Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN Pengaduan sampai status Juni 2014 yang telah dikelola di wilayah I telah mencapai pengaduan. Pengaduan yang telah selesai ditangani mencapai 99,57% dan masih status proses sebesar 0,43%. Pengaduan status Proses pada bulan Juni 2014 menurun 21% dari bulan sebelumnya. Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat. Pengaduan status proses sampai dengan periode Juni 2014 yang tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat. Provinsi lainnya belum mengalami perubahan status penyelesaian pengaduan. Bahkan Provinsi Banten dan Riau terjadi penambahan pengaduan status proses pada bulan Juni 2014 ini. Pengaduan yang masuk pada bulan Juni 2014 mencapai 654 pengaduan dan yang masih proses terdapat sebanyak 5 pengaduan. Pengaduan yang berstatus proses tersebut sebanyak 42% merupakan pengaduan yang berkaitan dengan mekanisme dan prosedur, 20% pengaduan kategori saran dan 19% pengaduan kategori kritik. Kategori saran dan kritik belum berstatus selesai karena belum ditindak-lanjuti sesuai rekomendasi BPKP/ITDA, sehingga pengaduan tersebut belum dinyatakan selesai. Pengaduan yang masih proses tersebut lebih dominan berkaitan dengan kegiatan pemanfaatan BLM infrastruktur. Pengaduan sampai dengan bulan lalu telah mencapai pengaduan dan terdapat penambahan bulan Juni 2014 sebesar 654 pengaduan (1,4%). Pengaduan sebelumnya masih terdapat 191 pengaduan yang masih status proses dan terdapat 5 pengaduan proses pada bulan Juni 2014 sehingga total pengaduan yang masih proses mencapai 196 pengaduan. 1

2 II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA A. Capaian Penanangan Pengaduan Pengaduan kategori pertanyaan masih mendominasi dari total pengaduan yang mencapai pengaduan (70%). Pengaduan pada kategori tersebut telah selesai seluruhnya ditangani. Pengaduan yang belum selesai ditangani atau berstatus proses mencapai 196 pengaduan. Pengaduan yang belum selesai ditangani tertinggi ada pada kategori mekanisme dan prosedur, yang mencapai 42%. Sedangkan pengaduan mekanisme dan prosedur yang berstatus proses mencapai pengaduan (3,2%). 2

3 Berdasarkan kategori pengaduan yang masih berstatus proses dapat dilihat pada grafik berikut : Pengaduan yang berkategori kritik terbanyak dan berstatus proses terdapat di Provinsi Jawa Barat mencapai 31 pengaduan (85%). Begitu pun dengan kategori saran sebanyak 55 pengaduan (100%) yang berstatus proses terdapat di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pengaduan kategori mekanisme dan prosedur terbanyak terjadi di Provinsi Kepulauan Riau dengan jumlah pengaduan mencapai 39 pengaduan (46%). Pengaduan status proses di Provinsi Kepulauan Riau belum ada perubahan status pengaduan. B. Efektifitas Fasilitasi Pengaduan Provinsi Grafiks 2.1. Pengelolaan Pengaduan berdasarkan waktu penanganan Periode Jan - Juni 2014 Rata-rata waktu penyelesaian/hari Jan Feb Mar April Mei Juni Rerata Periode SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI

4 DKI JAKARTA JABAR BANTEN KALBAR Grand Total Berdasarkan tabel 2.1. diatas efektifitas waktu penanganan pengaduan selama periode Januari Juni 2014 rata-rata penanganan per hari mencapai 4 hari. Provinsi yang lebih pendek efektif dalam penanganan pengaduan selama 5 bulan terakhir mencapai rata-rata 1 hari terdapat di Provinsi Lampung, Bangka Belitung dan Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan provinsi yang rata-rata penanganan pengaduannya yang lebih lama terdapat di Provinsi Jawa Barat. Penambahan pengaduan ITDA/BPKP. Penanganan pengaduan pada periode Juni 2014 efektifitas penangan pengaduan rata-rata 3 hari lebih rendah dari rata-rata total Januari Juni 2014.Tetapi efektifitas penanganan pengaduan tersebut disebabkan ada beberapa Provinsi yang tidak mengirimkan data pengaduan di bulan Juni 2014, seperti; Provinsi Jambi, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta. Walaupun terdapat beberapa provinsi yang telah menyelesaikan pengaduan yang di bulan sebelumnya tetapi masih banyak pula pengaduan yang belum selesai seluruhnya. Grafik 2.1. Pengelolaan Pengaduan berdasarkan waktu penanganan Periode Jan Feb

5 C. Penyimpangan dana Tabel 2.2. Jumlah kejadian/kasus Non BPKP Jumlah kasus penyimpangan dana sampai Juni 2014 mencapai 89 kasus, dengan jumlah kasus selesai mencapai 82 kasus (93%). Sedangkan yang masih proses 7 kasus (7%). Kasus yang masih proses terjadi di wilayah Provinsi Jambi, Riau dan Jawa Barat. Jumlah kasus berkurang dari sebelumnya setelah dikeluarkan data penyimpangan yang bukan non BPKP serta data anomali. Berdasarkan pelaku penyimpangan dana pada kasus-kasus tersebut yang tertinggi pelaku dari kalangan pelaku di tingkat Korkot (34%), BKM (27%) dan KSM (19%) lebih detail dapat dilihat pada grafik berikut. 5

6 Nilai penyimpangan dana sampai bulan Juni 2014 mencapai 1,58 Milliar (setelah data dikurangi dari data yang salah kategori di bulan sebelumnya) dengan dana yang telah selesai dikembalikan 701 juta dan yang belum tuntas mengembalikan 662 juta serta yang masih proses sebanyak 223 juta. Dana yang belum lunas dikembalikan terjadi beberapa kota/kabupaten di Provinsi Jawa barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara dan Riau. Provinsi Bengkulu terdapat 1 kasus dimana pelaku telah dilaporkan ke pihak berwajib tetapi belum ada bukti pelaporan. Sedangkan pada kasus-kasus hasil temuan BPKP sampai dengan bulan Juni 2014 dapat dilihat pada grafik berikut di bawah ini : 6

7 Berdasarkan pada jumlah temuan BPKP kategori penyimpangan danan sampai tahun 2013 mencapai 65 temuan dan 137 rekomendasi penyelesaian di 13 Provinsi. Temuan yang masih proses terdapat 1 kasus (4,4%) serta rekomendasi yang masih proses sebanyak 1 kasus terjadi di Provinsi Jawa Barat kabupaten Cianjur. Pelaku penyimpangan tertinggi pada hasil temuan BPKP terjadi di kalangan BKM sebesar 56 %. Secara lebih detail dapat dilihat pada grafik berikut di bawah ini. Berdasarkan nilai penyimpangan dana hasil temuan BPKP sampai dengan bulan Juni 2014 mencapai 7,11 Milliar dengan temuan penyimpangan tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan yang mencapai 2,77 Milliar. Secara detail dapat dilihat pada grafik berikut di bawah ini. Berdasarkan grafik di atas bahwa temuan BPKP sampai dengan status Juni 2014 telah selesai semua tetapi terdapat nilai dana sebesar 125 juta yang dianggap selesai tetapi 7

8 status pengembalian dananya belum tuntas di dalam data SIM PPM karena belum ada keterangan dan bukti di dalam SIM HP BPKP. D. Pengaduan berdasarkan asal aduan Media aduan yang masih favorit digunakan masyarakat dalam menyampaikan aduan adalah media tatap langsung. Media yang sering digunakan masyarakat di dalam menyampaikan pengaduan yang bersifat informatif (pertanyaan, kritik, saran). Media lain yang digunakan masyarakat, yaitu; surat,sms dan buku pengaduan. Namun media tersebut sering digunakan untuk pengaduan yang bersifat masalah atau pengaduan yang bersifat sensitif sehingga pelapor dari pengaduan tersebut tidak mau diketahui. Media tatap langsung digunakan mencapai 89% dari pengaduan. Pengaduan tatap langsung tersebut 94% merupakan pengaduan informatif. Pengaduan informatif disampaikan melalui tatap langsung pada saat pertemuan dengan fasilitator. Pengaduan tersebut yang dicatat di dalam pengaduan di tingkat kelurahan sehingga pengaduan pada derajat kelurahan lebih dominan. 8

9 E. Media Pengaduan Sampai dengan status bulan Juni 2014, bahwa pengaduan berdasarkan derajat aduan/ asal aduan sebanyak 90,5% berasal di tingkat kelurahan. Hal tersebut berkorelasi dengan media pengaduan yang digunakan. Pengaduan di tingkat kelurahan disampaikan masyarakat melalui pertemuan/ tatap langsung dengan sifat pengaduan yang berupa pertanyaan, kritik dan saran. Pengaduan informatif tersebut disampaikan 93% melalui media tatap langsung kepada fasilitator. Pengaduan melalui media surat, telephone dan SMS yang disampaikan pada level tingkat kota/kabupaten, Provinsi dan Pusat. Hal yang menarik bahwa pengaduan melalui media SMS 65,97% disampaikan pada tingkat kelurahan. Begitu pun dengan media pengaduan surat di tingkat kelurahan mencapai 66%. Sedangkan pengaduan via telephone ditingkat kelurahan mencapai 68,4%. Namun media pengaduan melalui media surat, SMS dan telephone ini perlu dikaji kembali, terutama media SMS dan telephone apa media tersebut sudah ada di tingkat kelurahan. Media ini bisa saja disampaikan oleh pengadu/ masyarakat ke fasilitator kelurahan. 9

10 III. Kesimpulan 1. Pengaduan yang masuk sampai dengan bulan Juni 2014 telah ditangani dengan status selesai mencapai 97,53%. Pengaduan yang berstatus proses sebanyak 196 pengaduan (0,47%). 2. Pengaduan berstatus proses telah ditangani di Provinsi Jawa Barat dari 132 kasus penyimpangan dan telah menyelesaikan 91 kasus penyimpangan. 3. Rata-rata efektifitas penanganan pengaduan di 13 Provinsi dari periode Januari Juni 2014 mencapai 4 hari dari pengaduan. 4. Pengaduan dengan kategori pertanyaan paling dominan dari kategori lainnya mencapai 70%. Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi dengan pengaduan kategori pertanyaan terbanyak. Sedangkan Provinsi Jawa Barat lebih banyak dengan kategori saran (40%) dan kritikan (100%) dan masih berstatus proses. 5. Pelaku penyimpangan dana yang dilaporkan masyarakat lebih banyak pada tim korkot (Korkot,askot dan Tim faskel) yang mencapai 34%. 6. Penyimpangan dana yang dilaporkan masyarakat mencapai 1,5 milliar dengan dana yang telah dikembalikan mencapai 61%. Sedangkan penyimpangan temuan BPKP mencapai 7,12 Milliar dengan dana yang telah dikembalikan mecapai 93%. Jakarta, 20 Juli 2014 PPM KMP PNPM WILAYAH-1 10