BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja Pengukuran Kinerja Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud nyata instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan / kegagalan kepada pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan (LAK). Penyusunan LAK Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2012 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas rencana strategis. Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Permenpan 09/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan IKU di lingkungan Instansi Pemerintah). Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dalam kurun waktu Januari Desember Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja dengan cara membandingkan antara rencana kinerja dengan realisasi ditinjau dari aspek masukan, keluaran, dan hasil. Hasil pengukuran kinerja tahun 2012 terhadap pencapaian komponen kinerja dituangkan ke dalam formulir pengukuran kinerja berikut ini : 15

2 Tabel 3.1 Formulir Pengukuran Kinerja No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium 10% ( pemeriksaan) pemeriksaan 87% 2 Meningkatnya jejaring pelayanan laboratorium dalam bentuk pengelolaan rujukan sampel atau alih teknologi 3 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi 4 Meningkatnya kerjasama antar lembaga pendidikan kesehatan dalam rangka pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang laboratorium 5 Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel 6 Meningkatnya kualitas dan pelayanan pemeriksaan laboratorium 7 Terwujudnya team work dalam pengelolaan kasus kejadian luar biasa (wabah) Meningkatkan sistem jejaring dalam pengelolaan sampel rujukan dan alih teknologi dengan mengoptimalkan fungsi sebagai : 1. Pusat rujukan pemeriksaan khusus : HIV, Polio, Campak, TBC, Yersinia Pestis, H5N1 dan H1N1 2. Pusat rujukan pemeriksaan laboratorium klinik dan kimia lingkungan 3. Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal Regional dan Nasional Pelatihan bagi tenaga laboratorium dan non teknis Melakukan pembinaan laboratorium pemerintah atau swasta se Jawa Timur dan Balai Laboratorium Kesehatan di 6 provinsi binaan Terciptanya pengelolaan keuangan yang sesuai dengan kaidah keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel Implementasi ISO : 2005, implementaasi 9001:2008 serta Implementasi ISO : 2007 dan KALK Peningkatan pemeriksaan dalam pengelolaan kasus kejadian luar biasa (wabah) 1 Kegiatan 1 Kegiatan 100% 30 % (34 orang) 36 labkes & 6 BLK 33 orang 97% 30 Labkes & 6 BLK 16 86% 1 Kegiatan 1 Kegiatan 100% 1 Kegiatan 1 Kegiatan 100% 20 % ( pemeriksaan) pemeriksaan 91%

3 Jumlah Anggaran Kegiatan : Rp Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan : Rp (84,31%) Analisis Pencapaian Kinerja Dilihat dari capaian masing-masing indikator, untuk tahun 2012 Balai Besar Laboratorium Keshatan Surabaya dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi. Pencapaian kinerja pada masing-masing indikator sasaran dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Sasaran : Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan Indikator Kinerja : Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan R.I. yang berada di Jawa Timur, memberikan pelayanan untuk pemeriksaan sampel biologis maupun sampel lingkungan. Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut adalah : a. Kegiatan pemeriksaan laboratorium Meliputi pemeriksaan laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat Sedangkan kegatan yang bersifat pendukung indikator tersebut adalah : a. Kegiatan marketing/pemasaran Kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pemasaran dan pengembangan pasar melalui : pembuatan leaflet, brosur, Customer Gathering dan penawaran ke beberapa prospektur. b. Perjanjian kerjasama (MoU) dengan instansi lain (misal : ASKES) c. Terlaksananya program pembinaan upaya kesehatan, dukungan sarana dan prasarana kantor, operasional BLU. Kondisi yang dicapai : Pada indikator ini ditargetkan jumlah pemeriksaan laboratorium tahun 2012 sebanyak pemeriksaan, atau meningkat sebesar 10% dibanding jumlah pemeriksaan laboratorium tahun

4 Secara keseluruhan, jumlah pemeriksaan laboratorium dan penunjang medik di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2012 adalah pemeriksaan, atau tercapai 87% dari target. Berikut ini capaian pemeriksaan laboratorium dan penunjang medik dibandingkan dengan target pada tahun 2012: Tabel 3.2 Capaian Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang Medik Dibandingkan dengan Target No. A. Laboratorium Pemeriksaan Target 2012 Jumlah % Capaian 2012 Capaian dari target 1. Hematologi % 2. Kimia Klinik % 3. Mikrobiologi % 4. Virologi Bakteriologi Sanitasi % 6. Imunologi % 7. Kimia Kesehatan % 8. Patologi Anatomi % Jumlah Pemeriks. Lab % B. Penunjang Medik 1. Radiologi Diagnostik % 2. ECG % 3. USG Treadmill Audiometri Jumlah Pemeriks. Penunj. Medik % TOTAL % Sumber : Data Pelayanan dan Penunjang Program, 2012 Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 87% dari anggarannya. Target pendapatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2012 sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 84,02%. Realisasi pendapatan tahun

5 seluruhnya berasal dari : Pendapatan PNBP Lainnya (akun 423) sebesar Rp , PNBP BLU (akun 424) sebesar Rp Jika dibandingkan dengan tahun 2011, pendapatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 14,86% (Rp pada tahun 2011 menjadi Rp tahun 2012). Permasalahan/kendala : 1) Adanya persaingan yang ketat karena di sekitar Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terdapat laboratorium / rumah sakit yang cukup banyak. 2) Laboratorium swasta lebih mudah memberiksan diskon/fee bagi key person (persaingan antar laboratorium), sedangkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan tidak diperbolehkan (pola tarif sesuai Permenkes) 3) Telah meningkatnya kemampuan laboratorium kesehatan daerah dalam pemeriksaan spesimen lingkungan (air, makanan minuman). Dengan demikian mereka dapat melakukan pemeriksaan secara mandiri. 4) Sistem online yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan untuk pengolahan dan analisa data, sehingga masih menggunakan data secara manual. Usulan Pemecahan Masalah : 1) Peningkatan marketing dan pelayanan agar dapat bersaing dengan laboratorium lain di sekitarnya. 2) Laboratorium swasta mempunyai nilai lebih yaitu keleluasaan untuk memberikan diskon/fee bagi key person, maka mempunyai nilai lebih yaitu dari segi mutu (terakreditasi ISO dan KALK) serta dari segi pelayanan (petugas front office telah mendapat pelatihan di John Robert Power). 3) Meningkatkan kemampuan sebagai laboratorium rujukan spesimen dan pendidikan bagi tenaga laboratorium. 4) a) Penggunaan Sistem Informasi Laboratorium Kesehatan (SILK) online tahun Untuk data yang tidak bisa tertampung dalam sistem online, tetap menggunakan laporan secara manual sesuai kebutuhan. 19

6 b) Memberikan usulan kepada Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI mengenai sistem pelaporan yang baku dan disesuaikan dengan kondisi pelaporan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan saat ini. 2. Sasaran : Meningkatnya jejaring pelayanan laboratorium dalam bentuk pengelolaan atau alih teknologi Indikator Kinerja : Meningkatkan sistem jejaring dalam rujukan sampel pengelolaan sampel rujukan dan alih teknologi dengan mengoptimalkan fungsi sebagai : a. Pusat rujukan pemeriksaan khusus : HIV, Polio, Campak, TBC, Yersinia Pestis, H5N1 dan H1N1 Kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan sub indikator tersebut yaitu : 1) Pemeriksaan HIV sejumlah Pemeriksaan Sampel berasal dari program surveilans dari Dinas Kesehatan Kab./Kota di Jawa Timur. 2) Pemeriksaan spesimen tinja untuk kasus AFP dalam mendukung Eradikasi Polio secara Regional maupun global sejumlah spesimen. 3) Pemeriksaan Campak sejumlah pemeriksaan dan Rubella sejumlah pemeriksaan. Sampel berasal dari sampel KLB dan program surveilans (Case Based Measles Surveilans/CBMS) dari Dinas Kesehatan Kab./Kota di Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur. 4) Pemeriksaan TBC - Pemeriksaan mikroskopis dengan teknik Pewarnaan Ziehl Neelsen : sebanyak spesimen. - Pemeriksaan kultur TBC sebanyak spesimen. - Permintaan pemeriksaan untuk Tes Kepekaan sejumlah 648 spesimen. - Selain itu di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah melaksanakan kegiatan Cross Check BTA yang berasal dari 10 RSU/RSUD dan 5 BP4/RS Paru sejumlah slide BTA. 20

7 5) Pemeriksaan Yersinia pestis sejumlah Pemeriksaan Sampel berasal dari Dinkes Kab. Pasuruan 6) Pemeriksaan H5N1 dan H1N1 sejumlah 91 spesimen Sedangkan kegatan yang bersifat pendukung sub indikator tersebut adalah : memenuhi kebutuhan alat kesehatan. Anggaran yang digunakan untuk pencapaian sub indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 55% dari anggarannya. Hal ini disebabkan karena beberapa kegiatan di belanja modal BLU tidak bisa terserap karena mengikuti tingkat pendapatan BLU yang belum memenuhi target. Permasalahan/Kendala : 1) a) Untuk menghadapi eradikasi Polio secara regional dan global, maka WHO - EPI akan segera mengurangi support untuk kegiatan Laboratorium Polio Nasional. b) Sebagai Laboratorium Campak Nasional, mendapatkan support dari WHO-EPI dalam pengadaan media dan reagensia, sedangkan sejak tahun 2011 WHO EPI telah mengurangi dana pengadaan reagen tersebut. Dampak saat ini yang sudah dirasakan adalah pengiriman reagen yang terlambat sehingga pemeriksaan Serologi menjadi terlambat, banyak spesimen pending sehingga tidak bisa mencapai tenggang waktu hasil yang sudah ditetapkan. c) Reagen PCR untuk pemeriksaan H5N1 dan H1N1 tidak di anggarkan di, sehingga sepenuhnya merupakan bantuan/hibah dari Badan Litbangkes Jakarta. Usulan Pemecahan Masalah : 1) Mulai menganggarkan media reagensia untuk Laboratorium Polio, Laboratorium Campak dan Laboratorium PCR H5N1 dan H1N1. 21

8 b. Pusat rujukan pemeriksaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai pusat rujukan pemeriksaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan sub indikator tersebut adalah : a) Rujukan pemeriksaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di wilayah Jawa Timur b) Rujukan pemeriksaan KLB Keracunan makanan minuman secara Bakteriologi Sanitasi maupun Kimia Kesehatan c) Rujukan pemeriksaan untuk KLB difteri dan pemeriksaan rutin difteri di Jawa Timur dan beberapa provinsi di luar Jawa Timur d) Rujukan untuk pemeriksaan KLB diare karena penyakit menular e) Rujukan untuk pemeriksaan KLB dan permintaan rutin, Hepatitis A,B,E. Leptospirosis, Filaria, Malaria, Chikungunya, Meningitis, Anthrax. f) Rujukan untuk pemeriksaan Surveilans rutin dan permintaan rutin diantaranya; HIV, Kusta, Toxoplasma, GO. Sedangkan kegatan yang bersifat pendukung sub indikator tersebut adalah : a) Pengadaan bahan laboratorium b) Pengadaan bahan makanan hewan percobaan Anggaran yang digunakan untuk pencapaian sub indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 98% dari anggarannya. Permasalahan/kendala : 1) Kurangnya sosialisasi regulasi pendukung penanganan/uji laboratorium keracunan makanan/minuman. 2) MoU penanganan/uji laboratorium KLB keracunan makanan/ minuman tidak jelas. 3) Kurangnya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dalam pemeriksaan KLB keracunan makanan/minuman. 4) Beberapa reagen memerlukan waktu yang lama (indent 3-4 bulan) dalam pengadaan. 22

9 5) Beberapa reagen (import) dengan batasan expired date yang pendek (± 6 bulan) padahal spesimen tidak selalu banyak. Usulan Pemecahan Masalah : 1) Meningkatkan sosialisasi terhadap regulasi pendukung penanganan/uji laboratorium keracunan makanan/minuman. 2) Penelusuran kejelasan MoU penanganan/uji laboratorium KLB keracunan makanan/minuman 3) Peningkatan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dalam pemeriksaan KLB keracunan makanan/minuman. 4) Perencanaan pengadaan reagen sesuai tren pemeriksaan tahun sebelumnya. 5) Perencanaan pengadaan reagen berdasarkan stok yang ada di Instalasi. c. Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal Regional dan Nasional Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut adalah kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal, dimana Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya selain bertindak sebagai peserta juga sebagai penyelenggara. Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal yang dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya adalah : 1) Sebagai Peserta PME Nasional a) Penyelenggara : Ditjen Bina Upaya Kesehatan PNPME Hematologi, dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan parameter : Hemoglobin, Lekosit, Eritrosit, Hematokrit dan Trombosit. Hasil : masih dalam proses evaluasi PNPME Kimia Klinik, dengan parameter : Total Protein, Albumin, SGOT, SGPT, Alkali Fosfatase, Gama GT, Urea, Kreatinin, Uric Acid, Glukosa, Natrium, Kalium, Klorida, Bilirubin, Kalsium, Kolesterol dan Trigliserida. Hasil : masih dalam proses evaluasi PNPME Urinalisis, dengan parameter : BJ, ph, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Lekosit, Keton, Protein, Nitrit, Blood dan Kehamilan. Hasil : masih dalam proses evaluasi 23

10 PNPME Mikroskopis Malaria, dilaksanakan 2 siklus. Hasil : masih dalam proses evaluasi PNPME Imunologi, dengan parameter : VDRL, HbsAg, Anti HCV dan Anti HIV. Hasil : Baik PNPME Toksikologi Logam Berat (PNPME-TLB) dengan contoh uji berupa Lysat Urine dengan parameter uji Raksa (Hg), Arsen (As), Timbal (Pb) dan Mangan (Mn), Kadmium (Cd). Hasil : masih dalam proses evaluasi b) Penyelenggara : EQAS PT Sysmex Indonesia Bidang Hematologi : Pelaksanaan 5 kali dalam 1 tahun dengan parameter : Red Blood Count, White Blood Count, Hemoglobin, Hematokrit dan Platelet. Hasil : Baik c) Penyelenggara : Persatuan Dokter Spesialis - Patologi Klinik (PDS-PATKLIN) - Bidang Hematologi : * parameter WBC, RBC, HGB, PLT Indeks Deviasi, hasil : Baik Sekali * Hasil Sel darah tepi : Kurang - Kimia Klinik : Pelaksanaan 2 kali 1 tahun dengan parameter : Total Protein, Albumin, SGOT, SGPT, Alkali Fosfatase, Gama GT, Urea, Kreatinin, Uric Acid, Glukosa, Kolesterol, Trigliserida, Bilirubin, Natrium, Kalium, Klorida dan Kalsium. Hasil : Siklus I : secara keseluruhan rata-rata dari kelompok metode, alat, reagen dan seluruh peserta, hasil : baik Siklus 2 : masih dalam proses evaluasi d) Penyelenggara : Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes R.I. Uji profisiensi PCR H5N1 dan H1N1 dengan hasil 100% benar. 24

11 2) Sebagai Penyelenggara PME Regional dan Nasional a) PME Tingkat Regional : PME-Regional Hemoglobin (bahan hemolysat) - pelaksanaan 2 siklus masing-masing 2 spesimen (spesimen A dan B ) dengan 166 peserta ( 4 BBLK/BLK Provinsi, 41 RSUD, 2 RS Jiwa, 6 RS Paru, Kusta dan BP4, 3 Puskesmas, 14 Labkesda dan UPTD Kab./Kota, 17 RS BUMN, 26 RS Swasta, dan 53 Lab. Swasta) - Dari 166 peserta, jumlah peserta yang mengirim hasil pada Siklus I sebanyak 155 peserta dan pada Siklus II sebanyak 154 peserta. Tabel 3.3 Data PME-Regional Hemoglobin No Uraian Jumlah peserta Jumlah peserta yang mengirim hasil Jumlah peserta yang tidak mengirim hasil 4. Kelompok analyser : - Jumlah peserta - Hasil 2 SD - Hasil 2 SD 5. Kelompok cyanmethhemoglobin : - Jumlah peserta - Hasil 2 SD - Hasil 2 SD Siklus I Siklus II A B A B (81%) 21 (19%) (84%) 7 (16%) (77%) 25 (23%) (87%) 6 (13%) (73%) 30 (27%) (83%) 7 (17%) (78%) 25 (22%) (83%) 7 (17%) Sumber : Instalasi Patologi, 2012 PME-Regional Kimia Klinik Pelaksanaan 2 siklus dengan 75 peserta (1 Labkes, 42 RSUD, 8 RS Swasta, 2 RS Paru, 2 RS TNI, 11 Labkesda, dan 9 Lab. Swasta). Parameter : Albumin, Total Protein, Kolesterol, Trigliserida, Uric Acid, SGOT, SGPT, Glukosa, Kreatinin dan Blood Urea Nitrogen. 25

12 Dari 75 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 74 peserta (98%) pada Siklus I dan Siklus II. Hasil : masih dalam proses evaluasi PME-Regional Urinalisis Pelaksanaan 2 siklus dengan 60 peserta (21 RSUD, 4 RS Swasta, 23 Puskesmas, 10 Labkesda dan 2 Lab. Swasta). Parameter : Berat Jenis, ph, Keton, Protein/Albumin, Glukosa, Bilirubin dan Tes Kehamilan. Dari 60 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 57 peserta (95%) pada Siklus I dan Siklus II. Hasil : masih dalam proses evaluasi PNPME-Mikrobiologi Klinik untuk pemeriksaan BTA Pelaksanaan 2 siklus dengan 103 peserta (43 RSUD, 43 Puskesmas, 3 BP4, 3 RSP, 11 Labkesda). Dari 103 peserta, 102 peserta (99,03%) mengerjakan dan mengirimkan hasil pemeriksaan. Hasil : - Siklus I : dari 102 peserta yang mengirimkan hasil pemeriksaannya, 101 peserta (99,01%) dinyatakan lulus. - Siklus II : dari 102 peserta yang mengirimkan hasil pemeriksaannya, 101 peserta (99,01%) dinyatakan lulus. PME Telur Cacing Pelaksanaan 2 siklus dengan 80 peserta (41 RSUD, 31 Puskesmas dan 8 Labkesda). Dari 80 peserta, 78 peserta (97,5%) mengerjakan dan mengirimkan hasil pemeriksaan. Hasil : - Siklus I : dari 78 peserta yang mengirimkan hasil pemeriksaannya, 57 peserta (73%) dinyatakan lulus. - Siklus II : dari 78 peserta yang mengirimkan hasil pemeriksaannya, 72 peserta (92%) dinyatakan lulus. 26

13 PME Mikroskopis Malaria Belum dapat terlaksana karena bahan PME belum datang. b) PME Tingkat Nasional PNPME Imunologi Parameter = VDRL, TPHA, HBsAg, Anti HCV dan Anti HIV. Peserta sebanyak 150 ( 26 BLK, 74 RS dan 50 PMI) Dari 150 peserta, yang mengirimkan hasil sebanyak 124 (83%). PME Anti-HIV Dilaksanakan 2 (dua) siklus, dengan jumlah peserta = 50 (20 RS, 26 Puskesmas, 2 BKPM dan 2 Klinik). dari 50 peserta, yang mengirimkan hasil sebanyak 46 (92%) PNPME Kimia Air, de.ngan parameter : Cr, Cd dan Fe. berperan sebagai pelaksana penyelenggaraan PNPME Kimia Air (pengadaan sampel kontrol dan distribusinya serta sebagai laboratorium rujukan). Jumlah peserta = 25 (3 BBLK dan 22 Labkes Provinsi). Hasil : - 20 laboratorium mengirim umpan balik / hasil uji - 5 laboratorium tidak mengirim umpan balik / hasil uji PNPME Kimia Air Terbatas, dengan parameter : Fe dan Mn berperan sebagai pelaksana penyelenggaraan PNPME Kimia Air (pengadaan sampel kontrol dan distribusinya serta sebagai laboratorium rujukan). Jumlah peserta sebanyak 126 dengan rincian : a) 11 Labkes/Labkesling/Lab. Mutu Air (8,73%) b) 92 Labkes Kota/Kab. di Pulau Jawa (73,02% c) 2 Labkes Kota/Kab. di Nusa Tenggara Timur (1,59%) d) 9 Labkes Kota/Kab. di Kalimantan (7,14%) e) 11 Labkes Kota/Kab. di Sulawesi (8,73%) f) 1 BTKL-PP di Sulawesi (0,79%) 27

14 Hasil : - 96 peserta (76,19%) mengirimkan umpan balik / hasil uji - 4 peserta (3,17%) mengirimkan biodata tapi tidak mengirimkan umpan balik / hasil uji - 3 peserta (2,38%) mengirimkan alasan untuk tidak mengikuti PNPME Kimia Air Terbatas - 23 peserta (18,25%) tanpa berita Untuk PME Tingkat Nasional, seluruh evaluasi PME dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Jakarta. Hasil evaluasi sampai saat ini masih dalam proses. 3) Sebagai Peserta Pemantapan Mutu Ekstenal (PME) Internasional a) Uji Profisiensi Anti HIV dari NRL Australia, dengan hasil : Baik b) Uji Profisiensi VDRL dan TPHA dari CDC Atlanta, dengan hasil : Score 100% c) Uji Profisiensi isolasi virus Polio dari WHO, dengan hasil : Score 100% d) Uji Profesiensi IgM Anti Campak dan IgM Anti Rubella dari WHO-R Australia, dengan hasil : Score 100% e) Uji Profisiensi First Line and Second Line Drugs Susceptibility Testing of Mycobacterium tuberculosis dari IMVS Australia, dengan hasil : masih dalam proses evaluasi f) External quality assurance scheme for diphtheria diagnostics, 2012 and achieved acceptable results for all six EQA specimens (score 100%). Sedangkan kegatan yang bersifat pendukung sub indikator tersebut adalah : 1) Pengadaan bahan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) 2) Pengepakan bahan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) 3) Pengiriman bahan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Anggaran yang digunakan untuk pencapaian sub indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 96% dari anggarannya. 28

15 Permasalahan/kendala : Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal yaitu : 1) Sebagai peserta PME (Nasional dan Internasional) : - Belum ada dana dan masih sulitnya prosedur dalam keikutsertaan dan penerimaan bahan pemantapan mutu eksternal internasional. 2) Sebagai penyelenggara PME Regional dan Nasional : - Banyak berdiri laboratorium baru, namun dana PME yang tersedia tidak bisa mencukupi penyelenggaraan PME untuk semua laboratorium di wilayah kerja. Usulan Pemecahan Masalah : 1) Sebagai peserta PME : - Memberikan porsi anggaran yang cukup untuk ikut serta dalam PME internasional dan mengupayakan kemudahan / regulasi dalam penerimaan bahan / spesimen PME Internasional 2) Sebagai penyelenggara PME Regional dan Nasional : - Peningkatan dana untuk pelaksanaan PME. Kondisi yang dicapai : Pada indikator ini ditargetkan 1 kegiatan untuk meningkatkan sistem jejaring dalam pengelolaan sampel rujukan dan alih teknologi dengan mengoptimalkan fungsi sebagai : a. Pusat rujukan pemeriksaan khusus : HIV, Polio, Campak, TBC, Yersinia Pestis, H5N1 dan H1N1 b. Pusat rujukan pemeriksaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat c. Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal Regional dan Nasional Dari target tersebut telah terealisasi sebesar 100%. 3. Sasaran : Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi Indikator Kinerja : Pelatihan bagi tenaga laboratorium dan non teknis Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan internal, karyawan telah mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan di bidang teknis maupun non teknis sesuai kebutuhan guna lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. 29

16 Pada indikator ini ditargetkan pelatihan bagi tenaga laboratorium dan non teknis tahun 2012 sebesar 30 persen dari jumlah karyawan atau sejumlah 34 orang. Pada tahun 2012, jumlah karyawan teknis dan non teknis yang mengikuti Pelatihan, Seminar, Lokakarya, Simposium dan Workshop teknis maupun non teknis sebanyak 33 orang atau tercapai sebesar 97% dari target. Adapun kegiatan yang mendukung indikator tersebut yaitu kegiatan peningkatan mutu SDM dan perjalanan dinas sebagai berikut : Sebanyak 23 tenaga teknis mengikuti Pelatihan, Seminar, Lokakarya, Simposium dan Workshop di dalam negeri Sebanyak 10 tenaga non teknis mengikuti Pelatihan, Bimbingan Teknik, Seminar, Lokakarya dan Workshop di Dalam Negeri Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 71% dari anggarannya. Sedangkan peran dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan eksternal antara lain sebagai tempat praktek kerja lapangan, magang, orientasi dan penelitian untuk mahasiswa kesehatan dan non kesehatan, instansi pemerintah/swasta maupun perorangan, dengan rincian : a. Praktek Kerja Lapangan/PKL : 427 orang b. Magang : 126 orang c. Orientasi : 20 orang d. Kunjungan : 484 orang e. Penelitian : 41 jenis penelitian Permasalahan/kendala : 1) Sarana prasarana untuk peserta Diklat (PKL dan Magang), baik dari segi tempat maupun alat masih menjadi satu dengan sarana prasarana untuk pemeriksaan rutin. Usulan Pemecahan Masalah : 1) Tersedianya sarana prasarana untuk peserta Diklat yang terpisah dengan sarana prasarana untuk pemeriksaan rutin. 30

17 4. Sasaran : Meningkatnya kerjasama antar lembaga Pendidikan kesehatan dalam rangka pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang laboratorium Indikator Kinerja : Melakukan pembinaan laboratorium pemerintah atau swasta se Jawa Timur dan Balai Laboratorium Kesehatan di 6 provinsi Binaan Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator tersebut yaitu : a. Bimbingan Teknis Dalam Provinsi b. Bimbingan Teknis Luar Provinsi c. Pengambilan sampel di lapangan Bimbingan teknis merupakan kegiatan pembinaan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terhadap laboratorium pemerintah atau swasta se Jawa Timur dan Balai Laboratorium Kesehatan di 6 provinsi binaan. Dengan adanya Bimtek, terjalin kerjasama lintas sektoral, peningkatan mutu sumber daya manusia dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi. Pada indikator ini ditargetkan bimbingan teknis terhadap 36 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium Kesehatan di luar Provinsi Jawa Timur yang menjadi binaan BBLK Surabaya. Dari target tersebut terealisasi 30 laboratorium RSU/RSUD dan Labkesda Kab./Kota di Provinsi Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium Kesehatan di Luar Provinsi Jawa Timur yang menjadi binaan BBLK Surabaya atau sebesar 86% dari target yang ditetapkan. Adapun kegiatan Bimbingan Teknis yang dilaksanakan oleh petugas Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terlaksana sebagai berikut : a. 6 UPTD BLK Provinsi yang menjadi wilayah binaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Lingkup Bimtek : Laboratorium (aspek teknis dan non teknis) Dana : APBN b. 23 Laboratorium RSU/RSUD dan 7 Laboratorium Kesehatan Daerah di Kab./Kota di Provinsi JawaTimur Lingkup Bimtek : Pemantapan Mutu Dana : APBN 31

18 Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 98% dari anggarannya. Permasalahan/kendala : 1) Beberapa wilayah kunjungan Bimbingan Teknis tidak merasakan kepentingan antara dan wilayah tersebut. Usulan Pemecahan Masalah : 1) mengirimkan tenaga untuk Bimbingan Teknis sesuai dengan permasalahan yang disampaikan oleh laboratorium binaan. 5. Sasaran : Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel Indikator Kinerja : Terciptanya pengelolaan keuangan yang sesuai dengan kaidah keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel Berdasarkan Sistem Akuntansi (SAK), Akuntabilitas Keuangan Balai Besar Laboratorium adalah sebagai berikut : Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan dan belanja. Berdasarkan laporan keuangan tahunan TA 2012, Realisasi Belanja tahun 2012 menjadi sebesar Rp atau 84,26% dari anggaran dalam DIPA TA 2012 Realisasi belanja menurut jenis belanja terdiri dari : Belanja Pegawai sebesar Rp , Belanja Barang sebesar Rp , dan Belanja Modal sebesar Rp Komposisi realisasi Belanja menurut jenis belanja dapat disajikan seperti Grafik berikut ini : 32

19 Gambar 3.1 Komposisi Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja Belanja Modal 9,37% Belanja Pegawai 38,37% Belanja Barang 52,25% Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 48% dari anggarannya. Sedangkan berdasarkan indikator sasaran telah tercapai 100%. Hal ini dikarenakan KAP mengajukan penawaran di bawah pagu anggaran. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai indikator ini adalah sebagai berikut : 1) Melakukan audit laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai satker yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU setiap tahun diwajibkan laporan keuangan satker untuk diaudit oleh auditor independen. Sedangkan laporan keuangan telah diaudit oleh auditor eksternal Drs. Henry dan Sugeng. 33

20 6. Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan pemeriksaan Laboratorium Indikator Kinerja : Implementasi ISO : 2005, implementasi ISO 9001 : 2008 serta Implementasi ISO : 2007 dan KALK Pada indikator ini ditargetkan 1 (satu) kegiatan implementasi ISO 17025:2005, implementasi ISO 9001:2008 serta implementasi ISO 15189:2007 dan KALK telah terealisasi sebesar 100%. Kegiatan yang mendukung indikator ini antara lain : a. Akreditasi ISO : 2005 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Laboratorium Penguji telah terakreditasi ISO / IEC : 2005 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 25 September 2008 dengan Nomor Akreditasi LP-399-IDN (untuk Laboratorium Kimia Kesehatan, Mikrobiologi, Virologi, Kimia Klinik, Hematologi dan Imunologi) dan telah berhasil mempertahankan status akreditasi ISO 17025:2005 pada surveilans tahun sedangkan tahun 2012 sedang dalam proses evaluasi tindakan koreksi. b. Akreditasi ISO 9001 : 2008 Tahun 2010 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi ISO 9001:2008 oleh TUV Rheinland dengan nomor akreditasi Cert No tanggal 17 Desember 2010 dan dapat mempertahankan status akreditasi pada surveilans tahun 2011 dan berkomitmen untuk senantiasa melakukan perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dalam upaya memenuhi harapan pelanggan dan persyaratan perundangundangan yang berlaku. Prinsip Sistem Manajemen Mutu : 1) Fokus kepada pelanggan (customer focus) 2) Kepemimpinan (leadership) 3) Keterlibatan personal (involvement of people) 4) Pendekatan proses (process orientation) 5) Pendekatan sistem terhadap manajemen (system approach to management) 6) Peningkatan terus-menerus (continuous improvement) 34

21 7) Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan (factual approach to decision making) 8) Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually beneficial supplier relationship) c. Akreditasi ISO 15189:2007 Selain itu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya juga sedang dalam proses menuju akreditasi ISO 15189:2007. Asesmen awal ISO 15189:2007 telah dilaksanakan tanggal Mei 2012 dan sampai sekarang pada tahap evaluasi tindakan koreksi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). d. Akreditasi Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) Tahun 2011 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi oleh KALK dengan nomor akreditasi 01/S/KALK- P/IX/2011 tanggal 5 September Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap tahun dengan melaksanakan self assessment oleh tim KALK. Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 62% dari anggarannya. Permasalahan/kendala : - 7. Sasaran : Terwujudnya team work dalam pengelolaan kasus kejadian luar biasa (wabah) Indikator Kinerja : Peningkatan pemeriksaan dalam pengelolaan kasus kejadian luar biasa (wabah) Pada indikator ini ditargetkan jumlah pemeriksaan dalam pengelolaan kasus Kejadian Luar Biasa (wabah) tahun 2012 sejumlah spesimen atau mengalami peningkatan sebesar 20% dibandingkan tahun Peningkatan ini menunjukkan semakin besarnya peranan dalam mendukung program Dinas Kesehatan Kab./Kota yaitu Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD KLB) dan selama terjadinya KLB. Dinas Kesehatan semakin menyadari bahwa setiap ada kasus yang mengarah terjadinya KLB (SKD KLB) dan selama terjadi 35

22 KLB diperlukan pemeriksaan laboratorium sebagai konfirmasi terhadap penyebab adanya kasus ataupun KLB tersebut. Kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut sebagai berikut : a. Pemeriksaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak kasus dan kontak. Sedangkan tahun 2011 sebanyak kasus dan kontak. b. Pemeriksaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Rubella Jumlah spesimen KLB Campak/Measles yang diperiksa sebanyak 308 spesimen, dan pemeriksaan KLB Rubella sebanyak 170 spesimen. Sedangkan Tahun 2011 diperiksa 604 spesimen KLB Campak/Measles dan 206 spesimen KLB Rubella. c. Pemeriksaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Jumlah spesimen KLB Diare yang diperiksa tahun 2012 sebanyak 50 sampel. Sedangkan tahun 2011 diperiksa sebanyak 16 sampel KLB Diare. d. Pemeriksaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Makanan dan Minuman, secara Bakteriologi Sanitasi dan Kimia Kesehatan - jumlah spesimen KLB Keracunan Makanan/Minuman yang diperiksa secara Bakteriologi Sanitasi sebanyak 154 sampel. Sedangkan tahun 2011 sebanyak 124 sampel. - jumlah spesimen KLB Keracunan Makanan/Minuman yang diperiksa secara Kimia Kesehatan sebanyak 158 sampel. Sedangkan tahun 2011 sebanyak 137 sampel. Secara keseluruhan, jumlah pemeriksaan KLB di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2012 sejumlah sampel, atau tercapai 91% dari target. Kegiatan yang bersifat pendukung indikator tersebut yaitu pengadaan bahan untuk pemeriksaan KLB. Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator ini sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau 98% dari anggarannya. 36

23 Permasalahan/Kendala : 1) Beberapa Kabupaten / Kota belum mempunyai tenaga yang berpengalaman dalam pengambilan spsimen KLB seperti Difteri, Campak, Diare dan keracunan makanan. 2) Spesimen untuk KLB keracunan makanan dan minuman seringkali tidak memenuhi syarat untuk pemeriksaan KLB (volume kurang, bukan sisa makanan/minuman yang menyebabkan KLB dll.) 3) Beberapa Dinas Kesehatan Kab./Kota tidak menyertakan kronologis dan laporan penyelidikan epidemiologi sementara, sehingga laboratorium kesulitan dalam pemilihan pemeriksaan laboratorium apa yang diperlukan untuk konfirmasi KLB tersebut padahal spesimen yg dikirim volumenya tidak mencukupi. 4) Kurangnya koordinasi dan komitmen dalam penanganan KLB keracunan makanan dan minuman antar instansi lintas sektoral. Usulan Pemecahan Masalah : 1) Melakukan pertemuan, pelatihan atau on the job training dalam pengambilan, pengelolaan dan pengiriman spesimen KLB di lapangan. 2) Membuat dan melaksanakan SOP pengambilan spesimen KLB yang harus dipatuhi petugas KLB lintas sektor yang terkait. 3) Melakukan advokasi dan tiap institusi berperan aktif sesuai perannya masing-masing dalam regulasi penanganan KLB. 37

24 3.2 Sumber Daya Sumber Daya Manusia Jumlah dan status Pegawai pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya per 31 Desember 2012 sejumlah 101 orang tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 13 orang tenaga kontrak. Berikut ini jumlah pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya menurut Jabatan, Golongan dan Tingkat Pendidikan : Tabel 3.4 Sumber Daya Manusia Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya NO URAIAN JAN 2012 TAMBAH KURANG DES A MENURUT JABATAN 1 STRUKTURAL Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV FUNGSIONAL STAFF JUMLAH B MENURUT GOLONGAN Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I JUMLAH C MENURUT PENDIDIKAN S3 S S1 D.IV D.III Akademi SMA SMP SD JUMLAH Sumber Data : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum,

25 3.2.2 Sumber Daya Anggaran Dalam mencapai kinerjanya, Balai Besar Laboratorium Keehatan Surabaya didukung oleh sumber daya anggaran sebesar Rp yang berasal dari Dana Rupiah Murni sebesar Rp dan Dana BLU sebesar Rp Tabel 3.5 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Kode Jenis Bel. Belanja Uraian Jenis Belanja Anggaran (Rupiah) Realisasi Belanja (Rupiah) Persentase =(4/3)x100% 51 Belanja Pegawai Rp Rp ,48% 52 Belanja Barang Rp Rp ,33% 53 Belanja Modal Rp Rp ,20% Jumlah Rp Rp ,31% Sumber : Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, Sumber Daya Sarana dan Prasarana Laporan pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana a. BMN INTRAKOMTABEL Posisi Awal ( 1 Januari 2012 ) : Rp Penambahan : Rp Pengurangan : Rp. 0 Posisi Akhir ( 31 Desember 2012 ) : Rp b. BMN EKSTRAKOMTABEL Posisi Awal ( 1 Januari 2012 ) : Rp Penambahan : Rp. 0 Pengurangan : Rp. 0 Posisi Akhir ( 31 Desember 2012 ) : Rp

26 c. BMN GABUNGAN INTRA dan EKSTRA Posisi Awal ( 1 Januari 2012 ) : Rp Penambahan : Rp Pengurangan : Rp 0 Posisi Akhir ( 31 Desember 2012 ) : Rp d. BMN ASET TAK BERWUJUD Posisi Awal ( 1 Januari 2012 ) : Rp Penambahan : Rp. 0 Aset Definitif : RP. 0 Posisi Akhir ( 31 Desember 2012 ) : Rp e. KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN Posisi Awal ( 1 Januari 2012 ) : Rp. 0 Penambahan : Rp. 0 Pengurangan : Rp. 0 Posisi Akhir ( 31 Desember 2012 ) : Rp. 0 Pada tahun 2012 terdapat penambahan alat laboratorium / medik yang berasal dari pengadaan / pembelian dengan sumber dana APBN sebagai berikut : Tabel 3.6 Penambahan Alat Laboratorium / Medik No. Nama Merk/Tipe 1. Laboratory Emergency Shower / Eyewash Jumlah Barang Satuan Lokal 2 unit 2. Sketsel Radiologi Lokal 1 unit 3. Defibrilator Schiller DG unit 4. Laminar Air Flow (Biosafety Cabinet Class II) Faster 1 5. USG GE 1 unit 6. Examination Table MAK 1 unit 7. Examination Stool MAK 1 unit Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum, 2012 unit 40

27 Sedangkan penambahan peralatan kantor / non medik tahun 2012 dengan sumber dana APBN sebagai berikut : Tabel 3.7 Penambahan Peralatan Kantor / Non Medik No. Nama Merk/Tipe Jumlah Barang Satuan 1. Laptop Dell 1 unit 2. Laptop Asus A43SM 1 unit 3. Laptop Toshiba L UB 1 unit 4. PC Unit HP Pavillion P2-1180L 1 unit 5. Printer HP Laserjet unit 6. Printer Epson TX 121X 1 unit 7. Printer Canon IP 2770 modif 2 unit 8. Printer Epson L-100 modif 1 unit 9. Printer HP Laserjet CP 1525n 1 unit 10. Printer Canon IP unit 11. Printer Canon IP unit 12. Scanner Brother MFC J625DW 1 unit 13. AC Split 0,5 PK Panasonoc CSKC5NKJ 2 unit 14. AC Split 1 PK Panasonic CSS10MKP 1 unit 15. AC Split 1,5 PK Panasonic CSC12NKP 1 unit 16. AC Toshiba 1 unit 17. Meja Tulis 1 Biro Horsemetal MTP 03 2 unit 18. Meja Tulis 1/2 Biro Horsemetal MTP 02 1 unit 19. Kursi Tunggu + Meja Indachi PS-64AT 3 unit 20. Kursi Tunggu Gandeng 4 Indachi PS-64AT 3 unit 21. Sandaran+dudukan busa oscar Indachi DSC22 10 unit 22. Beroda 5+hydrolic Indachi ORIS II CR 5 unit 23. Kaki model U croem Indachi Cassa IIBV/CR 5 unit 24. Beroda 5+hydrolic+tangan Indachi D-2013CR 1 unit 25. Kaki U croem+tangan Indachi D2013UCR 2 unit 26. Rak Besi uk. 98x58x220 cm Lokal 1 unit Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum,

BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN

BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2.1 HAMBATAN TAHUN LALU Pada tahun 2012 ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan di. Hambatan-hambatan yang dihadapi di antaranya : 1. Adanya perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 6 BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 2.1 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan 2.1.1 Kinerja Pelayanan Laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388 e-mail : bblksub@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388 e-mail : bblksub@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA LAKIP Tahun 203 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja 3.1.1 Pengukuran Kinerja Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud nyata instansi pemerintah untuk mempertanggung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang Lingkup Laporan... 2

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Kesehatan Surabaya yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM a. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja 3.1.1 Pengukuran Kinerja Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud nyata instansi pemerintah untuk mempertanggung

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012 Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2012 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2012 Satuan (1) (2) (3) (4) 1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berdiri sejak tanggal 25 Januari 1950. Pada awalnya, laboratorum ini merupakan Laboratorium Assaineering DIY yang berada di bawah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M.

Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M. Post Congress Symposium KONAS XIV HKKI Alur dalam Pemantapan Mutu Eksternal Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M. PW ILKI JATIM Hotel Bumi Surabaya, 24 April 2016 Edi Yani Yusuf, S.KM.,M.M Jombang, 30 September

Lebih terperinci

BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis

BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis BAB IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis A. Matriks No Matriks menjelasakan indikator kinerja utama yang dituju untuk setiap sasaran strategis. Sasaran Strategis Perspektif 1. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan kemajuan pelayanan Rumah Sakit berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dimulai dengan penambahan sarana dan prasarana, peralatan

Lebih terperinci

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko...

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko... DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik Dan Gambar... vi BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Rencana Strategis Bisnis (RSB)... 3 1.3 Dasar

Lebih terperinci

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL HARTONO KAHAR Kongres Nasional HKKI XIV Himpunan Kimia Klinik Indonesia 21-24 April 2016 Hotel Bumi-Surabaya PEMANTAPAN/ PENGENDALIAN MUTU EKSTERNAL (EQA) EQA

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja kegiatan-kegiatan yang mendukung program tidak selalu dapat tergambarkan dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator sasaran program, karena masih dipengaruhi

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan; 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

LKM juga terbukti cukup memprihatinkan, terutama keberadaan incinerator secara

LKM juga terbukti cukup memprihatinkan, terutama keberadaan incinerator secara Ringkasan Eksekutif Riset Fasilitas Kesehatan 2011 (Rifaskes 2011) mencakup Rumah Sakit, Puskesmas dan Laboratorium Klinik Mandiri (LKM). Rifaskes LKM 2011 bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang mutu

Lebih terperinci

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA WIHARDI TRIMAN, dr.,mqih MT-TB Jakarta HP : 0812 660 9475 Email : wihardi_t@yahoo.com LATAR BELAKANG Thn.1995, P2TB mengadopsi Strategi

Lebih terperinci

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG : LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH PROVINSI : JAWA TENGAH : : NOMOR : : TANGGAL : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG NO. JENIS PELAYANAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah berhasil menyusun Rencana Strategis tahun 2014. Rencana Strategis ini akan dijadikan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 21 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 26 BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai Visi Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1018, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Balai Besar Lanoratorium Kesehatan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6 LAMPIRAN SERTIFIKA T AKREDITASI LABO RA TORIUM MEDIK NO. LM-017-IDN S.Si., M. Si; Agus Ramdan Tukino, Amd. AK; Hanna Hartati; Karliah, S.ST; dr. Cut Nur Cinthia Kimia Klinik Serum Glukosa IK.MU - 18.011/Automatic

Lebih terperinci

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN LAKIP 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BBTKLPP SURABAYA LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana strategis pembangunan kesehatan jangka menengah

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

Nomor 9 Tahun 2015; 5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang

Nomor 9 Tahun 2015; 5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PADA

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN

BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2.1 HAMBATAN TAHUN LALU Pada Tahun 2011 ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan di. Hambatan-hambatan yang dihadapi diantaranya : 1. Berkembangnya produk

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di bangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS

BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS 40 BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS 4.1 Matriks IKU Dalam matriks IKU dapat dijelaskan indikator kinerja utama (IKU) yang dituju setiap sasaran strategis. IKU tersebut menunjukkan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

i U s u l a n R e v i s i R e m u n e r a s i B B L K J a k a r t a T A

i U s u l a n R e v i s i R e m u n e r a s i B B L K J a k a r t a T A i U s u l a n R e v i s i R e m u n e r a s i B B L K J a k a r t a T A 2 0 1 7 KEMENTERIAN KESEHATAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN JAKARTA Jln. Percetakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-nya lah sehingga Tahun Anggaran 2015 dapat kami lalui dengan melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN MITIGASI RESIKO Pada bab ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu

BAB V ANALISIS DAN MITIGASI RESIKO Pada bab ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu BAB V ANALISIS DAN MITIGASI RESIKO Pada bab ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu sasaran strategis untuk merealisasikan visi BBLK Makassar pada kurun waktu periode lima tahun dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAKIP TA

BAB I PENDAHULUAN LAKIP TA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di bangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya. No.503, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 796 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS A. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu penyelenggara pembangunan kesehatan telah menetapkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl. Sungai Kundur Kelurahan Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

Lebih terperinci

Makassar, 06 Februari Dr. H. Abidin, MPH NIP

Makassar, 06 Februari Dr. H. Abidin, MPH NIP 1 Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan HidayahNya semata laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG RUMAH SAKIT KUSTA Dr. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl.

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan 12430 Telp. (021) 7501524, 76660552 (Hunting), Fax. 7690123 Email : rsupf@fatmawatihospital.com ; Website: www.fatmawatihospital.com RINGKASAN EKSEKUTIF Dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR Drs. I S M U N I, MM Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar 2017 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN

Lebih terperinci

MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI

MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 2 C. Pokok

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED.02-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 033/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PENGESAHAN PEDOMAN BUDAYA MUTU UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan 4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan Perjanjian Kinerja (PK) 2016 Dinas Provinsi Lampung Page 35 Perjanjian Kinerja (PK) 2016 Dinas Provinsi Lampung Page 36 Perjanjian Kinerja (PK) 2016

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/ LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan Meningkatnya koordinasi

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN INVESTIGASI DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN DI DAERAH

MANAJEMEN INVESTIGASI DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN DI DAERAH MANAJEMEN INVESTIGASI DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN DI DAERAH BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Oleh: Roy Sparringa

Lebih terperinci

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP SISTEMATIKA PENYAJIAN RENCANA AKSI PROGRAM (RAP) RANCANGAN INDIKATOR RAK BTKLPP SISTEMATIKA RAK PERJANJIAN KINERJA MONITORING CAPAIAN RAK RENCANA TINDAK

Lebih terperinci

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 Dalam APBN TA 2017, anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp58,27 triliun atau menurun sebesar 8,07 persen dibandingkan dengan alokasi anggaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori No.1478, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Balai Besar Laboratorium. Kesehatan. Tarif Layanan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.05/2014. TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN LABORATORIUM

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR 137 /PMK.OS/2017

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR 137 /PMK.OS/2017 MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR 137 /PMK.OS/2017 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA PADA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Puskesmas

Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Puskesmas Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Puskesmas Pelatihan Data Prioritas dan SP2TP/SIKDA Prov Jawa Timur Pusat Data dan Informasi 2016 Pokok Bahasan Gambaran Masalah SIK Kebijakan Satu

Lebih terperinci

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Hukum Pengertian Akreditasi Maksud dan Tujuan Akreditasi Proses Akreditasi Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN A. Capaian IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 Pelaksanaan Belanja Negara Yang Efektif

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh : Erna Haryati A.A Istri Agung Trisnawati

Lebih terperinci