LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ACUNG DAN PEDAGANG PASAR SENI KLUNGKUNG UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN WISATAWAN MANCANEGARA Oleh: Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S (Ketua) NIP Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd (Anggota) NIP Dr. Dewa Putu Ramendra, S.Pd., M.Pd NIP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOPEMBER, 2016

2

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dewasa ini, bahasa Inggris tidak dapat dipungkiri berfungsi sebagai bahasa komunikasi Internasional. Bahasa Inggris berperan sangat vital sebagai alat komunikasi di dalam berbagai aspek kehidupan baik untuk tujuan pendidikan, pekerjaan, hiburan, komunikasi elektronik, maupun perdagangan. Menurut Encarta Dictionary (2009), bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan secara luas oleh orang-orang di Amerika Serikat, Australia, Afrika Selatan, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru, serta beberapa negara lainnya dengan jumlah pengguna antara 350 sampai 375 juta orang (p.13). Jadi, bahasa Inggris merupakan bahasa yang telah banyak digunakan oleh beratus-ratus juta orang di seluruh penjuru dunia. Sebagai bahasa yang paling sering dan banyak dipakai dalam berinteraksi di kancah internasional, bahasa Inggris sudah menjelma menjadi bahasa yang harus dikuasai oleh penutur asing bahasa tersebut. Bahasa Inggris mutlak diperlukan sebagai sarana komunikasi antar negara di sektor ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain lain. Hal ini tak pelak menyebabkan terjadinya interaksi antar bangsa; misalnya: kunjungan para wisatawan atau turis ke negara-negara lain memerlukan bahasa yang mampu menjembatani transfer informasi dan komunikasi dengan orang orang setempat dinegeri yang mereka dikunjunginya. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali cukup tinggi. Salah satu daerah wisata yang kerap dikunjungi wisatawan di Bali timur dikenal dengan nama kabupaten Klungkung a.k.a. kota serombotan (profil atau potret masyarakat sasaran dijelaskan di analisis situasi). Kabupaten Klungkung memiliki berbagai potensi pariwisata yang bisa dikembangkan dengan mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Melihat potensi budaya dan pariwisata yang dikembangkan di kabupaten Klungkung, pemerintah daerah mengembangkan pasar seni yang bisa menjaring animo para wisatawan yang datang berkunjung untuk berbelanja dan tentu saja ini akan berdampak terhadap

4 perekonomian masyarakat lokal disana. Pemerintah kabupaten Klungkung melalui dinas Pariwisata melaksanakan beberapa kegiatan budaya untuk mendongkrak peningkatan pariwisata di kawasan tersebut. Seperti yang dituturkan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Klungkung bahwa Klungkungtelah melaksanakan Semarapura Festival dan Nusa Penida Festival sekali setahun dan sudah dimulai sejak tahun Kedua festival tersebut mampu menyedot perhatian masyarakat termasuk juga para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Promosi budaya adalah salah satu pendongkrak dunia pariwisata di kabupaten Klungkung perlu disertai dengan kesiapan para pelaku pariwisata setempat termasuk kesiapan dari objek objek penunjang seperti sentra barang kerajinan. Contohnya, sentra kerajinan hasil seni dan budaya seniman lokal di pasar seni Klungkung. Pasar seni Klungkung menjadi salah satu anjungan barang barang seni yang diminati oleh turis mancanegara, apalagi letaknya yang tidak jauh dari objek wisata terkenal: Kertha Gosa sehingga menjadikannya daerah yang tak sepi dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Pasar seni Klungkung sebenarnya sudah cukup dikenal oleh banyak turis asing dan domestik. Pasar ini menjual barang barang seni yang beragam sepertikain tenun ikat tradisional, arca, akik, topeng, lukisan, guci dan lain lain. Pasar ini sering menjadi acuan para turis mancanegara untuk mencari benda benda seni. Dengan demikian turis asing adalah komponen konsumen tak terpisahkan di pasar seni Klungkung. Oleh sebab itu, pelayanan terhadap mereka pun juga perlu dimaksimalkan untuk mendongkrak penjualan barang seni di pasar ini. Komunikasi dalam bahasa Inggris yang bisa dipahami, sangat diperlukan guna memperlancar proses komunikasi Namun, berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara ditemukan ternyata di Pasar seni Klungkunguntuk saat ini hanya ada beberapa orang yang sudah bisa menggunakan bahasa Inggris, dan itupun hanya menyebut angka satu persatu, sedangkan sebagian besar pedagang, khususnya pedagang acung memaparkan bahwa selama ini mereka hanya melakukan transaksi penjualan dengan cara yang sederhana seperti melakukan penawaran dengan menyebut angka dalam bahasa inggris dan ada yang bahkan menulis harga barang di selembar kertas.

5 Mereka menyatakan proses inikerap menyulitkan kedua pihak, karena sering menimbukankesalahpahaman, terutama ketika proses tawar menawar terjadi. Selain itu, para wisatawan kerap merasa kesal dan terganggu karena para pedagang terkesan memaksa mereka untuk berbelanja.hal tersebut terjadi karena para pedagang kesulitan melakukan transaksi memakai bahasa Inggris dengan para tamu. Jika kemampuanberbahasa Inggrispara pedagang di kawasan pasar seni Klungkung dilatih, para pedagang setidaknya dapat berkomunikasi tentang sesuatu yang berhubungan dengan urusan perdagangan yang akan berdampak baik bagi perekonomian mereka. Dengan demikian, ini diharapkan dapat menjadi salah satu usaha untuk mengoptimalkan pelayanan pedagang, terutama untuk melayani konsumen wisatawan mancanegara.pelatihan bahasa Inggris ini merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan pelayanan pedagang pasar seni Klungkung ketika menghadapi konsumen yang berasal dari mancanegara. Beberapa alasan yang mendasari penulis untuk memilih Pasar seni Klungkung sebagai lokasi pelatihan, yaitu: a. Pasar seni Klungkung menjadi salah satu sentra penjualan barang-barang seni yang diminati oleh turis yang datang ke kabupaten Klungkung. b. Pasar seni Klungkungakan segera ditata ulang oleh pemkab Klungkung sebagai pasar yang menjadi sentral penjualan kerajinan khas seni dan budaya lokal Klungkung. c. Pelatihan yang akan diadakan ini sangat membantu para pedagang di kawasan wisata Kertha Gosa dan pasar Seni Klungkung untuk menjadi terlatih dalam berkomunikasi memakai bahasa Inggris walaupun hanya memakai ekspresi sederhana untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen wisatawan mancanegara. Paparan diatas merupakan latar belakang mengapa pelatihan bahasa Inggris bagi pedagang pasar seni Klungkung diadakan.

6 1.2 Analisis Situasi Menurut data yang diperoleh dari Website resmi Pemerintah Kabupaten Klungkung, Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kodya di Bali, terletak diantara ' - 37 '' 8 49 ' 00 ' Lintang Selatan dengan batas-batas disebelah utara Kabupaten Bangli. Sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan sebelah Selatan Samudra India, dengan luas: 315 Km². Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya ( 112,16 Km²) terletak diantara pulau Bali dan dua pertiganya ( 202,84 Km² lagi merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Menurut penggunaan lahan di Kabupaten Klungkung terdiri dari lahan sawah hektar, lahan kering hektar, hutan negara 202 hektar, perkebunan hektar dan lain-lain hektar. Kabupaten Klungkung merupakan dataran pantai sehingga potensi perikanan laut.panjang pantainya sekitar 90 Km yang terdapat di Klungkung daratan 20 Km dan Kepulauan Nusa Penida 70 Km. Permukaan tanah pada umumnya tidak rata, bergelombangbahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus.hanya sebagian kecil saja merupakan dataran rendah.tingkat kemiringan tanah diatas 40 % (terjal) adalah seluas 16,47 Km2 atau 5,32 % dari Kabupaten Klungkung. Jumlah penduduk di kabupaten ini mencapai orang per 1 Januari 2015 (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Klungkung, 2015). Adapun potensi wisata di kabupaten ini antara lain desa wisata Kamasan, kerajinan lukisan, objek wisata Kertha Gosa, museum Semarajaya, monumen Puputan Klungkung, dan pura Goa Lawah. Selain untuk mendukung revitalisasi pariwisata di kabupaten Klungkung pemerintah daerah mengembangkan pasar seni untuk membantu geliat perekonomian masyarakat Klungkung. Pasar seni Klungkung berada di bawah naungan Dinas Pengelola Pasar Kota Semarapura.Pasar ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Awalnya, pasar ini merupakan eks pasar tradisional yang terletak di jantung kota Semarapura (ibukota kabupaten Klungkung) dan berdekatan dengan objek wisata Kertha Gosa, museum Semarajaya, dan monumen Puputan Klungkung. Namun, karena beberapa alasan, Pasar tradisional Klungkung tersebut direlokasi ke dekat kawasan terminal bis di Galiran dan pasar

7 seni Klungkung pun dikembangkan dikawasan itu. Beberapa tahun yang lalu pasar ini masih terkesan agak tradisional, baik dari segi tata bangunan maupun pedagangnya. Setelah dilakukan renovasi, pasar ini terlihat lebih modern. Di pasar seni Klungkung terdapat kurang lebih 100 pedagang yang menjual barang barang seni yang beragam seperti, kain tenun tradisional ikat (endek) dan songket khas Klungkung, akik, topeng, lukisan, aksesoris perak dan emas, dan lain lain. Pasar ini sering dikunjungi wiasatawan domestik dan mancanegara. Barangbarang yang diperdagangkan juga lebih beraneka ragam, mulai dari ukuran sampai bentuk barang, seperti kain ikat endek khas Klungkung, songket, wayang dan lukisan Kamasan, topeng, cincin, uang kepeng, dan lain-lain. Biasanya para pedangang memperoleh barang dagangan berdatangan mereka melalui distributor langsung yang menawarkan barang ke kios-kios dan bahkan ada beberapa dari mereka yang memiliki rumah produksi sendiri. Hampir setiap hari turis berkunjung ke pasar ini untuk membeli barang seni khas Klungkung dan Bali sebagai oleh-oleh. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara terhadap pedagang acung dan pedagang di Pasar Seni Klungkung, saat ini hanya ada beberapa orang yang sudah bisa menggunakan bahasa Inggris (broken English), dan itupun hanya menyebut angka satu persatu, sedangkan sebagian besar pedagang memaparkan bahwa selama ini para pedagang hanya melakukan transaksi penjualan dengan dengan cara yang sederhana seperti melakukan penawaran dengan menulis harga barang di selembar kertas. Mereka menyatakan proses ini kerap menyulitkan kedua pihak, karena sering menimbukan kesalahpahaman, terutama ketika proses tawar menawar terjadi. Para pedagang biasanya melakukan transaksi hanya berdasarkan pengalaman mereka berdagang selama bertahun-tahun. Pengetahuan pedagang di pasar seni yang sangat minim dalam berkomunikasi dengan turis asing memakai bahasa Inggris menjadi kendala utama. Pada umumnya mereka juga tidak terlalu ingin belajar bahasa Inggris karena keengganan dan masalah biaya. Ketidaklancaran proses komunikasi yang sampai sekarang masih terjadi cukup mempengaruhi tingkat pelayanan terhadap turis mancanegara. Disisi lain, turis asing merupakan salah satu sumber pemasukan yang berharga bagi para pedagang di kawasan pasar seni Klungkung. Oleh karena itu

8 diharapkan adanya pelatihan bahasa Inggris bagi pedagang Pasar seni Klungkungdapat memberikan manfaat pagi para pedagang baik sekarang ataupun di masa mendatang. 1.3 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis situasi yang diuraikan di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa Inggris bagi pedagang acung dan pedagang pasar seni Klungkung sebagai upaya mengoptimalkan kualitas pelayanansaatmereka berkomunikasi dengan konsumen turis mancanegara? 1.4 TUJUAN PROGRAM Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris pedagang acung dan pedagang pasar seni Klungkung sehingga pelayanan terutama dalam hal proses komunikasi/transaksi jual beli dengan turis mancanegara berjalan dengan baik. 1.5 MANFAAT KEGIATAN a. Meningkatkan kualitas pelayanan pedagang acung dan pedagang pasar seni Klungkung terhadap konsumen mancanegara. b. Memasyarakatkan bahasa Inggris dikalangan para pedagang acung dan pedagang pasar seni Klungkung guna melancarkan komunikasi dengan konsumen mancanegara. c. Meningkatkan daya tawar para pedagang acung dan pedagang pasar seni Klungkung dimata konsumen mancanegara. d. Tim pelaksana kegiatan ini dapat mengamalkan ilmu kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Beberapa kegiatan serupa pernah dilakukan oleh beberapa peneliti berkaitan dengan pemberian training bahasa Inggris dan English for Specific Purposes bagi para pelaku wisata di kawasan pariwisata yang tersebar di beberapa kawasan di pulau Bali. Marsakawati (2015) mengadakan pengabdian masyarakat di kawasan pariwisata Penelokan, Batur Selatan dengan memberikan pelatihan untuk 50 orang praktisi wisata di daerah tersebut termasuk para pemandu wisata lokal dan dagang acung dalam bidang melakukan pelayanan konsumen meliputi etika profesi dan elemen pelayanan prima; dan pelatihan bahasa Inggris untuk memandu tamu dan berdagang bagi para dagang acung. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat serupa juga dilakukan oleh Pramerta dan Wahyudi (2013). Mereka melatih 40 orang dagang acung di desa Batur yang sebagian besar anak-anak sekolah dasar dengan memberikan pelatihan dasar tentang etika berkomunikasi dan berjualan dengan wisatawan domestik dan mancanegara. P2M ini memberikan pelatihan dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris dengan target sasaran masing-masing tamu domestik dan mancanegara. Selain itu, Widodo dan Hastuti (2011) melakukan pengabdian masyarakat dengan melatih 25 pedagang suvenir di Museum Sangiran dalam bercakap-cakap memakai bahasa Inggris. Salah satunya dengan mengadakan praktek percakapan menawarkan barang kepada wisatawan asing. Namun pelatihan terhadap para pedagang di pasar seni dikolaborasikan dengan pelatihan bahasa Inggris bagi para pedagang acung di kabupaten Klungkung belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, tim program P2M penerapan ipteksmelaksanakan kegiatan disana mengingat pentingnya bagi para pedagang acung dapat memakai bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi dalam mencapai sukses berdagang dengan wisatawan asing yang datang berkunjung ke kawasan pasar seni Klungkung.

10 BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Kerangka dasar pemecahan masalah dalam program Pengabdian kepada Masyarakat ini yaitu dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris bagi para pedagang acung dan pedagang di pasar seni Klungkung dengan melaksanakan tahapan langkah-langkah berikut ini: a. Persiapan 1. Menyusun program kerja dan deskripsi kerja untuk anggota tim; 2. Observasi dan wawancara untuk memahami kebutuhan para peserta; 3. Penetapan tim pelaksana program dan instruktur sesuai dengan kepakarannya; 4. Penjajagan kepada dinas terkait (pengelola pasar) untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan; 5. Pendataan peserta dan pernyiapan tempat kegiatan; dan 6. Diskusi/pembekalan tim dalam hal pelaksanaan teknis. b. Pelaksanaan Pelatihan bahasa Inggris khususnya English for vendors and trading bagi peserta kegiatan P2M. c. Evaluasi dan indikator Pencapaian Adanya peningkatan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, terutama cara melakukan transaksi tawar menawar dan jual beli menjadi indikator pencapaian program. Pada tahapan ini, evaluasi menyeluruh terhadap program pelatihan dilakukan dan juga meliputi penilaian serta refleksi peserta pelatihan dalam mengikuti kegiatan ini.

11 3.2 Khalayak Sasaran Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah para pedagang acung dan pedagang di kawasan pasar seni Klungkung berjumlah 50orang. 3.3KETERKAITAN Keterkaitan program pengabdian kepada masyarakat ini sangat erat dengan jurusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha karena selain menghasilkan lulusan calon guru kompeten berbahasa Inggris, jurusan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap masyarakat dalam mengembangkan potensi diri dan keahlian mereka dalam berkomunikasi memakai bahasa Inggris sehingga masyarakat terbantu dalam meningkatkan taraf hidup dan perekonomiannya. 3.4METODE PELAKSANAAN PROGRAM Seperti dipaparkan sebelumnya, tim pengabdi datang langsung di lokasi pengabdian untuk memperoleh data dan informasi yang memadai dan wawancara tentang kondisi pemahaman sebagian pedagang terhadap bahasa Inggris serta cara dan kebiasaan yang dilakukan pedagang dalam berkomunikasi dengan konsumen turis mancanegara. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, diskusi, dan pelatihan. Pada hari pertama, para peserta kegiatan pelatihan ini diberikan kuliah umum tentang bahasa Inggris yang digunakan untuk berdagang dan pengenalan kultur serta etika berbisnis dalam konteks CCU. Pada hari kedua, para peserta melakukan simulasi berlatih sehubungan dengan topik yang dibahas pada hari sebelumnya.selain itu, para peserta langsung praktek nyata dengan para wisatawan sesuai dengan latihan yang telah dilakukan.

12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Pelatihan bahasa Inggris ini ditujukan kepada para pelaku wisata, khususnya para pedagang acung dan pedagang di kawasan pariwisata pasar seni Klungkung.Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2016 di wantilan Pura Goalawah Klungkung.Pelatihan ini diikuti oleh 50 peserta, yang terdiri dari pedagang acung dan beberapa pemandu wisatalokal yang memiliki antusiasme belajar bahasa Inggris. Pelatihan ini diawali dengan pemberian materi tentang cross culture understanding, yang meliputi pemberian wawasan budaya luar yang harus diperhatikan oleh para insan pelaku wisata agar interaksi yang terjadi dengan tamu mancanegara dapat terjalin dengan baik. Pada sesi kedua, narasumber memaparkan tentang etika profesi yang harus dimiliki oleh para pedagang dan pemandu wisata lokal termasuk cara menarik dan mempertahankan pengunjung, dan hal-hal yang harus diperhatikan ketika memberikan pelayanan bagi wisatawan yang datang berkunjung. Selanjutnya, materi English for Vendors, khususnya bahasa yang dipakai untuk bertransaksi antar penjual dan pembeli diberikan juga kepada peserta. Para peserta pelatihan diberikan kosakata dan ekspresi bahasa yang biasa digunakan dalam melayani pengunjung.pada dua sesi terakhir pelatihan, kegiatan praktik simulasi materi melalui role-play antara pedagang dan narasumber dan antar pedagang sendiri; kemudian, praktik lapangan langsung antara pedagang dan para wisatawan diadakan untuk melatih para peserta dalam mengaplikasikan materi yang mereka peroleh.pelatihan ini berlangsung dengan baik dan lancer.para peserta menunjukkan perhatian dan bersungguh-sungguh mengikuti semua rangkaian kegiatan pelatihan.mereka bisa melakukan simulasi dan praktik lapangandengan baik dan lebih percaya diri.

13 4.2 Pembahasan Seperti yang dipaparkan sebelumnya, pelatihan dilaksanakan selama dua hari dan berlangsung sesuai jadwal yang telah disepakati.pelatihan bahasa Inggris ini menarik hati para peserta karena pemberian materi tidak hanya dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah tetapi juga dengan menggunakan gambar dan audio sehingga tidak membosankan bagi para peserta.materi pelatihan didesain khusus untuk para peserta agar mampu memenuhi kebutuhan mereka sebagai pedagang acung.para peserta selama ini menyatakan bahwa mereka melayani pengunjung dengan memakai Bahasa Inggris pasaran yang dipelajari secara otodidak.pelatihan ini memberikan cakupan materi yang relevan dan memadai sehingga peserta kegiatan merasa sangat terbantu dalam memperbaiki kualitas pelayanan mereka terhadap wisatawan mancanegara. Selain melakukan simulasi dengan menggunakan barang dagangan mereka sendiri, para peserta juga diajak melakukan praktik lapangan sehingga mereka sungguh-sungguh belajar dan berlatih secara kontekstual.pelatihan ini dapat memberi kontribusi dan manfaat langsung bagi peserta khususnya saatmereka melayani pengunjung. Selama proses pelatihan berlangsung, peserta selalu hadir di lokasi walaupun ada beberapa yang datang terlambat atau datang tetapi izin lalu kembali ke lokasi pelatihan. Kondisi ini dapat dipahami karena para peserta pelatihan adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang tidak hanya bekerja sebagai pedagang acung, tapi juga punya banyak rutinitas lainnya, seperti misalnya berbelanja bahan dagangan ke pasar seni Sukawati, IRT, ngayah ke pura, pergi melaut dan berladang. Panitia pelaksana pelatihan mengamati para pelatihan sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini.mereka memperhatikan setiap pemaparan materi dengan seksama dan kerap bertanya dalam diskusi. Mereka juga berbagi pengalamannya tentang pemahaman mereka sebelumnya tentang cara melayani tamu. Mereka sebelumnya sudah memiliki name tagsebagai tanda pengenal sebagai pedagang di kawasan pariwisata pasar seni namun sudah tidak pernah dipakai lagi karena dianggap tidak penting. Akhirnya setelah mengikuti pelatihan ini, mereka akan mewajibkan pemakaian tanda pengenal tersebut kembali serta membuat seragam untuk menunjukkan identitas mereka agar mudah dan langsung dikenali oleh para

14 pengunjung. Selanjutnya, dari aspek kebahasaan para peserta banyak belajar tentang ragam kosakata baru yang mereka butuhkan, terutama cara pengucapan yang benar. Mereka juga belajar tentang ekspresi bahasa yang dapat digunakan ketika mereka melakukan transaksi dengan wisatawan, contohnya ekspresi untuk menawarkan barang, tawar-menawar, meminta maaf, menawarkan alternatif, dan berterimakasih. Selain itu, mereka juga belajar cara menjelaskan tentang spesifikasi dan guna/fungsi barang yang mereka tawarkan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Praktik dilakukan dua tahap.tahap satu untuk simulasi dan tahap dua untuk praktik lapangan.sebelum melakukan simulasi, mereka membuat draft dan latihan dalam kelompok-kelompok kecil yang sudah dibentuk.simulasi (role-play) dilakukan secara berkelompok.satu peserta berperan sebagai pedagang acung, dan peserta lainnya berperan sebagai wisatawan/calon pembeli.mereka langsung menggunakan barang-barang dagangannya ketika melakukan simulasi.sebelum melakukan perannya, para peserta berlatih dengan narasumber.mereka berlatih dengan sangat antusias dan penuh kecerian.setelah mereka melakukan simulasi, mereka langsung diberikan umpan balik terkait penampilan mereka dalam hal bentuk pelayanan dan bahasa Inggris yang digunakan, terutama dalam hal pengucapan.setelah berlatih dalam simulasi, para peserta didampingi oleh para narasumber, langsung praktik ke lapangan dengan menjual dagangan dihadapan para wisatawan. Para anggota tim pelaksana pengabdian pada masyarakat dalam kegiatan pelatihan pedagang acung ini juga melakukan pendampingan selama 3X (sekali seminggu tiap hari Sabtu/Minggu) secara berkala. Kegiatan pendampingan dilakukan untuk mengobservasi sekaligus memastikan apakah apa yang sudah mereka pelajari bermanfaat dalam artian digunakan dalam keseharian mereka berjualan acung dikawasan pasar seni Klungkung dan sekitarnya. Dalam kegiatan pendampingan yang dilakukan kurang lebih selama 3-4 jam para anggota tim pelaksana berbaur dengan para pedagang dan memberi feedback terhadap pertanyaan mereka, penampilan mereka ketika menjual dagangan kepada para tamu mancanegara, dan memberi masukan apa yang hendaknya dilakukan agar tidak

15 menyinggung tamu dan bagaimana secara positif cara untuk mendorong tamu agar berbelanja. Para pedagang merasa senang ditemani dan diberikan masukan dalam berjualan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi perkembangan bahasa, motivasi, dan kepercayaan para pedagang dalam memberikan pelayanan terhadap tamu mancanegara ketika menjual barang-barang dagangan seni yang mereka jajakan.

16 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kegiatan pelatihan bahasa Inggris bagi para pedagang di kawasan pasar seni Klungkung sudah terlaksana sesuai rencana dengan baik (lihat lampiran fotofoto).para peserta yang hadir terlihat antusias mengikuti kegiatan pelatihan selama dua hari, dan mereka mampu melakukan simulasi dan latihan di lapangan dengan baik.hasil kegiatan pelatihan menunjukkan ketercapaian tujuan kegiatan yakni membantu para pedagang untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan mereka terhadap para wisatawan mancanegara. 5.2 Saran Kegiatan pelatihan ini sebaiknya bisa diteruskan dengan melakukan kegiatan pendampingan yang dilakukan secara rutin untuk memantapkan pelayanan prima dan bahasa Inggris profesi.hal ini perlu dilaksanakan karena selama di lapanganpara peserta kerap keliru dalam mengucapkan kata-kata teretentu yang biasa mereka gunakan sehari-hari.mereka terbiasa mengucapkan kata-kata dengan cara pengucapan yang salah dan berpikir itu sebagai sesuatu yang benar. Hal ini terjadi karena mereka belajar bahasa Inggris secara otodidak. Kegiatan pendampingan yang terjadwal akan sangat membantu mereka untuk menghilangkan kebiasaan salah yang dimaksud dan membantu mereka melatih pengucapan kata dengan benar. Melalui kegiatan pendampingan yang optimal, diharapkan pelatihan ini akanmemberikan benefit bermakna bagi kemajuan para pelaku pariwisata, khususnya pedagang di kawasan ini.

17 DAFTAR PUSTAKA Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Klungkung Marsakawati, N.P.E., Sudana, P.A.P., & Sari, R.A. (2015). Pelatihan customer service dan bahasa Inggris profesi bagi pelaku wisatadi kawasan Penelokan, Bangli dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan bagi turis asing. Unpublished P2M report: Undiksha. Microsoft Encarta Pramerta, I.G.P.A. & Wahyudi, N.D. (2013). Ipteks bagi pemandu wisata desa Batur. Unpublished P2M report: Umnas Denpasar. Widodo, Y. & Hastuti, E.D. (2011). English conversation bagi pedagang suvenir (Program ipteks bagi masyarakat kompetitif(ibm)). Unpublished P2M report: Unived Bantara Sukoharjo.

18 Lampiran: Foto-foto kegiatan

19

20 Klungkung

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Customer Service dan Bahasa Inggris Profesi Bagi Pelaku Wisata di Kawasan Penelokan, Kintamani, Bangli dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bagi Turis

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI Atri Dewi Azis dan Arafiq Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Korespondensi: atridewi75@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi (Data Kemendagri.go.id, 2012). Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I. 2. Lokasi Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

BAB I. 2. Lokasi Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. BAB I 1. Judul Tema Pemberdayaan Tenun Rangrang sebagai Pendukung Pariwisata di Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung 2. Lokasi Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. 3. Bidang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PERANGKAT DESA DI DESA TENGANAN, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM. Oleh : Luh

Lebih terperinci

Geographycal Situation. KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation

Geographycal Situation. KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation Geographycal Situation KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation Keadaan Geografis 1. Keadaan Geografis Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang luasnya terkecil kedua setelah Kodya Denpasar dari 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi sangat berpengaruh terhadap tolak ukur maju atau tidaknya keberadaan suatu daerah. Pengaruh tesebut akan muncul dan terlihat melalui sebuah kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas yang sangat potensial. Pariwisata mempunyai pengaruh besar dalam membangun perekonomian yang

Lebih terperinci

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai

Lebih terperinci

Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10. Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a)

Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10. Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Geographycal Situation. KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation

Geographycal Situation. KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation Geographycal Situation KEADAAN GEOGRAFIS Geographycal Situation Geographycal Situation 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang luasnya terkecil kedua setelah Kodya Denpasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman. BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian xviii

DAFTAR ISI Halaman. BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian xviii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan membahas mengenai pendahuluan. Adapun aspek yang dibahas meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian yang akan digunakan seperti data primer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi salah satu sektor pembangunan yang terus digalakkan dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Di Indonesia sektor pariwisata telah menjadi komoditas

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI Putu Adi Suprapto 1), Kadek Cahya Dewi 2), Ni Wayan Dewinta Ayuni 3} 1) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Email: putuadisuprapto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 49/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juni 2017 mencapai 504.141 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki 17.504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km2, dan panjang pantai 95.181 Km. Juga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan, terlebih dengan adanya globalisasi yang menimbulkan pergeseran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata Bali

Perkembangan Pariwisata Bali Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 69/11/51/Th. XI, 3 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Perkembangan Pariwisata Bali September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kepariwisataan merupakan salah satu industri yang dapat memberikan kontribusi sebagai pemasukan devisa bagi negara. Pariwisata diandalkan oleh banyak negara di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelafalan yang tepat dalam praktik berbicara memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses pembelajaran bahasa, baik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 27/05/51/Th. XI, 2 Mei Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Maret mencapai 425.499 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya yang terbatas karena tidak dapat diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulon Progo merupakan daerah yang terletak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua belum dikenal masyarakat luas. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam mendongkrak pendapatan di sektor usaha atau pendapatan daerah. Dunia pariwisata saat ini sudah mengalami

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kabupaten Lombok Timur a. Luas Wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di ProvinsiNusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi alam, seni dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah dikemukakan. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan alam dan budaya Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar khususnya pendapatan dari bidang kepariwisataan. Kepariwisataan di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu ikon pariwisata yang sangat menonjol. Bukan hanya sebagai kota pariwisata, Yogyakarta juga berhasil menyabet predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 50/08/51/Th. X, 1 Agustus Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 405.835 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 405.686

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab 106 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 22/04/51/Th. XI, 3 April Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 453.985 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 38/06/51/Th. XI, 2 Juni 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan April 2017 mencapai 477.464 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 43/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Mei 2017 mencapai 489.376 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (Suwantoro,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017 17/03/51/Th. XI, 1 Maret 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 460.824 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional semakin besar. Ini terasa saat perekonomian nasional menghadapi krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan tempat wisata makam raja-raja Mataram. Menurut cerita

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011 39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( L P 3 A ) HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: Nama : Lina

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 58/09/51/Th. XI, 4 September 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juli 2017 mencapai 592.046 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata berkembang pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang kian meningkat. Dahulu masyarakat berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan atau negara maritim terbesar di dunia. Berdasarkan publikasi yang ada mempunyai 17.504 pulau dengan garis pantai sepanjang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 50/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 359.702 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh: STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pariwisata bukan hal yang asing untuk masyarakat. Banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berlibur untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Travelling bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kehidupan masyarakat. Travelling sudah menjadi gaya hidup yang sering kali dilakukan oleh seseorang, pasangan, maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km 2 yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG i NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan penghasil devisa yang cukup besar untuk negara disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam meningkatkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 23/04/51/Th. X, 1 April 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 375.744 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memang diberkahi kekayaan potensi pariwisata yang luar biasa. Menyebar luas dari Sabang sampai Merauke, keanekaragaman potensi wisata Indonesia bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang sifatnya sudah berkembang dan sudah mendunia. Indonesia sendiri merupakan negara dengan potensi pariwisata yang sangat tinggi. Pemerintah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 59/09/51/Th. X, 1 September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 37/06/51/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 380.767 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 59/09/51/Th. X, 1 September 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015 09/02/51/Th. X, 1 Februari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 370.640 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH DI KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi. Permintaan akan wisata menyebabkan paket-paket

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA Menimbang : a. bahwa Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stabilitas perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari aktivitas perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan dapat diketahui dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau aktivitas yang dijalani mendorong seseorang untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah krisis ekonomi dunia, pariwisata masih menjadi sektor andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis yang mampu mendatangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Orang Jumlah Perempuan Orang Jumlah Total Orang Jumlah Kepala Keluarga Orang

BAB I PENDAHULUAN Orang Jumlah Perempuan Orang Jumlah Total Orang Jumlah Kepala Keluarga Orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Tembuku merupakan salah satu kawasan sejuk yang terdapat di pulau Bali yang terdiri dari 6 desa/kelurahan. Salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Tembuku adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan pariwisata dalam pembangunan Negara pada garis besarnya berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi sosial (penciptaan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk mendapatkan devisa adalah dengan meningkatkan pembangunan pariwisata. Kemampuan sektor pariwisata di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015 No. 19/03/51/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 301.748 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang kepariwisataan adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi saat ini, sektor pariwisata akan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka kesempatan kerja

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS DAN MANAJEMEN PEMASARAN MELALUI WEB BAGI PEMILIK HOMESTAY DESA WISATA KANDRI SEMARANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS DAN MANAJEMEN PEMASARAN MELALUI WEB BAGI PEMILIK HOMESTAY DESA WISATA KANDRI SEMARANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS DAN MANAJEMEN PEMASARAN MELALUI WEB BAGI PEMILIK HOMESTAY DESA WISATA KANDRI SEMARANG Testiana D.W, Dodi Mulyadi, dan Akhmad Faturrahman FBBA, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurysta Tresna Sundi, 2014 Kajian Visual Desain Pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurysta Tresna Sundi, 2014 Kajian Visual Desain Pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2012. Terbentuknya Kabupaten Pangandaran sebagai pemekaran dari kabupaten Ciamis-Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci