BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada hasil penelitian penulis akan menyajikan fakta-fakta yang terdapat dalam perkara penggelapan dalam jabatan secara berlanjut ini mulai dari identitas terdakwa, uraian singkat peristiwa hukum, Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp, alasan pengajuan kasasi penuntut umum, hingga Putusan Mahkamah Agung Nomor 752 K/Pid/2015, yang data-datanya akan diperlukan dalam pembahasan 1. Identitas Terdakwa Nama : Syarif Muda Siregar, S.E., M.M.; Tempat Lahir : Jakarta; Umur/Tgl. Lahir : 43 Tahun / 18 Desember 1970; Jenis Kelamin : Laki-laki; Kebangsaan : Indonesia; Tempat Tinggal : Jalan Kenanga Nomor 8, Kelurahan Ujung Pandang, Kecamatan Padangsidempuan Selata, Kota Padangsidempuan; Agama : Islam; Pekerjaan : Wiraswasta/Wakil Ketua Harian Yayasan Perguruan Nurul Ilmi 2. Uraian Singkat Peristiwa Hukum Pada tanggal 18 Mei sampai dengan tanggal 19 Juni 2012, Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut yaitu dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan karena adanya 40

2 41 hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu, yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut: Berdasarkan Surat Keputusan yang dibuat tanpa persetujuan dan seizin dari seluruh Badan Pengurus Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda, Ketua Pengurus Harian Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Dr. Badjora Muda Siregar, telah mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan dan penunjukan Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., menjadi Wakil Ketua Harian pada Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Padangsidempuan, berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 156/YPI/SD- SMP-SMA NI/P.1/VII/2011 tanggal 1 Juli 2011 dan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 001/YPI/SD-SMP-SMA NI/P.1/VII/2013 tanggal 10 Juli Sebagai Wakil Ketua Harian Yayasan maka yang menjadi tugas dan tanggung jawab Terdakwa antara lain adalah mengawasi dan mengontrol segala sesuatu kegiatan operasional sekolah, membuat kebijakan-kebijakan internal yayasan yang diketahui dan disetujui Ketua Harian Yayasan serta menyetujui pengeluaran- pengeluaran uang untuk kepentingan sekolah. Sekolah-sekolah yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Padangsidempuan adalah SD, SMP dan SMA, yang biaya pengelolaannya antara lain bersumber dari pemasukan uang dari siswa (SD, SMP dan SMA) berupa Infaq untuk siswa boarding (siswa masuk asrama sekolah) dan SPP (sumbangan pembiayaan pendidikan) / uang sekolah untuk siswa full day (siswa yang tidak masuk asrama), dana BOS (bantuan operasional sekolah) dan keuntungan penjualan buku pelajaran siswa yang masuk melalui bendahara masing-masing sekolah. Pada setiap akhir bulannya masing-masing bendahara sekolah membuat laporan tertulis setiap penerimaan dan pengeluaran uang tersebut yang diketahui oleh masingmasing Kepala Sekolah untuk lebih lanjut disampaikan kepada Ketua Pengurus Harian Yayasan yaitu Dr. Badjora Muda Siregar, DSB Semestinya seluruh dana pemasukan Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Padangsidempuan dipergunakan untuk

3 42 kepentingan belajar mengajar para siswa serta pembangunan pada sekolahsekolah milik yayasan. Akan tetapi dengan sepengetahuan Dr. Badjora Muda Siregar, DSB selaku Ketua Pengurus Harian Yayasan, ternyata ia Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., Beberapa kali telah mengambil uang dari Bendahara Sekolah yang seharusnya adalah milik yayasan serta mempergunakannya untuk kepentingan di luar daripada kepentingan Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Padangsidempuan yang total seluruhnya setidak- tidaknya adalah sebesar Rp ,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus tujuh puluh sembilan ribu lima ratus rupiah), masing-masing yaitu: a. Tanggal 18 Mei 2012 untuk pembayaran beli bahan bangunan makam keluarga bunga bondar sebesar Rp ,00 (lima juta rupiah); b. Tanggal 25 Mei 2012 sebesar Rp ,00 (tiga belas juta tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) untuk pembayaran pelunasan bahan bangunan renovasi makam bunga bondar; c. Tanggal 2 Juni 2012 sebesar Rp ,00 (dua juta rupiah) untuk pembayaran upah tukang renovasi makam keluarga di bunga bondar (upah tukang); d. Tanggal 13 Juni 2012 sebesar Rp ,00 (sembilan juta empat ratus lima puluh dua ribu lima ratus rupiah) untuk pembayaran biaya renovasi makam keluarga bunga bondar (pelunasan) dan; e. Sebesar Rp ,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) untuk pembayaran upah tukang renovasi makam keluarga bunga bondar (pelunasan). Perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, SE. MM maupun Dr. Badjora Muda Siregar, DSB tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan seizin dari seluruh Badan Pendiri Yayasan ataupun Badan Pengurus Yayasan sehingga bertentangan dengan yang seharusnya dilakukan sebagaimana tertuang pada anggaran dasar dalam Akta Notaris Nomor 27 tanggal 25 Februari 1998 yang dibuat oleh Notaris Lindasari Bachroem, SH di Jakarta. Akibat perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M. maka Yayasan

4 43 Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Padangsidempuan telah menderita kerugian setidak-tidaknya sebesar Rp ,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus tujuh puluh sembilan ribu lima ratus rupiah). Sehingga akibat perbuatannya ini, Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., diadili di Pengadilan Negeri Padang Sidempuan dengan dakwaan penggelapan dalam jabatan secara berlanjut yang diatur dalam Pasal 64 jo. Pasal 374 KUHPidana 3. Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Dari kasus yang telah diuraikan di atas, Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M. diadili di Pengadilan Negeri Padangsidempuan dengan putusan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp tanggal 2 Februari 2014, yang amar putusannya sebagai berikut: a. Menyatakan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan Primair, akan tetapi perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak pidana; b. Melepaskan Terdakwa tersebut oleh karenanya dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechts vervolging); c. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya. Dasar pertimbangan Majelis Hakim adalah karena berdasarkan fakta hukum di persidangan diketemukan adanya alasan pemaaf atas seluruh perbuatan Terdakwa, maka sifat melawan hukum dari perbuatan Terdakwa dalam perkara a quo menjadi hapus/hilang sama sekali sehingga perbuatan Terdakwa bukanlah merupakan tindak pidana. Berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, walaupun Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan Primair Penuntut Umum tetapi apa yang dilakukan Terdakwa Mempunyai tujuan nyata yang memberikan manfaat terhadap kepentingan hukum yang hendak dilindungi oleh pembuat Undang-undang, Melindungi kepentingan hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepentingan hukum yang dituju oleh perumusan tindak pidana yang dilanggar dan Mempunyai nilai

5 44 bagi masyarakat dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri hal ini terlihat bahwa Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Padang Sidempuan sekarang lebih berkembang dan lebih maju dari sebelumnya, maka menurut pendapat Majelis Hakim dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atas perbuatan Terdakwa tersebut. Karena terdapat alasan pemaaf yang menghapuskan kesalahan Terdakwa maka pertanggungjawaban pidana tidak dapat diterapkan kepada Terdakwa sehingga konsekuensi hukumnya, Terdakwa harus dilepaskan dari segala tuntutan hukum. Oleh karena itu pula berdasarkan Pasal 97 ayat (1) dan (2) KUHAP maka hak Terdakwa harus dipulihkan dalam kemampuan, kedudukan, dan harkat serta martabatnya. 4. Memori Kasasi Penuntut Umum Bahwa dengan memperhatikan dalil-dalil hukum serta dasar pendapat pada yurisprudensi tersebut di atas, maka Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid/B/2014/PN.Psp. tanggal 2 Februari 2014 yang amarnya berbunyi sebagaimana tersebut di atas adalah Putusan Pembebasan Yang Tidak Murni (verkapte vrijspraak), karena: a. Pembebasan itu telah didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana yang disebut dalam surat dakwaan yaitu pengertian unsur perbuatan melawan hukum dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya unsur-unsur perbuatan yang didakwakan, dengan alasan sebagai berikut: 1) Bahwa terhadap Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., oleh Penuntut Umum telah dituntut terbukti melakukan kejahatan sebagaimana dalam Dakwaan Primair Surat Dakwaan No. Reg. Perk. : PDM-l 17/Ep.2/Psp/06/2014 yaitu pelanggaran Pasal 64 jo Pasal 374 KUHPidana dengan unsur-unsur sebagai berikut: a) Barang siapa; b) Melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut; c) Dengan sengaja dan melawan hukum;

6 45 d) Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain; e) Tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan karena adanya hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu; 2) Bahwa dalam Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 02 Februari 2014 maka Majelis Hakim telah sependapat dengan Penuntut Umum bahwa Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., terbukti bersalah melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud unsur- unsur Pasal 64 jo. Pasal 374 KUHPidana dalam Dakwaan Primair surat dakwaan. 3) Akan tetapi kemudian Majelis Hakim berpendapat lain, dengan pertimbangan bahwa karena berdasarkan fakta hukum di persidangan diketemukan adanya alasan pemaaf atas seluruh perbuatan Terdakwa, maka sifat melawan hukum dari perbuatan Terdakwa dalam perkara a quo menjadi hapus/hilang sama sekali sehingga perbuatan Terdakwa bukanlah merupakan tindak pidana. 4) Bahwa pertimbangan dan pendapat Majelis Hakim yang menyatakan bahwa perbuatan Terdakwa bukanlah merupakan tindak pidana adalah dikarenakan Majelis Hakim telah keliru menafsirkan unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 372 KUHPidana. Bahwa alasan-alasan yang dipakai sebagai alasan penghapusan pidana dapat menyangkut terhadap perbuatan atau terhadap pembuatnya (orang), dalam hal ini di bedakan menjadi 2 jenis yaitu: a) Alasan Pembenar atau alasan Penghapus sifat melawan hukum (yang berhubungan dengan perbuatannya atau tindak pidananya), dalam KUHP ialah pada Pasal 49 ayat (1) KUHP, Pasal 50 KUHP, dan Pasal 51 ayat (1) KUHP; b) Alasan Pemaaf atau alasan penghapus kesalahan (yang berhubungan dengan kesalahannya), dalam KUHP ialah pada Pasal

7 46 44 KUHP, Pasal 48 KUHP, Pasal 49 ayat (2) KUHP, Pasal 51 ayat (2) KUHP; Adapun mengenai Pasal 48 KUHP (daya paksa / overmacht) ada dua kemungkinan yaitu dapat merupakan alasan pembenar dan dapat pula merupakan alasan pemaaf, yang dapat dibedakan / disebabkan menjadi 2 hal: (1) Vis absoluta (paksaan yang absolute) yang dapat disebabkan oleh kekuatan manusia atau alam, dalam hal ini paksaan tersebut sama sekali tidak bisa ditahan atau dihindari; (2) Vis compulsive (paksaan yang relative) yaitu daya paksa dalam arti sempit (atau paksaan psikis) dan dalam keadaan darurat. Keadaan darurat terjadi apabila : (a) adanya perbenturan antara dua kepentingan hukum; (b) adanya perbenturan antara kepentingan hukum dan kewajiban hukum; (c) adanya perbenturan antara kewajiban hukum dan kewajiban hukum; Bahwa dalam putusan perkara a quo Majelis Hakim beranggapan terdapat adanya daya paksa/overmacht dalam perkara a quo yang bersifat Vis Compulsive (paksaan yang relative) yang bersumber dari adanya keadaan darurat yang mengakibatkan terjadinya perbenturan antara dua kepentingan hukum atau terjadinya perbenturan antara kepentingan hukum Terdakwa dan kewajiban hukum Terdakwa, keadaan dimaksud kemudian telah dinilai sebagai alasan pemaaf yang menghapuskan kesalahan dan sifat melawan hukum perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M.,. Bahwa bilamana dicermati seluruh pertimbangan Majelis Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 2 Februari 2014 sebagaimana terurai dalam lampiran, khususnya pertimbangan pada alinea pertama, kedua dan ketiga halaman 89 putusan dimaksud, dimana Majelis Hakim berpendapat bahwa seolah- olah

8 47 perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., dilakukan adalah karena adanya Vis compulsive (paksaan yang relative) yang lahir dari keadaan darurat sehingga menimbulkan adanya perbenturan antara dua kepentingan hukum atau adanya perbenturan antara kepentingan hukum Terdakwa dan kewajiban hukum Terdakwa. Padahal dalam putusan perkara a quo maka tidak diketemukan satupun pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim yang memperlihatkan adanya keadaan yang sedemikian rupa sifatnya yang dapat untuk dipandang untuk dijadikan sebagai alasan pemaaf atas perbuatan Terdakwa. Maka seluruh pertimbangan yang dipertimbangkan Majelis Hakim guna menentukan ada tidaknya sifat melawan hukum dari perbuatan Terdakwa adalah tidak tepat sama sekali. b. Bahwa putusan itu sebenarnya bukan merupakan putusan lepas dari tuntutan hukum Tidak dipidananya pelaku menurut doktrin disebabkan oleh dua hal; pertama karena tidak ada atau hilang/hapus kesalahan pelaku (disebut sebagai alasan pemaaf, contoh pada KUHP ialah pada Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49 ayat (2), Pasal 51 ayat (2) KUHP) dan kedua, karena hilang/hapus sifat melawan hukumnya perbuatan pelaku (disebut sebagai alasan pembenar, contoh pada KUHP ialah Pasal 49 ayat (1), Pasal 50, dan Pasal 51 ayat (1) KUHP). Sementara dalam KUHAP, tidak dipidananya pelaku tersebut akan membawa kepada bentuk putusan hakim yang berbeda. Dalam KUHAP adanya alasan penghapus pidana ini akan mengakibatkan dua bentuk putusan. Pertama yang mengakibatkan putusan bebas (vrijspraak), dan kedua mengakibatkan putusan lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag). Alasan penghapus pidana yang menghilangkan/ menghapuskan kesalahan pelaku akan mengakibatkan ia diputus bebas. Oleh karena sebagaimana diketahui bahwa, pengadilan menjatuhkan putusan bebas, apabila kesalahan (sebagai unsur subjektif) Terdakwa yaitu pelaku yang

