Pendanaan untuk Pembangunan dan Implikasinya pada Indonesia:
|
|
- Hartanti Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Diskusi Pendanaan untuk Pembangunan dan Implikasinya pada Indonesia: Pandangan dari Masyarakat Sipil Diskusi diadakan pada tanggal 27 April 2015 Institute for Essential Services Reform (IESR) energy for equitable development
2 Pengantar Isu pendanaan untuk pembangunan telah mulai dibicarakan pada tahun 2008 saat Monterrey Consensus dihasilkan dan hingga kini masih menjadi pedoman implementasi pendanaan untuk pembangunan. Tahun 2015 menjadi tahun yang cukup unik, dikarenakan pada tahun ini Millennium Development Goals akan dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals. Di area perubahan iklim, tahun 2015 merupakan tahun dimana negara-negara yang tergabung dalam UNFCCC akan menyepakati Kesepakatan 2015 di COP 21 Paris mendatang. Pendanaan, tentunya, tidak akan terlepas dari kedua isu. Pada akhir bulan April 2015, April 2015, United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) mengadakan konsultasi tingkat tinggi untuk wilayah Asia Pasifik, untuk menjadi masukan bagi Konferensi Pendanaan untuk Pembangunan di Addis Ababa pada bulan Juli 2015 mendatang. Sebagai bagian dari kelompok masyarakat sipil yang bergerak di bidang energi, perubahan iklim dan pembangunan, Institute for Essential Services Reform (IESR) memandang pentingnya membangun sebuah pengertian bersama dari organisasi masyarakat sipil tentang isu pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia, sekaligus mendapatkan masukan untuk disampaikan pada pertemuan UNESCAP di Jakarta. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk membahas agenda konsultasi Financing for Development yang dilaksanakan pada tanggal April 2015 dan mendapatkan masukan tentang isu-isu kritis dari Indonesia yang perlu disampaikan dalam pertemuan tersebut. Dua narasumber dalam pertemuan ini adalah: 1. Sugeng Bahagijo, Direktur Eksekutif dari INFID, yang memberikan presentasi mengenai mobilisasi sumber pendanaan domestik yang dapat dilakukan oleh Indonesia; 2. Henriette Imelda, Senior Officer on Energy and Climate Change dari Institute for Essential Services Reform (IESR) yang memberikan presentasi mengenai isu Peran Pendanaan Perubahan Iklim dalam Pendanaan untuk Pembangunan. Diskusi ini dihadiri oleh beberapa CSO yaitu: Institute for Essential Services Reform (IESR), KEHATI, INFID, Prakarsa, WWF Indonesia, CCROM, dan Save the Children. 1
3 1. Mobilisasi Pendanaan di Dalam Negeri Isu pembangunan yang sudah kerap kali terdengar adalah isu terkait dengan Millennium Development Goals (MDGs), yang akan dilanjutkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs). Pada saat ini, negosiasi mengenai SDGs masih berkisar pada jumlah target yang akan disepakati, dimana isu lingkungan diupayakan untuk tidak lepas dari SDGs. Salah satu isu menarik yang targetnya terdapat dalam SDGs adalah target mengenai sustainable production and consumption, dimana pembangunan bukan hanya dilihat dari ekonomi dan sosial, namun juga keberlanjutan serta tingkat kehijauan nya. Walau demikian, isu means of implementations, salah satunya pendanaan, masih sangat lemah posisinya. Itu sebabnya, memperjuangkan isu pendanaan sebagai bagian yang tidak boleh terlepaskan dari isu SDG, menjadi sangat penting. Di Addis Ababa mendatang, dimana konferensi ketiga terkait dengan pendanaan untuk pembangunan akan dilangsungkan, dan juga di New York, diperkirakan akan banyak membahas terkait isu International Tax Cooperation dan Climate Change. Pada saat yang bersamaan, kesepakatan baru terkait dengan perdagangan, Official Development Assistance, juga harus diperjuangkan. Gambar 1 Prioritas Kebijakan Global untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan 1 1 Diadopsi dari Bahagijo, Sugeng, FFD - Isu Pajak, disampaikan pada diskusi mengenai pendanaan untuk pembangunan, 27 April
4 1.1. Pajak Internasional Ada 3 masalah pajak internasional: illicit financial flow, transfer pricing, dan invoice fraud. Ketiga masalah ini sangat besar, dan apabila ditotal, maka total dana yang terlibat akan lebih besar daripada dana yang di-transfer dari utara ke selatan (total Foreign Direct Investment ditambah dengan Official Development Assistance), dimana jumlahnya akan meningkat. Di periode waktu saja, kecenderungan ini meningkat hingga tiga kali lipat. Berita baiknya adalah permasalahan ini sudah di akui dan dicantumkan di dokumen awal untuk pembahasan Addis Ababa 2. Dokumen tersebut sudah mengakui adanya permasalahan tersebut, dan menyadari pentingnya untuk diselesaikan. Dokumen zero draft menuliskan bahwa harus ada penurunan jumlah Illicit Financial Flow dan hal-hal lain yang terkait. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-delapan untuk Illicit Financial Flow per tahun di periode tahun Secara kumulatif, IFF Indonesia mencapai sekitar 18 milyar USD, jika ini bisa dikurangi, maka Indonesia bisa memiliki dana yang cukup besar. Pertemuan G20 tahun 2013 di Rusia menghasilkan rencana aksi negara-negara G20 terkait dengan Base erosion and profit shifting (BEPS), atau yang berhubungan dengan transparansi pajak. BEPS merupakan kegiatan yang dilakukan oleh OECD untuk menghadapi permasalahan terkait dengan prinsip-prinsip yang berlaku untuk pajak nasional dan internasional. Keduanya tidak mampu menyesuaikan dengan kecepatan perkembangan model bisnis dan perdagangan global yang modern. BEPS yang disusun oleh OECD ini disusun untuk Dengan dukungan dari Menteri-menteri Keuangan dan Gurbernur Bank Central dari negara-negara G20, rencana aksi yang disusun akan dilakukan dalam kerangka waktu bulan 3. BEPS terdiri dari 15 rencana aksi, sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 : 2 Zero draft document for Addis Ababa 3 3
5 Tabel 1 Rencana Aksi BEPS OECD-G20 4 Action 1 Action 2 Action 3 Action 4 Action 5 Action 6 Action 7 Action 8, 9, 10 Action 11 Action 12 Action 13 Action 14 Action 15 Address the tax challenges of the digital economy Neutralize the effects of hybrid mismatch arrangements Strengthen CFC rules Limit base erosion via interest deductions and other financial payments Counter harmful tax practices more effectively, taking into account transparency and substance Prevent treaty abuse Prevent the artificial avoidance of PE status Assure that transfer pricing outcomes are in line with value creation Establish methodologies to collect and analyze data on BEPS and the actions to address it Require taxpayers to disclose their aggressive tax planning arrangements Re-examine transfer pricing documentation Make dispute resolution mechanisms more effective Develop a multilateral instrument 1.2. Solusi untuk Mengurangi Illicit Financial Flow Ada beberapa solusi yang dikemukakan oleh berbagai sumber terkait dengan bagaimana mengurangi Illicit Financial Flow. Zero Draft Financing for Development yang dikeluarkan oleh United Nations. Dokumen ini mengusulkan tiga langkah untuk mengatasi Illicit Financial Flow (IFF), sebagai berikut: (i) Negara-negara untuk menyepakati dan mengembangkan sebuah proposal for an official definition of IFFs. Definisi dan cakupan harus disepakati, karena kalau tidak ada definisi yang jelas, maka akan menyulitkan pekerjaan di lapangan, (ii) Negara-negara untuk menyepakati dan mengembangkan sebuah proposal to publish official estimates (of IFF) volumes and breakdown. Hal ini perlu diupayakan agar ada publikasi atau keterbukaan mengenai berapa banyak dana yang keluar dan dari mana sumbernya, serta, (iii) Adanya upaya internasional yang sungguh-sungguh dilakukan untuk substantially reduce aliran dari IFFs. Beberapa akademisi kemudian mengusulkan tindakan-tindakan berikut ini 5 : (i) Disclosure of the ultimate beneficial owners of companies, and of the controlling parties of trusts and foundations 4 Diadopsi sebagaimana tertulis tanpa diterjemahkan agar tidak menghilangkan arti, Bahagijo, Sugeng, FFD - Isu Pajak, disampaikan pada diskusi Pendanaan untuk Pembangunan IESR tanggal 27 April Diadopsi sebagaimana tertulis tanpa diterjemahkan agar tidak menghilangkan arti, Bahagijo, Sugeng, FFD - Isu Pajak, disampaikan pada diskusi Pendanaan untuk Pembangunan IESR tanggal 27 April
6 (ii) Reform international tax rules so that the taxable profits of multinational corporations are aligned with the location of their economic activity (iii) Require public reporting of funds paid to governments for the sale of natural resources such as oil, gas, metals, and minerals, and the use of those funds (iv) Significantly increase developing country tax authority capacity (v) Implement automatic exchange oif tax-relevant financial information on a global basis (vi) Implement public country-by-country reporting for multinational corporations (vii) Require that all governments carry out clear, reliable, frequent, and timely public fiscal reporting and that governments fiscal policy-making process be open to public participation (viii) Increase capacity building, training, and resources for law enforcement for work on financial sector investigations (ix) Impose tougher sanctions, including jail time, on professionals who facilitate illicit financial flows, e.g. senior officers from global banks, accounting firms, law firms, insurance firms, and hedge funds (x) Harmonize anti-money laundering regulations internationally Pada akhirnya, terdapat dua isu kunci yang harus diselesaikan terkait dengan mobilisasi pendanaan domestik: 1. Formula teknis/substansi : yang manakah yang akan di-adopsi: rencana aksi BEPS atau rencana aksi beyond BEPS; dimana skenario beyond BEPS akan memberikan tempat bagi beneficial ownership, dimana ini akan menguntungkan negara-negara berkembang. 2. Siapa yang akan memutuskan isu ini : apakah negara-negara G20-OECD atau kah negara-negara berkembang. 5
7 2. Pendanaan Perubahan Iklim (Climate Finance) Isu pendanaan perubahan iklim di dalam zero draft tidak terlalu banyak diangkat. Penggunaan dana perubahan iklim, yang kebanyakan berasal dari luar negara seperti dana-dana multilateral, juga tidak banyak dibahas. Zero draft hanya membahas mengenai area penggunaan dana perubahan iklim, serta institusi Green Climate Fund dan juga memberikan apresiasi kepada negara-negara maju dalam upayanya untuk memobilisasi dana sebesar USD 100 triliun di tahun Zero draft juga mengundang negara-negara lain untuk pengembangan dan implementasi pendanaan inovatif seperti pajak karbon atau instrumen-instrumen pasar yang berhubungan dengan harga karbon. Walau demikian, isu pendanaan perubahan iklim, jauh lebih besar daripada hal-hal tersebut Distribusi Pendanaan Perubahan Iklim Standing Committee on Finance (SCF), sebagai sebuah entitas yang mendapatkan mandat dari COP untuk melakukan pembahasan terkait dengan aspek-aspek teknis pendanaan perubahan iklim, menetapkan definisi dari pendanaan perubahan iklim sebagai climate finance that aims at reducing emissions, and enhancing sinks of greenhouse gases and aims at reducing vulnerability of, and maintaining and increasing the resilience of, human and ecological systems to negative climate change impacts. 6 Definisi ini penting untuk disepakati, untuk dapat melakukan tracking pendanaan perubahan iklim baik di negara kontributor, maupun negara penerima dana perubahan iklim. Dengan menggunakan definisi tersebut, SCF kemudian melakukan tracking pendanaan perubahan iklim dari sisi peruntukannya. 6 Biennial Assessment Report, Standing Committee on Finance (SCF),
8 Gambar 2 Alokasi Dana Perubahan Iklim dari Berbagai Sumber 7 Gambar 2 memperlihatkan hasil temuan tracking pendanaan perubahan iklim dari berbagai sumber. Dapat dilihat juga, bahwa alokasi pendanaan perubahan iklim yang ada saat ini masih didominasi oleh pendanaan untuk aksi mitigasi. Aksi adaptasi sendiri maksimum hanya mendapatkan 25% dari total dana perubahan iklim. Padahal, adaptasi merupakan kegiatan yang tidak kalah mendesak dengan kegiatan mitigasi. Hal ini menunjukkan bahwa pendanaan perubahan iklim masih berfokus pada kegiatan-kegiatan mitigasi. Itu sebabnya, penting untuk menekankan bahwa pendanaan perubahan iklim harus dengan setara dialokasikan untuk kegiatan mitigasi dan kegiatan adaptasi Akses pada Pendanaan Perubahan Iklim Hal yang cukup krusial pada isu pendanaan perubahan iklim adalah akses negara-negara berkembang pada pendanaan perubahan iklim itu sendiri. Belajar dari beberapa institusi pendanaan seperti Adaptation Fund dan Green Climate Fund, ternyata memiliki akses langsung pada pendanaan tersebut tidak lah semudah skenario pembuatannya. Pada kenyataannya, di tahun 2014 pada COP 20 di Lima, CMP 10 diminta untuk meluluskan aplikasi dari 16 entitas nasional dan 4 entitas regional, setelah lebih dari 5 tahun beroperasi. Entitas-entitas ini mampu menjalani proses akreditasi Adaptation Fund, paska diberlakukannya readiness programme. Hal ini menunjukkan pentingnya readiness programme bagi negara-negara berkembang untuk mengakses pendanaan multilateral yang memang diperuntukkan untuk negara-negara berkembang. Readiness programme ini bukan hanya diperuntukkan untuk mengakses pendanaan tersebut, tapi juga untuk mengalokasikan dana tersebut. 7 Biennial Assessment Report, Standing Committee on Finance (SCF),
9 Masalah yang seringkali ditemui oleh entitas yang bermaksud untuk mengakses dana-dana tersebut adalah masalah administratif, dimana entitas-entitas tersebut harus comply pada standar-standar pendanaan yang berlaku di tataran internasional. Untuk Green Climate Fund misalnya, entitas yang bergerak di nilai investasi mikro (di bawah USD 10 juta), harus comply dengan Fiduciary Standard dan Environmental and Social Standard yang dimiliki oleh IFC (International Finance Corporation). Padahal, bagi lembaga-lembaga lokal yang langsung berinteraksi dengan masyarakat, kapasitas untuk dapat memenuhi persyaratan administratif tersebut sangat lah rendah. Seringkali, biaya untuk comply dengan standar-standar tersebut menjadi jauh lebih besar dari pada biaya investasi yang dikeluarkan untuk pengembangan masyarakat lokal. Itu sebabnya, pendanaan multilateral seperti ini jadi lebih menguntungkan entitas-entitas internasional, yang pada umumnya dimiliki oleh negara-negara maju. Safeguard memang perlu untuk ditegakkan, walau demikian, tidak seharusnya safeguard mengecilkan kemungkinan masyarakat rentan dan juga kelompok-kelompok termarginalkan, untuk mengakses dana tersebut yang memang sudah sepantasnya mereka nikmati Rekomendasi untuk Pendanaan Perubahan Iklim Berdasarkan hasil analisis di atas, ditemukan beberapa kebutuhan berikut terkait dengan peran pendanaan perubahan iklim di dalam pendanaan untuk pembangunan: (i) Terkait dengan alokasi pendanaan perubahan iklim yang saat ini masih didominasi oleh aksi mitigasi perubahan iklim, maka pendanaan perubahan iklim ke depannya harus digunakan seimbang antara aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim, karena keduanya erat dengan isu pembangunan. Itu sebabnya, perencanaan pembangunan yang memperhitungkan dampak perubahan iklim perlu untuk dilakukan oleh masing-masing negara. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pengalokasian dana perubahan iklim adalah pendanaan dari sumber ini harus dialokasikan pada aksi-aksi perubahan iklim yang memiliki resiko investasi tinggi dimana sulit untuk mengundang investor. Aksi-aksi perubahan iklim tersebut adalah seluruh aksi terkait dengan adaptasi perubahan iklim yang memiliki ketidakpastian tinggi, investasi di area energi terbarukan dan energi efisiensi, terutama di wilayah-wilayah yang sangat sulit untuk dicapai. Pendanaan ini juga harus dialokasikan bukan hanya untuk mendanai teknologinya saja, tapi juga untuk menciptakan pasar bagi teknologi-teknologi yang mendukung pembangunan rendah karbon dan masyarakat yang tahan pada dampak perubahan iklim. (ii) Terkait dengan isu akses pendanaan pada perubahan iklim. Akses pada pendanaan perubahan iklim seharusnya tidak membatasi akses kelompok masyarakat kecil pada pendanaan tersebut. Itu sebabnya, diperlukan readiness program, untuk meningkatkan kapasitas negara dan/atau entitas lokal/nasional yang memiliki akses dan portfolio kerja di lapangan secara langsung. Akses untuk lembaga-lembaga lokal dengan nilai investasi mikro, harus ditingkatkan. 8
10 Institute for Essential Services Reform (IESR) Jl. Mampang Prapatan No. R-13 Jakarta Ph. : (0) Fax : (0) Website : Facebook id: iesr indonesia Twitter id : iesr
Peran Pendanaan Perubahan Iklim di dalam Pendanaan untuk Pembangunan dan Dampaknya bagi Indonesia
Peran Pendanaan Perubahan Iklim di dalam Pendanaan untuk Pembangunan dan Dampaknya bagi Indonesia Henriette Imelda Institute for Essential Services Reform Kehati, 27 April 2015 Pendanaan Perubahan Iklim
Lebih terperinciMenuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan. Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim
Menuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim Proses UNFCCC terkait pendanaan, 2013 ADP 2-1 Bonn 29 Apr-3 Mei Intersessional Bonn 3-14
Lebih terperinciPercepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil
Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil Climate Summit 2014 merupakan event penting dimana negara-negara PBB akan berkumpul untuk membahas
Lebih terperinciPENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Intergovernmental Committee of Experts
Lebih terperinciPerumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015
Perumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki 2015 Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015 Tema Presidensi Turki: Pertumbuhan inklusif yang kuat Inclusiveness
Lebih terperinciBackground Paper PEMBIAYAAN UNTUK PEMBANGUNAN
Background Paper PEMBIAYAAN UNTUK PEMBANGUNAN Pendahuluan Bakground Paper ini disusun sebagai informasi awal untuk memberikan gambaran mengenai posisi diskursus pembiayaan pembangunan saat ini. Diharapkan
Lebih terperinciREDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan
REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan Lokakarya Pengembangan Kapasitas REDD+ Bogor, Indonesia 19 Maret 2010 Crystal Davis World Resources Institute Topik Presentasi 1. Mengapa tata kelola kehutanan penting
Lebih terperinciDepartemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017
1 Prioritas dan Agenda Finance Track Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017 Tema, Prioritas dan Program Kerja Finance Track Presidensi G20 Jerman 2017 2 Tema utama Presidensi G20 Jerman
Lebih terperinciUnited Nations Climate Change Conference (UNCCC Warsaw) COP19, CMP9, SBSTA39, SBI39, ADP2.3. Kantor UKP-PPI/DNPI
United Nations Climate Change Conference (UNCCC Warsaw) COP19, CMP9, SBSTA39, SBI39, ADP2.3 Kantor UKP-PPI/DNPI Alur Perundingan 19th session of the Conference of the Parties to the UNFCCC (COP19) 9th
Lebih terperinciProses dan Negosiasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 (SDGs)
Proses dan Negosiasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 (SDGs) Toferry P. Soetikno Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri 2015 Outline Pentingnya SDGs Proses dan
Lebih terperinciKebijakan perubahan iklim dan aksi mitigasi di Indonesia. JCM Indonesia Secretariat
Kebijakan perubahan iklim dan aksi mitigasi di Indonesia JCM Indonesia Secretariat Data suhu bulanan global Suhu rata-rata global meningkat drastic dan hamper mencapai 1.5 O Celcius dibanding dengan jaman
Lebih terperinciMENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN
MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN 11. Penanggulangan perubahan iklim merupakan tema inti agenda pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Lebih terperinciDiskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013
Diskusi Post event Feedback G20 Summit INFID, 3 Oktober 2013 Framework G20 Usulan Masyarakat Sipil: Hasil G20 Summit Inklusif sebagai pilar keempat dari Strong, Framework G20 tetap yaitu Strong, Sustainable
Lebih terperinciBEPS Dalam Kerangka Kerja Sama G20 Dan Implementasinya Kepada Indonesia
BEPS Dalam Kerangka Kerja Sama G20 Dan Implementasinya Kepada Indonesia Ditulis oleh Nanang Zainal Arifin 1. Pendahuluan Isu Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) telah menarik perhatian banyak negara
Lebih terperinciKerjasama Pembangunan Internasional: Dinamika Pembahasan Agenda Pembiayaan untuk Pembangunan
Kerjasama Pembangunan Internasional: Dinamika Pembahasan Agenda Pembiayaan untuk Pembangunan Direktorat Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Maret 2015 1 Outline Milestone
Lebih terperinciPro-Poor Intended Nationally Determined Contribution Sebuah Pendekatan Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Laporan Diskusi Ahli: Pro-Poor Intended Nationally Determined Contribution Sebuah Pendekatan Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia 20 Februari 2015 Institute for Essential Services Reform (IESR)
Lebih terperinciMeninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan
Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Mickael B. Hoelman choki.nainggolan@gmail.com Twitter: @ChokiHoelman Naskah disampaikan pada Konferensi PRAKARSA 2014 Akselerasi Transformasi
Lebih terperinciUpdate on Indonesia Climate Change Policy Development
Update on Indonesia Climate Change Policy Development Dr. Medrilzam Director for Environment Affairs Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS) Presented
Lebih terperinciKebijakan Pelaksanaan REDD
Kebijakan Pelaksanaan REDD Konferensi Nasional terhadap Pekerjaan Hijau Diselenggarakan oleh Organisasi Perburuhan Internasional Jakarta Hotel Borobudur, 16 Desember 2010 1 Kehutanan REDD bukan satu-satunya
Lebih terperinciStatement INFID Menyambut UN High Level Event on MDGs, 25 September 2008
( NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations, Ref. No : D1035 ) Jl. Mampang Prapatan XI No. 23, Jakarta 12790- Indonesia * Phone (62-21) 79196721, 79196722,
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE TAX ON SEMINAR CONFERENCE : Transfer Pricing : Practice and Theory in Transparency Era
TERM OF REFERENCE TAX ON SEMINAR CONFERENCE Nama Kegiatan : TAX ON SEMINAR CONFERENCE Tema : Transfer Pricing : Practice and Theory in Transparency Era Tujuan : 1. Sebagai sarana diskusi ilmiah, diseminasi,
Lebih terperinciKementerian Negara/Lembaga : Kementerian Keuangan
KERANGKA ACUAN KERJA/TERMS OF REFERENCE SELEKSI DELIVERY PARTNER NATIONAL DESIGNATED AUTHORITY GREEN CLIMATE FUND (NDA GCF) INDONESIA UNTUK MENGAKSES/ MENGELOLA DANA READINESS AND PREPARATORY SUPPORT GCF
Lebih terperinciProses Pembahasan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Tingkat Global. Kementerian Luar Negeri
Proses Pembahasan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Tingkat Global Kementerian Luar Negeri 30/01/2014 1 KTT Rio+20: the Future We Want Konferensi PBB untuk Pembangunan
Lebih terperinciTax Consultant Profession, Its Activities and Tax Planning
Tax Consultant Profession, Its Activities and Tax Planning Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI May 13, 2017 @ Kampus UI, Depok Indonesia Ratna Febrina Tax Transfer Pricing Customs Business Process Services
Lebih terperinciBADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI
BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI Jakarta, 22 Oktober 2012 Peran Kementerian Keuangan Instrumen Kebijakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kebijakan pendanaan/investasi Pemerintah (PIP)
Lebih terperinciKERTAS POSISI MASYARAKAT SIPIL INDONESIA 1
KERTAS POSISI MASYARAKAT SIPIL INDONESIA 1 G20 dan Menjawab Masalah Ketimpangan, Pengangguran dan Pendanaan: Rangkuman dari Berbagai Usulan Masyarakat Sipil Indonesia Tahun 2014 merupakan tahun ke-6 pertemuan
Lebih terperinciAri Mochamad Sekretaris Pokja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI)
Ari Mochamad Sekretaris Pokja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) L and D Map mandates, workplans, and/or decisions with adaptation relevance the work programme on loss and damage (L&D WP),
Lebih terperinciLaporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017
Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Ketua Delegasi Indonesia pada HLD RECI UN-ESCAP Bangkok,
Lebih terperinciDialog Kebijakan Indonesia Climate Action Network (ICAN) Jakarta, 30 Oktober 2012
Dialog Kebijakan Indonesia Climate Action Network (ICAN) Jakarta, 30 Oktober 2012 Dua ad-hoc working groups, AWG-KP dan AWG-LCA, akan diakhiri di Doha AWG-LCA: diakhiri dengan agreed outcome untuk isu
Lebih terperinciHasil Pertemuan COP 17 dan COP/CMP 7 di DURBAN. Pekerjaan Rumah Indonesia
Hasil Pertemuan COP 17 dan COP/CMP 7 di DURBAN Pekerjaan Rumah Indonesia oleh: Liana Bratasida lianab125@yahoo.com Jakarta, 22 Maret 2012 Negosiasi Internasional Menjelang 2012 Struktur Organisasi UNFCCC
Lebih terperinciImplementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual
Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual Toferr y P. Soetikno Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri, 2016 Outline: 1.
Lebih terperinciKerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim ME4234 KEBIJAKAN IKLIM
Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim ME4234 KEBIJAKAN IKLIM Pokok Bahasan Tentang Konvensi Struktur Konvensi Peluang dukungan dan dana Tentang Protokol Kyoto Elemen & Komitmen Protokol Kyoto
Lebih terperinciHikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional FHUI. Copyright by Hikmahanto Juwana 2011(c)
Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional FHUI 1 Kenyataan bahwa melawan terorisme tidak hanya sekedar tindakannya saja tetapi juga dana untuk mendukung tindakan tersebut Masyarakat internasional
Lebih terperinciPemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth
Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan
Lebih terperinci...discovering the new paradigm. Dr. Gusti Hardiansyah Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Prepared by: APK
LOGO Upaya Peningkatan Potensi dan Nilai Kehutanan beserta Lingkungan Hidup Strategis Melalui Identifikasi Rantai Nilai yang Terintegrasi kepada Sektor Lainnya: Value Chain Identification on Renewable
Lebih terperinciOutline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs
Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum (Wheatcorft, 1955) dan seringkali dikaitkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk menjalankan pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Oleh karena itu, tidak mengherankan
Lebih terperinciEmisi global per sektornya
Adaptasi Perubahan Iklim sebagai Langkah Mendesak dan Prioritas Ari Mochamad Sekretaris Kelompok Kerja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Disampaikan pada acara FGD tentang Kajian Peraturan
Lebih terperinciWWF: Paket Istimewa yang diharapkan dari Durban
WWF: Paket Istimewa yang diharapkan dari Durban COP 17 di Durban akan menjadi titik balik proses negosiasi PBB untuk perubahan iklim. Para pemimpin dunia dapat meneruskan capaian yang telah dihasilkan
Lebih terperinciPress Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda
Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda Nusa Dua Bali, 25 26 Maret 2013 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciGambaran Umum G20. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Gambaran Umum G20 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Latar Belakang Faktor utama terbentuknya G20 Ketergantungan antar negara semakin
Lebih terperinciNo ke luar Indonesia. Dengan adanya pusat-pusat pelarian pajak/perlindungan dari pengenaan pajak (tax haven), dan belum adanya mekanisme serta
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6051 KEUANGAN. Perpajakan. Informasi. Akses. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 95) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciMendorong Implementasi Efisiensi Energi di Hotel-Hotel Kecil: Pengalaman STREAM
Mendorong Implementasi Efisiensi Energi di Hotel-Hotel Kecil: Pengalaman STREAM Fabby Tumiwa Institute for Essential Services Reform WWF s FGD Tourism Energy Efficiency Investment Program Bali, 26 Februari
Lebih terperinciPerkembangan Pendanaan REDD+
Outline Perkembangan REDD+ Mekanisme pendanaan REDD+ Mengapa trust fund? Dasar hukum trust fund Jenis-jenis trust fund Indonesia Climate Change Trust Fund Penutup Rp Perkembangan Pendanaan REDD+ Pendanaan
Lebih terperinciCHAPTER 14. Asrofi Rama Saputra 11/316615/EK/18639
CHAPTER 14 Asrofi Rama Saputra 11/316615/EK/18639 The International Flow of Financial Resources Pada chapter ini, kita akan membahas tentang The International Flow of Financial Resources, yang mempunyai
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciOleh Sugeng Bahagijo. International NGO Forum on Indonesian Development-INFID
MDGs dan Post MDGs: PELUANG UNTUK PEMBANGUNAN YANG LEBIH BERMARTABAT BERKELANJUTAN DAN ADIL PASKA 2015 Presentasi untuk forum Konsultasi Agenda Pembangunan Post 2015 oleh Diselenggarakan oleh Komite Nasional
Lebih terperinciIndonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi
Indonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi 1 OLEH: MAHENDRA SIREGAR WAKIL MENTERI PERDAGANGAN PADA ROUND TABLE DISCUSSION INDONESIA, G-20 DAN KOMITMEN ANTI-KORUPSI Diselenggarakan oleh INFID. Hotel Santika
Lebih terperinciOUTLINE SITUASI GLOBAL HASIL-HASIL TINDAK LANJUT DAN KORELASI DENGAN PEMBANGUNAN NASIONAL
1 DR. Ir. LUKITA DINARSYAH TUWO, MA WAKIL MENTERI NEGARA PPN/ WAKIL KEPALA BAPPENAS Disampaikan dalam Seminar dan Diskusi Publik Indonesia dan Implementasi Agenda Pembangunan G20 Pasca KTT Seoul yang diselenggarakan
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Pembelajaran Perubahan Iklim di Indonesia
Strategi Pengembangan Pembelajaran Perubahan Iklim di Indonesia Doddy S. Sukadri Yayasan Mitra Hijau (YMH) Jakarta 29 Maret 2017 Paparan Hari ini UNFCCC LATAR BELAKANG Artikel 6 UNFCCC (Action for Climate
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG : PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
Lebih terperinciBase Erosion and Profit Shifting (BEPS): Aktivitas Ekonomi Global dan
Base Erosion and Profit Shifting (BEPS): Aktivitas Ekonomi Global dan Peran OECD Oleh Rakhmindyarto, Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) adalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciNational Planning Workshop
Strategi Nasional Untuk Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Menghadapi Perubahan Iklim National Planning Workshop Doddy S. Sukadri Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Jakarta, 9 Oktober 2012 Outline Landasan
Lebih terperinci2017, No penguatan basis data perpajakan untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pajak dan menjaga keberlanjutan efektivitas kebijakan pengampunan
No.190, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Perpajakan. Informasi. Akses. Penetapan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6112). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENDANAAN PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
PENDANAAN PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim & Multilateral Workshop Pendanaan Perubahan Iklim Jakarta, 16 Januari 2018 Agenda Peran Kemenkeu dalam Perubahan Iklim
Lebih terperinciInisiatif Sustainable Energy for All di Indonesia. Fabby Tumiwa Institute for Essential Services Reform Yogyakarta, 23 Mei 2014
Inisiatif Sustainable Energy for All di Indonesia Fabby Tumiwa Institute for Essential Services Reform Yogyakarta, 23 Mei 2014 Energi dan Pembangunan Akses energi merupakan prasyarat yang mutlak untuk
Lebih terperinciLAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI OKTOBER 204 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 204
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan dampak yang serius. Perusahaan yang berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep perusahaan tentang maksimalisasi laba telah dilakukan sejak dahulu hingga sekarang. Konsep maksimalisasi laba untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan
Lebih terperinciMenuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan
Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal
Lebih terperinciResolusi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia terhadap Tinjauan Kebijakan Perlindungan Kelompok Bank Dunia (WBG)
Resolusi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia terhadap Tinjauan Kebijakan Perlindungan Kelompok Bank Dunia (WBG) Seiring dengan pelaksanaan tinjauan atas kebijakan perlindungan lingkungan dan sosial
Lebih terperinciSUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS
SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS BY : SHINTA WIDJAJA KAMDANI JAKARTA, FEBRUARY 24 TH 2015 APAKAH ITU EKONOMI HIJAU? Ekonomi Hijau : - Peningkatan kualitas hidup & kesetaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan
Lebih terperinciIntegrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek
Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek Oleh: Dini Ayudia, M.Si Kepala Subbidang Transportasi Manufaktur Industri dan Jasa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dunia yang cepat dan dinamis telah mengakibatkan hubungan perdagangan internasional semakin terbuka luas dan semakin ekstensif yang ditandai dengan terbentuknya
Lebih terperinciPENGANTAR PRESIDEN RI PADA SIDKAB TERBATAS BID. PEREKONOMIAN DI NUSA DUA, BALI, 28 MARET 2013 Kamis, 28 Maret 2013
PENGANTAR PRESIDEN RI PADA SIDKAB TERBATAS BID. PEREKONOMIAN DI NUSA DUA, BALI, 28 MARET 2013 Kamis, 28 Maret 2013 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET TERBATAS BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperinciPertukaran Informasi (EOI) dengan Negara/Yurisdiksi Mitra
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Pertukaran Informasi (EOI) dengan Negara/Yurisdiksi Mitra Prof. Dr. PM John L. Hutagaol Direktur Perpajakan Internasional Direktorat Jenderal
Lebih terperinciPENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM OUTLINE ISU PENDANAAN REDD+ PROGRESS PENDANAAN REDD+ di INDONESIA
Lebih terperinciUpdated ACWG G20. Sujanarko - KPK
Updated ACWG G20 Sujanarko - KPK Disampaikan dalam Dialog kebijakan G20 Hotel Cemara, 5 Juni 2014 Pendahuluan Indonesia aktif sebagai anggota G20 ACWG mulai KTT G20 Seoul 2010, pada saat itu ditunjuk sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam pasar ruang virtual ini sering disebut E-Commerce. Transaksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, transaksi perdagangan lintas negara semakin mudah seiring kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan transportasi. Kemajuan teknologi informasi
Lebih terperinciPeningkatan Akses Energi: Inisiatif Energi Berkelanjutan untuk Semua dan Implikasinya pada Indonesia
Briefing Paper Peningkatan Akses Energi: Inisiatif Energi Berkelanjutan untuk Semua dan Implikasinya pada Indonesia oleh : Henriette Imelda Fabby Tumiwa Institute for Essential Services Reform (IESR) www.iesr.or.id
Lebih terperinciKuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan
Kuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan Selamat Datang di Kuesioner Gaya Hidup yang Berkelanjutan Cara kita menjalani hidup kita sehari-hari pilihan-pilihan
Lebih terperinciKeterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010
Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, 09-11-2010 Selasa, 09 November 2010 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
30 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Ada dua kecenderungan umum yang diprediksikan akibat dari Perubahan Iklim, yakni (1) meningkatnya suhu yang menyebabkan tekanan panas lebih banyak dan naiknya permukaan
Lebih terperinciCorporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian
Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Perkembangan CSR (1) Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-3 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN
Lebih terperinciDiskusi Kelompok Masyarakat Sipil di Kupang terkait Sustainable Energy for All Initiative Laporan Diskusi
2015 Diskusi Kelompok Masyarakat Sipil di Kupang terkait Sustainable Energy for All Initiative Laporan Diskusi Terkait dengan proses Sustainable Energy for All Initiative di Indonesia, IESR melakukan diskusi
Lebih terperinciSeminar Potensi Pendanaan Internasional untuk Pembangunan Daerah Berkelanjutan. Aidy Halimanjaya 28 th September 2017
Seminar Potensi Pendanaan Internasional untuk Pembangunan Daerah Berkelanjutan Aidy Halimanjaya 28 th September 2017 Pendahuluan SDGs centre : peneliti dan staff pengajar Peneliti kebijakan dan praktisi
Lebih terperinciNO. TOPIK TRAINING Hari
NO. TOPIK TRAINING Hari 1 2 3 TRANSFER PRICING Strategi Manajemen Transfer Pricing Yang Efektif dan Efisien - Level Landscape Transfer Pricing Audit di Indonesia Pasca OECD BEPS Action 8-10 - Level Transfer
Lebih terperinciPemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia
Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Juli 2014 Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim tercermin melalui serangkaian
Lebih terperinciICT for Development: Multi-stakeholder
Indonesia MCIT National Coordination Meeting 8 June 2015, Jakarta - Indonesia ICT for Development: Multi-stakeholder Donny B.U. donnybu@ictwatch.id @donnybu +62818930932 No. 55/2. 2000: Millennium (Development
Lebih terperinciPermasalahan Adaptasi dan Kebutuhan Pendanaan Adaptasi di Indonesia. Dewan Nasional Perubahan Iklim
Pengantar Diskusi: Permasalahan Adaptasi dan Kebutuhan Pendanaan Adaptasi di Indonesia Dewan Nasional Perubahan Iklim Ari Mochamad Sasaran Adaptasi dalam KONVENSI UNFCCC Adaptasi ekosistem. Ketahanan pangan.
Lebih terperinciTemuan Ilmiah Perubahan Iklim dan Implikasinya pada Kontribusi Nasional Indonesia di Tingkat Global
Laporan Diskusi : Temuan Ilmiah Perubahan Iklim dan Implikasinya pada Kontribusi Nasional Indonesia di Tingkat Global Disusun berdasarkan diskusi yang diadakan pada tanggal 11 November 2014 Institute for
Lebih terperinciMembedah Laporan EITI KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA
Membedah Laporan EITI KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA Agenda 1 2 3 4 Apa itu EITI Komponen dalam Laporan EITI Penerapan Standar EITI 2013 dan Dampak Terhadap Laporan Signifikansi Laporan EITI terhadap
Lebih terperinciMengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs
SIARAN PERS Jakarta, 7 Oktober 2015 Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs Jakarta, 7 Oktober 2015 Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia menagih komitmen pemerintah melaksanakan Tujuan Pembangunan
Lebih terperinciPeran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim
Ulasan - Review Peran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim Perdinan GFM FMIPA - IPB Desain oleh http://piarea.co.id NDC - Adaptasi TARGET The medium-term goal of Indonesia
Lebih terperinciUsulan Masyarakat Sipil dan Persiapan C20 Summit. Nikmah - INFID
Usulan Masyarakat Sipil dan Persiapan C20 Summit Nikmah - INFID Jakarta, 5 Juni 2014 1. Open platform untuk menjalin dialog antara masyarakat sipil global dengan delegasi resmi G20 mengenai agenda yang
Lebih terperinciDUKUNGAN WHO INDONESIA TERHADAP STANDARISASI KURIKULUM PELATIHAN GIZI OLEH: SUGENG EKO IRIANTO
DUKUNGAN WHO INDONESIA TERHADAP STANDARISASI KURIKULUM PELATIHAN GIZI OLEH: SUGENG EKO IRIANTO Why WHO is here? WHO is a major player in Global Health The environment in country is changing The role of
Lebih terperinciRESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017)
RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017) Oleh: Muhsin Syihab Plt. Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Agustus 2017 Senjata
Lebih terperinciPenterjemahan Kerangka Transparansi - Paris Agreement ke dalam konteks Nasional
Penterjemahan Kerangka Transparansi - Paris Agreement ke dalam konteks Nasional Translating Transparency Framework of Paris Agreement to National Context Dipresentasikan oleh Belinda A Margono Pada acara
Lebih terperinci2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c
No.163, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Inventarisasi GRKN. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.73/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciTAWARAN BANTUAN KAJIAN PERUBAHAN IKLIM
TAWARAN BANTUAN KAJIAN PERUBAHAN IKLIM A. LATAR BELAKANG Perubahan iklim telah menjadi tantangan pembangunan global. Indonesia menjadi negara yang terkena dampak sekaligus turut serta sebagai penyebab
Lebih terperinciATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciDiplomasi Ekonomi pada G20: Perkembangan pada Sherpa Track
Diplomasi Ekonomi pada G20: Perkembangan pada Sherpa Track Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Direktorat Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Direktorat Jenderal Multilateral 18 Februari
Lebih terperinciLOKASI KOTA PALEMBANG
VISI MISI 1. Improving the quality of human resources intelligent, healthy, moral, civilized, faithfull and devoted to God; 2. Improvingthe welfare and community participation i in development 3. Improving
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013)
RENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013) A. Pengiriman Delegasi 1. Pengiriman Delegasi DPR-RI ke the 16th General Assembly of Asia-Pacific Parliamentarians
Lebih terperinci2018, No Carbon Stocks) dilaksanakan pada tingkat nasional dan Sub Nasional; d. bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan REDD+ sebagaimana dima
No.161, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Perangkat REDD+. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.70/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG
Lebih terperinciKajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik
Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca runtuhnya Uni Soviet sebagai salah satu negara adi kuasa, telah membawa agenda baru dalam tatanan studi hubungan internasional (Multazam, 2010). Agenda yang awalnya
Lebih terperinciMinistry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia
Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional
Lebih terperinci