BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang
|
|
- Hamdani Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengelolaan data dan analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang antara Km 4 sampai dengan Km 17, dapat disimpulkan bahwa : 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang antara Km 4 sampai 17 selama 3 (tiga) tahun terbanyak terdapat pada Km 7-8 dengan jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 53 kasus, khususnya pada Sta yang merupakan stasiun paling banyak terjadi kecelakaan di antara Km7-Km8. Data ini menyatakan bahwa pada ruas jalan Yogya- Magelang pada Sta merupakan lokasi yang paling rawan terjadinya kecelakaan sehingga dinyatakan sebagai daerah rawan kecelakaan (Black Spot). 2. Pada daerah rawan kecelakaan, yaitu di Sta 7+000, kecelakaan lalu lintas yang terjadi sejak tahun 2013 semakin menurun. Hal ini disebabkan adanya penambahan median jalan pada pertengahan tahun Terdapat juga fasilitas jalan lainnya di lapangan, seperti rambu yang terdiri dari rambu peringatan, rambu larangan, rambu peringatan dan rambu petunjuk. Ada pula marka jalan yang terdiri dari marka garis, marka lambang dan marka lainnya. Fasilitas pelengkap jalan pada area black spot ini sudah
2 68 termasuk baik, namun masih terdapat beberapa rambu lalu lintas yang tidak terlihat dengan jelas dikarenakan tertutup oleh pepohonan maupun oleh papan iklan yang dipasang pada sembarang tempat. 3. Penyebab kecelakaan lalu lintas yang paling tinggi salah satunya adalah faktor manusia, dimana pengendara sering memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas yang terlibat selama 3 tahun belakangan ini yaitu sebanyak 163 kasus. Karakteristiknya dapat dilihat dari jumlah korban kecelakaan berdasarkan usia dimana jumlah korban kecelakaan lalu lintas terbanyak antara rentan usia tahun, dengan jumlah korban selama tiga tahun belakangan ini yaitu sebanyak 178 orang. Dan korban jiwa yang terlibat kecelakaan tertinggi berasal dari kalangan pria dengan jumlah 538 orang. 4. Upaya-upaya untuk menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas di Sta sebagai Black Spot, dapat dengan memberikan rambu peringatan rawan kecalakaan 100 meter sebelum area black spot, pemasangan rambu batas kecepatan yang diijinkan seperti batas kecepatan maksimum 50 km/jam, merawat marka jalan yang sudah pudar dan membersihkan rambu lalu lintas dari gangguan-gangguan yang menutupi rambu, membuat trotoar yang dapat digunakan untuk pejalan kaki, pembuatan jalur sepeda dari bagian badan jalan dan bahu jalan dengan diberi marka pembatas atau pemisah, penambahan rambu peringatan berbahya seperti traffic signal (lampu kuning berkedip).
3 Saran Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Segera melakukan pembenahan fasilitas jalan seperti rambu lalu lintas maupun marka jalan dan juga memasang paku jalan pada sepanjang area black spot di sisi sebelah kiri jalan sesuai dengan arah lalu lintas ruas jalan, membuat trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki, dan membuat jalur sepeda. 2. Segera memasang rambu batas kecepatan yang diijinkan dan rambu peringatan rawan kecelakaan pada area black spot. 3. Selalu memantau keadaan dan merawat rambu lalu lintas agar jangan sampai tertutup / terhalang tanaman ataupun papan iklan.
4 70 Daftar Pustaksa Dewanti, 1996, Karakteristik Kecelakaan Lalulintas di Yogyakarta, Media Teknik No.3 tahun XVII Edisi November 1996, Yoyakarta. Direktorat Jendral Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Kota, 1997, MKJI Frachrurozy,1996, Keselamatan Lalu lintas, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Khisty, J.C., and Lall, K.B., 2005,Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Malkhamah, Siti., 1995, Menajemen Lalu Lintas, Biro penerbit Kmts FT UGM. Miro, F.,2002, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Munawar, A., 2004, Menajemen Lalu lintas Perkotaan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Oblesby, C.H., 1988, Teknik Jalan Raya, Penerbit Erlangga, Jakarta. Oblesby, C.H., and Hicks G.R, 1993, Teknik Jalan Raya, Edisi ke Empat, Jilid 1, Erlangga, Jakarta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.3 Tahun 2012, Tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2006, Tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No PM 13 Tahun 2014, Tentang Rambu-Rambu Lalu lintas di Jalan. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No PM 34 Tahun 2014, Tentang Marka Jalan. Sukirman, 1994, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit Nova, Bandung. Suryadharma, H. dan Susanto,B., 1999, Reayasa Jalan Raya, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2004, Tentang Jalan.
5 71 Undang-Undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Wells, G.R., 1993, Rekayasa Lalu lintas, Penerbit Bhratara, Jakarta.
6 LAMPIRAN 72
7 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN 2012 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH KORBAN LAKA MD LB LR 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
8 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH KORBAN LAKA MD LB LR 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
9 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN 2014 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 JUMLAH KORBAN LAKA MD LB LR 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS BULAN JUMLAH
10 DATA JUMLAH USIA KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2012 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH WAKTU KECELAKAAN LAKA JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
11 DATA JUMLAH USIA KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH WAKTU KECELAKAAN LAKA JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
12 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA JUMLAH USIA KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN 2014 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH WAKTU KECELAKAAN LAKA JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS JUMLAH
13 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TIAP KM TAHUN 2012 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH tempat kejadian (km) LAKA JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
14 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TIAP KM TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH tempat kejadian (km) LAKA JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
15 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TIAP KM TAHUN 2014 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN JUMLAH tempat kejadian (km) LAKA JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS JUMLAH
16 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT KENDARAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan BULAN JUMLAH Sepeda Motor (MC) Kendaraan ringan (LV) Pribadi Umum Pribadi Umum Pribadi Kendaraan Berat (HV) Pejalan Kaki 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
17 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS KENDARAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan BULAN JUMLAH Sepeda Motor (MC) Kendaraan ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Pribadi Umum Pribadi Umum Pribadi 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER Pejalan kaki JUMLAH
18 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT KENDARAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan BULAN JUMLAH Sepeda Motor (MC) Kendaraan ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Pribadi Umum Pribadi Umum Pribadi 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS Pejalan Kaki JUMLAH
19 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TIPE KECELAKAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN Tipe kecelakaan Angle Rear-End Sideswape Head-On Tunggal Penyeberang 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
20 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TIPE KECELAKAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN Tipe kecelakaan Angle Rear-End Sideswape Head-On Tunggal Penyeberang 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
21 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS TIPE KECELAKAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN Tipe kecelakaan Angle Rear-End Sideswape Head-On Tunggal Penyeberang 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS JUMLAH
22 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UMUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN umur terlibat kecelakaan >51 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
23 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UMUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN umur terlibat kecelakaan >51 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER JUMLAH
24 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UMUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN umur terlibat kecelakaan >51 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS JUMLAH
25 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT JENIS KELAMIN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2012) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN jenis kelamin korban kecelakaan Pria Wanita 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER 21 5 JUMLAH
26 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT JENIS KELAMIN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D DESEMBER 2013) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN jenis kelamin korban kecelakaan Pria Wanita 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER VEMBER DESEMBER 11 5 JUMLAH
27 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DATA KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT JENIS KELAMIN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (BULAN : JANUARI S/D AGUSTUS 2014) RESOR SLEMAN RUAS JALAN YOGYA - MAGELANG, ANTARA KM 4 S/D KM 17 BULAN jenis kelamin korban kecelakaan Pria Wanita 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS 14 5 JUMLAH
28 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
29 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
30 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
31 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) , ,
32 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) ,
33 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
34 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
35 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
36 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
37 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
38 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
39 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang : Pukul : Pukul MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
40 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) , , , ,
41 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
42 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
43 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
44 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
45 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
46 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) \ ,
47 Hari/Tgl : Senin, 3 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
48 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
49 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
50 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
51 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
52 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
53 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
54 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s) ,
55 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
56 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
57 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Yogya-Magelang Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
58 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
59 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
60 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
61 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
62 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
63 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
64 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
65 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
66 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : Pukul : MC (s) LV (s) HV(s) MC (s) LV (s) HV(s)
67 Hari/Tgl : Sabtu, 8 November 2014 Magelang-Yogya Pukul : MC (s) LV (s) HV(s)
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:
66 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Hasil pengelolaan data dan analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokasi kejadian
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :
BAB VI KESIMPULAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian pada ruas Jalan R. W. Monginsidi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumah kepemilikan kendaraan tak dapat dibatasi sehingga semakin banyak pula kebutuhan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
84 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan dan analisis pada ruas Jalan Jendral Sudirman, Salatiga, Jawa Tengah, berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pengolahan data pada hasil pengamatan di 2 titik lokasi keramaian yaitu jalan Kaliurang km 6 yang melintasi area depan pasar Kolombo
Lebih terperinciKATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun
KATA HANTAR Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, pertolongan, penyertaan dan perlindungan-nya selama penulisan tugas akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Kecelakaan 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan Data dari Kepolisian Resort Sleman, terhitung dari tahun 2014 sampai dengan 2016 pada ruas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,
18 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Inspeksi Keselamatan Jalan Tingginya angka lalu lintas, maka salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecelakaan adalah dengan melakukan Inspeksi Keselamatan Jalan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul mempunyai banyak pantai yang indah dan merupakan tempat tujuan wisata dengan berbagai keindahan yang menakjubkan, sehinga
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini adalah sebagai bab terakhir dari seluruh pambahasan. Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian Analisis Kinerja Ruas Jalan Akibat Parkir
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
91 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Simpang antara Jalan Magelang-Yogyakarta km 10 dengan Jalan Sawangan-Blabak yang berada di Blabak, Mungkid, Magelang merupakan simpang tiga tak bersinyal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Karateristik Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pada ruas Jalan Audian berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan upper control limit rata-rata 111,32. semakin bertambah padat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan analisis pada ruas Jalan Wates km 3 km 9 di kota Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Arus kendaraan perhari pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Ahmad a.k muda dalam kamus saku bahasa Indonesia edisi terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai
19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah juga yang sering terjadi di Jalan Tanjakan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada ruas persimpangan jl. Tajem Kadisoka dan menurut perhitungan MKJI, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Saat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah yang juga sering terjadi di Jalan Wonosari,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Karakteristik kecelakaan berdasarkan beberapa klasifikasi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis, yakni pada jalan Ring Road Utara Sleman, Jalan Kalisahak daerah
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap data lapangan yang diambil langsung oleh penulis, yakni pada jalan Ring Road Utara Sleman, Jalan Kalisahak daerah Kampus AKPRIND,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Keselamatan jalan adalah upaya dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di jalan raya yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi,
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisa pengamatan di lapangan, studi referensi, perhitungan dan juga hasil evaluasi mengenai KINERJA RUAS JALAN RAYA CIBIRU JALAN RAYA CINUNUK PADA
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan
76 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan samping yang terdapat pada jalan Cik Ditiro maka diperoleh kesimpulan berikut.
Lebih terperinciANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG
ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Oglesby and Hicks (1988), kecelakaan kendaraan adalah kejadian yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan cepat. Selain itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Simpang Persimpangan adalah daerah di mana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu persimpangan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, menyatakan bahwa Inspeksi Keselamatan Jalan (IKJ) merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen jalan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.11 November (759-766) ISSN: 2337-6732 ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Rafael Masarrang Lintong E., Joice E. Waani Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)
PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir
ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan tugas akhir ini berdasarkan referensi beberapa buku dan skripsi sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan skripsi sebelumnya. Penelitian
Lebih terperinciKAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK
KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK Erick Putra Pratama 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Sepeda Motor adalah jenis Kendaraan yang dikenal memiliki mobilitas
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Utara Pasar Kotagede berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan. seperti terlihat pada Tabel 6.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan dan analisis pada ruas Jalan Mondorakan Utara Pasar Kotagede berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan MKJI 1997
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina Abstrak Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi berdampak
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan metode
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan metode AASHTO beberapa kesimpulan dapat diambil dari penelitian pada Ring Road Selatan Km. 6 Taman
Lebih terperinciPENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG
PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang dwiratna.polinema@gmail.com Abstrak Permasalahan dibidang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kecepatan BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Survei Kecepatan Sesaat (Spot Speed) Dari hasil pengambilan data primer selama dua hari yaitu pada hari Sabtu dan Minggu tepatnya pada tanggal 17
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMBAHASAN 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 Pada bab ini akan diuraikan analisis data dari hasil survei primer dan sekunder yang dilakukan pada Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam
Lebih terperinciTUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO
TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO Johanis Lolong ABSTRAK Persimpangan adalah salah satu bagian jalan yang rawan terjadi konflik lalu lintas karena
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii
ABSTRAK Tingginya volume lalu lintas berpengaruh terhadap angka kecelakaan dan yang paling rentan menjadi korban kecelakaan adalah anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Badung memberi perhatian
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 Marwoto 2, Epf. Eko Yulipriyono, Joko Siswanto 3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciKonferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 KAJIAN ANALISIS FASILITAS LAHAN PARKIR GEDUNG GALLERY SENI BUDAYA DAN PENGARUH PARKIR BAGI LALU
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN MADIUN
ANALISA KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN MADIUN (Studi Kasus Ruas Jalan Surabaya Madiun, Ruas Jalan Madiun Magetan, Ruas Jalan Madiun Ponorogo dan Ruas Jalan Caruban
Lebih terperinciAUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)
AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA) ABSTRAK Jalan M.T. Haryono Samarinda saat ini menjadi jalan utama kendaraan kendaraan berat tujuan luar kota
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut kamus Inggris-Indonesia karangan Echlos dan Shadily (1983), kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermotor, manusia atau hewan (Suryadharma, Hendra Susanto, Benediktus,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Jalan raya adalah lintasan yang bermanfaat untuk melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Lintasan adalah jalur tanah yang diperkuat / diperkeras dan jalur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan mengenai kinerja ruas Jalan Malioboro, Hasil studi waktu perjalanan dengan menggunakan metode survey
69 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari data hasil survey, analisis dan perhitungan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai kinerja ruas, Hasil studi waktu perjalanan dengan menggunakan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH, LARANGAN, PETUNJUK DAN PERINGATAN PADA SIMPANG SUSUN STA 15 + 400 JALAN
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 2, OKTOBER 2010 EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG Titi Kurniati 1, Hendra Gunawan 2, Dony Zulputra 3 ABSTRAK Pembangunan di bidang angkutan jalan saat ini mengutamakan
Lebih terperinciEVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA
EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA Rian Doto Gumilar 1), Slamet Widodo 2), Siti Mayuni 2) ABSTRAK Bukaan median dengan fasilitas u-turn tidak secara keseluruhan mengatasi masalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas
PENDAHULUAN Lalu lintas yang terjadi disuatu wilayah, memberikan pengaruh terhadap kelancaran perkembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya baik di daerah itu sendiri maupun daerah
Lebih terperinciPerda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.
Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel Analisis Variabel yang digunakan dalam analisis kinerja Ruas Jalan Otto Iskandardiata Kota Bandung akibat pertumbuhan lalu lintas selama 10 tahun mendatang
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
159 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil evaluasi kinerja simpang empat bersinyal Jl. Menteri Supeno Jl. Batikan Jl. Veteran di Kota Yogyakarta berdasarkan MKJI 1997 diperoleh hasil perhitungan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta
Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta Gilang Budi Warnantyo 1, Bachnas, Prima Juanita Romadhona 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil FTSP UII email: gilangbudi943@yahoo.co.id
Lebih terperinciIV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi
61 IV. DATA PENELITIAN A. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam analisis yakni terdiri dari data primer dan data sekunder. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN
EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN Adhe Riqki Tasnim 1), H. Akhmadali 2), Siti Nurlaily Kadarini 2) Abstrak Kepadatan lalu lintas sering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Miro (2002), Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ketempat lain, dimana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI
Lebih terperinciKINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK
KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO Johanis E. Lolong ABSTRAK Bagian yang rawan dan sering terjadi konflik lalu lintas adalah persimpangan karena
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA TUGAS AKHIR Program S1 Oleh I DEWA AYU SRI EKA YADNYANI ( 0219151052 ) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK 2009 PERNYATAAN Dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Jalan Jalan merupakan prasarana darat yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa distribusi (PKJI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Evaluasi teknis adalah mengevaluasi rute dari suatu ruas jalan secara umum meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data yang ada atau tersedia
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS JALAN TOL LINGKAR LUAR JAKARTA (JORR) I E1 SEKSI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal
Lebih terperinciAnalisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.
Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3. INTISARI Kapasitas daya dukung jalan sangat penting dalam mendesain suatu ruas jalan,
Lebih terperinciANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)
ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) Abdi Yuda Yadi 1)., Syafarudin AS 2) Siti Nurlaily Kadarini 2)
Lebih terperinciMENGENAL RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Disunting oleh : EDI NURSALAM
MENGENAL RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Disunting oleh : EDI NURSALAM Rambu lalu lintas adalah salah satu fasilitas keselamatan lalu lintas yang termasuk dalam kelompok alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Fungsi Ruas Jalan Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya atau daerah milik Jalan (right of way). Pengertian Jalan meliputi badan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 5.1.1. Kapasitas (C) Ruas Jalan R. A. Kartini Kota Kupang Provinsi NTT adalah 2134.4600 smp/jam. Menggunakan grafik tingkat pelayanan pada gambar 2.2 dengan menghubungkan
Lebih terperincidi kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS JALAN JALAN TOL CIREBON (PALIMANAN KANCI)
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PADA KONTRUKSI JALAN, BANGUNAN PELENGKAP DAN FASILITAS PENDUKUNG JALAN STUDI KASUS JALAN DURI- PEKANBARU KM 30-31 KECAMATAN MINAS KABUPATEN SIAK Fitridawati Soehardi; Fadrizal
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang Menurut MKJI (1997), kendaraan bermotor di jalan perkotaan dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persimpangan Jalan Persimpangan jalan merupakan simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat dimana arus kendaraan dari beberapa pendekat tersebut bertemu dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Lalu Lintas Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006, Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lampu Lalu Lintas 2.1.1 Fungsi lampu lalu lintas Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks (1982) adalah semua peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik
Lebih terperinciANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK
ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK Kurniawati 1), Komala Erwan 2)., Said 2) Abstrak Berdasarkan ketetapan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 36 Tahun 2013 Tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan berkembang sangat cepat di berbagai bidang. Perkembangan yang cepat ini didukung dengan tingginya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang maupun manusia. Seiring dengan pertambahan
Lebih terperinciSTUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG
STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG ANGKY ADHINUGRAHA NRP : 0221020 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto S.,M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciJURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:
JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah
Lebih terperinciPengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK
Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi Aan Prabowo NRP : 0121087 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Sepeda motor merupakan suatu moda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Warpani (2002) mengatakan bahwa tujuan utama upaya pengendalian lalu lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep sampai
Lebih terperinciIin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang
PENGARUH PERGERAKAN PEJALAN KAKI TERHADAP KINERJA RUAS JALAN YANG DISEBABKAN OLEH KURANG OPTIMALNYA PEMANFAATAN JEMBATAN PENYEBERANGAN (KAJIAN WILAYAH : JALAN MERDEKA UTARA MALANG) Iin Irawati 1 dan Supoyo
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : STEFANUS NANANG RIYADI NPM :
Lebih terperinciANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO
ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO Angelina Indri Titirlolobi Lintong Elisabeth, James A. Timboeleng Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : angelina.titirlolobi@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlalu lintas adalah kegiatan harian yang tidak bisa dihindari. Pergi dari satu tempat ke tempat lain adalah menu wajib manusia normal dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS
ABSTRAK Kawasan pendidikan merupakan suatu kawasan yang rentan terjadi kecelakaan lalu lintas dan yang menjadi korban adalah para siswa. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibuatkanlah Zona Selamat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, memuat bahwa (Inspeksi Keselamatan Jalan) IKJ merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka
72 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Halte bus Trans Jogja di Jalan Mangkubumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan berkendara merupakan salah satu masalah yang selalu mendapatkan perhatian serius di setiap negara. Pencanangan Hari Keselamatan Dunia oleh WHO (World Health
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah menganalisis data pada kedua
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah menganalisis data pada kedua lokasi studi sebagai berikut. 6.1.1. Kinerja jalan Untuk kedua lokasi studi ke arah timur
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya kota dan tingginya populasi penduduk berdampak meningkatnya aktivitas perkotaan yang menimbulkan kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Jalan Jalan merupakan prasarana darat yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa distribusi (PKJI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Keselamatan Jalan Inspeksi keselamatan jalan menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (2016) merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki predikat sebagai kota pelajar telah mengalami kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan pariwisata serta sebagai kota yang memiliki predikat sebagai kota pelajar telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang,
Lebih terperinciEVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta
EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta 2+223.92 Sta 3+391.88) JURNAL PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik
Lebih terperinci