LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Customer Service dan Bahasa Inggris Profesi Bagi Pelaku Wisata di Kawasan Penelokan, Kintamani, Bangli dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bagi Turis Asing Oleh: Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd (Ketua) NIP Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK Nomor 196/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN DIII BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2015

2

3 KATA PENGANTAR Puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Kawasan Penelokan desa Batur Selatan Kintamani ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melibatkan sejumlah pihak, antara lain tim pelaksana, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan masyarakat pelaku wisata di Kawasan Penelokan desa Batur Selatan, Kintamani Bali. Untuk itu kami menyampaikna terima kasih kepada mereka dan sangat mengapresiasi partisipasi mereka terhadap rampungnya kegiatan pelatihan dan tersusunnya laporan ini. Demikianlah laporan pengabdian kepada masyarakat ini. Semoga segala bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan Yang Maha Esa. Singaraja, 20 September 2015 Ketua Pelaksana

4 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii iv v BAB I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 3 C. Tujuan Kegiatan 4 D. Manfaat Kegiatan 4 BAB II. METODE PELAKSANAAN 5 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 5 BAB IV. PENUTUP A. Simpulan 14 B. Saran 14 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN A. Absensi Peserta Kegiatan 15 B. Foto-foto Kegiatan 16 C. Peta Lokasi

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Dewasa ini, wisata alam sedang mengalami banyak perkembangan. Banyak bermunculan wisata-wisata alam baru yang sengaja dikembangkan oleh para pelaku wisata. Wisata alam merupakan wisata yang memfokuskan alam sebagai daya tarik bagi pengunjungnya. Bori-Sanz dan Niskanen (2002) dalam Adikampana (2009) menyatakan bahwa wisata alam berhubungan dengan pengalaman yang didapat dari lingkungan alamiah dan amenitas yang disediakan untuk keperluan rekreasi. Dari pengertian ini terlihat bahwa, wisata alam pada dasarnya bergantung pada tempat dan pengalaman yang berhubungan dengan lingkungan alamiah. Ketergantungan tersebut terlihat dalam dua komponen yaitu kualitas lingkungan dan kualitas layanan konsumen. Hal ini mengandung arti bahwa untuk mengembangkan sebuah wisata alam yang baik dan potensial, serta mampu menarik wisatawan untuk berkunjung, maka dibutuhkan tidak hanya keindahan alam yang indah, tetapi juga keterampilan dan keahlian pelaku wisata yang mumpuni. Dari semua wisata alam yang ada di Bali, wisata alam Penelokan yang terletak di daerah Kintamani, Bangli masih menyedot perhatian banyak pengunjung. Penelokan merupakan kawasan wisata alam yang menyajikan panorama alam yang mempesona. Panorama tersebut adalah Danau Batur yang berdampingan dengan Gunung Batur. Di areal Penelokan ini, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama tersebut. Mereka bisa bersantai sambil menikmati hawa yang sejuk dan alami serta menikmati keindahan Danau Batur. Selain menawarkan keindahan Danau Baturnya, kawasan Penelokan ini juga memiliki keindahan lain seperti keindahan Pura Batur, kegiatan trekking, serta agrowisata memetik Jeruk. Fasilitas pendukung yang ada di daerah ini juga cukup memadai, seperti penginapan dan restoran. Sayangnya, keindahan alam dan fasilitas pendukung yang dimilikinya belum cukup untuk bisa memuaskan wisatawan yang berkunjung ke kawasan Penelokan. Selain keindahan alam, kualitas pelayanan pelaku wisata juga sangat berperan penting bagi keberadaan sebuah wisata alam. Untuk bisa memberikan pelayanan yang optimal maka sedikitnya ada lima elemen penting yang harus dimiliki oleh para pelaku wisata (Ariana, 2009). Elemen tersebut yaitu 1) tangible yang meliputi kebersihan obyek wisata dan kebersihan dan kerapian penampilan; 2) reliability yang meliputi penanganan keluhan wisatawan, dan pelayanan yang

