PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION
|
|
- Deddy Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION MATERI ENERGI UNTUK MENDIAGNOSIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Firda Fauziah 1, Muhardjito, dan Asim Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) Universitas Negeri Malang 1 firdafauziah_92@yahoo.com ABSTRAK Penanaman kebiasaan berpikir kritis memberikan dampak positif bagi siswa untuk mampu mempersiapkan diri pada berbagai disiplin ilmu serta dapat memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi diri. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevalusi dan menyimpulkan terhadap informasi yang telah dibaca disertai dengan alasan yang logis dan reflektif. Reflektif berarti mampu menciptakan alternatif jawaban dengan mempertimbangkan secara hati-hati sebelum mengambil keputusan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengembangkan berpikir kritis, diperlukan suatu instrumen yang dapat mendiagnosis kemampuan berpikir kritis. Supaya siswa mampu berpikir kritis maka siswa harus membaca kritis. Membaca kritis menuntut pembaca untuk memahami seluruh isi yang tertera bahkan kemampuan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan informasi isi bacaan. Oleh karena itu dikembangakan instrumen penilaian berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan bepikir kritis siswa SMP. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis dimulai dari kemampuan membaca secara kritis (Hassoubah, 2009). Penelitian menunjukkan bahwa melalui instrumen penilaian berbasis reading comprehension dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Karena dalam proses membaca terjadi proses menganalisis, mengevaluasi, dan mengidentifikasi teks bacaan. Siswa yang kritis akan menjawab soal sesuai dengan indikator berpikir kritis. Kata Kunci: berpikir kritis, reading comprehension. Penanaman kebaiasaan berpikir kritis memberikan dampak positif bagi siswa. Karena menurut Kartimi (2012:23) berpikir kritis mampu mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi dirinya Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam berpiki kritis, diperlukan suatu alat ukur yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis. Pengukuran dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk mengukur atribut atau karakteristik siswa tertentu. Berpikir kritis termasuk karakteristik psikologi seseorang yang dapat diketahui kualifikasinya (rendah, sedang, atau tinggi) dan itu dapat diketahui apabila diadakan pengukuran yang sesuai dengan insdikator berpikir kritis. Pengembangan instrumen penilaian berbasis reading comprehension digunakan untuk mendiagnosis kemampuan berpikir siswa SMP. Indikator berpikir kritis menurut Ennis (Kartimi, 2012:23) terdapat lima tahap berpikir masing-masing indikatornya sebagai berikut: (1) Memberikan penjelasan, meliputi: menfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, dan bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan, (2) Membangun keterampilan dasar, meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak, dan mengamati dan
2 mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi, (3) Menyimpulkan, mendeduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan, (4) Memberikan penjelasan lanjut, meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi, dan mengidentifikasi asumsi, (5) Mengatur strategi dan taktik, meliputi: a) menentukan tidakan, b) berinteraksi dengan orang lain. Sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget bahwa tahap pemikiran operasional formal dimulai pada usia 11 dan 12 tahun. Tahap pemikiran operasional formal siswa sudah mulai mampu berpikir abstrak dan menciptakan alternatif jawaban. Menurut Syahbana (2012:51)berpikir kritis sudah dapat diterapkan pada anak usia SMP, karena anak usia SMP (12-15) sudah masuk dalam kategori tahap operasi formal. Oleh karena itu penelitian yang dikembangakan yaitu Pengembangan Penilaian Instrumen Berbasis Reading Comprehension Materi Energi untuk Mendiagnosis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori (Santrock,2008:357). Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar, dan berpikir secara kritis. Karena dalam proses berpikir melibatkan aktifitas kognitif dalam merenungkan, menganalisis, dan mempertimbangkan serta menarik kesimpulan dalam berbagai hal. Menurut Daniel (2010: 4) berpikir kritis mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi, masalah, atau argumen suatu permasalahan. Menurut Fisher (2009:10) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Berdasarkan pendapat para ahli maka dalam peneletian ini berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevalusi dan menyimpulkan terhadap informasi yang telah dibaca disertai dengan alasan yang logis dan reflektif. Reflektif berarti mampu n menciptakan alternatif jawaban dengan mempertimbangkan secara hati-hati sebelum mengambil keputusan. Proses membaca itu sebenarnya sama halnya dengan proses ketika orang sedang berpikir dan bernalar. Proses membaca melibatkan aspek-aspek berpikir, seperti mengingat, memahami, membadakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan akhirnya menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan. Tujuan membaca sangat berpengaruh dalam proses membaca dan pemahaman. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman. Menurut Taslim(2011) membaca pemahaman yaitu kegiatan membaca yang dilaksanakan oleh pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan. Dalam membaca pemahaman seseorang harus mampu mengungkap betul-betul memahami makna dan tujuan bacaan. Menurut Taslim (2011:64) membaca pemahaman ialah kemampuan seseorang pembaca untuk memahami seluruh informasi yang tertera dalam bacaan baik tersirat maupun tersurat, bahkan kemampuan seseorang pembaca untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan mengaplikasikan informasi atau isi dari bacaan. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis dimulai dari kemampuan memca secara kritis (Hassoubah, 2009).
3 METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan Reseach and Development (R & D) (Sukmadinata,2008:189). Secara garis besar langkah penelitian terdiri atas tiga langkah, yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk, dan implementasi produk. Kegiatan pada pengembangan ini adalah (1) studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka, studi lapangan, dan perencanaan. (2) pengembangan, meliputi pengembangan draf produk, asi instrumen, instrumen, uji coba terbatas, analisis hasil uji coba terbatas, dan produk hasil pengembangan. Studi pendahuluan meliputi studi pustaka dengan menkaji indikator berpikir kritis dan menyesuaikan materi dengan indikator. Sedangkan untuk study lapangan yaitu melalui wawancara guru fisika SMP untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Berdasarkah hasil studi pendahuluan dilakukan pengembangan instrumen berbasis reading comprehension. Tahap selanjutnya instrumen yang telah selesai dikembangkan dilakukan asi oleh ahli dan praktisi sebelum dilakukan uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kepada evaluator berupa angket. Angket yang digunakan disusun dengan skala Lingkert berupa angka-angka acuan 4, 3, 2, 1. Angka-angka tersebut kemudian dikualitatifkan sehingga data disimpulkan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Data kualitatif berupa kritis, saran, dan tanggapan dari ator. Tabel 1 Skala Penilaian untuk Evaluasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension Baik Layak Jelas Mudah Tepat Sesuai Dapat Skala Penilaian Cukup Baik Cukup Layak Cukup Jelas Cukup Mudah Cukup Tepat Cukup Sesuai Cukup Dapat (diadaptasi dari Arikunto, 2002: 216) Kurang Baik Kurang Layak Kurang Jelas Kurang Mudah Kurang Tepat Kurang Sesuai Kurang Dapat Baik Layak Jelas Sukar Tepat Sesuai Dapat Data angket dengan menggunakan skal lingket yang berkriteria tingkat empat kemudian dianalisis melalui persentase rata-rata skor item pada setiap jawaban dari setiap pertanyaan dalam angket, Analisis persentase dirumuskan dengan P = X X 1 x 100% (Arikunto, 2012:272) Keterangan: P = Persentase kelayakan instrumen X= jumlah total sekor jawaban evaluator X 1 = jumlah total sekor jawaban tertinggi
4 Penilaian nilai hasil evaluasi instrumen selanjutnya dibandingkan dengan kriteria pada Tabel berikut. Tabel 2 Kriteria Evaluasi Prosentase (%) Kriteria Evaluasi , dapat digunakan tanpa Cukup, dapat digunakan namun perlu di kecil Kurang, disarankan tidak dipergunakan karena perlu besar. 0-50, tidak boleh dipergunakan. (diadaptasi dari Akbar, 2013:41) Persentase sekor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa adalah: P% = f 100% (Arikunto, 2012:272) N Keterangan: P: persentase kemampuan berpikir kritis siswa f: sekor rata-rata yang diperoleh N:sekor maksimal Kriteria pengukuran tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat di Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Angka Keterangan 81% - 100%% Baik sekali 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pengembangan Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Instrumen berbasis reading comprehension terdiri dari:1) kisi-kisi instrumen berbasis reading comprehension, 2) teks beserta butirbutir soal uraian, 3) dan rubrik penilaian. Penyajian dan Analisis Data Hasil Validasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension Oleh Validator Ahli dan Praktisi Validasi instrumen berbasis reading comprehension melibatkan dosen Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang sebagai ator ahli dan guru SMP Negeri 1 Purwoharjo sebagai ator praktisi. Data yang diperoleh dari asi pengembangan instrumen berbasis reading comprehension sebagai berikut.
5 Tabel 4 Hasil Validasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension NO I II III URAIAN Aspek Petunjuk: Petunjuk instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa dinyatakan dengan jelas Aspek Cakupan Soal Berbasis Reading Comprehension: a. Rumusan soal logis (realistis) b. Kesesuaian isi instrumen penilaian dengan indikator berpikir kritis c. Kesesuaian instrumen penilaian dengan KD d. Butir soal sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir kritis Aspek Bahasa: a. Rumusan kalimat soal komunikatif. VALIDATOR Persentase(%) , , Kriteria Validasi Cukup Keterangan Revisi sedikit
6 b. Butir soal menggunak an bahasa Indonesia yang baik dan benar c. Rumusan soal tidak menggunak an kata atau kalimat yang menimbulk an penafsiran berbeda. d. Bahasa soal tidak menggunak an bahasa yang berlaku setempat. Total ,36 Keterangan: V1: Validator ahli V2: Validator praktisi Cukup Revisi sedikit Berdasarkan Tabel, terlihat bahwa hasil persentase masing-masing kriteria terhadap instrumen berbasis reading comprehension sudah dan ada sedikit. Sedangkan secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata persentase dari asi ahli dan ari praktisi sebesar 92,36% dengan kriteria sangat. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrumen berbasis reading comprehension yang telah dikembangkan adalah. Namun untuk menyempurnakan perlu ada sedikit pada rumusan soal dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan saran dan komentar ator demi menyempurnakan produk berupa instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis maka penulis melakukan penyempurnaan sesuai saran dan komentar ator. Hasil asi yang telah di dinyatakan sesuai hasil skor yang telah diperoleh. Selanjutnya dilakukan uji coba instrumen berbasis reading comprehension kepada siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Purwoharjo. Penyajian dan Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Berbasis Reading Comprehension oleh Siswa Data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen berbasis reading comprehension berupa data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan berpikir kritis
7 siswa. Hasil tes siswa dalam uji coba instrumen berbasis reading comprehension oleh siswa kelas 8A, 8C, dan 8H SMP Negeri 1 Purwoharjo, bahwa secara keseluruhan siswa mengerjakan selama 70 sampai 80 menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan dalam mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis. Pemberian skor pada hasil tes dilakukan dengan cara memeriksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk semua siswa, kemudian diberi skor, dan setelah selesasi baru memeriksa nomor dua dan nomor nomor selanjutnya dengan cara yang sama. Cara ini memang membutuhkan waktu yang lama, namun lebih objektif karena jawaban setiap nomor untuk setiap siswa dapat diketahui dan dibandingkan. Cara pemberian skor ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat berpikir siswa. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Berbasis Reading Comprehension Instrumen berbasis reading comprehension yang telah diasi, kemudian di dan diketahui hasil asi ahli dinyatakan dapat digunakan. Langkah selanjutnya yaitu uji coba produk. Uji coba produk dilakukan di SMP Negeri 1 Purwoharjo yang diberikan kepada siswa kelas 8 yaitu kelas 8A, 8C, dan 8H. Instrumen berbasis reading comprehension digunakan untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis maka siswa harus dapat mengerjakan soal sebagai alat ukur untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pelaksanaan uji coba produk rata-rata siswa mampu menyelesaikan dan mengerjakan soal selama 70 sampai 80 menit, artinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen soal berbasis reading comprehension bahwa waktu untuk mengerjakan soal selama 80 menit. Setelah siswa mengerjakan soal selanjutnya hasil tes dikoreksi untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa. Dalam pemberian skor disesuaikan dengan skor yang telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen berbasis reading comprehension dan rambu-rambu jawaban. Hasil uji coba tes kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan instrumen berbasis reading comprehension yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwoharjo memperolah hasil yang bervariasi. Hasil skor kemampuan berpikir kritis yang disertai dengan kriteria kemampuan bepikir kritis siswadisesuaikan dengan criteria yang telah ditentukan. Dari ketiga kelas uji coba produk skor tertinggi siswa dari tes kemampuan berpikir kritis menggunakan instrumen berbasis reading comprehension adalah 52 dengan nilai 92,86%. Skor terendah dari hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 9 dengan nilai 16,07%. Skor dan nilai yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat dari kemampuan berpikir kritis kritis siswa. semakin tinggi skor dan nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa tinggi. Hasil uji coba tes kemapuan berpikir kritis dengan menggunakan instrumen berbasis reading comprehension, diketahui jumalah siswa dengan kriteria kemampuan berpikir kritis baik sekali sebanya 16 siswa, baik sebanyak 36 siswa, cukup sebanyak 30 siswa, dan kurang sebanyak 9siswa. Tes kemampuan berpikir kritis sebagai evaluasi yang bermakana, sehingga dari tes tersebut dapat digunakan sebagai bentuk latihan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Pemberian tes didasarkan pada manfaat dari
8 kemampuan berpikir kritis siswa menurut Kartimi (Kartimi, 2012:23) bahwa berpikir kritis mampu mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi dirinya. Saran Penamnfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut. Beberapa saran yang berkaitan degan pengembangan instrumen berbasis reading comprehension adalah sebagai berikut. 1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk a. Apabila guru ingin menggunakan instrumen berbasis reading comprehension, sebaiknya guru menyesuaikan dengan materi yang diberikan dan soal yang digunakan disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis. b. Dalam mengembangkan soal sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. c. Teks yang digunakan diharapkan mampu memberikan informasi dan kontekstual agar dapat menambah wawasan bagi siswa. d. Diberikan gambar yang disesuaikan dengan teks bacaan agar siswa mudah menvisualisasikan soal. 2. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut a. Tahap pengembangan sebaiknya dilanjutkan pada tahap penyebarluasan karena pada pengembangan ini terbatas pada uji coba terbatas. b. Diharapkan ada tindak lanjut pengembangan instrumen penilaian untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis dengan instrumen berbasis reading comprehension. c. Teks yang dikembangkan tidak hanya teks biasa namun berupa teks yang memberikan informasi kepada siswa agar pengetahuan siswa juga meningkat. d. Pengembangan tihak hanya pada materi energi namun juga materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Sa adun Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara Hassoubah, Zalch I Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Joni, Raka Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Surabaya: Karya Anda. Kartimi Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada Konsep Termokimia untuk Sisiwa SMA Peringkat Atas dan Menengah, (Online), 1(1) : ( diakses 9 Oktober Martutik Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Nurnika, Dewi Kemampuan Berpikir Kritis yang Tercermin dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Al Maarif Singosari. Skripsi. Malang: FS UM. Tarigan, Henry Guntur Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Santrock. John W Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
9 Sumakdinata, Nana S Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syahbana, Ali Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui pendekatan Contextual Taaching and Learning. Jurnal pendidikan 2(1):46-47.
Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BENAR-SALAH UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Aliyyatus Sa adah, Sugiyanto, S.Pd, M.Si, dan Drs.
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS YANG TECERMIN DALAM KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM ALMAARIF SINGOSARI MALANG
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS YANG TECERMIN DALAM KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM ALMAARIF SINGOSARI MALANG Dewi Nurnika Sari 1 Nurchasanah 2 Email: Nicha.aja@gmail.com Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Wahyu Pramudita Sari (1), Drs. H. Winarto, M.Pd, Drs. Dwi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG Anita Puspita Handayani 1, Muhardjito 2, Sumarjono 3,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelik, kompleks, dan multidimensi.permasalahan-permasalahan di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat tidak hanya membuahkan kemajuan, namun juga menimbulkan berbagai permasalahan yang pelik, kompleks, dan multidimensi.permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Emi Lestari. 1, Endang. 2, Yudyanto. 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang e-mail : emy_lee1605@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah lima SMA yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar, SMA Negeri I Kartasura, SMA Islam 1 Surakarta,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333), tujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com
Lebih terperinciAgni Danaryanti dan Adelina Tri Lestari
116, EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 116 115 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATEMATIKA MENGACU PADA WATSON-GLASER CRITICAL THINKING APPRAISAL PADA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Pengembangan Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini mengadopsi dari model pengembang merujuk pada langkah-langkah yang digambarkan
Lebih terperinciBunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK
0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Taufiq 1, Fahrul Basir
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG Supiatun, Sri Mulyati, Erry Hidayanto Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
Lebih terperinciPelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 22 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 22 Bandung. Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and Develepment). Penelitian R & D (Research and Develepment) adalah suatu proses atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA POKOK BAHASAN INTERFERENSI CAHAYA BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XII IPA MAN 3 MALANG
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA POKOK BAHASAN INTERFERENSI CAHAYA BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XII IPA MAN 3 MALANG Ely Rismawati 1, Endang Purwaningsih 2, Dwi Haryoto. 3 Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PQ4R PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PQ4R PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Agustina 1 dan Kamid 2 1 Guru Matematika SMP Negeri 8 Kota Jambi 2 Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI
KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi Disusun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH Nur Hasan Pradana Dirja 1, Sugiyanto 2 dan Purbo Suwasono 3 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah
43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa model buku teks pelajaran berbasis intertekstual. Penelitian ini merupakan bagian dari Research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Dengan menggunakan model Kurt Lewin. Jenis penelitian ini melibatkan guru yang bersangkutan
Lebih terperinciOleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciNikmatu Rohma Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KUIS INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012 Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebanyak 3 kelas semester 1. Sampel
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP Nila Maulana 1 Imam Agus Basuki 2 Bustanul Arifin 3 Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5 Malang Email: nila_maulana@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Uji coba soal tes open-ended problem melibatkan responden siswa SMA kelas XI IPA di sekolah yang berbeda. Untuk uji coba 1 dan uji coba 2 melibatkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SE GUGUS 2 KECAMATAN NGANTANG
PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SE GUGUS 2 KECAMATAN NGANTANG Sisca Wulandari 1, Sukamti 2, dan Dimyati 3 Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang lebih spesifik agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan beberapa definisi yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E
PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MALANG Peni Handayani 1), Masjhudi 2), Triastono Imam
Lebih terperinciPengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X
Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &
BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
11 BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X Cahya Prasetya, Widjianto, Mudjihartono Universitas Negeri
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA Sri Mahdini 1), Upik Yelianti 1), Retni S. Budiarti ) 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA OLEH:
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA OLEH: IDA PUSPITA SARI TAMBUNAN A1C113028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik
Lebih terperinciRamona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Ramona Safitri, M. Arifuddin
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA Sunarno Prayogo* dan Hadi Suwono Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5 Malang 65145 *Email:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
63 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) dengan melibatkan secara aktif para pelaku dalam proses pembelajaran,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Evaluasi merupakan proses penilaian yang dilakukan setelah melakukan kegiatan. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan
Lebih terperinciDaftar Isi. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian B. Definisi Operasional C. Partisipan...
Daftar Isi Kata Pengantar... i Ucapan Terima Kasih... ii Abstrak... iii Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciPuspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP
PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP Nurneyla Hadrotul Ula *, Cholis Sa dijah ** Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development
81 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak meluasnya beberapa pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen Portofolio
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciMagister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Kiswadi 1, Widha Sunarno 2, Soeparmi 3 1 Magister
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan
Lebih terperinciPengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST USED PHP-MySQL IN SUBJECT REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL
Lebih terperinciBAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Maksud deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak
PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL Oleh : Selfi Dwi Fulandari Jurusan Matematika FMIPA UM email : cheppy_math@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang di anggap suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang di anggap suatu kegiatan komunikasi untuk menyampaikan pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pre-experimental design dengan one group pretest posttest design (Sugiyono, 2010). Dalam desain
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak adanya kesalahan dalam penafsiran dan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, ada beberapa istilah yang akan dijelaskan berkenaan dengan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015
ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Sri Wati Muhammad Surip, S.Pd., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis
Lebih terperinciPenjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Oleh :, M.Pd Jurusan Matematika FMIPA UNNES Abstrak Tingkat kemampuan berpikir
Lebih terperinciPengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu
Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu Sri Ayu Anugrah, Yusuf Kendek dan Amiruddin Kade email : ayuanugrah@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian pengembangan penilaian ini dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas Negeri di Surakarta Propinsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Gambar konsep Gambar konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu alat bantu penyampaian pemahaman yang direpresentasikan dalam bentuk teks
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs
LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs Nurul Arfinanti ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan
Lebih terperinciSugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK
KREATIVITAS, MINAT DAN KUALITAS WIRAUSAHA MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI TERAPAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL: SEBUAH STUDI KASUS SEBAGAI DASAR BAGI PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN GURU BIOLOGIPENERAPAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Nur Ana, Herlina Fitrihidajati, Endang Susantini Jurusan Biologi
Lebih terperinciUniversias Negeri Malang. Jalan Semarang 5 Malang
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA BANDULAN MALANG Muhammad Sulthoni 1 Suyono 2 Email : Msultoni22@yahoo.co.id Universias Negeri Malang. Jalan Semarang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG
PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG Sholehatul Novia 1, Widjianto 2, Sutarman 3 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODO PENELITIAN
BAB III METODO PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
Lebih terperinciIII.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian
50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR Nike Novianti 1, Sugiyanto 2, Sulur 3 Jurusan Fisika FMIPA,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X F. B. Bayon Sukma, Lia Yuliati, Sentot Kusairi Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2007), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 18 Oktober s.d. 0 November 010.. Tempat penelitian Penelitian ini berlokasi di MTs
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode ini digunakan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain Randomized Control-Groups Pretest-Posttest Design (Isaac & Michael, 1982) untuk
Lebih terperinci