Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)"

Inge Sudjarwadi
6 tahun lalu
Tontonan:

1 Boks 2 PERKEMBANGAN INFLASI DI PROVINSI RIAU 1 Perkembangan inflasi di kota Pekanbaru menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Hal ini antara lain disebabkan karena kelompok barang yang mempunyai sumbangan besar terhadap inflasi, seperti bahan makanan dipasok dari daerah lain, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Palembang. Dengan kondisi seperti ini maka adanya kenaikan BBM, kerusakan jalan, dan ketersediaan transportasi sangat berpotensi menyebabkan peningkatan harga di Provinsi Riau relatif lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain. Bila dilihat secara bulanan, sejak tahun 2002 inflasi Kota Pekanbaru tergolong sangat volatile, kenaikan BBM yang terjadi pada tahun 2005 dan 2008 telah menyebabkan volatilitas yang cukup tinggi pada tahun tersebut. Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional Sumber : BPS Propinsi Riau, diolah Nasional (data mulai tahun 2005) Pekanbaru Bila dilihat berdasarkan kelompok barang dan jasa, maka sejak tahun 2007 inflasi pada semua kelompok barang dan jasa cenderung sangat volatile. Kelompok bahan makanan cenderung mengalami volatilitas yang sangat tinggi, karena ketersediaan kelompok ini seperti beras, sayursayuran, daging, telur, dan bumbu-bumbuan sangat tergantung pada daerah lain. Sementara itu, jika dilihat dari indeksnya, maka hampir semua indeks kelompok barang dan jasa mengalami peningkatan, kecuali kelompok kesehatan yang baru mengalami kecenderungan meningkat sejak April Kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi tercatat terus mengalami peningkatan. 1 Kota yang disurvey hanya Kota Pekanbaru

2 Grafik 2. Perkembangan IHK dan Inflasi Kelompok Barang dan Jasa IHK Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman & rokok Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi&Olahraga Transport & Komunikasi Inflasi OKT NOV DES OKT NOV DES Sumber : BPS Propinsi Riau, diolah Dari kelompok bahan makanan tersebut, sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok sayur-sayuran merupakan sub kelompok yang paling volatile. Jenis hambatan yang paling sering dihadapi adalah biaya pengangkutan yang mahal, kerusakan infrastruktur, hambatan cuaca/musim, keterbatasan armada pengangkutan, dan adanya bencana di daerah pemasok. Sementara itu, dampak dari kenaikan BBM umumnya lebih tinggi pada second round effect sehingga mendorong lonjakan inflasi sampai pada 2 bulan setelah kenaikan BBM. Grafik 3. Perkembangan IHK dan Inflasi Sub Kelompok Barang dan Jasa IHK Padi. Umbi dan Hasilnya Daging dan Hasilnya Inflasi Sayur-sayuran Bumbubumbuan

3 Beberapa hal yang menyebabkan tingginya volatilitas harga kelompok bahan makanan antara lain : a) Karakteristik komoditas pertanian yang perishable dan bulky, sehingga memerlukan perlakuan khusus dalam penyimpanan dan pengangkutan. Sehingga semakin perishable suatu barang maka tingkat fluktuasi harganya akan semakin tinggi b) Adanya gap antara produksi dan konsumsi, sifat produksi musiman sementara pola konsumsi masyarakat umumnya stabil sepanjang tahun c) Produsen bahan makanan umumnya berskala mikro dan tersebar, sehingga masih ada proses dan biaya pengumpulan bagi penjual d) Ekspektasi masyarakat akan kelangkaan komoditas tertentu. Dalam rangka membantu Pemerintah Daerah mengendalikan tekanan inflasi yang cukup tinggi, maka atas inisiatif Bank Indonesia Pekanbaru telah dibentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Riau melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor:Kpts. 1219/V/2008 pada tanggal 7 Mei 2008 tentang Pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau. Khusus dalam mengantisipasi kenaikan harga pada bulan September atau bulan puasa dan menjelang hari Raya Idul Fitri, TPID Riau telah melakukan pembahasan untuk merumuskan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut : 1. Untuk antisipasi terhadap terganggunya jalur distribusi akibat musim hujan pada bulan September, dinas perhubungan berkoordinasi dengan Dinas Kimpraswil telah menempatkan alat-alat berat pada titik rawan di Riau. Sehingga jika terjadi permasalahan terhadap jalur distribusi dapat segera diatasi dengan peralatan yang sudah tersedia. Selain itu juga akan dipersiapkan jalur alternatif; 2. Dinas Perhubungan akan memantau pelaksanaan kebijakan batas atas dan batas bawah tarif angkutan untuk kelas ekonomi menjelang hari Raya Idul Fitri serta memberikan informasi kepada masyarakat bahwa jumlah kendaraan angkutan umum untuk pemudik akan mencukupi; 3. Bulog mempersiapkan stok beras mencapai ton, antara lain melalui pengadaan jarak jauh yang berasal dari Sulawesi Selatan. Penyaluran beras oleh Bulog mencapai ton/bulan yaitu untuk Rumah Tangga Miskin (RTM) di Riau, sehingga stok beras tersebut diperkirakan akan cukup sampai dengan 7 (tujuh) bulan kedepan (Maret 2009);

4 4. Untuk mencegah spekulasi masyarakat akan kecukupan beras, Bulog telah membuat surat kepada Walikota dan Bupati agar dapat segera menyalurkan beras sehingga masyarakat memiliki stok menjelang Lebaran; 5. Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melakukan operasi pasar murah dan melakukan pemantauan pasar secara intensif, serta memberikan informasi melalui media masa bahwa stok kebutuhan pokok mencukupi; 6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melakukan pengawasan yang lebih ketat agar SPBU tidak menjual BBM kepada pengecer, dan melakukan koordinasi dengan Pertamina agar stok BBM mencukupi. Dengan upaya tersebut, inflasi Pekanbaru pad September 2008 hanya mencapai 0,61% lebih rendah dibandingkan bulan Juli dan Agutus 2008, serta inflasi nasional pada bulan Septemberr Rekomendasi Dari analisis tersebut diatas tercermin bahwa tingkat harga di Riau sangat bergantung pada kondisi jalan, suplay dari provinsi tetangga, ketersediaan transportasi. Selain itu, ekspektasi masyarakat juga merupakan hal sangat perlu diperhatikan, karena turut memberikan sumbangan yang besar dalam pembentukan harga. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menjaga kestabilan harga di Provinsi Riau perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut: 1. Memperbaiki infrastruktur jalan yang menghubungkan dengan provinsi pemasok barangbarang kebutuhan pokok; 2. Memantau secara intensif ketersediaan barang dan perkembangan harga, serta melakukan penyebaran informasi sehingga tercipta ekspektasi positif di masyarakat; 3. Melakukan penertiban terhadap berbagai macam pungutan liar kepada kendaraan angkutan barang, karena akan meningkatkan biaya transportasi dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Selain itu perlu dilakukan evaluasi terhadap Perda di kabupaten/kota seperti Perda retribusi angkutan hasil bumi, karena berdampak pada terciptanya ekonomi biaya tinggi dan sangat berpengaruh dalam memberikan tekanan inflasi daerah; 4. Melakukan pengembangan jalur alternatif yang kualitas dan kapasitasnya berimbang dengan jalur utama, sehingga jika terjadi gangguan pada jalur utama kegiatan transportasi tidak terganggu;

5 5. Menjalin kerjasama/jejaring dengan daerah pemasok, agar didapat kepastian ketersediaan barang dengan cakup dan tepat waktu; 6. Merealisasikan program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) sehingga pada jangka panjang ketergantungan Riau terhadap daerah lain berkurang.

dokumen-dokumen yang mirip

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm