BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR"

Transkripsi

1 BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR 5.1 Satrategi Jaringan Distribusi di Kabupaten Serdang Bedagai Langkah berikutnya dalam memilih strategi distribusi adalah menentukan berapa banyak organisasi yang terlibat dalam suatu vertikal dan tipe-tipe perantaranya untuk diseleksi pada setiap tingkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi saluran: a. Pertimbangan pengguna akhir Menentukan dimana pengguna akhir akan membeli produk yang diinginkannya. Untuk Kabupaten Serdang Bedagai pengguna akhir atau konsumen membeli produk masih dilakukan di di warung dekat rumah, pasar-pasar, baik pasar permanen maupun pasar kaget. b. Karakteristik Produk Produk-produk yang dibutuhkan konsumen adalah produk untuk kebutuhan harian. Dengan hadirnya pasar kaget/toko (warung dekat rumah) di tengah-tengah masyarakat memperpendek jaringan distribusi di Kabupaten Serdang Bedagai. c. Kemampuan dan sumber daya Dengan semakin banyaknya sumber daya yang dapat ditingkatkan di Kabupaten Serdang Bedagai memungkinkan produsen untuk memilih perantara. Adapun lembagalembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah Pedagang besar (Wholesaler) dan Pengecer (Retailer). Dalam hal tidak tertutup kemungkinan bahwa 92

2 produsen bertindak sekaligus sebagai pedagang karena selain membuat barang juga memperdagangkannya. d. Fungsi-fungsi yang disyaratkan Mempelajari fungsi-fungsi ini adalah penting dalam memilih tipe-tipe perantara yang tepat bagi produk atau jasa tertentu. e. Ketersediaan dan keterampilan para perantara Evaluasi terhadap pengalaman, kemampuan, dan motivasi para perantara juga penting. 5.2 Strategi Pengembangan Pasar di Kabupaten Serdang Bedagai Dalam menentukan strategi pengembangan pasar perlu melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah mengidentifikasi faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Pada tahapan pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan dengan pembuatan parameter penilaian. Parameter penilaian dalam penelitian ini terdiri dari 20 (dua puluh) parameter. Dua puluh parameter penilaian diberi batasan penilaian yang terdiri dari empat kriteria. Setiap kriteria diberi nilai dengan rentang 1-4. Sehingga dapat diperoleh parameter yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor kekuatan terdiri atas 5 (lima) parameter, kelemahan terdiri atas 5 (lima) parameter, peluang terdiri atas 6 (enam) parameter, dan ancaman terdiri atas 4 (empat) parameter. Pada kedua yaitu menentukan strategi pengembangan pasar tradisional. Strategi pengembangan Pasar Tradisonal di daerah Kabupaten Serdang Badagai dapat dilihat dengan menggunakan analisis SWOT yaitu dengan melihat kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunity), dan ancaman (Treaths). Penentuan strategi pengembangan pasar tradisional adalah membuat matriks kombinasi keempat faktor yaitu kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunity), dan ancaman (Treaths). Strategi yang dibuat dari 93

3 kombinasi keempat faktor adalah kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-ancaman (S-T), kelemahanpeluang (W-O), dan kelemahan ancaman (W-T). Tahap selanjutnya yaitu tahap ketiga adalah dengan mengevaluasi strategi pengembangan pasar tradisional. Evaluasi strategi faktor eksternal dan internal dilakukan dengan membuat tabel Matriks Evaluasi Faktor eksternal dan faktor internal. Hal-hal yang dilakukan dalam evaluasi faktor eksternal dan internal adalah membuat bobot, menentukan nilai rating, dan mencari nilai bobot dikali dengan rating. Besarnya bobot dapat dicari melalui perbandingan antara banyaknya jumlah sampel yang menyatakan tentang parameter yang diuji dengan total sampel. Rating dibuat oleh peneliti sendiri yang sesuai dengan literatur dan sesuai dengan data yang diperoleh Faktor Eksternal Pengembangan Pasar Adapun beberapa faktor strategis eksternal yang mempengaruhi strategi pengembangan pasar tradisional beserta pembobotannya dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5.1 Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Pasar No Eksternal Faktor Bobot 1 Adanya program pemerintah 0, Ketersediaan barang dagangan yang cukup baik 0, Semakin meningkatnya produk subsitusi 0, Adanya dukungan pemerintah untuk memajukan pasar 0, Minat masyarakat berbelanja di daerah lain di luar Sergai 0, Adanya kerjasama yang baik dengan pemerintah dalam usaha meningkatkan perekonomian 0, Harga transportasi yang murah 0, Daya beli masyarakat masih rendah 0, Berkembangnya pasar modern 0, Meningkatnya perekonomian melalui UKM Mandiri 0, Sumber : Hasil Olahan 94

4 Pembobotan dilakukan dengan alasan beberapa faktor strategis eksternal pada tabel 5. di atas sebagai berikut: 1. Adanya program pemerintah Program yang dilakukan pemerintah daerah setempat akan menjadi peluang untuk mengembangkan pasar karena akan memperlancar usaha dagang. 2. Ketersediaan barang dagangan yang cukup Ketersediaan barang dagangan yang cukup akan menjadi peluang untuk mengembangkan pasar dikarenakan akan memenuhi kebutukan konsumen secara berkesinambungan dan tercukupi. 3. Semakin meningkatnya produk subsitusi Kehadiran barang substitusi atau barang pengganti akan menjadi ancaman bagi keberadaan produk lokal. Misalnya keripik pisang diganti dengan keripik kentang yang sudah terkenal. 4. Adanya dukungan pemerintah untuk memajukan pasar Campur tangan pemerintah untuk memajukan pasar merupakan peluang untuk meningkatkan pengembangan pasar misalnya penyediaan fasilitas pasar untuk mendukung kenyamanan operasional pasar. 5. Minat masyarakat berbelanja di daerah lain di luar Sergai Kabupaten Serdang Bedagai tidak terlalu jauh dari ibukota propinsi Sumatera Utara yaitu kota medan. Lama perjalannan ke kokta medan ini dapat diempuh dlam waktu 1.5 jam. Sehimngga mendorong masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai untuk membelanjakan uangnya dan sekalian jalan-jalan di kota medan yang banyak dengann pilihan barang dan hiburan. Hal ini tentunya akan menjadi ancaman terhadap produk yang dihasilkan dari Kab. Serdang Bedagai 95

5 6. Adanya kerjasama yang baik dengan pemerintah dalam usaha meningkatkan perekonomian Adanya Kerjasama yang baik dengan pemerintah dalam usaha meningkatkan perekonomian merupakan peluang untuk mengembangkan pasar, misalnya keikutsertaan pemerintah melakukan promosi pasar UKM telah meningkatkan pemasarannya. 7. Harga transportasi yang murah Harga transportasi yang murah akan menjadi peluang untuk pengembangan pasar yang mana akan menekan biaya angkut barang yang sejatinya akan membuat harga tidak terlalu tinggi, dan dilain pihak juga konsumen untuk mencapai pasar tidak terlalu banyak mengeluarkan ongkos. 8. Daya beli masyarakat masih rendah Kemampuan daya beli masyarakat masih rendah akan menjadi ancaman untuk pengembangan pasar, karena daya beli yang rendah akan mengakibatkan masyarakat tidak mampu membeli kebutuhan yang berakibat pada pendapatan pedagang yang berkurang, sehingga pedagang akan beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan hidup. 9. Berkembangnya pasar semimodern Pasar modern merupakan hal yang wajar pada masa ini dimana melihat kebutuhan konsumen yang tidak terbatas. Tetapi dalam hal ini, keberadaan pasar modern dapat menjadi ancaman bagi keberadaan pasar tradisional karena pasar modern dapat melemahkan perekonomian pasar tradisional bahkan dapat mengurangi tingkat pendapatan pedagang pasar tradisional. Kenyamanan pasar modern dan kompletnya ketersediaan barang dapat lebih menarik minat konsumen pada saat ini. 96

6 10. Meningkatnya perekonomian melalui UKM Mandiri Melalui peningkatan ekonomi UKM mandiri merupakan peluang untuk mengembangkan pasar misalnya pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat memajukan kemandirian ekonomi daerah yang mana banyak para pedagang masih mengharapkan kucuran dana untuk memperlancar uasahanya Faktor Internal Pengembangan Pasar Adapun faktor strategi internal yang mempengaruhi pengembangan pasar dan pembobotannya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.2 Faktor Internal Strategi Pengembangan Pasar No Internal Faktor Bobot 1 Produk yang dibutuhkan masyarakat 0, Adanya pedagang kaki lima 0, Kualitas produk berdaya saing tinggi 0, Kemudahan memperoleh barang dagangan 0, Kurang media informasi untuk mempromosikan pasar 0, Fasilitas pasar kurang memadai 0, Waktu buka pasar yang kurang 0, Harga barang ekonomis 0, Kenyaman lingkungan pasar 0, Pedagang dan UKM melakukan kegiatan mandiri dengan peralatan sederhana Sumber : Hasil Olahan 0, Produk yang dibutuhkan masyarkat 97

7 Produk-produk yang sangat dibutuhkan masyarakat akan menjadi kekuatan yang dapat dipertahankan untuk pengembangan pasar karena akan menjadi basic pertahanan yang akan selalu di butuhkan oleh konsumen. 2. Adanya pedagang kaki lima Pedagang Kaki Lima merupakan pedagang yang berjualan di pinggiran atau yang membuka lapak di tempat yang tidak termasuk dalam pasar karena pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan di daerah yang dapat mengganggu ketertiban lalu lintas dan merusak pemandangan pasar menjadi kumuh sehingga dapat menjadi suatu ancaman. 3. Kualitas produk berdaya saing tinggi Kualitas barang dagangan yang baik akan menjadi kekuatan pasar untuk menarik minat konsumen dan juga untuk menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perkembangan pasar 4. Kemudahan memperoleh barang dagangan Kemudahan memperoleh barang yang dibutuhkan akan menjadi kekuatan untuk mengembangkan pasar karena akan memperlancar proses jual beli antara pedagang dengan pembeli 5. Kurang media informasi untuk mempromosikan pasar Promosi merupakan pengenalan suatu produk/barang yang dijual kepada konsumen agar konsumen mengetahui keberadaan/tempat serta harga suatu barang. Tidak adanya promosi yang dilakukan dapat menjadi suatu kelemahan dalam pengembangan pasar tradisional. 6. Fasilitas pasar kurang memadai Fasilitas pasar yang kurang memadai akan menjadi kelemahan pengembangan pasar karena akan mengganggu aktivitas yang ada di pasar. 98

8 7. Waktu buka pasar yang kurang Waktu buka yang kurang pedagang dapat menjadi kelemahan dalam mengembangakan pasar tradisional. Semakin terlambat pedagang pasar tradisional membuka usahanya semakain sedikit pembeli/konsumen yang memiliki waktu di dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. 8. Harga barang ekonomis Harga barang yang murah akan menjadi kekuatan dalam mengembangkan pasar karena harganya dapat dijangkau masyarakat sesuai dengan kemampuan daya beli. 9. Kenyaman lingkungan pasar Lingkuangan pasar yang nyaman akan menjadi kekuatan dalam pengambangan pasar karena akan menimbulkan rasa keinginan kembali bagi pengunjung untuk berbelanja ke pasar tersebut. 10. Pedagang dan UKM melakukan kegiatan mandiri dengan peralatan sederhana Penggunaan alat sederhana akan menjadi kelemahan untuk mengembangkan pasar karena akan memperlambat pedagang untuk hidup lebih praktis dalam berdagang karena pada saat banyak pasar yang hanya dikelola oleh masyarakat secara sederhana Menentukan Rating dan Skoring Faktor-Faktor Strategis Tahap berikutnya adalah tahap penentuan rating, identifikasi faktor strategis eksternal ditinjau dari peluang dan ancaman yang ada dan identifikasi faktor strategis internal ditinjau dari kekuatan dan kelemahan yang ada. Rating diberikan kepada masing-masing faktor strategis internal dan eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif pengolah merespon faktor-faktor strategis. Hasil skor dapat diperoleh dari pengalian bobot dengan rating yang telah di dapat. 99

9 Adapun tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis eksternal pengembangan pasar tradisional di daerah penelitiandapat dilihat pada tabel 5. berikut ini: Tabel 5.3 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFAS) No Eksternal Faktor Bobot Rating Skor Peluang 1 Adanya program penyuluhan pemerintah 0, Ketersediaan barang dagangan yang cukup baik 0, Adanya dukungan pemerintah untuk memajukan pasar 4 Adanya kerjasama yang baik dengan pemerintah dalam usaha meningkatkan perekonomian 0, Meningkatnya perekonomian melalui UKM Mandiri 0, , Harga transportasi yang murah 0, Ancaman 0, , , , , , Daya beli masyarakat masih rendah 0, , Semakin meningkatnya produk subsitusi 0, , Minat masyarakat berbelanja di daerah lain di luar Sergai 0, , Berkembangnya pasar modern 0, , Sumber : Hasil Olahan Total 2,65089 a. Peluang (Opportunities) Pasar Tradisional di Kabupaten Serdang Bedagai Untuk mengembangkan pasar di Kabupaten Serdang Bedagai ditemukan beberapa peluang. Adapun peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pasar tradisional sebagai berikut : Adanya program pemerintah 100

10 Program yang dilakukan pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai adalah pengembangan fisik pasar seperti membuat los, kios, dan menciptakan pasar yang nyaman merupakan peluang pengembangan pasar. Ketersediaan barang dagangan yang cukup baik. Ketersediaan barang dagangan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan para konsumen di daerah Kabupaten Serdang Bedagai merupakan peluang untuk mengembangkan pasar di daerah ini. Adanya dukungan pemerintah untuk memajukan pasar. Adanya dukungan pemerintah misalnya adanya pemeberian bantuan pengolahan pasar akan menjadi peluang untuk mengembangkan pasar di Kabupaten Serdang Bedagai. Adanya kerjasama yang baik dengan pemerintah dalam usaha meningkatkan perekonomian Adanya kerjasama yang dilakukan pemerintah dengan pedagang akan menjadi peluang pengembangan pasar misalnya, pungutan retribusi yang tidak terlalu memberatkan pedagang. Meningkatnya perekonomian melalui UKM Mandiri Melalui peningkatan ekonomi UKM mandiri merupakan peluang untuk mengembangkan pasar misalnya pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat memajukan kemandirian ekonomi daerah. Harga transportasi yang murah Harga transportasi yang murah akan mengurangi biaya angkut, sehingga harga barang dagangan tidak terlalu mahal untuk menarik minat konsumen untuk berbelanja di pasar apalagi biaya transportasi menuju pasar bagi konsumen masih terjangkau. 101

11 b. Ancaman (Threats) Pasar Tradisional di Kabupaten Serdang Bedagai Untuk mengembangkan pasar di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat beberapa ancaman yang merupakan tantangan dalam usaha pengembangan pasar tradisional. Adapun ancaman-ancaman yang dihadapi pasar tradisional adalah : Daya beli masyarakat masih rendah Masih rendahnya daya beli masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai, hal ini terbukti dengan pendapatan masyaratkat yang sebagian besar di bawah 1 juta rupiah, akan mengakibatkan rendahnya permintaan barang di pasar hingga tidak menggairahkan perdagangan pasar dalam arti mobilitas barang akan lambat. Semakin meningkatnya barang substitusi Dengan semakin meningkatkan barang substitusi akan menjadi ancaman bagi pengembangan pasar, karena kosumen akan mencari barang pengganti yang lebih murah tetapi kualitas lebih baik. Minat Masyarakat berbelanja di daerah lain di luar Sergai Jarak antara Kab. Serdang Bedagai dengan ibukota propinsi yang tidak terlalu jauh membuat masyarakat berminat berbelanja di Kota Medan, selain barangnya yang lebih lengkah juga karena kota Medan sarat menjanjikan banyak hiburan yang dibutuhkan konsumen. Berkembangnya pasar modern Perkembangan pasar modern yang cukup pesat saat ini, telah mampu menggeser peran pasar tradisional di Kabupaten Serdang Bedagai yang masih menggunakan tradisi lama dalam memasarkan produknya, misalnya di pasar kaget yang masih menggunakan tempat yang jauh dari kondisi nyaman. 102

12 Adapun tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis internal untuk pengembangan pasar dapat dilihat pada tabel 5. berikut ini: Tabel 5.4 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFAS) No Internal Faktor Bobot Rating Skor Kekuatan 1 Produk yang dibutuhkan masyarakat 0, , Harga barang ekonomis 0, , Kualitas produk berdaya saing tinggi 0, , Kemudahan memperoleh barang dagangan 0, , Kenyamanan lingkungan pasar 0, , Kelemahan 6 Adanya pedagang kaki lima 0, , Kurang media informasi untuk mempromosikan pasar 0, , Fasilitas pasar kurang memadai 0, , Waktu buka pasar yang kurang 0, , Pedagang dan UKM melakukan kegiatan mandiri dengan peralatan sederhana 0, , Total 2, Sumber : Hasil Olahan c. Kekuatan (Strenghts) Pasar di Kabupaten Serdang Bedagai Dalam pengembangannya dijumpai berbagai kekuatan pada pasar di Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun kekuatan yang dapat dimanfaatkan pasar sebagai pengembangannya adalah: Produk yang dibutuhkan masyarkat Produk yang sangat dibutuhkan masyarakat akan menjadi kekuatan untuk mempertahankan kelangsungan pasar, bahkan untuk mengembangkan pasar. Pada umumnya kebutuhan akan bahan pokok, misalnya sayuran, lauk, dan pakaian masih merupakan barang yang 103

13 masih mudah di dapat karena sumber produksinya tidak begitu jauh dari jangkau daerah pasar. Misalnya saja produsen sayuran berasal dari daerah lain yang masih cukup dekat, contonya dari Kota Siantar, Kabanjahe dan kota Medan. Bahkan tidak jarang produsen banyak juga berasal dari Kabupaten Serdang Bedagai. Selain itu untuk bahan lauk, Kabupaten Serdang Bedagai. Kualitas produk berdaya saing tinggi Kualitas produk yang memiliki daya saing tinggi akan menjadi kekuatan pasar di Kabupeten Serdang Bedagai, hal ini terjadi di mana barang dagangan yang di jual di pasaran misalnya produk makanan merupakan bahan segar, contohnya ikan yang sumbernya (di Kabupaten Serdang Bedagai yang masih memiliki daerah pesisir) dekat dengan pasar sehingga komsumsi atau kebutuhan akan hasil laut menjadi barang yang diunggulkan misalnya banyaknya kedai nasi yang menawarkan ciri khas hasil laut. Contoh lain yang juga menonjol adalah hasil pengolahan bahan makanan yang langsung di produksi masyarakat kabupaten serdang Bedagai misalnya bahan makanan yang di jual di Pasar Bengkel yang cukup memiliki daya saing tinggi. Kemudahan memperoleh barang dagangan Kemudahan memperoleh barang dagangan merupakan kekuatan pasar untuk meminimalisasikan semua resiko pedagang dalam memperoleh barang dagangan. Minimalisasi resiko misalnya sedikitnya barang yang rusak, karena jarak sumber barang dagangan yang tidak terlalu jauh. Minimalisasi yang lain adalah bisa menekan biaya angkut karena mudahnya memperoleh barang dagangan. Berikutnya tidak di butuhkan waktu yang lama untuk memperoleh barang dagangan akan melancarkan pemenuhan kebutuhan oleh pedagang terhadap pembeli. Harga barang ekonomis 104

14 Harga yang terjangkau (masih murah) akan menjadi kekuatan pasar, karena harga komoditi di Kabupaten Serdang Bedagai tidak terlalu mahal kerena sumber barang yang tidak begitu jauh diperoleh para pedagang hingga tidak banyak menanggung biaya barang dagangannya dimana barang dagangan bisa di peroleh pedagang dari tengkulak yang ada di pasar kota Medan yang tidak begitu jauh dari Kabupaten Serdang Bedagai. Kenyamanan lingkungan pasar Pasar yang nyaman akan menimbulkan keinginan konsumen untuk lebih lama beraktivitas di pasar, begitu juga dengan produsen lebih longgar beraktivitas meperdagangkan barang dagangannya. Bahkan akan menimbulkan keinginan kembali untuk berkunjung ke pasar dan akan menimbulkan isu-isu yang positif di kalangan masyarakat akan keberadaan pasar. c. Ancaman (Threats) Pasar di Kabupaten Serdang Bedagai Pengembangan pasar di Kabupaten Serdang Bedagai memiliki ancaman yang merupakan tantangan dalam usaha pengembangan pasar. Adapun ancaman-ancaman yang dihadapi pasar tradisional adalah : Adanya pedagang kaki lima Pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan di depan pasar yang tidak memiliki kios untuk berdagang. Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan suatu ancaman bagi pedagang di pasar. Karena pedagang kaki lima ini berjualan di depan dari suatu pasar. Dengan berjualan di depan pedagang kaki lima menjadi pilihan para pembeli mengingat dengan efektivitas waktu pembeli dan dengan harga yang relatif murah. Kurang media informasi untuk mempromosikan pasar Kurangnya media informasi untuk mempromosikan pasar akan menjadi ancaman bagi pengembangan pasar di Kabupaten Serdang Bedagai, hal ini dapat terlihat bahwa hasil 105

15 pasar yang di unggulkan oleh Kabupaten Serdang Bedagai masih mencakup lingkungan wilayah Serdang Bedagai saja. Promosi yang masih di harapkan masih di katakan kurang mengingat banyak produk-produk unggulan yang dapat di tonjolkan oleh pedagang pasar lokal untuk menarik minat pedagang atau konsumen luar untuk memperoleh barang dagangan dari pasar yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. Fasilitas pasar kurang memadai Fasilitas pasar yang kurang memadai yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisioal Kabupaten Serdang Bedagai, terutama di berbagai pasar kaget yang tidak menyediakan fasilitas umum misalnya WC umum, pelayanan air dan yang lainnya adalah fasilitas parkir yang sangat minim sekali bahkan di pasar permanen merupakan ancaman untuk perkembangan pasar di kabupeten Serdang Bedagai. Pedagang dan UKM melakukan kegiatan mandiri dengan peralatan sederhana Pedagang yang ada ataupun UKM masih banyak yang melakukan kegiatan secara mandiri atau menggunakan peralalatan yang sedehana, hingga hal ini merupakan sebuah ancaman karena akan menghambat percepatan pengembangan usaha mereka dimana saat ini banyak terdapat pasar kaget yang ada tanpa pengolahan dari pemerintah dan hanya dikelola masyarakat secara sederhana. 106

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan di dua pasar tradisional di kota Medan yaitu Pasar Pagi Padang Bulan dan Pasar Sei Kambing Kecamatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 62 Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal i Kekuatan ( Strengths ) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar tradisional merupakan ciri bagi negara berkembang dengan tingkat pendapatan dan perekonomian masyarakat yang relatif rendah sehingga lebih sering berbelanja ke pasar tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sentra Produksi Pisang di Lampung. Tanjung Karang merupakan Ibukota sekaligus pusat pemerintahan provinsi Lampung, sebagai salah satu provinsi sentra produksi utama

Lebih terperinci

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 88 BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 7.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal ditujukan untuk mengidentifikasi faktorfaktor

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI Nama : Sheena Anghelina Adam NPM : 18210226 Kelas : EA16 Dosen Pembimbing : Emilianshah Banowo, S.SOS., MM ABSTRAK

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar yang merupakan tempat dimana pedagang (penjual) dan pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana masyarakat bisa menjual barang, jasa, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam transformasi system ekonomi pasar, dikenal adanya dualisme system ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang

Lebih terperinci

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN Rumah Makan Ullan merupakan salah satu rumah makan yang khusus menyediakan menu makanan laut yang memiliki cita rasa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun)

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun) Lampiran 1 Karakteristik Sampel Agroindustri Salak Petani Salak Umur Pendidikan Tanggungan (orang) Bertani Luas Lahan (Ha) 1 43 12 3 15 1 2 48 12 4 19 3 3 38 12 4 6 2 4 39 12 4 11 1 5 43 9 4 12 2 6 53

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka 92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis eceran merupakan bagian dari saluran distribusi yang memegang peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau perantara antara konsumen dam produsen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menganalisis

Lebih terperinci

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SCABIMITE DAN LAXADINE PADA PT. GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES Nama : DEWI SAWITRI NPM : 12214888 Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M LATAR BELAKANG MASALAH Strategi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan di Pasar Modern Hypermart Binjai Super Mall

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan di Pasar Modern Hypermart Binjai Super Mall BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penentuan lokasi dilakukan di Pasar Modern Hypermart Binjai Super Mall (BSM) dan Pasar Tradisional Tavip Kelurahan Pekan Binjai, Kota Binjai.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Sampel Nama Jenis Kelamin Jenis Pedagang 1 Tiurma Perempuan Pedagang Sayur 2 Erlina Br. Pardede Perempuan Pedagang Ikan 3 B. Simarmata Laki - Laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pondasi pokok bagi perekonomian Indonesia karena dengan adanya pasar, salah satu bagian dari perekonomian yaitu perputaran uang arus keluar dan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli dan terjadi proses tawar-menawar.

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP CEMARA VOLUME 1 NOMOR 1 NOPEMBER 015 ISSN: 087-484 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP Fatmawati 1, dan Henny Dianawati 1 Fakultas Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas yang memiliki kriteria yakni kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas yang memiliki kriteria yakni kekayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah menurut UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas yang memiliki kriteria yakni kekayaan bersih lebih dari Rp

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang dalam penerapannya mengandalkan sektor pertanian dalam menopang serta sumber mata pencaharian bagi masyarakat. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis eceran yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sebagian orang. Pada saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak 1 BAB I PENDAHUALAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU Toti Indrawati dan Indri Yovita Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor yang memiliki visi menjadi kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan yang amanah merupakan visi yang harus di jalankan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Muhammad Cendana Aji 15213856 Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Latar Belakang Persaingan bisnis ritel (minimarket dan convenience

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional,

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buahbuahan, pakaian,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. seperti Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dan perputaran perekonomian sangat

BAB V PENUTUP. seperti Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dan perputaran perekonomian sangat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan UMKM merupakan salah satu penunjang ekonomi bagi negara berkembang seperti Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dan perputaran perekonomian sangat terbantu dengan adanya UMKM.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meraih dan merebut hati para pelanggan merupakan tantangan bagi setiap pelaku bisnis di tengah situasi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pertumbuhan penduduk di negara berkembang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pertumbuhan penduduk di negara berkembang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya pertumbuhan penduduk di negara berkembang merupakan suatu masalah yang sangat krusial. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami masalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Novia Endah Lestari NPM : 15212396 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Ir. Titiek i kirewati, MM ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya

I. PENDAHULUAN. banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan manfaat yang dapat kita peroleh dari sumber daya. Kenaikan manfaat itu dapat dicapai dengan menggunakan lebih banyak sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : ISSN :

AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : ISSN : AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : 11 23 ISSN : 1411-1063 ANALISIS SWOT TATANIAGA SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) Pujiharto 1) dan Sri Wahyuni 2) 1) Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ini mengkaji dan menganalisis kegiatan usaha pedagang kaki lima dengan metode SWOT. Adapun fokus lokasi penelitian pada pedagang kaki lima jalan Kapten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mari Elka Pangestu,Menteri Perdagangan, Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial budaya. Pembangunan agar menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining process)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan (Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah TINJAUAN PUSTAKA Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar Judul : Efektivitas dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar Nama : I Kadek Dwi Perwira Putra NIM : 0906105039 ABSTRAK

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO JAYA SUSU BUNGUR DALAM PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK SUSU

STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO JAYA SUSU BUNGUR DALAM PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK SUSU STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO JAYA SUSU BUNGUR DALAM PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK SUSU Nama : Mas Ula Ulva NPM : 14211340 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE, MM Pendahuluan Latar

Lebih terperinci

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar; PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AREA PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dapat kita lihat begitu banyak kendaraan yang digunakan oleh masyarakat, dari. ataupun untuk usaha misal pedagang kaki lima.

BAB I PENDAHULUAN. Dapat kita lihat begitu banyak kendaraan yang digunakan oleh masyarakat, dari. ataupun untuk usaha misal pedagang kaki lima. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kendaraan bukan lagi barang yang tergolong barang mewah, melainkan kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh pergeseran kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu e-j. Agrotekbis 1 (3) : 295-300, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR BISNIS Bussines Plan

TUGAS PENGANTAR BISNIS Bussines Plan TUGAS PENGANTAR BISNIS Bussines Plan BUDI AMIN 15101119 BAB 1 PENDAHULUAN Nama Usaha Bidang Usaha Jenis Produk Alamat perusahaan : Sego Buntel Masming : Produk Makanan : Sego Buntel & Sego Goreng Buntel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci