Analisa Ekonomi (Pengantar)
|
|
- Farida Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisa Ekonomi (Pengantar)
2 Outline State Intervention Teorema Coase Analisa Ekonomi untuk Tort Tort atau Regulasi? Pengantar untuk Pidana
3 I. State Intervention Market failure: Information assymetry Externality Public goods monopoly
4 Penelitian ANEK: Normative/prescriptive Law and economics: Tujuan hukum adalah menciptakan efisiensi Descriptive law and economics Efisiensi: Productive/technical efficiency: alternatif yang menghasilkan output (tujuan) yang sama dengan biaya yang paling sedikit cost effectiveness Allocative/Pareto efficiency: alokasi sumber daya dilakukan sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa lagi menjadi lebih baik (better off) tanpa membuat orang lain lebih buruk (worse off) Kriteria Kaldor-Hicks (potential Pareto) Willingness to pay: sumber daya dialokasikan kepada mereka yang value it the most
5 II. Teorema Coase Coase: Keuntungan Cattle raiser: a + b + c Costs, benefits ($) Marginal social (damage) cost (MSC) of farmer Kerugian Farmer: b + c + d O Marginal net private benefit (MB) of cattleraiser a b Q s X c d Q p Output 1. Farmer memperoleh Ganti atas kerugian apa yang akan dilakukan cattleraiser/farmer? 2. Farmer tidak memperoleh Ganti atas kerugian apa yang akan dilakukan cattle-raiser/farmer?
6 Teorema Coase: when parties can bargain and settle their disagreements by cooperation, their behaviour will be efficient regardless of the underlying rule of law
7 III. Game Theory a. Prisoners Dilemma b. Chicken Game c. Divide 100 game
8 Prisoner s Dilemma B A Silence speaks silence (-1; -1) (-10;0) Speaks (0; -10) (-5;-5) Non-cooperation bad outcome Solusi: Repeated game (+ kesempatan utk membalas, titfor-tat) Governance by 3 rd party
9 Chicken Game B A Coop Non Coop Coop (0; 0) (-1;+1) Non Coop (+1; -1) (-10;-10) Non-cooperation bad outcome The biggest fool is the winner Zero-sum game Minus-sum game
10 IV. Analisa Ekonomi atas Pertanggungjawaban Perdata
11 Outline A. Negligence atau SL: Level of care B. Negligence atau SL: Level of activity C. Error dalam Perkiraan Damage D. Judgment proof problem dan Asuransi E. Liability atau regulasi?
12 A. Negligence atau SL: level of care Definisi unilateral cases x adalah level of precaution w adalah biaya utk tiap level of precaution (konstan) p(x) adalah probabilitas munculnya kerugian yang tergantung dari tingkat precaution (endogenous) kehatihatian akan menurunkan probabilitas D adalah kerugian x w.x (w = 5) p(x) (= 1/x) p(x).d (d=125) Total damage / / / / /
13 MinSC = Min [wx + p(x)d ] titik maksimum jika f (x) = 0; SC' = w + p'(x)d = 0 w = - p'(x)d x* (level of precaution yg optimal) terjadi ketika biaya per unit precaution sama dengan perubahan probabilitas munculnya kerugian dari tiap peningkatan precaution, dikalikan dengan kerugian yg diperkirakan w = biaya marjinal pencegahan - p'(x)d = manfaat marjinal dari pencegahan
14 $ Total accident costs (SC): wx + p(x)d Cost of precaution: wx Expected damage: p(x)d 0 x* Level of precaution (x)
15 Negligence rule $ Expected liability 0 x* x
16 Strict Liability $ 0 x* Level of precaution (x)
17 Kesimpulan
18 B. Negligence atau SL: Level of Activity the level of activity = z, yaitu jumlah waktu di mana seseorang terlibat dalam satu kegiatan (yg beresiko) b(z) adalah fungsi dari keuntungan dari kegiatan tersebut, social benefit (SB) adalah: SB = b(z) z [wx + p(x)d]...1 Artinya, SB adalah manfaat dari keterlibatan di dalam kegiatan dikurangi total biaya kerugian yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut Karena benefit akan maksimum ketika biaya adalah minimum, x*, persamaan di atas dapat ditulis: SB = b(z) z [wx* + p(x*)d]...2 SB maksimum didapat ketika SB = 0, sehingga: SB' = b'(z) [wx* + p(x*)d] = Jika tingkat aktivitas optimal adalah z*, maka: b'(z*) = [wx* + p(x*)d]...4
19 Dari persamaan 4, terlihat bahwa keuntungan marjinal sama dengan biaya marjinal (jumlah biaya kehati-hatian dan kerugian yang diperkirakan pada level kehati-hatian yang optimal) Untuk Negligence: pada tingkat kehati-hatian optimal, tergugat hanya akan menanggung biaya pencegahan sebesar wx*. Bagi tergugat, manfaat yang didapat dari keterlibatannya di dalam kegiatan adalah: SB = b(z) z(wx*). Berarti, bagi tergugat, peningkatan jumlah keterlibatan dalam kegiatan hanya memerlukan biaya z(wx*). z(wx*) < SC, karena SC adalah z(wx*) + z.p(x*)d Artinya, tergugat hanya akan memperhatikan x*, tapi tidak akan memperhatikan z* Untuk SL: Karena tergugat bertanggungjawab pada setiap muncul kerugian, maka pada tingkat kehati-hatian yang optimal, tergugat akan menanggung biaya sebesar: wx* + p(x*)d. keuntungan dari keterlibatan dalam kegiatan adalah: b(z) z [wx* + p(x*)d]. Keuntungan ini sama dengan manfaat sosial (SB) Artinya, tergugat akan memperhatikan x* dan z*
20 C. Error dalam perkiraan Damage Negligence $ Expected liability 0 x 3 x* x 2 x
21 Strict Liability $ 0 x 3 x* x 2 Level of precaution (x)
22 D. Judgment Proof dan Asuransi Judgment Proof = Error dalam penentuan damage = financial cap III Party Insurance Risk Aversion
23 E[U(Ŵ)] = U(W 0 - RP) V Z RP W 2 CE W 1 Money
24 Asumsikan ada seseorang, yang memiliki kekayaan awal sebesar W 0, sedang mempertimbangkan untuk melakukan investasi pada sebuah usaha. Dari informasi yang dimilikinya, orang tersebut mengetahui bahwa terdapat: kemungkinan besar usaha tersebut akan berhasil, sehingga kekayaannya naik menjadi W 1. kemungkinan kecil bahwa usaha tersebut akan gagal, sehingga kekayaannya turun menjadi W 2.
25 Dari kedua kemungkinan di atas, dapat diketahui bahwa nilai ekspektasi dari usaha tersebut adalah: E*Ŵ+ = E*W 1 ] + E[W 2 ] = p(w 1 ) + (1-p)W 2, di mana: E*Ŵ+ adalah total ekspektasi nilai dari usaha E[W 1 ] dan E[W 2 ] masing-masing adalah ekspektasi nilai dari situasi yang menguntungkan (W 1 ) dan ekspektasi nilai dari situasi yang merugikan (W 2 ) p adalah probabilitas terjadinya situasi yang menguntungkan (W 1 ) Pada sebuah situasi yang disebut dengan fair bet, total ekspektasi dari semua kemungkinan nilai yang ada adalah 0. total ekspektasi nilai tidak mengubah kekayaan, sehingga E[Wˆ ] = W 0.
26 Apabila orang tersebut tidak suka resiko (risk averse), dengan kurva utilitas cembung (concave), maka dapat diketahui bahwa setiap nilai menghasilkan tingkat utilitasnya sendirisendiri, yaitu: W 1 menghasilkan utilitas U(W 1 ), W 2 menghasilkan utilitas U(W 2 ), total ekspektasi nilai menghasilkan utilitas U( E[Wˆ ])
27 Adanya dua kemungkinan utilitas yang muncul dari adanya dua kemungkingan situasi menghasilkan total ekspektasi utilitas sebesar: E*U(Ŵ)+ = p.u(w 1 ) + (1-p).U(W 2 ), di mana: E*U(Ŵ)+ adalah total ekspektasi utilitas usaha U(W 1 ) adalah utilitas dari situasi yang menguntungkan (W 1 ) p adalah probabilitas terjadinya situasi yang menguntungkan U(W 2 ) adalah utilitas dari situasi yang merugikan untuk orang yang tidak suka resiko, ekspektasi utilitas usaha akan lebih rendah dari pada utilitas dari total ekspektasi nilai: E[ U( Wˆ )] U( E[ Wˆ ] Hal ini terjadi karena keberadaan resiko akan mengurangi tingkat utilitas dari orang yang tidak suka resiko.
28 Dari gambar terlihat bahwa garis vertikal dari ekspektasi nilai E*Ŵ+ memotong garis antara X dan Y pada titik Z. kordinat vertikal dari titik Z adalah ekspektasi utilitas, kordinat horisontal titik Z adalah rata-rata dari ekspektasi nilai, E*Ŵ+. apabila kita menarik garis horizontal dari titik Z, maka garis itu akan memotong kurva utilitas pada titik V. Titik ini mengindikasikan bahwa ada sejumlah uang yang memiliki nilai utilitas yang sama dengan utilitas dari ekspektasi nilai. Uang inilah yang disebut sebagai certainty equivalent (CE).
29 Perbedaan antara certainty equivalent dan ekspektasi nilai inilah yang disebut sebagai premi, risk premium (RP), maksimum uang yang dapat dibayarkan oleh orang yang tidak suka resiko guna menghindari resiko. Dari pada mengalami kerugian yang besar namun tidak pasti, orang yang tidak resiko akan memilih mengalami kerugian yang kecil namun pasti dalam bentuk pembayaran premi.
30 Asuransi Wajib? Moral hazard Adverse selection Duty to accept?
31 E. Liability atau Regulasi? Kriteria dari Steven Shavell: Information Problem: jika pembuat kebijakan lebih tahu maka regulasi lebih baik The Judgement proof problem: jika ada kemungkinan aset perusahaan tidak mencukupi utk membayar ganti, maka regulasi lebih baik (semakin banyak ganti rugi yang harus dibayar, semakin tinggi tingkat pencegahan akan dilakukan) The possibility of being sued: apabila ada kemungkinan sangat besar bahwa pencemar tidak akan digugat (mis. Karena susahnya pembuktian atau karena tidak ada pihak yang berminat menggugat), maka regulasi lebih baik Administrative cost: pertanggungjawaban perdata lebih baik, karena biaya administratif hanya akan muncul jika muncul gugatan (muncul kasus pencemaran), sedangkan regulasi memerlukan biaya administratif (mis. Berupa biaya pengawasan) meskipun kasus belum muncul
32 Jumlah uang III. Sanksi Pidana Pidana vs Perdata: Perfect compensation Y 2 A 2 Y 1 B A 1 U 1 X 2 X 1 U 2 Jumlah mobil
33 Pada kondisi sebelum mengalami kerugian utilitas korban berada di titik A1, yaitu titik (X1,Y1), yang terletak pada kurva utilitas U1. Setelah mengalami kerugian berupa penurunan jumlah mobil, tingkat utilitas turun pada kurva U2 yaitu pada titik B (X2,Y1). Kompensasi penuh akan mengembalikan tingkat utilitas korban kepada tingkat utilitas semula (U1). Ini berarti: kompensasi penuh akan memindahkan korban dari titik B ke titik A2, yaitu titik (X2,Y2). Dari titik A2 dapat disimpulkan bahwa meskipun korban mengalimi kerugian (berupa penurunan tingkat kesehatan dari X1 ke X2), tetapi kerugian ini disertai dengan diberikannya sejumlah uang (kenaikan tingkat pendapat dari Y1 ke Y2), sehingga secara teoritis dapat dinyatakan bahwa korban menjadi indifferent antara berada pada titik A1 atau titik A2 (karena sama-sama berada pada garis utilitas yang sama, atau berada pada tingkat utilitas yang sama).
34 Pertanyaan: Bagaimana jika kerugian tidak bisa diukur dgn uang? Bagaimana jika kemungkinan tertangkap (penegakan hukum/penjatuhan sanksi) < 1? Korupsi 1 juta Sanksi: pengembalian harta Kemungkinan tertangkap: 90% Benefit of crime (korupsi tapi tidak tertangkap)= 1 juta Cost of crime = 90% x sanksi = 90% x 1 juta = 900 ribu
35 Penjahat yang rasional: Melakukan tindak pidana jika: Benefit dari tindak pidana > cost dari tindak pidana Apa itu cost? Sanksi Probability tertangkap tingkat penegakan hukum
36 Public harm vs Private harm Implikasi dari public harm: Yg digunakan adalah penuntutan pidana Hukum pidana memungkinkan adanya pemidanaan terhadap victimless crimes Public harm membenarkan adanya pemidanaan terhadap percobaan
37 Penjahat yang Rasional Benefit dari kejahatan > ongkos dari kejahatan Ongkas terdiri probabilitas dijatuhi sanksi: Law enforcement Kemampuan aparat untuk mendeteksi Beratnya sanksi Sanksi yang pasti Formulanya: y > p.s
38 y = keuntungan dari kejahatan (payoff); x = keseriusan/tingkat kejahatan p = probabilitas S = sanksi Untuk penjahat yang rasional tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan: max y(x) p(x)s(x) Maka: y (p S + ps ) = 0 y = p S + ps y adalah criminal s marginal benefit p S + ps adalah criminal s marginal expected cost
39 Maknanya: Penambahan upaya penegakkan hukum akan meningkatkan probabilitas pendeteksian kejahatan Penambahan upaya pemberian sanksi akan meningkatkan tingkat sanksi Baik p maupun S (penambahan probabilitas dan penambahan sanksi) akan menambah ongkos bagi penjahat mengurangi keseriusan tingkat kejahatan
40 Penegakan Hukum yg Rasional B = manfaat sosial dari penegakan hukum Tergantung dari tingkat keseriusan kejahatan C = ongkos dari penjatuhan sanksi: Biaya pendeteksian/penegakan hukum Biaya penjara Sanksi yang optimal adalah: B>C Denda atau penjara?
Pengantar Matematika Asuransi. Winita Sulandari
Pengantar Matematika Asuransi Winita Sulandari What is insurance mathematics? Insurance mathematics is the area of applied mathematics that studies different risks to individuals, property and businesses,
Lebih terperinciTIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #13 Ganjil 2016/2017 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
Materi #13 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan (1/2) 2 Berbagai keputusan secara langka dibuat dengan kepastian. Sebagian besar keputusan melibatkan faktor resiko. Kriteria umum untuk menilai
Lebih terperinciMateri #13 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI T a u f i q u r R a c h m a n
Materi #13 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu membandingkan antara kondisi nyata dengan penerapan teori yang telah dipelajari. Indikator Penilaian Ketepatan dalam
Lebih terperinciEksternalitas & Barang Publik
Eksternalitas & Barang Publik Rus an Nasrudin Kuliah ke-13 May 21, 2013 Rus an Nasrudin (Kuliah ke-13) Eksternalitas & Barang Publik May 21, 2013 1 / 21 Outline 1 Pendahuluan 2 Definisi Eksternalitas 3
Lebih terperinciPertemuan 1
1 ASAS ASAS HUKUM LINGKUNGAN 2 TIM PENGAJAR HUKUM LINGKUNGAN @ FHUP 1. ASAS LEGALITAS Asas umum di bidang Ilmu Hukum Pasal 1 ayat (3) UUD 45 Segala kebijakan yang dilakukan berdasarkan atas hukum ( Reschstaat
Lebih terperinciRumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas.
1 KRITERIA EKSPEKTASI KEUNTUNGAN Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas. Kelemahan : - probabilitas bersifat subjektif - belum mencakup faktor resiko 2 Contoh Si A mendapat tawaran untuk
Lebih terperinciEFISIENSI EKONOMI dan PASAR
EFISIENSI EKONOMI dan PASAR Kuliah Ekonomi Lingkungan Sesi 5 Efisiensi Ekonomi (1) Efisiensi Ekonomi keseimbangan antara nilai produk dengan nilai dari input yang digunakan untuk memproduksinya (dgn kata
Lebih terperinciTIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #12 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
Materi #11 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Berbagai keputusan secara langka dibuat dengan kepastian. Sebagian besar keputusan melibatkan faktor resiko. Kriteria umum untuk menilai keputusan
Lebih terperinciRISIKO & RETURN PADA ASSET
RISIKO & RETURN PADA ASSET Return Investasi ( Jml diterima Jml inv ) Return = Jml investasi Apabila: Investasi Rp100 juta Hasil yang diperoleh Rp110 juta Lama investasi 1 tahun Rate of Return = (110 100)
Lebih terperinciPasar Persaingan Sempurna(Perfect Competition)
Pasar Persaingan Sempurna(Perfect Competition) PertemuanVII Tujuan Memahami definisi (perfect competition) Menjelaskan bagaimana perusahaan mengambil keputusan dan mengapa terjadi pemberhentian kerja dan
Lebih terperinciPertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan dalam kepastian 2. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan
Lebih terperinciEKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )
EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) ) BANDI Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS 04/01/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Cost Effectiveness Analysis (CEA) Sesi 8 04/01/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 PRINCIPLES
Lebih terperinciKeputusan Dalam Ketidakpastian dan Resiko
Keputusan Dalam Ketidakpastian dan Resiko Suasana pengambilan keputusan : dalam pasti (certainty), dalam keadaan resiko (risk), dalam ketidakpastian (uncertainty), dalam suasana konflik (conflict). Analisis
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan dalam kepastian 2. Mahasiswa dapat mencari
Lebih terperinciPortofolio yang Efisien dan Optimal
Teori Portofolio 1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio
Lebih terperinciKEJAHATAN KORPORASI (CORPORATE CRIME) OLEH: Dr. Gunawan Widjaja,SH.,MH.,MM
KEJAHATAN KORPORASI (CORPORATE CRIME) OLEH: Dr. Gunawan Widjaja,SH.,MH.,MM 1. Pengertian Kejahatan yang dilakukan oleh Korporasi Yang bertanggung jawab adalah Korporasi Korporasi = badan hukum => Perseroan
Lebih terperinci1. Beberapa rumusan pidana denda lebih rendah daripada UU Tipikor
Lampiran1: Catatan Kritis Terhadap RKUHP (edisi 2 Februari 2018) 1. Beberapa rumusan pidana denda lebih rendah daripada UU Tipikor Serupa dengan semangat penerapan pidana tambahan uang pengganti, pidana
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME
Manajemen Keuangan Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME Silabus Dasar-dasar Manajemen Keuangan, J Fred Weston & EF Brigham, Penerbit Erlangga Manajemen Keuangan Pengertian Manajemen dana baik yang berkaitan
Lebih terperinciEconomic Managerial; Introduction. Mohammad Arief
Economic Managerial; Introduction Mohammad Arief Bisnis Masalah-masalah Ekonomi Barang apakah yang akan diproduksi dan berapa banyak. Bagaimana caranya barang tersebut diproduksi. Untuk siapa barang diproduksi
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO Konsep Resiko RESIKO Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian; Resiko adalah ketidakpastian; Resiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan;
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN BAB 6. KONDISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pendahuluan 2. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Kepastian 3. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian 4. Kondisi Pengambilan
Lebih terperinciIII. KERANGKA KONSEPTUAL. Keputusan ekonomi nelayan untuk memilih penggunaan alat tangkap legal
III. KERANGKA KONSEPTUAL Keputusan ekonomi nelayan untuk memilih penggunaan alat tangkap legal dan illegal perlu dikonseptualisasikan. Kerangka konseptual memberikan abstraksi mengenai kondisi yang mendorong
Lebih terperinciKENDALA JAKSA DALAM PENERAPAN PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI PADA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI
KENDALA JAKSA DALAM PENERAPAN PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI PADA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh: Ni Nyoman Santiari I Gusti Agung Ayu DikeWidhiyaastuti Program Kekhususan Hukum Pidana Fakultas Hukum
Lebih terperinciPengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian
Bab 13 : Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian 1 Ekonomi manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Pengantar Keputusan Dalam Ketidakpastian Kriteria Maximin, Kriteria Maximax, Kriteria Minimax (Kroteria
Lebih terperinciTeori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Perusahaan ditinjau dari sisi Teori Ekonomi Tidak dibedakan atas kepemilikanya, jenis usahanya maupun skalanya. Terfokus pada bagaimana
Lebih terperinciTeori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Terminologi penting dalam teori produksi 1. Fungsi produksi 2. Biaya produksi minimum 3. Jangka waktu analisis 4. Perusahaan dan
Lebih terperinciPELANGGARAN HUKUM PAJAK YANG BERIMPLIKASI TINDAK PIDANA KORUPSI & UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA
PELANGGARAN HUKUM PAJAK YANG BERIMPLIKASI TINDAK PIDANA KORUPSI & UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA SARWIRINI Fakultas Hukum Universitas Airlangga sarwirini.rini@gmail.com PELANGGARAN HUKUM PAJAK (TAX EVASION =
Lebih terperinciEKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN
EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN Pengantar (1) Pembahasan dasar-dasar mikroekonomi memberikan pemahaman dari konsep dasar yg dapat
Lebih terperinci. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)
EKSTERNALITAS EKSTERNALITAS Manfaat (Benefit) dan/atau Biaya (Cost) yang tidak dapat diperhitungkan secara langsung dalam proses produksi barang/jasa. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan
Lebih terperinciDECISION THEORY DAN GAMES THEORY
DECISION THEORY DAN GAMES THEORY PENGANTAR Lingkungan di mana keputusan dibuat sering digolongkan kedalam empat keadaan: certainty, risk, uncertainty, dan conflict. Decision theory terutama berhubungan
Lebih terperinciANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER Elis Ratna Wulan Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung e-mail: elisrwulan@yahoo.com
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO IRA PRASETYANINGRUM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO IRA PRASETYANINGRUM Konsep Resiko RESIKO Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian; Resiko adalah ketidakpastian; Resiko adalah penyimpangan hasil aktual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan diperlukan pada semua tahap administrasi dan manajemen. Misalnya dalam tahap perencanaan, diperlukan banyak kegiatan pengambilan keputusan sepanjang
Lebih terperinciN I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L
PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA Barang (commodities ) adalah benda dan jasa yang di konsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruh nya
Lebih terperinciRISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES )
RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES ) 1. RISIKO PROPERTI 1. Cakupan Properti Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan,
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)
4 untuk setiap di dan untuk setiap (Peressini et al 1988) Definisi 22 Teorema Deret Taylor Nilai hampiran f di x untuk fungsi di a (atau sekitar a atau berpusat di a) didefinisikan (Stewart 1999) 24 Kontrol
Lebih terperinciII. PARETO OPTIMALITY (PO) & CRITERION (PC)
II. PARETO OPTIMALITY (PO) & CRITERION (PC) o Lester Thurow: banyak proyek yg bagus tidak dilakukan hanya krn manajer proyek tidak mau membayar kompensasi kpd orang2 yg akan dirugikan dgn proyek tsb. Jika
Lebih terperinciEkonomi Mikro. Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan
Ekonomi Mikro Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Bentuk-bentuk Organisasi Perusahaan 1. Perusahaan perseorangan 2. Firma 3. Perseroan terbatas 4. Perusahaan negara 5. Koperasi Perusahaan perseorangan
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SILABUS MATA KULIAH
SILABUS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Mikroekonomi II Kode Mata Kuliah : EKO 505 Kredit : 3(3-0) Semester : 2 Deskripsi : Kuliah ini membahas alat analisis dan topik-topik lanjutan dalam Mikroekonomi,
Lebih terperinciPERANAN PEMERINTAH DI BIDANG PEREKONOMIAN : PILIHAN PUBLIK DAN EKSTERNALITAS
PERANAN PEMERINTAH DI BIDANG PEREKONOMIAN : PILIHAN PUBLIK DAN EKSTERNALITAS DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM Pemerintah tidak selamanya bisa mempengaruhi aktivitas perekonomian dengan menghimbau masyarakat
Lebih terperinciTeori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Bahasan Teori produksi (teori perilaku produsen) Bentuk-bentuk organisasi perusahaan Perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi
Lebih terperinciBAB III GAME THEORY. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kegiatan-kegiatan yang
7 BAB III GAME THEORY 3. Pengantar Game Theory Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kegiatan-kegiatan yang bersifat kompetitif yang diwarnai persaingan atau konflik. Persaingan atau konflik ini
Lebih terperinciBab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup. Ekonomi Manajerial. Ekonomi Manajerial
Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial Teori Perusahaan Sifat dan Fungsi Laba Etika Bisnis Kerangka Kerja
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Dasar Ilmu Ekonomi untuk Kesehatan. Heni Wahyuni FEB UGM
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Ekonomi untuk Kesehatan Heni Wahyuni FEB UGM Microeconomic tools Production Possibility Frontier Ekuilibrium Kepuasan Konsumen Fungsi Produksi Pasar persaingan sempurna vs monopoli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian keuangan dan juga teori keuangan biasanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga disebut teori pasar modal
Lebih terperinciPortofolio Optimization
Lampiran V.II Portofolio Optimization Optimisasi Portofolio Tim Bidang Investasi ADPI, November 016 Asset Allocation Alokasi Aset Tim Bidang Investasi ADPI, November 016 DAFTAR ISI 1. Pengantar. Toleransi
Lebih terperinciAKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PENGANTAR RIVAL NON-RIVAL KHUSUS TIDAK-KHUSUS 1 RIVALRY (PERSAINGAN) TINGKAT PERSAINGAN ANTAR INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT DARI SUATU EXCLUDABILITY (PENGKHUSUSAN) TINGKAT PENGKHUSUSAN
Lebih terperinciMakalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko
Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko Disusun oleh: Kelompok 13 Nama Anggota : Dimas Widyotomo (125020207111048) Rizkie Imadudien L ( 125020205111004) Jurusan
Lebih terperinciEkonomi Manajerial. dalam Perekonomian Global. Dominick Salvatore. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial Bahan Kuliah Program Pascasarjana Unpas Program Studi Magister Manajemen Dosen : Dr. R. H.
Lebih terperinciTEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian utilitas, menerangkan pengaruh utilitas dan permintaan serta menganalisisnya. TIK:
Lebih terperinciPENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012
PENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012 Cost Benefit Analysis (CBA) THE BASIC IDEA (1) Analisis biaya-manfaat lingkungan
Lebih terperinciMANAGERIAL ECONOMICS. Referensi :
MANAGERIAL ECONOMICS Referensi : Pasar (Kebutuhan Manusia) APA.. ITU... Managerial Economics? Ekonomi Manajerial mengarah pada aplikasi TEORI EKONOMI dan merupakan alat bantu dalam ilmu PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi konsep ekonomi pencemaran, Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode valuasi
Lebih terperinciManajemen Modal Kerja. Disarikan dan Disesuaikan dari : Laily, Anonim, Sumber lain yang relevan
Manajemen Modal Kerja Disarikan dan Disesuaikan dari : Laily, Anonim, Sumber lain yang relevan Primary Activities of the Financial Manager 2 1 PENGERTIAN SECARA UMUM MODAL DIKELOMPOKKAN MENJADI 2 - WORKING
Lebih terperinciJalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT
Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT Permasalahan Terkait Kejahatan SDA-LH Karakteristik kejahatan SDA-LH: Kejahatan sumber
Lebih terperinciEKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS)
EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) BANDI Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS 04/01/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 EKONOMI KESEHATAN DAN APLIKASINYA: RISK Bandi 04/01/2017 Bandi, 2013 2 PRINCIPLES OF HEALTH
Lebih terperinciPASAR, INSTITUSI KEUANGAN DAN TINGKAT BUNGA
PASAR, INSTITUSI KEUANGAN DAN TINGKAT BUNGA 1. Proses Transfer Modal 2. Jenis Pasar Keuangan dan Institusi Keuangan 3. Bursa Saham 4. Efisiensi Pasar Modal 5. Konsep Tingkat Bunga Muniya Alteza Transfer
Lebih terperinciTEORI STRUKTUR MODAL. Muniya Alteza
TEORI STRUKTUR MODAL Muniya Alteza Teori Struktur Modal Awal Pertama kali dikembangkan oleh David Duran tahun 1952. Asumsi yang dipakai pajak perusahaan =0. Nilai perusahaan dapat dilihat dengan tiga pendekatan:
Lebih terperinciLandasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha
BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Pengadaan Barang dan Jasa, Kualifikasi, Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
KUALIFIKASI TINDAK PIDANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN OKNUM PEJABAT UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DALAM HAL TERJADINYA PENYIMPANGAN PROSEDUR PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Lebih terperinciDecision Theory (Analysis)
Decision Theory (Analysis) Dapat digunakan dlm situasi dimana pembuat keputusan mempunyai beberapa alternatif tindakan (keputusan) tapi juga menghadapi sekumpulan kejadian yg mungkin terjadi dimasa datang
Lebih terperinciPENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN 1. Pengertian manajemen keuangan 2. Tujuan manajemen keuangan 3. Fungsi manajemen keuangan 4. Teori keagenan 5. Teori asimetri informasi Muniya Alteza Pengertian Manajemen
Lebih terperinciTEORI PERMAINAN. Tidak setiap keadaan persingan dapat disebut sebagai permainan (game). Kriteria atau ciri-ciri dari suatu permainan adalah :
TEORI PERMAINAN I. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kegiatan-kegiatan yang bersifat kompetitif yang diwarnai persaingan atau konflik. Persaingan atau konflik ini dapat terjadi antara
Lebih terperinciModul 5. Teori Perilaku Produsen
Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus
Lebih terperinciKapita Selekta: Multidoor Approach & Corporate Criminal Liability dalam Kasus Pidana Perikanan
Kapita Selekta: Multidoor Approach & Corporate Criminal Liability dalam Kasus Pidana Perikanan Dr. Yunus Husein, S.H., LL.M. Staf Khusus Satgas 115/ Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Rabu, 12 Juli
Lebih terperinci(GOODS) Anang Muftiadi
RIVAL NON-RIVAL KHUSUS TIDAK-KHUSUS JENIS BARANG (GOODS) Anang Muftiadi Program Pascasarjana STIA-LAN Bandung RIVALRY (PERSAINGAN) TINGKAT PERSAINGAN ANTAR INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT DARI SUATU
Lebih terperinciTEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO
TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO Pak Joko baru saja membeli mobil BMW baru seri 7 yang berharga Rp1,5 milyar. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan mobil barunya, seperti kecelakaan yang bisa membutuhkan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. diajukan dalam tesis dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan atas permasalahan yang diajukan dalam tesis dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa konsep Korporasi sebagai subyek tindak pidana telah dirumuskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk melakukan studi tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan menjadi panduan untuk memahami
Lebih terperinciUPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta
1 UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. LATAR BELAKANG Kejahatan narkotika yang sejak lama menjadi musuh bangsa kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang manajer memegang fungsi dan peran sebagai pengambil keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus mempertimbangkan berbagai
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
8 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Dasar Himpunan semua hasil (outcome) yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel (sample space) dinyatakan dengan lambang T dan setiap hasil dalam ruang
Lebih terperinciKebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36
Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36 KEBIJAKAN KRIMINAL PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI Oleh : Aprillani Arsyad, SH,MH 1 Abstrak Penyalahgunaan Bahan Bakar
Lebih terperinciBab V. PETANI GUREM DAN KECENDERUNGAN MENGHINDARI RESIKO
Bab V. PETANI GUREM DAN KECENDERUNGAN MENGHINDARI RESIKO A. Petani Gurem dan Ketidakpastian Tulisan ini mencoba memaparkan salah satu karakteristik petani gurem, yang cenderung menolak atau menghindari
Lebih terperinciDodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta
Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta EVOLUSI TEORI KEUANGAN Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect Capital Markets) Analisis Arus Kas yang Didiskonto (Discounted Flow
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan
Lebih terperinciPublic Review RUU KUHP
Public Review RUU KUHP Oleh: agustinus pohan Tujuan: Implikasi pengaturan tindak pidana korupsi dalam RUU KUHP Sejauh mana kebutuhan delik korupsi diatur dalam RUU KUHP. Latar belakang RUU KUHP KUHP dipandang
Lebih terperinciPELANGGARAN ETIK, DISIPLIN PROFESI & GUGATAN HUKUM DI AREA PRAKTEK KEDOKTERAN
PELANGGARAN ETIK, DISIPLIN PROFESI & GUGATAN HUKUM DI AREA PRAKTEK KEDOKTERAN KASUS 1 WANITA, 29 THN, mendapat Doksisiklin dari SpKK, MRS hari ke-2 dengan lesi di kulit,mukosa mulut dan vagina. Hari ke-3
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pajak, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: dengan adanya beberapa teori yaitu Doctrine of strict liability atau
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan diatas mengenai permasalahan pertanggungjawaban korporasi, juga pertanggungjawaban direksi sebagai representasi korporasi dan kendala-kendala yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ASURANSI
ASURANSI KARAKTERISTIK ASURANSI Perusahaan asuransi menggunakan the law of large numbers sebagai dasar operasi mereka. Hukum tersebut. Semakin banyak eksposur atau risiko yang serupa, semakin kecil penyimpangan
Lebih terperinciPengertian Pengambilan Keputusan
Dadang Sunendar Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober
Lebih terperinciOleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN PENCURIAN INFORMASI PRIBADI MELALUI DUNIA CYBER DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU ITE) Oleh: R.Caesalino Wahyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau instansi yang akan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan atau pegawai adalah orang yang bekerja di sebuah perusahaan atau instansi yang akan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain selama seseorang itu masih
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak
105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan pasar modal adalah suatu informasi yang tidak menyampaikan fakta material secara benar atau tidak memuat
Lebih terperinciBAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA
BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA Pada bab ini akan disajikan rumusan mengenai penilaian opsi put Amerika. Pada bagian pertama diberikan beberapa asumsi untuk penilaian opsi Amerika. Bentuk nilai intrinsik
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen
PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Di Indonesia, tindak pidana ko. masyarakat dan dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana korupsi merupakan masalah serius yang dapat membahayakan stabilitas keamanan negara, masyarakat, serta merugikan keuangan negara. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) a < 0 dan D = 0 a < 0 dan D < 0. a < 0 0 x 0 x
BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c. Sifat matematis dari persamaan kuadrat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,
Lebih terperinciIII. PEMBAHASAN. dan strictly decreasing terhadap serta kontinu dan strictly increasing terhadap. Dua nilai kritis dari didefinisikan untuk
4 Opsi Beli Opsi beli memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli suatu aset pada harga tertentu yang disebut harga eksekusi (exercise/strike price) pada atau sebelum tanggal jatuh tempo (maturity)
Lebih terperinciTeori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI
Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang lebih
Lebih terperinciC. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan
PENDAHULUAN Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN - Konsep Ekonomi - Konsep Sumber Daya B. EKONOMI MANAJERIAL - Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran
Lebih terperinciKuliah III-Derivasi Kurva Permintaan Individu, Analisis Surplus & Ketidakpasti
Kuliah III-, & Ketidakpastian DIE-FEUI February 27, 2013 1 Dua Jenis Kurva Permintaan Marshallian/Uncompensated Normal, Inferior & Giffen Goods dengan Analisis SE & IE Hicksian/Compensated 2 Market demand
Lebih terperinciBAB IX PROSES KEPUTUSAN
BAB IX PROSES KEPUTUSAN Lingkungan di mana keputusan dibuat sering digolongkan kedalam empat keadaan: certainty, risk, uncertainty, dan conflict. Decision theory terutama berhubungan dengan pengambilan
Lebih terperinciBAB 6 TEORI BIAYA ISLAM
BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM A. Pendahuluan Dalam ajaran Islam, pemanfaatan sumber daya merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah. Kegiatan tersebut harus dengan prinsip keadilan tanpa adanya unsur
Lebih terperinciSUKMA VIOLETTA, SH, LLM
SUKMA VIOLETTA, SH, LLM I. ISTILAH KORPORASI : Korporasi adalah kesatuan orang atau kekayaan untuk tujuan tertentu; Korporasi terdiri dari : -Badan Hukum -Non-Badan Hukum : CV, Firma, Organized Crime Istilah
Lebih terperinciEKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN
EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN Pertemuan 6 MK.EKONOMI LINGKUNGAN DEPARTEMEN EKONOMI & SUMBERDAYA LINGKUNGAN 1 Pendahuluan (1) Sistem pasar cenderung mengalami malfungsi sampai taraf tertentu ketika terjadi
Lebih terperinci