BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 27 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Terdapat beberapa pengertian mengenai Riset Operasi: Secara global: Riset Operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalahmasalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengolahan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan, dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan untuk membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan risiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi, atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu dalam pengambilan keputusan menentukan kebijakan dan tindakannya secara ilmiah. Morse dan Kimball: Riset Operasi adalah suatu metode ilmiah yang memungkinkan para manajer untuk mengambil keputusan mengenai kegiatan yang ditangani secara kuantitatif.

2 28 Churchman, Arkoff, dan Arnoff: Riset Operasi merupakan aplikasi metode-metode, teknik-teknik, dan peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam operasi perusahaan dengan tujuan menemukan pemecahan yang optimal. Miller dan M. K. Star: Riset Operasi adalah peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari sehingga dapat terpecahkan secara optimal. Secara umum: Riset Operasi berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang optimal dalam penyusunan model dari sistem-sistem, baik deterministik maupun probabilistik, yang berasal dari kehidupan nyata. 2.2 Model-Model dalam Riset Operasi Model merupakan abstraksi atau penyederhanaan realistis sistem yang kompleks dimana hanya komponen-komponen yang relevan atau faktor-faktor yang dominan dari masalah yang dianalisis diikutsertakan. Hal ini akan menunjukkan hubungan-hubungan dari aksi dan reaksi dalam pengertian sebab akibat. Karena sebuah model adalah suatu abstraksi realitas, maka ia akan tampak kurang kompleks jika dibandingkan dengan realitas itu sendiri. Model itu, agar menjadi lengkap, perlu mencerminkan semua realitas yang akan diteliti.

3 29 Salah satu alasan pembentukan model adalah untuk menemukan variabel-variabel yang penting atau menonjol. Penemuan variabel-variabel yang penting ini berkaitan erat dengan penyelidikan hubungan yang ada diantara variabel-variabel itu. Teknik-teknik kuantitatif seperti statistik dan simulasi digunakan untuk menyelidiki hubungan yang ada diantara banyak variabel dalam suatu model. Dalam Riset Operasi ini, dikenal beberapa bentuk model yang menggambarkan karakteristik dan bentuk sistem suatu permasalahan. Macammacam model tersebut adalah: Model ikonik Merupakan penyajian tiruan fisik seperti tampak aslinya dengan skala yang lebih kecil. Model ikonik ini mudah untuk diamati, dibentuk, dan dijelaskan tetapi sulit untuk dimanipulasi dan tidak berguna untuk tujuan peramalan. Biasanya model ini menunjukkan peristiwa statistik. Model ini tidak mengikutsertakan segi-segi sistem nyata yang tidak relevan untuk analisa. Masih dimungkinkan membangun model ikonik sampai tiga dimensi, tetapi untuk persoalan dengan dimensi lebih tinggi adalah di luar jangkauan model ini, sebagai gantinya digunakan model matematik. Contoh : Maket gedung, model automotif, model pesawat.

4 30 Model analog Merupakan model fisik tetapi tidak memiliki bentuk yang mirip dengan yang dimodelkan atau lebih abstrak. Model analog lebih mudah untuk dimanipulasi dan menunjukkan suatu situasi yang dinamis. Model ini pada umumnya lebih berguna daripada model ikonik karena kapasitasnya yang besar untuk menunjukkan ciri-ciri sistem yang dipelajari. Contoh : termometer yang menunjukkan tinggi rendahnya temperatur. Model simbolik Merupakan model yang menggunakan simbol-simbol (huruf, angka, bentuk, gambar, dll) yang menyajikan kerakteristik dan properti dari suatu system. Contoh : jaringan kerja (network diagram), diagram alir, flow chart, dll. Model matematik Mencakup model-model yang mewakili situasi riil sebuah sistem yang berupa fungsi matematik. Diantara jenis model yang lain, model matematik memiliki sifat paling abstrak. Model ini menggunakan seperangkat symbol matematik untuk menunjukkan komponen-komponen dari sistem nyata. Contoh : n Pn = a Po yang menyatakan model populasi makhluk hidup. Model ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu deterministik dan probabilistik. Model deterministik dibentuk dalam suatu situasi kepastian dan memerlukan penyederhanaan-penyederhanaan dari realitas karena kepastian jarang terjadi. Namun, keuntungan model ini adalah bahwa ia dapat

5 31 dimanipulasi dan diselesaikan dengan lebih mudah. Jadi, sistem yang rumit dapat dimodelkan dan dianalisa jika dapat diasumsikan bahwa semua komponen sistem itu dapat diketahui dengan pasti. Model probabilistik meliputi kasus-kasus dimana diasumsikan ketidakpastian. Meskipun penggabungan ketidakpastian dalam model dapat menghasilkan suatu penyajian sistem nyata yang lebih realitas, model ini umumnya lebih sulit untuk dianalisa. 2.3 Penerapan Riset Operasi Sejalan dengan perkembangan dunia industri dan didukung dengan kemajuan di bidang komputer, Riset Operasi semakin diterapkan di berbagai bidang untuk menangani masalah yang cukup kompleks. Berikut ini adalah contoh-contoh penerapan Riset Operasi di beberapa bidang: Akuntansi dan keuangan: o Penentuan jumlah kelayakan kredit o Alokasi modal investasi dari berbagai alternatif o Peningkatan efektivitas akuntansi biaya o Penugasan tim audit secara efektif Pemasaran: o Penentuan kombinasi produk terbaik berdasarkan permintaan pasar o Alokasi iklan di berbagai media

6 32 o Penugasan tenaga penjual ke wilayah pemasaran secara efektif o Penempatan lokasi gudang untuk meminimumkan biaya distribusi o Evaluasi kekuatan pasar dari strategi pemasaran pesaing Operasi produksi: o Penentuan bahan baku yang paling ekonomis untuk kebutuhan pelanggan o Meminimumkan persediaan atau inventori o Penyeimbangan jalur perakitan dengan berbagai jenis operasi o Peningkatan kualitas operasi manufaktur 2.4 Langkah-Langkah Analisis Dalam proses pemecahan masalah Riset Operasi, berikut ini langkahlangkah yang perlu dilakukan: 1. Definisi masalah Pada langkah ini terdapat tiga unsur utama yang harus diidentifikasi: a) Fungsi Tujuan penempatan tujuan untuk membantu mengarahkan upaya memenuhi tujuan yang akan dicapai. b) Fungsi batasan/kendala batasan-batasan yang mempengaruhi persoalan terhadap tujuan yang akan dicapai. c) Variabel keputusan variabel-variabel yang mempengaruhi persoalan dalam pengambilan keputusan.

7 33 2. Pengembangan model Mengumpulkan data untuk menaksir besaran parameter yang berpengaruh terhadap persoalan yang dihadapi. Taksiran ini digunakan untuk membangun dan mengevaluasi model matematis dari persoalannya. 3. Pemecahan model Dalam memformulasikan persoalan ini biasanya digunakan model analitis, yaitu model matematis yang menghasilkan persamaan, sehingga dicapai pemecahan yang optimum. 4. Pengujian keabsahan model Menentukan apakah model yang dibangun telah menggambarkan keadaan nyata secara akurat. Jika belum, perbaiki atau buat model yang baru. Di samping solusi model, perlu juga mendapat informasi tambahan mengenai tingkah laku solusi yang disebabkan karena perubahan parameter sistem. Ini biasanya dinamakan sebagai analisa sensitivitas. Analisa ini terutama diperlukan jika parameter sistem tak dapat diduga secara tepat. 5. Validasi model Menterjemahkan hasil studi atau perhitungan ke dalam bahasa sehari-hari agar mudah dimengerti. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pembentukan model harus absah, dengan kata lain, model harus diperiksa apakah ia mencerminkan berjalannya sistem yang diwakilinya. Suatu metode yang biasa digunakan untuk menguji validitas model adalah membandingkan performancenya dengan data masa lalu yang tersedia. Model dikatakan valid

8 34 jika dengan kondisi input yang serupa, ia dapat tersedia menghasilkan kembali performance seperti masa lalu, misalnya bahwa tidak ada yang menjamin performance masa depan akan berlanjut meniru cerita lama. 6. Penerapan hasil akhir Tahap terakhir adalah menerapkan hasil model yang telah diuji. Hali ini membutuhkan suatu penjelasan yang hati-hati tentang solusi yang digunakan dan hubungannya dengan realitas. Suatu tahap kritis pada tahap ini adalah mempertemukan ahli RO (pembentuk model) dengan mereka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem. 2.5 Sejarah Singkat Linear Programming Menurut George B. Dantzing (seorang ahli matematik dari Amerika Serikat), dalam bukunya yang berjudul Linear Programming and Extension, meyebutkan bahwa ide linear programming ini berasal dari ahli matematik Rusia yang bernama L. V. Kantorivich yang pada tahun 1939 menerbitkan sebuah karangan denga judul Mathematical Methods in the Organization and Planning of Production. Dalam karangan itu, telah dirumuskan mengenai persoalan linear programming untuk pertama kalinya. Akan tetapi ide ini rupanya tidak dapat berkembang di Rusia. Ternyata dunia barat yang memanfaatkan ide ini selanjutnya. Kemudian pada tahun 1947, George B. Dantzing menemukan suatu cara untuk memecahkan persoalan linear programming tersebut dengan suatu metode yang disebut simplex method. Setelah saat itu, linear programming

9 35 berkembang dengan pesat sekali, mula-mula dalam bisang kemiliteran (penyusunan strategi perang, bombing pattern, dsb) maupun di bidang bisnis (maksimum profit, minimum cost). 2.6 Linear Programming Linear programming adalah suatu teknik matematik dalam menentukan alokasi sumber-sumber untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Persoalan linear programming adalah suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan (objective function) yang linier menjadi optimum (maksimum atau minimum) dengan memperhatikan pembatas-pembatas yang ada yaitu pembatas mengenai inputnya. Suatu persoalan dapat disebut sebagai linear programming apabila: Tujuan (objective) yang akan dicapai harus dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi linier. Fungsi ini disebut fungsi tujuan (objective function) Harus ada alternative pemecahan. Pemecahan yang membuat nilai fungsi tujuan optimum (laba yang maksimum, biaya yang minimum, dsb) yang harus dipilih Sumber-sumber tersedia dalam jumlah yang terbatas (bahan mentah terbatas, modal terbatas, ruang penyimpanan terbatas, dsb). Pembatas-pembatas tersebut harus dinyatakan dalam ketidak samaan linier (linear inequality)

10 36 Dalam penggunaan teknik linear programming, akan didapati beberapa kesulitan, antara lain: Kesulitan dalam menetapkan suatu sasaran yang spesifik. Apakah maksimasi laba atau minimasi biaya. Kadang-kadang tujuan seseorang atau suatu organisasi berubah-ubah untuk suatu jangka waktu tertentu. Untuk jangka pendek mungkin suatu organisasi bertujuan meminimasi biaya, tetapi untuk jangka panjang ia bertujuan untuk memaksimalkan laba, sehingga diperlukan perhitungan yang berbeda-beda. Kadang-kadang sekalipun telah ditentukan tujuan yang spesifk, sukar diketahui faktor-faktor pembatas secara pasti dan tepat. Padahal faktor pembatas ini memegang peranan penting dalam penggunaan teknik linear programming. Kadang-kadang meskipun sudah ditentukan tujuan yang spesifik dan faktorfaktor pembatas yang akan dipakai dalam perhitungan, namun faktor-faktor pembatas tersebut tidak dapat diekspresikan sebagai ketidaksamaan linier. Banyaknya variabel-variabel yang tak terhingga, kadang-kadang menyulitkan pemakai linear programming untuk memilih variabel mana yang relevan. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam linear programming: Kepastian (certainty) koefisien dalam fungsi tujuan ( C j ) dan fungsi kendala ( a ji ) dapat diketahui dengan pasti dan tidak berubah.

11 37 Proporsionalitas (proportionality) dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala: semua koefisien dalam for-mulasi, C j dan a ji, merupakan koefisien yang bersifat variabel terhadap besarnya variabel keputusan Additivitas (additivity) total semua aktivitas sama dengan jumlah (additivitas) setiap aktivitas individual. Divisibilitas (divisibility) solusi permasalahan PL (dalam hal ini nilai X j ) tidak harus dalam bilangan bulat (integer). Nonnegatif (nonnegativity) variabel keputusan tidak boleh bernilai negatif 2.7 Bentuk Standar Linear Programming Beberapa aturan bentuk program linier baku/standar: Semua batasan/kendala adalah persamaan (dengan sisi kanan non-negative) Semua variable keputusan adalah non-negative Fungsi tujuan dapat berupa maksimasi dan minimasi Max / Min Z= Subject to : n j= 1 X j a X ij j i n j=1 C X j = b, untuk i=1,2,...,m 0, untuk j=1,2,...,m j

12 38 Karena semua kendala harus berbentuk persamaan, maka jika ada kendala yang berbentuk pertidaksamaan harus dikonversikan menjadi persamaan dengan memasukkan variabel semua slack atau surplus. Kendala Semua batasan yang bertanda atau dapat dikonversikan menjadi = dengan mengurangi variabel surplus (menambahkan variabel slack) terhadap sisi kiri batasan tersebut. Sebuah batasan dengan sisi kanan yang berharga negatif dapat diubah menjadi positif dengan mengalikan negatif satu. Variabel Variabel yang tidak dibatasi (bisa bernilai positif atau negatif), Xi dapat diekspresikan dalam bentuk dua variabel non-negative (X i dan X i) dengan menggunakan substitusi. Substitusi harus dilakukan baik pada fungsi kendala maupun fungsi tujuan. Masalah program linier biasanya dipecahkan dalam bentuk X i dan X i yang darinya ditentukan dengan substitusi balik. Fungsi Tujuan Meskipun model linear programming berjenis minimasi maupun maksimasi, terkadang bermanfaat untuk mengubah salah satu bentuk ke bentuk lain. Maksimasi dari suatu fungsi adalah ekuivalen dengan minimasi dari negatif fungsi yang sama, dan sebaliknya. Misalnya:

13 39 Max Z = 50X X2 + 80X3 Ekuivalen secara matematis dengan Min -(Z = 50X X2 + 80X3) (-Z) = -50X1-20 X2-80X3 Ekuivalen berarti bahwa untuk seperangkat kendala yang sama, nilai optimum X1, X2, dan X3 adalah sama. 2.8 Metode Simpleks Apabila suatu persoalan program linier hanya mengandung dua kegiatan (variabel keputusan) saja, maka dapat dipecahkan dengan metode grafik, tetapi jika mengandung tiga atau lebih variabel keputusan, maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi, sehingga diperlukan alternatif lain yaitu metode simpleks. Langkah pertama, metode simpleks mengharuskan agar setiap batasan ditempatkan dalam bentuk standar yang khusus dimana setiap batasan diekspresikan sebagai persamaan dengan menambahkan variabel slack dan surplus sebagaimana diperlukan. Jenis konversi ini umumnya menghasilkan sekelompok persamaan dimana jumlah variabel adalah lebih besar daripada jumlah persamaan, yang umumnya berarti bahwa persamaan-persamaan tersebut manghasilkan sejumlah titik pemecahan yang tidak terbatas. Titik ekstrim dari ruang ini dapat diidentifikasi secara aljabar sebagai pemecahan dasar (basic solution) dari sistem persamaan simultan tersebut. Dari teori aljabar linier, sebuah pemecahan dasar diperoleh dengan menetapkan beberapa variabel yang sebanyak

14 40 selisih antara jumlah total variabel dengan jumlah total persamaan memiliki nilai sama dengan nol dan lalu memecahkan variabel sisanya, dengan ketentuan bahwa kondisi tersebut menghasilkan satu pemecahan yang unik. Pada intinya, transisi dari prosedur grafik ke prosedur aljabar sepenuhnya bergantung pada keabsahan hubungan penting berikut: Titik ekstrim <==> pemecahan dasar Dengan tidak adanya ruang pemecahan grafik untuk menuntun kita ke arah solusi optimal, kita memerlukan sebuah prosedur untuk mengidentifikasikan pemecahan-pemecahan dasar yang menjanjikan secara cerdas. Yang dilakukan oleh metode simpleks adalah mengidentifikasi suatu pemecahan dasar awal dan lalu bergerak secara sistematis ke pemecahan dasar lainnya yang memiliki potensi untuk memperbaiki nilai fungsi tujuan. Pada akhirnya, pemecahan dasar yang bersesuaian dengan nilai optimum akan diidentifikasi dan proses perhitungan berakhir. Pada gilirannya, metode simpleks merupakan prosedur perhitungan yang berulang (iterative) dimana setiap pengulangan (iterasi) berkaitan dengan satu pemecahan dasar. Penentuan pemecahan dasar dalam metode simpleks umumnya melibatkan perincian perhitungan yang menjemukan. Perincian seperti ini sebaiknya tidak mengalihkan perhatian kita dari gagasan dasar metode ini: menghasilkan beberapa pemecahan dasar secara berurutan dengan cara yang akan mengarahkan kita pada titik ekstrim optimum.

15 41 Pada masa sekarang, persoalan-persoalan program linier yang melibatkan banyak variabel keputusan dapat dengan cepat dipecahkan dengan bantuan paket program komputer yang sudah tersedia seperti MPSX dan SAS/OR, yang didesain untuk komputer besar (mainframe); LINDO, POM, QM, QS, dan LINIERSBA, mikro komputer pribadi yang berorientasi program linier; serta VINO dan WHAT s BEST!, yang didesain untuk menunjang mikro komputer seperti Lotus 1-2-3, bahkan pada Microsoft Excel juga tersedia fungsifungsi untuk memecahkan persoalan program linier. Bila variabel keputusan yang dikandung tidak terlalu banyak, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan suatu algoritma yang biasa disebut simpleks tabel. Langkah-langkah pemecahan linear programming dengan menggunakan metode simpleks: 1. Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2. Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3. Tentukan kolom kunci di antara kolom-kolom variabel yang ada, yaitu kolom yang mengandung nilai (cj-zj) paling positif untuk kasus maksimasi dan mengandung nilai (cj-zj) paling negatif untuk kasus minimasi 4. Tentukan baris kunci di antara baris-baris variabel yang ada, yaitu baris yang memiliki rasio kuantitas dengan nilai positif terkecil 5. Bentuk tabel berikutnya dengan memasukkan variabel perdata ke kolom variable dasar dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom tersebut, serta lakukan transformasi baris-baris variabel

16 42 6. Lakukan uji optimalitas, dengan kriteria jika semua koefisien pada baris (cj- Zj) sudah tidak ada lagi yang bernilai positif (maksimasi) atau sudah tidak ada lagi yang bernilai negatif (minimasi), berarti tabel sudah optimal. Jika kriteria tersebut belum terpenuhi, maka diulang mulai dari langkah ke-3 sampai ke-6 hingga terpenuhi kriteria tersebut. 2.9 Integer Programming Integer Programming adalah program linear (Linear Programming) di mana variable-variabelnya bertipe integer. Integer Programming digunakan untuk memodelkan permasalahan yang variabel-variabelnya tidak mungkin berupa bilangan yang tidak bulat (bilangan real), seperti variabel yang merepresentasikan jumlah orang, karena jumlah orang pasti bulat dan tidak mungkin berupa pecahan. Integer Programming juga biasanya lebih dipilih untuk memodelkan suatu permasalahan karena program linear dengan variabel berupa bilangan real kurang baik dalam memodelkan permasalahan yang menuntut solusi berupa bilangan integer, misalnya keuntungan produksi 3 pesawat dibandingkan dengan keuntungan produksi 3.5 pesawat akan menghasilkan selisih keuntungan yang signifikan

17 Algoritma Branch and Bound Gambar 2.1 Flowchart Algoritma Branch and Bound untuk Integer Programming Optimasi Maksimum

18 44 Prinsip-prinsip dari teknik branch and bound: Mengurangi ruang solusi dengan menghilangkan cabang yang tidak fisibel Perlu menambahkan fungsi pembatas. Pembatas ini dipakai hanya sampai bila sudah diketahui cabang tersebut tidak fisibel lagi, kemudian diganti dengan fungsi pembatas yang baru Langkah-langkah algoritma B&B dengan mengasumsikan masalah maksimasi: 1. Ukur/batasi. Pilih Lpi sebagai bagian masalah berikutnya untuk diteliti. Pecahkan Lpi dan coba ukur bagian masalah itu dengan menggunakan kondisi yang sesuai 2. Percabangan. Pilih salah satu variabel Xj yang optimumnya Xj* dalam pemecahan Lpi tidak memenuhi batasan integer. Singkirkan bidang [Xj*] < Xj [Xj*] + 1 dengan membuat dua bagian masalah LP yang berkaitan dengan dua batasan yang tidak dapat dipenuhi secara bersamaan ini. Xj [Xj*] dan Xj [Xj*] Kembali ke langkah 1. Walaupun metode B&B memiliki kekurangan, dapat dikatakan bahwa sampai sekarang, ini adalah metode yang paling efektif dalam memecahkan program-program integer dengan ukuran praktis.

19 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas disebut juga sebagai analisa post-optimal, dirancang untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam parameter model linear programming terhadap pemecahan yang optimum. Analisis seperti ini dipandang sebagai bagian integral dari pemecahan (yang diperluas) dari setiap masalah linear programming. Analisis ini memberikan karakteristik dinamis pada model yang memungkinkan seorang analis untuk mempelajari perilaku pemecahan optimum sebagai hasil dari perubahan dalam parameter model. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi perhitungan-perhitungan dan menghindari perhitungan ulang bila terjadi perubahan koefisien-koefisien pada model linear programming setelah dicapai tahap optimal. Tujuan akhir dari analisis ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pemecahan optimum yang baru dan yang dimungkinkan (yang bersesuaian dengan perubahan dalam parameter tersebut) dengan perhitungan tambahan yang minimal. Setelah dicapai tahap optimal, ada kemungkinan terjadi perubahanperubahan pada berbagai persyaratan dalam model yang telah disusun untuk suatu permasalahan, seperti: 1. Perubahan pada kapasitas sumber-sumber yang telah tersedia. Apabila terjadi perubahan ini, maka berarti nilai kanan dari fungsi-fungsi pembatas pada model akan mengalami perubahan. Perubahan dapat berarti penambahan maupun pengurangan kapasitas sumber-sumber yang tersedia.

20 46 2. Perubahan pada koefisien-koefisien fungsi tujuan. Perubahan ini menunjukkan adanya penambahan atau pengurangan kontribusi setiap satuan kegiatan terhadap tujuan. 3. Perubahan pada koefisien-koefisien teknis fungsi-fungsi pembatas. Apabila perubahan ini terjadi, maka berarti bahwa bagian kapasitas sumber yang dikonsumsi oleh satu satuan kegiatan mengalami kenaikan atau penurunan. 4. Penambahan variabel-variabel baru. Bila hal ini terjadi berarti jumlah variabel (misalnya x) yang dikobinasikan akan bertambah 5. Penambahan batasan-batasan baru yang tentu saja perlu dicari akibatnya terhadap penyelesaian optimal. Kelima kemungkinan perubahan di atas dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut: Gambar 2.2 Skema Perubahan Post-Optimal

21 47 Sebenarnya tidak semua perubahan-perubahan mendatangkan akibat yang sama terhadap penyelesaian optimal suatu persoalan linear programming. Akibat yang ditimbulkan dapat dikategorikan bermacam-macam, seperti: Jawaban optimal tidak mengalami perubahan, baik variabel-variabel dasar maupun nilai-nilainya Variabel-variabel dasar mengalami perubahan tetapi nilai-nilainya tidak berubah Jawaban optimal sama sekali tidak mengalami perubahan. Perubahan-Perubahan pada Tahap Post-Optimal 1. Perubahan nilai kanan fungsi pembatas Perubahan nilai kanan suatu fungsi pembatas menunjukkan adanya pengetatan ataupun pelonggaran batasan tersebut. Makin besar nilai kanan suatu fungsi pembatas, berarti makin longgar, sebaliknya makin ketat batasan tersebut, bila nilai kanan fungsi pembatas diperkecil. 2. Perubahan pada koefisien-koefisien fungsi tujuan Perubahan koefisien-koefisien fungsi tujuan menunjukkan adanya perubahan kontribusi masing-masing produk terhadap tujuan (misalnya maksimasi laba atau minimasi biaya). Perubahan koefisien-koefisien tersebut akan mempengaruhi koefisien-koefisien baris pertama (baris tujuan) dan tentu saja mempengaruhi optimality permasalahan tersebut.

22 48 3. Perubahan pada koefisien teknis fungsi-fungsi pembatas Perubahan-perubahan yang dilakukan pada koefisien-koefisien teknis fungsifungsi tujuan akan mempengaruhi sisi kiri dari dual-constraints (fungsi-fungsi pembatas pada dual problem), sehingga akan mempengaruhi penyelesaian optimal masalah yang bersangkutan. 4. Penambahan variabel baru Dalam hal ini dapat digunakan anggapan bahwa variable tambahan sudah ada dengan koefisien nol. Akibatnya, penambahan variabel baru tersebut akan mempengaruhi penyelesaian optimal apabila memperbaharui penyelesaian optimal jika memperbaharui baris tujuan tabel optimal. 5. Penambahan pembatas baru Penambahan pembatas baru akan mempengaruhi penyelesaian optimal apabila pembatas tersebut aktif, artinya: belum dicakup oleh pembatas-pembatas yang telah ada. Apabila pembatas baru tersebut tidak aktif (atau disebut redundant) maka tidak akan mempngaruhi penyelesaian optimal. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam hal ini adalah memeriksa apakah pembatas baru tersebut dipenuhi oleh jawaban optimal. Bila ternyata jawaban optimal memenuhi pembatas baru, maka tidak perlu diperhatikan. Bila tidak, maka pembatas baru harus dimasukkan ke dalam permasalahan.

23 Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu usaha pengaturan dan perencanaan segala sumber daya yang ada dan disimpan untuk digunakan guna memenuhi kebutuhan permintaan saat ini maupun yang akan datang. Perencanaan dan pengendalian persediaan meliputi pengendalian persediaan bahan baku, barang dalam proses (work in process), dan barang jadi. Secara umum, tujuan suatu perusahaan melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh penghematan biaya yang berarti. Penghematan tersebut diperoleh dengan cara mengelola persediaan secara efektif dan efisien, artinya persediaan yang ada tidak berlebih ataupun kurang dalam memenuhi kebutuhan permintaan pasar. Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dalam melakukan sistem persediaan, yaitu : Untuk memenuhi permintaan konsumen yang telah diramalkan. Dapat memenuhi pesanan konsumen dalam waktu yang cepat. Untuk berjaga-jaga guna menjaga kelancaran produksi. Untuk menghindari resiko akibat kenaikan harga.

24 50 Untuk mendapatkan potongan harga jika membeli bahan baku dalam jumlah banyak. Untuk menekan harga pokok per unit barang. Berdasarkan barang yang disimpan, maka persediaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : Persediaan Bahan baku (Raw Material Inventory) Persediaan berupa barang-barang berwujud yang digunakan sebagai bahan dasar dalam proses produksi yang diperoleh dari alam atau dibeli dari supplier. Persediaan Bahan pendukung (Support Material Inventory) Persediaan berupa bahan-bahan atau barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk mendukung keberhasilan kegiatan produksi, bukan merupakan komponen dari barang jadi. Persediaan Komponen produk (Parts/Components Inventory) Persediaan berupa bahan-bahan atau barang-barang yang ikut dirakit secara langsung dengan komponen lain untuk menghasilkan barang jadi, merupakan komponen dari barang jadi. Persediaan Barang dalam proses (Work In Process Inventory) Persediaan berupa barang-barang yang menjadi output dari suatu bagian proses produksi yang masih akan diolah lebih lanjut hingga menghasilkan

25 51 barang jadi. Adakalanya barang setengah jadi di suatu pabrik merupakan barang jadi bagi pabrik lain, karena memang proses produksinya hanya sampai tahap itu saja. Persediaan Barang jadi (Product Inventory) Persediaan berupa barang-barang yang telah selesai diproses atau barangbarang yang menjadi output terakhir dari suatu proses produksi yang siap untuk dijual ke pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan dan pengendalian persediaan antara lain : Biaya persediaan barang (Inventory Costs) Biaya yang berkaitan dengan pemilikan barang dapat dibedakan sebagai berikut : a. Holding costs atau Carrying costs Biaya yang dikeluarkan karena memelihara barang atau opportunity costs karena melakukan investasi dalam barang dan bukan investasi lainnya. b. Ordering costs Biaya yang dikeluarkan untuk memesan barang dari supplier untuk mengganti barang yang telah dijual. c. Stock out costs

26 52 Biaya yang timbul karena kehabisan barang pada saat diperlukan. Sejauh mana permintaan barang oleh konsumen dapat diketahui. Jika permintaan barang dapat diketahui, maka perusahaan dapat menentukan berapa kebutuhan barang dalam suatu periode. Kebutuhan barang dalam periode inilah yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan. Lama penyerahan barang antara saat dipesan dengan barang tiba, atau disebut sebagai lead time atau delivery time. Terdapat atau tidak kemungkinan untuk menunda pemenuhan pesanan dari konsumen atau disebut sebagai backlogging. Kemungkinan diperolehnya diskon untuk pembelian dalam jumlah besar. Sistem persediaan yang akan dibahas disini adalah model Basic Economic order quantity. Model EOQ Dasar menggunakan beberapa asumsi, yaitu : Biaya yang relevan untuk perhitungan adalah ordering costs dan carrying costs. Lead time diketahui dan konstan. Sekali pesan sekali terima. Tidak ada potongan harga walaupun memesan dalam jumlah besar.

27 53 Rumus yang digunakan dalam metode EOQ dasar ini adalah: Untuk melakukan perhitungan EOQ EOQ = 2 D S H Untuk menghitung frekuensi pesan dalam satu tahun m D = EOQ Untuk menghitung interval pemesanan t = Hari kerja/ thn m Untuk menghitung total cost D S EOQ EOQ H 2 Total cost = ( D C) + + dimana: m t D S H = frekuensi pesan dalam satu tahun = interval pemesanan = Suplai bahan baku dalam 1 tahun = Biaya pesan = Biaya simpan/ Carrying cost = I x C

28 54 C I = Harga beli/ Price = Fraksi biaya simpan Re-order point (ROP) Dalam pendekatan ROP menghendaki jumlah persediaan yang tetap setiap kali melakukan pemesanan. ROP dilakukan apabila persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tenggang waktu (lead time) pemesanan. Jumlah yang harus dipesan didapat berdasarkan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ). ROP = Rumus yang digunakan dalam perhitungan re-order point adalah: D L Hari kerja/thn, dimana: D L = Suplai bahan baku dalam 1 tahun = lead time 2.13 Safety Stock (Stok Pengaman) Safety stock atau stok pengaman atau buffer stock digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan. Ketidakpastian ini peling mungkin terjadi adalah permintaan yang bersifat independent. Safety stock adalah extra inventory yang dibuat untuk persediaan untuk mengantisipasi terjadinya stockout. Sedangkan stockout yang terjadi ada dua macam, yaitu: Backorder pelanggan mau menunggu

29 55 Lost sales pelanggan memilih menggunakan/membeli produk dari perusahaan lain yang menyebabkan terjadinya kehilangan penjualan Adanya stockout ini menyebabkan terjadinya stockout cost. Biasanya sulit bagi perusahaan untuk menentukan berapa jumlah stockout cost yang terjadi dan sangat sulit untuk mengestimasi hal itu. Berdasarkan kondisi ini, maka pihak manajemen perusahaan menetapkan service level sehingga titik pemesanan kembali (re-order point) dapat diketahui. Service level yang dimaksud di sini adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kebutuhan permintaan pelanggan. Penentuan service level ini adalah murni dari subjektivitas dari manajemen perusahaan. Penentuan service level oleh pihak perusahaan ini menyiratkan secara tidak langsung berapa banyak terjadinya kegagalan dalam pelayanan pelanggan. Jika pelanggan selalu menerima barang ketika memesan, maka service levelnya adalah 100%, sedangkan untuk service level kurang dari 100%, berarti ada kemungkinan terjadi stockout. Kenyataannya, tidak mudah mencapai service level 100%. Service level yang digunakan pada perusahaan adalah service level per order cycle, dimana service level ini tidak menentukan seberapa besar terjadinya shortage, tetapi seberapa sering terjadi selama pemesanan berlangsung. Rumus yang digunakan adalah:

30 56 Safety Stock = S= Ma M, dimana nilai Ma adalah titik re-order point yang didapat dari rumus: ROP (B) = Ma = M + z σ dimana nilai z didapat dari tabel distribusi normal z yang menunjukkan nilai service level yang dimiliki oleh perusahaan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti Riset Operasi Ada beberapa pengertian Riset Operasi menurut para ahli, di antaranya: Secara Global Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 31 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Riset Operasi (RO) adalah suatu ilmu yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan mencari suatu keputusan yang paling optimum dari pembatasan sumber daya yang

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL. Kosep Dasar Riset Operasional. Disusun oleh: Destianto Anggoro

RISET OPERASIONAL. Kosep Dasar Riset Operasional. Disusun oleh: Destianto Anggoro RISET OPERASIONAL Kosep Dasar Riset Operasional Disusun oleh: Destianto Anggoro SEJARAH RISET OPERASIONAL Pembentukan kelompok formal OR Berlangsung Inggris (1939) Perang Dunia II Amerika mengikuti dengan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Manajemen Sains Pengenalan Riset Operasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pendahuluan Riset Operasi (Operations Research/OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIOANAL (ATA 2011/2012)

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIOANAL (ATA 2011/2012) MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIOANAL (ATA 2011/2012) Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2012 1. Hadir H 2. Hendri R Tim Penyusun 3. Yulius Nursyamsi 4. Ridwan Zulpi Agha 5. Wahyu Ageng Laboratorium Manajemen Menengah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-1. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Kosep Dasar Riset Operasional

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-1. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Kosep Dasar Riset Operasional RISET OPERASIONAL MINGGU KE-1 Kosep Dasar Riset Operasional Disusun oleh: SEJARAH RISET OPERASIONAL Perang Dunia II Berlangsung Menentukan utilisasi sumber daya militer yang efektif dan menetapkan alokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] Ady Daryanto SP MSi E-mail : adydaryanto@yahoo.com MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 [KODE/SKS : IT011241 / 2 SKS] KONTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS]

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS] MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS] Ady Daryanto SP MSi E-mail : adydaryanto@staff.gunadarma.co.id MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233 / 2 SKS] KONTRAK KULIAH Jumlah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 1. Membahas teknik-teknik riset operasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan 2. Konsep dasar ilmu matematika (himpunan,

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 1

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 1 MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 1 Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Sonny Yulian 2. Dani Darmawan 3. Anisa Prawidia Laboratorium Manajemen Menengah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT 011215 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Penerapan Riset Operasi Bidang akuntansi dan keuangan Penentuan jumlah kelayakan kredit Alokasi modal investasi, dll Bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear 5 BAB II LANDASAN TEORI A Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear Persamaan linear adalah bentuk kalimat terbuka yang memuat variabel dengan derajat tertinggi adalah satu Sedangkan sistem

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Menurut Sitorus, Parlin (1997), Program Linier merupakan suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Dinamik Pemrograman dinamik adalah suatu teknik matematis yang biasanya digunakan untuk membuat suatu keputusan dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pemrograman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 29 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

Riset Operasi Bobot: 3 SKS

Riset Operasi Bobot: 3 SKS Riset Operasi Bobot: 3 SKS Tujuan Perkuliahan Setelah mahasiswa mengikuti kuliah ini selama satu semester, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan metode-metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. & Ir. R. Sihotang, MS. Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah :

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Linier Para ahli mendefinisikan program linier sebagai sebuah teknik analisa yang digunakan untuk memecahkan segala persoalan atau masalah-masalah keputusan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA DEFINISI PEMROGRAMAN LINEAR Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

MODEL DAN PERANAN RO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MODEL DAN PERANAN RO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MODEL DAN PERANAN RO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan I Ayundyah Kesumawati, M.Si PROGRAM STUDI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2015 Pendahuluan Sejak revolusi industri (1750-1850), dunia usaha

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan metode-metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simpleks dan Metode Branch

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi BABTI KAJIAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaaan adalah sumber daya menganggur (idle resource) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Program Linear Program linear merupakan model matematik untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linear digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Istilah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasi adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai program linear, konsep himpunan fuzzy, program linear fuzzy dan metode Mehar untuk membahas penyelesaian masalah fuzzy linear programming untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri TIN 4103

Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Lecture 10 Outline: Penelitian Operasional References: Frederick Hillier and Gerald J. Lieberman. Introduction to Operations Research. 7th ed. The McGraw-Hill Companies,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR

BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR KARAKTERISTIK PEMROGRAMAN LINEAR Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAGIAN III OPTIMASI DENGAN SOLVER

BAGIAN III OPTIMASI DENGAN SOLVER BAGIAN III OPTIMASI DENGAN SOLVER DAFTAR ISI 3.1 Konsep Dasar Model Data... 3.2 Fungsi Model Data... 3.3 Jenis Model Data... 3.4 Model Data Berbasis Optimasi... 3.5 Optimasi dengan Program Linear... 3.6

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi.

RISET OPERASIONAL. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. RISET OPERASIONAL Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. Pengertian Riset Operasional (RO) Riset Operasi berasal dari Inggris yang merupakan suatu hasil studi operasi-operasi militer selama Perang

Lebih terperinci