PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP Nila Maulana 1 Imam Agus Basuki 2 Bustanul Arifin 3 Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5 Malang nila_maulana@yahoo.co.id Abstrac: This research purpose to develop leraning instrumen assessment of reading to junior class VII a valid, reliable, and practical. The method used in the development of research method. The result of this research are instrumen assessment to learning read scan the dictionary, to leraning read 200 word perminute, to learning read the teks of the ceremony, to learning recounted children s story, and leraning comment on a children s book. Key word: instruments assessment, leraning to read. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran kelas VII SMP yang valid, reliabel, dan praktis. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian pengembangan. Hasil penelitian ini ialah instrumen penilaian untuk mengukur keterampilan membaca kamus, membaca cepat, membaca teks upacara, menceritakan kembali cerita anak, dan mengomentari buku cerita anak. Kata kunci: pengembangan instrumen penilaian, pembelajaran membaca. Untuk mengukur keterampilan membaca siswa satu-satunya langkah yang diambil oleh guru ialah dengan mengadakan penilaian. Dengan melakukan penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Seringkali dalam proses belajar mengajar aspek evaluasi hasil belajar diabaikan (Uno, 2008:92). Guru terlalu memfokuskan apa yang akan diajarkan kepada siswanya. Akibatnya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat-alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran yang akan dinilai. Dalam praktik di sekolah, seringkali guru membuat instrumen tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu (Arifin, 2009:68). Ada guru yang menyusun soal ulangan langsung mengambil dari buku sumber. Dengan demikian, soal tersebut belum tentu sesuai indikator apa yang akan diukur. Sementara itu, soal yang baik adalah soal yang memiliki kualitas baik. Soal dikatakan berkualitas baik apabila mengukur apa yang hendak diukur dan soal tersebut harus sejajar dengan sasaran belajar yang ingin dicapai (Uno, 2008:95). Bila dikaitkan dengan hasil wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran, maka kebiasaan buruk dalam menyusun soal tes adalah kebiasaan membuat soal secara tergesa-gesa sehingga soal dibuat apa adanya dengan mencuplik materi dari buku tanpa disadari terdapat pokok-pokok bahasan yang 1 Nila Maulana adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, Imam Agus Basuki adalah Dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. 3 Bustanul Arifin adalah Dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. 1

2 sebenarnya belum diujikan. Dengan demikian, dari materi yang diujikan masih terdapat materi yang tidak terwakili. Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan diperoleh beberapa temuan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan pada instrumen penilaian pembelajaran membaca. Berdasarkan analisis terhadap instrumen penilaian pembelajaran membaca yang ada di lapangan, bentuk instrumen penilaian pembelajaran membaca pada kelas VII semester satu terdiri atas tes subjektif dan tes unjuk kerja. Kelemahan yang terkait dengan tes subjektif ialah pada ramburambu jawaban dan pedoman penskoran. Rambu-rambu jawaban dan pedoman penskoran belum dikembangkan dengan baik. Adakalanya soal subjektif dibuat tanpa rambu-rambu jawaban dan tidak disertakan pedoman penskoran yang jelas terhadap kemungkinan keragaman jawaban siswa. Hal tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap pemberian nilai terhadap hasil kerja siswa sehingga penilaian menjadi semakin subjektif. Kelemahan yang terkait dengan instrumen penilaian tes unjuk kerja ialah pada rubrik penilaiannya. Rubrik penilaian yang dikembangkan di lapangan pada umumnya masih sangat abstrak dan belum diuraikan menjadi sebuah kriteria yang jelas dan konkrit. Sementara itu, kriteria haruslah dinyatakan secara jelas, singkat, dapat diamati, menyatakan tingkah laku, dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti (Muslich, 2011:130). Kelemahan lain terkait dengan instrumen penilaian yang ada di lapangan ialah bahwa instrumen yang dikembangkan di lapangan belum pernah diujicobakan. Sementara itu prosedur penyusunan instrumen penilaian yang baik ialah melalui tahap uji coba (Arifin, 2009:91). Uji coba dapat dilakukan kepada siswa. Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan siswa apakah dapat memahami apa yang telah dibaca dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dituliskan/ diperintahkan (Harjanto, 2006:292). Berdasarkan paparan di atas peneliti ingin berupaya mengembangkan alat penilaian pembelajaran membaca yang sesuai dengan syarat-syarat alat penilaian yang baik sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas dan keberhasilan pembelajaran membaca. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah (1) mengembangan instrumen penilaian pembelajaran membaca kamus untuk yang valid, reliabel, dan praktis, (2) mengembangan instrumen penilaian pembelajaran membaca cepat 200 kata per yang valid, reliabel, dan praktis, (3) mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran membaca teks perangkat yang valid, reliabel, dan praktis, (4) mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menceritakan kembali cerita anak yang valid, reliabel, dan praktis, (4) mengembangan instrumen penilaian pembelajaran mengomentari buku cerita anak yang valid, reliabel, dan praktis. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan. Rancangan penelitian ini diadaptasi dari model desain pengembangan Borg and Gall. Prosedur dalam penelitian (1) tahap prapengembangan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap uji coba produk, dan (4) tahap revisi. Pelaksanaan pengembangan dilakukan berdasarkan temuan analisis kebutuhan yang dilakukan pada tahap prapengembangan. Selanjutnya produk hasil pengembangan diujicobakan untuk mengetahui kelayakan produk, yaitu melalui (1) ahli evaluasi pembelajaran, (2) guru bahasa Indonesia, dan (3) siswa kelas VII. 2

3 Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2, yakni data prapengembangan dan data uji coba produk. Data prapengembangan berupa data verbal. Data verbal dibedakan menjadi data tulis dan data lisan. Data verbal tulis berupa hasil analisis terhadap instrumen penilaian pembelajaran membaca, telaah kurikulum yang berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, telaah teori, dan telaah penelitian terdahulu. Data verbal lisan berupa hasil wawancara dengan guru. Data hasil uji coba produk ialah data verbal tulis dan data numerik yang berupa skor nilai. Data verbal tulis berupa catatan, komentar, saran, dan kritik dari ahli evaluasi dan guru yang ditulis langsung pada rubrik penilaian. Data skor nilai berasal dari rubrik penilaian tentang penilaian produk untuk menjelaskan kelayakan produk. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen panduan wawancara dan rubrik penilaian. Panduan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data pra pengembangan dan rubrik penilaian digunakan untuk mengumpulkan data uji coba produk. Analisis data hasil uji coba dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara berikut. (a) Untuk mengolah data per butir dilakukan dengan membagi jawaban responden per kriteria dengan jawaban ideal per kriteria dan dikali dengan konstanta. (b) Untuk mengolah data secara keseluruhan dilakukan dengan membagi jumlah keseluruhan jawaban responden per kriteria dengan jumlah keseluruhan jawaban ideal per kriteriadan dikali dengan konstanta. Jika uji kelayakan produk mencapai tingkat presentase 85%-100%, maka instrumen penilaian tergolong sangat layak dan siap diimplementasikan (I). Jika uji kelayakan instrumen penilaian mencapai tingkat presentase 75%-84%, maka instrumen penilaian tergolong layak dan siap diimplementasikan (I). Jika uji kelayakan instrumen penilaian mencapai tingkat presentase 56%-74%, maka instrumen penilaian tergolong cukup layak dan perlu direvisi (R). Jika uji kelayakan instrumen penilaian mencapai tingkat presentase < 55%, maka instrumen penilaian tergolong tidak layak dan harus direvisi (R). HASIL Produk pengembangan instrumen penilaian pembelajaran membaca telah melalui tahap uji coba dengan ahli evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, ahli praktisi (guru), dan siswa. Uji coba kepada ahli evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk dari segi validitas, reliabilitas, dan kepraktisan. Uji coba kepada praktisi (guru) dan siswa digunakan untuk mengetahui kelayakan produk dari segi kepraktisan. Berikut hasil uji coba produk instrumen penilaian pembelajaran membaca. Instrumen penilaian pembelajaran membaca kamus terdiri atas tugas membaca meindai kamus dan rubrik penilaian. Hasil uji instrumen penilaian tersebut adalah sebagai berikut. (a) Hasil uji coba kepada ahli evaluasi I diperoleh hasil uji validitas sebesar 75% (I), reliabilitas sebesar 75% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). Revisi dilakukan pada aspek validitas, yakni pada perbaikan teks bacaan agar menggunakan teks bacaan yang lebih kontekstual lagi. (b) Hasil uji coba kepada ahli evaluasi II diperoleh hasil uji validitas sebesar 100% (I), reliabilitas sebesar 100% (I), dan kepraktisan sebesar 100% (I). (c) Hasil uji coba kepada praktisi diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 83,3% (I). Revisi dilakukan pada teknik penulisan tabel pada rubrik penilaian. (d) Hasil uji coba kepada siswa diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 80% (I). 3

4 Instrumen penilaian pembelajaran membaca cepat terdiri atas tes subjektif dan rambu-rambu jawaban. Hasil uji instrumen penilaian tersebut adalah sebagai berikut. (a) Hasil uji coba ahli evaluasi I diperoleh hasil uji validitas sebesar 75% (I), reliabilitas sebesar 75% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). Revisi dilakukan pada aspek validitas, yakni pada perbaikan teks bacaan agar lebih disesuaikan lagi dengan konsep membaca cepat untuk menyimpulkan isi bacaan. (b) Hasil uji coba ahli evaluasi II diperoleh hasil uji validitas sebesar 100% (I), reliabilitas sebesar 100% (I), dan kepraktisan sebesar 100% (I). (c) Hasil uji coba praktisi diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 100% (I). (c) Hasil uji coba siswa diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 80,7% (I). Instrumen penilaian pembelajaran membaca teks upacara terdiri atas tugas membaca teks upacara dan rubrik penilaian. Hasil uji instrumen tersebut adalah sebagai berikut. (a) Hasil uji coba ahli evaluasi I diperoleh hasil uji validitas sebesar 75% (I), reliabilitas sebesar 50% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). Revisi dilakukan pada aspek reliabilitas, yakni pada perbaikan aspek yang menjadi fokus penilaian pembacaan teks upacara yang meliputi aspek tekanan kata, nada, penjedaan. (b) Hasil uji coba ahli evaluasi II diperoleh hasil uji validitas sebesar 75% (I), reliabilitas sebesar 100% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). (c) Hasil uji coba praktisi diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 91,6% (I). Revisi dilakukan pada prosedur penilaian, setiap satu siswa cukup membacakan satu teks upacara. (c) Hasil uji coba siswa diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 83,6% (I). Instrumen penilaian pembelajaran menceritakan kembali buku cerita anak terdiri atas tugas menceritakan kembali cerita anak dan rubrik penilaian. Hasil uji instrumen penilaian tersebut adalah sebagai berikut. (a) Hasil uji coba ahli evaluasi I diperoleh hasil uji validitas sebesar 50% (R), reliabilitas sebesar 75% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). Revisi dilakukan pada aspek validitas, yakni pada penyesuaian aspek yang menjadi fokus penilaian pembelajaran menceritakan kembali cerita anak dengan konsep yang tertuang dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (membaca komprehensif dan membaca estetis). (b) Hasil uji coba ahli evalusi II diperoleh hasil uji validitas sebesar 100% (R), reliabilitas sebesar 75% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). (c) Hasil uji coba kepada praktisi diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 91,6% (I). Revisi dilakukan pada prosedur penilaian, yakni diadakan penilaian teman sejawat. (d) Hasil uji coba kepada siswa diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 83,3% (I). Instrumen penilaian pembelajaran mengomentari buku cerita anak terdiri atas tugas mengomentari buku cerita anak dan rubrik penilaian. Hasil uji instrumen penilaian tersebut adalah sebagai berikut. (a) Hasil uji coba ahli evaluasi I diperoleh hasil uji validitas sebesar 75% (I), reliabilitas sebesar 50% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). Revisi dilakukan pada aspek reliabilitas, yakni pada perbaikan kriteria pada rubrik penilaian. (b) Hasil uji coba ahli evaluasi II diperoleh hasil uji validitas sebesar 75% (I), reliabilitas sebesar 100% (I), dan kepraktisan sebesar 75% (I). (c) Hasil uji coba praktisi diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 85,1% (I). (d) Hasil uji coba siswa diperoleh hasil uji kepraktisan sebesar 85,1% (I). 4

5 PEMBAHASAN Hasil penelitian ini berupa instrumen penilaian pemebelajaran membaca kelas VII SMP. Instrumen yang dikembangkan terdiri atas instrumen penilaian pembelajaran membaca kamus, instrumen penilaian membaca cepat, instrumen penilaian pembelajaran membaca teks upacara, instrumen penilaian pembelajaran menceritakan kembali cerita anak, dan instrumen penilaian pembelajaran mengomentari buku cerita anak. Kajian terhadap masing-masing produk tersebut diuraikan di bawah ini. Kajian Produk Instrumen Penilaian Pembelajaran Membaca Kamus Aspek pertama yang menjadi penilaian kelayakan produk adalah validitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan validitas produk sebesar 82,1%, hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi validitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan sesuai dengan konsep membaca scanning seperti yang tertuang dalam SK dan KD. Alasan tersebut sejalan dengan pendapat bahwa tes membaca pemahaman akan memiliki validitas konstruk yang tinggi jika dikembangkan sesuai dengan konsep yang ada dalam kompetensi dasar (Harsiati, 2011:162). Adapun konsep yang menjadi fokus penilaian dalam produk ini mengacu pada konsep kecepatan membaca memindai kamus dan ketepatan menemukan makna kata. Kedua konsep yang menjadi fokus penilaian tersebut sesuai dengan karakteristik membaca scanning bahwa membaca scanning merupakan teknik membaca cepat dalam rangka mencari suatu informasi yang diperlukan dari sebuah teks bacaan atau buku secara tepat dan efisien dalam waktu yang singkat serta tidak terlalu banyak membuang waktu untuk mencari sesuatu yang tidak menunjang informasi yang diperlukan (Nurhadi, 2009:111). Aspek kedua yang menjadi penilaian kelayakan produk ini ialah reliabilitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan reliabilitas produk sebesar 88,1% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi reliabilitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa deskriptor kriteria dan pedoman penyekoran yang dikembangkan dalam rubrik penilaian jelas, rinci, dan tidak menimbulkan multi tafsir. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:111) bahwa pedoman penyekoran yang kurang rinci atau multi tafsir menyebabkan keajegan hasil terganggu. Berkaitan dengan kejelasan deskriptor atau kriteria Muslich (2011:130) mengungkapkan bahwa sebuah kriteria haruslah dinyatakan secara jelas, dapat diamati, menyatakan tingkah laku, dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti. Aspek ketiga yang menjadi penilaian kelayakan produk instrumen penilaian pembelajaran membaca kamus ialah kepraktisan. Hasil uji ahli evaluasi I memperoleh tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli evaluasi II memperoleh tingkat kelayakan sebesar 100%, hasil uji praktisi memperoleh tingkat kelayakan sebesar 83,3%, dan hasil uji siswa memperoleh tingkat kelayakan sebesar 80%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi kepraktisannya subjek uji menilai bahwa produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan kemudahan penerapan instrumen dan 5

6 pemeriksaan hasil tes, keefektifan waktu untuk menerapakan instrumen, dan kemudahan menerapkan instrumen sesuai dengan petunjuk. Alasan tersebut sesuai dengan pendapat Brown bahwa kepraktisan merujuk pada kemudahan dilaksanakannya alat penilaian dan berisi perintah yang jelas sehingga dapat diberikan atau diwakili oleh orang lain (dalam Harsiati, 2011:116). Berkaitan dengan alasan kemudahan pemeriksaan hasil tes hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (2011:92) bahwa sebuah intrumen dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila mudah pemeriksaannya karena dilengkapi dengan pedoman skoring dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain. Kajian Produk Insrumen Penilaian Membaca Cepat Aspek pertama yang menjadi penilaian kelayakan produk adalah validitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan validitas produk sebesar 75% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi validitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan instrumen penilaian yang dikembangkan mampu mengukur kemampuan membaca cepat karena sesuai dengan konsep membaca skimming seperti yang tertuang dalam SK dan KD. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:162) bahwa tes membaca pemahaman akan memiliki validitas konstruk yang tinggi jika dikembangkan sesuai dengan konsep yang ada dalam kompetensi dasar. Adapun konsep yang menjadi fokus penilaian pada instrumen penilaian ini ialah ketepatan menuliskan pokok-pokok isi bacaan dan ketepatan menuliskan kesimpulan isi bacaan. Kedua konsep yang menjadi fokus penilaian tersebut sesuai dengan konstruk membaca skimming bahwa konstruk membaca skimming meliputi memahami isi teks dalam waktu yang singkat (Harsiati, 2011:170). Konsep tentang pemahaman isi teks diwujudkan dengan cara menjawab pertanyaaan yang berhubungan dengan isi jawaban yakni, pokok-pokok isi jawaban dan kesimpulan isi bacaan. Sementara itu konsep kecepatan membaca tertuang dalam prosedur pelaksanaan penilaian, yakni dengan cara ditentukannya waktu dalam membaca teks yang sudah ditetapkan. Aspek kedua yang menjadi penilaian kelayakan produk pengembangan ini ialah reliabilitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan reliabilitas produk sebesar 75% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi reliabilitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa deskriptor kriteria dan pedoman penyekoran yang dikembangkan dalam rambu-rambu penilaian jelas, rinci, dan tidak menimbulkan multi tafsir. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:111) bahwa pedoman penyekoran yang kurang rinci atau multi tafsir menyebabkan keajegan hasil terganggu. Aspek ketiga yang menjadi penilaian kelayakan produk ini ialah kepraktisan. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli II diperoleh tingkat kelayakan sebesar 100%, hasil uji praktisi diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 100%. Hasil uji siswa diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 80,7%. %. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi kepraktisannya subjek uji menilai bahwa produk layak 6

7 diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan kemudahan penerapan instrumen dan pemeriksaan hasil tes, keefektifan waktu untuk menerapakan instrumen, dan kemudahan menerapkan instrumen sesuai dengan petunjuk. Alasan tersebut sesuai dengan pendapat Brown bahwa kepraktisan merujuk pada kemudahan dilaksanakannya alat penilaian dan berisi perintah yang jelas sehingga dapat diberikan atau diwakili oleh orang lain (dalam Harsiati, 2011:116). Berkaitan dengan alasan kemudahan pemeriksaan hasil tes hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (2011:92) bahwa sebuah intrumen dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila mudah pemeriksaannya karena dilengkapi dengan pedoman skoring dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain. Kajian Produk Instrumen Penilaian Pembelajaran Membacakan Teks Upacara Aspek pertama yang menjadi penilaian kelayakan produk ialah validitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan validitas produk sebesar 75% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 75%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi validitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa instrumen yang dikembangkan mampu mengukur kemampuan membaca teks upacara sesuai dengan konsep membaca lisan seperti yang tertuang dalam SK dan KD. Alasan tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:162) bahwa tes membaca pemahaman akan memiliki validitas konstruk yang tinggi jika dikembangkan sesuai dengan konsep yang ada dalam kompetensi dasar. Adapun konsep yang menjadi fokus penilaian dalam produk ini mengacu pada konsep ketepatan membaca teks upacara dengan intonasi, ketepatan membaca teks upacara dengan pelafalan, dan ketepatan membaca teks upacara dengan volume suara. Ketiga konsep yang menjadi fokus penilaian tersebut sesuai dengan konstruk membaca lisan atau membaca nyaring bahwa membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca (Pandawa, 2009:7). Aspek kedua yang menjadi penilaian kelayakan produk ini ialah reliabilitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan reliabilitas produk sebesar 50% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Rata-rata hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi reliabilitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa deskriptor kriteria dan pedoman penskoran yang dikembangkan dalam rubrik penilaian jelas, rinci, dan tidak menimbulkan multi tafsir. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:111) bahwa pedoman penyekoran yang kurang rinci atau multi tafsir menyebabkan keajegan hasil terganggu. Berkaitan dengan kejelasan deskriptor atau kriteria Muslich (2011:130) juga mengungkapkan bahwa sebuah kriteria haruslah dinyatakan secara jelas, dapat diamati, menyatakan tingkah laku, dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti. Aspek ketiga yang menjadi penilaian kelayakan produk instrumen penilaian pembelajaran membaca cepat adalah kepraktisan. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli evaluasi II diperoleh 7

8 tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli praktisi diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 91,6%. Hasil uji siswa diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 83,6%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi kepraktisannya subjek uji menilai bahwa produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan kemudahan penerapan instrumen dan pemeriksaan hasil tes, keefektifan waktu untuk menerapakan instrumen, dan kemudahan menerapkan instrumen sesuai dengan petunjuk. Alasan tersebut sesuai dengan pendapat Brown bahwa kepraktisan merujuk pada kemudahan dilaksanakannya alat penilaian dan berisi perintah yang jelas sehingga dapat diberikan atau diwakili oleh orang lain (dalam Harsiati, 2011:116). Berkaitan dengan alasan kemudahan pemeriksaan hasil tes hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (2011:92) bahwa sebuah intrumen dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila mudah pemeriksaannya karena dilengkapi dengan pedoman skoring dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain. Kajian Produk Insrumen Penilaian Pembelajaran Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek pertama yang menjadi penilaian kelayakan produk ialah validitas. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan validitas produk sebesar 50% dan hasil uji ahli II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Rata-rata hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi validitasnya ahli evaluasi menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan mampu mengukur kemampuan menceritakan kembali cerita anak sesuai dengan konsep membaca komprehensif (kegiatan membacanya bertujuan untuk menangkap urutan peristiwa) dan membaca estetis (bahan bacaan berupa teks sastra) seperti yang tertuang dalam SK dan KD. Alasan tersebut sejalan dengan pendapat bahwa tes membaca pemahaman akan memiliki validitas konstruk yang tinggi jika dikembangkan sesuai dengan konsep yang ada dalam kompetensi dasar (Harsiati, 2011:162). Adapun konsep yang menjadi fokus penilaian dalam produk ini mengacu pada konsep kelengkapan isi cerita (alur/ peristiwa), kesesuaian tokoh dan penokohan, dan kesesuaian latar. Ketiga konsep yang menjadi fokus penilaian tersebut sesuai dengan konstruk membaca untuk menceritakan kembali, yakni dalam kegiatan menceritakan kembali setidaknya terdapat tiga hal yang dapat dinilai salah satunya ialah keruntutan mengorganisasikan teks (Sulistyo, 2003:46). Aspek kedua yang menjadi penilaian kelayakan produk ini ialah reliabilitas. Hasil uji ahli tahap pertama diperoleh tingkat kelayakan reliabilitas produk sebesar 75% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 75%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi reliabilitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa deskriptor kriteria dan pedoman penyekoran yang dikembangkan dalam rubrik penilaian jelas, rinci, dan tidak menimbulkan multi tafsir. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:111) bahwa pedoman penyekoran yang kurang rinci atau multi tafsir menyebabkan keajegan hasil terganggu. Berkaitan dengan kejelasan deskriptor atau kriteria Muslich (2011:130) juga mengungkapkan bahwa sebuah kriteria haruslah dinyatakan 8

9 secara jelas, dapat diamati, menyatakan tingkah laku, dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti. Aspek ketiga yang menjadi penilaian kelayakan produk instrumen penilaian pembelajaran menceritakan kembali cerita anak ialah kepraktisan. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli praktisi diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 91,6%, hasil uji siswa diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 83,3%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi kepraktisannya subjek uji menilai bahwa produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan kemudahan penerapan instrumen dan pemeriksaan hasil tes, keefektifan waktu untuk menerapakan instrumen, dan kemudahan menerapkan instrumen sesuai dengan petunjuk. Alasan tersebut sesuai dengan pendapat Brown bahwa kepraktisan merujuk pada kemudahan dilaksanakannya alat penilaian dan berisi perintah yang jelas sehingga dapat diberikan atau diwakili oleh orang lain (dalam Harsiati, 2011:116). Berkaitan dengan alasan kemudahan pemeriksaan hasil tes hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (2011:92) bahwa sebuah intrumen dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila mudah pemeriksaannya karena dilengkapi dengan pedoman skoring dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain. Kajian Produk Instrumen Penilaian Pembelajaran Mengomentari Buku Cerita Anak Produk instrumen penilaian pembelajaran mengomentari buku cerita anak yang dibaca terdiri atas tugas mengomentari buku cerita anak dan rubrik penilaian. Aspek pertama yang menjadi penilaian kelayakan produk ini ialah validitas. Berdasarkan hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan validitas produk sebesar 75% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 75%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi validitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa tugas mengomentari buku cerita anak dan rubrik penilaian yang dikembangkan mampu mengukur kemampuan mengomentari buku cerita anak sesuai dengan konsep membaca komprehensif (kegiatan membacanya bertujuan untuk menilai isi bacaan) dan membaca estetis (bahan bacaan berupa teks sastra) seperti yang tertuang dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Alasan tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:162) bahwa tes membaca pemahaman akan memiliki validitas konstruk yang tinggi jika dikembangkan sesuai dengan konsep yang ada dalam kompetensi dasar. Adapun konsep yang menjadi fokus penilaian dalam produk ini mengacu pada konsep ketepatan mengomentari isi cerita dari segi tokoh, latar, dan alur. Ketiga konsep yang menjadi fokus penilaian tersebut sesuai dengan konstruk membaca untuk menilai isi bacaan bahwa memberikan komentar terhadap isi teks cerita termasuk kategori responsi ekspresif, yakni siswa dituntut untuk mengubah suatu karya sastra ke dalam bentuk yang lain secara tertulis atau siswa diminta untuk merespon suatu karya sastra dengan memasukkan unsur opini siswa berdasarkan pengalaman/ pengetahuannya secara tertulis (Harsiati, 1991:143). Aspek kedua yang menjadi penilaian kelayakan produk ini ialah reliabilitas. Berdasarkan hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan 9

10 reliabilitas produk sebesar 50% dan hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan validitas sebesar 100%. Rata-rata hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi reliabilitasnya ahli menilai produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan bahwa deskriptor kriteria dan pedoman penyekoran yang dikembangkan dalam rubrik penilaian jelas, rinci, dan tidak menimbulkan multi tafsir. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsiati (2011:111) bahwa pedoman penyekoran yang kurang rinci atau multi tafsir menyebabkan keajegan hasil terganggu. Berkaitan dengan kejelasan deskriptor atau kriteria Muslich (2011:130) juga mengungkapkan bahwa sebuah kriteria haruslah dinyatakan secara jelas, dapat diamati, menyatakan tingkah laku, dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti. Aspek ketiga yang menjadi penilaian kelayakan produk instrumen penilaian pembelajaran mengomentari buku cerita anak ialah kepraktisan. Hasil uji ahli evaluasi I diperoleh tingkat kelayakan sebesar 75%, hasil uji ahli evaluasi II diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 75%, hasil uji ahli praktisi diperoleh tingkat kelayakan kepraktisan sebesar 91,6%, hasil uji siswa diperoleh tingkat kelayakan sebesar 85,1%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa dari segi kepraktisannya subjek uji menilai bahwa produk layak diimplementasikan. Penilaian tersebut didasarkan pada alasan kemudahan penerapan instrumen dan pemeriksaan hasil tes, keefektifan waktu untuk menerapakan instrumen, dan kemudahan menerapkan instrumen sesuai dengan petunjuk. Alasan tersebut sesuai dengan pendapat Brown bahwa kepraktisan merujuk pada kemudahan dilaksanakannya alat penilaian dan berisi perintah yang jelas sehingga dapat diberikan atau diwakili oleh orang lain (dalam Harsiati, 2011:116). Berkaitan dengan alasan kemudahan pemeriksaan hasil tes hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (2011:92) bahwa sebuah intrumen dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila mudah pemeriksaannya karena dilengkapi dengan pedoman skoring dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain. Kesimpulan dan Saran Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa instrumen penilaian pembelajaran membaca kamus, membaca cepat, membaca teks upacara, menceritakan kembali cerita anak, dan mengomentari buku cerita anak. Instrumen penilaian membaca kamus teridiri atas tugas membaca kamus dan rubrik penilaian. Instrumen penilaian membaca cepat terdiri atas tes subjektif dan ramburambu jawaban. Instrumen penilaian membaca teks upacara teridiri atas tugas membaca teks upacara dan rubrik penilaian. Instrumen penilaian menceritakan kembali cerita anak terdiri atas tugas menceritakan kembali cerita anak dan rubrik penilaian. Instrumen penilaian mengomentari buku cerita anak terdiri tugas mengomentari buku cerita anak dan rubrik penilaian. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan kepada ahli evaluasi, ahli praktisi, dan siswa dapat disimpulkan bahwa dari segi validitas, reliabilitas, dan kepraktisanya secara keseluruhan produk layak diimplementasikan. Hasil pengembangan produk dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dalam melakukan pembelajaran membaca kelas VII. Dengan adanya alat penilaian pembelajaran membaca yang valid, reliabel, dan praktis guru dapat mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik dengan baik sehingga guru dapat 10

11 mengambil langkah yang tepat untuk pembelajaran membaca selanjutnya. Selain itu, dengan adanya hasil penilain yang akurat guru dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran membaca dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi. Oleh karena itu, guru disarankan untuk dapat memanfaatkan instrumen penilaian pembelajaran membaca ini sebagai alat untuk menilai kemampuan membaca siswa kelas VII. Selain guru, instrumen penilaian ini juga disarankan untuk dibaca dan dipelajari oleh peneliti lain. Produk instrumen penilaian pembelajaran membaca ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan sumber inspirasi dalam mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih baik lagi. Tidak hanya itu, peneliti lain juga dapat mengembangkan instrumen penilaian pada keterampilan dasar dan kompetensi dasar lainnya. Peneliti lain disarankan untuk mengembangkan instrumen penilaian bahasa Indonesia demi pelaksanaan penilaian yang lebih baik lagi agar mampu mengukur kemampuan siswa dengan sebenarnya. Produk instrumen penilaian pembelajaran membaca kelas VII SMP dapat disebarluaskan melalui MGMP. Hasil pengembangan produk pengembangan dari penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi guru-guru Bahasa Indonesia yang tergabung dalam forum guru mata pelajaran. Pemanfaatan produk instrumen penilaian pembelajaran membaca ini dapat dilakukan dengan menyebarluaskan instrumen melalui forum MGMP sehingga guru-guru yang tergabung dalam MGMP dapat memperoleh gambaran baru tentang contoh-contoh instrumen penilaian pembelajaran membaca yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil pengembangan penelitian ini juga disarankan untuk dapat dibaca, dipelajari, dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang merasa perlu akan instrumen penilaian pembelajaran membaca. Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh masukan berupa saran balik yang dapat menjadi masukan bagi peneliti untuk mengembangkan instrumen penilaian yang lebih baik lagi. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zaenal Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Harjanto Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Harsiati, Titik Evaluasi Pengajaran Sastra. Malang: Depdikbud. Harsiati, Titik Penilaian dalam Pembelajaran (Aplikasi pada Pembelajaran Membaca dan Menulis). Malang: Universitas Negeri Malang. Muslich, Masnur Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama. Nurhadi Dasar-Dasar Teori Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Pandawa, Nurhayati Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sulistyo, Gunadi Pengantar Teori dan Praktek Pengembangan Tes Bagi Guru Bahasa Inggris SD. Malang: Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Uno, Hamzah Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 11

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI SISWA SMP/MTs PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI SISWA SMP/MTs Yulli Hariyani¹ Maryaeni² Imam Agus Basuki² Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: yullihariyani@yahoo.com ABSTRACT:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS TEKS PERCAKAPAN UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL OLEH SITI NURHASANAH NIM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS TEKS PERCAKAPAN UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL OLEH SITI NURHASANAH NIM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS TEKS PERCAKAPAN UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL OLEH SITI NURHASANAH NIM 107211402893 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA INDONESIA PRODI

Lebih terperinci

VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Masyrifatul Khairiyyah 1 ) Heri Suwignyo 2 ) Imam Agus Basuki E-mail: risma.aries@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tenong.

III. METODE PENELITIAN. coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tenong. 40 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan instrumen Assessment isomorphic

Lebih terperinci

Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016 Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman 130 139 Volume 1, No. 2, September 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENYIMAK-BERBICARA UNTUK SISWA SMP DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Dina Merdeka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN MEMBACA KRITIS UNTUK SISWA SMA/SMK KELAS X DAN XI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN MEMBACA KRITIS UNTUK SISWA SMA/SMK KELAS X DAN XI Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 5 Bulan: Mei Tahun: 2016 Halaman: 780 784 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN MEMBACA KRITIS UNTUK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN AUTENTIK KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN DAN TEKS FABEL UNTUK SISWA SMP/MTS YANG MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN AUTENTIK KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN DAN TEKS FABEL UNTUK SISWA SMP/MTS YANG MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 3 Bulan Maret Tahun 2016 Halaman: 421 427 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN AUTENTIK KETERAMPILAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN.1 Rancangan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode penelitian ini berusaha untuk memotret peristiwa dan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Pengembangan Petunjuk Praktikum Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP termasuk kedalam desain penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN LITERASI MEMBACA DENGAN ACUAN PISA (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN LITERASI MEMBACA DENGAN ACUAN PISA (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT) PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN LITERASI MEMBACA DENGAN ACUAN PISA (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT) Etty Umamy ¹ Suyono ² Imam Agus Basuki ² Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI OLEH ALANISA LOLA PASARIBU NIM RSA1C112010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Atmini NIP

Oleh: Dwi Atmini NIP PEMBINAAN TERSTRUKTUR GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN BAGI GURU KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Dwi Atmini NIP. 19600517

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini

BAB III METODE PENELITIAN. Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Pengembangan Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini mengadopsi dari model pengembang merujuk pada langkah-langkah yang digambarkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA Oleh Dewi Ayu Purnamasari Iqbal Hilal Ali Mustofa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: dewiayuimany@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karekteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas I SD Negeri 1 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Siklus I dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X F. B. Bayon Sukma, Lia Yuliati, Sentot Kusairi Universitas Negeri

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA KELAS VII D SMP NEGERI 7 PURWOREJO

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA KELAS VII D SMP NEGERI 7 PURWOREJO UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA KELAS VII D SMP NEGERI 7 PURWOREJO Oleh: Dimas Julijadi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG Nur Fitria Ardiyani 1 Imam Agus Basuki 2 Moch. Syahri 2 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian 46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK Tersedia secara online EISSN: 252-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 217 Halaman: 147 151 PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PPKn DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PPKn DI SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PPKn DI SEKOLAH DASAR Ludfi Arya Wardana, S.Pd., M.Pd/0857 366 717 46/ Ludfi_Hoki@yahoo.co.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK Oleh: Rahmat Mahmudi 1 Mudjianto 2 Heri Suwignyo 3 Email: Sastra_ground2@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGII 1 Bandung, Jawa Barat. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PGII

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL Oleh : Selfi Dwi Fulandari Jurusan Matematika FMIPA UM email : cheppy_math@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PRESENTASI ILMIAH DI SMA. Oleh: Hilmia Wardani Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PRESENTASI ILMIAH DI SMA. Oleh: Hilmia Wardani Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PRESENTASI ILMIAH DI SMA Oleh: Hilmia Wardani Universitas Negeri Malang tazkia.hilmiawardani@gmail.com ABSTRACT: The purpose of this research is to realize a scientific presentation

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP Ismarwan, Bambang, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : marwanis@rocketmail.com

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Tes Program Aplikasi Berorientasi Performance Assessment

Pengembangan Instrumen Tes Program Aplikasi Berorientasi Performance Assessment Pengembangan Instrumen Tes Program Aplikasi Berorientasi Performance Assessment Fitrianto Eko Subekti 1, Eka Setyaningsih 2 1,2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Univeritas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia KOMPOSISI ASPEK BERBAHASA DAN BERSASTRA PADA SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DI SMP N 3 SRAGEN DAN SMP N 1 SURAKARTA Artikel Publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teori maupun praktik. Penelitian juga merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA Sunarno Prayogo* dan Hadi Suwono Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5 Malang 65145 *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan bagian penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pada kegiatan penilaian tidak hanya terbatas pada hasil belajar peserta

Lebih terperinci

8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. PENILAIAN OTENTIK Dalam Pembelajaran Bahasa Oleh Burhan Nurgiyantoro KATA PENGANTAR Adanya

Lebih terperinci

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KUIS INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012 Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP DI KOTA MALANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP DI KOTA MALANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP DI KOTA MALANG Agung Setyawanto 1 Sunaryo H.S 2 Imam Agus Basuki 2 Universitas Negeri Malang E-mail: a_gungsetya@yahoo.co.id Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS TAYANGAN ACARA TELEVISI UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS TAYANGAN ACARA TELEVISI UNTUK SISWA KELAS VIII PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS TAYANGAN ACARA TELEVISI UNTUK SISWA KELAS VIII Oleh: Idrus Nasinha 1 Wahyudi Siswanto 2 Muakibatul Hasanah 3 Email: naszinsky@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODEI PENELITIAN BAB III METODEI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi untuk menguji cobakan produk instrumen penilaia autentik yang telah dikembangkan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ASESMEN PENUGASAN MENULIS TEKS EKPOSISI DENGAN RANGSANGAN MASALAH AUTENTIK

PENGEMBANGAN ASESMEN PENUGASAN MENULIS TEKS EKPOSISI DENGAN RANGSANGAN MASALAH AUTENTIK Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 3 Bulan Maret Tahun 2016 Halaman: 314 325 PENGEMBANGAN ASESMEN PENUGASAN MENULIS TEKS EKPOSISI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I Oleh Silvia Agustin 1 Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. 2 Dra. Ni Nyoman Wetty

Lebih terperinci

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BENAR-SALAH UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Aliyyatus Sa adah, Sugiyanto, S.Pd, M.Si, dan Drs.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Menurut Ali (2011:83) populasi pada dasarnya merupakan sumber data secara keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan atau Research and Development. Metode penelitian pengembangan pendidikan adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERPIKIR KRITIS MELALUI MEMBACA UNTUK SISWA SD/MI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERPIKIR KRITIS MELALUI MEMBACA UNTUK SISWA SD/MI PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERPIKIR KRITIS MELALUI MEMBACA UNTUK SISWA SD/MI Yeni Ratna Prasasti 1 Suyono 2 Imam Agus Basuki 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: prasastiy@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk dengan kualifikasi

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Uraian Materi 1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Setiap peneliti memilih suatu metode yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN PEMBELAJARAN MENYIMAK EKSPOSISI KELAS X SMA

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN PEMBELAJARAN MENYIMAK EKSPOSISI KELAS X SMA PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN PEMBELAJARAN MENYIMAK EKSPOSISI KELAS X SMA Ary Fawzi Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: The purpose of this study is to develop assessment tools for teaching

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen maka digunakan metode quasi

Lebih terperinci

Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1

Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1 Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1 1 MEN- DENGAR KAN 1. Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita 1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat Menyimpulkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.E., Arif B.W., Penerapan Alat Penilaian Berbasis Kompetensi Pembelajaran PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.

Lebih terperinci

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography. Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA YANG BERKUALITAS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan III. METODE PENGEMBANGAN Bab III ini berisi paparan tentang tiga hal, yakni (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan pengembangan, dan (c)

Lebih terperinci

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Siti Maemunah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 26 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang digunakan dalam melakukan pengembangan ini adalah model prosedural. Model prosedural

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini, akan dipaparkan beberapa subjudul yang meliputi jenis dan model penelitian, prosedur pengembangan, prosedur uji coba produk, dan jadwal penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN DENGAN KONVERSI TEKS UNTUK SISWA KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN DENGAN KONVERSI TEKS UNTUK SISWA KELAS VII SMP Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2016 Halaman: 1330 1336 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Syaodih, 2005:164)

Lebih terperinci

2015 KAJIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2015 KAJIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan memang akan selalu menjadi sorotan di dalam dunia pendidikan. Khususnya pada saat perubahan kurikulum dari kurikulum tingkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian yang berorientasi pada pembuatan insrumen penilaian unjuk kerja melalui pendekatan problem solving dengan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja yang valid dan reliabel dalam menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION MATERI ENERGI UNTUK MENDIAGNOSIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Firda Fauziah 1, Muhardjito, dan Asim Jurusan Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat evaluasi keterampilan menyimak apresiatif novel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian 17 BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan media berbasis audiovisual untuk materi ekstraksi dilakukan di SMK Negeri 2 Indramayu. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL OLEH FATIMAH MELIA NIM A1B111004 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Tersedia secara online EISSN: X

Tersedia secara online EISSN: X Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume:1 Nomor: 1 Bulan: Februari Tahun: 2016 Halaman: 45 51 PENGEMBANGAN PENILAIAN SIKAP DENGAN TEKNIK OBSERVASI,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model materi ajar sintaksis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model materi ajar sintaksis 103 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model materi ajar sintaksis berbasis linguistik fungsional yang cocok bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN Linda Listriana (1) Ety Tejo Dwi Cahyowati (2) Indriati Nurul

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa 1. SDN Korpri I SDN Korpri II 89 Jumlah 160 Sumber: UPTD TK, SD, PNF Kec. Baleendah

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa 1. SDN Korpri I SDN Korpri II 89 Jumlah 160 Sumber: UPTD TK, SD, PNF Kec. Baleendah BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD yang berada di gugus VIII Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang terdiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA NYARING PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS IV SD NEGERI 03 KOTO BANGUN KABUPATEN 50 KOTA Desmiati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Secara umum penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang di dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. Penelitian pengembangan didasarkan

Lebih terperinci