BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Obyek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Obyek"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Sekolah-sekolah pelaksana program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, sesuai dengan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Obyek Penjaminan Standar Pengelolaan untuk Indikator Kinerja Kunci Minimal wajib memenuhi Standar Pengelolaan dengan Indikator Kinerja Kunci Tambahan meraih Sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO Hal ini ditegaskan lagi dalam Permendiknas No. 78 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah pada Pasal 11 ayat a dan ayat b. Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional telah berupaya meraih Sertifikat ISO 9001, tetapi masih belum memenuhi Standar Pengelolaan. Penyelaraskan antara Visi, Misi, Nilai Inti dan Sasaran Sekolah serta menerjemahkan atau mewujudkannya menjadi Rencana Kerja Sekolah, membutuhkan lebih dari sekedar sertifikat, namun perlu strategi dan sistem manajemen Balanced Scorecard (BSC). Dalam menerapkan sistem manajem BSC, tiap satuan pendidikan perlu memenuhi prinsip memiliki pedoman Pengelolaan Biaya Investasi dan Biaya Operasional lembaganya serta mampu menyajikan Laporan Keuangannya. Hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Standar Akuntansi Pendidikan yang memenuhi sejumlah persyaratan sebagimana diamatkan Permendiknas No. 78 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan SBI pada Pasal 13 dan Pasal 14.

2 1. Penggunaan Standar ISO 9001 : 2008 sebagai Standar Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Pendidikan di SMK Gotong Royong Telaga Negara-negara di dunia menempatkan pendidikan menengah tekhnologi dan kejuruan sebagai pendukung pengembangan perekonomian dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu setiap sekolah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu sekolah sesuai dengan perkembangan yang ada. Sistem Manajemen Mutu pendidikan di sekolah adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan ditindaki secara bertahap oleh pihak sekolah secara terus-menerus. Hal ini diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang semakin hari semakin berkembang dan menuntut adanya peningkatan serta memenuhi kebutuhan pendidikan di era globalisasi. Peningkatan sistem manajemen mutu di sekolah tidak lepas dari peran pihak sekolah yang berupaya agar sistem pendidikan di sekolah semakin berkembang. Terutama sebagai top manajemen, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan sistem manajemen mutu pendidikan di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang pentingnya peningkatan sistem manajemen mutu terhadap pengelolaan sekolah serta peran kepala sekolah terhadap upaya peningkatan sistem manajemen mutu sekolah : Pentingnya peningkatan sistem manajemen mutu terhadap pengelolaan SMK adalah karena adanya dasar aturan yang jelas dalam beraktifitas dalam hal ini sistem manajemen yang terstruktur dan terdokumentasi serta memiliki catatan atau rekaman sebagai acuan untuk tindakan perbaikan. Perlunya sistem manajemen mutu juga bisa dikatakan bertujuan untuk membantu meningkatkan kepuasan pelanggan, mendorong sekolah untuk menganalisis persyaratan pelanggan dan kemudian agar pihak sekolah dapat membuat kerangka perbaikan terus-menerus, rasa percaya diri dalam kemampuan untuk secara konsisten memenuhi persyaratan pelanggan. Sebagai kepala sekolah, saya juga berperan sebagai top manajemen. Dalam upaya peningkatan sistem manajemen mutu di sekolah, tentunya saya harus mempunyai komitmen serta komunikasi terhadap pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan, peraturan dan regulasi yang berlaku, menetapkan kebijakan dan sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, serta penyediaan sumber daya. (1.1/W/KS/ )

3 Senada dengan pendapat kepala sekolah di atas wakil kepala sekolah juga menyatakan : Peningkatan sistem manajemen mutu sangat penting terhadap pengelolaan SMK. Hal ini dikarenakan oleh dasar aturan yang jelas yang merupakan sistem manajemen terstruktur dan terdokumentasi serta memiliki catatan maupun rekaman sebagai pedoman untuk tindakan di masa akan datang. Sebagai kepala sekolah maupun top manajemen, harus memiliki komitmen terhadap pentingnya pemenuhan keinginan pelanggan, peraturan dan regulasi yang berlaku, menetapkan kebijakan dan sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, serta penyediaan sumber daya. Semua hal ini diperlukan untuk upaya peningkatan sistem manajemen mutu di sekolah. (1.1/W/WKS/ ) Pendapat yang sama di kemukakan oleh salah seorang guru yang juga ikut diwawancarai: Peningkatan sistem manajemen mutu sangat dibutuhkan terhadap pengelolaan sekolah dikarenakan oleh aturan-aturan yang ada dan yang harus dilakukan oleh pihak sekolh untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan di era globalisasi. Di mana dengan meningkatnya mutu pendidikan di sekolah maka dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing. Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan sistem manajemen mutu. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah tentunya harus tegas dan konsisten dalam peningkatan mutu sekolah. Seorang pemimpin juga harus menetapkan kebijakan yang mendukung untuk tercapainya target, menyediakan sumber daya yang diperlukan serta melakukan tinjauan manajemen. (1.1/W/GR/ ) Konsumen atau pelanggan adalah pihak yang paling tepat dan adil dalam menilai masalah mutu dari produk atau layanan. Sebuah produk atau layanan yang memiliki fitur atau manfaat yang memuaskan kebutuhan konsumen dapat disebut produk atau layanan yang bermutu. Demikian pula dalam dunia pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga dapat disebut sebagai perusahaan yang memproduksi lulusan yang sangat tergantung dengan kepuasan konsumen. Oleh karena itu untuk memenuhi mutu yang diharapkan konsumen dalam hal ini adalah lapangan kerja, SMK perlu mencari model manajemen yang paling efektif untuk tujuan tersebut. Salah satu model manajemen mutu yang sangat popular adalah ISO 9001:2008. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang tujuan penggunaan standar ISO 9001:2008 di SMK adalah :

4 Penggunaan standar ISO 9001:2008 pada SMK tujuannya adalah sebagai salah satu media pemasaran, meningkatkan citra atau image sekolah dan memberikan kepercayaan pihak luar kepada sekolah. (1.2/W/KS/ ) Senada dengan pendapat kepala sekolah di atas wakil kepala sekolah juga menyebutkan bahwa : Penggunaan standar ISO 9001:2008 pada SMK bisa dikatakan mempunyai tujuan untuk meningkatkan citra atau image sekolah dan memberikan kepercayaan pihak luar kepada sekolah. Selain itu bisa juga dikatakan sebagai media pemasaran di mana dengan adanya penggunaan standar ISO di sekolah, pihak masyarakat tertarik pada sekolah ini. (1.2/W/WKS/ ) Pendapat yang sama di kemukakan oleh guru : Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan standar yang saat ini perlu dimiliki oleh setiap sekolah untuk menarik perhatian masyarakat serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap pihak sekolah. Citra sekolah juga dapat lebih terangkat dengan adanya penerapan standar ISO tersebut. (1.2/W/GR/ ) Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden di atas dapat dikemukakan bahwa penggunaan standar ISO 9001:2008 ditujukan sebagai standar acuan peningkatan dalam upaya peningkatan manajemen mutu di sekolah. Selain itu penggunaan standar ISO 9001:2008 dapat membangun citra sekolah, membangun kepercayaan pihak luar serta dapat menjadi media promosi untuk sekolah tersebut. 2. Penerapan Standar ISO 9001:2008 dalam Bidang Manajemen Sekolah Peningkatan sistem manajemen mutu dengan standar ISO tentunya tidak bisa dianggap hanya sebagai pembangun citra atau image sekolah saja tetapi juga agar bisa lebih menarik perhatian masyarakat maka program-program yang dilaksanakan di sekolah juga harus diperhatikan dan dikembangkan. Hasil wawancara dengan kepala sekolah : Program yang perlu dikembangkan dalam penggunaan standar ISO 9001:2008 pada SMK antara lain melaksanakan seluruh kegiatan yang ada dalam sasaran mutu dengan memperhatikan visi dan misi sekolah. Kesamaan yang terdapat pada standar ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008 adalah keduanya memiliki klausal. Sedangkan perbedaannya adalah

5 adanya perubahan terhadap teks, dalam hal ini adanya penghapusan serta penambahan teks. (2.1/W/KS/ ) Senada dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah mengatakan: Program yang perlu dikembangkan dalam penggunaan standar ISO 9001:2008 pada SMK tentunya sudah ditentukan terlebih dahulu. Bisa dikatakan harus mencapai target dan semuanya harus disesuaikan dengan visi dan misi sekolah. Kesamaannya adalah keduanya memiliki klausal. Sedangkan perbedaannya adalah adanya perubahan terhadap teks, dalam hal ini adanya penghapusan serta penambahan teks. (2.1/W/WKS/ ). Guru juga menyatakan: Sehubungan dengan peningkatan sistem manajemen mutu dengan standar ISO 9001:2008, pihak sekolah tentunya akan merumuskan target yang ingin dicapai dan tidak bisa lepas dari visi misi sekolah yang merupakan karakter dari sekolah. Tidak banyak perbedaan antara standar ISO 9001:2000 dengan standar ISO 9001:2008. Hal ini dikarenakan ISO 9001:2008 merupakan pengembangan dari standar ISO sebelumnya. Perbedannya hanya ada pada perubahan teks. (2.1/W/GR/ ) Peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 bukanlah standar yang bisa langsung diterapkan di sekolah. Sebelumnya pihak sekolah harus memenuhi kriteria-kriteria untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil wawancara dengan kepala sekolah : Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 antara lain adalah mengikuti pelatihan/sosialisasi, penyusunan dokumen yang terdiri atas pedoman mutu/manual mutu,prosedur mutu atau POS (Prosedur Operasional Standar), serta instruksi kerja (IK), kemudian mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, audit internal, mengadakan rapat tinjauan manajemen, ikrar, audit eksternal oleh badan sertifikasi, mendapatkan rekomendasi dari tim auditor, sehingga akhirnya mendapatkan sertifikat. Proses pengelolaan sistem manajemen mutu sekolah dengan menggunakan standar ISO 9001:2008 adalah dengan mencatat apa yang dikerjakan dan kejakan apa yang dicatat. Maksudnya dalam hal ini adalah mengadakan rekaman atau catatan yan berupa format-format yang ada dalam dokumen seperti pedoman mutu, POS dan IK. (2.2/W/KS/ ) Senada dengan pendapat di atas, wakil kepala sekolah juga menyatakan: Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pihak sekolah yaitu mengikuti pelatihan, menyusun dokumendokumen yang terdiri atas pedoman mutu dan manual mutu, POS, serta (IK) sekolah, kemudian mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, audit internal, mengadakan rapat tinjauan manajemen, audit eksternal oleh badan sertifikasi, mempunyai rekomendasi dari auditor, setelah semua persyaratan itu terpenuhi maka sertifikasi ISO 9001:2008 akan diperoleh. Pada prosesnya pengelolaan sistem manajemen mutu sekolah dengan standar ISO 9001:2008 dilakukan dengan cara menyediakan catatan maupun rekaman dari target serta hasil implementasi ISO 9001:2008 di sekolah yang berupa format yang tercantum dalam pedoman mutu, POS dan IK. (2.2/W/WKS/ )

6 Hal yang sama di kemukakan oleh guru : Untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, pihak sekolah harus melakukan beberapa tahap antara lain ikut dalam pelatihan, menyusun dokumen-dokumen yang terkait dengan sistem manajemen mutu sekolah, menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, melakukan audit internal, audit eksternal oleh badan sertifikasi, mengadakan rapat tinjauan manajemen, mendapatkan rekomendasi dari auditor. Pada proses pengelolaannya, sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 mempunyai prinsip catat yang engkau kerjakan dan kerjakan apa yang engkau catat. Maksudnya setiap kegiatan yang akan dilakukan maupun yang akan dilakukan oleh pihak sekolah dalam upaya peningkatan sistem manajemen mutu harus punya catatan maupun rekaman yang bisa dijadikan acuan untuk tindakan selanjutnya. (2.2/W/GR/ ) Penerapan standar ISO 9001:2008 juga dapat memberikan pengaruh terhadap pengelolaan manajemen sekolah. Di mana dengan adanya penerapan standar ISO 9001:2008 diharapkan dapat membantu kepala sekolah dalam menjalankan manajemen sekolah dengan baik. Bedasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang penerapan ISO 9001:2008 dalam manajemen sekolah: Penerapan ISO 9001:2008 dalam bidang manajemen sekolah untuk memastikan bahwa penggunaan ISO 9001:2008 benar-benar ditujukan untuk peningkatan sistem manajemen mutu sekolah. Penerapan ISO dalam bidang ini untuk membantu dan mendukung semua kegiatan manajemen sekolah baik dari planning, organizing, directing, coordinating, controlling, dan evaluating. Dengan adanya ISO bisa dikatakan sebagai pendukung untuk melaksanakan tujuan dari manajemen sekolah yaitu pencapaian visi, misi, tujuan tahunan dan program-program sekolah. (2.3/W/KS/ ) Wakil kepala sekolah juga menyatakan : Penerapan ISO 9001:2008 selain untuk memenuhi syarat kepuasan pelanggan, penerapan standar ini juga dapat membantu kepala sekolah dalam mengelola manajemen sekolah agar efektif. Di mana dengan adanya penerapan standar seperti ISO 9001:2008 di sekolah sebagai pendukung yang dapat memberikan kewenangan pada pihak sekolah untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen terhadap komponenkomponen sekolah antara lain input siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, lingkungan, serta kegiatan belajar mengajar yang semuanya itu ditujukan agar mencapai visi misi sekolah, target maupun program-program sekolah. (2.3/W/WKS/ ) Penerapan sistem manajemen mutu dengan standar ISO 9001:2008 terhadap peningkatan sekolah tentunya sering menemui kendala-kendala sehingga dapat menyebabkan kegagalan penerapan SMM ISO 9001:2008. Karena terkadang ada anggapan bahwa penerapan

7 ISO 9001:2008 kurang membangun budaya mutu sekolah. Maka pihak sekolah terlebih lagi kepala sekolah sebagai top manajemen harus mempunyai solusi dalam menangani hal tersebut. Hasil wawancara dengan kepala sekolah : Kendala-kendala yang sering muncul antara lain adanya anggapan bahwa menjalankan SMM ISO 9001:2008 tanpa membangun budaya mutu, sedikitnya waktu yang disediakan untuk mencapai target, menjalankan ISO 9001 dianggap hanya tugas dan tanggung jawab dari wakil manajemen mutu, sering tidak terciptanya iklim kerja yang kondusif untuk menarik partisipasi staf. Dalam menangani hal tersebut kepala sekolah harus selalu meninjau manajemen mutu dengan mengadakan rapat tinjauan manajemen, serta selalu mensosialisasikan dan membadani pentingnya ISO 9001:2008. (2.4/W/KS/ ) Wakil kepala sekolah juga menyatakan bahwa : Sering munculnya anggapan bahwa penerapan sistem manajemen mutu dengan standar ISO 9001:2008 tidak membangun budaya mutu. Hal ini bisa menjadi kendala dalam penerapan standar ISO di sekolah. Selain itu, waktu yang disediakan untuk mencapai target bisa dikatakan singkat karena hanya beberapa bulan sudah dituntut hasilnya, menjalankan ISO 9001 dianggap hanya tugas dan tanggung jawab dari wakil manajemen mutu, sering tidak terciptanya iklim kerja yang kondusif untuk menarik partisipasi staf. Dalam menangani hal tersebut kepala sekolah harus selalu meninjau manajemen mutu dengan mengadakan rapat tinjauan manajemen, serta selalu mensosialisasikan pentingnya penerapan standar ISO 9001:2008. (2.4/W/WKS/ ) 3. Dampak Sistem ISO 9001:2008 terhadap Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Penerapan standar ISO 9001:2008 tentunya akan membawa pengaruh terhadap peningkatan sistem manajemen mutu sekolah. Untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) serta penerapannya dalam dunia industri dan dunia usaha, sekolah seyogianya secara berkala mengadakan penilaian atas fasilitas sekolah yang meliputi sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia. bahwa : Terkait dengan dampak penerapan standar ISO 9001:2008 kepala sekolah mengatakan Pengaruh yang ditimbulkan antara lain adanya perhatian dari para pelaku-pelaku pendidikan baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional bahkan tingkat internasional. Kemudian adanya peningkatan terhadap saraana dan prasarana infrastruktur sekolah serta tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan pendidikan secara bertahap mulai memadai. Selain terhadap pengaruh yang saya katakan tadi, pihak sekolah juga berharap secara konsisten dapat menghasilkan lulusan yang bermutu, sehingga kepastian terhadap rencana masa depan anak didik akan lebih dekat dan pasti. (3.1/W/KS/ )

8 Senada dengan itu wakil kepala sekolah mengatakan: Banyak pengaruh positif karena implementasi SMM ISO 9001:2008 di sekolah misalnya pelaku-pelaku pendidikan akan memberikan perhatian terhadap proses peningkatan pendidikan di sekolah, pelayanan bisa lebih memadai terhadap kepuasan pelanggan serta adanya peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Harapan pihak sekolah, dengan penggunaan SMM ISO 9001:2008 ini, lulusan-lulusan yang dihasilkan benar-benar memenuhi kebutuhan pasar lapangan kerja serta mempunyai kualitas atau mutu yang baik. (3.1/W/WKS/ ) Hal yang sama di kemukakan oleh Guru: Penerapan standar ISO 9001:2008 di sekolah sangat berpengaruh terhadap image sekolah. Sarana dan prasarana sekolah makin memadai seiring bejalannya waktu. Adanya perhatian dari pihak luar juga sangat berpengaruh akan peningkatan manajemen mutu sekolah. Pihak sekolah juga berharap bahwa lulusan-lulusan yang akan dihasilkan oleh sekolah adalah benar-benar lulusan yang bermutu dan bisa memenuhi kebutuhan pasar lapangan kerja. (3.1/W/GR/ ) B. Temuan Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai data dan hasil wawancara yang telah di lakukan dari semua sumber informan tentang pengelolaan sekolah bertaraf internasional dengan standar ISO 9001:2008, temuan yang di lakukan pada bagian ini berdasarkan pada paparan data yang di peroleh di lapangan dan di rumuskan berdasarkan interpretasi data. Penyajian temuan tersebut bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian sebagaimana yang telah di kemukakan pada bab pendahuluan. Atas dasar fokus penelitian dan paparan data yang telah di sajikan sebelumnya akhirnya di hasilkan temuan-temuan sebagai berikut. 1. Penggunaan Standar ISO 9001 : 2008 sebagai Standar Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Pendidikan di SMK Gotong Royong Telaga a. Pentingnya Sistem Manajemen Mutu 1) Peningkatan sistem manajemen mutu sekolah mempunyai aturan yang jelas dalam beraktifitas. 2) Sistem manajemen harus terstruktur dan terdokumentasi.

9 3) Sekolah harus memiliki catatan dan rekaman sebagai acuan atau pedoman untuk tidakan perbaikan atau rencana sekolah selanjutnya. 4) Peningkatan sistem manajemen mutu sekolah tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin atau top manajemen sekolah. b. Standar ISO 9001:2008 1) Penggunaan standar ISO 9001:2008 di sekolah mempunyai tujuan untuk meningkatkan citra sekolah. 2) Selain untuk meningkatkan citra sekolah, tujuan penggunaan dari standar ISO 9001:2008 di sekolah adalah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan terhadap kepuasan pelanggan dan memfokuskan terhadap pencapaian target sekolah dan efektifitas sistem manajemen mutu. 3) Standar ISO 9001:2008 dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. 4) Sebagai salah satu media pemasaran terhadap lulusan-lulusan yang berkualitas. Gambar 4.1 Diagram konteks penggunaan standar ISO 9001:2008 sebagai standar peningkatan sistem manajemen mutu sekolah 2. Penerapan Standar ISO 9001:2008 dalam Bidang Manajemen Sekolah a. Pengelolaan Sekolah dengan standar ISO 9001:2008 1) Program yang perlu dikembangkan di SMK adalah melaksanakan seluruh kegiatan yang ada dalam sasaran mutu dengan memperhatikan visi, misi sekolah.

10 2) Program yang dilaksanakan sesuai dengan sasaran mutu yang dimuat/diemban dengan memperhatikan target atau presentasi harapan. 3) Sekolah harus melakukan beberapa tahap seperti pelatihan, menyiapkan dokumendokumen terkait dengan mutu sekolah, menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, diadakannya audit internal maupun audit eksternal, melakukan rapat tinjauan manajemen secara rutin, ikrar, memperoleh rekomendasi dari pihak auditor untuk bisa mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 4) Petunjuk teknis penerapan ISO 9001:2008 diperoleh dari badan sertifikasi yang dipilih sekolah. SMK Gotong Royong telaga menggunakan petunjuk teknis dari URS. b. Manajemen Sekolah yang Baik 1) Kepala sekolah sebgai top manajemen harus bisa melaksanakan serangkaian kegiatan manajemen yang diupayakan untuk kepentingan sekolah. 2) Mendayagunakan seluruh komponen pendidikan yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuan yang efisien. 3) Penggunaan standar diupayakan untuk mendukung mencapai tujuan manajemen sekolah baik visi, misi, tujuan tahunan maupun program-program sekolah. c. Kendala-kendala Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Sekolah 1) Sering adanya anggapan bahwa sekolah yang menjalankan SMM ISO 9001:2008 kurang membangun budaya mutu. 2) Singkatnya waktu yang tersedia untuk mencapai target. 3) Menjalankan ISO 9001:2008 dianggap hanya tugas dan tanggung jawab wakil manajemen mutu (WMM). 4) Tidak terciptanya iklim kerja yang kondusif untuk menarik partisipasi staf. 5) Untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul, kepala sekolah harus selalu mengadakan rapat tinjauan manajemen serta selalu mensosialisasikan pentingnya ISO 9001:2008.

11 Mekanisme pengelolaan sekolah dengan standar ISO 9001:2008 Penyusunan sasaran/target program sekolah Manajemen Sekolah Membangun budaya mutu, mencapai target tepat waktu serta menciptakan iklim kerja yang kondusif. Lulusan-lulusan yang bermutu dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja Gambar 4.2 Diagram konteks penerapan standar ISO 9001:2008 dalam bidang manajemen sekolah 3. Dampak Sistem ISO 9001:2008 terhadap Peningkatan Sistem Manajemen Mutu 1) Adanya perhatian dari pelaku-pelaku pendidikan. 2) Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur sekolah. 3) Tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan pendidikan secara bertahap mulai memadai. 4) Secara konsisten dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Perhatian para pelaku pendidikan Dampak Sistem ISO 9001:2008 Sarana & Prasarana Infrastruktur sekolah semakin memadai Kepuasan pelanggan meningkat Rencana masa depan anak didik akan lebih dekat & pasti Gambar 4.3 Diagram konteks dampak sistem ISO 9001:2008 terhadap peningkatan sistem manajemen mutu

12 C. Pembahasan 1. Penggunaan Standar ISO 9001:2008 sebagai Standar Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Sekolah a. Sistem Manajemen Mutu Pendidikan Mutu lebih menekankan pada kebahagiaan & kegembiraan pelanggan & bukan sekedar kepuasan pelanggan. Ia menekankan pada keterlibatan seluruf staf dan tidak bersifat hirarki. Ia lebih menekankan pada perbaikan mutu secara terus menerus dan bukan lompatan mutu secara temporal. Ia adalah tentang hidup, cinta, hasrat, perjuangan, pemeliharaan, tangis, dan tawa. Ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu : kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-input analisis yang tidak consisten; 2) penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik; 3) peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan adanya era otonomi daerah yang sedang berjalan maka kebijakan strategis yang diambil Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengembangkan SDM adalah : (1) Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school based management) dimana sekolah diberikan kewenangan untuk merencanakan sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan; (2) Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community based education) di mana terjadi interaksi yang positif antara sekolah dengan masyarakat, sekolah sebagai community learning center; dan (3) Dengan menggunakan paradigma belajar atau learning paradigm yang akan menjadikan pelajar-pelajar atau learner menjadi manusia yang diberdayakan. Untuk merealisasikan kebijakan diatas maka sekolah perlu melakukan manajemen peningkatan mutu. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau yang biasa disebut dengan Total

13 Quality Manajemen (TQM) ini merupakan suatu model yang dikembangkan di dunia pendidikan. b. ISO 9001:2008 ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang awam mengira ISO berasal dari International Standard of Organization, sama sekali bukan. ISO 9001 merupakan standard international yang mengatur tentang sistem management Mutu (Quality Management System), oleh karena itu seringkali disebut sebagai ISO 9001, QMS adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah system manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan pengelolaan system manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Versi 2008 ini adalah versi terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 lalu. Sistem ISO 9001:2008 fokus pada effectifitas proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana dalam setiap process senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi. Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah Delapan prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja system agar proses yang berlangsung sesuai dengan focus utama yaitu effectivitas continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah : 1. Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi system semata-mata untuk memuaskan customer. 2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader

14 dalam mengawal implementasi System bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan commitment yang sama dan gerak yang synergy pada setiap elemen organisasi. 3) Keterlibatan semua orang : Semua element dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi system management mutu sesuai fungsi kerjanya masingmasing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berqualitas, pada fungsinya sebagai office boy. 4) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi system selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan. 5) Pendekatan System ke Management : Implementasi system mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah. 6) Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001: ) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan dalam implementasi system selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya system ISO 9001: ) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier bukanlah Pembantu, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan. 2. Penerapan Standar ISO 9001:2008 dalam Bidang Manajemen Sekolah a. Implementasi Standar ISO 9001:2008 di Sekolah Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 adalah menyusun dan menerapkan

15 berbagai aturan proses-proses dan sumber daya yang diperlukan untuk menjamin dihasilkan produk dan pelayanan bermutu. Penerapan sistem manajemen mutuiso-9001 membutuhkan komitmen, kemauan dari pihak manajemen. Komitmen ini adalah syarat utama dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO-9001 karena penerapan menyangkut 'banyak pengaturan' dan pengaturan tak akan efektif bila pihak manajemen sendiri tidak menghendakinya. Disamping itu, penerapan sistem manajemen mutu ISO-9001 juga membutuhkan penyediaan sumber daya dan hanya pihak manajemen yang bisa memutuskan untuk menyediakannya. Uraian dibawah ini menganggap bahwa manajemen di organisasi anda sudah mempunyai komitmen untuk menerapkan sistem manajemen mutu, dengan demikian juga sudah berkomitmen untuk memberikan produk dan pelayanan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan dapat memuaskan pelanggan. 1. Membentuk team Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 berarti mengatur berbagai proses yang dapat mempengaruhi mutu, baik langsung maupun tidak langsung. Proses yang dimaksud bukan hanya proses produksi atau proses pelayanan jasa, tetapi juga proses-proses pendukung dan proses-proses yang harus dilakukan oleh pihak manajemen. Proses yang dimaksud tersebar diseluruh bagian organisasi dan harus saling terkait secara harmonis untuk mencapai tujuan akhir: terciptanya produk yang bermutu. Itulah makanya penerapan sistem manajemen mutu ISO-9001 memerlukan sebuah team yang terdiri dari wakil-wakil setiap fungsi yang ada dalam organisasi. Team ini harus bekerjasama dan saling memberi masukan dalam pengaturan setiap proses yang mempengaruhi mutu. 2. Membangun Pemahaman Tentang Sistem Manajemen Mutu Untuk menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001, team yang telah dibentuk harus memahami dengan baik: a) konsep dasar sistem manajemen mutu dan persyaratan-

16 persyaratan yang terkandung dalam ISO b) analisa proses. Analisa proses penting karena penerapan ISO-9001 pada hakekatnya adalah pengaturan dari berbagai proses. Pengaturan proses dapat dilakukan bila team mempunyai kemampuan bagaimana mengidentifikasi elemen-elemen penting dari proses, mendefinisikan tujuan proses, persyaratan-persyaratan input-output proses dan mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan proses. c) dokumentasi: Manual, prosedur dan bentuk dokumen lain diperlukan sebagai bentuk tertulis dari berbagai pengaturan proses. Team perlu memahami bagaimana membuat dokumentasi yang mudah dipahami sekaligus efektif sebagai panduan untuk melakukan proses bagi setiap pihak yang memerlukan (bukan hanya anggota team). d) Sebagai tambahan, akan lebih baik bila team juga memahami paling tidak dasar-dasar dari manajemen perubahan. Penerapan ISO-9001 biasanya membutuhkan banyak perubahan dalam aktifitas yang dilakukan oleh karyawan organisasi. Perubahan selalu lebih mudah untuk dirancang daripada diterapkan. Team, yang juga berjungsi menjadi agen perubahan, perlu memahami beberapa aspek penting untuk membuat perubahan diterapkan dengan lancar dan efektif. 3. Membuat kebijakan mutu Pentingnya komitmen dari pihak manajemen dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO-9001 sudah dijelaskan pada paragraph pertama tulisan ini. Kebijakan mutu adalah manifestasi dari komitmen tersebut dalam bentuk tertulis. Kebijakan mutu harus mengandung paling tidak komitmen untuk memenuhi pesyaratan produk dan komitmen untuk secara berkelanjutan meningkatkan kinerja mutu. Kebijakan mutu tidak hanya dibuat, tapi juga disebarkan ke seluruh lapisan organisasi. Pihak manajemen juga bertanggung jawab untuk memberikan keteladanan bagi semua karyawan. Tak akan ada gunanya kebijakan mutu yang tertulis dengan indah dan berbingkai mahal bila pihak manajemen menampakkan sikap yang menyepelekan mutu dan kepentingan

17 pelanggan. 4. Pemetaan Proses Inti dan Pendukung Pemetaan proses bertujuan untuk mengetahui proses-proses apa saja yang dilakukan organisasi anda dan bagaimana hubungan serta interaksi antar proses tersebut. Pemateaan proses selalu m,enjadi salah satu aktifitas awal dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO Salah satu metode yang sangat berguna dalam pemetaan proses adalah SIPOC, kependekan dari Supplier, Input, Proses, Output, Customer. Metode ini memetakan proses dengan cara mengikuti alur dari input awal yang diterima organisasi sampai dikeluarkan output akhir yang dihasilkan oleh organisasi dan diterima pelanggan. Metoda ini sangat efektif dalam mengidentifikasi proses apa saja yang dilakukan organisasi sekaligus inputoutput yang meghubungkan berbagai proses. Pemetaan proses sebaiknya dilakukan bersamasama oleh team yang terdiri dari wakil setiap fungsi yang ada dalam organisasi. 5. Analisa Proses Inti dan Pendukung Setelah setiap proses teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menganalisa proses. Pada tahap ini, setiap proses di kaji secara mendalam untuk menentukan perbaikan proses yang diperlukan agar proses dapat dilakukan lebih efektif, lebih effisien sekaligus memenuhi persyaratan ISO-9001 terkait. Analisa Proses sebaiknya dilakukan bersama oleh: a) supplier proses: pihak yang memberikan material ataupun informasi yang akan diolah oleh proses, b) pelaku proses: pihak yang melakukan proses, c) customer proses: pihak yang menerima output atau hasil dari proses. 6. Penetapan Sasaran Mutu Penetapan sasaran mutu sangat erat kaitannya dengan perbaikan-perbaikan proses yang

18 ingin dilakukan. ISO-9001 mensyaratkan agar sasaran mutu bersifat terukur. Artinya harus ada angka sasaran yang jelas sehingga dapat diketahui nantinya apakah sasaran sudah tercapai atau belum. ISO-9001 juga mensyaratkan agar sasaran mutu dibuat pada semua fungsi dan tingkatan organisasi yang relevan. Mudahnya, buat saja sasaran mutu pada semua departemen. Bila departemen dibagi lagi dalam beberapa bagian, buat juga sasaran untuk setiap bagian. Ada baiknya dibuat juga sasaran mutu berskala organisasi, yang menjadi acuan untuk setiap departemen dan bagain dalam membuat sasaran masing-masing. 7. Penyusunan Prosedur Pengendalian Dokumen Prosedur ini perlu dibuat sebelum anda menerbitkan berbagai prosedur lain. Prosedur ini adalah 'prosedur untuk mengatur prosedur': bagaimana penyetujuan prosedur harus dilakukan, bagaimana pendistribusiannya, bagaiamana bila nanti diperlukan revisi, bagaimana menarik prosedur yang sudah tidak berlaku'. Prosedur ini juga mengatur dokumen lain yang bukan prosedur seperti drawing, standar-standar, manual dan berbagai dokumen lain yang diperlukan bagi sistem manajemen mutu di sekolah. 8. Penyusunan Prosedur Pengendalian Catatan Pada umumnya setiap proses akan menghasilkan berbagai bentuk 'catatan' atau 'record'. Proses produksi menghasilkan laporan produksi, proses inspeksi menghasilkan laporan inspeksi, proses pembelian menghasilkan salinan purchase order dan sebagainya. Catatancatatan tersebut harus dikendalikan agar terpelihara dengan baik dan mudah diakses pada saat diperlukan. Itulah tujuan dari prosedur pengendalian catatan. Pengendalian yang dimaksud mencakup penyimpanan, pengarsipan agar mudah ditemukan dan pembuangan catatancatatan lama yang sudah tidak diperlukan.

19 9. Penyusunan Aturan Untuk Proses Inti dan Pendukung Sistem Manajemen Mutu Tahap ini terkait langsung dengan tahap 4 dan tahap 5. Setelah proses teridentifkasi pada tahap 4, kini saatnya membuat aturan untuk setiap proses dengan mempertimbangkan kebutuhan perbaikan yang diperoleh sebagai hasil analisa pada tahap 5. Aturan dapat berupa prosedur, instruksi kerja, standar atau bentuk dokumentasi lain. Tahapan ini bisa dikatakan sebagai inti dari penerapan sistem manajemen mutu. 10. Penyusunan prosedur lain yang dibutuhkan sistem manajemen mutu Disamping prosedur-prosedur untuk proses inti dan pendukung, beberapa prosedur lain juga dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu anda, sekaligus untuk memenuhi persyaratan ISO Prosedur tersebut meliputi : a) prosedur tindakan koreksi dan pencegahan, b) prosedur audit mutu internal, c) prosedur tinjauan manajemen (tidak wajib dalam bentuk prosedur tertulis). 11. Penerapan Aturan Proses Prosedur-prosedur baru biasanya membuat karyawan harus merubah cara kerja yang telah bertahun-tahun mereka lakukan. Dan perubahan selalu tidak mudah. Untuk membuat karyawan merubah cara kerja, atau melakukan suatu yang baru, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menanamkan kesadaran pada karyawan terkait tentang pentingnya perubahan dan menerapkan prosedur. Mereka harus tahu dengan sejelas mungkin mengapa perubahan harus dilakukan, apa manfaat dari perubahan dan apa konsekwensi dari tidak melakukan perubahan. Ada baiknya tidak menerapkan beberapa prosedur baru sekaligus. Mulai dari satu prosedur, lakukan pengembangan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya prosedur, pantau penerapan. Bila sudah terdapat bukti prosedur dapat diterapkan dengan baik, perkenalkan lagi karyawan dengan prosedur yang berikutnya. 12. Audit Mutu Internal

20 Setelah semua prosedur diterapkan, tiba waktunya untuk memikirkan tentang audit mutu internal. Audit mutu internal adalah bentuk dari pemantauan secara berkala untuk mengetahui efektifitas dari penerapan prosedur. Sebelum itu, para auditor internal yang dipilih harus dibekali terlebih dahulu dengan pelatihan teknik audit. Pelatihan ini bertujuan untuk membangun kemampuan auditor internal dalam mencari bukti-bukti objektif apakah suatu prosedur telah diterapkan dengan efektif. Untuk sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001, paling tidak organisasi telah melakukan satu siklus audit mutu internal sebelum dapat disertifikasi. 13. Tinjauan Manajemen Untuk dapat diaudit oleh badan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001, organisasi juga perlu melakukan minimal satu siklus audit mutu internal dan tinjauan manajemen. Tinjauan manajemen bertujuan agar pihak manajemen mempunyai informasi yang cukup tentang penerapan sistem manajemen mutu di sekolah, lengkap dengan masalahmasalah yang ada di dalamnya. Dengan begitu, pihak manajemen diharapkan dapat terus mendukung dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Tinjauan manajemen lazimnya dilakukan dalam bentuk rapat tinajaun manajemen. Dalam rapat ini setiap fungsi melaporkan perkembangan dari penerapan ISO-9001 di fungsinya masing-masing. 14. Memilih Badan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 Sama seperti jenis organisasi lain, ada badan sertifikasi dengan mutu pelayanan yang memuaskan, ada juga yang kurang memuaskan. Mutu pelayanan dimaksud mencakup responsiveness, kecepatan tanggap dalam memenuhi kebutuhan anda, kemudahan untuk dihubungi, penjadwalan audit, pengalokasian auditor, mutu auditor dan beberapa lagi yang lain. Beberapa badan sertifikasi menawarkan pelayanan tambahan seperti pemberian

21 semacam pelatihan gratis secara berkala atau sekedar 'gathering' untuk mengupdate perkembangan terkait standar sistem manajemen mutu dan lainnya. Salah satu yang bisa anda lakukan untuk mengetahui mutu pelayanan badan sertifikasi adalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang mempunyai pengalaman langsung dengan badan sertifikasi tertentu. Tanyakan pada mereka bagaimana kinerja badan sertifikasi yang akan anda pilih. 15. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Audit sertifikasi sebetulnya sama saja dengan audit internal. Bedanya, audit sertifikasi dilakukan oleh auditor dari badan sertifikasi. Bila mereka menganggap sudah memenuhi seluruh persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO-9001, maka sekolah akan mendapat sertifikat ISO Bila belum, mereka akan meminta anda untuk melakukan perbaikan terlebih dahulu. b. Manajemen Sekolah Manajemen sekolah adalah metode yang digunakan oleh top manajemen (kepala sekolah) dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu untuk mencapai tujuan sekolah. Manajemen sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan. Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) input siswa (kesiswaan), 2) kurikulum, 3) tenaga kependidikan, 4) sarana-prasarana, 5) dana,

22 6) lingkungan (hubungan sekolah dengan masyarakat), dan 7) kegiatan belajar-mengajar. Komponen-komponen tersebut merupakan sub-sistem dalam sistem pendidikan (sistem pembelajaran). Bila terdapat perubahan pada salah satu sub-sistem (komponen), maka menuntut perubahan/ penyesuaian komponen lainnya. Dalam hal ini, bila dalam suatu kelas terdapat perubahan pada input siswa, yakni tidak hanya menampung anak normal tetapi juga anak luar biasa, maka menuntut penyesuaian (modifikasi) pengelolaan kesiswaan, kurikulum (program pengajaran), tenaga kependidikan, sarana prasarana, dana, lingkungan, serta kegiatan belajar-mengajar. Segala proses pendayagunaan semua komponen, baik komponen manusia maupun non manusia, yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien. Tujuan manajemen sekolah pada umumnya untuk membantu pencapaian visi, misi, tujuan tahunan dan program-program sekolah. 3. Dampak Sistem ISO 9001:2008 terhadap Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Penerapan sistem manajemen mutu dengan standar ISO 9001:2008 sering membawa dampak yang sangat positif untuk peningkatan sekolah. Para pelaku pendidikan sering member perhatian kepada sekolah-sekolah yang sudah berstandar ISO 9001:2008. Tidak hanya yang di tingkat daerah, tetapi juga tingkat nasional bahkan sampai ke tingkat internasional. Pengelolaan infrastruktur sekolah baik sarana dan prasarana lebih memadai dan meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan pendidikan secara bertahap mulai memadai. Dampak-dampak tersebut juga diharapkan secara konsisten dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu sehingga kepastian terhadap rencana masa depan anak didik akan lebih dekat dan pasti.

23 Gambar 4.4 Diagram Penerapan Standar ISO 9001 : 2008 di SMK Gotong Royong

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi 1 B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kian lama kian disadari. Merujuk kepada UUD 1945 hasil amandemen, seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, termasuk satuan pendidikan menengah kejuruan yang bertujuan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU 1 PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 JUDUL MODUL SISTEM MANAJEMEN MUTU 2 NO KODE JUDUL MODUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja 2. DCE 02a Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja DCE 02b

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagaimana disebutkan dalam Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar Nasional Dan Internasional Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Prinsip Mutu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Prinsip Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Prinsip Mutu Fokus utama sebuah organinsasi adalah memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, hal tersebut dapat diwujudkan dengan pemberian jaminan mutu pada produk

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 Hendang Setyo Rukmi Ambar Harsono Boga Kascaryanjati Teknik Industri Institut Teknologi Nasional hendang@itenas.ac.id

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab V, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI POKOK BAHASAN 1. Perlunya PT Melaksanakan Manajemen Kualitas 2. Pemahaman dan Landasan PMPT 3. Bentuk Dasar PMPT 4. Perkembangan Penerapan Konsep PMPT 5. Tuntutan

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev Apa Tujuan ISO Material Alat Resource SDM Metode Input Proses Output 3 C Procedure IK Control Monev 3.C Adalah : 1. Comply to requirement (customer & regulation) 2. Consistency of product/service 3. Continual

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI Budiman Kusumah Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract: To achieve and organize the organization need guidance and evaluation which

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat perkembangan dan kemajuannya. Hal tersebut menuntut sumber daya manusia di suatu negara berkompetisi

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN. Kode Klausul Terlaksana Tidak

LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN. Kode Klausul Terlaksana Tidak L-1 LAMPIRAN L-1 OBSERVASI LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN NAMA PERUSAHAAN ALAMAT BIDANG USAHA : PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN : PENGELOLA AIR BERSIH Kode Klausul

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian MASALAH Bagaimanakah Evaluasi Pelaksanaan Sistem Mutu ISO 9001: 2008 pada SMK Negeri 2 Salatiga? PERTANYAAN PENELITIAN a. Perencanaan penyiapan program/ prosedur SMK Negeri 2 Salatiga sampai memperoleh

Lebih terperinci

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi memiliki tiga ciri utama, yaitu: kebebasan, keterbukaan, dan integrasi global (Budiono, 2008:1). Kebebasan merupakan ciri di mana suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Dosen pasal 34 ayat 1 mengamanatkan bahwa, pemerintah daerah wajib

BAB I PENDAHULUAN. dan Dosen pasal 34 ayat 1 mengamanatkan bahwa, pemerintah daerah wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 34 ayat 1 mengamanatkan bahwa, pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai GUGUS JAMINAN MUTU FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Gugus Jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman yang semakin menuntut kualitas sumber daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan 112 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1. Kebijakan Manajemen Sekolah Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan dengan menata ulang aktifitasnya sesuai dengan persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Bab ini akan memberikan gambaran ikhtisar berbagai pendapat yang berkaitan dengan evaluasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Fokus pembahasannya mencakup Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

Diklat Pendamping Akreditasi FKTP MATERI INTI 6 TEKNIK AUDIT INTERNAL

Diklat Pendamping Akreditasi FKTP MATERI INTI 6 TEKNIK AUDIT INTERNAL MATERI INTI 6 TEKNIK AUDIT INTERNAL I. Deskripsi Singkat Seiring dengan kemajuan iptek dan tuntutan pelayanan masyarakat, dari waktu waktu ke waktu dituntut upaya peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai setiap kompetensi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2011 Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Jurusan Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 35 RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Purnomo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak Analisis Sistem Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Farida Pulansari Teknik Industri FTI-UP Veteran Jawa Timur Abstrak Sertifikasi ISO 9000 mutlak

Lebih terperinci

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Revisi Tanggal Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi UB Agustus 2013 MP-UJM-P-FIA-UB

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Revisi Tanggal Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi UB Agustus 2013 MP-UJM-P-FIA-UB MANUAL PROSEDUR PENANGANAN PRODUK JASA TIDAK SESUAI PROGRAM STUDI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP-UJM-P-FIA-UB 00303 09000 3 Tanggal : 19 Agustus

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Organisasi Quality Management Center (QMC) merupakan salah satu organisasi internal yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab

Lebih terperinci

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk memenuhi kelancaran terselenggaranya setiap kegiatan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk memenuhi kelancaran terselenggaranya setiap kegiatan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur Untuk memenuhi kelancaran terselenggaranya setiap kegiatan perusahaan yang berbasis pada sistem manajemen mutu, maka perusahaan telah menyediakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan tahap akhir dalam penulisan karya ilmiah. Dalam bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dan beberapa rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL PROGRAM STUDI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL PROGRAM STUDI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL PROGRAM STUDI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP-UJM-P-FIA-UB 00303 09000 2 Tanggal : 19 Agustus 2013 Dikaji ulang

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Audit Operasinal 2.1.1 Pengertian Audit Operasional Audit operasional merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan untuk menilai efisiensi dan

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang

Lebih terperinci

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN Outline Bahasan Pendahuluan Akreditasi RS & ISO 9000 Penerapan Continual Improvement Penutup PENDAHULUAN Bagian 1

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi minyak dan gas bumi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin meningkat dan selama belum

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Hanevi Djasri, dr, MARS Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PMPK) FK-UGM www.mutupelayanankesehatan.net Pengertian sistem Suatu rangkaian fungsi Suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini berjudul Studi Komparatif Mutu Layanan Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan antara mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat berkaitan erat dengan kejelian dan ketepatan dalam mengidentifikasi, memformulasi, mengemas,

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system Integrated Management System Berbagai Standar Sistem Manajemen ISO a.l: ISO 9001:2008 Manajemen Mutu, ISO 14001:2004 Manajemen Lingkungan, OHSAS

Lebih terperinci

Manual Prosedur Audit Internal

Manual Prosedur Audit Internal Manual Prosedur Audit Internal Unit Jaminan Mutu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2013 Manual Prosedur Audit Internal Unit Jaminan Mutu Jurusan

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN Disusun oleh: Management Representative, Disetujui oleh: Dekan, Dr. H. Andoyo Sastromiharjo,M.Pd. Prof. Dr. Didi Sukyadi,M.A. 5.1 KOMITMEN Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) STRATEGI DAN TAHAPAN PENERAPAN SMKP

Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) STRATEGI DAN TAHAPAN PENERAPAN SMKP Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) STRATEGI DAN TAHAPAN PENERAPAN SMKP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Strategi & Tahapan Penerapan Phase 1 Phase 2 Phase

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 000xx 05004

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA PANDUAN PELAKSANAAN KERJA ii LEMBAR PENGESAHAN PANDUAN PELAKSANAAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : PPK/UMNAw/LPM/05/01-01 Revisi : 01 Tanggal : 10

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci