Rully Rezki Saputra. Abstract. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rully Rezki Saputra. Abstract. Abstrak"

Transkripsi

1 KAJIAN SEMIOTIK MICHAEL RIFFATERRE ATAS KUMPULAN PUISI SERUMPUN AYAT-AYAT TUHAN KARYA IBERAMSYAH BARBARY (A STUDY OF SEMIOTICS MICHAEL RIFATERRE IN SERUMPUN AYAT-AYAT TUHAN POEM ANTHOLOGY BY IBERAMSYAH BARBARY) Rully Rezki Saputra SMA GIBS, Jl. Trans Kalimantan, Sungai Lumbah, Alalak, Kab. Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, 70582, Abstract A Study of Semiotics Michael Rifaterre in Serumpun Ayat-Ayat Tuhan Poem Anthology by Iberamsyah Barbary. This study will examine (1) How is the expression of elemental analysis indirect Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem Iberamsyah Barbary work? (2) How heuristic and hermeneutic reading in rhyme Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem Iberamsyah Barbary work? (3) How matrices, models, and variants in rhyme Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem Iberamsyah Barbary work? (4) How is the relationship intertextuality rhyme Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem Iberamsyah Barbary work? He approach used in this study is a semiotic approach. This was done considering that the semiotic is an approach that emphasizes the aspect of extracting the meaning of the sign in a literary work. Semiotic approach that will be used is semiotic model of Michael Riffaterre. Riffaterre models used semiotic approach based on the consideration that the semiotic Riffaterre more specialized in the analysis of the meaning of a literary work with the interpretation of the reader. In this study, which becomes the data are words, phrases, and sentences in rhyme Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem Iberamsyah Barbary work. The results showed that the expression indirect element found the words, phrases, and sentences which is a form of replacement sense, meaning irregularities, and the creation of meaning. At this stage of heuristic readings found meanings that are not grammatical; not integrated. However, after reading it hermenutik done then discovered the meanings contained in the poem, concerning the content, goals, and objectives. Matrix, models, and variants are at the core of the meaning contained in the poem. Determination of the matrix, models and variants is important to understand the full meaning. Intertextual relationship rhyme Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem helps to find understanding of the meaning of the poem is more leverage. Intertextual relationship rhyme Serumpun Ayat-Ayat Tuhan poem have in common with some verses in the holy book Quran and Al Hadith. Key words: poem, semiotics Abstrak Kajian Semiotik Michael Rifaterre atas Kumpulan Puisi Serumpun Ayat-Ayat Tuhan Karya Iberamsyah Barbary. Penelitian ini akan mengkaji (1) Bagaimana makna sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary berdasarkan unsur ketidaklangsungan ekspresi sajak? (2) Bagaimana makna sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary berdasarkan pembacaan heuristik dan? (3) Bagaimana makna sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary berdasarkan matriks, model, dan variannya? (4) Bagaimana makna sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary berdasarkan hubungan intertekstualitas? Pendekatan yang digunakan dalam 272

2 penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Hal itu dilakukan mengingat bahwa semiotik merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada aspek penggalian makna terhadap tanda dalam suatu karya sastra. Pendekatan semiotik yang akan dipakai adalah semiotik model Michael Riffaterre. Pendekatan semiotik model Riffaterre dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa semiotik Riffaterre lebih mengkhususkan pada analisis makna sebuah karya sastra dengan interpretasi pembaca. Dalam penelitian ini, yang menjadi data adalah kata-kata, frasa, dan kalimat dalam sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam unsur ketidaklangsungan ekspresi ditemukan kata-kata, frasa, dan kalimat yang merupakan wujud dari penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Pada tahap pembacaan heuristik ditemukan arti-arti yang tidak gramatikal; tidak terpadu. Namun, setelah pembacaan secara hermenutik dilakukan maka ditemukan maknamakna yang terkandung di dalam sajak, menyangkut isi, sasaran, dan tujuan. Matriks, model, dan varian merupakan inti dari makna yang terkandung di dalam sajak. Penentuan matriks, model dan varian penting dilakukan untuk memahami makna secara utuh. Hubungan interteks sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan membantu untuk menemukan pemahaman makna sajak secara lebih maksimal. Hubungan intertekstual sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan memiliki kesamaan dengan beberapa ayat dalam kitab suci Al quran dan Al hadits. Kata-kata kunci: sajak, semiotik PENDAHULUAN Di antara sajak-sajak yang lahir di dunia kesusastraan, sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan adalah salah satunya. Sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan ditulis oleh seorang penyair asal Kalimantan Selatan bernama Iberamsyah Barbary. Sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan adalah salah satu dari 104 judul kumpulan sajak yang dibukukan pada tahun Sebagai bagian dari kumpulan 104 judul lainnya, sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan dipilih sebagai judul dalam buku kumpulan sajak Serumpun Ayat- Ayat Tuhan. Dengan pemilihan judul tersebut mengindikasikan bahwa sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan merupakan sajak yang dianggap dapat mewakili keseluruhan tema sajak lain. Indikasi yang dibawa oleh sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan ini dapat dijadikan latar belakang pentingnya sajak tersebut diteliti. Makna-makna apa saja yang terselubung di dalam rangkaian bahasanya. Bagaimana bahasa-bahasa tersebut menjadi penanda dan petanda untuk mewakili isi dan kandungan makna sajak lainnya. Dengan demikian sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini. Iberamsyah Barbary dikenal sebagai seorang penyair asal Kalimantan Selatan. Karyanya yang berjudul sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan diterbitkan sebagai kumpulan puisi pertamanya. Buku tersebut berisi kumpulan puisi-puisinya dari tahun Iberamsyah Barbary dikenal sangat aktif menulis puisi pada tahun 1960 an. Tetapi tahun 1972 dia hilang dari peredaran kesastraan Kalimantan Selatan karena kesibukan dinas dan selalu berada di luar Kalimantan Selatan, sehingga dia tidak memiliki banyak waktu menulis puisi dan mempublikasikan karya-karyanya. Setelah memasuki purna tugas di tahun 2008 dia kembali aktif menulis. Pemilihan karya Iberamsyah Barbary ini sebagai objek kajian juga dilatarbelakangi pertimbangan penulis. Pertimbangan tersebut terkait dengan kesusastraan yang dilahirkan di Kalimantan Selatan. Penulis merasa penting untuk mengangkat hasil karya sastra yang diciptakan oleh pengarang Kalimantan. Hal tersebut bertujuan agar karya sastra yang ada di Kalimatan dapat lebih dikenal. 273

3 Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang kajian semiotik Michael Riffaterre, yaitu Fatmawaty (2009) dengan judul tesisnya Sosok Wanita dalam Puisi Portrait D une Femme Karya Ezra Pound (Sebuah Kajian melalui Pendekatan Struktural dan Semiotik). Kedua, Al Hafizh (2009) dengan judul penelitian Sejadah Terakhir Karya Edy A. Effendi: Sebuah Analisis Semiotik Michael Rifaterre. Uniawati (2007) dengan judul Mantra Malaut Suku Bajo: Interpretasi Semiotik Riffaterre. Rusmana (2014: 39) mengartikan tanda sebagai representasi dari gejala yang memiliki sejumlah kriteria, seperti nama, peran, fungsi, tujuan, dan makna. Tanda tersebut berada di seluruh kehidupan manusia sehingga menjadi nilai intrinsik dari setiap kebudayaan manusia dan menjadi sistem tanda yang digunakan sebagai pengatur kehidupan. Terkait dengan tanda, Peirce (dalam Nöth, 2006: 42) mendefinisikan tanda atau representamen adalah sesuatu yang mengacu pada seseorang atas sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda bukanlah sejenis objek. Tanda hanya ada di benak interpreter. Tidak ada sesuatu yang merupakan tanda kecuali diinterpretasikan sebagai tanda. Sejalan dengan hal ini, Preminger (dalam Pradopo, 2011: 225) menyebutkan dua aspek tanda, yaitu penanda (signifier) dan petanda (sinified). Berdasarkan hubungan antara penanda dan petandanya ada tiga jenis tanda, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Puisi adalah wujud ekspresi yang mengungkapkan makna tidak secara langsung. Terkait dengan hal tersebut Riffaterre (dalam Uniawati, 2007:38) menyatakan bahwa puisi mengekspresikan konsep-konsep dan benda-benda secara tidak langsung. Puisi merupakan pernyataan suatu hal dengan maksud lain. Hal ini yang membedakan bahasa puisi dengan bahasa sehari-hari. Lebih lanjut, Riffaterre menyebutkan langkah-langkah dalam memahami sebuah teks puisi ada empat, yaitu: (1) puisi itu ekspresi tidak langsung; menyatakan suatu hal dengan arrti lain, (2) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3) matriks, model, dan varian, dan (4) hipogram. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Hal itu dilakukan mengingat bahwa semiotik merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada aspek penggalian makna terhadap tanda dalam suatu karya sastra. Siswantoro (2014: 48) menyatakan bahwa apa pun bentuk puisi yang dihadapi, sepanjang masih berada dalam dunia fisik, dunia riil manusia, ia tetap dapat dikaji secara rasional dengan penggunaan teori-teori yang relevan. Pendekatan semiotik yang akan dipakai adalah semiotik model Michael Riffaterre. Pendekatan semiotik model Riffaterre dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa semiotik Riffaterre lebih mengkhususkan pada analisis makna sebuah karya sastra dengan interpretasi pembaca. Sajak termasuk dalam jenis karya sastra, oleh karena itu pendekatan semiotik yang lebih tepat digunakan adalah pendekatan semiotik Riffaterre. HASIL DAN PEMBAHASAN Unsur Ketidaklangsungan Ekspresi Sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan Karya Iberamsyah Barbary Dalam sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan penggantian arti tampak dalam baris-baris berikut. [1] Serumpun Ayat-Ayat Tuhan, hinggap di waktu pagi (Barbary, 2012:103) Pada kutipan sajak [1] kata hinggap merupakan kiasan. Kata hinggap secara semantik memiliki 274

4 arti (1) bertengger setelah terbang atau (2) menimpa (berhubungan dengan penyakit; menjangkit). Pada baris di atas, kata hinggap digunakan untuk menerangkan kata sebelumnya, yaitu kata Serumpun. Kata serumpun secara semantik berarti (1) kelompok tumbuhan yang tumbuh anak beranak seakan-akan mempunyai akar yang sama atau (2) orang-orang seketurunan. Kata hinggap merupakan kiasan yang termasuk dalam kategori personifikasi. Dinyatakan demikian karena kata hinggap merupakan kata yang seharusnya digunakan untuk menerangkan sifat yang bernyawa (burung) tetapi dalam baris di atas, kata hinggap digunakan untuk mnerangkan benda, yaitu serumpun ayat-ayat. Pemakaian kiasan personifikasi tersebut menjadikan baris [1] di atas memiliki penggantian arti. Arti lain muncul dari kata tersebut ketika pemakaiannya dihubungkan dengan kata-kata lain yang mengikutinya, yaitu Ayat-Ayat Tuhan, pada Serumpun Ayat-Ayat Tuhan, hinggap di waktu pagi. Kata Ayat-Ayat Tuhan ditulis dengan awal huruf kapital. Salah satu penggunaan huruf kapital adalah untuk ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci. Oleh karena itu, Ayat-ayat Tuhan diartikan sebagai firman; bagian surah dari kitab suci Al quran. Dalam kehidupan nyata, Al quran diturunkan kepada manusia untuk dibaca dan dipahami, dijadikan pegangan hidup dan petunjuk dalam mencari keselamatan. Bait hinggap di waktu pagi merupakan bait yang menerangkan serumpun Ayat- Ayat Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa Ayat-Ayat Tuhan diterangkan hinggap (boleh jadi ayat yang didengar atau ayat-ayat yang dibaca si aku) adalah untuk mengiaskan bahwa si aku sedang membaca dan memahami beberapa dari ayat-ayat Al quran. Dengan demikian, dalam baris [1] ditemukan penggantian arti dengan adanya penggunaan kiasan personifikasi. Terkait dengan penyimpangan arti, Riffaterre (dalam Pradopo, 2012:213) mengemukakan bahwa penyipangan arti terjadi bila dalam sajak ada ambiguitas, kontradiksi, ataupun nonsense. Dalam sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan penyimpangan arti ditemukan dalam baris-baris berikut. Di desir air tak sempat berpijak, berputih hatilah aku kala tersakiti Kata Di menunjukkan keterangan tempat, di mana sebuah peristiwa atau keadaan terjadi. Desir merupakan tiruan tiupan bunyi, dalam hal ini adalah bunyi air. Tak sempat berpijak kata tak merupakan bentuk tidak formal dari kata tidak. Kata ini berfungsi untuk memberikan negasi atau penidakan atas suatu kondisi. Sempat berarti suatu keadaan yang mengarah pada adanya suatu kesempatan atau ada peluang untuk sesuatu. Kata berpijak berarti melakukan suatu tumpuan atau berdiri. Baris berikutnya berbunyi berputih hatilah aku kala tersakiti. Kata berputih merupakan sebuah bentuk kata kerja yang berarti menjadi baik atau berbaik hati. Kata kala menunjukkan pada suatu waktu. Tersakiti menunjukkan keadaan menderita atau kesusahan. Tersakiti merupakan keadaan di mana seseorang mengalami penderitaan atau kesusahan karena perilaku atau perbuatan orang lain. Jadi, si aku berbaik hati ketika ia mengalami sesuatu yang menyusahkan akibat dari perbuatan orang lain. Dalam sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan ditemukan irama sajak yang menimbulkan suasana mistis dalam dialog manusia dengan Tuhan yang meneyangkan, sebagaimana tampak dalam barisbaris berikut. Sapa-Nya jadilah engkau naga, karena sudah bemata, mengembaralah! Jelajahi tebing dan bebatuan Jangan berhenti mendaki, di ujung letih akan mekar sebuah rahasia 275

5 Di puncak kupetik lagi setangkai ayat Tuhan warna kuning naga Kupakai pada siang dan malam Aku berbisik pada tuhan; Telah engkau beri aku mata hati Hamba yang direndahkan telah mendaki Kuning-Mu cahaya-mu, telah aku mengerti memberi binar langkahku, kupatri yakinku Pada sajak di atas tampak efony yang tergambar dari ulangan bunyi a, e, u yang dipadu dengan m, h, n yang dominan dalam sajak. Hal tersebut menimbulkan suasana mistis dalam dialog antara manusia dengan Tuhan. Bunyi efony menimbulkan suasana yang menyenangkan. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Pembacaan Heuristik Kalimat Serumpun Ayat-Ayat Tuhan yang digunakan penyair sebagai judul dalam sajak. Kata serumpun berarti beberapa bagian atau beberapa potong. Kalimat Serumpun Ayat-Ayat Tuhan juga digunakan penyair dalam mengawali sajak, yaitu sebagai baris pertama dalam sajak. Kata ayat-ayat Tuhan berarti ayat-ayat suci yang terdapat di dalam kitab Al quran. Ayat-ayat Tuhan ialah firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai wahyu. Jadi judul dan baris pertama sajak tersebut berarti beberapa ayat-ayat dalam kitab suci Al quran. Hinggap di waktu pagi. Kata hinggap merupakan kata yang berarti bertengger setelah terbang, kata ini dipakai untuk menggambarkan keadaan para hewan yang memiliki sayap, seperti burung, capung, dan sebagainya. Kata hinggap juga dapat diartikan menimpa atau menghampiri. Kata di waktu pagi menunjukkan keterangan keadaan atau bagian dari awal hari; waktu setelah matahari terbit hingga menjelang siang hari. Baris tersebut, yaitu hinggap di waktu pagi merupakan bagian anak kalimat dari kalimat sebelumnya, yaitu serumpun ayat-ayat Tuhan. Dalam kalimat yang utuh, kedua baris sajak tersebut menunjukkan bahwa pada waktu pagi beberapa ayat dari kitab suci Al quran menyertai si aku. Makna dari menyertai adalah ketika si aku membaca dan memahami isi atau makna dari ayat-ayat Al quran. Pembacaan Hermeneutik Al quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Bagi seseorang yang berpegang teguh kepada ayat-ayat yang tercantum di dalam Al quran dijanjikan akan mengikuti jalan keselamatan. Keselamatan mengacu pada jalan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Dunia merupakan tempat hidup sementara dan akhirat adalah tempat yang abadi. Setiap makhluk di dunia akan menemui kebinasaan hidup. Jin, manusia, dan hewan adalah makhluk yang akan dimatikan. Ketika apa yang ada di dunia telah dibinasakan akan datang masa atau hari pembalasan. Pembalasan adalah hari setiap amal baik dan amal yang buruk diperhitungkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Segala amal baik akan menuntun pada kenikmatan surga, dan amal buruk akan mendapatkan siksaaan di neraka. Dalam sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan, si aku menyadari bahwa dengan berpegang teguh pada Al quran akan mengantarkan menunju keselamatan. Kesadaran tentang hakikat jalan yang selamat tersebut disadarinya pada waktu si aku masih muda, yaitu pada baris hinggap di waktu pagi. 276

6 Baris tersebut menunjukkan pula tentang sikap rendah diri dan rasa kesyukuran si aku. Dengan pemilihan kata hinggap sebagai petanda untuk sesuatu yang datang atau menghampiri. Si aku menyadari bahwa petunjuk jalan yang benar, yaitu Al quran didatangkan (dipahamkan) kepadanya. Hal tersebut membuat si aku bersikap rendah diri karena merasa tidak berbuat apa-apa tetapi diberi banyak hal. Pemberian tersebut berupa pemahaman si aku tentang ayat-ayat Tuhan yang diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Baris berikutnya, yaitu kupetik setangkai menghiasi jendela hati, dirumbai cerah matahari. Baris tersebut menunjukkan bahwa si aku membesarkan dan menghormati kitab suci Al quran. Al quran yang diturunkan sebagai petunjuk disadari si aku mengandung banyak hal dan pelajaran yang berarti. Oleh karena itu, sebagian kecil (setangkai) saja dari ayat-ayat Al quran jika dipahami dapat memperindah diri dan menerangi hati seseorang. Al quran diibaratkan cerah matahari, sebagai sesuatu yang dapat menerangi seluruh apa-apa yang ada di muka bumi. Dijadikan petunjuk, penuntun hidup dalam jalan menuju kebahagian yang abadi. Besarnya isi dan kandungan makna di dalam Al quran, sedikit saja (dirumbai) mampu dipahami dan ikuti, diyakini si aku akan membawanya pada kebahagian yang sejati. Matriks, Model, dan Varian dalam Sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan Karya Iberamsyah Barbary Dalam sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary kalimat Ayat-Ayat Tuhan adalah kalimat yang memiliki pengulangan dominan dibanding kalimat lain. Dalam sajak di atas, kalimat Ayat-Ayat Tuhan diulang sembilan kali. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut memiliki dominasi. Dominasi yang digambarkan dalam sajak tersebut mengindikasikan bahwa kalimat Ayat- Ayat Tuhan merupakan petunjuk dalam menentukan matriks. Dengan pertimbangan tersebut yang menjadi matriks dalam sajak adalah Al quran. Al quran adalah kitab suci umat Islam. Al quran berisi firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Adapun varian-varian yang digunakan dalam sajak ini ada lima, yaitu warnanya putih puisi, mekar sebuah rahasia, warnanya kuning naga, kuning-mu, cahaya-mu. Kelima varian ini memberikan sokongan makna terhadap matriks dan model. Kelima varian ini merupakan manifestasi nyata bagaimana si aku memahami makna-makna yang terkandung dari dalam kitab suci Al quran. Hubungan Intertekstualitas Sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan Karya Iberamsyah Barbary Sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan memiliki hubungan intertekstualitas dengan teks lain, seperti hubungannya dengan ayat suci Al quran. Kupetik setangkai menghiasi jendela hati, di rumbai cerah matahari warnanya putih puisi, putihnya pasir terhampar tempat aku menapak jejak Pada baris di atas dinyatakan bahwa ayat-ayat Tuhan dapat mengisi hati si aku (ayat-ayat Tuhan dipahami sebagai pedoman hidup). Baris selanjutnya juga menyatakan bahwa ayat-ayat Tuhan warnanya putih puisi, putihnya pasir terhampar. Ayat-ayat Tuhan (Al quran) dinyatakan berwarna putih puisi, hal ini menunjukkan bahwa Al quran memiliki keindahan dan makna dalam. Penyair menyatakan bahwa ayat-ayat Tuhan digunakan untuk menghiasi hati. Hal tersebut memiliki hubungan intertekstualitas dengan ayat-ayat Tuhan yang menyatakan bahwa Al quran diturunkan 277

7 sebagai petunjuk bagi manusia (yang tidak berilmu) dalam mengarungi kehidupan (tempat aku menapak jejak). Hal ini telah tercantum sebelumnya di dalam kitan suci Al quran, yaitu sebagai berikut. Tafsir surat Al-baqarah Ayat 2: Allah Subhanahu wa swt. berfirman: Dzalikal kitabu la raiba fihi hudal lil muttaqin. Artinya: Kitab (Al quran) ini tidak ada keraguan pada nya dan petunjuk bagi orang yang bertakwa. Tafsir Ayat:Dzalikal Kitab (Kitab Al quran ini). Kata Zalika arti sebenarnya adalah Itulah akan tetapi disini diartikan sama dengan Hadza yakni inilah. Pemindahan arti ini diambil dari isyarat yang menggunakan huruf Lam yang menunjukkan jarak yang lebih jauh, untuk memberikan makna betapa tingginya kedudukan dan derajat Al quran ini. Al-Kitab disini maksud nya adalah Al quran. Bukan Injil, bukantaurat dan bukan yang lain nya. La Raiba fihi (tidak ada keraguan pada nya), kata Ar-Raib artinya keraguan. Makna ayat ini adalah bahwa kitab Al quran ini tidak ada keraguan di dalamnya, dalam bentuk apapun, karena ia diturunkan dari sisi Allah swt. Intertekstuliatas lain dari sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan juga tampak dari kutipan berikut. Kecantikan, kegagahanmu hanyalah pupur Debu cacing yang hancur Melebur di lumpur kotor Agar tidak kecewa kala terhempas Agar tidak merasa berkibar kala di puncak Baris di atas menyatakan bahwa janganlah merasa tinggi hati (sombong) atas anugerah yang diberikan, baik berupa kecantikan maupun kegagahan. Hal itu dipahami si aku bersifat sementara (pupur), yaitu dapat hilang sekejap mata. Seperti pupur atau bedak di wajah yang akan luntur ketika dicuci dengan air. Jadi, tidak akan ada artinya menyombongkan sesuatu yang bahkan tidak abadi (debu cacing yang hancur). Si aku memberi nasihat agar anak-anaknya mengetahui hakikat hidup di dunia. Hakikat tentang dirinya dan Tuhan. Dunia dan isinya akan hancur. Semua manusia akan mati. Ketika seseorang mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya maka yang ada adalah perasaan rendah hati dan tidak merasa memiliki (melembur di lumpur kotor). Seseorang yang memiliki hati mulia (sifat rendah hati) akan selamat dan bahagia. Meskipun ada banyak hal yang akan membuatnya sedih dan sakit (agar tidak kecewa kala terhempas) dan banyak hal lainya yang akan membawanya berada di kenikmatan (agar tidak merasa berkibar kala di puncak). Oleh karena ilmu yang telah ada di hatinya (sabar dan syukur) akan membawa anak-anak itu menuju jalan kebahagiaan dan keselamatan. Jangan terlalu berbangga dengan nikmat yang diperoleh karena itu bukanlah hasil dari kemampuan manusia. Itu semua adalah takdir yang Allah tetapkan dan rezeki yang telah Allah bagikan. Hal tersebut memiliki hubungan intertekstualitas dengan firman Allah swt. Yang artinya: Dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-nya kepadamu Janganlah menjadikan nikmat Allah sebagai sikap sombong dan membanggakan diri di hadapan lainnya. Itulah selanjutnya Allah swt. berfirman: yang artinya Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri Janganlah bersedih dengan nikmat dunia yang luput darimu. Janganlah pula berbangga dengan nikmat yang diberikan padamu. Karena nikmat tersebut dalam waktu dekat bisa sirna. Sesuatu yang dalam waktu dekat bisa sirna tidak perlu dibangga-banggakan. Jadi tidak perlu berbangga dengan hasil yang diperoleh dan tidak perlu engkau bersedih dengan sesuatu yang luput darimu. Semua ini adalah ketetapan dan takdir Allah. 278

8 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam unsur ketidaklangsungan ekspresi ditemukan kata-kata, frasa, dan kalimat yang merupakan wujud dari penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Pembacaan heuristik dan hermeneutik sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary. Pada tahap pembacaan heuristik ditemukan arti-arti yang tidak gramatikal; tidak terpadu. Namun, setelah pembacaan secara hermeneutik dilakukan maka ditemukan makna-makna yang terkandung di dalam sajak, menyangkut isi, sasaran, dan tujuan. Matriks, model, dan varian sajak Serumpun Ayat- Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary. Matriks, model, dan varian merupakan inti dari makna yang terkandung di dalam sajak. Oleh karena itu, penentuan matriks, model dan varian penting dilakukan untuk memahami makna secara utuh. Hubungan intertekstualitas sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary. Hubungan interteks sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan membantu untuk menemukan pemahaman makna sajak secara lebih maksimal. Hubungan intertekstual sajak Serumpun Ayat-Ayat Tuhan memiliki kesamaan dengan beberapa ayat dalam kitab suci Al quran dan Al hadits. Saran Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian atas antologi puisi Serumpun Ayat-Ayat Tuhan karya Iberamsyah Barbary dengan menggunakan teori semiotika yang lain. DAFTAR RUJUKAN Al Hafizh, Muhammad Sejadah Terakhir Karya Edy A. Effendi: Sebuah Kajian Semiotik Michael Riffaterre. Lingua Didaktika Volume 2 Edisi 4. Barbary, Iberamsyah Serumpun Ayat-Ayat Tuhan. Banjarbaru: PT Grafika Wangi Kalimantan. Fatmawaty, Lynda Susana Widya Ayu Sosok Wanita dalam Puisi Portrait D une Femme Karya Ezra Pound (Sebuah Kajian Melalui Pendekatan Struktural dan Semiotik). Semarang: Universitas Diponegoro. Nöth, Winfried Handbook of Semiotic. Diterjemahkan oleh. Surabaya: Airlangga University Press. Pradopo, Rachmat Djoko Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pradopo, Rachmat Djoko Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rusmana, Dadan Filsafat Semiotika. Bandung: Pustaka Setia. Siswantoro Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uniawati Mantra Melaut Suku Bajo: Interpretasi Semiotik Riffaterre. Semarang: Universitas Diponegoro. 279

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE)

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS 73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tinjauan Semiotika Riffaterre pada Cerpen Bulan Kuning Sudah Tenggelam Karya Ahmad Tohari Heisma Arya Demokrawati dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE

ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE Yohanes Vianey Ona dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Ranti Maretna Huri 1, Yenni Hayati 2, M. Ismail Nst. 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Bagian: 1 Merindu Rindu

Bagian: 1 Merindu Rindu Bagian: 1 Merindu Rindu MENULISLAH WALAU SEBARIS PUISI Anakku! Menulislah walau sebaris puisi Jangan takut tidak dibaca Masih ada malaikat pembuka pustaka hati manusia Dunia tidak buta, pasti membacanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Folklor merupakan sebuah elemen penting yang ada dalam suatu sistem tatanan budaya dan sosial suatu masyarakat. Folklor merupakan sebuah refleksi sosial akan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kitab suci bagi umat Islam, di dalamnya berisi sejumlah ajaran yang mengandung petunjuk untuk meraih keselamatan dan kesejahteraan hidup, lahir

Lebih terperinci

Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik

Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik Eirenne Pridari Sinsya Dewi 1*, Made Jiwa Atmaja 2, I G.A.A. Mas Triadnyani 3 123 Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman yang semakin cepat, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al-

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al- 253 BAB VI KESIMPULAN Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al- Gufrān memiliki kekayaan, baik struktur maupun gagasannya. Struktur naratifnya memperlihatkan banyaknya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari hasil analisis data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL JURNAL untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. hidup, lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam, di dalamnya berisi sejumlah ajaran yang mengandung petunjuk untuk meraih keselamatan dan kesejahteraan hidup, lahir

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO

ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual (Pristiwanto) 67 ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO Thoyib MTs Manbaul

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.4 Nabi Hud AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.4 Nabi Hud AS. 5.4.1 Nabi Hud AS. dan Kaum Ad Kaum Ad bertempat di daerah Al-Ahqaf terletak di antara Yaman dan Oman dengan ibukota Iram dan termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deiksis merupakan suatu kata yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan memperhatikan situasi pembicaraan. Menurut Verhaar (2001: 397) deiksis adalah sebagai pronomina

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lagu adalah salah satu bentuk seni populer yang ada pada masa kini. Lagu menjadi salah satu bentuk seni audio yang memadukan antara seni musik dan seni bahasa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui: Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PIDATO IBU. Assalamualaikum, wr. wb.

PIDATO IBU. Assalamualaikum, wr. wb. PIDATO IBU Assalamualaikum, wr. wb. Yang terhormat bapak kepala sekolah SMP Negeri 03 Losari. Yang saya hormati bapak dan ibu guru beserta staf TU SMP Negeri 03 Losari. Yang terhormat teman-teman kelas

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagai Kitab Suci umat Islam merupakan kumpulan firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 58 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara etimologis metode berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti jalan atau cara sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menggangkat

Lebih terperinci

Berkawan dengan Orang Shalih

Berkawan dengan Orang Shalih Berkawan dengan Orang Shalih Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta imajinasi adalah alat. Sastrawan menggunakan media lingkungan sosial sekitar,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar

Lebih terperinci

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Quran merupakan kitab suci umat Islam yang merupakan kumpulan firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhahammad S.A.W. Tujuan utama diturunkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah swt. kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar. KARAKTERISTIK TEMA DAN GAYA BAHASA PUISI PADA AKUN INSTAGRAM @PUISILANGIT SEBAGAI WUJUD LAHIRNYA PUJANGGA MILENIAL DAN RELEVANSINYA DENGAN MEDIA AJAR SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Theresia Pinaka Ratna Ning

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra JURNAL ILMIAH RANI FITRIA WATI NPM. 09080301 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 198 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa ritual kaghotino buku merupakan tradisi masyarakat Muna dengan sistem pewarisan menggunakan lisan yang dilahirkan

Lebih terperinci

Mutiara Islahul Qulub 3

Mutiara Islahul Qulub 3 0 Mutiara Islahul Qulub 3 Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-nya dan larikanlah dirimu dari larangan-nya, agar nafsu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang

Lebih terperinci

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui: Cece Abdulwaly Diterbitkan oleh: melalui: HAFAL AL-QUR'AN: BUAH SABAR & ISTIQAMAH Oleh: Cece Abdulwaly Copyright 2014 by Cece Abdulwaly Cetakan I, 2015 Desain Sampul: Cece Abdulwaly Penerbit: Tahfidz Media

Lebih terperinci

KONSEP RELIGIUSITAS PADA PUISI PUISI KARYA TEGUH TRIANTON TAHUN (KAJIAN SIMBOL HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR) -1-

KONSEP RELIGIUSITAS PADA PUISI PUISI KARYA TEGUH TRIANTON TAHUN (KAJIAN SIMBOL HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR) -1- KONSEP RELIGIUSITAS PADA PUISI PUISI KARYA TEGUH TRIANTON TAHUN 2003-2009 (KAJIAN SIMBOL HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR) -1- Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana S-1 Oleh : FINA SEPTIANI

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SYAIR MAHASISSWA SEMESTER VI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS SYAIR MAHASISSWA SEMESTER VI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN AJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENULIS SYAIR MAHASISSWA SEMESTER VI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah? 109 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis. Maka peneliti telah menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini telah banyak beredar teks terjemahan Alquran dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini telah banyak beredar teks terjemahan Alquran dalam bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini telah banyak beredar teks terjemahan Alquran dalam bahasa Indonesia. Yang menjadi pertanyaan dan menurut peneliti penting untuk dijawab, Apakah teks terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) 1. Jawaban: B Ide pokok paragraf terdapat dalam kalimat utamanya: terdapat di awal atau di akhir paragraf. Ide pokok paragraf tersebut terdapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Siti Muslimatun Mutingah A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh : Siti Muslimatun Mutingah A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ANALISIS MAKNA IDIOMATIK PADA KUMPULAN PUISI PERJALANAN PENYAIR SAJAK-SAJAK KEGELISAHAN HIDUP KARYA PUTU OKA SUKANTA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SMA KELAS X SKRIPSI Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Urgensi Sifat Yakin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Istiqomah. Khutbah Pertama: Istiqomah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????..???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Jusmarwan Nacing, SP ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENG ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Jusmarwan Nacing, SP Bogor, 21 Mei 2010 Manusia, ilmu

Lebih terperinci

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56: 1 TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI Kita telah dan sering mengucapkan 2 kalimat Syahadat: La ilaha illallah dan Muhammadarrasulullah. Dengan dua kalimat yang mulia ini kita memiliki tugas sebagai

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A. ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK Oleh: Itaristanti, M.A. Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan hasil analisis bunyi, kata, dan citraan terhadap beberapa puisi anak. Tujuannya bukan untuk

Lebih terperinci

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM Munawar Rahmat Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI BAB I MAKNA, TUJUAN, DAN METODE MEMAHAMI ISLAM Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa memahami makna Islam. Mari benahi niat

Lebih terperinci

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi MENULIS PUISI Kelas XI Bahasa Semester 1 SK-KD Standar Kompetensi : Menulis 4. Mengungkapkan pengalaman dalam puisi, cerita pendek, dan drama Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis puisi berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH CHANDRA DHARMA SITOPU

SKRIPSI OLEH CHANDRA DHARMA SITOPU PERSPEKTIF SUTARDJI TENTANG TUHAN DALAM AMUK ANALISIS SEMIOTIKA SKRIPSI OLEH CHANDRA DHARMA SITOPU 070701032 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PERSPEKTIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an adalah firman Allah SWT. yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur an adalah bacaan yang mulia. Maha Pemurah Allah SWT. yang mengajarkan al-qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL Oleh: Lastriani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa lasthree92@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT, Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masingmasing. Demikian pula dengan puasa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dalam firman-nya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi kartun karya Jeong Heon Jae memiliki hubungan makna dengan ilustrasinya kartunnya. Keempat sajak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak

Lebih terperinci