6 cepat dan tepat; 3) responsiveness yang meliputi kesiapan membantu dan ketepatan membantu; 4) assurance yang meliputi kemampuan Bahasa Asing, jaminan keamanan, dan pelayanan yang jujur dan ramah; dan 5) emphaty yang meliputi memahami wisatawan. Kesemua elemen tersebut haruslah tercermin dalam kualitas pelayanan para pelaku wisata. Berdasarkan hasil wawancara informal yang penulis lakukan dengan turis-turis asing ketika penulis berkunjung ke daerah ini, penulis memperoleh data bahwa mereka merasa terganggu dengan cara pedagang asongan yang menawarkan dagangan kepadanya. Observasi yang penulis lakukan pada kawasan Penelokan memfokuskan pada Desa Batur Selatan, yang merupakan lokasi Pura Batur. Di Desa Batur Selatan ini, terdapat suatu komunitas pedagang acung dan guide lokal yang cukup banyak. Mereka berdagang di areal balai banjar Pura Batur. Terdapat 46 pedagang acung dan 4 guide lokal yang beroprasi di areal tersebut. Mereka terbagi dalam dua kelompok, dimana masing-masing kelompok diketuai oleh satu orang ketua kelompok. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada masing-masing kelompok pedagang acung tersebut, penulis melihat bahwa bahwa mereka belum memiliki teknik melayani tamu dan belum memiliki keterampilan berbahasa Inggris yang baik. Mereka kerap memandang tamu dengan tatapan sinis ketika mereka tidak jadi membeli dagangannya, ketika masuk ke warung mereka, tidak ada greeting dan senyum, serta menggunakan Bahasa Inggris yang seadanya. Sementara pada kelompok guide lokal, penulis melihat bahwa mereka menggunakan bahasa Inggris yang seadanya, informasi yang diberikan kepada tamu asing belum akurat, serta kurang diimplementasikannya SOP yang benar tentang teknik melayani tamu bagi tourist guide. Fenomena tersebut sesungguhnya tidak seharusnya terjadi, mengingat Pura Batur sebagai bagian dari kawasan wisata alam Penelokan memiliki potensi yang luar biasa untuk bisa memikat banyak pengunjung asing untuk berkunjung. Aspek keindahan alam ini haruslah ditunjang pula dengan aspek kualitas pelayanan prima. Kedua aspek yaitu aspek keindahan alam dan kualitas pelayanan sangat berpengaruh penting dalam menciptakan kesan yang baik kepada para pengunjung. Ketika pengunjung merasa puas dengan pelayanan para pelaku wisata, maka mereka akan merasa puas dan mereka akan menjadi sarana promosi gratis bagi orang-orang di luar sana yang belum pernah berkunjung ke Pura Batur. Dengan demikian, jumlah pengunjung juga akan makin meningkat. Ketika jumlah pengunjung meningkat, maka pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pun makin meningkat. Begitu pula sebaliknya.

7 Wisata alam ini haruslah dipelihara dan dikembangkan dengan sangat baik, agar tidak kehilangan pengunjungnya. Apalagi menurut Adikampana (2009), wisata alam memberikan manfaat yang besar bagi masyarakatnya. Adapun manfaat tersebut adalah 1) manfaat primer dan sekunder. Manfaat ini berhubungan erat dengan pembelanjaan pengunjung yang polanya dipengaruhi oleh segmen wisatawan; 2) manfaat individu dan manfaat sosial. Individu akan mendapatkan manfaat berupa keuntungan financial dari penyediaan barang dan jasa layanan pariwisata. Sedangkan manfaat sosial meliputi jasa lingkungan, kebanggaan atas sumber daya alam, sarana dan prasarana, pendidikan dan penelitian; 4) dimensi keruangan seperti penciptaan lapangan pekerjaan, tempat pemasaran baru bagi produk lokal, dan lain-lain. Dengan manfaat-manfaat tersebut di atas, maka sudah seharusnya wisata alam Penelokan, Kintamani, Bangli harus lebih ditingkatkan kualitasnya melalui peningkatan kualitas pelayanan para pelaku wisata kepada para pengunjungnya. Dengan mengacu pada masalah terbatasnya pengetahuan customer service dan keterampilan berbahasa Inggris pelaku wisata di kawasan Penelokan, Kintamani, Bangli maka penulis berkeinginan untuk mengadakan pelatihan terkait dua aspek tersebut untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan mereka, khususnya pada tamu asing. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan, maka dalam pengabdian kepada masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: pelaku wisata seperti pedagang asongan dan guide lokal di kawasan Penelokan, Kintamani, khusunya di Desa Batur Selatan belum memiliki wawasan tentang pentingnya customer service bagi para turis serta belum memiliki keterampilan berbahasa Inggris yang memadai untuk bisa berkomunikasi yang baik dengan turis asing. Dengan demikian perumusan masalah yang bisa dirumuskan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: apakah pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku wisata di kawasan wisata Penelokan, khususnya Desa Batur Selatan, Kintamani, Bangli dalam memberikan pelayanan yang prima bagi turis asing? 1.3 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk membantu para pelaku wisata, khususnya pedagang acung dan guide lokal di kawasan Penelokan, terutama di Batur Selatan dalam memberikan pelayanan prima bagi turis asing.

8 1.4 Manfaat Kegiatan Dari kegiatan pelatihan ini para pelaku wisata khususnya pedagang acung dan guide lokal secara langsung mendapatkan informasi dan praktek tentang bagaimana memberikan pelayanan prima kepada turis asing.

9 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka dasar dari pemecahan masalah dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan customer service dan bahasa Inggris profesi bagi pelaku wisata di kawasan Penelokan, terutama di Batur Selatan. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaanya. a. Persiapan Tahap ini menyangkut: 1) observasi dan survey tentang kebutuhan para peserta, 2) penjajagan kepada Kepala Desa terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan, 2) pendataan peserta dan penyiapan instruktur yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Peserta berasal dari pelaku wisata yaitu pedagang acung dan guide lokal di Desa Batur Selatan, sementara instruktur berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha, 3) penyiapan tempat kegiatan. Kegiatan dilakukan di Balai Banjar Desa Batur Selatan. dan 4) penjadwalan kegiatan. b. Pelaksanaan Pada tahapan ini, pelatihan dimulai dengan pemberian materi tentang customer service dan bahasa asing profesi, kemudian dilanjutkan dengan praktek simulasi terkait kedua materi tersebut. c. Evaluasi Pada kegiatan akhir, dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan pelatihan. Tahapan ini juga menyangkut penilaian dan refleksi dari peserta terhadap kegiatan pelatihan. 2.2 Khalayak Sasaran Anggota khalayak sasaran yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah pelaku wisata yang meliputi pedagang acung dan guide lokal di kawasan Penelokan, khususnya di Desa Batur Selatan yang berjumlah 50 orang.

10 2.3 Keterkaitan Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memiliki keterikatan yang sangat erat dengan Jurusan DIII Bahasa Inggris. Jurusan DIII Bahasa Inggris sebagai salah satu Jurusan yang ada di Universitas Pendidikan Ganesha yang memproduksi lulusan yang ahli dalam bidang bahasa Inggris kepariwisataan, juga merasa bertanggung jawab untuk menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya untuk masyarakat pelaku wisata yang ada di sekitarnya, termasuk pada pelaku wisata di Kawasan Penelokan, terutama Desa Batur Selatan, Kintamani, Bangli. 2.4 Metode Kegiatan Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode ceramah,diskusi dan pelatihan. Pada hari pertama, peserta pelatihan mendapat kuliah umum tentang customer service dan bahasa asing profesi, kemudian hari kedua dan ketiga peserta pelatihan berlatih melakukan simulasi terkait kedua materi tersebut. Adapun rincian kegiatan pelatihan dapat dijabarkan pada tabel berikut. Tabel 1. Rincian Kegiatan Pelatihan No Tanggal Uraian Kegiatan 1 9 Mei 2015 Peserta melakukan registrasi Pembukaan dari Ketua Panitia Pemberian kuliah umum tentang customer service Pemberian kuliah umum tentang bahasa asing profesi yang meliputi english for vendors, dan english for tourist guide Diskusi kelompok Diskusi umum 2 10 Mei 2015 Peserta melakukan registrasi Peserta dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok pedagang acung dan kelompok guide lokal Masing-masing keompok dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang Membuat draft praktek simulasi tentang bagaimana melayani tamu asing baik sebagai pedagang acung, maupun guide lokal dalam kelompok

11 3 11 Mei 2015 Peserta melakukan registrasi Praktek simulasi 1 ( Pedagang acung) Diskusi umum ( melakukan penilaian diri sendiri dan pemberian feedback dari narasumber) Praktek simulasi 2 (guide lokal) Diskusi umum (melakukan penilaian diri sendiri dan pemberian feedback dari narasumber) Pemberian angket evaluasi program pada peserta Penutup 2.5 Rancangan Evaluasi Evaluasi dilakukan ketika kegiatan berlangsung dan pada akhir kegiatan. Evaluasi akan dilakukan pada pertemuan terakhir pelatihan. Secara specifik aspek, teknik, instrument, serta kriteria evaluasi yang dilakukan dapat disajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan No Aspek Teknik Instrumen Kriteria Evaluasi 1 Program Kuesioner Angket/Kuesioner Kesesuaian dengan tujuan 2 Proses Observasi -Daftar presensi -Lembar observasi - Kehadiran lebih dari 85% - Aktivitas peserta dalam kegiatan tinggi 3 Hasil Penugasan kepada peserta untuk melakukan simulasi Rubrik nilai Peserta mampu melakukan simulasi terkait dua materi yaitu customer service dan bahasa asing profesi dengan baik dan benar.

12 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. 1 Hasil Kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada pelaku wisata di kawasan Penelokan, khususnya di Desa Batur Selatan. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 9-11 Mei 2015 di Balai Banjar Desa Batur Selatan. Pelatihan ini diikuti oleh 50 peserta, yang terdiri dari pedagang acung dan guide lokal. Pelatihan ini diawali dengan pemberian materi tentang customer service, yang meliputi etika profesi yang harus dimiliki oleh para pelaku wisata, kiat-kiat menarik dan mempertahankan pengunjung, serta elemen-elemen yang harus diperhatikan dalam memberikan pelayanan prima bagi pengunjung. Di samping materi tentang customer service, materi tentang bahasa asing profesi diberikan juga kepada peserta. Materi ini meliputi dua topik, yaitu english for vendors dan english for tourist guide. Pada masing-masing topik ini diberikan kosakata dan ekspresi bahasa yang biasa digunakan dalam melayani pengunjung. Setelah itu, dilanjutkan dengan praktek simulasi terkait kedua materi tersebut. Dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Program Kegiatan Pelatihan sudah berlangsung dengan baik, 2) Peserta yang hadir mengikuti pelatihan 100% hadir pada semua kegiatan dan mengikuti kegiatan pelatihan dengan sangat sungguhsungguh, dan 3) peserta mampu melakukan praktek simulasi dengan baik Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan, maka kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut Program Kegiatan Berdasarkan hasil evaluasi program kegiatan yang dilakukan melalui pemberian kuesioner kepada peserta dan wawancara informal yang dilakukan kepada peserta diperoleh hasil sebagai berikut: 1) pelatihan dilaksanakan tepat waktu, selama tiga hari dan berlangsung sesuai jadwal yang telah disepakati, 2) suasana pelatihan menarik. Pemberian kuliah umum dilakukan tidak hanya menggunakan teknik ceramah tetapi juga dengan menggunakan mediamedia gambar dan video sehingga tidak membosankan bagi para peserta, 3) Para peserta sangat tertarik dengan materi pelatihan. Hal ini disebabkan karena materi pelatihan sangat relevan dengan kebutuhan mereka sebagai pedagang acung dan guide lokal. Mereka menyadari bahwa selama ini mereka melayani pengunjung dan menggunakan Bahasa Inggris

13 pasaran dengan belajar secara otodidak. Dengan adanya pelatihan ini, mereka merasa sangat terbantu untuk bisa memperbaiki kualitas pelayanan mereka kepada pengunjung asing, 4) Cakupan materi yang diberikan sudah cukup memadai bagi para peserta. Materi meliputi teknik memberikan pelayanan prima kepada para pengunjung dan bahasa Inggris profesi yang meliputi english for vendors dan english for tourist guide, dan 5) peserta mampu memahami materi dengan baik. Hal ini disebabkan karena teknik penyampaian materi, pemilihan materi, dan media benar-benar sesuai dengan kebutuhan para peserta. Mereka juga melakukan praktek simulasi dengan menggunakan barang dagangan mereka sendiri, sehingga mereka benar-benar belajar dan berlatih secara kontekstual. Pelatihan ini benar-benar bermakna dan bermanfaat bagi mereka dimana hasil pelatihan ini bisa langsung digunakan oleh mereka ketika melayani pengunjung Proses Kegiatan Selama proses kegiatan berlangsung, kehadiran para peserta sangat maksimal. Mereka semua datang penuh selama tiga hari, walaupun ada yang datang tidak tepat waktu. Hal ini masih dapat dipahami mengingat mayoritas peserta pelatihan adalah ibu-ibu yang sudah berumur dan memiliki tanggung jawab lain selain sebagai pedagang acung, misalnya ayahan pura, dan ke ladang. Berdasarkan hasil observasi langsung selama kegiatan pelatihan, penulis melihat bahwa peserta pelatihan sangat semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Mereka memperhatikan dengan seksama, bahkan sering mengajukan pertanyaan dalam diskusi. Mereka juga mengkonfirmasi pengetahuan dan pemahaman mereka sebelumnya tentang teknik melayani tamu yang baik dan benar. Dari aspek customer service, mereka yang sebelumnya jarang menyapa tamu dengan greeting akhirnya tahu bahwa ketika tamu datang mereka harus menyapa tamu dengan menggunakan greeting yang tepat, mereka jarang tersenyum dalam melayani tamu akhirnya tahu bahwa senyum adalah kunci utama dalam memberikan citra yang positif kepada tamu, dan mereka yang awalnya belum memiliki seragam untuk komunitas mereka, akhirnya berencana untuk membuat seragam untuk pemberian identitas dan memudahkan mereka untuk langsung dikenali oleh para pengunjung. Sementara dari aspek kebahasaan, mereka banyak belajar tentang kosakata-kosakata yang baru yang dibutuhkan buat mereka, terutama cara pengucapan yang benar, seperti beach sport, t-shirt, shirt, dress, painting, hand-handled fan, dan lain-lain. Mereka juga belajar tentang ekspresi-ekspresi bahasa yang bisa mereka gunakan ketika pada situasi-situasi tertentu, misalnya ekspresi untuk menawarkan bantuan, tawar menawar, meminta maaf,

14 menawarkan alternatif, dan berterimakasih (bagi pedagang acung) dan ekspresi memperkenalkan diri, memberikan informasi pada pengunjung, meminta maaf, dan berterima kasih (bagi guide lokal) Praktek Simulasi Praktek simulasi dilakukan dua tahap yaitu tahap satu untuk kelompok pedagang acung dan tahap 2 untuk guide lokal. Sebelum melakukan praktek simulasi, mereka membuat draft dan latihan dalam kelompok-kelompok kecil yang sudah dibentuk. Paparan kegiatan untuk masing-masing praktek simulasi akan dijelaskan sebagai berikut. a. Praktek simulasi untuk pedagang acung Praktek simulasi ini dilakukan secara berkelompok. Satu peserta berperan sebagai pedagang acung, dan peserta lainnya berperan sebagai pengunjung sekaligus calon pembeli. Setting praktek ini dilakukan pada stand mereka dan menggunakan barangbarang dagangan mereka langsung. Mereka berlatih dengan sangat semangat dan senang sekali, karena setelah mereka praktek, mereka langsung diberikan feedback terkait penampilan mereka, sehingga apabila masih ada hal-hal yang harus diperbaiki, mereka langsung bisa memperbaikinya. Feedback yang dberikan terkait bentuk pelayanan dan bahasa Inggris yang digunakan, terutama dalam hal pengucapan. b. Praktek simulasi untuk guide lokal Praktek simulasi ini juga dilakukan secara berkelompok. Satu peserta berperan sebagai guide lokal, dan peserta lainnya sebagai pengunjung. Guide lokal ini langsung menjelaskan Pura Batur kepada para pengujung dengan menggunakan teknik pelayanan dan bahasa Inggris yang dilatihkan oleh narasumber. Setelah mereka melakukan simulasi, mereka juga langsung diberikan feedback oleh narasumber. Feedback tersebut berkaitan dengan keakuratan isi informasi tentang Pura Batur, teknik menjawab pertanyaan pengunjung, dan pengucapan-pengucapan yang amsih keliru.

15 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan customer service dan bahasa Inggris profesi bagi pelaku wisata di kawasan Penelokan, terutama di Desa Batur Selatan, Kintamani, Bangli, sudah terlaksana dengan baik. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek program, aspek proses, dan aspek hasil. Pada aspek program, kegiatan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari tercapainya tujuan kegiatan yakni membantu para pelaku wisata untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada para pengunjung asing. Pada aspek proses juga terkategori baik. Hal ini terbukti dari daftar kehadiran peserta dan keantusiasan mereka dalam mengikuti pelatihan. Pada aspek hasil juga terkategori baik, dimana mereka telah mampu melakukan simulasi dengan baik. 4.2 Saran Setelah melakukan evaluasi kegiatan, maka disarankan untuk tetap melakukan kegiatan pendampingan untuk pelayanan prima dan bahasa Inggris profesi. Hal ini dilakukan mengingat ada beberapa temuan tentang fenomena fosilisasi oleh peserta terkait pengucapanpengucapan dan kosakata-kosakata yang mereka biasa gunakan. Mereka sudah terbiasa mengucapkan kata-kata dengan cara pengucapan yang salah, dan menganggap itu sebagai sesuatu yang benar. Hal ini disebabkan oleh teknik belajar mereka yang otodidak, atau meniru yang salah. Pendampingan ini akan sangat membantu mereka untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan ini dan membuat mereka kembali mengucapkan dengan baik dan benar. Dengan kegiatan pendampingan yang optimal maka pelatihan ini akan benar-benar bermanfaat bagi para peserta.

16 DAFTAR PUSTAKA Anonym TWA Penelokan. Diakses pada tanggal 4 September Adikampana, I Made Pariwisata Alam dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Analisis Pariwisata. Vol 9. No. 1 tahun Universitas Udayana. Ariana, Nyoman Pariwisata Alam dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Analisis Pariwisata. Vol 9. No. 1 tahun Universitas Udayana. Dimas, Setiawan Definisi dan Pengertian Wisata Alam. Diakses pada tanggal 1 September Haida, Neni Nurul Pelayanan Prima. Diakses pada tanggal 2 September Nunan, David Designing Tasks for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.

17 A. Daftar Hadir Peserta LAMPIRAN

18

19

20

21

22

23

24

25

26 B. Foto-Foto Kegiatan Simulasi Sambutan Ketua Panitia

27 Simulasi Pedagang Acung

28 Simulasi Guide Lokal

29 C. Peta Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ACUNG DAN PEDAGANG PASAR SENI KLUNGKUNG UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN WISATAWAN MANCANEGARA Oleh: Dewa

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU- GURU BAHASA INGGRIS SMA/SMK SE-KABUPATEN BULELENG Oleh: Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd (Ketua) NIP. 198303142008122002

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PERANGKAT DESA DI DESA TENGANAN, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM. Oleh : Luh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT LAPORAN P2M PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT TUBERKULOSIS PADA KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I TAHUN 2014 Oleh: dr. Made Suadnyani Pasek, S.Ked.,M.Kes/0021088103

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat menentukan suatu perusahaan bisnis jasa berjalan dalam jangka panjang. Karena negara Indonesia dipenuhi

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan atau kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang menjadi andalan bagi Negara dalam meningkatkan pemasukan devisa. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap perusahaan saling berpacu untuk memperluas pasar. Harapan dari adanya perluasan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumatera Utara. Potensi yang sangat besar dan tersebar dibeberapa wilayah

PENDAHULUAN. Sumatera Utara. Potensi yang sangat besar dan tersebar dibeberapa wilayah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terbukti memberi kontribusi besar bagi suatu perekonomian suatu daerah, tidak terkecuali Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN Etiket dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap manusia, karena etiket memberikan tingkah laku, kebiasaan, sopan santun,

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman

Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman Program Kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat dan Perguruan Tinggi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman Desa: Bantang Kecamatan: Kintamani Kabupaten:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh dengan pesat. Salah satunya bisnis dibidang jasa. Peningkatan bisnis dibidang jasa tak terlepas dari

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah kota strategis yang terletak diujung timur pantai utara Jawa Barat, faktor tersebut membuat kota ini berkembang menjadi sebuah kota yang maju. Kemajuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah sistem pariwisata, masyarakat lokal merupakan salah satu dari pelakunya. Masyarakat lokal dapat terlibat dan berperan dalam berbagai macam kegiatan yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. Ndara Tanggu Renda, M.Pd. (Ketua) NIDN : 0006095709

Lebih terperinci

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dalam Memenuhi Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Fabruari 2016 WISATA ALAM DI KAWASAN

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khususnya pemerintah daerah dimana daya tarik wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya berpariwiasata adalah suatu proses berpergian sementara dari seseorang atau lebih untuk menuju tempat lain atau diluar tempat tinggalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata dewasa ini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sektor unggulan perekonomian di Indonesia. Hal ini didukung oleh sumber daya Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL RIYADI PALACE SALA TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL RIYADI PALACE SALA TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL RIYADI PALACE SALA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana pada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung adalah meningkatnya penjualan sehingga perusahaan akan memiliki lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. langsung adalah meningkatnya penjualan sehingga perusahaan akan memiliki lebih banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap perusahaan saling berpacu untuk memperluas pasar. Harapan dari adanya perluasan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini salah satu kebutuhan remaja adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya. Maka tidak jarang rumah makan dan cafe menjadi tempat-tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berwisata saat ini telah mejadi kebutuhan semua orang ditengah rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih sekolah, dan juga yang sudah berkeluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, banyak masyarakat yang mulai membiasakan diri dengan berolahraga di pagi hari sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur, perubahan sosial budaya masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA GURU-GURU SD DI DESA PANJI Oleh: dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes / NIP 198207022008122002 dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk lebih cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesibukan masyarakat yang semakin meningkat telah membuat berbagai objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan mereka tersebut. Tempat hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang penjualan produk barang maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang termasuk dalam kategori negara berkembang dengan segala potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pengembangan sumber

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.... HALAMAN PERNYATAAN.... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah masalah dalam bidang ekonomi, karena hal ini menyangkut kehidupan manusia baik secara individu

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI Atri Dewi Azis dan Arafiq Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Korespondensi: atridewi75@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pelanggan. Para penyedia produk berupaya memenangkan. persaingan dari para kompetitornya dengan mengimplementasikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pelanggan. Para penyedia produk berupaya memenangkan. persaingan dari para kompetitornya dengan mengimplementasikan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu menjalani aktivitas bisnisnya untuk dapat memberikan nilai terbaik bagi perusahaan dalam rangka pertumbuhan dan keselamatan. Konsumen sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pernyataan Mari Elka Pengestu selaku Menteri Pariwisata Indonesia, selama beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami peningkatan perekonomian dari sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, setiap perusahaan saling berpacu untuk memperluas pasar. Harapan dari adanya perluasan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DJ BALI PRODUCTION DENPASAR

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DJ BALI PRODUCTION DENPASAR ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DJ BALI PRODUCTION DENPASAR Oleh : I MADE JANANURAGA NIM : 0215251050 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap penyedia produk dan jasa tentu saja berusaha untuk memberikan penawaran yang dapat melebihi ekspetasi dari pelanggan agar pelanggan merasa puas. Salah satu cara untuk memuaskan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari konsep leisure (waktu luang).

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari konsep leisure (waktu luang). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari konsep leisure (waktu luang). Dalam mengisi leisure, tiap orang bisa memiliki cara yang berbeda-beda. Salah satu yang umum dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WISATAWAN, PRODUK WISATA DAN KEPUASAN WISATAWAN MENGUNJUNGI OBYEK WISATA BATU SERIBU KABUPATEN SUKOHARJO

KARAKTERISTIK WISATAWAN, PRODUK WISATA DAN KEPUASAN WISATAWAN MENGUNJUNGI OBYEK WISATA BATU SERIBU KABUPATEN SUKOHARJO KARAKTERISTIK WISATAWAN, PRODUK WISATA DAN KEPUASAN WISATAWAN MENGUNJUNGI OBYEK WISATA BATU SERIBU KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia Pariwisata yang ada di Indonesia berbagai macam cara mengembangkan dunia pariwisata adalah yang berhubungan dengan aspek budaya karena di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre (1942:77) menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR Oleh DEVI FITRIYANA H24066045 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN UNTUK NASABAH BANK BRI Responden yang terhormat, Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kualitas yang tinggi diharapkan akan mendapat tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di wilayah tropis dan terletak di garis khatulistiwa. Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( L P 3 A ) HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: Nama : Lina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri kepariwisataan Indonesia berkembang semakin pesat terutama dalam sektor industri perhotelan dan sektor wisata konvensi, atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kemajuan pariwisata di Desa Adat Ubud menjadi kebanggaan yang patut disyukuri oleh seluruh lapisan masyarakat karena mempunyai keindahan panorama alam, keberadaan seniman,

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor pariwisata telah memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata Indonesia saat ini mulai tumbuh kembali, setelah sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak

Lebih terperinci

PROFIL WISATAWAN DI MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

PROFIL WISATAWAN DI MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 PROFIL WISATAWAN DI MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tingkat kepuasan yang mempengaruhi jumlah wisatawan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tingkat kepuasan yang mempengaruhi jumlah wisatawan. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya waktu dan teknologi perusahaan jasa khususnya yang bergerak di bidang pariwisata sangat memerlukan alat ukur untuk mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci