BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Modul Desain Modul Isi Modul Pelaksanaan Modul Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) Pengertian-Pengertian Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Unit Kompetensi yang Dipelajari Judul Unit Kode Unit Deskripsi Unit Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Batasan Variabel Panduan Penilaian Kompetensi Kunci BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB IV BAHAN MATERI UNIT KOMPETENSI Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus i

3 4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Operator Gondola Pada Bangunan Gedung Definisi Sarana dan Prasarana Pelatihan Peralatan Utama Pelatihan Peralatan Bantu Pelatihan Perangkat Lunak Pelatihan Melakukan pemeriksaan kondisi cuaca sebelum mengoperasikan gondola Laporan cuaca harian dari pihak BMG diteliti dan dipelajari Kecepatan angin diukur dengan alat pengukur kecepatan angin (anemometer) maximum 30 knot atau 15 m /sec Pengamatan cuaca dilakukan langsung di lokasi kerja Melakukan pemasangan rambu rambu kerja Rambu pemberitahuan sedang ada pengoperasian gondola diletakkan di semua area kerja Pagar pembatas (barikade) atau area kerja di pasang dengan tepat Rambu tanda wajib menggunakan APD dipasang di area kerja Semua rambu K3 dipasang rapih dan mudah terlihat Mengoperasikan sistem komunikasi yang akan digunakan saat bekerja Fungsi alat komunikasi diperiksa sesuai petunjuk pemakaian Jalur frekwensi disepakati oleh tim gondola Jika alat komunikasi tidak berfungsi dicatat dan dilaporkan kepada atasan langsung Mengoperasikan sistem gondola dengan aman sesuai petunjuk pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dan alat keselamatan mandiri dipakai Keranjang dinaikkan pada posisi aman sesuai dengan ukuran ii

4 panjang Gondola Posisi keranjang distabilkan Keranjang dijalankan menuju lokasi kerja Posisi keranjang dijaga selalu stabil Operasi gondola dihentikan apabila sistem gondola tidak berfungsi dengan baik Operasi gondola dihentikan apabila kondisi cuaca tidak memenuhi syarat bekerja Catatan pelaksanaan tahapan operasional sistem gondola dibuat dengn format dan prosedur sesuai dengan SOP BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya manusia Sumber-Sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan DAFTAR PUSTAKA iii

5 BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui Penjelasan Modul Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih. 1

6 Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri: Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Modul Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut: a. Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. b. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. c. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi: Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. 2

7 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah pengakuan Kompetensi Terkini ( Recognition of Current Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena 3

8 anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau. b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-Pengertian Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap. Pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan. pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan /jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. 4

9 Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikat Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. 5

10 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut: NO KODE UNIT JUDUL KOMPETENSI I KELOMPOK KOMPETENSI UMUM 1 F I Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Selama Mengoperasikan Gondola. 2 F I Menerapkan Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja 3 F I Menerapkan Kerjasama ditempat kerja II KELOMPOK KOMPETENSI INTI 1 F I Mengidentifikasi Spesifikasi Teknik Gondola 2 F I Melaksanakan Pemeriksaan Gondola sebelum Dioperasikan Sesuai Petunjuk Pengoperasian 3 F I Melakukan Gerakan Dasar Pengoperasian Gondola 4 Melaksanakan Tahapan Operasional Gondola 5 F I Membuat Laporan Harian Operasi III KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS Pengertian Unit Standar Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi Menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. 6

11 Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian Kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan. Meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Melaksanakan Tahapan Operasional Gondola Kode Unit Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan gondola secara benar dan aman sesuai dengan aplikasi dan teknik pengoperasian 7

12 2.3.4 Elemen Kompetensi ELEMEN KOMPETENSI 1. Melakukan pemeriksaan kondisi cuaca sebelum mengoperasikan gondola 2. Melakukan pemasangan rambu rambu kerja 3. Mengoperasikan sistem komunikasi yang akan digunakan saat bekerja 4. Mengoperasikan sistem gondola dengan aman sesuai petunjuk pemakaian KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Laporan cuaca harian dari pihak BMG diteliti dan dipelajari 1.2 Kecepatan angin diukur dengan alat pengukur kecepatan angin (anemometer) maximum 30 knot atau 15 m /sec 1.3 Pengamatan cuaca dilakukan langsung di lokasi kerja 2.1. Rambu pemberitahuan sedang ada pengoperasian gondola diletakkan di semua area kerja 2.2. Pagar pembatas (barikade) atau area kerja di pasang dengan tepat 2.3. Rambu tanda wajib menggunakan APD dipasang di area kerja 2.4. Semua rambu K3 dipasang rapih dan mudah terlihat 3.1. Fungsi alat komunikasi diperiksa sesuai petunjuk pemakaian 3.2. Jalur frekwensi disepakati oleh tim gondola 3.3. Jika alat komunikasi tidak berfungsi dicatat dan dilaporkan kepada atasan langsung 4.1. Alat Pelindung Diri (APD) dan alat keselamatan mandiri dipakai 4.2. Keranjang dinaikkan pada posisi aman sesuai dengan ukuran panjang 8

13 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA gondola 4.3. Posisi keranjang distabilkan 4.4. Keranjang dijalankan menuju lokasi kerja 4.5. Posisi keranjang dijaga selalu stabil 4.6. Operasi gondola dihentikan apabila sistem gondola tidak berfungsi dengan baik 4.7. Operasi gondola dihentikan apabila kondisi cuaca tidak memenuhi syarat bekerja 4.8. Catatan pelaksanaan tahapan operasional sistem gondola dibuat dengn format dan prosedur sesuai dengan SOP Batasan Variabel 1. Kontek Variabel 1.1. Kompetensi ini diterapkan secara perorangan pada operator gondola yang bekerja dalam satu kelompok kerja 1.2. Untuk ini diterapkan di tempat kerja untuk dapat tercipta sinerji kelompok kerja 2. Perlengkapan dan Peralatan 2.1. Prosedur standar perusahaan 2.2. Uraian tugas pribadi dalam kelompok 2.3. Prosedur perusahaan 2.4. Uraian tugas pribadi dalam kelompok 9

14 3. Tugas tugas Yang Harus Dilakukan 3.1 Melakukan pemeriksaan kondisi cuaca sebelum mengoperasikan gondola 3.2 Melakukan pemasangan rambu rambu kerja 3.3 Mengoperasikan sistem komunikasi 3.4 Mengoperasikan sistem gondola 4. Peraturan peraturan Yang Diperlukan 4.1 UU No. 1 Tahun 1970 tengan K3 dan pedoman pelaksanaan yang terkait dengan pengoperasian sistem gondola 4.2 Pernaker No. 5 Tahun 1985 tentang pesawat angkat dan angkut 4.3 Manual book pengoperasian gondola dari fabrikan 4.4 Prosedur standar perusahaan 4.5 Prosedur kerja di tempat kerja 4.6 Spesifikasi dan petunjuk dari pabrik Panduan Penilaian 1. Kondisi Penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Metode tersebut antara lain: 1.1 Wawancara/uji lisan, 1.2 Ujian tertulis. 1.3 Observasi, 1.4 Penugasan/demonstrasi 1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan 10

15 2. Keterkaitan dengan unit lain: 2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: Kaitan Dengan Unit Lain F I Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama mengoperasikan gondola F I Menerapkan komunikasi yang efektif di tempat kerja F I Menerapkan kerja sama di tempat kerja F I Mengidentifikasi Spesifikasi Teknik Gondola F I Melakukan gerakan dasar pengoperasian gondola F I Membuat laporan harian operasi 3. Pengetahuan Yang Dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : 3.1 Prinsip kerja sistem gondola 3.2 Pengaruh cuaca dalam pengoperasian gondola 3.3 Peralatan dan perlengkapan K3 untuk pengoperasian sistem gondola 4. Keterampilan Yang Dibutuhkan untuk mendukung kompetensi ini 4.1 Menggunakan perlengkapan APD dan APK dalam pengoperasian gondola 4.2 Menggunakan peralatan mengukur kecepatan angin 4.3 Menggunakan peralatan komunikasi berbasis gelombang pendek (HT) 11

16 5. Aspek Kritis Menemukan kembali sikap kerja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan unit ini antara pengetahuan dan keterampilan 5.1 Kemampuan untuk melakukan kerjasama dalam kelompok 5.2 Pemeriksaan cuaca terutama kecepatan angin harus dilakukan dengan benar dan tepat 5.3 Disiplin dalam pengoperasian gondola dan semua perangkatnya sesuai petunjuk pemakaian Kompetensi Kunci NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 1 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 12

17 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri. Artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan/ Perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau meteri belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda. Pengamatan terhadap tugas praktek a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek. c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. 13

18 Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus. Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas. Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. 14

19 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 4.1. Tujuan Instruksional Umum Peserta pelatihan mampu melaksanakan tahapan operasional gondola 4.2. Tujuan Instruksional Khusus Peserta pelatihan mampu melakukan pemeriksaan kondisi cuaca sebelum mengoperasikan gondola Peserta pelatihan mampu melakukan pemasangan rambu rambu kerja Peserta pelatihan mampu mengoperasikan sistem komunikasi yang akan digunakan saat bekerja Peserta pelatihan mampu mengoperasikan sistem gondola dengan aman sesuai petunjuk pemakaian 4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Operator Gondola Pada Bangunan Gedung Definisi Pekerjaan adalah salah satu bagian dari pekerjaan konstruksi Sarana dan Prasarana Pelatihan Pelatihan pelaksanaan pekerjaan Operator gondola memerlukan sarana dan prasarana: Peralatan Utama Pelatihan 1 Gondola dan perlengkapannya 2 Barikade 3 Alat-alat K3/APD Peralatan Bantu Pelatihan OHP, Infokus, Komputer, HT, HP dan alat-alat tulis 15

20 Perangkat Lunak Pelatihan Perangkat lunak yang diperlukan dapat berbentuk materi presentasi yang akan dibawakan oleh instrukstur ketika mengajar dalam kelas. Aplikasi program disesuaikan dengan kebutuhan, namun hal yang utama adalah seluruh materi dapat disampaikan melalui visualisasi yang mempermudah peserta latih menyerap ilmu yang disampaikan 4.4. Melakukan pemeriksaan kondisi cuaca sebelum mengoperasikan gondola Kondisi cuaca sangat berpengaruh untuk pengoperasian gondola. Jika kondisi cuaca hujan, angin kencang maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun bila cuaca cerah dan kecepatan angin tidak terlalu kencang sehingga tidak membahayakan keselamatan operator gondola maka dapat dilakukan pengoperasian gondola. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan cuaca terlebih dahulu sebelum pengoperasian gondola dilakukan Laporan cuaca harian dari pihak BMG diteliti dan dipelajari Dalam pelaksanaan di lapangan, perusahaan tidak menyediakan laporan cuaca harian dari BMG ( Badan Metereologi dan Geofisika ) sebagai acuan untuk menilai kondisi cuaca. Para operator gondola biasanya menilai kondisi cuaca secara visual langsung di area kerja. Namun jika tetap dikehendaki menggunakan acuan dari laporan harian BMG, maka kondisi ini dapat diatasi dengan menggunakan ramalan/laporan cuaca dari BMG yang secara harian yang dimuat di surat kabar. Contoh laporan cuaca dari BMG yang dimuat di Koran : Kota-kota besar di Indonesia Cerah Berawan Mendung Kelembaban Kota Cuaca Suhu derajat C (%) Ambon Hujan ringan Bandung Hujan ringan Denpasar Hujan ringan Jakarta Hujan ringan

21 Jika pengamatan cuaca yang dilakukan oleh operator gondola menunjukkan cuaca cerah, tidak hujan dan kecepatan angin tidak terlalu tinggi sehingga aman bagi pengoperasian gondola maka dilakukan kegiatan tahap berikutnya. Sebaliknya jika pengamatan cuaca tersebut menunjukkan huja, mendung yang pekat maupaun kecepatan angin yang tinggi maka pengoperasian gondola tidak boleh dilakukan karena akan membahayakan keselamatan operator gondola Kecepatan angin diukur dengan alat pengukur kecepatan angin (anemometer) maximum 30 knot atau 15 m /sec Kecepatan angin sangat mempengaruhi pengoperasian gondola, jika kecepatan angin tinggi akan memabahayakan keselamatan gondola. Karena itu sebelum pengoperasian gondola dilakukan perlu diukur terlebih dahulu kecepatan angin pada saat itu. Untuk mengukur kecepatan angin, dilakukan sebagai berikut : 1. Kecepatan angin dicek dengan menggunakan alat ukur kecepatan angin Alat ukur kecepatan angin adalah anemometer. Ikuti petunjuk pada manual pengoperasian anemometer, kemudian hidupkan atau aktifkan anemometer maka kecepatan angin akan terbaca. Dalam praktek di lapangan jarang ditemui perusahaan yang menyediakan anemometer bagi para operator gondola. 2. Kecepatan angin dicek dengan menggunakan panca indera. Jika perusahaan tidak menyediakan alat pengukur kecepatan angin yaitu anemometer, maka pada umumnya para operator gondola mengukur kecepatan angin dengan menggunakan panca indera sehingga hasilnya subyektif dan tidak akurat. Namun demikian dengan data kecepatan angin berdasarkan pengamatan panca indera, jika operator gondola berpendapat atau berkeyakinan bahwa kecepatan angin tidak membahayakan, operator gondola akan mengoperasikan gondola tersebut. 17

22 Gambar 4.1 Contoh Alat Pengukur Angin (Anemometer) Dalam pelaksanaan di lapangan, pada umumnya perusahaan tidak menyediakan alat ukur kecepatan angin berupa anemometer. Biasanya para operator góndola mengukur kecepatan angin dengan perasaan yang tentunya hasilnya tidak terlalu akurat. Untuk itu perusahaan perlu diwajibkan memiliki alat ukur kecepatan angin sebagai salah satu persyaratan K3. Selanjutnya operator góndola diberi pelatihan menggunakan anemometer tersebut. Tahapan mengukur kecepatan angin dengan anemometer : a. Hidupkan/fungsikan anemometer untuk mengukur kecepatan angin. b. Baca hasil pengukuran kecepatan angin tersebut c. Jika kecepatan angin tidak melebihi 30 knot atau 15 meter per detik, maka pengoperasian góndola dapat dilakukan. Jika kecepatan angin melebihi 30 knot atau 15 meter per detik, maka pengoperasian góndola tidak boleh dilakukan, atau ditunda dulu sampai beberapa waktu kemudian diukur lagi, jika kecepatan angin telah turun mencapai kecepatan kurang dari 30 knot atau 15 meter per detik maka dapat dilakukan kegiatan tahap berikutnya. 18

23 A. CUP COUNTER DAN WIND VANE ANEMOMETER (Alat pengukur arah dan kecepatan Angin) Cup Counter Anemometer adalah Alat untuk mengukur kecepatan Angin sedangkan Wind Vane Anemometer adalah alat untuk mengukur Arah angin. Berikut adalah cara kerja kedua alat tersebut : Cup Counter Anemometer Gambar 4.2: Cup Counter Anemometer Sistem Optocoupler Gambar 4.3: Sistem Optocoupler 19

24 Diameter =10cm 1m =10 putaran. 1 putaran=10 hole 1m =100 hole. 1 hole = 1 pulse. maka, 1m = 100 pulse 1m/s = 100 pulse/s Wind Vane Anemometer Gambar 4.4: Wind Vane Anemometer 20

25 Instalasi Anemometer Gambar 4.5: Instalasi Anemometer 1. Letaknya harus bebas hambatan, idealnya berjarak 10x dari tinggi hambatan. 2. Ketinggian Anemometer = 10 meter 3. Tiang harus kuat dan diberi pijakan untuk dinaiki. 4. Penahan tiang diberi pondasi dan labrang àsalah satu labrang menghadap utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut Bila sensor WS dan WD terpisah, maka kedudukannya menghadap Utara-selatan. 6. Bila menggunakan Solar Cell, dipasang menghadap selatan dengan sudut Untuk proteksi dipasang Lighting Protector, sourge protektor dan line protector. 8. Bila dipasang tersendiri maka harus diberi pagar 21

26 B. ULTRASONIC ANEMOMETER Gambar 4.6: Ultrasonic Anemometer Anemometer ini menggunakan gelombang ultrasonic untuk mendeteksi pergerakan partikel di udara (diasumsikan sebagai angin). Alat ini dapat mengukur pergerakan udara vertikal (3 dimensi), namun bila terjadi hujan lebat maka partikel yang dideteksi akan tercampur dengan kecepatan jatuh air hujan/presipitasi. Alat ini menggunakan dua/tiga pasang tranduser piezoelektrik yang bekerja pada frekuensi Resonansi 40 atau 250 khz (frek. Ultrasonic). Asas pengukuran alat pengukur parameter angin ini didasarkan pada perbedaan waktu transit (ITTD- inverse transit time difference). Gambar 4.7: Ultrasonic Flowmeter 22

27 Contoh bentuk sensor ultrasonik Gambar 4.8: Contoh bentuk sensor Ultrasonik Pengamatan cuaca dilakukan langsung di lokasi kerja Setelah laporan cuaca harian dari BMG melalui Surat Kabar dipelajari, maka tetap perlu dilakukan pengamatan cuaca secara visual langsung di lokasi kerja dengan menggunakan panca indera. Jika hasil pengamatan cuaca secara langsung sama hasilnya atau mendekati lapoaran/ramalan cuaca harian BMG dari Surat Kabar dan hasilnya dinyatakan cuaca bagus maka kegiatan tahap berikutnya dapat dilakukan. Namun jika hasil pengamatan cuaca dari BMG bagus tetapi hasil pengamatan visual secara langsung di lokasi kerja ternyata tidak bagus, maka pengoperasian gondola tidak boleh dilakukan. Sebaliknya jika laporan harian cuaca tidak bagus tetapi pengamatan langsung secara visual dinyatakan bagus, maka lapor atasan untuk mendapat keputusan Melakukan pemasangan rambu rambu kerja Untuk menjaga agar tidak ada benda-benda yang tidak berhubungan dengan pengoperasian gondola di tempatkan di bawah lokasi kerja maupun menghindari agar tidak ada orang atau kendaraan yang melewati di bawah area lokasi kerja gondola, maka perlu dipasang rambu-rambu di lantai dasar sekitar pengoperasian gondola. Rambu-rambu tersebut meliputi: rambu pemberitahuan, pagar pembatas (barikade), rambu tanda wajib, semua rambu K Rambu pemberitahuan sedang ada pengoperasian gondola diletakkan di semua area kerja Mengoperasikan gondola mengandung resiko terjadinya kerugian atau kecelakaan bagi orang lain yang melintas atau berada di lokasi kerja dan sekitarnya pada jarak tertentu. Kejadian tersebut misalnya jautuhnya 23

28 barang atau alat kerja dari gondola yang sedang beroperasi pada ketinggian tertentu, kemudian barang atau alat kerja tersebut menegenai kendaraan atau orang yang berada di atau melintas di bawahnya yang mengakibatkan mobil rusak/cacat atau orang yang melintas atau berada di bawahnya mengalami luka. Karena itu di lantai dasar tempat gondola dioperasikan perlu dipasang rambu-rambu peringatan hati-hati seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4.9. Rambu Pagar pembatas (barikade) atau area kerja di pasang dengan tepat Untuk mencegah orang atau kendaraan berada maupun melintas di bawah gondola yang sedang beroperasi, maka selain rambu-rambu yang telah dipasang diatas maka juga perlu di pasang pagar pembatas (barikade). Dengan demikian dapat menghindari terjadinya kerugian 24

29 Maupun kecelakaan pada orang lain. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh pemasangan pagar pemabatas atau barikade saat mengoperasikan gondola. Barikade Gondola Gambar Barikade Rambu tanda wajib menggunakan APD dipasang di area kerja Perusahaan perlu menyediakan rambu tanda wajib menggunakan alat pelindung diri (APD), yang meliputi penggunaan helm, sarung tangan, sepatu pengaman, sabuk pengaman dan helm. Meskipun dalam pelaksanaan di lapangan jarang yang melakukan pemasangan rambu tanda 25

30 wajib menggunakan APD, maka ketentuan ini perlu dilaksanakan. Sebelum mengoperasikan gondola, operator gondola harus memasang rambu tanda wajib menggunakan APD di lokasi kerja. Rambu tanda wajib Hal ini penting untuk mengingatkan para operator gondola agar sebelum mengoperasikan gondola harus menggunakan semua APD yang diwajibkan untuk dipakai selama mengoperasikan gondola. Kealpaan atau sengaja tidak menggunakan APD tidak hanya akan membahayakan keselamatan jiwa operator gondola, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian ataupun kecelakaan bagi orang lain Semua rambu K3 dipasang rapih dan mudah terlihat Semua rambu K3 harus dipasang di lokasi kerja secara rapih, mudah dilihat oleh orang lain khusunya yang melintas di sekitar lokasi kerja, dengan demikian orang ataupun kendaraan tidak akan melewati maupun berada dibawah gondola yang sedang beroperasi. Rambu-rambu K3 tersebut adalah : a. Rambu perhatian/hati-hati sedang ada pengoperasian gondola. Gambar Rambu perhatian/hati-hati sedang ada pengoperasian gondola 26

31 b. Pagar pembatas (barikade). Barikade Gondola Gambar Pagar pembatas (barikade) 27

32 c. Rambu-rambu wajib memasang K3 Wajib Menggunakan K3 Sebelum dan Selama Mengoperasikan Gondola Gambar Rambu-rambu K Mengoperasikan sistem komunikasi yang akan digunakan saat bekerja Fungsi alat komunikasi diperiksa sesuai petunjuk pemakaian Alat komunikasi yang digunakan selama mengoperasikan gondola adalah adalah HT dan/atau hand phone. HT dan /atau hand phone sebagai alat komunikasi harus diperiksa sesuai petunjuk pemakaian atau dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Periksa secara visual kondisi fisik HT dan hand phone yang akan digunakan selama mengoperasikan gondola. b. Pastikan bahwa kondisi HT maupun handphone adalahbaik dan dapat berfungsi. c. Kondisi battery harus penuh. d. Pastikan bahwa batteray hand phone maupun HT dalam kondisi penuh,jika ternyata tidak penuh harus ditukar dengan batteray yang penuh. e. Pastikan tidak ada gangguan atas HT maupun hand phone f. HT maupun hand phone benar-benar dapat difungsikan, jika ternyata ada 28

33 gangguan harusditukar dengan HT mapun handphone yang dapat berfungsi dengan baik. g. Uji coba aktifkan HT atau HP tersebut untuk berkomunikasi h. dengan atasan maupun rekan kerja atau yang berkaitan dengan pengopersian gondola. i. Jika hasil uji coba tersebut ternyata ditemukan gangguan atas HT dan,atau hand phone maka lapor atasan untuk mendapat instruksi ataupun keputusan. j. Selama belum ada keputusan yang pasti dari atasan, maka operator gondola tidak boleh mengoperasikan gondola Jalur frekwensi disepakati oleh tim gondola Jalur frekwensi HT yang akan digunakan sebagai alat komunikasi operator gondola selama mengoperasikan gondola, biasanya sudah ditetapkan lebih dahulu secara pernanen oleh atasan atau perusahaan tempat operator gondolla bekerja. Jalur frekwensi ini tidak boleh diubah oleh operator gondola Jika alat komunikasi tidak berfungsi dicatat dan dilaporkan kepada atasan langsung Alat komunikasi banyak ragamnya, yaitu : a. HT Gambar Handytalky (HT) 29

34 b. Hand phone Gambar Hand phone Jika hasil pemeriksaan dijumpai ada yang cacat, gangguan ataupun tidak berfungsi maka dicatat dengan rapi dan jelas kemudian segera lapor atasan untuk mendapat instruksi atau keputusan lebih lanjut Mengoperasikan sistem gondola dengan aman sesuai petunjuk pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dan alat keselamatan mandiri dipakai Bagian tubuh yang sering mendapat kecelakaan adalah kepala, tangan dan kaki. Oleh karena itu, bagian tubuh tersebut perlu mendapat perlindungan secukupnya, sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. Beberapa alat pelindung diri tersebut adalah sebagai berikut : Setelah semua ketentuan dan persyaratan untuk mengoperasikan gondola dipenuhi, maka operator gondola siap mengoperasikan gondola. Selanjutnya operator gondola harus menggunakan alat pelindung diri (APD), yaitu : a. Sepatu 30

35 b. Sarung Tangan c. Helm d. Sabuk pengaman e. Penutup telinga f. Perlindungan pernafasan g. Kaca mata h. Pakaian las Setelah semua alat pelindung diri (APD) dipakai, maka sambungkan kabel elektrik ke sumber listrik, dengan ketentuan 380 v, dan 3 phase. 33 a. Sepatu Gambar 4.16 Sepatu Kerja Sepatu ini berguna untuk melindungi kaki dari benda yang jatuh, benda tajam, luka terjepit dan aliran listrik serta tempat kerja yang becek. 31

36 b. Sarung Tangan Gambar Sarung Tangan Sarung tangan ini berguna untuk melindungi tangan dari batuan yang tajam, serpihan besi, ciran, semen dan memegang dan bergesekan dengan kawat baja maupun benda keras lainnya. c. Helm Gambar Helm Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari benturan benda keras yang terjatuh maupun untuk melindungi kepala jika pekerja terjatuh 32

37 d. Sabuk Pengaman Gambar Sabuk pengaman Sabuk pengaman digunakan pada saat melaksanakan pekerjaan konstruksi di ketinggian, khususnya pekerjaan yang dilakukan lebih dari 3 meter ketinggiannya. e. Penutup Telinga Gambar Penutup Telinga Penutup telinga berguna untuk melindungi telinga dari suara bising akibat pekerjaan konstruksi 33

38 f. Pelindung Pernafasan Gambar Pelindung Pernafasan Pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan dari debu atau bahan baku/material yang mengandung zat kimia, partikel-partikel yang mengganngu kesehatan g. Kacamata / Goggles Gambar Kacamata / Goggles Kacamata/goggles berguna untuk melindungi mata dari pekerjaan seperti mengelas, menggerinda dan memecah batu. 34

39 h. Pakaian las ( welding apron ) Gambar Pakaian las ( welding apron ) Pakaian las ini digunakan untuk melindungi tubuh dari percikan api akibat las Keranjang dinaikkan pada posisi aman sesuai dengan ukuran panjang gondola Sebelum operator gondola menggerakkan gondola naik ke atas maka pastikan bahwa semua alat komunikasi diaktifkan. Setelah operator gondola menggunakan APD secara lengkap,maka operator gondola harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Siapkan dan bawa alat-alat kerja untuk membersihkan gedung termasuk kop kaca ke dalam keranjang gondola b. Bawa alat komunikasi yaitu HT dan / atau HP c. Operator gondola naik ke keranjang gondola d. Tekan tombol on untuk menghidupkan/mengaktifkan gondola e. Pasang wire rope ke hook wire rope utama,masukkan wire rope ke drum penggulung sampai berhenti, tekan tombol up maka drum penggulung akan menarik wire rope, setelah wire rope keluar dari drum penggulung, lalu masukkan wire ke pully yang ada di atas arm cross bar baru masukkan ke platform (keranjang gondola). f. Gerakkan keranjang gondola naik ke posisi aman dengan menekan tombol up (naik), yaitu sekitar setinggi sekitar 2,5 meter dari permukaan 35

40 tanah g. Lakukan uji coba menghidupkan motor di bagian kiri dan kanan dalam keranjang gondola untuk memastikan bahwa motor-motor tersebut dapat bekerja/berfungsi untuk menstabilkan posisi gondola. h. Bila ternyata motor-motor yang berfungsi untuk menstabilkan gondoal tidak dapat berfungsi/bekerjs, maka turunkan gondola ke tanah dan matikan gondola. i. Pengoperasian gondola tidak boleh diteruskan, kemudian segera lapor pada atasan j. Namun jika fungsi motor - motor untuk menstabilkan gondola ternyata bekerja dengan baik, maka pengoperasian gondola dilanjutkan dengan uji sistem alat keselamatan k. Lakukan uji coba semua sistem atau alat keselamatan (safety device) godola untuk memastika bahwa sistem keselamatan gondola dapat berfungsi dengan baik, jika ternyata mengalami gangguan atau ada yang tidak berfungsi lapor pada atasan. Namun jika sistem keselamatan berfungsi dengan baik maka pengoperasian gondola dilanjutkan ke tahap berikutnya. l. Lakukan uji coba atau mengoperasikan secara manual ( tanpa menggunakan sumber tenaga listrik ) dengan menggunakan tuas kecil yang tersedia, jika tidak berfungsi maka pengoperasian gondola dihentikan, selanjutnya lapor pada atasan. Namun bila hasil uji coba tersebut ternyata berfungsi, maka pengoperasian gondola dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya Posisi keranjang distabilkan Setelah gondola digerakkan naik pada ketinggian tertentu, kadangkadang gondola berada atau mengalami posisi miring ke kanan atau ke kiri. Jika hal ini terjadi maka stabilkan gondola dengan cara memutar/menekan tombol atau switch penstabil (stabilizer switch) sesuai dengan posisi yang dikehendaki sampai gondola pada posisi stabil. Ketika gondola sudah berada pada posisi stabil, maka lepaskan tombol atau swicth pengatur kestabilan ( stabilizer swicth). 36

41 Keranjang dijalankan menuju lokasi kerja Setelah gondola berada pada posisi stabil, maka gerakkan gondola ke lokasi kerja yang diinginkan, yaitu : a. Ke atas dengan menekan tombol up (naik) b. Ke bawah dengan menekan tombol down (turun) c. Ke kanan dengan menekan tombol ke kanan atau memutar switch pengatur arah ke kanan d. Ke kiri dengan menekan tombol ke kiri atau memutar switch pengatur arah ke kiri. Pada saat gondola sudah mencapai lokasi kerja yang diinginkan, maka lepaskan tombol/swicth pengatur arah tersebut Posisi keranjang dijaga selalu stabil Selama mengoperasikan gondola, operator gondola harus bisa menjaga agar posisi keranjang selalu stabil. Karena itu operator gondola harus selalu waspada dan peka terhadap posisi kestabilan atau kemiringan gondola. Apabila posisi gondola secara tiba-tiba mengalami kemiringan, maka operator gondola secara cepat menstabilkan posisi gondola dengan menekan atau memutar tombol pengendali ataun remote control. Hal ini penting diperhatikan karena posisi gondola yang miring akan membahayakan keselamatan atau kerugian bagi operator gondola maupun orang atau kendaraan yang melintas atau berada di bawayhnya.pada posisi miring akan mengakibatkan barang-barang atau alat kerja yang berada di keranjang gondola jauth atau meluncur sehingga menimpa atau mengenai orang-orang atau kendaraan yang berada di bawahnya, bahkan operator gondola pun dapat terjatuh. Karena itulah selama mengoperasikan gondola harus berada pada posisi stabil. 37

42 Operasi gondola dihentikan apabila sistem gondola tidak berfungsi dengan baik. Pada saat operator gondola sedang mengoperasikan gondola, kemudian tiba-tiba mengalami gangguan salah satu komponen atau sistemnya tidak berfungsi dengan baik, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Lapor pada atasan dengan menggunakan alat komunikasi yang dibawa, sebutkan posisi saudara dan jenis gangguan yang terjadi pada gondola. b. Minta izin melakukan perbaikan sebatas kewenangan atau kemampuan. Jika diizinkan maka lakukan perbaikan, tetapi kalau tidak diizinkan maka jangan lakukan perbaikan dan ikuti instruksi atasan. c. Jika perbaikan yang dilakukan berhasil laporkan lagi pada atsan dan ijin untuk melanjutkan lanjutkan pengoperasian gondola. d. Jika perbaikan tidak berhasil, segera lapor dan ikuti petunjuk atau instruksi atasan. e. Karena perbaikan tidak berhasil pengoperasian gondola dihentikan dan ikuti petunjuk atau instruksi atasan f. Turunkan gondola ke lantai dasar atau naik ke top floor sesuia petunjuk atasan Operasi gondola dihentikan apabila kondisi cuaca tidak memenuhi syarat bekerja Apabila kondisi cuaca tidak memenuhi syarat bekerja, maka lapor pada atasan dengan menggunakan alat komunikasi yang di bawa.apakah operasi harus dihentikan atau tetap diteruskan, Laporan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Laporkan bahwa kondisi cuaca tidak memenuhi syarat dan berbahaya untuk pengperasian gondola. 2. Laporkan posisi saudara pada ketinggian berapa 3. Minta ijin menghentikan pengoperasian gondola 4. Turunkan gondola menuju lantai dasar atau lantai atas atau top floor sesuai perintah atasan. 38

43 Catatan pelaksanaan tahapan operasional sistem gondola dibuat dengan format dan prosedur sesuai dengan SOP Seluruh catatan pelaksanaan tahapan operasional sistem gondola merupakan dokumen penting bagi perusahaan atau pengguna jasa. Oleh kerena itu catatan pelaksanaan tahapan operasional sistem gondola ini setelah selesai disusun kemudian ditandatangani oleh operator gondola dan atasannya. Kemudian didistribusikan kepada pihak terkait dan disimpan dalam sistem filing yang rapi dan aman serta mudah diambil jika sewaktuwaktu diperlukan oleh pihak yang berwenang. Dimana pekerjaan fileing ini biasanya dikerjakan oleh sekertaris. Dokumen catatan dapat berupa: a. Dokumen cetak. b. Dalam bentuk data komputer (soft copy). c. Dalam bentuk micro film. d. Dalam bentuk film/video. Selanjutnya, catatan harus disimpan dalam ruang arsip yang terjaga keamanan dan kebersihannya. Semua kegiatan dan kejadian pelaksanaan tahapan operasional system gondola dibuat catatan dengan mengikuti format dan SOP berikut ini. a. Siapkan format catatan pelaksanaan tahapan operasional system gondola b. Format catatan pelaksanaan tahapan operasional gondola terdiri dari berbagai format, yaitu tergantung pada obyek atau kondisi yang dilaporkan. Format-format tersebut telah disajikan pada bab bab sebelumnya, selanjutnya operator gondola tuinggal mengisi formatformat tersebut. c. SOP pembuatan catatan tahapan operasional sistem gondola : 1 Siapkan format catatan tahapan operasional sistem gondola 2 Catat pada format yang tersedia semua kegiatan dan kejadian serta kerusakan selama mengoperasikan gondola, baik menyangkut APD, 39

44 alat-alat kerja kebersihan, sistem keselamatan gondola, sistem struktur, mekanikal, elektrikal maupun struktural. 3 Catat pada format yang tersedia semua gangguan cuaca dan angin yang terjadi. 4 Catat pada format yang tersedia lamanya waktu mengoperasikan gondola. 5 Catat pekerjaan pembersihan yang berhasil dilakukan, bandingkan dengan target yang ditetapkan, jika terjadi perbedaan jelaskan alasannya. 6 Para operator gondola yang bekerja menandatangani catatan pada format yang tersedia dan sampaikan pada atasan untuk ditandatangani atasan, setelah itu arsipkan atau simpan di file dokumen. 40

45 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk deperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama beserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. 41

46 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman belajar ini. Sumber-sumber tersebut meliputi : 1. Buku referensi (text book) / buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Contoh form-form check list Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumbersumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu. Dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 1. Judul/Nama Pelatihan : Melaksanakan Tahapan Operasional Gondola 2. Kode Program Pelatihan : NO UNIT KOMPETENSI KODE UNIT DAFTAR PERALATAN DAFTAR BAHAN KETERANGAN

47 DAFTAR PUSTAKA - stimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta, mahendra Sultan Syah, Ir. Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek PT. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta Januari Proyek Monitoring Pelaksanaan Irigasi, Balai Irigasi, Metode Pengawasan Mutu Irigasi PP 03, Bekasi Agustus Waskita Karya PT, Manual Mutu

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.2.1. Desain Modul... 3 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 4 1.3.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...... 05 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1. Metode Penilaian oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MEKANIKAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MEKANIKAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MEKANIKAL Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Selama Mengoperasikan Gondola F 45 3 1 6 5 2 01 I 08 01 BUKU INFORMASI 2009 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co.

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co. MODUL MENGINSTALASI SUMBER DAYA BERBAGI PAKAI PADA JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No. 15-17 Telp (0322) 451313 e-mail:smkm5babat@yahoo.com web-site:http://www.smkmuh5babat.co.cc

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari sumber-sumber potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Ditempat kerja, tenaga kerja kemungkinan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL)

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL) PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL) KODE PROGRAM PELATIHAN : C.11.20.0.3.4.1.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN

Lebih terperinci

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR PENGELASAN MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER PELASANA REHABILITASI JARINGAN PIPA NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2016 DAFTAR ISI Level 1 6 Kode Unit KTL.DHR.1.1001.1.2016

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.226.00. Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 1 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid KODE UNIT : D.35EBT24.008.1 JUDUL UNIT : Memasang Instalasi Kelistrikan PLTS Tipe Terpusat (Komunal) On-Grid DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON F.45...... 04 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya pembangunan di bidang offshore yang membutuhkan berbagai jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan membuat perusahaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A N P E

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C II.

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C II. PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C.11.20.0.3.3.1.II.01 GAMBAR DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, material, dan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER AHLI PENGENDALIAN EHILANGAN AIR NAMA ASESI NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Prisca Andarini 1, Widodo Hariyono 1,2 Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 A. Badan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH Pemeriksaan, Pengukuran dan Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Tanah BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN F.45...... 08 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U M B

Lebih terperinci

SUB BIDANG PERANCANGAN

SUB BIDANG PERANCANGAN LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden Informed Consent Pesetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama saya Rian Krisna Pratiwi mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Jurusan K3, Universitas Esa Unggul, saya bermaksud melakukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit : KTL.IH.1.6001.1.2016 : Pekerjaan Pemeliharaan Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja

JUDUL UNIT : Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja KODE UNIT : TIK.MM01.012.01 JUDUL UNIT : Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjual produk dan jasa

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1. Unit Kompetensi yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci