengenai maksud dan prinsip-prinsip dalam peningkatan kinerja lingkungan. Kebijakkan ini sesuai dengan jenis kegiatan, skala dan dampak lingkungan akibat kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan, yang mencakup komitmen untuk perbaikan secara terus menerus dan pencegahan pencemaran, serta mencakup komitmen pentaatan terhadap peraturan perundang-undangan lingkungan yang relevan dan ketentuan lainnya yang terkait. 2. Perencanaan 1. Aspek Lingkungan Organisasi perlu membuat prosedur untuk mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan sehingga organisasi dapat mengendalikan atau mengantisipasinya. Menentukan aspek mana yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan dan menjamin bahwa aspek-aspek yang berkaitan dengan dampak penting telah dipertimbangkan dalam penentuan tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan 2. Persyaratan Hukum dan Persyaratan lainnya Organisasi harus menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengidentifikasi dan mendapatkan akses pada peraturan dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan organisasi terutama yang berkaitan dengan aspek lingkungan dari kegiatan, produk maupun jasa yang dihasilkan. 3. Tujuan dan Sasaran Organisasi harus menetapkan dan memelihara tujuan dan sasaran yang terdokumentasi pada setiap fungsi dan tingkatan manajemen organisasi. Tujuan dan sasaran harus konsisten dengan kebijakan lingkungan, termasuk merefleksikan komitmen terhadap pencegahan pencemaran. 4. Program Manajemen lingkungan Organisasi menetapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan. Program berisi perencanaan kegiatan yang meliputi arahan dan tanggungjawab dalam pencapaian tujuan dan sasaran pad a setiap tingkatan dan fungsi yang relevan serta cara bagaimana sasaran dan tujuan tersebut dapat dicapai dan jangka waktu pencapaiannya. 3. Penerapan dan Operasi 1. Struktur dan Tanggung jawab Peran/fungsi, tanggungjawab dan kewenangan harus ditetapkan, didokumenta-sikan dan disampaikan untuk menunjang terciptanya manajemen lingkungan yang efektif. Manajemen harus menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam implementasi dan pengendalian SML. 2. Pelatihan, kepedulian, dan kompetensi. Organisasi harus mengkaji kebutuhan pelatihan. Selain itu, semua karyawan yang bekerja pada area yang berpotensi mengakibatkan dampak penting lingkungan, harus telah menerima pelatihan yang memadai. 414
5 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 Karyawan yang melakukan tugas-tugas yang dapat menyebabkan timbulnya dampak penting terhadap lingkungan, harus memiliki kompetensi pendidikan pelatihan, dan/ atau pengalaman yang sesuai. 3. Komunikasi. Dengan berlandaskan pad a aspek-aspek lingkungan dan SML, organisasi perlu menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk melakukan komunikasi internal pad a setiap tingkatan dan fungsi dalam organisasi. Selain itu juga prosedur penerimaan dan dokumentasi tanggapan atas komunikasi dari pihak-pihak eksternalyang berkepentingan. 4. Dokumentasi SML Organisasi perlu menetapkan dan memelihara informasi secara tertulis ataupun di dalam data elektronik untuk menjelaskan elemen-elemen inti dari sistem manajemen lingkungan dan interaksi antara elemen-elemen tersebut, serta memberikan arahan atas dokumen yang terkait. Ada 4 tingkatan sistem dokumentasi SML yakni : Manual, Prosedur, Instruksi kerja, dan Reka-man/catatan. 5. Pengendalian Dokumen Organisasi perlu menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengenda-likan seluruh dokumen yang dipersyaratkan oleh standard internasional ini untuk memastikan bahwa : Dokumen-dokumen secara periodik ditinjau kem-bali, direvisi, dan versi terbaru dari dokumen yang relevan tersedia. Dokumen kadaluwarsa segera ditarik dari setiap lokasi penyimpanan dan penggunaan atau diamankan dari pemakaian yang tidak sengaja. 6. Pengendalian Operasi Organisasi harus mengetahui operasi dan kegiatan yang berhubungan dengan aspek-aspek penting lingkungan yang telah teridentifikasi, agar dilaksanakan sejalan dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan organisasi. Menetapkan dan memelihara prosedur operasi agar tidak terjadi penyimpangan terhadap kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan. 7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Organisasi harus menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengidentifikasi dan tanggap terhadap kecelakaan dan keadaan darurat yang mungkin terjadi, serta prosedur untuk menghindari dan mengatasi dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat kecelakaan atau keadaan darurat tersebut. Organisasi perlu mengkaji dan memperbaiki prosedur kesiagaan, selain itu perlu menguji secara berkala prosedur-prosedur yang memungkinkan untuk diuji. 4. Pengecekan dan Tindakan Perbaikan 1. Pemantauan dan Pengukuran Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur tertulis untuk secara berkala memantau dan mengukur karakteristik kunci dari operasi dan kegiatan yang dapat menimbulkan dampak penting pada lingkungan. Alat-alat pemantau lingkungan harus dikalibrasi dan disimpan sesuai dengan ketentuan. Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur tertulis untuk secara berkala melakukan evaluasi tentang kesesuaian dengan peraturan dan perundang-undangan lingkungan hidup. 2. Ketidaksesuaian, Perbaikan dan Tindakan Pencegahan. Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur dalam menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk menangani dan menyelidiki kasus-kasus ketidaksesuaian, pengambilan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan akibat ketidaksesuaian tersebut, dan untuk memulai dan menyelesaikan tindakan koreksi dan pencegahan. Organisasi harus menetapkan dan mendokumentasikan semua perubahan dalam prosedur tertulis yang diakibatkan oleh tindakan koreksi dan pencegahan. 415
6 3. Rekaman Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan, dan pendistribusian rekaman lingkungan. Rekaman harus jelas, dapat diidentifikasi dan dilacak hubungannya dengan aktivitas tertentu, hasil atau jasa. Rekaman lingkungan harus disimpan dan dipelihara sehingga rekaman tersebut siap digunakan dan terjaga dari kerusakan atau hilang. Waktu penyimpanan harus ditetapkan dan dicatat. 4. Audit Sistem Manajemen Lingkungan Organisasi harus menetapkan dan memberlakukan suatu program dan prosedur untuk melaksanakan audit sistem manajemen lingkungan secara periodik. Tujuan dari audit adalah agar dapat menetapkan apakah sistem manajemen lingkungan telah diterapkan dan diberlakukan dengan benar sesuai dengan aturan atau ketetapan yang direncanakan termasuk ketetapan-ketetapan standard ini serta memberikan informasi atas hasil audit kepada manajemen puncak. 5. Pengkajian Manajemen Manajemen puncak organisasi harus mengkaji sistem manajemen lingkungan sesuai dengan jadwal/interval waktu yang ditetapkan untuk memastikan kesesuaian, ketepatan, dan keefektifan sistem tersebut. Proses kajian manajemen ini harus memastikan bahwa informasi penting telah dikumpulkan sehingga dapat dievaluasi. Kaji ulang pelaksanaan SML secara berkala oleh manajemen puncak diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan ketepatan serta keefektifan pelaksanaan yang meliputi pengkajian terhadap : Tujuan dan sasaran lingkungan Kinerja lingkungan secara keseluruhan Temuan hasil audit SML Kajian manajemen harus terbuka terhadap kemungkinan adanya perubahan kebijakan, tujuan dan elemen-elemen lain dalam sistem manajemen lingkungan sejalan dengan hasil audit sistem manajemen lingkungan, perubahan situasi, dan adanya komitmen terhadap perbaikan secar-a terus menerus. IMPLEMENTASI SML DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN INSTALASI NUKLIR Sistem Manajemen Lingkungan sesuai standard ISO (SNI 14001) sampai sa at ini masih bersifat sukarela, namun tidak menutup kemungkinan pada suatu sa at akan berubah menjadi wajib sesuai dengan perkembangan hukum/undang-undang dan tuntutan masyarakat. Suatu instalasi nuklir sebaiknya menerapkan sistem manajemen lingkungan secara efektif agar membantu melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari dampak penting kegiatan, produk atau jasanya, dan untuk membantu memelihara serta memperbaiki mutu lingkungan. Penerapan SML dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan dengan mengembangkan manajemen yang sudah ada dalam hal penekanan aspek dan ruang lingkup serta menambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir. 416
7 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 Tabel 1. Perbandingan Elemen-elemen IAEA SS 50 C-QA dengan Elemen elemen SML s,frukiur, MJ..J~~O, 14(01) 5trukfurPJM s'esuai IAEA 55 ~QG~g!N 50" CQ (1996) I. Kebijakan Lingkungan II. Perencanaan 1. Aspek Lingkungan 2. Persyaratan Hk & Persyara-tan lainnya 3. Tujuan & Sasaran 4. Program Lingkungan Ill.Implementasi & Operasi 1. Struktur & Tanggung jawab 2. Pelatihan Kepedulian dan Kompetensi 3. Komunikasi 4. Dokumentasi SML 5. Pengendalian Dokumen 6. Pengendalian Operasi 7. Kesiagaan & Tanggap darurat IV. Pengecekan Perbaikan & Tindakan 1. Pemantauan & Pengukuran 2. Ketidak sesuaian, Perbaikan & Tindakan Pencegahan 3. Rekaman 4. Audit SML I.Pendahuluan 1.1. Umum (Kebijakan) II. Program Jaminan Mutu 1.2. Ruang Lingkup 11.1.Umum 1.2. Ruang Lingkup (11.1.) III. Organisasi Tanggung Jwb, Wewenang, Komunikasi 1.3.Tanggung jawab Penstafan dan Pelatihan (111.1) 11.2.Prosedur, Instruksi, dan gambar. IV. Pengendalian Dokumen V. Pengendalian Desain VI. Pengendalian Pengadaan VII. Pengendalian Bahan VIII. Pengendalian Proses IX. Inspeksi dan Pengendalian Pengujian IX.1. Program Inspeksi IX.2. Program Pengujian IX.3. Pengendalian alat pengujian/pengukuran & kalibrasi X. Pengendalian Ketidaksesuaian XI. Tindakan Koreksi Xll.Rekaman XIII. Audit I. Pendahuluan II. Managemen , III.Kinerja IV. Penilaian V. Kajian Manajemen 11.3.Review Manajemen PENYE5UAIAN 5ML DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM JAMINAN MUTU IN5TALA51 NUKLIR. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dapat diterapkan pada seluruh kegiatan/manajemen lain selain dari manajemen tersebut, termasuk manajemen keselamatan operasi instalasi nuklir. Program Jaminan Mutu Instalasi Nuklir yang mengacu pada Pedoman IAEA SS 50 C-QA menekankan manajemen operasi instalasi nuklir terhadap keselamatan operasi instalasi nuklir. Untuk menyesuaikan SML dalam manajemen tersebut harus dilakukan revisi terhadap PJM sehingga dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan yang ada dalam SML tersebut. Penerapan SML dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan dengan mengembangkan manajemen yang sudah ada dalam hal penekanan aspek dan ruang lingkup serta menambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir. 417
8 Tabel 2. Penyesuaian PJM Operasi Instalasi Nuklir dengan persyaratan dalam SML No dilaksanakan pencegahan tidak terjadi ditetapkan, Organisasi Kebijakan Tindakan Program Pengendalian penting dan PJM ketidaksesuaian koreksi lingkungan dan untuk harus perlu terulangnya akibat Operasi agar Jaminan Koreksi MutuPengujian Dokumen Ketidaksesuaian Desain Proses Bahan Pengadaan IAEA SS 50 & Inspeksi C-QATidak *) Sudah Ruang Perlu Prosedur Struktur Inspeksi ditambahkan dipersyaratkan sesuai lingkup Penyesuaian proses/operasi Ketidaksesuaian pengambilan organisasi, dengan kebijakan dalam dalam tanggung SML dengan tindakan diperluas yang PJM yang SML berhubungan : jawab, SML berkaitan yakni untukwe- wenang BK. Pelatihan berkaitan Prosedur BAPETEN Ditambahkan komunikasi tingkat (Sub linqkunqan Manajemen SK BAPETEN dan alat dengan Pengendalian lingkungan kegiatan dan terhadap Ka kondisi kesiagaan sasaran ABN Bapedal. mengenai ukur inspeksi dengan hukum radioaktivitas untuk dampak perlu Pelatihan. BATAN komunikasi. limbah pengujian/ eksternal & dan perlu No lingkungan pengelolaan Lingkungan ditambahkan Aturan persvaratan disamping & harus alat 02 dan persyaratan penting operasi kemampuan... Pengujian ditambahkan. dan & tanggap selain lingkungan, 03 IAEA meliputi pengukuran tugas tentang lingkungan. yang aspek perlu limbah, seperti ISO SS yakni dengan yang lainnya darurat dan dapat 50 inspeksi ditambah kesela- dengan ada C-QA : kepe- dll untuk dengan mengatasi dengan : uk, tujuan memulai dan*) dan *)Kalibrasi sasaran Garis Penstafan Program Tujuan Keselamatan tindakan dampak di Komitmen aspek limbah) terhadap P2PLR memantau dulian Sesuai lingkungan. menimbulkan Persyaratan Baku relevan SK menyelesaikan Aspek kan 418
9 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 XII Audit Rekaman (Record) Sudah Perlu ditambahkan sesuai dengandalam SML program audit dengan Audit persvaratan SML yaitu SML kesesuaian manajemen terhadap Program kesiagaan dan tanggap darurat dalam instalasi nuklir sudah ada hanya belum ditetapkan dalam PJM oprerasi sehingga dengan penerapan SML ini maka program tersebut dapat dimasukan dalam kebijakan PJM KESIMPULAN 1. Untuk mengimplementasikan SML (ISO 14001) dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan penyesuaian dengan mengembangkan manajemen yang sudah ada yaitu aspek aspek yang perlu diperhatikan, ruang lingkup serta menambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir. 2. Dengan penerapan SML dalam PJM Instalasi nuklir maka ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan lingkungan, adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan proses penyempurnaan berkelanjutan. 3. Penerapan SML dalam PJM akan mempermudah instalasilfasilitas dalam mempersiapkan diri diterapkannya Sistem Manajemen Teritegrasi OS 338 DAFTAR PUSTAKA [1] Perka Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 07 Tahun 1999 Tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir. [2] ISO Environmental Managemen Standards (EMS), 1996 [3] SNI : Sistem Manajemen Lingkungan (SML) - Spesifikasi dengan panduan penggunaan, Dewan Standardisasi Nasional, 1997 [4] IAEA, Quality Assurance for Safety in Nuclear Power Plants and Other Nuclear Installations, Safety Series No 50-C/SG-Q, Vienna, 1996 [5] IAEA, Management System, Draft Safety Requirements DS338, Vienna, [6] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaga nukliran 419
PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN
PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik
Lebih terperinciIMPLEMENT ASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14001) DALAM MANAJEMEN OPERASI INST ALAS I NUKLIR
Seminar Tahunan Pengawas,n Pemanfaatan Tenaga Nuklir Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693-7902 IMPLEMENT ASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14001) DALAM MANAJEMEN OPERASI INST ALAS I NUKLIR Nur Tri Harjanto
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi
Lebih terperinciSistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001
Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM
Lebih terperinciSumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)
Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO
Lebih terperinciModel Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001
Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001 ELEMEN ISO 14001 IMPLEMENTASI PENANGGUNG- 4.2. Kebijakan Lingkungan Mengevaluasi kebijakan SMM & SMK3 dan menyusun kebijakan lingkungan sesuai persyaratan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM
LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh
Lebih terperinciSistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 1 SNI Standar Nasional Indonesia Dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI SNI 19-14001 14001-1997: 1997: Sistem manajemen
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciBATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA
Lebih terperinciLampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA
Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SML
No.Terbit: 01 Halaman: 1 / 5 PEMANTAUAN SML-2.451.00-00 Disiapkan oleh Jabatan: Sekretaris ISO Diperiksa oleh Jabatan: Manajer Disetujui oleh Jabatan: Wakil Manajemen TERKENDALI STATUS DOKUMEN (beri tanda
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN DI IEBE
Hasil-hasil Penelitian ESN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 KAJIAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN DI IEBE ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SUOAYA KESELAMATAN lese. Kajian Suatu kajian terhadap penerapan budaya keselamatan
Lebih terperinciSistem manajemen mutu Persyaratan
SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1
Lebih terperinciKEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI
KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI Kami PT Bening Tunggal Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek HSE. PT Bening Tunggal Mandiri
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinci2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)
IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*) Pranto Busono, Warsono, Rohadi, Rofei**) ABSTRAK IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS. Jaminan Mutu merupakan prasyarat untuk pengoperasian instalasi nuklir sehingga
Lebih terperinciSistem manajemen mutu Persyaratan
Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciChecklist Audit Mutu ISO 9001:2008
Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009
PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 153/KA/VII/2010 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN (STANDAR BATAN BIDANG ADMINISTRASI, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI) KEPALA BADAN TENAGA
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT
Lebih terperinciJAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN
JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus
Lebih terperinciAudit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SML DI KOTA SURABAYA Surabaya 20 JUNI 2013 Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004 Ir. M. Razif MM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciSistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan
Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... Pendahuluan... i ii iii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak
Lebih terperinciEVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010
No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010 Budi Prayitno, Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciJ udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan
Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara
Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciINSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA. Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).
INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN). PENDAHULUAN Pasal 4 UU No. 10/97 tentang ketenaganukliran memberi mandat kepada BAPETEN untuk melaksanakan
Lebih terperinciISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national
Lebih terperinciISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT
ISO 14001 : Environmental Management System Lely Riawati, ST., MT Global Environmental Issues Environment Click to edit Master text styles Surrounding where an organization operates, including air, water,
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes
Lebih terperinciKRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KRITERIA PENILAIAN SML Aspek-aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem tersebut diidentifikasi berdasarkan dampak dari kegiatan, produk
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian
Lebih terperinciISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB
ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan Apa itu SML? Suatu sistem untuk mengevaluasi resiko lingkungan sehingga dapat dikelola dengan cara yang konsisten. Prosesnya sistematis dan komprehensif, meliputi
Lebih terperinci5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN
5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan
Lebih terperinciSTUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010
STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010 Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK STUDI
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA I. Kerangka Format
Lebih terperinciDIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
PANDUAN PENYUSUNAN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM KEGIATAN GAUGING INDUSTRI BAB I PENDAHULUAN I.1. I.2. I.3. I.4. I.5. Latar Belakang Uraikan latar belakang disusunnya program proteksi
Lebih terperinci-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU
-1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam pemanfaatan sumber
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciA. KRITERIA AUDIT SMK3
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.
Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..
Lebih terperinciID0200135 IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INSTALASI P2TBDU
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V P2TBDU & P9RGM - RATAM Jakatia 99 Febmari 2000 ID0200135 IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INSTALASI P2TBDU
Lebih terperinci2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET
2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET KRITERIA DAN TANGGUNG-JAWAB PENGKAJIAN 201. Untuk suatu reaktor riset yang akan dibangun (atau mengalami suatu modifikasi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INST ALASI P2TBDU
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU & P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Februari 2000 IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INST ALASI P2TBDU N.T.Harjanto,
Lebih terperinciTL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN
TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN SIKLUS MANAJEMEN VISI (Cita-cita) MISI (Tujuan, Sasaran) KEBIJAKAN DAN STRATEGI ACTION Tindakan Perbaikan & Pencegahan PLAN (PERENCANAAN/ PERANCANGAN)
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA
KP PERKA- 24 OKT 2014 RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA DIREKTORAT PENGATURAN PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciEVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005
ISSN 1979-2409 Evaluasi Audit Internal LUB PTBN 2008-2011 Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/I 17025:2005 (Masripah) EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008-2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI
Lebih terperinciMANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Halaman : 1/ 32 KERJA D LINGKUNG HIDUP No Dokumen : SMK3LH-ISP/M No. KESELAMAT, KESEHAT KERJA D LINGKUNG HIDUP Nama Jabatan Tanggal Tanda Tangan Disusun oleh : Assistant Manager SHE 15 Oktober 2012 Diperiksa
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 2007 LINGKUNGAN HIDUP. Tenaga Nuklir. Keselamatan. Keamanan. Pemanfaatan. Radioaktif. Radiasi Pengion.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT
Lebih terperinciPREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
DRAFT PERBAIKAN RAPAT KEMKUMHAM TANGGAL 24 SEPT 2010 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciSistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung
Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... Pendahuluan...
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN
PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun
Lebih terperinciPERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN
PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM
Lebih terperinciPersyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel
Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi
Lebih terperinci(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan
Lebih terperinciOLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF
INSPEKSI OLEH : Dra. Suyati I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN UU No 10/97 Ps. 4 : Pemerintah membentuk Badan pengawas yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga
Lebih terperinciHUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis
HUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax:
Lebih terperinci2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.234, 2015 BAPETEN. Tanggap Darurat. Penatalaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENATALAKSANAAN TANGGAP DARURAT BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciSpesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan Specification for security management systems for the supply chain (ISO 28000:2007, IDT) ICS 47.020.99 Badan Standardisasi
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2015 BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. Penilaian. Verifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
- 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA
Lebih terperinci2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran
VI. KEGIATAN K3 LISTRIK DALAM PENERAPAN SMK3 Penetapan Kebijakan K3: - Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko terkait listrik - Melakukan peninjauan terhadap kejadian yang berbahaya
Lebih terperinciSistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan
Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Hanevi Djasri, dr, MARS Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PMPK) FK-UGM www.mutupelayanankesehatan.net Pengertian sistem Suatu rangkaian fungsi Suatu
Lebih terperinciMenyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh
2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 10
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 10
Lebih terperinciKAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013
PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian
Lebih terperinciMIA APRIANTHY ( )
OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu
Lebih terperinciAUDIT SML SML
No.Terbit: 01 Halaman: 1 / 7 SML-2.454.00-00 Nama: Disiapkan oleh Tanggal: Tanda-Tangan Jabatan: Sekretaris ISO Nama: Diperiksa oleh Tanggal: Tanda-Tangan Jabatan: Manajer Mutu Nama: Disetujui oleh Tanggal:
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciTATA CARA DAN ETIKA INSPEKSI. Oleh : SUYATI
TATA CARA DAN ETIKA INSPEKSI Oleh : SUYATI PENYELENGGARAAN INSPEKSI DASAR HUKUM KEWENANGAN INSPEKSI UU NO. 10/1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN, PASAL 20 PP 33/2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU
IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar
Lebih terperinciKeselamatan Instalasi Nuklir
Keselamatan Instalasi Nuklir (Draft Terjemahan dokumen Safety Series SS 110 : The Safety of Nuclear Installations) The International Atomic Energy Agency (IAEA) makes no warranty and assumes no responsibility
Lebih terperinciANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000
ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 Hendang Setyo Rukmi Ambar Harsono Boga Kascaryanjati Teknik Industri Institut Teknologi Nasional hendang@itenas.ac.id
Lebih terperinci3. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
3. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF 301. Pengelolaan limbah radioaktif yang bertanggungjawab memerlukan implementasi dan pengukuran yang menghasilkan perlindungan kesehatan manusia dan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem
Lebih terperinciManual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2011 Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Jurusan Ilmu Ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan sistem manajemen, termasuk struktur organisasi, perencanaan, kegiatan, tanggung jawab, prosedur
Lebih terperinciPERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005
PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian
Lebih terperinciRuang Lingkup Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir meliputi:
Ruang Lingkup Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir meliputi: Izin pembangunan dan Pengoperasian termasuk dekomisioning reaktor nuklir Izin pembangunan dan Pengoperasian Instalasi Nuklir Non Reaktor Izin
Lebih terperinci