BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) adalah perusahaan perseroan dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) adalah perusahaan perseroan dengan"

Transkripsi

1 BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) adalah perusahaan perseroan dengan Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) nomor : 659/III/PMA/1992, tanggal 28 September 1992 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dari Negara Thailand. Jenis usahanya yaitu industri pakan ternak untuk ayam (broiler, layer, breeder, fighter), itik, babi, sapi, dan ikan. PT. CPI berkantor pusat di jalan Ancol Barat VIII / 1, Jakarta Utara. Pada tahun 1992, PT. CPI membangun cabang pabrik pakan ternak (feed mill) di desa Cangkudu, kecamatan Balaraja, Tangerang, di atas tanah seluas m 2 dengan kapasitas produksi sebesar ton per tahun. Sejak mulai beroperasi secara komersil pada bulan Juli 1994, PT. CPI yang ada di Balaraja menjadi salah satu perusahaan terkemuka dibidang agrobisnis di Indonesia., dengan tingkat penggunaan kapasitas telah meningkat dari 28% menjadi 76% pada tahun 1995 dengan total produksi sebesar ton. PT. CPI Balaraja memperoleh dukungan keahlian dan pengalaman dari Charoen Pokphand Group di Thailand, salah satu industri agrobisnis terbesar di Asia dengan pengalaman lebih dari 60 tahun, yaitu melalui transfer teknologi dan peningkatan sumber daya manusia. Dalam perkembangannya, PT. CPI Balaraja selalu konsisten dalam memproduksi pakan ternak bermutu tinggi dengan motto Tradition Of Quality, terbukti pada tanggal 20 Maret 2000 mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari SGS Yarsley International Certification Services, United Kingdom.

2 6 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) memiliki beberapa divisi yang tersebar di seluruh nusantara, yaitu divisi Group Finance, Procurement, Feed Business, Busines Development, dan Feed Tech yang masing-masing dipimpin oleh seorang VP (Vice President). Divisi Feed Business yang bertanggung jawab terhadap produksi dan pengadaan pakan ternak mempunyai beberapa cabang pabrik produksi pakan ternak yang dinamakan feed mill. Feed mill ini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia diantaranya yaitu Medan, Lampung, Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Surabaya. Masing-masing feed mill dipimpin oleh seorang Factory Manager, yang bertanggung jawab kepada AVP (Area Vice President). PT. CPI Balaraja dipimpin oleh seorang Factory Manager yang bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi di feed mill yang dipimpinnya. Seorang Factory Manager membawahi Section Head Production dan Section Head Maintenance. Tiap Section dipimpin oleh seorang Kepala Bagian. Section Head Production terdiri dari bagian Raw Material Warehousing, Finished Goods Warehousing, dan Processing. Section Head Maintenance terdiri dari bagian Boiler, Mechanic, dan Electric. PT. CPI Balaraja memiliki Central Lab dan bagian QC (Quality Control), yang masing-masing dipimpin oleh Manajer Lab dan Manajer QC. Central lab merupakan laboratorium pusat penelitian pakan ternak untuk semua feed mill yang ada di Indonesia. Manajer Lab dan Manajer QC bertanggung jawab kepada General Manager QC and Formulation dari divisi Feed Tech. Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer QC dibantu oleh supervisor QC, yang kemudian membawahi QC Plant dan QC Ingredient. Sedangkan Manajer Lab dibantu oleh staf dari Section Head Lab.

3 7 Untuk menangani masalah ketenagakerjaan dan masalah umum (hubungan masyarakat), PT. CPI Balaraja memiliki bagian Personnel & General Affairs yang dipimpin oleh seorang manajer, yang kemudian bertanggung jawab kepada seorang AVP dari divisi Business Development. Dalam melaksanakan tugasnya Manager Personnel & General Affairs dibantu oleh staf dari bagian Section Head Personnel & General Affairs. Secara garis besar, struktur organisasi PT. CPI Balaraja dapat dilihat pada lampiran L Ketenagakerjaan Tenaga kerja di PT. CPI Balaraja dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan. Jumlah tenaga kerja tetap ada 221 orang yang perinciannya dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Tabel Jumlah Karyawan Pada PT. CPI Balaraja No. Bagian Jumlah (Orang) 1. Personalia Produksi Accounting 5 4. Procurement / Purchasing 4 5. Quality Control Premix Section Customer Technical Services 3 8. GM Finance 1 9. Central Lab Finance 4 Total 221 Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005

4 8 Sedangkan untuk tenaga kerja harian, jumlahnya ada 54 orang dimana yang bekerja di Intake (18 orang), Tower Feed Mill (15 orang), Hand Add (17 orang), dan gudang Finished Goods (4 orang). Dan untuk tenaga kerja borongan umumnya bekerja di bagian pengelasan alat-alat produksi, bagian packing, dan bagian bongkar muat bahan baku atau produk jadi. Di bagian pengelasan, tenaga kerja ini bertugas untuk membuat atau memperbaiki peralatan-peralatan produksi seperti hopper, corong, dan pembersih debu palet. Tenaga kerja borongan jumlahnya bervariasi setiap harinya terutama untuk bongkar muat, tetapi diperkirakan rata-rata perhari adalah 250 orang. Para tenaga kerja ini berada dibawah tanggung jawab suatu yayasan yang mengelolanya. Berikut ini tabel status tenaga kerja yang berkerja di PT. CPI Balaraja yang dibedakan menurut tingkat pendidikannya seperti pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Tabel Tingkat Pendidikan Karyawan No. Level Jabatan Tingkatan Pendidikan 1. 2A, 2B, 2C General Manager Sarjana 2. 3A, 3B, 3C Manager Sarjana 3. 4A, 4B, 4C Section Head Diploma 3 Sarjana 4. 4A, 4B, 4C Supervisor Diploma 3 Sarjana 5. 5A, 5B, 5C Staff SLTA Sarjana 6. 6A, 6B, 6C Operator SLTP SLTA Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005 Pada PT. CPI Balaraja, jumlah hari kerja yang efektif adalah selama 5 hari kerja dari Senin sampai dengan Jumat. Setiap hari, mesin diharapkan dapat bekerja dan berproduksi selama 24 jam non stop sehingga shift kerja pada perusahaan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

5 9 Tabel 2.3 Tabel Shift Kerja Karyawan PT. CPI Balaraja No. Shift Kerja Waktu Kerja Waktu Istirahat 1. Shift Shift Shift Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005 Untuk menunjang kesejahteraan para karyawannya, PT. CPI Balaraja juga memberikan bantuan atau pun fasilitas berupa uang makan, uang transport, asuransi pekerjaan, biaya pengobatan, tunjangan hari tua, kendaraan dinas untuk tingkat manajer keatas, dan beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi. 2.4 Tata Letak Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja terletak di Jl. Raya Balaraja Serang KM. 30, desa Cangkudu, kecamatan Balaraja, kabupaten Tangerang, Banten. Letak perusahaan ini kurang lebih 55 km sebelah barat kota Jakarta. PT. CPI Balaraja ini dibangun diatas tanah seluas m 2. Batas wilayah PT. CPI ini adalah: a. Utara berbatasan langsung dengan PT. Sierad Feedmill b. Timur berbatasan langsung dengan Jalan Raya Serang KM 30 c. Selatan berbatasan langsung dengan PT. Pelangi d. Barat berbatasan langsung dengan tanah / lahan kosong. Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak pabrik CPI Balaraja dapat dilihat pada lampiran L.2.2.

6 Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan mendasar yang menunjang kelangsungan proses produksi suatu industri dalam mengolah suatu produk yang dihasilkan. Bahan baku yang digunakan dalam industri pakan ternak di PT. CPI Balaraja ini beraneka ragam dan disediakan dalam jumlah kapasitas yang besar. Bahan baku yang digunakan umumnya sebagian besar berasal dari luar negeri (import) yaitu sekitar ( %). Kualitas bahan baku yang baik akan sangat mempengaruhi hasil dari produk yang kita hasilkan nantinya, karena itu PT. CPI sangat memperhatikan hal tersebut baik dari bau, bentuk maupun gizi yang terkandung didalam bahan baku tersebut. Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, secara umum bahan baku di PT. CPI Balaraja dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Bahan Baku Utama Bahan baku yang tergolong utama adalah bahan baku yang mempunyai persentase unsur paling banyak dalam produk yang dihasilkan nantinya. Biasanya bahan baku utama ini dituang melalui mesin Intake atau Silo. Disini ada 2 jenis bahan baku utama yaitu: a. Berbentuk serbuk. b. Berbentuk biji atau batu. 2. Bahan Baku Tambahan Bahan baku tambahan ini komposisinya jelas lebih kecil dibandingkan bahan baku utama namun sangat penting dimana biasanya bahan baku tambahan ini diberikan pada proses hand add. Umumnya bahan baku tambahan yang diberikan ini

7 11 disebut bahan aditif (feed additive) dimana berfungsi sebagai vitamin dan obatobatan. 3. Bahan Baku Cair (Liquid) Bahan baku liquid adalah bahan baku yang berupa cairan baik berbentuk minyak atau larutan lainnya dimana disini diberikan pada saat proses wet mix pada mixer. Bahan baku ini disemprotkan dari daily tank sesuai dengan formula produk yang diinginkan. 2.6 Gudang Penyimpanan (Ware housing) Gedung penyimpanan (ware house) merupakan salah satu aspek pendukung proses produksi yang bertujuan menjaga kondisi bahan agar bahan baku tersebut masih dalam kondisi yang baik saat digunakan pada proses produksi nantinya. PT. CPI Balaraja memiliki beberapa macam gudang penyimpanan berdasarkan sifat dan keadaan bahan bakunya, yaitu: 1) Bag Go Down Bag go down merupakan tempat penyimpanan bahan baku yang dikemas dalam bentuk karungan (bag). Pada gudang bag go down memiliki kapasitas sebesar ton yang mampu menampung berbagai macam bahan baku seperti bahan aktif padatan maupun bahan aditif yang disimpan dalam bentuk drum yang juga disimpan didalam bag go down. 2) Bulk Go Down Bulk go down merupakan gudang untuk menyimpan bahan baku dalam bentuk curah. Gudang curah digunakan untuk menyimpan bahan baku dengan volume yang sangat besar dan pembongkaran bahan baku tersebut tidak harus dikemas terlebih

8 12 dahulu ke dalam karung, sehingga penyimpanannya lebih efisien karena bisa langsung dimasukkan ke gudang penyimpanan. Selain lebih efisien, penyimpanan bahan baku di gudang curah ini adalah agar bahan baku tidak mudah menggumpal. Bahan baku yang disimpan dalam bulk go down ini antara lain jagung. PT. CPI Balaraja memiliki 6 gudang bahan baku curah yang terdiri dari: a. Gudang curah 1 dan 2 terdiri dari 4 ruang yang masing-masing memiliki kapasitas tampung ton dan terdapat 2 mesin intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi. b. Gudang curah 3 dan 4 mempunyai kapasitas tampung ton dan terdapat 2 mesin intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi. c. Gudang curah 5 mempunyai kapasitas tampung ton dan terdapat 1 mesin intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi. d. Gudang curah 6 mempunyai kapasitas tampung ton dan terdapat 1 mesin intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi. Untuk menjaga kualitas bahan baku pada gudang curah ini maka dilakukan pemasangan exhaust fan untuk menjaga sirkulasi udara dan memelihara kebersihan dari serangan hama serta dilakukan pula pengecekan terhadap suhu bahan baku yang disimpan (maksimal 5 o C diatas suhu ruangan).

9 13 3) Silo dan Wetcorn Silo merupakan gudang penyimpanan berbenruk silinder besar yang biasanya digunakan untuk menyimpan bahan baku dasar yaitu jagung. PT. CPI Balaraja memiliki silo dan wetcorn yang memiliki kapasitas yang berbeda-beda. a) 6 buah silo dengan kapasitas 3500 ton terletak dibagian depan area pabrik dan memiliki ukuran degan tinggi 16 meter dan diameternya 60 feet. b) 4 buah silo dengan kapasitas 4000 ton terletak dibagian depan area pabrik yang memiliki ukuran tinggi 18 meter dan diameternya 60 feet. c) 4 buah wetcorn dengan kapasitas 500 ton terletak dibagian depan area pabrik dan memiliki ukuran yang lebih kecil dengan ketinggian 14 meter dan bagian bawahnya berbentuk kerucut untuk memudahkan pengaliran jagung ke bagian produksi. Kadar air merupakan parameter yang paling penting untuk penyimpanan jagung di silo. Untuk mencegah agar tidak terjadi timbulnya jamur dan mikroorganisme maka dilakukan penyemprotan anti hama dan menjalankan antitox dengan menyemprotkan mold ban sebagai bahan anti jamur secara otomatis. Pengecekan temperatur silo dilakukan didalam silo yang terdapat 11 buah kabel menggantung dimana pada masing-masing kabel terdapat 12 buah termokopel yaitu alat untuk mengukur suhu. Setiap silo dan wetcorn dilengkapi dengan blower yang bertujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan panas dalam silo. Blower dapat mensirkulasi aliran udara sehingga tercapai keseimbangan antara suhu dibagian dalam dan bagian luar silo. Selain itu, blower juga dijalankan pada saat terjadinya hot spot yaitu peningkatan suhu 3 o C diatas suhu ruang.

10 14 4) Finished Good (produk jadi) Finished goods merupakan tempat menyimpan produk jadi yang telah dihasilkan oleh PT. CPI Balaraja. Gudang finished good memiliki kapasitas sebesar 9000 ton yang dapat menampung berbagai jenis produk. Penyimpanan produk jadi di gudang finished good ini dilakukan dengan cara disusun diatas pallet dimana setiap pallet terdiri atas 49 karung. Pada gudang finished goods disatukan dengan bagian packing agar mempermudah proses penyimpanan barang. Produk yang telah berada di gudang harus dilakukan pengetesan yang dilakukan oleh bagian Quality Control (QC) sebelum dilakukan permintaan. Dalam setiap produk jadi harus mengikuti system FIFO (First In First Out), dimana produk jadi yang lebih dahulu masuk ke gudang harus juga lebih dahulu keluar untuk dimuat. Agar lebih mudah pengecekan terhadap jadwal muat untuk produk jadi, maka setiap produk diberikan pelebelan (bin card) untuk mengetahui kapan produk tersebut dibuat. 2.7 Mesin dan Alat Produksi Mesin Utama Mesin utama disini adalah mesin yang berperan secara langsung dan sangat penting dalam pengolahan atau proses produksi yang berlangsung. Jika mesin ini ditiadakan maka proses produksi bisa kacau. 1. Hammermill Hammermill merupakan alat yang digunakan untuk mengecilkan volume serta mengeragamkan ukuran bahan baku yang akan dipakai nantinya terutama yang

11 15 berbentuk biji-bijian seperti jagung. Kekuatan hammermill untuk memecahkan bahan baku yang dituang terletak pada pisau dan palu yang digunakan. Mesin hammermill yang digunakan PT. CPI Balaraja ada beberapa macam yaitu hammermill tipe buhler (lampiran L.2.3.1), hammermill tipe Champion (lampiran L.2.3.4), dan Rollermill serta mini hammer yang berfungsi untuk menggiling bahan sisa dari hasil penggilingan bahan baku pada rollermill. Kapasitas penggilingan hammermill dan rollermill berbeda sesuai dengan jenis bahan baku yang akan digiling. 2. Mesin Mixer Mixer merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat pencampuran dan pengadukan material-material bahan baku sehingga dihasilkan bahan campuran yang homogen. Mesin mixer sangat penting dan merupakan mesin yang sangat vital bagi proses produksi yang ada di PT CPI Balaraja ini. PT. CPI Balaraja memiliki 2 buah mixer dengan kapasitas yang berbeda yaitu Mixer A dengan kapasitas 6 ton per batch dan Mixer B dengan kapasitas 3 ton per batch. Mixer yang digunakan adalah tipe Paddle Mixer, yaitu jenis mixer yang memiliki pedal-pedal dibagian dalamnya dan terhubung pada suatu As yang digerakkan oleh motor sehingga pedal-pedal tersebut berputar selama proses pencampuran bahan. Mesin mixer ini dilengkapi dengan bagian batching system pada computer yang membantu penimbangan bahan baku yang akan masuk dalam proses mixing. Ada pun spesifikasi mixer dan waktu yang diperlukan dalam pencampuran yang dapat dilihat pada tabel 2.4. Gambar Mesin Mixer dapat dilihat pada lampian L.2.3.7

12 16 Tabel 2.4 Tabel Kapasitas Mesin Mixer Nama Mixer Tipe Mixer Motor Utama RPM Voltase Kapasitas Mixing time (detik) Dry Mix Wet Mix Mixer A DFMF 110PL BUHLER 1480/90 380/660 6 ton/batch 6 menit 60 detik 120 detik Mixer B DFMF 6300 BUHLER 1475/34 380/660 3 ton/batch 4 menit 40 detik 90 detik 3. Mesin Pellet Mesin pellet (lampiran L.2.3.8) merupakan peralatan yang digunakan untuk membuat produk berbentuk pellet dengan melewatkannya pada sebuah cetakan berbentuk pellet (die) dengan sistem pengepresan yang dilakukan oleh 2 buah roller. Cetakan pellet (die) yang biasanya digunakan berukuran 3,5 mm atau 4 mm. Pellet machine yang beroperasi di PT. CPI Balaraja ini ada beberapa tipe yaitu pellet machine dengan single conditioner, dengan double conditioner, dan pellet machine yang memiliki conditioner dan expander. Conditioner dan expander merupakan bagian dari mesin pellet yang berguna untuk mengkondisikan bahan makanan sebelum masuk ke dalam cetakan pellet. Pada conditioner terjadi proses pemasakan bahan makanan dengan adanya penambahan steam dan tekanan. Proses pemasakan yang terjadi dibantu dengan pedal-pedal disepanjang conditioner bagian dalam yang menempel pada suatu as, dengan sudut setiap pedal dapat diatur sesuai keinginan, sehingga bahan makanan dapat dikondisikan dengan baik. Expander adalah sebuah peralatan yang mirip sebuah extruder namun penggunaannya lebih sedikit energi dan perawatan. Pada expander bahan makanan mengalami proses gelatinisasi sehingga memudahkan dalam proses pencetakan menjadi bentuk pellet yang lebih baik. PT. CPI Balaraja hanya memiliki 1 buah mesin pellet yang dilengkapi

13 17 expander, sedangkan yang lainnya hanya dilengkapi dengan conditioner. Spesifikasi mesin pellet yang dimiliki PT. CPI Balaraja ada 2 macam yaitu tipe CPM 7000 dengan kapasitas 20 ton perjam dan tipe CPM 3000 dengan kapasitas 12 ton perjam. Spesifikasi dari masing-masing mesin pellet dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Tabel Kapasitas Mesin Pellet Nama mesin Tipe Jumlah Daya Expander Kapasitas pellet (HP) (ton/jam) Mesin Pellet 1A CPM USA Ada Mesin Pellet 2A CPM USA Tidak ada Mesin Pellet 3A CPM USA Tidak ada Mesin Pellet 4A CPM USA Tidak ada Mesin Pellet 5A CPM USA Tidak ada Mesin Pellet 1B CPM USA Tidak ada Mesin Pellet 2B CPM USA Tidak ada Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, Cooler Rangkaian mesin pellet selain mesin pembentuk pellet itu sendiri terdapat juga coller (lampiran 2.3.9) yaitu mesin yang berfungsi sebagai pendingin. Bahan makanan jadi yang telah melalui proses pencetakan berbentuk pellet akan memiliki suhu yang tinggi/panas. Agar hasil pellet tidak mudah hancur karena panas yang dihasilkan, maka bahan makanan berbentuk pellet tersebut harus dilewatkan pada sebuah mesin pendingin (cooler). Prinsip kerja coller adalah menarik panas pada bahan dengan bantuan blower (lampiran ) sehingga suhu bahan dapat turun.

14 18 Pada sebuah coller terdapat 2 buah sensor yaitu: i. low level sensor Merupakan instrument yang mengatur pengeluaran bahan dari coller berdasarkan ketinggian tertentu yaitu lima derajat diatas suhu ruangan. ii. high level sensor Adalah sebagai sistem pengaman (tanda bahaya) apabila low level control tidak berfungsi misalnya terjadinya overload didalam cooler. 5. Mesin Crumble Rangkaian mesin pellet lain yaitu mesin crumble berfungsi sebagai mesin pemecah pellet menjadi berbentuk crumble (butiran/ pecahan kecil). Prinsip kerja alat ini sama dengan mesin rollermill yaitu adanya efek penggerusan/penggilingan oleh roller. Jenis mesin crumble yang digunakan ada yang menggunakan 2 buah roller dan ada yang menggunakan 4 buah roller. Bagian penting dalam alat ini adalah penyetel jarak roller yang perlu disesuaikan dan tergantung dari formula makanan yang akan diproduksi. 6. Ayakan / Screener Mesin ini berguna untuk mengelompokkan ukuran pakan yang dihasilkan sesuai dengan formula. Terdapat 2 tipe ayakan yang digunakan PT. CPI Balaraja yaitu mesin ayakan tipe Rotex Screener (lampiran L ) dan tipe Mogensen (lampiran L ) yang memiliki kapasitas berbeda. Secara umum prinsip kerja mesin ini sama seperti sebuah saringan. Pada setiap mesin terdapat 3 buah saringan yang memiliki ukuran lubang yang berbeda yaitu kasar, halus, dan sangat halus.

15 19 a. Mesin ayakan tipe Rotex Screener bekerja dengan bantuan reducer yang akan melakukan perputaran sehingga gear box ikut berputar dan dengan cara bergoyang akan memisahkan partikel sesuai ukuran. b. Mesin ayakan tipe Mogensen menggunakan prinsip kerja vibration (getaran) dengan menggunakan per di keempat sudut yang juga berfungsi sebagai penahan getaran yang dihasilkan mesin untuk memisahkan partikel bahan sesuai yang diinginkan. 7. Mesin Packing Mesin packing digunakan untuk proses pengemasan bahan jadi kedalam kemasan yang telah ditentukan. Mesin packing dilengkapi dengan timbangan yang secara otomatis akan menimbang bahan jadi setiap 50 kg. Berat bahan yang akan turun dan banyaknya proses pengemasan yang akan dilakukan diset pada panel breaker dikontrol dengan timbangan Chronos Richardson. Karung yang merupakan kemasan produk akan dijepit dan secara otomatis bahan akan turun. Selanjutnya dilewatkan pada mesin jahit untuk menutup kemasan karung yang berisi bahan jadi tersebut. PT. CPI Balaraja memiliki 8 buah mesin packing yang masing-masing dilengkapi dengan timbangan dan mesin jahit. Umumnya untuk proses menimbang pellet sebesar 50 kg kemudian memasukkannya ke karung lalu dijahit memerlukan waktu sampai + 45 detik Mesin Transportasi Merupakan mesin yang berfungsi untuk memindahkan bahan dari satu tempat menuju tempat yang lainnya sehingga mempermudah proses produksi. Mesin transportasi yang digunakan antara lain:

16 20 1. Chain Conveyor Chain Conveyor merupakan alat transportasi yang akan mengalirkan bahan baku ataupun barang jadi dengan arah pergerakan horizontal. Chain conveyor berbentuk rantai dengan sirip-sirip seperti tulang-tulang ikan diantara mata rantainya. Alat transportasi ini digerakkan oleh sebuah motor penggerak dengan peratara reducer untuk mengurangi kecepatan putaran motornya. 2. Bucket Elevator Bucket Elevator (lampiran L.2.3.2) ini merupakan alat transportasi dengan arah pergerakkannya vertikal, yang membawa bahan baku kasar / halus maupun barang jadi dari chain conveyor bawah menuju chain-chain bagian atas dalam mangkuk-mangkuk yang menempel pada belt conveyor dengan kecepatan yang tinggi. Ukuran mangkuk bervariasi, tergantung ketinggian elevator dan jenis bahan yang dibawa. Apabila jaraknya cukup tinggi, ukuran mangkuk akan lebih kecil. 3. Forklift dan Loader Forklift Forklift adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa bahan baku ataupun barang jadi. Kendaraan ini dilengkapi dengan garpu pada bagian depannya dan dapat digerakkan naik-turun. Untuk pengangkutan bahan, forklift memerlukan pellet yang diletakkan pada bagian garpunya sehingga dapat mengangkut bahan-bahan. Sedangkan loader forklift hanya digunakan pada bahan yang berbentuk curah dan tidak membutuhkan pallet untuk menampung bahan.

17 21 4. Turn Head Turn head (lampiran L.2.3.6) adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan bahan baku dan menjadi bahan jadi menuju tong tempat penyimpanan di bangian produksi yang dapat diatur arah pergerakkannya melalui corong Aspirator Aspirator merupakan alat pendukung lain dari proses seperti blower, dush collector, filter bag, drum sieve, spout magnet, dan cyclone. Fungsi utama alat-alat tersebut untuk mengurangi kotoran dan debu yang dihasilkan selama proses sehingga membantu kelancaran proses produksi. PT. CPI Balaraja memiliki fasilitas lain yang sangat membantu memudahkan jalanyya proses produksi, yaitu fasilitas tong-tong yang mepunyai ukuran yang besar dan memiliki ketinggian + 30 meter sebanyak + 95 tong dengan kapasitas yang berbeda (30, 40, 45, samapi dengan 50 ton) yang digunakan untuk menampung bahan baku yang akan maupun yang telah diolah rangkaian proses produksi. Untuk membedakan dan memudahkan penggunaannya, tong-tong tersebut dibedakan atas warna cat pada tong yaitu: a) Tong berwarna hijau kebiruan (hijau toska) berguna untuk menyimpan bahan baku yang berasal dari intake dan menuju hammermill. b) Tong berwarna abu-abu berguna untuk menyimpan bahan baku halus baik dari proses intake maupun bahan baku kasar yang telah melalui proses milling pada hammermill yang akan menuju proses di mixer. c) Tong berwarna hijau muda berguna untuk menyimpan bahan hasil pencampuran di mixer dan akan menuju proses pelleting.

18 22 d) Tong berwarna kuning muda berguna untuk menimpan makanan jadi yang siap untuk dipacking Timbangan Timbangan juga merupakan alat yang dipakai dalam PT. CPI Balaraja untuk membantu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Macammacam timbangan yang digunakan antara lain: 1. Timbangan Truk (Truck Scale) Timbangan ini berada dibagian depan pabrik, yang berfungsi untuk menimbang truk yang membawa bahan baku maupun truk yang akan membawa barang jadi yang siap didistribusikan. PT. CPI Balaraja memiliki 2 buah truck scale dengan tipe Mark Avery A205 yaitu: a) Scale I memiliki kapasitas 80 ton dan berfungsi untuk menimbang truk yang membawa bahan baku dari supplier dan menimbang truk yang akan memuat barang jadi nantinya. b) Scale II memiliki kapasitas 60 ton yang berfungsi untuk menimbang truk yang telah berisi barang jadi yang telah dimuat dan siap didistribusikan dan juga truk kosong dari gudang bahan baku setalah proses bongkar muat. Untuk system kerjanya, timbangan ini mengunakan load cell yang akan membaca berat badan diatasnya dan akan disambung ke komputer sehingga berat beban bisa diketahui. Pada pengukuran ini pengemudi tidak ikut dihitung, hanya truk dan barang yang dibawa saja.

19 23 2. Timbangan Chronos Richardson Timbangan ini digunakan untuk menimbang bahan baku maupun produk jadi yang berat bebannya sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Timbangan ini dihubungkan pada sebuah panel breaker Chronos Richardson yang dapat menset berat yang diinginkan. Prinsip kerja dari timbangan ini adalah adanya load cell di kedua sisi timbangan yang akan keluar sebagai signal dan membaca secara elektrik beban bahan yang ditimbang kemudian dengan menggunakan sistem pompa angin (hidrolik) akan membantu sistem buka-tutup plate box dibagian atas dan bawah kotak penimbangan. Timbangan ini digunakan pada semua bagian gudang penyimpanan (bag go down, bulk go down, dan silo) untuk proses pemasukkan bahan baku menuju proses produksi (intake). Selain itu digunakan juga oleh bagian packing untuk menimbang produk yang akan dikemas. 3. Timbangan Degusa Timbangan ini berfungsi untuk menimbang bahan baku feed additive, salah satunya DL Methionin. Melihat sifat bahan yang sangat halus dan jumlah penggunaannya yang sangat sedikit, maka penggunaan timbangan ini sangat baik karena menggunakan sensor transducer yang dapat menjaga keakuratan berat bahan yang ditimbang. Timbangan ini digerakkan oleh program amino sistem pada sistem komputer. 4. Timbangan Nagata dan Timbangan Avery Kedua timbangan ini merupakan timbangan elektrik dengan kapasitas berat bahan sebesar 500 kg dan 250 kg. Sistem kerja timbangan ini mengunakan load cell yang akan membaca beban secara elektrik. Timbangan ini digunakan untuk menimbang

20 24 bahan baku feed additive secara manual dibagian hand add. Selain iu digunakan untuk menimbang produk jadi dibagian packing untuk test berat produk yang telah dipacking apakah penurunan produk jadi ke karung kemasan telah sesuai dengan hasil setting pada timbangan Chronos Richardson dan digunakan juga pada bagian finished goods untuk tujuan yang sama. 2.8 Proses Produksi Pada umumnya pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. CPI Balaraja harus melewati proses produksi sebagai berikut: 1. Intake Bahan Baku Proses Intake adalah proses penuangan atau pengisian bahan baku yang merupakan tahap awal dari proses produksi yang akan berlangsung. Gambar mesin Intake dapat dilihat pada lampiran L Bahan baku yang disimpan dalam gudang akan dimasukkan kedalam hopper intake sesuai dengan permintaan bahan baku dari bagian mixer. Proses intake ini dilengkapi juga oleh mesin dust collector sehingga debu yang berterbangan dari bahan baku yang berbentuk serbuk atau tepung dapat dihisap dan juga dikumpulkan kembali sehingga polusi udara pun dapat berkurang. Bahan baku yang telah dituangkan kedalam hopper intake akan masuk ke chain dan dialirkan menuju bucket elevator. Elevator bergerak dengan arah vertikal membawa bahan baku dan akan mengisi tong-tong bahan baku. Sebelum masuk kedalam tong, bahan baku akan melewati beberapa mesin yaitu: a) Drum Sieve (lampiran L.2.3.3) yaitu mesin yang berfungsi untuk menyaring kotorankotoran berupa plastik dan benang yang terdapat dalam bahan baku. Biasanya proses

21 25 ini menyaring bahan-bahan yang ukurannya lebih besar dari pada bahan baku yang dituang. b) Spout magnet (lampiran 2.3.3), merupakan mesin yang digunakan untuk memisahkan unsur logam yang terdapat pada bahan baku karena alat ini dilengkapi oleh elektromagnetik. c) Timbangan Chronos Richardson yang dikontrol pada panel breaker timbangan di kantor gudang penyimpanan. 2. Proses Pengecilan Bahan Baku (Milling) Pada dasarnya merupakan proses pengecilan ukuran bahan baku yang akan digunakan sehingga volumenya sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Tidak semua bahan baku yang digunakan pada PT. CPI Balaraja harus melalui proses milling ini, dimana hanya beberapa bahan baku saja yang digiling terlebih dahulu karena dianggap kasar atau ukurannya lebih dari 3 mm. Proses milling ini dilakukan dengan menggunakan mesin hammermill dan rollermill. Dengan proses milling ini diharapkan hasil dari bahan baku yang digiling akan lebih kecil sehingga lebih homogen dengan bahan baku yang lainnya yang berbentuk serbuk atau tepung. Contoh bahan baku yang melalui proses ini adalah jagung. 3. Proses Pencampuran (Mixing) Proses mixing merupakan proses pencampuran bahan baku dan merupakan operasi yang paling penting dalam proses produksi pakan ternak di PT. CPI Balaraja. Pertama-tama bahan baku utama dituang dari tong sesuai dengan komposisinya. Kemudian ditambah dengan bahan baku tambahan seperti vitamin yang disebut juga

22 26 proses hand add. Proses pencampuran ini disebut dengan Dry Mix karena bahan baku yang diolah semuanya masih berupa bahan padat. Setelah itu pada mixer disemprotkan cairan / liquid tambahan seperti curt palm oil (CPO) yang disebut juga proses Wet Mix. Diharapkan nantinya dari mixer didapatkan produk yang pencampurannya rata. Semua aktivitas pengadukan bahan baku pada proses mixing dikontrol secara otomatis dengan menggunakan system computer yaitu program WEM (Batching Control Mixer). Lamanya pengadukan dalam 1 batch untuk mixer A adalah + 4 menit dan untuk mixer B waktu yang dibutuhkan adalah + 3 menit. 4. Proses Pembentukan Pellet (Pelleting) Proses pelleting ini adalah proses untuk membentuk bahan yang dihasilkan dari mixer dari bentuk serbuk menjadi bentuk padat seperti silinder kecil yang dilakukan secara mekanik dengan mengkombinasikan pula kelembaban, panas, dan tekanan. Produk yang keluar dari lubang (die) walaupun sudah berbentuk pellet tapi panjangnya tidak rata sehingga perlu diseragamkan dengan dipotong menggunakan pisau otomatis. Hampir sebagian besar (80%) pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. CPI Balaraja ini berbentuk pellet sehingga proses pelleting ini penting bagi proses produksi. Bentuk pellet yang baik yang dihasilkan adalah yang tidak keras dan waktu ditekan pelletnya tidak hancur atau remuk melainkan menjadi lengket.

23 27 5. Proses Pendinginan (Cooling) Pellet yang dihasilkan masih menghasilkan suhu yang tinggi (sampai mencapai 80 o C-90 o C) sehingga pellet tersebut akan menjadi rapuh atau mudah hancur. Dengan demikian saat bahan yang keluar dari mesin pellet turun, maka bahan tersebut harus dimasukkan terlebih dahulu kedalam cooler (mesin pendingin). Sistem cooling ini bertujuan untuk menutrunkan suhu pellet menjadi maksimal 5 o C diatas suhu ruangan (+ 30 o C). 6. Proses Pembentukan Crumble (Crumbling) Proses crumbling ini adalah proses untuk menghancurkan pellet yang ada sehingga menjadi bentuk yang lebih kecil seperti butiran (crumble). Pada proses ini bahan yang melewati mesin crumble akan mengalami proses penekanan oleh 2 roller yang kerenggangannya diatur secara manual dengan tuas pengatur kerenggangan sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat. Pakan ternak yang berbentuk crumble ini biasanya digunakan untuk hewan yang masih kecil misalnya anak ayam. 7. Proses Pengayakan (Screening) Pengayakan merupakan proses akhir dari rangkaian proses pelleting. Tujuan dari pengayakan tersebut adalah untuk memisahkan hasil crumbling, yaitu bentuk pakan yang diinginkan dengan finenya dan mengelompokkan ukuran produk sehingga sesuai dengan standar produk yang diinginkan. Dengan proses ayakan tersebut dapat menghasilkan produk yang siap dijual dengan kualitas baik dari segi keseragaman bentuk produk yang dihasilkan.

24 28 8. Proses pengemasan (Packing) Tahap akhir proses produksi yang dilakukan adalah proses packing. Pada proses ini bahan jadi yang telah diolah baik yang berbentuk tepung, pellet, maupun crumble dimasukkan kedalam karung yang telah disediakan dimana beratnya telah diatur agar bahan jadi tersebut keluar 50 kg saja oleh mesin. Setelah bahan jadi dimasukkan ke karung maka dengan konveyor, karung tersebut dijahit dan siap untuk dipacking. Biasanya setelah dipacking akan ada pengecekan mutu dari bagian quality control (QC) sehingga produk yang dihasilkan dapat selalu terjamin kualitasnya. Untuk gambar keseluruhan produksi berdasarkan mesin dan alat produksinya dapat dilihat pada lampiran L.2.4.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perseroan dalam bidang industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi pabrik dan kantor

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING Budi Christianto, Witantyo Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12A

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin pesat memberi dampak pada ketatnya persaingan antar industri. Berbagai strategi diterapkan oleh perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II-1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Central Proteina Prima Tbk merupakan pabrik makanan ternak yang pada awalnya bernama PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berganti nama pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara diawali oleh Perusahaan Zuellig Group, perintis produksi pakan ternak di Asia Tenggara, sejak tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara dipelopori oleh Perusahaan Zuellig Group sejak tahun 1953, dengan perusahaan induk berada di Swiss

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran. I Tugas, Wewenang Dan Tanggung Jawab Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing masing jabatan yang ada di PT. Central Proteina Prima Tbk adalah sebagai berikut : 1. General Manager General

Lebih terperinci

BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran

BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran 3.1. Pengertian Asphalt Mixing Plant ( AMP ) Asphalt Mixing Plant (AMP) atau unit produksi campuran beraspal adalah seperangkat perlalatan mekanik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Pelet Daun Indigofera sp. Pelet daun Indigofera sp. yang dihasilkan pada penelitian tahap pertama memiliki ukuran pelet 3, 5 dan 8 mm. Berdasarkan hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada Tahun 1970 usaha peternakan ayam rasionalisasi mulai berkembang pesat di Indonesia dan walaupun demikian produksi daging dan telur ayam kampung

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mendapatkan kesempatan berusaha di Thailand. Awalnya mereka

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mendapatkan kesempatan berusaha di Thailand. Awalnya mereka BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia didirikan pada tahun 1921 oleh dua bersaudara Chia Ek dan Chia Seow Whooy yang meninggalkan negeri China untuk mendapatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan mengenai perbaikan dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Kecelakaan Kerja 1. Kecelakaan Kerja Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak diharapkan oleh siapapun dan tidak terduga. Kejadian tidak terduga, tidak akan direncanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. udang. PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. udang. PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Central Proteinaprima adalah perusahaan yang memproduksi pakan udang. PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen Pokphand

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Indojaya Agrinusa merupakan industri yang memproduksi pakan ternak, seperti pakan ayam, pakan puyuh dan pakan ikan. PT. Indojaya Agrinusa berdiri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Branch Manager Bertanggung jawab kepada PT. Rolimex Kimia Nusa Mas cabang Medan. a. Menangani, memimpin dan menentukan kebijakan operasional sehari-hari di

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Gold Coin Group dengan merek dagang GOLD COIN merupakan bagian dari Zuellig Group yang berada di Swiss yang berdiri sejak tahun1953. Perusahaan Zuellig

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc

Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc PERENCANAAN PERALATAN PROSES PRODUKSI PELET IKAN DENGAN KAPASITAS 2 TON / JAM Oleh : Syam Abdirrizal 2106 030 032 Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc 1 ABSTRAK Kebutuhan akan permintaan pelet ikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN

TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN KESNI SAVITRI 0807121210 1. ALAT UTAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS RIAU 2010 2. BLENDING SILO ( Pencampuran dan Homogenisasi)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penyimpanan Pellet Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan pertumbuhan serangga pada pellet yang disimpan. Ruang penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Manager Bunut Rubber Factory Manager Factory merupakan pimpinan tertinggi di pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya

Lebih terperinci

Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan

Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan/atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Central Proteinaprima Tbk (CPP) didirikan pada 30 April 1980

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Central Proteinaprima Tbk (CPP) didirikan pada 30 April 1980 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Central Proteinaprima Tbk (CPP) didirikan pada 30 April 1980 dengan nama PT. Proteina Prima, dimana PT. Central Proteinaprima Tbk adalah anak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Setia Pratama Lestari Pelletizing ( SPLP ) adalah perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Setia Pratama Lestari Pelletizing ( SPLP ) adalah perusahaan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Setia Pratama Lestari Pelletizing ( SPLP ) adalah perusahaan yang menghasilkan produk pendukung bagi perusahaan perusahaan kabel di Indonesia. Produksi utamanya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Asahan Crumb Rubber merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan karet, yaitu mengolah bahan baku karet yang berasal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT.Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. PT. Hadi Baru didirikan tanggal 1 Agustus 1964 di hadapan notaris, Roesli SH, di Medan dengan akte No. 97/HB/1/1961 tertanggal 17 Januari 1961 dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN SEMEN INSTANT

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN SEMEN INSTANT 11 BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN SEMEN INSTANT 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan semen instant dalam penelitian ini, dibangun pada tahun 1992 di Jakarta. Setelah pembangunan pabrik pada tahun 1992, perusahaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2010 di Laboratorium Agrostologi, Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah,

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES Nama : Muhammad Bambang Wijanarko NPM : 24411785 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT Latar Belakang Leg Shield merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tidak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-31 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT XYZ merupakan perusahaan yang menghasilkan produk tepung tapioka. Perusahaan ini berlokasi di salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4 Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan 1. Breaker Tahun Operasi : 1994 Produksi Spesifikasi : Lokal : 11 pisau putar 10 Pisau duduk Elektro Motor Putaran mesin : 140 Amp : 100 HP : 1460 RPM Cos

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 1954 di Jakarta, sebuah pabrik yang memproduksi barang-barang elektronik Tiga tahun kemudian dalam studinya di

Lebih terperinci

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan pendirian dihadapan Notaris Walter

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Gold Coin Medan-Mill Indonesia adalah bagian dari Gold Coin Group yang merupakan anggota dari Zuelling Group yang ada di Swiss. Perusahaan Zuellig

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang akan dihasilkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang akan dihasilkan pada 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu Pengawasan dan pengendalian mutu merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang akan dihasilkan pada suatu pabrik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Central Proteina Prima merupakan anak perusahaan dari Charoen Pokphand Overseas Investment Co, Ltd. Hongkong, yang mulai berdiri pada tahun 1953.

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batangkuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG Miftakhurrizal Kurniawan 1, Isna Arofatus Zahrok 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai Desember 2011. Penyimpanan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, pengujian kualitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Hal tersebut menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Simba merupakan suatu perusahaan swasta yang berdiri dengan nama lengkap PT Simba Indosnack Makmur. Keterangan-keterangan umum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara diawali oleh Perusahaan Zuellig Group, perintis produksi pakan ternak di Asia Tenggara, sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Hadi Baru didirikan tanggal 1 Agustus 1964 dihadapan notaris, Roesli SH, di Medan dengan Akte No.97/HB/1961 tertanggal 17 Januari 1961 dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau

Lebih terperinci

Tabel 1. Rating Factor Operator Operator Faktor Kelas Lambang Nilai Total Rating Factor Keterampilan Average D 0,00

Tabel 1. Rating Factor Operator Operator Faktor Kelas Lambang Nilai Total Rating Factor Keterampilan Average D 0,00 LAMPIRAN I Stasiun Kerja I II Tabel 1. Rating Factor Operator Operator Faktor Kelas Lambang Nilai Total Rating Factor Keterampilan Average D 0,00 1 Usaha Average D 0,00 Kondisi Kerja Average D 0,00 0,00

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES ZINC CAN Zinc Ingot Zinc Furnace Proses Peleburan Zinc Proses Casting Proses Rolling Proses Drawing Proses Cutting Proses Coil Aging Zinc Slug Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran lapis aspal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia menimbulkan meningkatnya kebutuhan akan pangan. Bahan makanan merupakan sumber gizi bagi masyarakat. Kebutuhan gizi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja

Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja Genesius Chandra 1, Siana Halim 2 Abstract: PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja is a company in

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dibagian ini akan dibahas tentang tinjauan beberapa model dari alat angkut yang sudah ada, rencana rancangan, dasar pemilihan material, spesifikasi bahan, dan rumus-rumus yang akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Airlangga, Laboratorium Dasar Bersama

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda. BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah berdirinya PT Cosmar merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang beralamat di Jl Pulo Buaran III No.1 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdiri pada

Lebih terperinci

Seed Processing Indonesia

Seed Processing Indonesia Mesin Ayak / Air screen Cleaner (Seed Grading) SG/SPI-01 185 cm 110 cm Mesin ayak ini berbahan konstruksi besi, memiliki presisi tinggi dan membersihkan dengan sempurna untuk keperluan laboratorium. Mesin

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penanganan Bahan Sistem penanganan bahan pada umumnya terdiri dari berbagai mekanisme yang banyak diterapkan di berbagai bidang. Hal ini menjadi faktor utama dalam menentukan

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul

Lebih terperinci