Bab. IX. Media Pengaduan: Laporan/Temuan BPKP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab. IX. Media Pengaduan: Laporan/Temuan BPKP"

Transkripsi

1 PEDOMAN TEKNIS INI TIDAK BERDIRI SENDIRI TETAPI SALING TERKAIT DENGAN PEDOMAN TEKNIS PPM LAINNYA. (PEDOMAN TEKNIS PPM BAGIAN A dan BAGIAN B) Ba IX. Media Pengaduan: Laporan/Temuan BPKP 9.1. Pengertian Laporan/Temuan BPKP adalah salah satu media pengaduan yang digunakan untuk menyampaian pengaduan berdasarkan hasil laporan/temuan audit BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) terhadap pelaksanaan kegiatan di PNPM Mandiri Perkotaan Maksud dan Tujuan Maksud Pedoman Teknis Pengelolaan Pengaduan Masyarakat yang berkaitan dengan laporan/temuan BPKP dimaksudkan sebagai panduan atau acuan dalam mengelola dan menangani pengaduan yang berhubungan dengan laporan/temuan hasil audit BPKP bagi pelakupelaku yang terlibat dalam pelaksanaan fasilitasi penanganan kegiatan agar dapat menjaga keberlangsungan dan mutu program Tujuan Pedoman teknis pengelolaan pengaduan laporan/temuan BPKP ini bertujuan : Memfasilitasi masyarakat dan pihak dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pelaksanaan program khususnya hasil laporan/temuan audit BPKP. Memberikan alternatif solusi melalui musyawarah dan mufakat terhadap masalah yang dihadapi masyarakat khususnya yang berkaitan dengan hasil laporan/temuan audit BPKP. Agar dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan, sasaran dan prinsipprinsip yang telah ditetapkan. Agar penanganan pengaduan sesuai dengan Pedoman yang telah ditetapkan. Sebagai acuan bersama proses koordinasi antara pemerintah pusat, wilayah, dan daerah dengan konsultan pendamping di semua tingkatan seb agai pihak yang diaudit (auditee). Memastikan semua temuan BPKP dimasukkan dalam SIM PPM tepat waktu, selambatlambatnya 4 (empat) hari setelah pembahasan hasil pemeriksaan (exit meeting). Menjamin proses tindak lanjut dilakukan sesegera mungkin dengan pendampingan yang optimal di semua tingkatan temuan audit BPKP Sebagai dasar proses pelaporan hasil tindak lanjut temuan BPKP kepada kantor BPKP Perwakilan BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 52

2 Sebagai alat monitoring dan pengendalian proses penyelesaian temuan sesuai dengan rekomendasi pemeriks 9.3. Tahapan Penanganan Pengaduan Pada Temuan/Laporan BPKP Tahap Pencatatan MEKANISME PENCATATAN TEMUAN/LAPORAN AUDIT BPKP TAHUN 2011 Penginputan dilakukan sesuai lokasi kejadian Di Provinsi Di Kabupaten/Kota Data Temuan BPKP (Sumber: dari Pusatl) Di kirim ke masingmasing KMW Provinsi Oleh KMW Data temuan BPKP di input ke SIM PPM KMW utk mendapatkan No. Register Oleh Data temuan BPKP di input ke SIM PPM utk mendapatkan No. Register USK PPM Pusat: Konsolidasi Data SIM PPM dari KMWKMW Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya Hasil: dapat dilihat di situs: Data Temuan BPKP (Sumber: dari Daerah) Tindak lanjut penanganan (di KMP) berupa : Monitoring dari USK yang bersangkutan untuk permasalahan yang berkaitan dengan keuangan, pelatihan, infrastruktur dan lainny USK yang bersangkutan meminta pihak KMW untuk fasilitasi penanganan. Dan pihak KMW akan melakukan fasilitasi penyelesaian permasalahan. Hasil/progres penanganan di input dalam SIM PPM di KMW/KabKot (sesuai lokasi Penjelasan kejadian) Mekanisme 1. Data temuan BPKP bersumber dari dokumen hasil Pencatatan: Hasil/progres penanganan setelah temuan/laporan di input dikirim ke audit KMP (PPM) BPKPpaling lambat tanggal 5 bulan berikutny 2. Bila data/dokumen temuan BPKP di peroleh dari Pusat maka di kirim ke masingmasing KMW Provinsi untuk di BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 53

3 Langkah Satu : Penerimaan/Pencatatan Langkah Dua : Identifikasi awal input pada SIM PPM yang bersangkutan. Bila data/dokumen di peroleh dari Daerah maka di input pada SIM PPM sesuai dengan lokasi kejadian (Provinsi atau KabKota). PPM Pusat menerima hasil konsolidasi SIM KMW Provinsi paling lambat diterima pada tanggal 5 bulan berikutny PPM Pusat menayangkan hasil temuan BPKP dari SIM KMW Provinsi pada website PNPM Mandiri Perkotaan (harus mendapat persetujuan pihak proyek) Tindak lanjut hasil temuan BPKP di monitoring oleh USK bersangkutan untuk mendapatkan perhatian. Sedangkan fasilitasi tindak lanjut dilakukan oleh KMW Provinsi untuk penanganan masalahny Pengaduan dapat disampaikan melalui berbagai media penyampaian/penerimaan, seperti: laporan/temuan BPKP. Pelaku (konsultan) melakukan penginputan di SIM PPM di tingkat KMW/KabKota (sesuai lokasi kejadian) yang berisi antara lain; Nama penerima, Tanggal pengaduan, Sumber pengaduan [KMP (Nasional), KMW (Provinsi), (KabKota), Kelurahan (LKM)], Media pengaduan, Nama pengadu/pelapor, Jenis kelamin, Status pelapor, Alamat pengadu [diisi Nomor Pinjaman (contoh: IDA Cr. No. 3210IND) dan Nomor LHA/LHP/LAI (contoh: LAP 238/PW22/2/2008), Kode pos, Telepon, dan . Melakukan i dentifikasi dan pengelompokan/klasifikasi (ruang lingkup masalah, bidang kegiatan, kategori masalah, derajat masalah) berdasarkan data pengaduan yang masuk untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya, yang berisi antara lain; Yang diadukan, Lokasi kejadian/masalah; Lokasi sasaran Lainnya (sebutkan) Penggolongan/Pengelompokan Pengaduan; Lingkup pengaduan Bidang Sub bidang Kategori masalah BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 54

4 Langkah Tiga : Pengumpulan fakta lapangan Derajat pengaduan Program/proyek Penyalahgunaan dana (Rp); Indikasi awal salahguna (Rp) Set Setelah dilakukan identifikasi awal, maka dilakukan uji silang untuk menguji kebenaran dari laporan/pengaduan tersebut, melalui proses verifikasi, konfirmasi, investigasi, dan klarifikasi yang dilakukan oleh pihakpihak di lapangan, dengan tujuan untuk mendapatkan kejelasan pokok permasalahan sebenarnya, yang berisi antara lain; Tanggal (sesuai tanggal kejadian) Nama (pelaku yang melakukan fasilitasi) Posisi (Jabatan pelaku yang melakukan fasilitasi) Ringkasan kegiatan (target perolehan data) Hasil perolehan informasi kegiatan Penyalahgunaan dana (Rp); Dana yang disalahgunakan Klarifikasi adalah proses untuk mencari kebenaran sebuah berita Uji silang adalah mencari info dari pihak lain (berlawanan) untuk memastikan kebenaran berita Investigasi adalah upaya melihat suatu keadaan/peristiwa secara lebih mendalam. Langkah Empat : Pelaksanaan analisis masalah Langkah Lima : Fasilitasi penanganan Dilakukan berdasarkan atas dasar data fakta dan hasil uji silang terhadap pengaduan/laporan masalah merupakan masukan untuk menganalisa permasalahan yang muncul sehingga meningkatkan akurasi penyusunan alternatif penanganan. Hasil analisa berupa rekomendasi penanganan masalah yang dimungkinkan, yang berisi antara lain; Uraian pokok masalah (berdasarkan fakta) Perkiraan dampak (bila tidak selesai terhadap Program P2KP/PNPM MP) Target penanganan (sampai dinyatakan selesai) Rekomendasi langkah penanganan Penyelesaian penanganan pengaduan/tindak turun tangan didasarkan atas rekomendasi dari hasil uji silang dan analisa yang dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kewenangan dari masingmasing wilayah atau penanganan pengaduan didistribusikan kepada pihakpihak yang berkompeten dalam pengelolaan pengaduan. Fasilitasi penanganan pengaduan antara lain dapat berupa: Tanggal (sesuai tanggal fasilitasi) Nama (pelaku yang melakukan fasilitasi) Posisi (Jabatan pelaku yang melakukan fasilitasi) Uraian kegiatan dan hasil fasilitasi BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 55

5 Langkah Enam : Hasil penyelesaian Dana yang disalahgunakan Dana yang dikembalikan Dana belum kembali Pengelolaan pengaduan dipantau agar hasil penanganan sesuai dengan harapan. Bila dalam perkembangannya ditemukan bahwa langkahlangkah yang telah diterapkan kurang efektif dan tidak menghasilkan kemajuan yang berarti, maka segera mencari alternatif solusi lain dalam mendorong percepatan penanganan masalah. Hasil akhir penyelesaian dalam melakukan penginputan di SIM PPM, antara laian: Status penyelesaian; Proses penyelesaian Selesai (tanggal) Jalur penyelesaian; Jalur hukum formal; Polisi Kejaksaan Nomor dokumen Uraian hasil akhir penyelesaian Umpan balik ke pengadu; Belum Sudah, (tanggal) Media pengaduan yang digunakan Alur informasi dan pelaporan merupakan rangkaian kegiatan proses pengolahan data PPM, yang dimulai dari pengumpulan data, perekaman serta pelaporan (diagram alur). Dalam BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 56

6 pelaksanaannya setiap unit dibawah ini akan melakukan kegiatan sbb : KORKOT : Mengumpulkan data penanganan pengaduan tingkat Kelurahan melalui fasilitator dan data penanganan pengaduan tingkat (derajat 1, 2 dan 3). Merekam data tsb kedalam database.ppm Melakukan analisis ppm Mengirimkan database ppm ke KMW secara periodik bulanan KMW KMP Merekam data penanganan pengaduan derajat 4 kedalam database. Menerima dan mengkonsolidasikan database ppm korkot Mengirimkan database hasil konsolidasi tsb ke KMP, secara periodik bulanan Melakukan analisis ppm Membuat laporan bulanan ppm dan mengirimkannya ke KMP. Merekam ke dalam database data penanganan pengaduan derajat 5. Menerima dan mengkonsolidasikan database KMW Melakukan analisis Membuat laporan ppm secara rutin bulanan Tahap Tindak Lanjut Temuan Audit BPKP di Tingkat Pelaksana Proyek Di Tingkat Instansi (Birokrasi) e. SNVT (Pusat/Wilayah), selaku pelaksana program yang mengauditkan diri kepada BPKP (Pusat/Perwakilan) SNVT (Pusat/Wilayah), memastikan semua bukti penyelesaian atau dokumen valid dan terkirim sampai di tingkat BPKP Perwakilan dan Pusat SNVT (Pusat/Wilayah), memastikan memperoleh Berita Aca ra dan cetakan keluaran SIM HP BPKP atas status tindak lanjut temuan audit BPKP sampai dengan status 03 atau TUNTAS BPKP (Pusat/Perwakilan), menjalankan tugasnya sesuai dengan term of reference sebagai auditor di tingkat pusat dan wilayah dengan lebih berdasarkan pada risiko yang ditimbulkan atau mungkin akan terjadi dan fokus pada pengendalian internal (isuisu yang sistemik). Obyek audit adalah laporan keuangan di semua tingkatan sampai dengan tingkat komunitas. Pelaksanaan audit dilakukan dengan memilih sejumlah sampel yang telah disepakati oleh pemerintah. Melakukan BPKP (Pusat/Perwakilan), memastikan menerbitkan Berita Acara dan cetakan keluaran SIM HP BPKP atas status tindak lanjut temuan audit BPKP sampai dengan status 03 atau TUNTAS dan sampai di SNVT (Pusat/Wilayah) Di Tingkat Konsultan Konsultan Manajemen Pusat (KMP) Memastikan semua temuan audit BPKP telah diketahui dan diterima laporannya oleh konsultan di tingkat provinsi dan kota/kabupaten, sebagaimana isi laporan audit BPKP di tingkat Pusat. BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 57

7 Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Koordinator Kota/Kabupaten Tim Fasilitator Kelurahan e. USK PPM m emastikan bahwa seluruh temuan BPKP telah diunggah/dimasukkan ke Aplikasi PPM dan ditayang di webside Memastikan semua hasil tindak lanjut temuan BPKP telah diunggah/dimasukkan ke Aplikasi PPM sebagai perekaman capaian progres dan penyelesaian dan ditayang di webside (penayangan temuan BPKP harus mendapatkan persetujuan dari proyek). Monitoring dari masingmasing USK yang bersangkutan untuk permasalahan berstatus proses yang berkaitan dengan keuangan, pelatihan, infrastruktur dan lainny USK yang bersangkutan meminta pihak KMW untuk fasilitasi penanganan. Dan pihak KMW diharapkan melakukan fasilitasi penyelesaian permasalahan. Memastikan semua temuan audit BPKP Perwakilan di tingkat Propinsi sampai dengan kelurahan telah diterima dan diunggah/dimasukkan ke dalam aplikasi SIM PPM, selambatlambatnya 4 (empat) hari setelah pembahasan hasil pemeriksaan (exit meeting). Memastikan proses pendampingan dilakukan sesegera mungkin dan diperoleh bukti hasil penyelesaian tindak lanjut atau dokumen vali Menjamin diperoleh copy Berita Acara dan cetakan keluaran SIM HP BPKP atas status tindak lanjut temuan audit BPKP sampai dengan status 03 atau TUNTAS. Memastikan progres/penyelesaian tindak lanjut temuan audit BPKP telah diunggah/dimasukkan ke Aplikasi SIM PPM. Memastikan semua temuan audit BPKP Perwakilan di tingkat Kota/Kabupaten sampai dengan kelurahan telah diterima dan diunggah/dimasukkan ke dalam aplikasi SIM PPM, selambatlambatnya 4 (empat) hari setelah setelah pembahasan hasil pemeriksaan (exit meeting). Memastikan proses pendampingan dilakukan sesegera mungkin dan diperoleh bukti hasil penyelesaian tindak lanjut atau dokumen valid, dan terkirim ke tingkat KMW/provinsi. Menjamin diperoleh copy Berita Acara atas status tindak lanjut temuan audit BPKP sampai dengan TUNTAS. Memastikan progres/penyelesaian tindak lanjut temuan audit BPKP telah diunggah/dimasukkan ke Aplikasi SIM PPM. Memastikan semua temuan audit BPKP Perwakilan di kelurahan telah diterima dan dipahami permasalahanny Memastikan proses pendampingan dilakukan sesegera mungkin sampai tuntas dan diperoleh bukti hasil penyelesaian tindak lanjut atau dokumen valid sesuai dengan rekomendasi temuan pemeriksaan, dan terkirim sampai ke tingkat KMW/Provinsi. Menjamin diperoleh copy Berita Acara atas status tindak lanjut temuan audit BPKP sampai dengan TUNTAS. Langkahlangkah Tindak Lanjut: BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 58

8 Tindak lanjut temuan BPKP pada dasarnya dapat dilaksanakan sesegera mungkin setelah pembahasan hasil pemeriksaan ( exit meeting ) di tingkat lapang selesai. Dengan kata lain, tindak lanjut tidak harus menunggu sampai laporan hasil audit diterbitkan. Semua sisa temuan pemeriksaan akan dimasukkan dalam sistem informasi manajemen hasil pemeriksaan (SIMHP) BPKP. Sisa temuan dalam SIMHP hanya akan diubah oleh pihak BPKP jika diperoleh dokumendokumen v alid hasil tindak lanjut auditee. BPKP secara periodik akan menerbitkan hasil cetak ( printout) per triwulanan untuk disampaikan ke auditee. Meskipun demikian, jika auditee membutuhkan printout SIMHP BPKP dapat melayangkan surat permohonan pada auditor setempat. Untuk temuan yang membutuhkan penyelesaian jangka panjang (berlarutlarut) dan sampai dengan atau masuk proses jalur hukum positif (litigasi), harus diselesaikan tersendiri. Dokumen pelaporan ke ranah hukum dan dokumen pendukung lainnya dilampirkan dalam laporan tindak lanjut sisa temuan ke BPKP/Perwakilan, minimal periode bulanan. Jika pada jangka waktu tertentu hingga masuk pada masa audit Tahun Anggaran berikutnya belum selesai, maka SNVT provinsi dan KMW mengupayakan untuk dapatnya diterbitkan laporan TPTD (Temuan Pemeriksaaan yang Tidak dapat Ditindaklanjuti) oleh BPKP/perwakilan. Terbitnya TPTD adalah hak penuh dari pihak BPKP/Perwakilan dan tidak ada pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan. Namun, dapat diupayakan dengan memberikan sejumlah dokumen valid (berdasarkan saran BPKP/Perwakilan) yang memungkinkan untuk digunakan sebagai dasar justifikasi diterbitkannya TPTD. Secara sistematis proses tindak lanjut temuan audit BPKP dapat dilakukan sebagaimana prosedur yang disajikan pada Lampiran Bag. C Bab 9 lamp 1. Prosedur Tindak Lanjut Temuan Audit BPKP. Penjelasan prosedur tindak lanjut dapat dilihat di Lampiran Bag. C Bab 9 lamp Tahap PelaporanTemuan Audit BPKP Terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya, fasilitator dan KMW juga memiliki tugas administratif berupa pelaporan progres penanganan masalah secara berjenjang. Alur pelaporan dapat dilihat pada tabel dibawah. Selama proses tindak lanjut dilakukan, tidak semua temuan dapat diselesaikan pada waktu bersamaan. Untuk mengetahui progres tindak lanjut dimaksud secara terus menerus dan sebagai bahan pelaporan pada pihak. Tabel pengendali disajikan pada Lampiran Bag. C Bab 9 lamp 3. TABEL KENDALITindak Lanjut Temuan Audit BPKP. Untuk menjamin adanya pengendalian yang berjenjang dan proses penyelesaian masalah tepat waktu, tabel pengendalian dikirim bersama rekap atau printout SIM HPBPKP ke Pusat secara rutin setiap bulan selambatlambatnya tiap tanggal 10 bulan berikutny Adapun tabel penyimpangan dana temuan BPKP pada lampiran Bag. C Bab 9 lamp4. Pengirim Penerima Tembusan Jenis Laporan Periode Laporan Ket Faskel PJOK Ke Implementasi pengaduan Mingguan dan Bulanan PPK Database aplikasi PPM KMW Mingguan dan Bulanan Kab/Kota (SIM PPM) KMW KMP (PPM) PNPM SNVT PBL Provinsi Database aplikasi PPM KMW (SIM PPM) Bulanan (tgl 5) Laporan khusus jika diminta BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 59

9 Mandiri Perkotaan Berupa Tabel penyimpangan dana temuan BPKP Bulanan (tgl 10) Peran Serta USK (di KMP), KMW dan dalam Temuan Audit BPKP Peran dan tugas Konsultan sebagai pelaku dalam penanganan masalah temuan Audit BPKP adalah memfasilitasi, membantu dan mendorong agar mempercepat penyelesaian masalah secara berjenjang, sebagai berikut: NO. KEGIATAN PELAKU PPM KMP KMW KORKOT TIM FASKEL 1. Penanggung jawab Team Leader Team Leader /Askot MK 2. Penerima pengaduan PPM Monev/Sub Tim Faskel 3. Analisis permasalahan 4. Strategi penanganan 5. Fasilitasi penyelesaian 6. Monitoring 7. Evaluasi pelaporan PPM TL, TL, TL, MK, PPM TL, Monev/Sub TL, Monev/Sub TL, Monev/Sub MK, Monev/Sub Monev/Sub PPM, Tim Fasilitator, Askot MK Senior, Tim Faskel, Faskel Ekonomi BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 60

10 8. Dokumentasi PPM Monev/Sub PPM Ba X. Pengaduan Berindikasi Penyimpangan Dana Pengertian Penyimpangan Dana adalah proses, cara, perbuatan menyimpang atau menyimpangkan, menyalahgunakan, penyelewengan terhadap uang yang disediakan untuk suatu keperluan. (sumber referensi: Kamus Besar Bahasa Indonesia) Penyimpangan dana ( berdasarkan USK infrastruktur ) adalah penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku program dengan sengaja menyalahgunakan dana untuk kepentingan bagi diri sendiri atau orang lain termasuk dengan sengaja mengurangi mutu dan volume yang telah ditentukan atau dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum. Penyimpangan dana (berdasarkan USK pelatihan/cb) adalah ketidaktaatan/kekeliruan atau kesalahan/ketidaktepatan pencairan, penggunaan dan pemanfaatan fixed cost. Penyimpangan dana ( berdasarkan USK manajemen keuangan) adalah 1) Kesalahan prosedur pemanfaatan, yang mengakibatkan penggunaann dana tidak sesuai alokasiny Berakibat kepada kerugian keuangan. 2) Penyalahgunaan dana yang dilakukan ketua KSM atas pengelolaan dan 3) Penyalahgunaan yang dilakukan oleh UPK. Penyimpangan dana ( berdasarkan USK kredit mikro ) adalah penyalahgunaan dana yang bersifat penyelewengan yakni ada unsur misuse d funds dan menimbulkan kerugian financial. Misalnya uang kas dipakai secara pribadi oleh UPK/BKM bahkan oleh faskel Maksud dantujuan Maksud Pedoman Teknis Pengelolaan Pengaduan Masyarakat yang berkaitan dengan penyimpangan dana dimaksudkan sebagai panduan atau acuan dalam mengelola dan menangani pengaduan yang berhubungan dengan penyimpangan dana bagi pelakupelaku yang terlibat dalam pelaksanaan fasilitasi penanganan kegiatan agar dapat menjaga keberlangsungan dan mutu program Tujuan Panduan pelaksanaan pengelolaan pengaduan penyimpangan dana ini bertujuan : 1. Sebagai acuan bersama dalam proses koordinasi antara pihak pemerintah, Konsultan (termasuk fasilitator) dan masyarakat dalam upaya menyelesaikan permasalahan Penyalahgunaan Dana, misalnya: KMW pengendali tingkat Provinsi dalam memberikan BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 61

11 bantuan teknis, untuk mendorong progress penyelesaian Penyalahgunaan Dan /Korkab, sebagai pe ngendali program tingkat kota, dalam mendorong terwujudnya pilihan masyarakat, yang paling efektif dan efisien, dalam rangka mewujudkan sekaligus menjaga pembelajaran Transparansi dan Akuntabilitas. PJOK/Kecamatan dalam mendorong penyelesaian masalah Penyalahgunaan Dan Tim Faskel /Kelurahan, sebagai ujung tombak dalam memfasilitasi penyelesaian Penyalahgunaan Dan 1. Sebagai alat monitoring dan pengendalian bersama proses penyelesaian penyalah gunaan dan Tahapan Penanganan Pengaduan Pada Penyimpangan Dana Tahap Pencatatan (lihat Ba 9.3.1) Tahap Tindak Lanjut Penyimpangan Dana di Tingkat Pelaksana Proyek Di Tingkat Instansi (Birokrasi) TKPKD dan Satker Kota/Kabupaten PJOK dan Kelurahan Di Tingkat Konsultan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Koordinator Kota/Kabupaten Berkoordinasi dengan pihak TKPKD dan Satker kota/kabupaten sebagai laporan tertulis dan informasi awal terhadap hasil temuan/pengaduan dengan membuat rekapitulasi data pengaduan penyalagunaan dana dalam bulan berjalan. Dokumentasi PPM diterima oleh PJOK dan Kelurahan sebagai bahan ko ordinasi dan ditembuskan ke Satker Kota/kabupaten dan Propinsi untuk segera menuntaskan permasalahan. Perlunya Sanksi kepada pelaku penyalahgunaan dana yang dilakukan oleh pihak pemerintah daerah setempat, biasanya sanksi dapat berbentuk sanksi administrasi. KMW membuat laporan proses penyelesaian masalah secara periodik ke KMP. KMW wajib memberikan dukungan teknis berupa arahan tertulis, yang merupakan bagian dari laporan periodik ke KMP. Pelaporan menggunakan Tabel di lampiran Bag. C Bab 10 lamp6. Korkab/ memulai menindaklanjuti informasi terjadinya Penyalahgunaan Dana dengan mengkordinasi langsung (tidak mengalih tugaskan kepada jajaran dibawahnya), dengan pihak TKPKD dan Satker kota/kabupaten sebagai laporan tertulis dan informasi awal terhadap hasil temuan/ pengaduan dengan membuat rekapitulasi data pengaduan penyalagunaan dana dalam bulan berjalan. dan asskot mengumpulkan dokumendokumen dengan penyalahgunaan dana yang dilaporkan dengan melakukan kajian dan analisis dokumen serta BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 62

12 e. f. mengkoordinasikannya dengan pihak PJOK sebagai laporan awal. Apabila hasil analisa menunjukan bahwa data awal adalah termasuk yang harus dikelola oleh PPM, maka data tersebut akan diteruskan kepada Tim Fasilitator setempat untuk menggali data, agar informasi pengaduan awal dapat lebih lengkap dan informatif. Sebaliknya bila data awal ditengarai bukan merupakan pengaduan yang tidak dengan permasalahan yang harus dikelola oleh PPM, maka Korkab / dapat menghentikan proses. Memo Internal dari Korkab / untuk Tim Faskel agar menindak lanjuti masalah, dan untuk melakukan pendalaman awal, harus diterbitkan, untuk mendukung pelaksanaan proses selanjutny Dokumen notulen dan hasil analisa Tim Korkab/ korkot dibahas di tingkat Satker kota/kabupaten progress penanganan dan penyelesaian masalahny Apabila masalah yang dimunculkan mengindikasikan keterlibatan pihak aparat, maka pihak Satker kota/kabupaten dapat mengkoordinasikan dengan instansi dan TKPKD Propinsi. Bila informasi menunjukan bahwa permasalahan telah selesai, maka korkot / korkab dapat menghentikan proses, sebaliknya apabila belum dapat diselesaikan maka data tersebut harus dapat didokumentasikan, untuk proses selanjutnya dan untuk dibahas lebih mendalam dengan pihak KMW Propinsi. Tim Fasilitator Kelurahan Tim Faskel melakukan pendalaman informasi, mencari bukti bukti, dapat berupa dokumen dari proses pembukuan, d an lain lain. Bila diperlukan dapat diwujudkan sebuah Berita Acara yang membuktikan bahwa data awal merupakan data yang patut dipercay Dokumen Notulen dari Ti m Faskel kemudi an dianalisa oleh jajaran Korkab/, untuk memastikan permasalahan, menentukan isi pengaduan dan kata kunci yang harus muncul di PPM. Tim Faskel diharapkan semakin kuat dan termotivasi dengan adanya dokumentasi data PPM, memo internal dari /korkab, dan surat dari kelurahan, dan dengan segera melakukan fasilitasi Rembuk Masyarakat, untuk mengambil keputusan atas jalur penyelesaian yang akan diambil dalam penyelesaian kasus ini. Hasil Rembuk Masyarakat harus didokumentasikan, diarsipkan, dokumen ini untuk memperkuat proses selanjutny Lampiran Bag. C Bab 10 lamp 5 prosedur penyelesaian penyalahgunaan dan Tabel penyimpangan dana pada lampiran Bag. C Bab 10 lamp Tahap Penyelesaian Penyimpangan Dana di Tingkat Masyarakat Penyelesaian penanganan pengaduan penyimpangan dana antara lain dapat berupa: Menyelenggarakan forum musyawarah kelurahan/desa (MK/D) atau musyawarah antar BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 63

13 e. f. g. kelurahan/desa (MAK/D) untuk membahas permasalahan dan mencari alternatif solusi bersama masyarakat. Hasil MK/D / MAK/D berupa rencana aksi dengan langkahlangkah yang harus ditindaklanjuti secara partisipatif. Klarifikasi dan investigasi lanjutan dengan pihak dapat dilakukan untuk melengkapi fakta/bukti pendukung tentang inti permasalahan. Memberi penjelasan kembali kepada pelapor, tentang inti masalah setelah dilakukan uji silang. Memberikan teguran dan atau sanksi kepada pelakupelaku yang dinilai bersalah. Menerangkan kembali tentang prosedur yang seharusnya dilakukan dan memfasilitasi ulang proses yang tidak sesuai ketentuan. Jika ada unsur yang terindikasi tindak pidana dapat difasilitasi penanganannya melalui prosedur hukum berdasarkan kesepakatan masyarakat dalam forum MK/D / MAK/D. Membangun jaringan dengan Kepolisian/Kejaksaan/Pengadilan/Aparat /DPRD/LSM/lembaga yang bergerak di bidang advokasi/media massa dalam rangka upaya mendorong percepatan penanganan dan penyelesaian masalah. Musyawarah yang dilakukan khusus untuk penanganan masalah Musyawarah ini diadakan setelah proses penyelesaian penanganan masalah/tindak turun tangan telah dilakukan dan sesuai dengan prinsip dan prosedur penanganan masalah. Keputusan dari musyawarah ini adalah: Masalah dinyatakan selesai. Masyarakat menyatakan selesai dalam musyawarah khusus penanganan masalah dan pernyataan tersebut dituangkan dalam berita acara tertulis ataukah Masalah dinyatakan belum selesai dengan rekomendasi; 1) dilakukan proses penanganan ulang; 2) alternatif solusi yang lain; 3) Penanganan masalah diproses melalui jalur hukum formal. Hasil musyawarah harus dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah Khusus Penanganan Masalah. Hasil musyawarah disosialisasikan kepada masyarakat melalui papan informasi/media lain dan kegiatan masyarakat baik formal maupun informal Tahap Pelaporan Penyimpangan Dana (lihat Ba 9.3.3) Peran Pelaku Penanganan Penyimpangan Dana Peran dan tugas Konsultan sebagai pelaku dalam penanganan penyimpangan dana adalah memfasilitasi, membantu dan mendorong agar mempercepat penyelesaian masalah secara berjenjang, sebagai berikut: NO. KEGIATAN PELAKU PPM KMP KMW KORKOT TIM FASKEL 1. Penanggung jawab Team Leader Team Leader 2. Penerima pengaduan PPM Monev/Sub Tim Faskel 3. Analisis permasalahan 4. Strategi penanganan 5. Fasilitasi penyelesaian 6. Monitoring TL, TL, TL, PPM TL, Monev/Sub TL, Monev/Sub TL, Monev/Sub MK, Monev/Sub, Tim Fasilitator, Askot MK Senior, Tim Faskel, Tim Faskel BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 64

14 7. 8. Evaluasi pelaporan PPM Monev/Sub PPM Dokumentasi PPM Monev/Sub PPM Kriteria Pengaduan Penyimpangan Dana dinyatakan Selesai Penanganan pengaduan penyimpangan dana dinyatakan selesai ditangani, apabila : Jika masalahnya disebabkan adanya penggelapan/penyelewengan /penyimpangan uang untuk keperluan diluar ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan, maka seluruh uang yang digelapkan/diselewengkan/disimpangkan sudah dikembalikan kepada pihak yang berhak dan digunakan kembali sesuai peruntukannya atau dapat dipergunakan kembali oleh masyarakat. Ada pengembalian uang yang digelapkan/diselewengkan/disimpangkan kembali sepenuhnya/lunas berdasarkan surat perjanjian pengembalian. Adapun surat perjanjian pengembalian bukan alat bukti untuk bahwa seseorang/sekelompok telah melakukan pengembalian uang yang digelapkan/diselewengkan/disimpangkan sebelum ada pelunasan pembayaran. Masalah yang penanganannya sudah sampai pada wilayah hukum, maka dinyatakan selesai: Jika prosesnya sudah di tangani oleh aparat hukum dengan bukti surat lapor dari aparat hukum (secara administrasi untuk penutupan SIM database PPM). Namun demikian konsultan dan fasilitator dengan melibatkan masyarakat tetap harus memantau proses perkembangannny Sambil menunggu keputusan final yang mempunyai kekuatan hukum dari instansi penegak hukum yang berwenang, konsultan dan fasilitator berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mencari jalan penyelesaian kegiatan dan/atau tetap memfasilitasi masyarakat untuk berupaya menyelesaikan kegiatan atau pekerjaanny BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 65

15 BAB XI PENUTUP Dengan adanya Pedoman Teknis Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) untuk Masyarakat/fasilitator di Tingkat Kelurahan/Desa, Pedoman Teknis PPM untuk Pemerintah Daerah atau Koordinator Kota () di Tingkat Kabupaten/Kota serta Pedoman Teknis untuk Kasus Khusus (Laporan/Temuan BPKP dan Indikasi Penyimpangan Dana) diharapkan para pelaku yang bertugas menangani pengaduan masyarakat di masingmasing wilayahnya dapat meningkatkan intensitas dan kualitas pelayanan pengaduan masyarakat. Sehingga mendorong Pelaku lapang di Tingkat Kelurahan/Desa dan Pemerindah Daer ah di Tingkat Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti temuantemuan dan hasil pengawasan masyarakat guna menuju terwujudnya pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. BAGIAN C. PEDOMAN TEKNIS PPM KASUS KHUSUS 66

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91 I. PENDAHULUAN Pada bulan September 2013 direncanakan akan dilakukan penutupan data SIM PPM sampai dengan akhir tahun 2010. Penutupan data tersebut bertujuan data di bawah tahun 2010 tidak ada lagi data

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juni 2013 telah mencapai 33.417 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 33.415 pengaduan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. Anlist.asp II. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di wilayah I di bulan Januari 2013 dilaporkan hanya oleh 7 Propinsi. Pada bulan Januari 2013 ini seluruh tenaga ahli telah didemobilisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri I. PENDAHULUAN Selama periode Januari Desember tahun 2013 jumlah pengaduan yang telah dikelola dari tingkat Korkot sampai dengan KMP mencapai 12.403 dengan status pengaduan yang masih proses 57 pengaduan(0,45%).

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan Pengaduan pada periode Maret tahun 2013 telah mencapai 2.005 pengaduan. Sedangkan pengaduan informatif berjumlah 1972 pengaduan dan pengaduan masalah berjumlah 23 pengaduan.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT () PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 PENANGANAN PENGADUAN UNTUK TATA PEMERINTAHAN YANG LEBIH BAIK TINGKAT KOMUNITI RELAWAN, KSM, BKM, MASYARAKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011

LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011 LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011 I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu Periode Januari Desember 2011 pengaduan yang telah masuk sebanyak 7.875 pengaduan

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Berdasarkan progress capaian pengaduan pada periode Maret 2012 jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 801 pengaduan dan secara akumulatif sampai dengan bulan Maret 2012 jumlah pengaduan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Mei 2013 telah mencapai 31.631 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 31.581 pengaduan

Lebih terperinci

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing A. Latar Belakang : Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing (Media Pelatihan dan Media Sosialisasi) Dalam berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi baik ditingkat Konsultan, Pemda,

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012 Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.21, 2014 KEMEN PDT. Pengaduan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG 2 II. TUJUAN 3 III. PRINSIP 3 IV. MEKANISME EVALUASI

Lebih terperinci

Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE

Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE 5.1. Pendahuluan Sistem Informasi Manajemen (SIM) P2KP merupakan salah satu alat yang sangat strategis untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah.

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah. I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan Nopember 2014 berjumlah 743 aduan. Pengaduan tersebut telah selesai ditangani sejumlah 718 pengaduan (97%). Pengaduan secara akumulatif sebanyak 47.885 pengaduan

Lebih terperinci

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan Maret 2015 yang dikumpulkan dari tingkat KMW dan pengaduan yang masuk ke KMP berjumlah 560 aduan. Pengaduan telah selesai ditangani sejumlah 558 pengaduan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGOPERASIAN

PANDUAN PENGOPERASIAN SIM - P2KP SUB-SISTEM APLIKASI PANDUAN PENGOPERASIAN APLIKASI PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT VERSI : 1A AGUSTUS 2005 KMP PUSINFO P2KP PANDUAN PENGOPERASIAN APLIKASI BAB I : PANDUAN APLIKASI 1. Maksud

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Status pengaduan pada periode Juni 2012 sebanyak 815 pengaduan, dengan total pengaduan sampai dengan periode Juni sebanyak 19.677 pengaduan. Pengaduan yang masuk pada periode Juni telah

Lebih terperinci

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2 JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2 A. LATAR BELAKANG Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) I tahap I telah dilaksanakan sejak

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

User Manual Aplikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat

User Manual Aplikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat User Manual Aplikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat 1 MANUAL APLIKASI PPM 1. Pendahuluan Menu aplikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat (PPM) di bagi menjadi tiga bagian, yaitu : Input Pengaduan Baru adalah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2088, 2015 KEMHAN. BMN. Pengawasan. Pengendalian. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1 Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1 PELAKSANAAN KEGIATAN DANA BOS TAHUN ANGGARAN 2008 Monitoring and Evaluation Program to Support BOS Program INTERIM INDEPENDENT MONITORING NAMA PROPINSI:... Salam pembuka,...

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

BAB V PENDAHULUAN. PEDOMAN TEKNIS PPM PNPM Mandiri Perkotaan Latar Belakang

BAB V PENDAHULUAN. PEDOMAN TEKNIS PPM PNPM Mandiri Perkotaan Latar Belakang BAB V PENDAHULUAN 5.1. Latar Belakang Pengaduan pada dasarnya merupakan aspirasi, keluhan ataupun ketidakpuasan terhadap implementasi PNPM Mandiri Perkotaan. Pengaduan dapat disampaikan dalam bentuk lisan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah I. PENDAHULUAN Pengaduan sampai dengan status Oktober 2013 telah mencapai 38.094 aduan dengan jumlah pengaduan yang masih berstatus proses sebanyak 97 aduan. Pengaduan yang berstatus proses terbanyak terdapat

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TATA

Lebih terperinci

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan. No.16, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.57, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Peningkatan. Pengawasan. Pengendalian. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor: 01/PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9) Wilayah II KMP Jateng DIY Jatim Bali NTB NTT Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua Barat Papua Pendahuluan Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2015 KEMENHUB. Pengawasan. Pengendalian. Barang Milik Negara. Tata Cara Tetap. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM)

PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM) PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI 1 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10) Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10) Pendahuluan Progres ini merupakan rekapitulasi dokumen hasil PPM di wilayah PNPM Mandiri Perkotaan

Lebih terperinci

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9) Pendahuluan Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9) Progres data pengaduan bulan Agustus 2010 diperoleh dari SIM aplikasi PPM meliputi OC 5 s/d OC 9 menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

TATACARA PELAKSANAAN PPM

TATACARA PELAKSANAAN PPM TATACARA PELAKSANAAN PPM ( PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT ) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN FEBRUARI 2008 Pengantar Pengaduan pada dasarnya merupakan aspirasi, keluhan ataupun

Lebih terperinci

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) Oleh : Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga, MSc National Management Consultant Mekanisme pengendalian program MFCDP mencakup aspek

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten

Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten I. Pendahuluan: a. Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM)

PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM) PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI 1 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN DAN MASALAH (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t No. 110, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pengaduan Internal. Penanganan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.323, 2015 KEMENKOMINFO. Barang Milik Negara. Pengawasan. Pengendalian. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14: BENTUK DAN LAPORAN AUDIT

PERTEMUAN 14: BENTUK DAN LAPORAN AUDIT PERTEMUAN 14: BENTUK DAN LAPORAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk dan laporan audit.melalui makalah ini, anda harus mampu: 14.1 Memahami tujuan dan penyampain laporan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. b. c. bahwa untuk

Lebih terperinci

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN I BERITA ACARA PEMBENTUKAN KELOMPOK DAN PENGURUS POKMAS & PENETAPAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN REHABILITASI/REKONSTRUKSI RUMAH ( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kecamatan

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia \ Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA PELAKSANAAN KEMITRAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Desa/Kelurahan BKM/LKM Kecamatan Kota/Kabupaten Berdasarkan hasil kesepakatan antara BKM/LKM, Aparat Desa/Kelurahan,

Lebih terperinci

PANDUAN UNTUK FASILITATOR. Pengantar

PANDUAN UNTUK FASILITATOR. Pengantar Pengantar Pengaduan pada dasarnya merupakan aspirasi, keluhan ataupun ketidakpuasan terhadap implementasi P2KP. Pengaduan dapat disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, baik ke pelaku P2KP, media

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat. I. PENDAHULUAN Pengaduan sampai status Juni 2014 yang telah dikelola di wilayah I telah mencapai 46.066 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai ditangani mencapai 99,57% dan masih status proses sebesar

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan April 2015 yang dikumpulkan dari tingkat KMW dan pengaduan yang masuk ke KMP berjumlah 506 aduan. Pengaduan telah selesai ditangani sejumlah 497 pengaduan

Lebih terperinci

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr No.1831, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN. T4P. Mekanisme Kerja Teknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 014/A/JA/11/2016 TENTANG MEKANISME KERJA TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWER SYSTEM) TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN/ PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1189, 2014 LPSK. Dugaan Pelanggaran. System Whistleblowing. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG WHISTLEBLOWING SYSTEM ATAS DUGAAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara No. 149, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. TPKN. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG TATA KERJA TIM PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BAGIAN C MANAJEMEN PROGRAM PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN. PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN i

BAGIAN C MANAJEMEN PROGRAM PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN. PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN i BAGIAN C MANAJEMEN PROGRAM PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN i i BAB VII MANAJEMEN PROGRAM PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri oleh sebab itu

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun Batam, 08 Mei 2018

PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun Batam, 08 Mei 2018 PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun 2018 Batam, 08 Mei 2018 PENGERTIAN PENANGGUNG JAWAB SIM (Pj-SIM) Sistem informasi Manajemen (SIM) merupakan istilah

Lebih terperinci