ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK)"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK) Oleh RAHMAN MUBAROK H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 ABSTRAK Rahman Mubarok. H Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik). Di bawah bimbingan Farida Ratna Dewi. Krisis keuangan global menyebabkan ambruknya bursa saham dunia, hal ini berimbas kepada melemahnya saham-saham di BEI termasuk sektor otomotif. Akibatnya banyak investor yang menjual sahamnya dan tidak berani melakukan aksi borong terhadap saham-saham di BEI, karena takut terkena dampak dari perlambatan ekonomi dunia. Dengan adanya metode EVA diharapkan dapat membantu para investor dalam memilih perusahaan otomotif mana yang dapat memberikan nilai bagi pemegang sahamnya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi kinerja saham otomotif yang tercatat dalam indeks kompas-100 di BEI dengan menggunakan metode EVA (2) memberikan referensi bagi investor dalam berinvestasi pada saham-saham otomotif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2008 sampai dengan April Lokasi penelitian ini berasal dari beberapa instansi publik yang terkait dengan penelitian yaitu : Bursa Efek Indonesia (BEI), Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI) dan Bank Indonesia (BI). EVA merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis sebagai residual income yang menyatakan bahwa kekayaan dalam suatu perusahaan hanya diciptakan pada saat perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modal. Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA, dari dua perusahaan yang dianalisis terdapat satu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dengan kata lain telah memenuhi harapan investor dan kreditur serta bagi manajemen perusahaan itu sendiri yaitu PT Multistrada Tbk, karena pada tahun 2008 PT Multistrada mengalami peningkatan kinerja keuangan dari tahun 2007 yang memiliki nilai EVA negatif meningkat menjadi positif pada tahun 2008, walaupun pada akhir tahun tersebut terjadi krisis ekonomi global. Berbeda dengan PT Multistrada, PT Gajah Tunggal Tbk memiliki penurunan kinerja pada tahun Pada tahun 2007 perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, akan tetapi pada akhir tahun nilai EVA menurun menjadi negatif, karena adanya kerugian yang cukup besar akibat dari krisis ekonomi global.

3 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RAHMAN MUBAROK H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RAHMAN MUBAROK H Menyetujui, Mei 2009 Farida Ratna Dewi, SE, MM. Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 01 Oktober Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Kusoy Jamili dan Almh. Sopiah Spd. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Cibatu pada tahun 1997, lalu melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Cisaat pada Tahun Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 4 Sukabumi. Tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler di Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan kembali di Institut Pertanian Bogor, Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama perkuliahan, penulis sempat mengikuti pelatihan-pelatihan seperti Pumping Talent, SPSS, Bisnis Plan dan TOEFL. Selain itu penulis sempat mengikuti magang kerja di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi pada tahun 2005 dan di Tania Aquaculture Bogor pada tahun Pada tahun 2009, penulis sempat bekerja pada Consumer Loans Groups PT Bank Mandiri Tbk, Bogor.

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan saran, motivasi, dan pegarahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM selaku penguji yang telah memberikan saran-saran dan perbaikan dalam laporan skripsi ini. 3. Staff dan Karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI) yang telah membantu dalam penelitian dilapangan. 4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Ekstensi Manajemen atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. 5. Keluarga tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang, motivasi dan do a yang tulus. 6. Rekan-rekan di Ekstensi Manajemen Angkatan 2 yang telah memberikan bantuan dan dukungannya. 7. Rekan-rekan seperjuangan dari Diploma III Manajemen Bisnis Perikana IPB, atas bantuan dan dukungannya. 8. Semua pihak yang telah membantu secara langsung ataupun tidak langsung dalam pembuatan laporan skripsi ini.

7 Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk hal yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Bogor, Mei 2009 Penulis

8 DAFTAR ISI ABSTRAK Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Otomotif Laporan Keuangan Economic Value Added (EVA) Laba Operasi Setelah Pajak (Net Operating After Tax/NOPAT) Modal yang Diinvestasikan (Invested Capital/IC) Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) Biaya Modal Strategi Perusahaan Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, Perhitungan EVA PT Multistrada Arah Sarana Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, Ringkasan EVA... 40

9 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 47

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Kepemilikan saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode Ringkasan neraca PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode Ringkasan laba/rugi PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode Kepemilikan saham PT Gajah Tunggal Tbk, periode Ringkasan neraca PT Gajah Tunggal Tbk, periode Ringkasan laba/rugi PT Gajah Tunggal Tbk, periode Ringkasan perhitungan EVA PT Multistrada Arah sarana Tbk, periode Ringkasan perhitungan EVA PT Gajah Tungal Tbk, periode

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian Grafik NOPAT, biaya modal dan EVA PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode Grafik NOPAT, biaya modal dan EVA PT Gajah Tunggal Tbk, periode

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Laporan keuangan konsolidasi PT Multistrada Arah Sarana Tbk, 31 Desember 2008 dan Laporan keuangan konsolidasi PT Gajah Tunggal Tbk, 31 Desember 2008 dan Perhitungan tingkat pengembalian saham bulanan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode Perhitungan tingkat pengembalian saham bulanan PT Gajah Tunggal Tbk, periode Perhitungan tingkat pengembalian pasar bulanan periode Tingkat rata-rata suku bunga SBI bulanan tahun Perhitungan biaya saham (Ke) perusahaan otomotif pada tahun Perhitungan biaya utang perusahaan otomotif (Kd*) periode Perhitungan proporsi utang dan ekuitas perusahaan otomotif periode Perhitungan modal yang diinvestasikan (Invested Capital) perusahaan otomotif periode Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted average Cost of Capital) perusahaan otomotif periode Perhitungan laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT) perusahaan otomotif periode Perhitungan biaya modal (Cost Of Capital/COC) perusahaan otomotif periode Perhitungan Economic Value Added (EVA) perusahaan otomotif periode

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri otomotif di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dalam satu periode terakhir ini, sepanjang tahun 2008 pasar otomotif mengalami pertumbuhan hampir 40 persen. Pasar otomotif dalam negeri mengalami peningkatan penjualan sampai 39,3 persen menjadi unit, hal ini merupakan peristiwa yang fenomenal dan tidak pernah terjadi di negara manapun. Pertumbuhan ini disebabkan adanya ketertarikan pengusaha kendaraan untuk menanamkan modal di negara Indonesia. Tidak hanya itu saja, hal ini juga didukung dengan adanya peningkatan permintaan kendaraan serba guna yang menjadi kontribusi terbesar atas peningkatan penjualan di Indonesia pada tahun Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik juga karena adanya sektor ini, sektor otomotif merupakan penyumbang kelima terbesar APBN yaitu lebih dari Rp 30 triliun ( 2009). Pada akhir tahun 2008, industri otomotif di dunia mengalami keterpurukan akibat adanya krisis ekonomi global, yang diawali dengan terpuruknya saham raksasa otomotif di Amerika General Motor (GM) yang mengalami penurunan penjualan hampir 45 persen pada bulan Oktober dan pesaingnya Ford menderita penurunan penjualan hingga 30 persen pada periode yang sama. Perusahaan otomotif di Indonesia juga tak bisa lepas dari dampak krisis keuangan ini, penjualan yang merosot membuat banyak perusahaan mengalami kelebihan stok mobil. Menurut beberapa pengamat, di tengah krisis global finansial dan ketatnya likuiditas ini, minat masyarakat untuk membeli kendaraan masih akan minim. Apalagi pembelian mobil adalah suatu hal yang bersifat individual dan merupakan kebutuhan secondary (tidak terlalu penting). Hal ini terjadi karena daya beli masyarakat masih terhambat pada krisis kredit dengan suku bunga yang tinggi dan pihak perbankan yang enggan memberikan kredit pada pembelian kendaraan karena ketatnya likuiditas.

14 Walaupun sektor otomotif terkena imbas dari krisis global, kinerja perusahaan masih menunjukkan performa yang positif. Laba operasinal group otomotif dan keuangan meningkat sebesar 46 persen menjadi Rp 3,42 triliun. Sektor otomotif dan jasa keuangan memberikan kontribusi terhadap kinerja perseroan sebesar 35,75 persen, sedangkan 64,25 persen dari sumber daya alam dan agribisnis. Laba bersih PT Astra Internasional (ASII) melonjak 61 persen menjadi Rp 7,37 triliun, dan laba usaha naik 65 persen menjadi Rp 9,96 triliun, sedangkan PT Indomobil Sukses Internasional (IMAS) hingga bulan September, laba bersihnya tercatat Rp 95,150 miliar, meningkat tajam sebesar 1.041,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,333 miliar. Sedangkan pendapatan naik 65,42 persen mencapai Rp 5,795 triliun, dari sebelumnya Rp 3,503 triliun ( 2009). Terdapat 13 saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu, Astra International Tbk (ASII), Astra Otoparts Tbk (AUTO), Indo Kordsa Tbk (BRAM), Goodyear Indonesia Tbk (GDYR), Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Indomobil Sukses International Tbk (IMAS), Indospring Tbk (INDS), Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN), Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), Nipress Tbk (NIPS), Prima Alloy Steel Tbk (PRAS), Selamat Sempurna Tbk (SMSM), Allbond Makmur Usaha Tbk (SQMI). BEI mempunyai beberapa indeks saham sebagai indikator pergerakan saham salah satunya adalah indeks kompas-100, ( 2009). Indeks kompas 100 merupakan 100 saham yang dipilih harian kompas melalui beberapa kriteria. Saham-saham yang terpilih harus memiliki likuiditas yang tinggi, nilai kapitalisasi pasar yang besar, dan merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. Terdapat dua saham perusahaan otomotif yang terpilih dan dimuat dalam indeks kompas 100 antara lain, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). Saham-saham yang termasuk dalam Kompas-100 diperkirakan mewakili sekitar persen dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham

15 yang tercatat di BEI, dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas-100. Akan tetapi, ini bisa saja berlawanan arah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun indeks lainnya. Tujuan utama BEI dalam menerbitkan indeks Kompas-100 ini adalah untuk menyebarluaskan informasi pasar modal kepada masyarakat umum serta menggairahkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari keberadaan BEI, baik untuk investasi maupun mencari pendanaan bagi perusahaan dalam mengembangkan perekonomian nasional Supaya industri otomotif dapat bertahan dan terus berkembang pada lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dan kompleks, perusahaan diharapkan dapat melipatgandakan kekayaan perusahaan. Untuk memenuhi harapan tersebut diperlukan kinerja manajemen yang efektif dan efisien, sehingga untuk mengetahui kinerja perusahaan otomotif mana yang efektif terlebih akibat adanya krisis keuangan global pada akhir tahun 2008 diperlukan adanya pengukuran kinerja masing-masing perusahaan agar investor mengetahui dengan jelas bagaimana keadaan perusahaannya. Pendekatan untuk menilai kinerja perusahaan yang biasa dipakai adalah evaluasi atas laporan keuangan. Evaluasi ini meliputi pengukuran dengan melihat berbagai standar akuntansi seperti laba operasi, laba bersih dan aliran kas dari operasi. Hal ini menjadi pertimbangan yang sangat penting karena kondisi keuangan perusahaan, mencerminkan mampu tidaknya perusahaan memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Laporan keuangan disusun untuk menyajikan data yang digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan. Alat analisis keuangan yang umumnya sering dipergunakan oleh perusahaan adalah rasio keuangan. Menurut Abdeen dan Haight (2002) dalam Widyakusuma (2007), metode pengukuran kinerja berdasarkan akuntansi tradisional yang sudah ada selama ini kurang efektif jika dikaitkan dengan perubahan kondisi perekonomian dan bisnis. Perusahaan membutuhkan suatu cara untuk melakukan penilaian yang berhubungan antara earnings dan investasi, bukan hanya untuk kepentingan masing-masing individu. Dengan

16 kata lain, perusahaan mencoba mencari cara untuk menghubungkan kepentingan perusahaan itu sendiri dengan kepentingan para pemegang sahamnya. Saat ini banyak perusahaan yang sudah mulai menggunakan Value Based Management (VBM) sebagai dasar pengukuran kinerjanya. VBM memiliki dua elemen penting yaitu penciptaan nilai bagi pemegang saham sebagai tujuan utama perusahaan dan VBM sebagai ukuran kinerja internal perusahaan sehingga dapat memotivasi manajemen untuk meningkatkan kinerjanya tersebut. Penerapan VBM dalam manajemen dapat mencerminkan kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang. Salah satu alat pengukuran kinerja yang berdasarkan VBM adalah Economic Value Added (EVA). Adanya Economic Value Added (EVA) menjadi relevan untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena EVA yang merupakan suatu indikator mengenai adanya penciptaan nilai dari suatu investasi yang dilakukan oleh pemegang saham perusahaan. EVA yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company ini menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta bila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara matematis EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan. Oleh karena itu metode EVA dapat menjadi alternatif penilaian kinerja keuangan perusahaan, karena salah satu hal yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi adalah kinerja perusahaan Perumusan Masalah Krisis keuangan global menyebabkan ambruknya bursa saham dunia, hal ini berimbas kepada melemahnya saham-saham di BEI termasuk sektor otomotif. Akibatnya banyak investor yang menjual sahamnya dan tidak berani melakukan aksi borong terhadap saham-saham di BEI, karena takut terkena dampak dari perlambatan ekonomi dunia.

17 Investor akan selalu memperhatikan seberapa besar risiko yang dihadapi dan seberapa besar tingkat pengembalian yang dapat diharapkan dari investasi tersebut. Untuk itu para manajer harus bisa membujuk para investor untuk menanamkan modalnya dan meyakinkan investor bahwa dana yang ditanamkan akan lebih produktif dan menguntungkan bila ditanam pada perusahaan mereka. Perusahaan otomotif yang terpilih dalam indeks kompas 100 merupakan perusahaan yang memiliki keunggulan yang lebih dibanding perusahan lain yang tidak masuk ke dalam indeks kompas 100, akan tetapi hal ini tidak tidak terlalu berpengaruh, karena seperti diuraikan di atas, indeks ini bisa saja berbeda dengan IHSG atau dengan indeks yang lain, sehingga diperlukan adanya pengukuran kinerja terhadap masing-masing perusahaan. Dengan adanya metode EVA diharapkan dapat membantu para investor dalam memilih perusahaan otomotif mana yang dapat memberikan nilai bagi pemegang sahamnya. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan otomotif yang tercatat dalam indeks kompas-100? 2. Apakah berinvestasi pada perusahaan otomotif menarik bagi investor? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengevaluasi kinerja saham otomotif yang tercatat dalam indeks kompas- 100 di BEI dengan menggunakan metode EVA. 2. Memberikan referensi bagi investor dalam berinvestasi pada saham-saham otomotif Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: a. Bagi investor

18 Memberikan informasi dan pengetahuan sehingga mereka dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan ketika mengambil keputusan investasi di pasar modal. b. Bagi manajer perusahaan Memberikan informasi alat pengukuran untuk menilai kinerja perusahaan maupun unit bisnis Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terpilih dalam indeks kompas 100 periode dengan menggunakan Economic Value Added (EVA). Perusahaan otomotif yang diteliti adalah dua perusahaan yang dimuat dalam indeks kompas 100 adalah PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).

19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Otomotif Industri otomotif adalah kegiatan merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan menjual kendaraan bermotor. Pada tahun 2007, lebih dari 73 juta kendaraan bermotor, termasuk mobil dan kendaraan komersial diproduksi ke seluruh dunia. Sejumlah 71,9 juta mobil baru dijual ke seluruh dunia, 22,9 juta ke Eropa, 21,4 juta di Asia-Pasifik, 19,4 juta ke Amerika Serikat dan Canada, 4,4 juta di Amerika Latin, 2,4 di Timur Tengah dan 1,4 juta di Afrika. Pada akhir tahun 2008, sebagai akibat dari krisis ekonomi global, industri otomotif di seluruh dunia melemah sebagai akibat tingginya harga BBM tidak terkecuali di Indonesia. Akibat meningkatnya harga minyak, industri seperti otomotif mengalami tekanan harga dari ongkos bahan mentah dan juga menghadapi persaingan luar dari sektor transpor umum, karena konsumen mengevaluasi kembali penggunaan kendaraan pribadi mereka (id.wikipedia.org, 2009) Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada pemegang saham. Laporan keuangan berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang (Weston dan Thomas, 1990). Menurut Nordiawan (2006), laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik ini memegang peranan penting dalam rangka menciptakan akuntabilitas sektor publik. Informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Pada umumnya, beberapa laporan keuangan tersebut antara lain : 1. Neraca atau laporan posisi keuangan

20 2. Laporan operasi laporan aktivitas atau laporan realisasi anggaran 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan ekuitas 5. Catatan atas laporan keuangan 2.3. Economic Value Added (EVA) EVA merupakan salah satu alat pengukuran kinerja perusahaan yang dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart dan Joel M. Stern pada tahun Keduanya merupakan analis keuangan dari perusahaan konsultan Stern Stewart and Co. EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis sebagai residual income yang menyatakan bahwa kekayaan dalam suatu perusahaan hanya diciptakan pada saat perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modal (Tunggal, 2008). Menurut Young dan O Byrne (2001), EVA sebagai penengah antara pengukuran nilai dan kinerja perusahaan. EVA mengukur pertambahan nilai yang dihasilkan oleh manajemen berkaitan dengan usaha manajemen untuk meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya. EVA yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company ini menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta bila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara matematis EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan. EVA mengukur nilai-tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman, atau risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi. Perusahaan baru dikatakan mampu memberikan nilai-tambah bagi pemegang saham bila keuntungan (return) yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya modal. Menurut Young dan O Byrne (2001) sebagai alat pengukur kinerja, EVA memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan metode yang lain, yaitu:

21 1. EVA memiliki peran penting sebagai suatu sistem yang berbasis pada value compensation dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu menciptakan nilai untuk pemegang saham. 2. EVA menjembatani konflik yang terjadi antara manajer dengan perusahaan berkaitan dengan pemberian bonus. EVA menyediakan insentif bagi manajer yang berperan mencari dan mengimplementasikan investasi yang menciptakan nilai. 3. EVA merupakan alat komunikasi yang efektif dalam penciptaan nilai dengan melibatkan semua elemen di dalam organisasi untuk ikut berperan serta. 4. EVA merupakan kerangka kerja manajemen yang mencakup berbagai fungsi, seperti perencanaan strategis (strategic planning), pengukuran kinerja (performance measurement), serta komunikasi internal maupun eksternal (internal/eksternal communication). Menurut Keys et al. dalam Widyakusuma (2007) secara umum ada beberapa keterbatasan dari metode EVA yaitu: 1. Penghitungan EVA terlalu kompleks. 2. EVA mudah untuk dimanipulasi, karena perhitungan EVA berdasarkan pada metode accrual accounting. Hal ini berarti EVA menjadi bias, karena metode accrual accounting tersebut banyak menggunakan model estimasi, seperti tarif depresiasi, cadangan kerugian piutang, dan tarif amortisasi. 3. EVA merupakan pengukuran kinerja jangka pendek. Komponen - komponen untuk menghitung EVA seperti income dan capital merupakan pengukuran kinerja jangka pendek. Pengukuran kinerja jangka pendek lebih mudah untuk dimanipulasi yang akan mempengaruhi kinerja jangka panjang. 4. EVA mendorong perusahaan untuk melakukan investasi dengan biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki risiko yang kecil, sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari risiko padahal sebagian inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang sangat tinggi.

22 5. Pada kenyataannya EVA tidak mengukur economic value maupun economic profit sebagaimana yang dikatakan oleh Stern Stewart. Meskipun economic value secara konsep hampir sama dengan economic profit tetapi pada praktiknya keduanya berbeda. 6. Tidak adanya konsistensi dalam mendefinisikan EVA, NOPAT, atau Capital. Dalam analisis EVA terdapat lima langkah utama yang perlu dilakukan dalam mengukur nilai, yaitu : 1. Menghitung laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT). 2. Menghitung biaya modal yang di investasikan (Invested Capital/IC). 3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weight Average Cost of Capital/WACC) dari seluruh komposisi modal perusahaan. 4. Menghitung biaya modal perusahaan yang terdiri dari beberapa sumber pembiayaan. 5. Menghitung Economic Value Added (EVA) Laba Operasi Bersih Setelah Pajak (Net Operation Profit Ater Tax /NOPAT) Menurut Tunggal (2008), NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi dampak pada profitabilitas ataupun risiko bisnis yang ada sekarang. Dengan kata lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, nilai NOPAT akan selalu identik Modal yang di Investasikan (Invested Capital/IC) Modal yang diinvestasikan merupakan jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menangung bunga (non interest bearing liabilities), dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang di investasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka

23 pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya (Young and O byrne, 2001) Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) WACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Karena biaya bunga (interest) dapat dikurangkan dari penghasilan dalam rangka menentukan pendapatan kena pajak (interest on debt is tax deductible), maka cost of debt dalam perhitungan WACC adalah after-tax cost of debt (Utomo, 1999). Menurut Young and O byrne (2001), dalam menghitung WACC suatu perusahaan perlu mengetahui ; 1. Jumlah utang dalam struktur modal 2. Jumlah ekuitas dalam struktur modal 3. Biaya utang 4. Tingkat pajak 5. Biaya ekuitas Keseluruhan komponen tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut : d t Wd K ewe WACC K 1.(1) Dimana : K d : Biaya utang jangka panjang t : Tingkat pajak perusahaan W d : Proporsi utang dalam struktur modal K e : Biaya pengembalian saham W e : Proporsi saham dalam struktur modal Biaya penggunaan modal yang diukur melalui pendekatan WACC akan berubah apabila terjadi perubahan struktur modal ataupun perubahan biaya dari masing-masing komponen tersebut. Selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen dapat dipertahankan maka tingkat biaya penggunaan modal akan tetap meskipun modal yang digunakan berubah.

24 Biaya Modal Biaya modal (Cost Of Capital) menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian modal yang dituntut oleh investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Biaya modal merupakan suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young and O byrne, 2001). Menurut Utomo (1999) Biaya modal atau cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Untuk praktisi bidang keuangan, istilah cost of capital ini digunakan: 1. Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas masa mendatang suatu proyek ke nilai sekarang (present value). 2. Sebagai tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru. 3. Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan Economic Value Added. 4. Sebagai bandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada modal yang digunakan Cost of capital sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return), dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki sebelum nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya modal yang timbul. Menurut Sartono (1997) model yang dipergunakan untuk menghitung biaya modal meliputi biaya utang, biaya saham biasa dan biaya saham preferen. 1. Biaya Utang Biaya utang merupakan besarnya tingkat keuntungan yang diminta oleh investor (pemilik dana). Besarnya tingkat keuntungan yang diminta investor tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan di masa datang yang

25 berupa bunga dan pembayaran pokok pinjaman dengan dana yang diberikan saat ini (Sartono, 1997). Karena pembayaran bunga mengurangi pajak, maka biaya utang setelah pajak harus disesuaikan dengan faktor koreksi (1-t). 2. Biaya Saham Biasa Saham biasa merupakan sumber dana yang paling berisiko dibanding dengan sumber dana lain, hal ini disebabkan karena pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa dibayarkan setelah pembayaran bunga dan dividen saham preferen. Seperti halnya biaya modal yang berasal dari biaya utang dan saham preferen, biaya saham biasa adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan investor saham biasa. Menurut Keown (2004), terdapat dua metode untuk mengestimasi tingkat pengembalian yang disyaratkan pemegang saham biasa, yaitu : a) Model pertumbuhan deviden Pendekatan ini dipakai bila pertumbuhan deviden dan pendapatan perusahaan akan tumbuh pada tingkat yang konstan. Rumusnya adalah: Ks Dimana, Ks Di Po g Di g...(2) Po = Harga saham biasa = Deviden tahun ke-i = Nilai harga saham biasa = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan b) Penetapan harga aktiva modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM) CAPM merupakan pernyataan mengenai hubungan antara pengembalian yang diharapkan dan risiko, dimana risiko sistematis untuk aset yang berisiko. Risiko sistematis merupakan risiko yang terjadi karena faktor perubahan pasar secara keseluruhan.

26 Menurut Keown (2004), CAPM memberikan dasar untuk menentukan harapan investor atau tingkat pengembalian hasil dari investasi saham biasa. Model ini tergantung pada tiga hal : 1. Tingkat bebas risiko. 2. Risiko sistematis dari pengembalian atas saham biasa dibandingkan dengan pengembalian atas pasar secara keseluruhan atau koefisien beta saham. 3. Premi risiko pasar yang setara dengan perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan atas surat berharga rata-rata dikurangi tingkat bebas risiko. Young and O byrne (2001), menjelaskan bahwa CAPM dikembangkan secara independen oleh Professor William Sharpe dari Universitas Standford dan John Lintner dari Universitas Harvard, menarik sumbangsih sebelumnya terhadap teori keuangan oleh James Tobin dan Harry Markowits. CAPM merupakan model pengharapan yang berdasarkan pada apa yang diharapkan investor akan terjadi dan bukan pada apa yang sudah terjadi. Rumus dari CAPM dapat dirumuskan sebagai berikut : E(R) = Rf + βi MRP (3) MRP = Rm Rf..(4) Dimana: E(R) = Harapan pengembalian Rf = Tingkat pengembalian atas risiko pasar Βi = Faktor risiko (beta) yang berlaku spesifik untuk perusahaan MRP = Market Premium Risk 3. Biaya Saham Preferen Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas perusahaan yang dihitung sebagai deviden saham preferen dibagi dengan harga penerbitan. Menentukan biaya saham istimewa begitu sederhana karena kesederhanaan arus kas yang dibayarkan kepada pemegang saham istimewa (Keown, 2004).

27 2.4. Strategi Perusahaan Tujuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya sudah kurang relevan lagi di masa sekarang ini, karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada pemilik saja, tanggung jawab kepada seluruh stakeholder menjadi sangat penting sehingga hal ini menuntut perusahaan untuk menimbang semua strategi yang diambil dan dampaknya kepada stakeholder tersebut. Berdasarkan hal ini maka strategi perusahaan yang sesuai adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya. Penciptaan nilai pada suatu perusahaan dapat dicapai ketika perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian di atas biaya modalnya maka perusahaan mampu meningkatkan nilai pemegang sahamnya. Penciptaan nilai di dalam suatu perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut : EVA = (RONA - WACC) x modal yang di investasikan...(5) Dimana, EVA = Nilai yang diciptakan dalam suatu periode. RONA = Laba operasi bersih setelah pajak dibagi dengan modal yang di investasikan. WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (Young and O byrne, 2001). Berdasarkan perumusan di atas, perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut (Stewart, 1993 dalam Utomo, 1999): 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal. 2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Economic Value Added (EVA) juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau proses yang tidak menambah nilai. Perhitungan

28 EVA suatu perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karena perusahaan harus menentukan terlebih dahulu biaya modalnya Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA telah dilakukan oleh beberapa peneliti-peneliti terdahulu. Hasilhasil yang diperoleh para peneliti tersebut juga bervariasi. Supiani (2005) melakukan penelitian terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar diseleksi di Bursa Efek Jakarta dari tahun , perusahaan yang diteliti antara lain PT Aneka Tambang Tbk, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Mandiri Indonesia, PT Indofarma, PT Kimia Farma, PT Semen Gresik, PT Timah dan PT Telekomunikasi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sepuluh perusahaan yang diteliti dengan mengunakan EVA tidak ada satupun perusahaan yang memiliki EVA positif. Hal ini disebabkan biaya saham dan biaya utang yang tinggi sehingga mempengaruhi tingginya nilai WACC, dengan begitu laba yang diciptakan tidak mampu menutupi biaya modal yang besar. Ningrum (2008), melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Go Public dengan Metode Economic Value Added (EVA) terhadap perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang diteliti antara lain PT Telkom, PT Indosat, PT Excelcomindo Pratama, PT Bakrie Telecom dan PT Mobile-8. Berdasarkan penelitian pada periode menunjukkan dari lima perusahaan yang dianalisis, terdapat satu perusahaan yang konsisten dengan nilai EVA positif yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) sedangkan PT Indosat menjadi urutan kedua setelah PT Telkom karena dalam historis perusahaan pada tahun 2003 dan 2004 memiliki kinerja yang baik. Tiga perusahaan yang lain yaitu PT Excelcomindo Pratama Tbk., PT Bakrie Telecom dan PT Mobile-8 kurang baik untuk berinvestasi karena memiliki nilai EVA yang negatif sehingga disimpulkan bahwa ketiga perusahaan belum dapat memberikan nilai lebih bagi pemegang saham. Hal ini dikarenakan biaya modal yang lebih tinggi dari laba usaha yang dihasilkan.

29 Widyakusuma (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Economic Value Added, residual Income, Operating Cashflow Dan Operating Income Terhadap Return Saham terhadap perusahaan manufaktur dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Hasil penelitian menunjukkan variabel EVA mempunyai pengaruh paling rendah terhadap return saham dibanding dengan variabel RI, CFO, dan OI. Secara statistik, EVA tidak memiliki pengaruh yang paling tinggi dibandingkan dengan variabel RI, CFO, dan OI, tetapi bukan berarti bahwa variabel EVA tidak mempunyai pengaruh sama sekali, hanya saja pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel ini masih relatif kecil.

30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran EVA merupakan alat analisis untuk mengukur nilai tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman, atau risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi. Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan otomotif yang telah tercatat di BEI dan terpilih dalam indeks kompas 100 periode Saham-saham otomotif yang terpilih dalam indeks kompas 100 adalah PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). Untuk mengukur kinerja keuangan diperlukan data laporan keuangan berupa laporan laba-rugi dan neraca. Secara sederhana EVA dapat diketahui dari NOPAT dikurangi biaya modal. Net Operating After Taxes (NOPAT) merupakan laba bersih ditambah biaya bunga setelah pajak, sedangkan biaya modal (Cost Of Capital) menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian modal yang dituntut oleh investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Modal (capital) berasal dari dua sumber dana yaitu ekuitas dan hutang. Nilai NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba/rugi, sedangkan biaya modal dapat diperoleh dari neraca perusahaan. Setelah diketahui nilai EVA, maka dapat dilihat kinerja perusahaan baik atau tidak. Nilai tersebut merupakan referensi bagi beberapa pihak yang berkepentingan, seperti manajer, investor serta stakeholder lainnya untuk mengambil keputusan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2008 sampai dengan April Lokasi penelitian ini terdiri dari beberapa instansi publik yang terkait dengan penelitian yaitu : Bursa Efek Indonesia (BEI), Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI) dan Bank Indonesia (BI).

31 Perusahaan otomotif go publik (dimuat dalam indeks kompas 100) Pasar modal Laporan keuangan Laporan Laba Rugi. Neraca Net Operating After Tax (NOPAT) Biaya Hutang Biaya saham Modal yang diinvestasikan Biaya modal rata-rata Tertimbang (WACC) Biaya modal (capital charge) Economic Value Added (EVA) Investor Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 3.3. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dari periode Januari 2007 sampai Desember Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan dan gambaran umum perusahaan otomotif yang tercatat di indeks kompas 100 periode , data bulanan indeks harga saham masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI, Indeks Harga Saham

32 Gabungan (IHSG) bulanan dari tahun 2007 hingga 2008, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per satu bulanan dari tahun 2007 sampai Sebagai data penunjang yang digunakan adalah data yang relevan dengan penelitian yang diperoleh dari literatur, koran, jurnal, majalah, laporan penelitian, dan media elektronik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan setelah data di lapangan terkumpul. Dalam penelitian ini, data-data yang diolah berasal dari data sekunder. Menurut Nazir (2005), analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan kalkulator dan perangkat lunak Ms Excel Alat analisis yang digunakan dalam mengolah data dalam penelitian ini adalah analisis Economic Value Added (EVA). EVA merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. Langkah-langkah dalam perhitungan analisis EVA adalah sebagai berikut : 1. Menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang didefinisikan sebagai rata-rata dari keuntungan modal yaitu selisih antara harga saham bulan ini dengan harga saham bulan sebelumnya. Rumusnya adalah: R it Pit P P Dimana: R it P it it 1 it I D t...(6) = Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t = Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t P it-1 = Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t-1 D t = Deviden pada bulan ke-t 2. Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat pengembalian rata-rata pasar. Rumusnya adalah:

33 R E mt IHSGt IHSG IHSG n R t 1 t 1...(7) t 1 R...(8) m Dimana: R mt IHSG t N mt = Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1 E(R m ) N = Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan. = Jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=12) 3. Menghitung risiko masing-masing saham yang ditunjukkan oleh beta usaha (β). Beta dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: im i...(9) 2 m im 2 m n t 1 Dimana: σim σ 2 m n R R R R it R mt t R n 1 n m mt 2 m...(10)...(11) = Kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat pengembalian pasar = Varian tingkat pengembalian pasar. 4. Menentukan tingkat bunga bebas risiko (Rf). Tingkat bunga bebas risiko adalah tingkat suku bunga investasi yang dapat diperoleh investor tanpa menanggung risiko. Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 5. Menghitung biaya ekuitas atau Modal Sendiri. Rumusnya: E(R)/Ke = Rf + β(rm Rf).....(12) MRP = Rm Rf.... (13) Dimana: E(R) = Harapan pengembalian

34 Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko Rm = Tingkat pengembalian atas risiko pasar β = Faktor risiko (beta) yang berlaku untuk perusahaan MRP = Market Premium Risk (Premi Risiko Pasar) 6. Perhitungan biaya utang, dengan rumus: Kd = kd x (1-t)...(14) Dimana: kd = Beban bunga dibagi jumlah utang jangka panjang 1-t = Faktor koreksi 7. Menghitung biaya atas modal dengan metode Weighted Average Cost of Capital / WACC. Rumusnya adalah: WACC = kd (1-t) Wd + Ke We... (15) Dimana: Kd = Biaya utang jangka panjang Ke = Biaya pengembalian saham Wd = Proporsi utang dalam struktur modal We = Proporsi saham dalam struktur modal t = Tingkat pajak perusahaan 8. Perhitungan NOPAT (Net Operating Profit After Tax). Rumusnya adalah: NOPAT = Laba Bersih + Beban Bunga (16) Dimana: Beban Bunga = biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan 9. Perhitungan EVA. Rumusnya: EVA = NOPAT Biaya Modal (17) Dimana: Biaya modal = WACC x modal yang diinvestasikan Kinerja keuangan perusahaan melalui EVA, untuk menentukan strategi yang dapat dijalankan agar kinerja keuangan lebih baik, dinilai dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika EVA > 0, maka terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja perusahaan baik. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi harapan investor, perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur serta dapat menganggarkan pemberian bonus kepada karyawan.

35 2. Jika EVA = 0, maka menunjukan posisi impas perusahaan. Ini bermakna laba yang tersedia impas untuk memenuhi harapan kreditur dan investor. 3. Jika EVA < 0, hal itu berarti total modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja perusahaan tersebut tidak baik. Ini bermakna di dalam perusahaan tidak terjadi nilai tambah, laba yang tersedia tidak mampu memberikan pengembalian setimpal dengan yang ditanam investor.

36 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, 1. Pendirian dan Informasi Umum PT Multistrada Arah Sarana Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 20 Juni 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C HT TH.88 tanggal 20 September 1988, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41. Berdasarkan perubahan anggaran dasar perusahaan yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusannya No. C HT TH.2005 tertanggal 25 Januari 2005, yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 1 April 2005, nama Perusahaan berubah dari PT Multistrada Arah Sarana menjadi PT Multistrada Arah Sarana Tbk. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir pada tanggal 15 Juli 2008 dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 26 mengenai perubahan penyesuaian seluruh anggaran dasar perseroan dengan ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas yang baru dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( BAPEPAM- LK ). Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH TH.2008 tanggal 11 Agustus Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah menjalankan usaha di bidang industri ban yang mencakup usaha pembuatan ban untuk semua jenis kendaraan bermotor.

37 Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang industri pembuatan ban luar kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Pada tahun 2008, perusahaan memiliki kapasitas produksi tahunan sebanyak ban mobil dan ban motor, hasil produksi perusahaan tersebut dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk Timur Tengah, Eropa, Australia, Afrika, Asia dan Amerika. Perusahaan Multistrada ini terletak di Jl. Raya Lemahabang Km 58,3, Cikarang Timur, Jawa Barat. Perusahaan menyerahkan surat pernyataan pendaftaran untuk penawaran umum efek perusahaan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 18 Maret Pada bulan Juni 2005, perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak saham baru kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 140 per saham dengan harga penawaran awal sebesar Rp 170 per saham. Pada bulan Juni 2007, perusahaan melakukan penawaran umum terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ( HMETD ) sejumlah saham baru dengan nilai nominal Rp 140 per saham yang ditawarkan dengan harga Rp 200 dan sejumlah waran seri I yang akan diterbitkan menyertai saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham perusahaan atau pemegang HMETD yang melaksanakan HMETD. Saat ini kepemilikan saham Multistrada kebanyakan dimiliki oleh investor asing seperti PVP XVIII PTE LTD yang merupakan pengendali saham sebesar 26,1 persen, dan saham yang dimiliki publik kurang dari 5 persen jumlah saham berjumlah 45,67 persen. Untuk lebih jelasnya kepemilikan saham Multistrada dapat dilihat pada Tabel 1.

38 Tabel 1. Kepemilikan saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk Periode Nama Status Periode % saham Prudent Capital Limited (Singapura) PVP XVIII PTE LTD (Malaysia) Credit Suisse Securities (EURO) The Bank Of New York As Custod Bukan Pemegang Saham Pengendali Pemegang Saham Pengendali Bukan Pemegang Saham Pengendali Bukan Pemegang Saham Pengendali Pemegang saham Masyarakat dibawah 5% Sumber : BEI, ,92% ,1% ,21% ,1% ,67% Visi dari perusahaan Multistrada adalah menjadi produsen ban berkelas dunia. Untuk mendukung visi ini, perusahaan memusatkan perhatian dengan memaksimalkan kepuasan pelanggan serta menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dan harga yang kompetitif, selain itu perusahaan juga terus memaksimalkan nilai-nilai bagi para pemegang saham. Perusahaan mempunyai komitmen penuh untuk menyediakan pelayanan yang terbaik dan produk-produk yang berkualitas tinggi untuk para pelanggan, dengan tidak menggunakan bahan baku di bawah standar, tidak memproduksi dan mengirimkan produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Selain itu perusahaan mempunyai komitmen untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik, dengan menekankan kepada para karyawan pentingnya menerapkan prinsip etika tinggi, serta terus menjaga kesehatan dan keselamatan kerja melalui cara kerja yang baik dan pengawasan mutu yang tinggi serta berusaha keras untuk meningkatkan kesejahteraan dan standar kehidupan bagi seluruh karyawan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik)

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik) Mubarok, Dewi Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan 58 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik) Rahman Mubarok Alumni Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Pasar Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai besarnya risiko tingkat pengembalian pada industri otomotif dan komponennya yang go public di Bursa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) STUDI KASUS PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK DAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh ESTU RETNOWATI H 24077016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah industri otomotif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suwito (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perusahaan (Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Penilaian Kinerja Keuangan Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan mendayagunakan semua sumberdaya yang tersedia merupakan arti kinerja

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap badan usaha di Indonesia mempunyai prospek kinerja yang berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan usaha yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. Produk-produk yang diluncurkan juga semakin canggih mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar perusahannya dapat memakmurkan para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN AGRIBISNIS PADA KELOMPOK INDEKS LQ45 DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN KINERJA RELATIF SAHAM

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN AGRIBISNIS PADA KELOMPOK INDEKS LQ45 DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN KINERJA RELATIF SAHAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN AGRIBISNIS PADA KELOMPOK INDEKS LQ45 DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN KINERJA RELATIF SAHAM Oleh RAHMADANI ADRIYANA H 24087054 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam financial term

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam financial term BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam financial term atau berdasarkan tingkat keberhasilan finansial yang dicapainya. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi saat terjadinya krisis perekonomian global, suatu perusahaan akan dihadapkan pada apakah perusahaan dapat mempertahankan kinerja yang telah dibangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian untuk penelitian ini adalah PT Mandom Indonesia, Tbk. PT Mandom Indonesia Tbk, dahulu bernama PT Tancho Indonesia, Tbk, didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian di negeri ini maka perkembangan dan pertumbuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini mengharuskan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fokus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public dan terdaftar di

I. PENDAHULUAN. Fokus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public dan terdaftar di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini kemajuan ekonomi ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri di berbagai industri. Hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan pun meningkat. Fokus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Menurut Nazir (2011) Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Sehingga variabel adalah objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Kusuma W dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK 1 ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK NUR FAHMI*), SUTARDI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia *Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com).

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri otomotif Indonesia telah menjadi sebuah pilar penting dalam sektor manufaktur negara ini karena banyak perusahaan mobil yang terkenal di dunia membuka

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi merupakan perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas, arus modal yang bebas dan pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sektor industri otomotif diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. di sektor industri otomotif diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun tahun 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia ternyata menarik perhatian para investor dalam negeri maupun mancanegara. Direktur Industri Alat Transportasi Kementeriaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping

Lebih terperinci

Raden Muh. Adlan Rahim

Raden Muh. Adlan Rahim PENERAPAN ECONOMIC VALUE ADDED DALAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. (Periode Akuntansi 2012-2014) Raden Muh. Adlan Rahim 25212843 Latar Belakang Perusahaan Otomotif Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk Nama : Nadya Soalagogo NPM : 25211081 Dosen Pembimbing : Ani Hidayati, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Priansa dan Suwatno (2011:196) dalam Fandi (2014) mendefinisikan kinerja sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Nama : I Gede Oka Wijaya NIM : 1206205168 Abstrak Investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KASUS

BAB IV ANALISIS KASUS BAB IV ANALISIS KASUS 4.1. Latar Belakang Kasus Pada tahun 2009 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon) menuntaskan akuisisi terhadap PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, perkembangan saham sangatlah pesat. Saham menjadi instrumen yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dan definisi dari saham itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, hal ini dapat terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, hal ini dapat terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia otomotif semakin lama semakin marak dan mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru untuk menarik dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory signaling Theory signaling ini menjelaskan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information. Asymmetric

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE 2008-2012 NAMA KELAS : Anindya Dita Khoirina : 3EB13 NPM : 20210864 FAKULTAS : EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan surat utang, sedangkan investor sebagi pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan surat utang, sedangkan investor sebagi pihak yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan suatu sarana penting dalam perekonomian yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif. Perusahaan sebagai pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan

Lebih terperinci

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian di Indonesia, bank merupakan salah satu lembaga yang menjadi fondasi

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh 97 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN Terbit online :

JURNAL MANAJEMEN Terbit online : JURNAL MANAJEMEN Terbit online : http://jurnalfe.ustjogja.ac.id PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Nama : Ilma Syahida Arofi NPM : 23211509 Kelas : 3EB25 Pembimbing : Radi Sahara, SE., MM Latar Belakang Kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam mencapai tujuannya perusahaan harus selalu terlibat dalam perencanaan jangka panjang dan beroperasi pada saat sekarang. Maka perlu kiranya melihat dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu

Lebih terperinci

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga terkena imbas terjadinya krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rudianto (2006:7), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Bukan hanya tanggung jawab kepada pemilik, namun

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci