BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR"

Transkripsi

1 88 BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 7.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal ditujukan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kaitannya dengan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Faktor-faktor strategis internal tersebut adalah : Kekuatan Faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor yaitu : 1. Pasar tradisional sudah berdiri lama Kekuatan pertama dari Pasar tradisional di Kota Bogor yaitu sudah berdiri sejak tahun Pada awal berdirinya, pasar tradisional ini hanya berupa pasar yang terdiri dari lapak-lapak yang di pasar yang dipakai berjualan oleh pedagang. Setelah perkembangannya, barulah pasar tradisional di bentuk dengan menggunakan kios dan los dan dikelola oleh dinas perindustrian dan perdagangan Kota Bogor. Baru pada tahun 2009, untuk meningkatkan kualitas pasar tradisional dibentuklah perda dan perwali yang menyatakan bahwa pasar tradisional dikelola oleh PD. Pasar. 2. Lokasinya strategis berada di pusat kota Lokasi Kota Bogor yang strategis berada di pusat kota menjadi faktor kekuatan untuk peningkatan posisi tawar pasar tradisional. Terdapat tiga alasan utama yang menjadikan pasar tradisional di Kota Bogor menjadi ramai pembeli, yaitu pasar tradisional di Kota Bogor terletak antara berdekatan dengan Kebun Raya Bogor sebagai tempat wisata, terminal barangsiang, dan stasiun kereta api.

2 89 3. Menyediakan sebagian besar kebutuhan pokok Seperti halnya pasar tradisional di kota-kota lain, pasar tradisional di Kota Bogor merupakan tempat yang utama dikunjungi oleh masyarakat dikarenakan pasar dapat menyediakan hampir seluruh kebutuhan pokok. Mulai dari beras, sayuran, ikan, minyak goreng, dll terdapat di pasar tradisional. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional merupakan hasil bumi sendiri dengan pemanfaatan potensi lokal petani yang dijual ke pasar. 4. Harga barang terjangkau oleh pelanggan Harga barang di pasar tradisional jelas lebih murah dibandingkan dengan harga barang di pasar modern. Perbedaan harga ini dapat mencapai 20-30%. Hal ini disebabkan di pasar modern, harga barang menjadi lebih mahal dikarenakan pembiayaan pajak barang dan bangunan dibebankan kepada konsumen oleh pedagang. Namun di pasar tradisional tidak terdapat pajak yang dibebankan sehingga harga barang lebih terjangkau/murah Kelemahan Faktor-faktor yang merupakan kelemahan yang terdapat di pasar tradisional Kota Bogor antara lain : 1. Manajemen pengelolaan masih kurang profesional Salah satu penyebab pasar tradisional tidak mengalami kemajuan yaitu karena manajemen pengelolaan tidak profesional. Sebelum dikelola oleh PD Pasar (swasta, profesional), pasar tradisional dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kota Bogor (PNS). Terlihat perbedaan cara pengelolaan yang dilakukan oleh pihak swasta dan PNS. Ketika pasar dikelola oleh PNS, maka budaya santai, kurang semangat dan tingkat kreativitas mengelola pasar sedikit sekali. Oleh karenanya kondisi ini diperbaiki dengan perubahan status pengelolaan oleh PD. 2. Minimnya sarana dan prasara pasar Faktor sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam pengelolaan pasar tradisional. Pun halnya faktor sarana dan prasarana ini berkaitan dengan

3 90 peningkatan posisi tawar pasar tradisional dengan pasar modern. Kondisi sarana dan prasara pasar tradisional di Kota Bogor sudah rusak, kumuh, dan perlu renovasi. Beberapa sarana dan prasarana pasar yang perlu di renovasi yaitu kios dan los, sarana kebersihan, sarana drainase, sarana parkir, dan lainnya. 3. Kurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kebersihan Faktor yang menjadi kelemahan bagi pasar tradisional di Kota Bogor yaitu kurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kebersihan. Hampir diseluruh lokasi pasar tradisional masih terdapat premanisme, sehingga pelanggan malas belanja di pasar. Selain itu juga kondisi kumuh dan kotor, kebersihan yang kurang terawat menjadikan pasar tradisional sepi pengunjung. Oleh karenanya diperlukan peningkatan dasi sisi keamanan, ketertiban dan kebersihan di pasar tradisional. 4. Pedagang belum dapat dipercaya Di pasar tradisional masih terdapat pedagang yang sulit dipercaya kejujurannya. Masih terdapat kecurangan dari beberapa hal. Seperti mengurangi berat timbangan, tidak jujur mengenai kualitas barang dan mencampur jenis barang dengan kualitas yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan pelanggan enggan belanja di pasar tradisional. Praktek seperti ini menjadi kelemahan yang ada dan perlu diperbaiki oleh pengelola pasar. 5. Masih terdapat kios dan los yang belum optimal Optimalisasi kios dan los di pasar tradisional Kota Bogor perlu untuk di tingkatkan. Dari sekitar jumlah kios di seluruh pasar tradisional Kota Bogor, kios yang buka hanya kios dan yang masih tutup kios. Begitu juga dengan jumlah los, dari julah los, yang buka sebanyak 348 los dan 311 masih tutup. Tutupnya kios dan los ini salah satunya disebabkan oleh harga yang tidak terjangkau oleh pedagang dan kondisi bangunan yang tidak layak sehingga pedagang enggan untuk berjualan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas kios dan los, sehingga jika kios dan los akan menjadi peluang pendapatan bagi PD. dan meningkatkan posisi tawar tradisional di Kota Bogor.

4 Analisis Lingkungan Eksternal Faktor-faktor strategis eksternal terdiri dari faktor-faktor yang dapat dijadikan peluang dan ancaman dalam kaitannya dengan peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain : Peluang Faktor peluang merupakan bagian dari faktor-faktor strategis eksternal yang dapat dimanfaatkan dalam upaya peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Pendapatan masyarakat Kota Bogor meningkat Faktor peluang pendapatan masyarakat Kota Bogor dapat dikatakan meningkat dapat dilihat dari kemampuan daya beli masyarakat meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 daya beli masyarakat meningkat 0,96 point dibandingkan dengan tahun Dari 66,15 menjadi 67,11. Ini berarti terjadi peningkatan pendapatan masyarakat. Selain itu terdapat juga peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Bogor sebesar 17,98%. Hal ini dapat menjadi peluang bagi masyarakat untuk tetap berbelanja di pasar tradisional dengan kondisi harga lebih murah, sehingga masih ada anggaran masyarakat untuk kebutuhan lainnya. 2. Kesadaran kembali ke pasar tradisional meningkat Faktor peluang lainnya yaitu sekarang ini masyarakat mulai muncul kembali kesadaran untuk kembali berbelanja di pasar tradisional. Beberapa yang menjadi alasan yaitu dapat meningkatkan ekonomi lokal, menyerap hasil bumi sendiri, menghargai jerih payah para petani dan kondisi barang yang masih segar. Untuk meningkatkan budaya kembali ke pasar tradisional maka perlu dicotohkan oleh para pejabat di Kota Bogor kepada masyarakat, sehingga masyarakat tertarik untuk kembali ke pasar tradisional.

5 92 3. Banyak potensi permintaan barang ke pasar tradisional Akhir-akhir ini banyak permintaan kembali barang ke pasar tradisional. Hal ini disebabkan karena barang yang berasal dari pasar tradisional memilki kualitas bagus, masih segar, harga lebih murah dan langsung berasal dari produksi dalam negeri. Dengan beberapa alasan itu, menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan posisi tawar pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern Ancaman Beberapa faktor yang menjadi ancaman yang harus diatasi dalam kaintannya dengan peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor antara lain : 1. Banyak beroperasinya pasar modern Pasar modern banyak masyarakat yang beranggapan dapat memudahkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain pasar modern dapat merusak keberadaan pasar tradisional. Di Kota Bogor terdapat banyak pasar modern yang keberadaannya cukup dekat dengan pasar tradisional, antara lain : Botani Square, Bogor Trade Mall, Mall Jambu Dua, Jogja dan Mall Ekalokasari Plaza. Banyaknya pasar modern ini dapat menjadi ancaman bagi keberadaan pasar tradisional seperti dapat mematikan pedagang kecil dan mematikan ekonomi rakyat menengah ke bawah. 2. Tingkat kriminalitas masih tinggi Di Kota Bogor masih terdapat banyak tindakan kriminalitas, terutama pada malam hari. Pencurian, peredaran narkoba, minuman keras, klub malam dan pengangguran merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kriminalitas di pasar. Kriminalitas ini disebabkan karena terjadi kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Kota Bogor. Tindakan melakukan kriminal dilakukan dengan sangat terpaksa karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti mencuri, mencopet, menodong, dan bahkan meminta uang dengan paksa kepada pedagang yang ada dipasar yang dilakukan oleh oknum preman.

6 93 3. Banyaknya PKL yang beroperasi Di Kota Bogor terdapat lebih dari 1200 PKL di sekitar pasar tradisional, ini menjadi perhatian pemerintah dan perlu dilakukan pengelolaan dengan baik dengan cara : pemeliharaan zona-zona bebas PKL yang dilakukan oleh patroli, penertiban PKL skala kecil dan penjagaan lokasi bekas penertiban, ploting dan patroli pada wilayah anjal dan gepeng yang terdapat disekitar pasar. Keberadaan PKL dapat merusak citra pasar tradisional salah satunya dapat menambah kemacetan di sekitar pasar. 4. Pola hidup masyarakat yang hedonik sehingga mereka lebih menyukai pasar modern yang lebih nyaman daripada pasar tradisional Seiring dengan perkembangan zaman, meningkatnya alat teknologi dan mudahnya informasi, semakin membuat masyarakat malas untuk berbelanja ke pasar tradisional. Mereka lebih senang dengan belanja instan sehingga banyak diantara masyarakat lebih memilih konsep belanja delivery dengan diantar langsung ke rumah oleh pedagang. Konsep ini sudah berkembang di Kota Bogor, sehingga kehidupan masyarakat sudah terlihat hedonik. Selain itu juga masyarakat lebih memilih berbelanja di Mall, Giant, dan pasar modern lainnya. Selain lebih mudah, aman, juga untuk membuat citra mereka semakin meningkat. 7.3 Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi faktor internal (Internal Faktor Evaluation) merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor strategi internal berupa kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Hasil evaluasi faktor internal berdasarkan jawaban dari responden dan diperoleh nilai dan bobot serta rating di masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan. Matrik evaluasi faktor internal secara lengkap disajikan pada Tabel 28. Berdasarkan pada Tabel 29, dapat dilihat bahwa kekuatan yang mempunyai pengaruh atau tingkat kepentingan yang relatif tinggi dalam peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor yaitu 1) menyediakan sebagian besar kebutuhan pokok, dan 2) lokasinya strategis berada di pusat kota. Sementara faktor kelemahan yang paling mempengaruhi adalah masih terdapatnya

7 94 kios dan los yang kosong yang mendapat rating 4. Sementara yang lainnya yaitu 1) pedagang kurang dapat dipercaya, 2) kurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kebersihan, dan 3) manajemen pengelolaan pasar masih kurang profesional. Tabel 29. Matrik IFE dari Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1 Pasar tradisional sudah berdiri lama 0, ,481 2 Lokasi strategis berada di pusat kota 0, ,499 3 Menyediakan sebagian besar 4 kebutuhan pokok 0,133 0,531 4 Harga barang terjangkau oleh 4 pelanggan/murah 0,111 0,442 Kelemahan 1 Manajemen pengelolaan masih 2 kurang profesional 0,104 0,209 2 Sarana dan prasarana pasar masih 2 minim 0,081 0,161 3 Kurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kebersihan 2 0,111 0,221 4 Pedagang kurang/belum dapat 3 dipercaya 0,101 0,303 5 Masih terdapat kios dan los yang 4 belum optimal 0,115 0,460 Jumlah ,308 Hasil peringkat dari evaluasi faktor internal menunjukkan bahwa keseluruhan faktor kekuatan mendapatkan penilaian peringkat tertinggi 4, artinya semua faktor tersebut pengaruhnya sangat kuat terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Penilaian peringkat pada faktor internal yang menjadi kelemahan adalah faktor pedagang yang kurang dipercaya dengan rating tertinggi 3, dan faktor yang lain memiliki rating 2. Artinya semua faktor tersebut memiliki tingkat pengaruh lemah dalam peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor.

8 95 Skor tertimbang yang dihasilkan dari matrik ini adalah yang menunjukkan bahwa secara internal faktor-faktor tersebut memiliki respon yang tinggi terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. 7.4 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Evaluasi faktor eksternal (Eksternal Faktor Evaluation) merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor strategi eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Tabel 30. Matrik EFE Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang 1 Pendapatan masyarakat meningkat 2 Kesadaran kembali ke pasar tradisional meningkat 3 Banyak potensi permintaan barang ke pasar tradisional Ancaman 0, ,376 0, ,390 0, ,566 1 Banyaknya beroperasinya pasar modern 0, ,246 2 Tingkat kriminalitas masih tinggi (premanisme) 0, ,503 3 Banyaknya PKL yang beroperasi 0, ,297 4 Pola hidup masyarakat yang hedonik sehingga mereka lebih menyukai pasar modern yang 0, ,329 lebih nyaman daripada pasar tradisional Jumlah ,706 Hasil evaluasi faktor eksternal berdasarkan jawaban dari responden dan diperoleh nilai dan bobot serta rating di masing-masing faktor peluang dan ancaman. Dari hasil analisis EFE terlihat bahwa faktor peluang yang mempunyai pengaruh atau tingkat kepentingan yang relatif tinggi dalam peningkatan posisi

9 96 tawar pasar tradisional di Kota Bogor adalah 1) kesadaran kembali ke pasar tradisional meningkat dan 2) banyaknya potensi permintaan barang ke pasar tradisional. Sementara faktor ancaman yang memiliki pengaruh tinggi dalam peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor adalah 1) tingkat kriminalitas yang masih banyak di pasar tradisional. Secara umum terlihat pada Tabel 30. Hasil peringkat dari evaluasi faktor eksternal diatas menunjukkan bahwa faktor peluang banyak potensi permintaan barang ke pasar tradisional mendapat rating 4. Hal ini menunjukkan bahwa faktor peluang tersebut pengaruhnya sangat kuat terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Penilaian peringkat pada faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah tingkat kriminalitas masih tinggi dengan rating 3. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kriminalitas (premanisme) merupakan faktor ancaman yang kuat pengaruhnya dalam peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Skor tertimbang yang dihasilkan dari matrik EFE ini adalah yang berarti bahwa secara eksternal faktor peluang dan ancaman dalam peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor direspon dengan sedang. 7.5 Perumusan Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional Tahap selanjutnya dalam perumusan strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor adalah dengan memindahkan matrik IFE dan EFE ke matrik SWOT. Tujuan matrik ini adalah untuk memperoleh alternatif strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan didapat sembilan strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor yang terdiri dari tiga strategi S-O, tiga strategi S-T dan tiga strategi W-O. Sebagai berikut : 1. Strategi S-O Strategi S-O (strategi agresif) merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh tiga strategi yaitu : 1) peningkatan sarana

10 97 dan prasarana pasar, 2) penataan tempat berdagang, dan 3) peningkatan kualitas pelayanan di pasar. Tabel 31. Matrik SWOT Perumusan Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) O1 : Pendapatan masyarakat meningkat O2 : Kesadaran kembali ke pasar tradisional meningkat O3 : Banyak potensi permintaan barang ke pasar Ancaman (Threats) T1 : Banyak beroperasinya pasar modern T2 : Kriminalitas masih tinggi T3 : Banyak PKL yang beroperasi T4 : Pola hidup masyarakat yang hedonik sehingga mereka lebih menyukai pasar modern yang lebih nyaman daripada pasar tradisional Kekuatan (Strengths) S1 : Pasar sudah berdiri lama S2 : Lokasi strategis di pusat kota S3: Menyediakan sebagian besar kebutuhan pokok S4 : Harga barang terjangkau/lebih murah (S O) 1. Peningkatan sarana dan prasarana pasar 2. Penataan tempat berdagang 3. Peningkatan kualitas pelayanan di pasar (S T) 1. Peningkatan pencitraan pasar tradisional 2. Penerapan peraturan dan tata tertib pasar 3. Pengaturan PKL di pasar Kelemahan (Weaknesses) W1 : Manajemen pengelolaan kurang profesional W2 : sarana dan prasarana minim W3 : Kurangnya tingkat keamanan, kebersihan dan ketertiban W4 : Pedagang kurang dipercaya W5 : Masih terdapat kios/los yg belum terisi optimal (W O) 1. Peningkatan kualitas SDM Pengelola 2. Pembinaan pengelola dan pedagang pasar 3. Renovasi bangunan pasar yang rusak (W T) - 2. Strategi S-T Staregi S-T (strategi diversifikasi), dimaksudkan dengan kekuatan yang dimiliki untuk dapat mengatasi ancaman yang ada. Dari hasil analisis yang dilakukan didapat tiga strategi S-T, yaitu: 1) peningkatan pencitraan pasar tradisional, 2) penerapan peraturan dan tata tertib pasar dan 3) pengaturan PKL di sekitar pasar.

11 98 3. Strategi W-O Strategi W-O (strategi orientasi putar balik) dimaksudkan dengan peluang yang dimiliki dapat mengatasi kelemahan yang ada. Dari hasil analisi SWOT di dapat tiga alternatif strategi W-O, yaitu: 1) peningkatan kualitas SDM pengelola, 2) pembinaan pengelola dan pedagang pasar dan 3) renovasi bangunan pasar yang telah rusak. Sembilan strategi yang dihasilkan dari analisi SWOT ini merupakan strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau pengelola pasar tradisional berdasarkan prioritas dan dapat dijalankan secara bersamaan. Strategi yang telah dihasilkan dari analisis SWOT terhadap responden ini dapat di ujicobakan dan diusulkan kepada pemerintah sebagai masukan hasil penelitian. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Penentuan Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor Analisis SWOT telah menghasilkan sembilan rumusan strategi yang harus ditentukan strategi mana yang menjadi strategi prioritas peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Penentuan strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional merupakan tahap selanjutnya dari perumusan strategi dengan menggunakan analisis Quantitative Strategic Palnning Matrix (QSPM). Analisis ini ditujukan untuk menentukan strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Analisis QSPM dilakukan dengan cara memberikan nilai kemenarikan relatif (Attractive Score = AS) pada masing-masing faktor internal maupun eksternal. Setelah dilakukan perhitungan nilai Total Attractive Score (TAS), maka didapat prioritas strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor seperti pada Tabel 32. Dari Tabel 32 diperoleh prioritas kebijakan dan strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Yaitu 1) peningkatan kualitas pelayanan pasar, 2) peningkatan sarana dan prasarana pasar, 3) pengaturan PKL di pasar, 4) renovasi bangunan pasar, 5) penerapan peraturan dan tata tertib pasar, 6) pembinaan pengelola dan pedagang pasar, 7) peningkatan kualitas SDM

12 99 pengelola, 8) penataan tempat berdagang dan 9) meningkatkan pencitraan pasar tradisional. Tabel 32. Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor No Strategi Skor Ranking 1 Peningkatan kualitas SDM pengelola Pembinaan pengelola dan pedagang pasar Peningkatan sarana dan prasarana pasar Meningkatkan pencitraan pasar tardisional Penerapan peraturan dan tata tertib pasar Penataan tempat berdagang Renovasi bangunan pasar Peningkatan kualitas pelayanan pasar Pengaturan PKL di Pasar Dari hasil analisis QSPM, strategi peningkatan kualitas pelayanan pasar memiliki nilai kemenarikan (attractive score) yang tertinggi yaitu keseluruhan strategi yang dihasilkan dari analisis QSPM dapat diimplementasikan secara tidak berurutan maupun pada waktu yang berbeda karena semua strategi tersebut mempunyai kepentingan yang sama yaitu dalam rangka peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Strategi-strategi tersebut merupakan strategi alternatif yang dapat digunakan oleh pengelola pasar PD Pasar atau pemerintah Kota Bogor dalam rangka melengkapi strategi peningkatan posisi tawar pasar tradisional yang masih dalam benak pengelola. Strategi tersebut merupakan saran yang dapat di aplikasikan dalam bentuk program peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor.

13 Program Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor Perancangan program peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor merupakan bentuk implementasi dari strategi yang diperoleh dari hasil analisis internal dan eksternal dan analisis QSPM serta hasil analisis dari persepsi responden. Strategi yang diprioritaskan berdasarkan hasil analisis sebelumnya adalah Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasar. Beberapa program yang dapat diturunkan dari strategi prioritas ini adalah: 1. Melakukan zoning untuk ketertiban dan kenyaman pelanggan Program ini bertujuan untuk membuat pasar di Kota Bogor menjadi lebih tertib sehingga menimbulkan rasa nyaman bagi konsumen yang datang ke pasar. Program ini dilakukan dengan cara membuat pengelompokan terhadap jenis komoditas yang ada di pasar. Pelaksana dari program ini adalah PD. Pasar dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor terhadap pasar-pasar yang berada dibawah pengelolaannya. Usulan pembiayaan berasal dari APBD Kota Bogor. 2. Menjadikan pasar di Kota Bogor sebagai pusat grosir hasil bumi dan barang kebutuhan rumahtangga lainnya. Program ini bertujuan untuk menciptakan pasar di Kota Bogor menjadi pusat pasar yang lengkap dan murah dengan kualitas yang terjammin. Pasar grosir di Kota Bogor sebenarnya sudah ada dan berjalan, sehingga program ini dilakukan untuk pengembangan dari pasar yang ada. Pelaksana dari program ini adalah PD. Pasar dan Dinas Agribisnis dan Pertanian Kota Bogor terhadap pasar-pasar yang berada dibawah pengelolaannya. Usulan pembiayaan berasal dari APBD Kota Bogor.

14 Melakukan penataan lapak-lapak di pasar Program ini difokuskan untuk penataan dan penertiban terhadap lapak-lapak di pasar yang dimiliki oleh pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima ini merupakan hal yang lumrah di setiap pasar, tetapi keberadaannya terkadang dapat mengganggu kenyamanan pembeli dan kinerja penjualan pedagang yang memiliki kios di pasar. Oleh karena itu musti dilakukan penataan, karena pedagang kaki lima ini merupakan aset, sehingga tidak mungkin digusur. Untuk melaksanakan strategi dan program peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor membutuhkan dana lima milyar, yang dibiayai dengan anggaran APBD Kota Bogor. Secara lengkap, kesembilan strategi dan masing-masing programnya dapat dilihat pada Tabel 33.

15 102 Tabel 33. Matrik Program Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional di Kota Bogor Strategi Program Pelaksana Usulan 1.Peningkatan kualitas pelayanan pasar 2.Peningkatan sarana dan prasarana pasar 3.Pengaturan PKL di pasar 4.Renovasi bangunan pasar 5.Penerapan peraturan dan tata tertib pasar a. Meningkatkan kebersihan ketertiban, keamanan b. Melakukan penataan barang dagangan sesuai zoning komoditi a. Perbaikan tangga pasar b. Perbaikan Mesjid/Musolla c. Penyediaan tempat sampah a. Membuat zoning untuk PKL b. Melakukan penataan lapaklapak c. Merenofasi lapak-lapak PKL a. Renovasi bangunan pasar b. Perbaikan drainase, saluran listrik pasar d. Renovasi kios dan los pasar a. Penegakkan aturan dan tata tertib di pasar b. Membuat sistem kinerja bagi pengelola pasar(sop) 2. Satpol PP 2. Disperindagkop 2. Satpol PP 2. PU/Swasta 2. Bagian Hukum 3. Satpol PP Pembiayaan Bogor ) Bogor dan Provinsi Jabar) Swasta Bogor ) Bogor dan Provinsi Jabar) Swasta Bogor dan Provinsi Jabar) 6.Pembinaan pedagang pasar 7.Peningkatan SDM pengelola pasar a. Mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada pedagang b. Memberikan motivasi tentang kewirausahaan a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan SDM pengelola b. Peningkatan kapasitas dan kinerja dengan sistem reward and punishman. 2Disperindagkop 2. Disperindagkop Bogor dan Provinsi Jabar) Bogor dan Provinsi Jabar) 8.Penataan tempat berdagang 9.Meningkatkan pencitraan pedagang pasar a. Menata tempat berdagang sesuai zoning komoditi b. Merapikan lorong dan koridor umum a. Membuat iklan dimedia untuk sosialisasi pasar tradisional b. Sosialisasi pasar ramah pelanggan 2.Disperindagkop 2 Disperindagkop 3.Humas Bogor dan Provinsi Jabar) Bogor dan Provinsi Jabar)

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor yang memiliki visi menjadi kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan yang amanah merupakan visi yang harus di jalankan oleh pemerintah

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN ABSTRAK Dengan semakin majunya pertumbuhan perekonomian Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut diakibatkan oleh perkembangan sektor industri yang semakin pesat, baik industri migas maupun

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI OPTIMALISASI FUNGSI PASAR BARU MUARA LABUH BERDASARKAN ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING

PERUMUSAN STRATEGI OPTIMALISASI FUNGSI PASAR BARU MUARA LABUH BERDASARKAN ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING PERUMUSAN STRATEGI OPTIMALISASI FUNGSI PASAR BARU MUARA LABUH BERDASARKAN ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING Darmawan Effendi, Ria A. A. Soemitro **) dan I Putu Artama W **) Program Magister Teknik Bidang Keahlian

Lebih terperinci

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER DATA UMUM PKL DI KOTA BOGOR

LAMPIRAN KUISIONER DATA UMUM PKL DI KOTA BOGOR 80 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner untuk KUISIONER DATA UMUM DI KOTA BOGOR A. IDENTIFIKASI RESPONDEN A.1. Nama Responden : A.2. Alamat : A.3. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan A.4. Umur Bapak/Ibu :.Tahun

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

PRESENTASI TESIS DARMAWAN EFFENDI NRP DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Ria A. A. Soemitro, M. Eng. Ir. I Putu Artama W., M. T. Ph.

PRESENTASI TESIS DARMAWAN EFFENDI NRP DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Ria A. A. Soemitro, M. Eng. Ir. I Putu Artama W., M. T. Ph. PRESENTASI TESIS DARMAWAN EFFENDI NRP. 3108207011 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Ria A. A. Soemitro, M. Eng. Ir. I Putu Artama W., M. T. Ph. D Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IX. PERUMUSAN STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BOGOR

IX. PERUMUSAN STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BOGOR IX. PERUMUSAN STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BOGOR Perumusan alternatif strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor dapat dilakukan melalui tiga tahap,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 68 BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR Dalam melakukan pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor, PD. Pasar Pakuan Jaya harus meningkatkan kinerja, mengetahui dan memperhatikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berjalan ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan segala potensi sumber daya yang

I. PENDAHULUAN. berjalan ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan segala potensi sumber daya yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 jo. UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, maka desentralisasi pemerintahan mulai berjalan dengan tujuan kemandirian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi. Pasar dibedakan menjadi dua yaitu, pasar modern (supermarket dan hypermarket) dan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar

Lebih terperinci

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR 5.1 Satrategi Jaringan Distribusi di Kabupaten Serdang Bedagai Langkah berikutnya dalam memilih strategi distribusi adalah menentukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH USULAN STRATEGI PEMASARAN KENDARAAN BERMOTOR Di DEALER CITRA ABADI MOTOR DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi kasus: Dealer Citra Abadi Motor Jl.

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dalam wujud pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah menjadikan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mari Elka Pangestu,Menteri Perdagangan, Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang kaki lima adalah bagian dari aktivitas ekonomi yang merupakan kegiatan pada sektor informal. Kegiatan ini timbul karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TRAMIAJI

RINGKASAN EKSEKUTIF TRAMIAJI RINGKASAN EKSEKUTIF TRAMIAJI, 2003, Strategi Pengembangan BritAma dalam Rangka Meningkatkan Posisi Dana Bank BRI, pembimbing SETIADI DJOHAR dan KIRBRANDOKO BritAma merupakan produk tabungan Bank BRI yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

Winarti, Jurnal Ilmiah. Danoe Iswanto, Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman ENCLOSUR E Volume 6 No. 2.

Winarti, Jurnal Ilmiah. Danoe Iswanto, Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman ENCLOSUR E Volume 6 No. 2. 33 5 Analisa Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Dari Perspektif Kebijakan Deliberatif 6 Tinjauan Keberadaan Pedagang Kaki Lima (Pkl), Aspek Pedestrian Area, Dan Parkir Di Kawasan Solo Grand Mall (SGM)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Analisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang serta ancaman ini dilakukan melalui wawancara kepada pihak internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN Rumah Makan Ullan merupakan salah satu rumah makan yang khusus menyediakan menu makanan laut yang memiliki cita rasa

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam pasar terjadi suatu aktivitas interaksi sosial dan transaksi jual beli antar penjual dan pembeli. Pasar mempunyai fungsi yang sangat penting bagi setiap orang

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH PADA USAHA MEBEL (Studi Kasus pada UD. Agung Mebel Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat) Nama : Bachtiar Rifai NPM : 10208229 Jurusan : Manajemen

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN......... i ii RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK...... ABSTRACT...... KATA PENGANTAR. iv v vi DAFTAR ISI...... vii DAFTAR TABEL.... viii DAFTAR GAMBAR.......

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan dimana masing-masing pulau dan daerahnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan dimana masing-masing pulau dan daerahnya mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang bersaing dengan negara maju dan negara berkembang lainnya. Indonesia juga merupakan negara kepulauan

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

IV. V. PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN HUTAN V. RAKYAT DI KABUPATEN PURWAKARTA. Pembangunan hutan rakyat sebagai salah satu upaya Pemerintah

IV. V. PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN HUTAN V. RAKYAT DI KABUPATEN PURWAKARTA. Pembangunan hutan rakyat sebagai salah satu upaya Pemerintah IV. V. PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN HUTAN V. RAKYAT DI KABUPATEN PURWAKARTA 5.1. Analisis Faktor Lingkungan Strategis Pembangunan hutan rakyat sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Purwakarta

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

111. METODE KAJIAN. pusat aktivitas sosial ekonomi regional serta lokal yang sangat potensial dan

111. METODE KAJIAN. pusat aktivitas sosial ekonomi regional serta lokal yang sangat potensial dan 111. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pernikiran Kajian Bergulirnya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berusaha meraih pendapatan daerah yang tinggi guna menjamin kelangsungan penyelenggaraan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Terkait Objek Perancangan Setiap manusia sangat membutuhkan kebutuhan sandang dan pangan dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

4. IDENTIFIKASI STRATEGI 33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan pasar di Indonesia sekarang ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pasar modern dan tradisional, dimana kedua pasar tersebut memilik keunggulan

Lebih terperinci