BAB 1 PENDAHULUAN. cukup mendominasi pasar di Indonesia dan Internasional serta pergeseran selera atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. cukup mendominasi pasar di Indonesia dan Internasional serta pergeseran selera atau"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis properti yang cukup mendominasi pasar di Indonesia dan Internasional serta pergeseran selera atau gaya hidup masyarakat akan kebutuhan barang barang mewah. Bisnis properti yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan keramik seperti ubin, keramik saniter, keramik hiasan, dan table ware (perangkat makan) ikut meningkat, sedangkan pergeseran gaya hidup masyarakat menyebabkan meningkatnya permintaan barang barang keramik. Hal hal lain yang mempengaruhi perkembangan industri keramik di Indonesia adalah tersedianya bahan baku dari alam Indonesia yang selalu memenuhi kebutuhan produksi keramik. PT. Indo Keramik Inti Widya ( PT. IKIW ) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keramik perangkat meja makan dari bahan Porselen dan Translusen (Bodi Baru). Produk yang dihasilkan kurang lebih ada 500 jenis perangkat meja makan, antara lain : piring, mangkuk, cangkir, teko, tempat garam, tempat merica, dan lain lain. Pada dasarnya aktivitas produksi pada PT. IKIW berdasarkan pesanan (job order). Produksi dilakukan berdasarkan pesanan yang datang dari pihak sales. Ada dua macam pesanan, yaitu pesanan regular dan pesanan spesial. Pesanan

2 2 regular secara kontinu di produksi, sedangkan untuk pesanan spesial, perusahaan mengirimkan sampel produk untuk konsumen, selanjutnya konsumen bebas memilih jenis produk yang ingin dipesan. Sampai saat ini produksi yang dilakukan oleh PT. IKIW sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen luar negeri dengan persentase 70 %, sedangkan untuk lokal hanya sekitar 30 % saja. Permintaan yang terus menerus meningkat menyebabkan, kadang PT. IKIW tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Oleh karena itu PT. IKIW merencanakan untuk terus meningkatkan kapasitas produksinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan peningkatan ekspor dan kebutuhan dalam negeri. Kapasitas produksi yang ada sekarang sekitar buah per bulan. Kapasitas produksi ini merupakan berdasarkan kapasitas kiln (tempat pembakaran) yang optimal, sebab kapasitas kiln merupakan kapasitas yang paling kecil bila dibandingkan dengan kapasitas mesin lainnya. Dengan keinginan untuk meningkatkan kapasitas produksinya, perusahaan merencanakan untuk mengadakan evaluasi untuk tata letak lantai produksi guna untuk meminimasi biaya pengeluaran produksi. Hal ini berguna untuk, apabila peningkatan kapasitas produksi berlangsung, maka biaya produksi masih berada di batas angka normal, sesuai dengan persentase peningkatan kapasitas produksi yang sudah direncanakan. Adapun, untuk menyiasati biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi untuk tetap berada dibatas angka normal, perihal peningkatan produksi, masih ada

3 3 cara lain yang dapat ditempuh perusahaan selain dengan menaikan harga produksi, salah satunya yaitu dengan meminimasi biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari perpindahan material selama kegiatan produksi yang dikenal dengan penanganan biaya material handling INDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Dari hasil pengamatan pada lantai produksi PT. Indo Keramik Inti Widya dapat diindentifikasikan beberapa masalah yang sedang terjadi di sana, salah satu masalah terbesar yaitu terdapat pada tata letak lantai produksinya. Hal ini di akibatkan karena tata letak tersebut tidak optimal dalam meningkatkan aktivitas proses yang meliputi segi biaya, jarak dan waktu pada lantai produksi PT. Indo Keramik Inti Widya. Contoh penyusunan tata letak yang tidak optimal dalam meningkatkan aktivitas prosesnya dari segi biaya, jarak, waktu, yaitu keberadaan kantor yang terletak di depan lantai produksi, letak departemen QC (Quality Control) yang berada di tengah sebelah kanan, dan lain lain Dalam mendukung kegiatan proses produksinya, perusahaan menyusun fasilitasnya berdasarkan Process Layout. Hal ini terlihat dari penyusunan mesin yang mempunyai sifat yang sama dikelompokan dalam satu departemen. Dengan pemilihan layout seperti ini menyebabkan adanya aktivitas pemindahan bahan (material handling) yang cukup tinggi. Aktivitas pemindahan bahan yang cukup tinggi juga disebabkan oleh penyusunan tata letak yang tidak optimal, salah satunya

4 4 barang setengah jadi yang berserakan di lantai produksi menyebabkan proses pemindahan bahan antar departemen menjadi lama. Hal ini disebabkan banyaknya mesin yang digunakan harus disesuaikan dengan lahan yang ada. Sedangkan penambahan mesin tidak perlu disertai dengan penambahan lahan. Oleh karena itu, rumusan permasalahan yang dipilih untuk skripsi ini adalah : 1. Bagaimana merancang ulang tata letak pada areal lantai produksi dengan memanfaatkan luas tanah yang tersedia, sehingga terdapat tata letak (layout) yang baik. 2. Bagaimana merancang tata letak yang dapat meminimasi biaya material handling sehingga dengan demikian dapat mengurangai biaya yang dikeluarkan serta menunjang kelancaran proses produksi RUANG LINGKUP Dengan mempertimbangkan kondisi dan keefektifan penelitian tugas akhir ini, maka ruang lingkup yang akan yang diambil untuk membahas masalah pada penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Perencanaan layout hanya dibuat untuk lantai produksi, meliputi gudang barang setengah jadi (White Body) dan kantor. 2. Pergerakan material hanya difokuskan pada proses produksi Forming dan Autocup yang dilakukan didalam lantai produksi.

5 5 3. Luas tiap departemen diperoleh dari hasil pengukuran secara langsung di pabrik dan bersifat tetap 4. Masalah yang berkaitan dengan biaya biaya produksi dan pengubahan tata letak diabaikan kecuali biaya penanganan material. 5. Jumlah pergerakan aliran material berdasarkan data pengamatan kegiatan produksi yang berlangsung dari tanggal 1 Juni 30 Juni Layout yang ditampilkan merupakan Block Layout. 7. Layout yang diusulkan hanya berupa layout yang lebih baik, bukan yang terbaik. 8. Jarak yang dihitung merupakan jarak rectiliear berdasarkan titik pusat departemen. Jadi tidak memperhatikan tempat penerimaan dan pengeluaran material antar departemen. 9. Layout yang diusulkan hanya memperhatikan luas dan tata letak departemen yang ada, jadi tidak mengatur tata letak mesinnya secara satu per satu. 10. Metode CRAFT dibatasi hingga 5 (lima) iterasi, CORELAP sebanyak 1 iterasi.

6 TUJUAN DAN MANFAAT Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini antara lain : 1. Menganalisis tata letak lantai produksi saat ini dalam hal biaya material handling - nya 2. Menentukan metode terbaik dalam penentuan layout lantai produksi. 3. Mengurangai total biaya material handling yang terletak di lantai produksi. 4. Mengurangi atau mempersingkat jarak yang ditempuh material. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini antara lain : 1. Bagi penulis, penelitian ini akan memberikan suatu gambaran serta pengalaman bagaimana penyusunan dan penerapan layout yang baik serta dapat diterapkan secara langsung dipabrik. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi ataupun masukan bagi pemilik untuk menambah informasi, terutama mengenai adanya pengeluaran biaya yang tidak disadari. 3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pembanding dan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan.

7 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Indo Keramik Inti Widya (PT. IKIW) merupakan salah satu anak perusahaan dari Gunung Sewu Kencana Group yang dipimpin oleh Bapak Husono. PT. ini pada awalnya bernama PT. Casso Indah yang didirikan pada tanggal 13 November 1979 oleh Bapak Husodo Angkasubroto, yang berlokasi di Jalan Raya Serang KM 8 (Jl. Telesonik) Tangerang. Kantor pusatnya terletak di Jl. Jendral Sudirman Kavling 21 Jakarta. Produk awalnya adalah tegel dan keramik, dan dengan semakin berkembangnya perusahaan ini,maka perusahaan manufaktur ini mulai memproduksi dan memasarkan produk perangkat meja makan (tableware) yang cantik dan kuat karena dibakar pada suhu 1350 pada salah satu proses pembuatannya. Pada tahun 1985 seluruh saham PT. IKIW dimiliki oleh Gunung Sewu Kencana Group. Sejak saat itu dilakukan diverifikasi produk. Pada pertengahan tahun 1989 ditandatangani kontrak kerjasama antara PT. IKIW dengan perusahaan pecah belah berkualitas tinggi milik Jepang, yaitu Narumi China Coorporation, salah satu cabang perusahaan Sumitomo Group. Narumi Coorporation mampu memberikan pelatihan dan alih pengetahuan yang dibutuhkan oleh PT. IKIW untuk penetrasi pasar asing. Ekspor yang pertama kali yang dilakukan adalah ke Italia pada tahun 1990 dan diikuti dengan ekspor ke Jepang pada tahun 1991, serta ke Amerika sekitar tahun yang sama yaitu tahun 1991.

8 8 Pada tahun 1994, PT Indo Keramik Inti Widya meluncurkan merek baru bernama Zen untuk menjangkau konsumen kelas menengah ke atas. PT. Indo Keramik Inti Widya sudah memproduksi dan memasarkan lebih dari 500 tipe produk perangkat meja makan (tableware), yang memiliki kualitas tinggi, aman terhadap alat pencuci piring, oven konvensional dan oven microwave. PT. Indo Keramik Inti Widya saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar pcs per bulan. Didukung oleh 700 tenaga kerja yang terampil, PT. Indo Keramik Inti Widya dapat memproduksi bermacam macam bentuk produk dan beraneka ragam dekorasi produk yang sangat menarik untuk memenuhi permintaan dan harapan para pelanggan yang didukung oleh 100 mesin yang berkualitas. Memberikan Produk dan Pelayanan Bermutu untuk Melebihi Kepuasan Pelanggan adalah komitmen dari PT. Indo Keramik Intik Widya. Hal ini dibuktikannya dengan didapatkannya sertifikat ISO 9002 Yarsley pada bulan Juli Visi, Misi, Kebijakan Mutu Perusahaan Visi Menjadi perusahaan 3 terbaik diantara perusahaan produsen perangkat meja makan porcelain di Indonesia dengan produk yang tersedia dan digunakan dikalangan menengah keatas.

9 9 Dikenal sebagai pemasok pilihan pelanggan karena konsisten dalam segala kebijakan, kualitas dan jadwal pengiriman yang tepat. Memenuhi pangsa pasar lokal dan ekspor dengan proporsi penjualan yang seimbang. Memvariasikan lahan manufaktur yang berhubungan dengan keramik. Misi Merealisasikan target yang telah ditentukan perusahaan sehingga bias meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para karyawan. Memberikan pengembalian investasi yang cukup kepada para pemegang saham. Memasok perangkat makan porcelain yang berkualitas ke segmen pasar menengah keatas dengan harga yang lebih rendah dari harga pesaing, lebih berkualitas baik, memiliki efisiensi dan produktivitas tinggi. Kebijakan Mutu Di dalam persaingan yang semakin ketat, nilai dan arti kepuasan pelanggan sangtlah penting. PT. Indo Keramik Inti Widya menyadari bahwa faktor utama untuk mempertahankan kepuasan pelanggan adalah dengan menghasilkan produk dengan tingkat mutu yang terkendali. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka manajemen dan seluruh staff PT. Indo Keramik Inti Widya menetapkan pernerapan sistem jaminan mutu berdasarkan sistem Manajemen Mutu ISO 9001/2000.

10 10 Pada hakekatnya mutu dari produk produk PT. Indo Keramik Inti Widya adalah tanggung semua karyawan. Untuk itu sistem dan prosedur yang mengatur semua aspek kerja yang mempengaruhi mutu akan dikembangkan lalu dikomunikasikan ke seluruh karyawan dan diikuti terus menerus. Untuk mengatasi tiap tiap masalah yang berhubungan dengan mutu, perlu dibuatkan ketentuan ketentuan agar penyelesaiannya dilakukan secepatnya serta mencegah agar masalah masalah yang sama tidak terulang lagi. Setiap prosedur dan teknik yang berhubungan untuk pencapaian mutu akan di evaluasi secara teratur dan dikembangkan setiap saat apabila dirasakan perlu sesuai dengan prinsip Perbaikan yang berkesinambuangan yang telah diterapkan di PT. Indo Keramik Inti Widya. Pencapaian tujuan yang dikandung pada sistem mutu ini yang menuntut komitmen yang kuat serta tekad dan dukungan dari semua karyawan, dan sebagai hasilnya adalah penghargaan atas mutu produk dan pelayanan kita. Merupakan bagian dari rencana kerja di Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia PT. Indo Keramik Inti Widya, pendidikan dan pelatihan yang teratur akan dibentuk untuk meningkatkan pengetahuan praktis serta pemahaman yang lebih baik mengenal kebijakan perusahaan sebagai hasilnya seluruh karyawan PT. Indo Keramik Inti Widya akan melihat perusahaannya ini sebagai satu perusahaan yang bisa dibanggakan.

11 11 Dan dengan rasa bangga dan bahagia, kebijakan mutu PT. Indo Keramik Inti Widya dinyatakan dalam Motto : PRODUK DAN PELAYANAN BERMUTU UNTUK MELEBIHI KEPUASAN PELANGGAN Produk yang Dihasilkan Adapun produk produk yang dihasilkan oleh PT. IKIW antara lain : 1. Golongan peralatan makan yang dibuat untuk pasaran umum dengan dekorasi umum, antara lain : piring sup (diameter 6 9 ), piring ceper (diameter 6,5 12 ), mangkuk (diameter 6 8 ), cangkir dengan lepek standar teh, teko teh. 2. Golongan peralatan makan untuk hotel dan restoran, antara lain : piring ceper (diameter 8 10 ), piring makan (diameter 9 ), mangkuk (diameter 7,5 ), piring oval (diameter 12 ), cangkir teh / kopi standar. Biasanya pesanan untuk golongan ini dalam bentuk putih polos (white body). 3. Golongan lain yang tidak termasuk dalam golongan diatas, antara lain : souvenir / tanda kenang kenangan, tempat kue, tempat bunga, dll. Adapun produk produk yang telah dihasilkan oleh PT. Indo Keramik Inti Widya sampai saat ini kira kira berkisar 500 jenis variasi keramik.

12 Komponen Bahan / Material Jenis keramik yang diproduksi oleh PT. Indo Keramik Inti Widya terdapat 2 macam, keduanya memiliki kandungan material yang berbeda yaitu : Transclucent Keramik transclucent memiliki kualitas jauh lebih baik dan tahan lama dibandingkan dengan porcelain, ciri-cirinya warna keramiknya lebih putih, harga penjualannya lebih mahal, dan proses produksinya pun berbeda. Bahan baku transclucent kebanyakan didatangkan dari luar negeri. Bahan baku transclucent diolah dalam mesin ball mill body. Ball mill body ini berfungsi untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan dasar untuk forming, untuk mengolahnya membutuhkan waktu selama 6-8 jam. Porcelain Proses untuk membuat bahan dasar porcelain tak jauh berbeda dengan proses pembuatan bahan dasar transclucent. Bahan mentah yang telah siap lalu diolah ke dalam mesin ball mill body, untuk mengolah bahan dasar ini membutuhkan waktu selama 19 jam. Kualitasnya di bawah transclucent, dapat kita lihat warna berwarna abu-abu gelap, percelain ini biasanya dijual lebih murah dan jarang untuk di ekspor.

13 13 Material yang di pakai pada umumnya dalam pembuatan produk keramik ini adalah : Feldspar / fluks sebagai bahan pelebur Bahan baku ini didatangkan dari Purbalingga, selain itu juga diimport dari India. Al 2 O 3, Silica sebagai bahan pengisi. Ball clay sebagai bahan elastis (workability) Sejenis tanah liat yang didatangkan local dari Kalimantan dan Bangka (clay parit) Jenis kualitas clay itu sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu : o SSP (Super Standart Porcelain) o N T Kaoline o SS (Super Standart) o Kaoline ML Bentonite Kaoline Flint ZnO Ball Stone Wolastonite Plasterof paris (Gypsum)

14 Persiapan bahan dasar glaze Material untuk membuat cairan glaze antara lain : Talk Dolomite Alumina oxide Kaoline Feldspar potashium Zinc Oxide (ZnO) Silica 200 # Air 40% dari total bahan baku Jika bahan mentah sudah siap lalu bahan mentah ini dimasukkan dan diolah ke dalam mesin yang bernama ball mill glaze. Ball mill glaze ini berfungsi mengolah cairan glaze yang akan digunakan pada proses mengglasir keramik. Mesin ini berputar selama jam, mesin ini memiliki kapasitas kg Proses Produksi 1. Pembuatan Mal Mal dibuat berdasarkan gambar kerja yang sudah diperbesar sesuai hitungan penyusutan, mal ini digunakan sebagai patokan ukuran untuk membuat model dan

15 15 juga roll head. Material yang digunakan untuk membuat mal adalah plat alumunium dengan ketebalan 1 mm. 2. Pembuatan Model Model adalah bentuk desain awal secara 3 dimensi. Material yang dipakai untuk membuat model yaitu plaster of paris (gypsum). Alat yang biasa digunakan dalam proses membuat model yaitu mesin putar untuk membubut, macam-macam jenis pisau, dan amplas. 3. Pembuatan Mould Mould adalah cetakan yang fungsinya untuk mencetak dari clay menjadi greenware. Greenware adalah clay yang telah dicetak pertama kali dan masih basah. Mould merupakan bentuk negatif dari model, bentuk negatif ini dihasilkan dari pengecoran gypsum pada model. Material yang dipakai untuk membuat mould berbeda-beda. Untuk mould yang menggunakan proses jigger dan auto cup menggunakan material prestia roller dicampur air dengan perbandingan 1 kg :58 ons. Berbeda dengan proses casting, material yang dipakai pada umumnya menggunakan prestia ceracas berwarna putih dengan perbandingan 1 kg:75 ons. Namun terkadang untuk hasil yang lebih optimal biasanya menggunakan kerampink bewarna merah muda dengan perbandingan 1 kg : 7 ons. Untuk proses casting alangkah lebih baik jika

16 16 dinding mould dibuat lebih tebal dibanding proses jigger dan ram press, hal ini berguna untuk menyerap air lebih banyak. 4. Pembuatan Case Mould Case mould adalah cetakan untuk membuat mould, biasanya case mould ini dibuat untuk memperbanyak mould agar waktu produksi lebih cepat. Material yang dipakai untuk membuat case mould adalah prestia case bewarna kuning, bahan ini dicampur air dengan perbandingan 1 kg : 35 ons. Pada hasil akhir case mould sifatnya lebih kuat, lebih padat, lebih keras dan berat dibandingkan dengan mould. 5. Forming 1) Proses casting Komposisi bahan dasar dalam proses casting ini lebih encer dibandingkan dengan bahan dasar untuk proses jigger dan ram press, bahan dasar casting ini biasanya disebut slip. Penyusutan pada proses casting sebesar 13%. Presentase penyusutan pada proses ini lebih besar dibandingkan pada proses jigger dan ram press, disebabkan air yang terkandung dalam slip lebih banyak. Oleh karena itu, perancangan produk-produk keramik yang diproduksi melalui proses casting harus diperbesar 13% dari dimensi yang

17 17 diinginkan / dimensi akhir. Proses casting merupakan salah satu proses produksi pembuatan keramik. Ada 3 macam proses casting yaitu : Casting manual Yaitu proses casting yang dilakukan oleh operator secara manual, biasanya casting manual ini untuk memproduksi egg cup, handle, spoon, dll. Untuk proses casting manual ini cukup 1 operator saja yang melakukan aktivitas tersebut. Casting rotary Yaitu proses casting yang sudah semi masinal. Casting manual ini menggunakan bantuan alat yang bernama mesin rotary, waktu produksi yang dibutuhkan pun lebih cepat dibandingkan dengan proses casting lainnya. Produk yang biasa diproduksi yaitu teapot, creamer, flower vase, dll. Biasanya untuk mengoperasikan mesin ini cukup 1-2 orang. Casting press Yaitu proses casting dimana prosesnya menggunakan bantuan tekanan udara yang dialirkan dari bawah dan dipress dari atas. Biasanya proses casting press ini memproduksi jenis ouval plate. Operator untuk proses casting press ini biasanya 3 orang.

18 18 2) Proses Jigger Proses jigger adalah proses produksi keramik dengan cara menempatkan clay di atas mould lalu ditekan dari atas menggunakan roll head. Roller head adalah bagian dari mesin jigger yang akan membentuk bagian bawah greenware. Roller head terbuat dari material besi ancuran. Bentuk dan dimensi roll head bervariasi, tergantung produk yang akan ibuat dan mesin yang akan digunakan. Cara kerja roll head pada mesin jigger diawali roll head berputar pada waktu mencetak clay, roll head turun menekan clay pada saat yang bersamaan mould juga ikut berputar ketika sudah cukup roll head dinaikkan kembali. Setelah itu greenware dimasukkan ke dalam mesin dryer denfan suhu C selama 2 jam lalu dikeluarkan dan disusun kembali. Penyusutan yang terjadi dari greenware menjadi white body pada proses ini sebesar 12%. Mesin yang digunakan dalam proses ini dinamakan mesin jigger. Mesin jigger dipakai untuk memproduksi produk-produk seperti piring dan mangkuk dengan diameter kurang dari 15 cm. 3) Proses Auto Cup Proses auto cup tidak jauh beda dengan proses jigger, hanya saja pada proses auto cup ini sudah semi masinal, sehingga cukup 1 operator saja yang mengoperasikan mesin auto cup ini. Mesin dryer dalam proses auto cup ini menggunakan temperatur max C untuk greenware yang

19 19 memiliki tangkai seperti mug dan 70 0 C untuk greenware yang tidak memiliki tangkai seperti mangkuk kecil. Dalam proses auto cup ini greenware mengalami penyusutan sebesar 12%. Mesin auto cup dipakai untuk memproduksi produk-produk seperti mug, cangkir, dan mangkuk dengan diameter kurang dari 15 cm. Kecepatan produksi mesin auto cup lebih cepat dibandingkan mesin jigger. 4) Proses Ram Press Proses ram press merupakan proses pembuatan produk keramik dengan cara menekan clay dari sisi atas dan bawah. Penyusutan yang terjadi dari greenware menjadi white body adalah 13%. Proses ram press biasanya diterapkanpada pembuatan produk-produk seperti piring kotak, bowl, atau produk-produk yang tidak simetris atau tidak bulat. Mould bagian atas akan menekan dan membentuk sisi dalam produk, sedangkan mould bagian bawah akan menekan dan membentuk sisi luar produk. Mesin yang dipakai pada proses ini dinamakan mesin ram press. Mould ram press memiliki suatu sistem saluran uap air didalamnya jadi di dalam mould gypsum terdapat selang untuk mengalirkan uap dari mesin. Mesin ini dioperasikan oleh 2 orang untuk mengatur posisi cetakan dan mengatur susunan greenware yang sudah dicetak.

20 20 6. Finishing Greenware Clay yang sudah menjadi greenware difinishing terlebih dahulu, finishing yang dilakukan biasanya menghaluskan bagian pinggir atau lekukan-lekukan yang masih tajam, termasuk kaki bawah greenware. Greenware ini dihaluskan menggunakan mesin putar yang bernama pottery wheel untuk mengamplasnya menggunakan busa halus yang mengandung air yang disebut sponge roll. Greenware yang telah selesai difinishing lalu di susun dalam conveyor untuk selanjutnya dibakar dalam kiln. 7. Pembakaran Greenware menjadi Biscuit Tempat pembakaran keramik dalam bentuk greenware disebut kiln. Greenware terlebih dahulu disusun bertumpuk dalam kereta, penyusunannya disesuaikan dengan type dan ukuran keramiknya, kereta greenware yang menggunakan proses casting juga dibedakan dengan kereta greenware hasil dari proses jigger dan auto cup. Greenware ini dibakar selama jam pada kiln dengan suhu o C. Setelah keluar dari kiln, keramik akan berwarna kemerahan, keramik seperti ini disebut biscuit. 8. Pembakaran Biscuit menjadi White Body 1) Persiapan Glaze Persiapan yang dilakukan sebelum pencelupan glaze adalah penyemprotan biscuit serta menghaluskan permukaan body menggunakan bulu-bulu lembut

21 21 agar permukaan body rata dan halus. Penyemprotan ini dimaksudkan untuk membersihkan biscuit dari debu dan kotoran. Selain itu, yang harus dipersiapkan yaitu pigmen warna yang akan dipakai, pigmen warna ini harus lulus uji dari laboratorium setelah itu pigmen warna ini diaduk lalu disaring agar kotorannya tidak masuk dalam larutan glaze. 2) Glazing Glaze adalah cairan / liquid yang dipakai untuk melapisi permukaan keramik, hal ini ditujukan agar dalam penggunaannya keramik mudah dibersihkan dan membuat body keramik mengkilat terlihat lebih estetis. Pelapisan ini dapat dikerjakan dengan cara penyelupan ataupun penyemprotan pada permukaan biscuit. Glaze ini akan kering dengan sendirinya dalam tempo waktu yang cepat. Setelah kering, biscuit dibakar selama kurang lebih 6-7 jam pada suhu C agar glaze dapat melapisi permukaan body keramik menjadi sempurna. Hasil akhirnya setelah melalui proses pembakaran dinamakan white body. 9. Dekorasi Penempelan decal Decal adalah lembaran gambar yang berupa motif, ataupun gambar hias lainnya. Sebelumnya decal ini dicetak dan diperbanyak terlebih dahulu oleh divisi printing.

22 22 Lining Lining ini merupakan kegiatan memberikan motif garis pada pinggir body keramik, biasanya warna yang sering digunakan yaitu warna gold ataupun warna platinum. Alat yang digunakan hanyalah kuas dengan berbagai macam ukuran dan meja putar. 10. Quality Control (QC) Keramik yang telah selesai diproduksi, dilakukan pengecekkan ulang sebelum akhirnya dikemas. Kegiatan ini dinamakan quality control, tugasnya mengecek keadaan pada body keramik, biasanya jika terdapat kerusakan-kerusakan pada body keramik maka diberi kode sesuai dengan kerusakan body tersebut dan jika semakin banyak cacat pada body keramik maka kualitas dan harga keramik tersebut menjadi rendah. Berdasarkan kualitasnya maka keramik ini dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: Kualitas 1, yaitu keramik yang memiliki kualitas yang tinggi tanpa cacat pada body, keramik golongan 1 ini biasanya untuk di ekspor namun sangat jarang jumlahnya Kualitas 2, yaitu keramik yang memiliki sedikit cacat yang kurang begitu nampak terlihat oleh kasat mata namun masih dapat digunakan untuk ekspor

23 23 Kualitas 3, yaitu keramik yang memiliki cacat body yang nampak terlihat biasanya untuk kualitas 3 ini untuk sementara waktu disimpan di gudang, jika mendekati waktu hari raya atau hari-hari besar biasanya dibuka bazzar, dimana harga yang dijual lebih rendah daripada biasanya Kualitas 4, yaitu jenis keramik yang tidak layak untuk dipasarkan akibat dari kerusakan yang parah pada body keramik, biasanya keramiknya ini dihancurkan agar tidak keluar terjual. Berdasarkan besar kecilnya kerusakan pada body keramik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Jenis Defect Bintik hitam Bengkok Kotoran saggar Botak Lubang jarum Glaze tidak rata Mentah dan kuning Retak white body Gumpil kaki Gumpil pinggir Kotoran alumina

24 24 Nempel saggar Retak tangkai Mentah Kulit jeruk Pori-pori Bentol Belang Kotoran gips Kotoran kayu Cacat body screath Jenis Reject Retak pinggir Retak bawah Retak kaki Retak melingkar Retak kontaminasi Retak handling Gumpil kaki Gumpil pinggir

25 25 Laminasi Retak atas Kotoran kayu Lubang jarum Retak tangkai Pori-pori Retak body 11. Packing Packing merupakan kegiatan mengemas barang jadi yang siap untuk dipasarkan, namun selain mengemas biasanya dilakukan juga penempelan harga, barcode, dan lainnya. Barang ini dikemas dalam box, ada berbagai macam ukuran box sesuai dengan pemesanannya, antara lain: Inner box Box yang hanya memuat min. 1 pcs atau per 1 set keramik. Master box Box yang memuat beberapa puluh pcs keramik. Biasanya jika untuk keperluan ekspor menggunakan master box. Namun tidak jarang jika pengemasannya di dalam master box terdiri dari beberapa inner box.

26 Gudang Gudang sebagai tempat penyimpanan barang baik sementara maupun untuk jangka waktu yang lama. Ada beberapa jenis gudang antara lain : Gudang bahan baku Gudang yang menyimpan segala bahan baku yang bersangkutan dengan proses produksi Gudang deccal Gudang yang menyimpan serta menyediakan persediaan berbagai macam decal Gudang bahan jadi Gudang yang menyimpan persediaan keramik untuk lokal maupun ekspor. 13. Distribusi Untuk pendistribusian keramik ini berdasarkan tujuannya ada 2 macam, yaitu: Lokal Biasanya untuk lokal, pendistribusiannya menggunakan mobil box yang berukuran sedang, mobil box ini biasanya hanya untuk mengantarkan dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Mobil box ini juga hanya bisa mengangkut dalam jumlah kecil Ekspor

27 27 Untuk ekspor biasanya pendistribusiannya menggunakan container besar yang dapat mengangkut barang dengan jumlah yang sangat besar Untuk mendistribusikan barang-barang jadi ini ada 2 cara, yaitu: Langsung Biasanya langsung diantarkan ke tempat tujuan perusahaan atau lembagalembaga yang memesan misalnya : hotel, restaurant, café, perusahaan, dll Tidak langsung Pendistribusiannya melalui agen-agen jual beli yang sudah lama berhubungan dengan PT. Indo Keramik, lalu agen ini yang mengurus penjualan produk tersebut Struktur Organisasi Suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi dan manajemen yang baik, karena dengan adanya struktur organisasi yang baik, setiap perusahaan dapat mengerti dan menentukan tugas dan tanggung jawab-jawab masing-masing karyawan. Melalui struktur organisasi yang baik setiap tugas dapat dikelompokkan sehingga karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara terarah untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan.

28 28 Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indo Keramik Inti Widya Tata Letak Pabrik Hal yang harus diperhatikan pada setiap pabrik adalah kerja sama antar berbagai komponen dan elemen yang menyusunnya. Termasuk diantaranya adalah alat untuk transportasi barang, pengangkut barang, dan alat penerimaan barang seperti

29 29 forklift, derek, dan alat-alat lainnya yang berfungsi untuk menyelenggarakan pemindahan barang dari satu proses ke proses berikutnya Tata Letak Pabrik Bagian Receiving Area Bahan baku datang dengan menggunakan mobil kemudian diterima pada area receiving yang letaknya cukup jauh dengang gudang bahan baku (storage) sehingga proses receiving dapat berlangsung dengan lambat. Storage penyimpanan bahan baku tersebut hanya berupa pallet kayu yang diletakkan pada lantai, dimana bahan baku kemudian disusun secara bertumpuk diatasnya Tata Letak Pabrik Bagian Lantai Produksi Pada bagian lantai produksi, penempatan atau peletakkan mesin dikelompokkan berdasarkan fungsinya masing-masing, artinya mesin yang memiliki fungsi yang sama diletakkan pada lokasi yang sama dan saling berdekatan. Layout model seperti ini disebut sebagai process layout atau function layout. Menurut pendapat dari pimpinan unit kerja, process layout terlihat sangat logis dan tepat karena beberapa proses sejenis cukup di kontrol oleh seorang kepala produksi saja. Selain dilakukan di lantai satu, proses produksi juga dilakukan di lantai dua, hal ini terjadi karena ukuran pabrik yang terbatas.

30 30 Kelebihan utama dari process layout atau function layout ini yaitu menjadikan penggunaan area pabrik menjadi lebih efisien karena dengan layout ini maka space kosong menjadi semakin banyak sehingga dapat dijadikan sebagai area penyimpanan sementara. Jadi dengan tata letak seperti ini, maka luas pabrik dapat digunakan secara optimal atau bahkan semaksimal mungkin.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis properti yang cukup mendominasi

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON Nama : Deden Syahruddin NPM : 21412786 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo Yulianto, ST., MT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. JUI SHIN INDONESIA berdiri pada Agustus 2001 dan berlokasi di Jalan Pulau Pini Kav 600352, Kawasan Industri Medan (KIM) II, Medan, Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 Proses Produksi 3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah feldspar dan pasir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 PROSES PRODUKSI 3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah jeldspar dan pasir

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Data penjualan tile dan output produksi PT. XYZ. Penjualan tile (juta m 2 )

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Data penjualan tile dan output produksi PT. XYZ. Penjualan tile (juta m 2 ) 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pasar global yang semakin dinamis memberikan peluang pada para pebisnis atau pengusaha untuk terus mengembangkan bisnis atau usahanya. Industri keramik saat ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Prima Indah Saniton merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang Sanitary Ware. PT. Prima Indah Saniton didirikan pada tahun 1992 oleh

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY ABSTRAK Proses pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan dengan berbagai teknik, diantaranya adalah teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKARYA

BAB III PROSES BERKARYA BAB III PROSES BERKARYA Terdapat beberapa tahapan yang saya lalui dalam menciptakan karya tugas akhir ini. Beberapa tahapan tersebut meliputi gagasan saya dalam berkarya, pendekatan material dan teknik

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik dari bentuk maupun material. Berikut ini adalah proses produksi designer toys keramik.

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan bebas, di Indonesia juga dapat diharapkan menjadi salah satu pemain penting. Dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Muliakeramik Indahraya, Tbk berdiri di Jakarta pada tanggal 19 April 1990 dengan nama PT. Mulia Menara Persada berdasarkan akta No. 166 dan No. 50

Lebih terperinci

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi KERAMIK Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KERAMIK Kata keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti: periuk atau belanga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang/bahan keramik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA Nama : Eirene Marten S. NPM : 22411340 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PE A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1. Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani Keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Keramik Lantai Gambaran umum keramik lantai seperti uraian proses produksi secara umum dan menjelaskan parameter pengecekan kualitas. 2.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

Lebih terperinci

Nama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT

Nama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Nama Kelompok 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Masyarakat Kebutuhan Pasar bisnis properti Bencana Alam Lumpur Lapindo Bahan baku yang belum termanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam hal mengenai bahan yang akan diproses menjadi suatu produk bagi perusahaan industri merupakan hal penentu dalam kelancaran produksinya, maka perlu

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UKM Gunung Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan paving block dan Riol. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980an oleh bapak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK Berbagai teknik pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Ide Karya Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadi serba praktis dan semakin individual, yang membuat teko menjadi sangat jarang digunakan.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN Aulia Zastavia Putri*, Imastuti** *Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya, terlebih perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan. PT. Sango Ceramics Indonesia merupakan suatu perusahaan yang didirikan

BAB IV PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan. PT. Sango Ceramics Indonesia merupakan suatu perusahaan yang didirikan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Sango Ceramics Indonesia merupakan suatu perusahaan yang didirikan pada tanggal 19 Juli 1977 oleh Bapak Samsoe Hidayat yang

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK Proses pembentukan produk keramik dapat dilakukan dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Dharma Polimetal merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tanggal 27 maret 1989 yang didukung oleh afiliasi perusahaan dengan komitmen untuk selalu menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS ANGGOTA : 1. Bima Yudha D.N 2. Fadel Muhammad 3. Haryoto Sugihartono 4. Karunia Dwi Febri M 5. Rio Kusuma P 6. Rizal Juliano l Sebagaimana diketahui, kerusakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal?

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA 1. Perancangan Barang dan Jasa: a. Apa saja macam dan desain pada sandal CV Rejomanunggal? Sebutkan. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? 2. Kualitas:

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY 27 JUNI 27 AGUSTUS 2016 Disusun oleh: Lewi Peter Richardo 5203013014 Vincentius A Paulo Endra Adi Nugraha 5203013035 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI WHITE BODY MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Data yang diperlukan dalam penelitian untuk membuktikan penyusutan keramik sebesar 15% adalah: a. RP Model diperoleh dari hasil permesinan menggunakan mesin 3D Printing

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner SWOT

Lampiran 1. Kuesioner SWOT Lampiran 1 Kuesioner SWOT Kuisioner diperlukan agar mendapatkan Faktor Strategi Eksternal dan Faktor Strategi Internal sehingga didapatkan strategi yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan. Cara pengisian:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dewasa ini menuntut berkembangnya perindustrian pula. Perkembangan dunia industri dewasa ini menuntut banyak perusahaan untuk memberikan

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA

USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA Dino Caesaron 1, Samuel 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol, Jakarta ABSTRAK Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah perusahaan Berkembang pesatnya industri perumahan baik itu perumahan yang berada di daerah pinggiran kota merupakan suatu fenomena yang terjadi pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL)

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang Sarjana Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah Perusahaan Berdiri dengan nama PT. Indoaluminium Intikarsa Industri atau sering disebut dengan PT. 3I, pada tanggal 17 April 1990 dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada saat ini di Indonesia semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada saat ini di Indonesia semakin meningkat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada saat ini di Indonesia semakin meningkat seiring dengan datangnya era globalisasi. Dimana perkembangan industri ini secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi di dunia industri manufaktur dalam merebut pasar pada era globalisasi ini semakin tajam. Hal tersebut mendorong harapan pelanggan akan produk

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT)

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK Proses pembentukan produk keramik dapat dilakukan dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis dan usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini dimana sedang menuju kearah persaingan global, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

BAB V KERAMIK (CERAMIC) BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Jaya Logam merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sparepart boiler. Perusahaan tersebut didirikan oleh pemiliknya yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil Tahun 2006/2007 Abstrak STUDY PERBAIKAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI PADA PT. INDO KERAMIK INTI WIDYA UNTUK MEMINIMALISASI

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem produksi, peranan perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang penting. Perencanaan dan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) WORK SYSTEM DESIGN IN DRY-CORN PROCESSING REFER TO ERGONOMIC

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Rak dan Gantungan Pakaian Perancangan rak dan gantungan pakaian yang akan ditempatkan dalam bis khusus rancangan alternatif 3. Dimensi dari lemari gantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan industri yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa, memliki keinginan yang sama dalam mengefisiensikan pengeluaran biaya yang dialaminya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk dapat bertahan dan tumbuh, maka industri-industri tersebut harus dapat memanfaatkan sumber

Lebih terperinci