9 48 diajukan ke pengadilan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Dengan demikian putusan bebas ini menyangkut tentang unsur kesalahan (yang terdapat dalam diri pribadi pelaku), yang tidak terbukti. Tidak terbuktinya kesalahan Terdakwa inilah yang diyakini hakim, bukan sebaliknya. Dengan demikian putusan bebas ini didasarkan pada penilaian dan pendapat hakim : 1) Kesalahan yang didakwakan kepada Terdakwa sama sekali tidak terbukti. Semua alat bukti yang diajukan di persidangan baik berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan petunjuk maupun keterangan Terdakwa, tidak dapat membuktikan kesalahan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum; 2) Secara nyata hakim menilai, pembuktian kesalahan yang didakwakan tidak memenuhi ketentuan batas minimum pembuktian. Misalnya alat bukti yang diajukan di persidangan hanya terdiri dari seorang saksi saja (unus testis nullus testis); 3) Putusan bebas tersebut bisa juga didasarkan atas penilaian, kesalahan yang terbukti itu tidak didukung oleh keyakinan hakim. Penilaian yang demikian ini sesuai dengan sistem pembuktian yang dianut dalam Pasal 183 KUHAP. Jadi jika dihubungkan dengan alasan penghapus pidana, maka hal ini berkaitan dengan alasan yang dapat menghilangkan kesalahan dari pelaku. Perbuatan itu tidak pantas dicelakan pada diri pelaku. Dengan demikian hal ini termasuk dalam alasan penghapus pidana sebagai alasan pemaaf. Sedangkan alasan penghapus pidana yang menghilangkan/menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan pelaku akan mengakibatkan ia dilepas dari segala tuntutan hukum atas perbuatannya itu. Oleh karena sebagaimana diketahui bahwa, putusan pengadilan yang menjatuhkan putusan lepas dari segala tuntutan, apabila perbuatan Terdakwa/pelaku (sebagai unsur objektif) bukan merupakan perbuatan pidana/tindak pidana (meskipun perbuatan itu telah terbukti dilakukan Terdakwa). Dengan demikian putusan lepas ini menyangkut

10 49 tentang perbuatan sebagai unsur objektif dari suatu tindak pidana. Jadi jika ditinjau dari sudut pembuktian, maka putusan lepas dari segala tuntutan hukum ini terjadi, dalam hal apa yang didakwakan kepada Terdakwa memang cukup terbukti secara sah baik dinilai dari segi pembuktian menurut undang-undang maupun dari segi batas minimum pembuktian yang dianut dalam Pasal 183 KUHAP. Akan tetapi perbuatan yang terbukti itu tidak merupakan tindak pidana. Tegasnya perbuatan yang didakwakan dan yang telah terbukti itu, tidak diatur dan tidak termasuk ruang lingkup hukum pidana, mungkin barangkali hanya berupa quasi tindak pidana. Jadi mungkin termasuk dalam ruang lingkup hukum perdata, hukum administrasi atau yang lainnya. Jika dihubungkan dengan alasan penghapus pidana, maka putusan lepas dari segala tuntutan hukum ini berkaitan dengan alasan yang dapat menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan. Jadi hal ini termasuk dalam alasan penghapus pidana sebagai alasan pembenar. Jika kemudian dihubungkan pula dengan Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor : 537/Pid.B/2014/ PN.Psp. tanggal 2 Februari 2015 maka Majelis Hakim menilai dan berpendapat bahwa terdapat adanya alasan pemaaf (bukan alasan pembenar) pada perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M.. berdasarkan pertimbanganpertimbangan yang disusun oleh Majelis Hakim tersebut di atas, maka Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor : 537/Pid.B/2014/ PN.Psp. tanggal 2 Februari 2015 adalah putusan pembebasan yang terselubung, karena seandainyapun Majelis Hakim berpendapat bahwa benar perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., dalam perkara a quo terdapat alasan pemaaf maka putusannya bukanlah lepas dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechts vervolging) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 191 ayat (2) KUHAP. Karena untuk dapat menentukan putusan lepas dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechts vervolging) maka harus terbukti terdapat adanya alasan pembenar dalam perbuatan Terdakwa. Dengan demikian maka

11 50 menurut hemat kami maka jelaslah bahwa Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor : 442/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 2 Februari 2015 dimaksud putusan pembebasan yang murni sifatnya. 5. Putusan Mahkamah Agung Bahwa alasan-alasan kasasi Jaksa/Penuntut Umum dapat dibenarkan karena putusan Judex Facti/Pengadilan Negeri salah menerapkan hukum yang tidak mempertimbangkan secara tepat dan benar fakta-fakta hukum yang relevan dan yuridis sebagaimana yang terungkap di dalam persidangan berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan secara sah sesuai ketentuan hukum yang ternyata berdasarkan keterangan saksi-saksi ialah Drs. Pintor Siregar, Drs. Todung Siregar, Dumasari Siregar, Linda Sari Siregar, Raden Edi Winarto, Dr. H. Badjora Muda Siregar, DSB., yang keterangannya satu sama lain saling bersamaan terungkap fakta hukum yaitu Terdakwa melakukan perbuatan-perbuatan secara berturut-turut menggunakan uang sebesar Rp ,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus tujuh puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) dari Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Lembaga Pendidikan BM Muda Padangsidempuan diluar kepentingan yayasan sesuai maksud, sejarah dan misi dari yayasan yang tercantum pada Akta Notaris Nomor 27 terutang pendirian yayasan tetapi digunakan Terdakwa untuk kepentingan pribadinya sendiri yang berakibat merugikan yayasan yang bersangkutan, sehingga perbuatan-perbuatan Terdakwa termasuk lingkup tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara berturut-turut, yang melanggar Pasal 374 KUHPidana jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana sesuai dakwaan Primair Jaksa/Penuntut Umum. Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Jaksa/ Penuntut Umum dikabulkan dan Terdakwa dipidana, maka biaya perkara harus dibebankan pada Terdakwa. Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan putusan Mahkamah Agung mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Halhal yang memberatkan : a. Perbuatan Terdakwa merugikan Yayasan Nurul Ilmi; b. Terdakwa tidak mengakui perbuatannya.

12 51 Hal-hal yang meringankan : a. Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan; b. Terdakwa belum pernah dihukum. Memperhatikan Pasal 374 KUHPidana jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan, Mahkamah Agung Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Padangsidempuan tersebut, dan Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp tanggal 2 Februari 2014, dan Menyatakan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M. telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang ada hubungan pekerjaan sebagai perbuatan berlanjut. B. Pembahasan 1. Argumentasi Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum Dalam Perkara Penggelapan Dalam Jabatan Secara Berlanjut Sesuai dengan Pasal 253 ayat 1 KUHAP, bahwa pemeriksaan kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak, dalam hal ini jaksa penuntut umum, guna menentukan : a. Apakah suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya. b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang. c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya. Dalam memori kasasi Penuntut Umum harus memenuhi unsur tersebut. Dan dalam memori kasasi penuntut umum atas perkara penggelapan dalam jabatan secara berlanjut yang diajukan, terdapat peraturan hukum yang

13 52 diterapkan atau tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dibuktkan sebagai berikut: Poin pertama memori kasasi penuntut umum menyatakan bahwa: Pembebasan itu telah didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana yang disebut dalam surat dakwaan yaitu pengertian unsur perbuatan melawan hukum dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya unsur-unsur perbuatan yang didakwakan, dengan alasan sebagai berikut; a. Bahwa terhadap Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., oleh Penuntut Umum telah dituntut terbukti melakukan kejahatan sebagaimana dalam Dakwaan Primair Surat Dakwaan No. Reg. Perk.: PDM-l 17/Ep.2/Psp/06/2014 yaitu pelanggaran Pasal 64 jo Pasal 374 KUHPidana dengan unsur-unsur sebagai berikut: 1) Barang siapa; 2) Melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut; 3) Dengan sengaja dan melawan hukum; 4) Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain; 5) Tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan karena adanya hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu. b. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 02 Februari 2014 maka Majelis Hakim telah sependapat dengan Penuntut Umum bahwa Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., terbukti bersalah melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud unsur- unsur Pasal 64 jo. Pasal 374 KUHPidana dalam Dakwaan Primair surat dakwaan, hal ini adalah sebagaimana yang tertuang dalam pertimbangan-pertimbangan putusan Majelis Hakim sebagai berikut: alinea kedua dan ketiga halaman 84 putusan; Menimbang oleh karena semua unsur-unsur Pasal 64 ayat (1) jo Pasal 374 KUHPidana telah

14 53 terpenuhi di dalam diri dan perbuatan Terdakwa, maka Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., haruslah dinyatakan bersalah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan oleh Penuntut Umum dalam dakwaan Primair; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim sependapat dengan Penuntut Umum sebagaimana diuraikan dalam tuntutannya, yang menyatakan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 64 ayat (1) jo Pasal 374 KUHPidana dan tidak sependapat dengan Penasehat Hukum Terdakwa sebagaimana tertuang dalam nota pembelaannya yang menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah telah melakukan perbuatan sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum baik dalam dakwaan Primair maupun dakwaan Subsidair ; c. Akan tetapi kemudian Majelis Hakim berpendapat lain, dengan pertimbangan bahwa karena berdasarkan fakta hukum di persidangan diketemukan adanya alasan pemaaf atas seluruh perbuatan Terdakwa, maka sifat melawan hukum dari perbuatan Terdakwa dalam perkara a quo menjadi hapus/hilang sama sekali sehingga perbuatan Terdakwa bukanlah merupakan tindak pidana, sebagaimana yang tergambar dalam pertimbangan-pertimbangan putusan Majelis Hakim sebagai berikut: alinea pertama, kedua dan ketiga halaman 89 putusan Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, walaupun Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan Primair Penuntut Umum tetapi apa yang dilakukan Terdakwa Mempunyai tujuan nyata yang memberikan manfaat terhadap kepentingan hukum yang hendak dilindungi oleh pembuat Undang-undang, Melindungi kepentingan hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepentingan hukum yang dituju oleh perumusan tindak pidana yang dilanggar dan Mempunyai nilai bagi masyarakat dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri hal ini terlihat bahwa Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Padang Sidempuan sekarang lebih berkembang dan lebih maju dari sebelumnya, maka

15 54 menurut pendapat Majelis Hakim dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atas perbuatan Terdakwa tersebut ; Menimbang, bahwa karena terdapat alasan pemaaf yang menghapuskan kesalahan Terdakwa maka pertanggungjawaban pidana tidak dapat diterapkan kepada Terdakwa sehingga konsekuensi hukumnya, Terdakwa harus dilepaskan dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechts vervolging)"; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang telah dipertimbangkan di atas Majelis Hakim berpendapat walaupun Terdakwa Syarif Muda Siregar,S.E., M.M., bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan Primair Penuntut Umum, tetapi karena terdapat hal-hal atau alasan-alasan yang dapat menghapuskan sifat pertanggungjawaban pidana pada diri Terdakwa sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dinyatakan bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan Primair Penuntut Umum yaitu melanggar ketentuan Pasal 64 ayat (1) jo. Pasal 374 KUHP, akan tetapi karena terdapat alasan pemaaf yang dapat menghapuskan unsur kesalahan pada diri Terdakwa, maka berdasarkan Pasal 191 ayat (2) KUHAP Terdakwa harus dilepaskan dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechts vervolging) dan oleh karena itu pula berdasarkan Pasal 97 ayat (1) dan (2) KUHAP maka hak Terdakwa harus dipulihkan dalam kemampuan, kedudukan, dan harkat serta martabatnya ; d. Bahwa pertimbangan dan pendapat Majelis Hakim yang menyatakan bahwa perbuatan Terdakwa bukanlah merupakan tindak pidana adalah dikarenakan Majelis Hakim telah keliru menafsirkan unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 374 KUHPidana; e. Bahwa alasan-alasan yang dipakai sebagai alasan penghapusan pidana dapat menyangkut terhadap perbuatan atau terhadap pembuatnya (orang), dalam hal ini di bedakan menjadi 2 jenis yaitu: 1) Alasan Pembenar atau alasan Penghapus sifat melawan hukum (yang berhubungan dengan perbuatannya atau tindak pidananya), dalam

16 55 KUHP ialah pada Pasal 49 ayat (1) KUHP, Pasal 50 KUHP, dan Pasal 51 ayat (1) KUHP; 2) Alasan Pemaaf atau alasan penghapus kesalahan (yang berhubungan dengan kesalahannya), dalam KUHP ialah pada Pasal 44 KUHP, Pasal 48 KUHP, Pasal 49 ayat (2) KUHP, Pasal 51 ayat (2) KUHP; Adapun mengenai Pasal 48 KUHP (daya paksa / overmacht) ada dua kemungkinan yaitu dapat merupakan alasan pembenar dan dapat pula merupakan alasan pemaaf, yang dapat dibedakan / disebabkan menjadi 2 hal: 1) Vis absoluta (paksaan yang absolute) yang dapat disebabkan oleh kekuatan manusia atau alam, dalam hal ini paksaan tersebut sama sekali tidak bisa ditahan atau dihindari; 2) Vis compulsive (paksaan yang relative) yaitu daya paksa dalam arti sempit (atau paksaan psikis) dan dalam keadaan darurat; Keadaan darurat terjadi apabila: a) adanya perbenturan antara dua kepentingan hukum; b) adanya perbenturan antara kepentingan hukum dan kewajiban hukum; c) adanya perbenturan antara kewajiban hukum dan kewajiban hukum; Bahwa dalam putusan perkara a quo Majelis Hakim beranggapan terdapat adanya daya paksa/overmacht dalam perkara a quo yang bersifat Vis Compulsive (paksaan yang relative) yang bersumber dari adanya keadaan darurat yang mengakibatkan terjadinya perbenturan antara dua kepentingan hukum atau terjadinya perbenturan antara kepentingan hukum Terdakwa dan kewajiban hukum Terdakwa, keadaan dimaksud kemudian telah dinilai sebagai alasan pemaaf yang menghapuskan kesalahan dan sifat melawan hukum perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., sebagaimana yang tertera dalam pertimbangan Majelis Hakim alinea pertama halaman 89 Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 2 Februari 2014 sebagai berikut:

17 56 Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, walaupun Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan Primair Penuntut Umum tetapi apa yang dilakukan Terdakwa Mempunyai tujuan nyata yang, memberikan manfaat terhadap kepentingan hukum yang hendak dilindungi oleh pembuat Undangundang, Melindungi kepentingan hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepentingan hukum yang dituju oleh perumusan tindak pidana yang dilanggar dan Mempunyai nilai bagi masyarakat dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri hal ini terlihat bahwa Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Padang Sidempuan sekarang lebih berkembang dan lebih maju dari sebelumnya, maka menurut pendapat Majelis Hakim dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atas perbuatan Terdakwa tersebut". Bahwa bilamana dicermati seluruh pertimbangan Majelis Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 2 Februari 2014 sebagaimana terurai diatas, khususnya pertimbangan pada alinea pertama, kedua dan ketiga halaman 89 putusan dimaksud, dimana Majelis Hakim berpendapat bahwa seolah- olah perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., dilakukan adalah karena adanya Vis compulsive (paksaan yang relative) yang lahir dari keadaan darurat sehingga menimbulkan adanya perbenturan antara dua kepentingan hukum atau adanya perbenturan antara kepentingan hukum Terdakwa dan kewajiban hukum Terdakwa. Padahal dalam putusan perkara a quo maka tidak diketemukan satupun pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim yang memperlihatkan adanya keadaan yang sedemikian rupa sifatnya yang dapat untuk dipandang untuk dijadikan sebagai alasan pemaaf atas perbuatan Terdakwa yang mempergunakan uang milik Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi BM Muda Padangsidempuan sebesar Rp ,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus tujuh puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) untuk kepentingan di luar daripada kepentingan pengelolaan yayasan sendiri, yangmana

18 57 digunakan untuk renovasi makam yang bukan merupakan suatu keadaan terpaksa. Bahkan adalah sebaliknya akan diketemukan fakta hukum yang akan memperkuat bukti perbuatan melawan hukum dari Terdakwa andaikata Majelis Hakim mau mempertimbangkan petunjuk-petunjuk yang ada pada keterangan saksi-saksi, barang bukti serta fakta hukum lainnya pada Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/ PN.Psp. tanggal 2 Februari 2014, karena pada hakikatnya maka Terdakwa adalah seorang yang cakap secara hukum yang semestinya mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Bahwa disamping mana maka seluruh pertimbangan yang dipertimbangkan Majelis Hakim guna menentukan ada tidaknya sifat melawan hukum dari perbuatan Terdakwa adalah tidak tepat sama sekali, karena Terdakwa selaku Wakil Ketua harian yayasan adalah tanpa seizin pihak Badan Pendiri dan Badan Pengurus Yayasan. Dengan demikian maka tidak ada kepentingan hukum atau kewajiban hukum Terdakwa terhadap Badan Pendiri Yayasan maupun Badan Pengurus Yayasan, karena keberadaan Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., sendiri pada Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi BM Muda Padangsidempuan adalah bersifat melawan hukum pula. Berdasarkan uraian-uraian diatas, sebenarnya tidak diketemukan adanya alasan pemaaf dan pembenar yang menghapuskan sifat melawan hukum perbuatan Terdakwa, bahkan alat bukti guna pemenuhan pembuktian unsur delict perbuatan melawan hukum yang dilakukan Terdakwa pada Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan Nomor: 537/Pid.B/2014/PN.Psp. tanggal 2 Februari 2015 adalah sudah cukup lengkap. Akan tetapi Majelis Hakim dalam putusan perkara a quo tidak mempertimbangkan dan mengupas secara mendalam bukti-bukti dan petunjuk dalam Dakwaan Primair yang didakwakan kepada Terdakwa berdasarkan fakta yang lengkap yang terungkap di persidangan, tetapi hanya mengupas fakta-fakta yang meringankan Terdakwa saja.

19 58 Ketidaktepatan menerapkan sanksi dapat merupakan hal yang melampaui wewenang, misalnya didalam hal, mengurangi atau menambah sanksi yang telah ditentukan undang-undang (Leden Marpaung, 2000:45). Merujuk pada hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa majelis hakim Pengadilan Negeri Padangsidempuan tidak menerapkan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan setelah terdakwa terbukti melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara berlanjut. Dalam hal ini terdakwa justru dibebaskan. Dengan demikian, pengadilan dalam menjatuhkan putusan telah terbukti melampaui wewenangnya. 2. Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung Mengabulkan Pengajuan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Terdakwa Pelaku Tindak Pidana Penggelapan Dalam Jabatan Secara Berlanjut Ditinjau Dari Pasal 67 jo Pasal 244 KUHAP Tidak dipidananya pelaku menurut doktrin disebabkan oleh dua hal; pertama karena tidak ada atau hilang/hapus kesalahan pelaku (disebut sebagai alasan pemaaf, contoh pada KUHP ialah pada Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49 ayat (2), Pasal 51 ayat (2) KUHP) dan kedua, karena hilang/hapus sifat melawan hukumnya perbuatan pelaku (disebut sebagai alasan pembenar, contoh pada KUHP ialah Pasal 49 ayat (1), Pasal 50, dan Pasal 51 ayat (1) KUHP). Sementara dalam KUHAP, tidak dipidananya pelaku tersebut akan membawa kepada bentuk putusan hakim yang berbeda. Dalam KUHAP adanya alasan penghapus pidana ini, akan menimbulkan, mengakibatkan dua bentuk putusan. Pertama yang mengakibatkan putusan bebas (vrijspraak), dan kedua mengakibatkan putusan lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag). Alasan penghapus pidana yang menghilangkan/ menghapuskan kesalahan pelaku akan mengakibatkan ia diputus bebas. Oleh karena sebagaimana diketahi bahwa, pengadilan menjatuhkan putusan bebas, apabila kesalahan (sebagai unsur subjektif) Terdakwa yaitu pelaku yang diajukan ke pengadilan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Dengan demikian putusan bebas ini menyangkut tentang unsur kesalahan (yang terdapat dalam diri pribadi pelaku), yang tidak terbukti. Tidak terbuktinya kesalahan Terdakwa inilah yang diyakini hakim, bukan sebaliknya. Dengan demikian putusan bebas ini

20 59 didasarkan pada penilaian dan pendapat hakim: Kesalahan yang didakwakan kepada Terdakwa sama sekali tidak terbukti. Semua alat bukti yang diajukan di persidangan baik berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan petunjuk maupun keterangan Terdakwa, tidak dapat membuktikan kesalahan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum. Dalil yang digunakan Hakim Pengadilan Negeri Padangsidempuan dalam mengkategorikan perbuatan terdakwa sebagai alasan pemaaf adalah karena Terdakwa Mempunyai tujuan nyata yang memberikan manfaat terhadap kepentingan hukum yang hendak dilindungi oleh pembuat Undangundang, melindungi kepentingan hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepentingan hukum yang dituju oleh perumusan tindak pidana yang dilanggar dan mempunyai nilai bagi masyarakat dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri. Hal ini terlihat bahwa Yayasan Perguruan Islam Nurul Ilmi Padang Sidempuan sekarang lebih berkembang dan lebih maju dari sebelumnya. Dimana menurut Hakim Pengadilan Negeri Padangsidempuan disini terjadi perbenturan antara dua kepentingan hukum. Dalam hal ini pelaku melakukan suatu perbuatan untuk melindungi kepentingan hukum tertentu, namun pada saat yang sama melanggar kepentingan hukum yang lain. Dalam hal ini pelaku dihadapkan pada keadaan apakah harus melindungi kepentingan hukum atau melaksanakan kewajiban hukum. Dalam hal ini pelaku harus melakukan kewajiban hukum tertentu, namun pada saat yang sama dia tidak melakukan kewajiban hukum yang lain, sehingga perbuatan Terdakwa Syarif Muda Siregar S.E., M.M., dikategorikan sebagai perbuatan darurat yang menurut Pasal 48 KUHP termasuk salah satu tindakan dengan alasan pemaaf. Jadi jika dihubungkan dengan alasan penghapus pidana, maka hal ini berkaitan dengan alasan yang dapat menghilangkan kesalahan dari pelaku. Perbuatan itu tidak pantas dicelakan pada diri pelaku. Dengan demikian hal ini termasuk dalam alasan penghapus pidana sebagai alasan pemaaf yang menghasilkan putusan bebas. Sedangkan lepas dari segala tuntutan hukum terjadi, dalam hal apa yang didakwakan kepada terdakwa memang cukup terbukti secara sah baik dinilai dari segi pembuktian menurut undang-undang

21 60 maupun dari segi batas minimum pembuktian yang dianut dalam Pasal 183 KUHAP. Akan tetapi perbuatan yang terbukti itu bukan merupakan tindak pidana. Tegasnya perbuatan yang didakwakan dan yang telah terbukti itu, tidak diatur dan tidak termasuk ruang lingkup hukum pidana, mungkin barangkali hanya berupa quasi tindak pidana. Jadi mungkin termasuk dalam ruang lingkup hukum perdata, hukum administrasi atau yang lainnya. Jika dihubungkan dengan alasan penghapus pidana, maka putusan lepas dari segala tuntutan hukum ini berkaitan dengan alasan yang dapat menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan. Jadi hal ini termasuk dalam alasan penghapus pidana sebagai alasan pembenar ( Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana di Indonesia dapat kita lihat dalam pasal 67 KUHAP berbunyi Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkutkurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat. Sehingga terkait upaya hukum banding, secara yuridis normatif terhadap putusan bebas (vrijspraak) dan putusan lepas (onslag van recht vervolging) dari segala tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum tidak dapat dilakukan upaya banding. Terkait masalah kasasi, diatur dalam pasal 244 KUHAP yang berbunyi Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat akhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas. Yang secara yurisdiksi normatif menutup kemungkinan penuntut umum mengajukan kasasi pada putusan bebas. Pada kenyataannya, pasal ini dihilangkan fungsinya dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. M.14-PW.07.03Tahun 1983 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan KUHAP. Keputusan ini dibarengi dengan lampiran. Pada angka 19 Lampiran tersebut terdapat penegasan berikut:

22 61 a. terhadap putusan bebas tidak dapat dimintakan banding; ( b. tetapi berdasarkan situasi dan kondisi, maka demi hukum, kebenaran dan keadilan, terhadap putusan bebas dapat dimintakan kasasi. Keputusan Menteri Kehakiman dan Putusan Hakim yang berkekuatan hukum tetap (Yurisprudensi) bukan merupakan sumber tertib hukum yang berlaku di Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Hierarki Peraturan Perundang-Undangan tidak diatur terkait keputusan menteri dapat mengganti undang-undang, undang-undang hanya dapat diganti dengan peraturan pengganti undang-undang ( Selain itu hal ini juga bertentangan dengan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, yang juga berhubungan dengan asas aukum universal yaitu, Lex superior derogat legi inferiori (asas yang menegaskan bahwa hukum yang lebih tinggi kedudukannya mengesampingkan hukum yang lebih rendah kududukannya). Sehingga sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 244 jo Pasal 67 KUHAP, putusan bebas tidak dapat dilakukan upaya hukum banding maupun kasasi. Merujuk pada kasus penggelapan dalam jabatan secara berlanjut ini, salah satu alasan penuntut umum yang terdapat dalam memori kasasi adalah karena berdasar dalil yang digunakan selama pengadilan, Hakim Pengadilan Negeri Padangsidempuan menyatakan bahwa Terdakwa Syarif Muda Siregar, S.E., M.M., diputus bebas. Apabila alasan ini yang digunakan dalam memori kasasi Penuntut Umum, secara teori, jaksa penuntut umum tidak diperkenankan mengajukan upaya hukum kasasi terhadap vonis bebas sebagaimana diatur dalam Pasal 244 KUHAP. Namun dalam praktik selama ini, penuntut umum telah beberapa kali mengajukan kasasi terhadap vonis bebas dan beberapa di antaranya dikabulkan oleh Mahkamah Agung. Hal ini terjadi karena larangan mengajukan kasasi atas vonis bebas sebagaimana diatur dalam Pasal 244 KUHAP terkesan multitafsir sehingga menimbulkan perbedaan pendapat dalam penerapannya. Kondisi semacam ini sangat

23 62 berseberangan dengan prinsip-prinsip negara hukum, khususnya dalam upaya mewujudkan kepastian hukum. Maka seharusnya kasasi yang diajukan oleh Penuntut Umum dalam perkara penggelapan dalam jabatan secara berlanjut ini tidak diterima atau ditolak oleh Mahkamah Agung. Ini disebabkan karena dengan jelas tertuang dalam Pasal 244 jo Pasal 67 KUHAP bahwa terhadap putusan bebas tidak dapat dilakukan upaya hukum banding maupun kasasi. Kecuali apabila alasan yang digunakan penuntut umum yang dituangkan dalam memori kasasi menyatakan bahwa Putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan adalah putusan lepas dari segala tuntutan hukum (onstlag van rechtvervolging) maka keputusan Mahkamah Agung untuk mengabulkan kasasi yang diajukan oleh penuntut umum sudah benar menurut Pasal 67 jo Pasal 244 KUHAP.

Alfian Nanung Pradana. Abstrak. Abstract

Alfian Nanung Pradana. Abstrak. Abstract DASAR HUKUM PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PENGGELAPAN DALAM JABATAN SECARA BERLANJUT (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1315 K/PID/2014)

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 707 K/Pid/2003

P U T U S A N Nomor 707 K/Pid/2003 P U T U S A N Nomor 707 K/Pid/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S AN No. 700 K/Pid/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S AN No. 700 K/Pid/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S AN No. 700 K/Pid/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN NOMOR 1426 K/PID/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N NO 93/PID/2013/PT.MDN.-

P U T U S A N NO 93/PID/2013/PT.MDN.- P U T U S A N NO 93/PID/2013/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------- PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

peradilan dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Dalam hal ini, untuk

peradilan dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Dalam hal ini, untuk BAB II JENIS- JENIS PUTUSAN YANG DIJATUHKAN PENGADILAN TERHADAP SUATU PERKARA PIDANA Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman diserahkan kepada badan- badan peradilan dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa,

Lebih terperinci

Pengadilan Tinggi tersebut;

Pengadilan Tinggi tersebut; P U T U S A N Nomor 200/Pid.Sus/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 210 K/Pid/2006

P U T U S A N No. 210 K/Pid/2006 P U T U S A N No. 210 K/Pid/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Peninjauan Kembali, Kehkilafan /Kekeliranan Nyata, Penipuan. Abstract. Keywords:

Abstrak. Kata kunci: Peninjauan Kembali, Kehkilafan /Kekeliranan Nyata, Penipuan. Abstract. Keywords: Abstrak Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian alasan terpidana pelaku tindak pidana penipuan dalam mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dengan dasar adanya suatu kehilafaan hakim

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembuktian Dakwaan Berbentuk Subsidaritas Dengan Sistem Alternatif Dalam Pemeriksaan Perkara Korupsi Bantuan Sosial Di Pengadilan Negeri Pasir Pangaraian Sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Kejaksaan a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak Pidana Militer dibedakan dalam dua jenis tindak pidana, yaitu:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak Pidana Militer dibedakan dalam dua jenis tindak pidana, yaitu: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tindak Pidana Militer Tindak Pidana Militer dibedakan dalam dua jenis tindak pidana, yaitu: 1. Tindak Pidana Militer Murni. Tindak Pidana Militer Murni yaitu tindakan-tindakan yang

Lebih terperinci

P U T U S A N No K / Pid / DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana pada

P U T U S A N No K / Pid / DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana pada 1 P U T U S A N No. 1299 K / Pid / 2004.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut : Mahkamah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 10/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama lengkap : MARAH GANTI SIANIPAR ;

P U T U S A N Nomor : 10/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama lengkap : MARAH GANTI SIANIPAR ; P U T U S A N Nomor : 10/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 86/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 23 Tahun / 17 Maret 1991

P U T U S A N NOMOR : 86/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 23 Tahun / 17 Maret 1991 P U T U S A N NOMOR : 86/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada peradilan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak pidana yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah tindak pidana pembunuhan. Tindak pidana pembunuhan merupakan suatu

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 342/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 42 Tahun / 18 Juli 1977.

P U T U S A N NOMOR : 342/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 42 Tahun / 18 Juli 1977. P U T U S A N NOMOR : 342/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah Negara hukum Indonesia sudah berdiri sejak lebih dari tujuh puluh tahun lamanya. Kualifikasinya sebagai Negara hukum pada tahun 1945 terbaca dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar.

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA 16 BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 801/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 31 Tahun / 29 September 1982;

P U T U S A N NOMOR: 801/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 31 Tahun / 29 September 1982; P U T U S A N NOMOR: 801/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 1515K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 1515K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 1515K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 162/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama : BANGUN ARITONANG Als PAK ENJEL

PUTUSAN Nomor : 162/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama : BANGUN ARITONANG Als PAK ENJEL PUTUSAN Nomor : 162/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N NOMOR 1402 K/PID/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR 303 / PID / 2016/ PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 33/PID.SUS.Anak/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 33/PID.SUS.Anak/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 33/PID.SUS.Anak/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

PUTUSAN No. 962 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

PUTUSAN No. 962 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G PUTUSAN No. 962 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 227/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 227/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 227/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

NOMOR : 89 / PID / 2011 / PT-MDN.

NOMOR : 89 / PID / 2011 / PT-MDN. P U T U S A N NOMOR : 89 / PID / 2011 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, dalam mengadili perkaran - perkara pidana dalam Peradilan Tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 461/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 461/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 461/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 398/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 398/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 398/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 308/PID/2017/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat banding

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor: 548/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan ilmu pengetahuan kian berkembang pesat termasuk bidang ilmu hukum, khususnya dikalangan hukum pidana. Banyak perbuatan-perbuatan baru yang

Lebih terperinci

Nomor : 620 / PID / 2015 / PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. tersebut dibawah ini, dalam perkara terdakwa :

Nomor : 620 / PID / 2015 / PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. tersebut dibawah ini, dalam perkara terdakwa : P U T U S A N Nomor : 620 / PID / 2015 / PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI 20 BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI A. Undang-Undang Dasar 1945 Adapun terkait hal keuangan, diatur di dalam Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENELITIAN 1. Identitas Terdakwa : WENNY ARIANI KUSUMAWARDANI

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENELITIAN 1. Identitas Terdakwa : WENNY ARIANI KUSUMAWARDANI BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Identitas Terdakwa Nama Tempat Lahir : WENNY ARIANI KUSUMAWARDANI : Serang Umur/Tanggal Lahir : 33 Tahun / 13 Oktober 1981 Jenis Kelamin Kebangsaan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR 486/PID/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara pidana pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 253/PID.B/2014/PT.PBR

P U T U S A N NOMOR : 253/PID.B/2014/PT.PBR P U T U S A N NOMOR : 253/PID.B/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 708/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 708/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 708/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Pengadilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N N O M O R : 2253 K/PID/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N N O M O R : 2253 K/PID/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N N O M O R : 2253 K/PID/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 882 K/Pid/2004. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 882 K/Pid/2004. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 882 K/Pid/2004. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 666/PID/2012/PT-MDN.

P U T U S A N Nomor : 666/PID/2012/PT-MDN. P U T U S A N Nomor : 666/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

tanggal 7 Januari 2013 sejumlah Rp ,- ;

tanggal 7 Januari 2013 sejumlah Rp ,- ; P U T U S A N Nomor 323/Pid.B/2014/ PN-Bj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa perkara-perkara pidana pada Peradilan tingkat pertama dengan acara pemeriksaan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN NOMOR 377 K/PID.SUS/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi memutuskan sebagai

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor: 416/PID/2016/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam pengadilan tingkat banding,

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN MENGENAI BESARNYA UANG PENGGANTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SUPRIYADI / D

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN MENGENAI BESARNYA UANG PENGGANTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SUPRIYADI / D TINJAUAN YURIDIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN MENGENAI BESARNYA UANG PENGGANTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SUPRIYADI / D 101 07 638 ABSTRAK Proses pembangunan dapat menimbulkan kemajuan dalam kehidupan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 71/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tgl. Lahir : 28 tahun/ 19 Oktober 1983

P U T U S A N NOMOR : 71/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tgl. Lahir : 28 tahun/ 19 Oktober 1983 P U T U S A N NOMOR : 71/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------PENGADILAN TINGGI MEDAN, mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 353 / PID B / 2013 /PN. BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 353 / PID B / 2013 /PN. BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 353 / PID B / 2013 /PN. BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada peradilan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 529/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 529/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 529/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 761/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tanggal Lahir : 62 Tahun / 12 Nopember 1952.

P U T U S A N NOMOR: 761/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tanggal Lahir : 62 Tahun / 12 Nopember 1952. P U T U S A N NOMOR: 761/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 749/PID/2014/ PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 749/PID/2014/ PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 749/PID/2014/ PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR 224/PID/2017/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi medan yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Nama Lengkap : HERMANSYAH Als. HERMAN Tempat Lahir : Selayang Umur / Tanggal : 38 tahun / 06 Nopember 1974

Nama Lengkap : HERMANSYAH Als. HERMAN Tempat Lahir : Selayang Umur / Tanggal : 38 tahun / 06 Nopember 1974 1 P U T U S A N Nomor : 117/PID.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Pidana dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 299/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: 299/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 299/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 49/PID/2014/PT.Bdg

P U T U S A N NOMOR 49/PID/2014/PT.Bdg P U T U S A N NOMOR 49/PID/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 209/PID/2012/PT-Mdn.

P U T U S A N Nomor : 209/PID/2012/PT-Mdn. P U T U S A N Nomor : 209/PID/2012/PT-Mdn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR : 262/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------, yang mengadili perkara Pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 310/PID/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 310/PID/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N NOMOR : 310/PID/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pidana dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 777/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 777/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 777/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 47 / PID / 2016 / PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 47 / PID / 2016 / PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 47 / PID / 2016 / PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Penipuan yang berasal dari kata tipu adalah perbuatan atau perkataan yang tidak jujur atau bohong, palsu dan sebagainya dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Seorang hakim dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Seorang hakim dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh 17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana Seorang hakim dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh menjatuhkan pidana tersebut kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 51 /PID.B/2014/PN-SBG

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 51 /PID.B/2014/PN-SBG P U T U S A N NO: 51 /PID.B/2014/PN-SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang memeriksa dan mengadili perkara pidana biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah Negara hukum, dimana setiap orang dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa penerapan peraturan dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 613/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. U m u r/tgl lahir : 29 Tahun/ 29 Nopember 1982;

P U T U S A N. Nomor : 613/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. U m u r/tgl lahir : 29 Tahun/ 29 Nopember 1982; P U T U S A N Nomor : 613/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

TUGAS II PENGANTAR ILMU HUKUM PENGARUH PUTUSAN PENGADILAN DALAM HUKUM

TUGAS II PENGANTAR ILMU HUKUM PENGARUH PUTUSAN PENGADILAN DALAM HUKUM TUGAS II PENGANTAR ILMU HUKUM PENGARUH PUTUSAN PENGADILAN DALAM HUKUM DISUSUN OLEH : NAMA / (NPM) : M. RAJA JUNJUNGAN S. (1141173300129) AKMAL KARSAL (1141173300134) WAHYUDIN (1141173300164) FAKULTAS :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum acara pidana merupakan bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan perbuatan yang tidak

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 13/PID/2017/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana 1. Kekuasaan Kehakiman Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

Lebih terperinci

P U T U S A N No.: 47 K / Pid / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam

P U T U S A N No.: 47 K / Pid / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam 1 P U T U S A N No.: 47 K / Pid / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NO : 415/PID/2013/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NO : 415/PID/2013/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NO : 415/PID/2013/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 85/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/tanggal lahir : 21 tahun / 27 Agustus 1992

P U T U S A N Nomor : 85/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/tanggal lahir : 21 tahun / 27 Agustus 1992 P U T U S A N Nomor : 85/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 611 K/PID.SUS/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N NO : 402/PID/2013/PT.MDN.-

P U T U S A N NO : 402/PID/2013/PT.MDN.- P U T U S A N NO : 402/PID/2013/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------- PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN. MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN www.kompasiana.com Mantan Kepala Divisi Konstruksi VII PT Adhi Karya Wilayah Bali, NTB, NTT, dan Maluku, Imam Wijaya Santosa, kembali mendapat pengurangan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 61/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 61/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 61/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA P U T U S A N Nomor : 90 / PID / 2017 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-pekara pidana pada pengadilan tingkat banding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 67 /PID.B/2014/PN-SBG

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 67 /PID.B/2014/PN-SBG P U T U S A N NO: 67 /PID.B/2014/PN-SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang memeriksa dan mengadili perkara pidana biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap. Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia

P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap. Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------PENGADILAN TINGGI MEDAN, mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 136/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor 136/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 136/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 198/PID.B/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR : 198/PID.B/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR : 198/PID.B/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHAHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHAHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 81/PID/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHAHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT DI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 339/PID/2011/PT-Mdn.

P U T U S A N Nomor : 339/PID/2011/PT-Mdn. P U T U S A N Nomor : 339/PID/2011/PT-Mdn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 379/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 35/Pid.Sus.Anak/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 35/Pid.Sus.Anak/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 35/Pid.Sus.Anak/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 217/Pid.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap : SUWARSONO ALS WAK NO

P U T U S A N. Putusan Nomor : 217/Pid.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap : SUWARSONO ALS WAK NO P U T U S A N Nomor : 217/PID.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 606/PID/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 606/PID/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 606/PID/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam pengadilan tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 670/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 670/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 670/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 394/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 394/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 394/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci