BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap"

Transkripsi

1 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan agen, sehingga prinsipal tidak mengetahui dengan pasti apakah keputusan yang diambil agen didasarkan pada informasi yang sesungguhnya atau tidak. Kondisi ini terjadi karena asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal dan agen sehingga informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap dan tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang dipercayakan kepada agen (Sharp dan Salter, 1997). Manajer adalah pihak yang dipekerjakan oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham sehingga manajemen diberi kekuatan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Namun, dalam kenyataannya terdapat informasi yang asimetri antara agen yang memiliki kualitas dan jumlah informasi yang lebih banyak dibanding pemilik perusahaan sehingga hal ini dapat memicu kesempatan bagi agen untuk bertindak demi kepentingan diri sendiri. Motivasi melakukan kecurangan terjadi ketika kepentingan ekonomi manajer berbeda dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga manajer 9

2 10 terdorong untuk mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar saat melakukan eskalasi komitmen pada proyek yang gagal daripada tidak melanjutkan proyek tersebut, apalagi jika proyek tersebut di kemudian hari berhasil. Ketika berada dalam dua kondisi yaitu motivasi berbuat kecurangan dan asimetri informasi, agen mungkin melihat bahwa tindakan yang dilakukan adalah rasional. Variabel adverse selection dimanipulasi dengan adanya kepemilikan informasi privat bagi manajer yang tidak diketahui oleh orang di luar perusahaan Teori Prospek (Prospect Theory) Pengaruh frame atau framing adalah sebuah fenomena yang menunjukkan bahwa para pembuat keputusan akan merespon dengan cara yang berbeda pada permasalahan keputusan yang sama jika masalah tersebut disajikan dalam format yang berbeda (Kuhberger, 1998; Levin et al.; 1998). Yusnaini (2005) menyebutkan bahwa framing merupakan salah satu alasan penyebab terjadinya bias dalam pengambilan keputusan. Teori prospek merupakan salah satu teori yang mencoba menjelaskan pengaruh framing (Kahneman dan Tversky, 1979). Teori prospek (prospect theory) dari Kahneman dan Tversky (1979) menjelaskan terjadinya bias kognitif yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dan berisiko. Individu akan bersifat menghindari risiko atau menyukai risiko tergantung pada masalah yang dihadapi. Teori ini berpendapat bahwa individu akan memberikan bobot yang berlebihan terhadap hasil yang pasti daripada yang belum pasti. Kecenderungan ini menimbulkan

3 11 perilaku menghindari risiko dalam kondisi pasti untung (positive framing). Dalam positive framing, individu menunjukkan penurunan preferensi risiko, dimana individu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Sebaliknya, individu lebih menyukai risiko dalam kondisi pasti rugi ( negative framing). Negative framing diproksikan dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengaruh sunk cost ternyata berperan cukup besar dalam proses pengambilan keputusan untuk tetap melanjutkan suatu investasi yang dianggap kurang menguntungkan. Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru (Putri, 2009). Sunk cost mempengaruhi pembuat keputusan dalam kondisi negative framing, sehingga mendorong individu menyukai risiko yang mengarah kepada eskalasi komitmen terhadap tindakan yang telah gagal (Keil et al. 2000) Adverse Selection Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi ketidakseimbangan informasi ini dinamakan informasi asimetri (asymmetric information). Informasi asimetri dapat menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan pemilik untuk memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan manajer. Menurut Jensen dan Meckling (1976) permasalahan tersebut adalah: a. Moral hazard, yakni permasalahan yang timbul jika manajer tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Hal ini

4 12 dikarenakan kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur. b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benarbenar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk) Negative Framing Menurut Suartana (200 5) framing adalah sebuah fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Arnold (1997) menjelaskan dalam literatur psikologi sering disebutkan bahwa cara suatu informasi disajikan kepada pembuat keputusan dapat mempengaruhi proses pembuatan keputusan itu sendiri. Dalam prospect theory, Kahneman dan Tversky (1979) menyebutkan bahwa penyajian ( framing) dari berbagai alternatif dapat mempengaruhi risiko outcome dari keputusan yang dibuat. Dari perspektif managerial accounting, manajer mempertimbangkan informasi akuntansi dan membuat keputusan yang berpengaruh terhadap masa depan perusahaan. Interpretasi awal dari informasi dapat menentukan informasi tambahan yang akan dipertimbangkan ketika membuat keputusan yang berkenaan dengan masa depan. Pada konteks keputusan terhadap proyek yang mengindikasikan kegagalan, biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bertindak sebagai titik referensi bagi manajer

5 13 dalam membuat keputusan. Fakta bahwa proyek mulai menunjukkan prospek yang negatif membawa pada beberapa kemungkinan diantaranya yaitu kemungkinan kerugian/keuntungan yang pasti terjadi (keru gian/keuntungan yang pasti terjadi masih berupa kemungkinan karena asumsi bahwa manajer masih belum mengambil keputusan untuk menghentikan/melanjutkan proyek) dan kemungkinan kerugian/keuntungan di masa mendatang yang kurang pasti. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara negatif, maka informasi mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan Eskalasi Komitmen Seorang manajer dalam suatu perusahaan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan penting, dan tidak jarang mengalami dilema ketika harus membuat keputusan untuk menghentikan suatu proyek yang dianggap tidak menguntungkan ataukah tetap melanjutkan proyek tersebut apapun konsekuensi yang akan dihadapi ke depan. Suatu jenis keputusan yang dihasilkan dari keadaan tersebut dalam perilaku organisasi, manajemen strategi dan psikologi dikenal dengan fenomena eskalasi (Wong et al. 2006). Eskalasi komitmen dapat dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Eskalasi komitmen dalam penelitian ini diproksikan dengan keputusan manajer untuk tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Eskalasi

6 14 komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan dengan terus menjalankan proyek tersebut atau menarik kembali serangkaian tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Konsekuensi dari kedua pilihan tersebut sama-sama mengandung ketidakpastian. Staw (1997) mencontohkan organisasi mengetahui bahwa konsekuensi dari pengembangan produk baru bisa bermuara pada kondisi menguntungkan maupun tidak menguntungkan di masa yang akan datang. Eskalasi komitmen merupakan perilaku untuk meningkatkan komitmen dengan tetap menjalankan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini. Brockner (1992) menjelaskan bahwa eskalasi komitmen adalah melanjutkan komitmen walaupun terdapat informasi negatif yang berkaitan dengan ketidakpastian pencapaian tujuan. Eskalasi komitmen sering dikaitkan dengan pengabaian atas sinyal kegagalan. Kanodia et al. (1989) menjabarkan eskalasi komitmen sebagai keputusan manajer yang cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi pribadinya. Beberapa penjelasan dapat dikemukakan untuk perilaku eskalasi ini, pertama, adanya umpan balik negatif atas keputusan yang telah dijalankan

7 15 menyebabkan individu melanjutkan proyek tersebut dalam upaya pembenaran keputusan mereka sebelumnya (Bazerman, 1994). Kedua preferensi risiko seseorang apakah risk taker atau risk averse dapat bergeser berdasarkan kondisi yang dihadapi seseorang (Kahne man dan Tversky, 1979). Pada saat menghadapi keuntungan individu cenderung bersikap risk averse, namun saat menghadapi kerugian cenderung risk taker (Supramono dan Putlia, 2007). Berdasarkan penjelasan tersebut kemungkinan manajer yang memandang dirinya sedang dalam posisi mengalami kerugian cenderung memilih untuk menerima keputusan yang berisiko tinggi. Ketiga, teori keagenan menjelaskan bahwa antara kepentingan pemilik dan manajer seringkali bertentangan. 2.2 Penelitian Sebelumnya Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini, antara lain: Rutledge dan Karim (1999) mengungkapkan hasil penelitiannya, yaitu kondisi adverse selection pada manajer berpengaruh signifikan secara statistik pada keputusan manajer evaluasi proyek. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan manajer lebih cenderung menghentikan kemungkinan proyek gagal ketika mereka memiliki tingkat penalaran moral yang tinggi daripada ketika mereka memiliki tingkat penalaran moral rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa manajer lebih mungkin untuk melanjutkan suatu proyek yang gagal ketika adanya dua kondisi yaitu kondisi adverse selection dan tingkat penalaran moral rendah.

8 16 Salter dan Sharp (2004) menunjukkan bahwa asimetri informasi dan incentive to shirk meningkatkan kemungkinan eskalasi. Selain itu, negative framing juga meningkatkan kemungkinan eskalasi. Suartana (2003) menguji prosedur pengendalian dengan bantuan informasi akuntansi untuk mengurangi eskalasi komitmen sunk cost. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa progress report dan future benefits merupakan strategi yang tepat untuk mengurangi eskalasi komitmen sunk cost. Sahmuddin (2003) menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan keputusan individu yang berpengalaman dan tidak berpengalaman jika informasi disajikan dalam framing baik positif maupun negatif serta adanya perbedaan keputusan individu berpengalaman dan tidak berpengalaman jika individu bertanggungjawab tinggi dan bertanggungjawab rendah. Effriyanti (2005) meneliti tentang pengaruh dari strategi ambiguous feedback, progress report, dan pemberian informasi future benefit dalam menghindari permasalahan eskalasi komitmen. Hasil pengujian hipotesis mengindikasikan bahwa ketiga strategi dapat digunakan untuk membantu pengambil keputusan individu terhindar dari permasalahan eskalasi. Selain melihat pengaruh ketiga strategi terhadap level pengambilan keputusan individu, penelitian ini juga mengamati pengaruh ketiga strategi terhadap level pengambilan keputusan kelompok. Hasilnya memberi dukungan secara statistik bahwa strategi pemberian feedback yang tidak ambigu dan progress report memang secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dapat membantu kelompok terhindar dari permasalahan eskalasi komitmen. Hasil akhir

9 17 memperlihatkan bahwa strategi progress report merupakan strategi yang paling baik untuk diterapkan, baik level pengambilan keputusan individu maupun kelompok untuk menghindari terjadinya permasalahan eskalasi komitmen. Chong dan Suryawati (2007) menunjukkan bahwa manajer proyek cenderung tidak melakukan eskalasi pada proyek yang mengindikasikan kegagalan ketika ada kebijakan job rotation. Ketika manajer memiliki informasi privat dan kebijakan job rotation, secara signifikan mengurangi dampak informasi privat pada perilaku eskalasi. Koroy (2008) menunjukkan bahwa pembingkaian keputusan mempengaruhi subjek yang tidak berpengalaman dalam eskalasi, serta semakin berpengalaman seseorang dalam keputusan bisnis atau manajerial, maka semakin cenderung dia berperilaku eskalasi. Yao dan Cui (2010) menunjukkan bahwa ketika dihadapkan dengan level sunk cost yang tinggi, pembuat keputusan lebih mungkin untuk melakukan eskalasi komitmen daripada ketika dihadapkan dengan level sunk cost yang rendah. Ketika dihadapkan dengan level self esteem yang tinggi diyakini pembuat keputusan akan jauh lebih mungkin untuk melakukan eskalasi komitmen dibandingkan dengan level self esteem yang rendah. Dewanti (2010) menunjukkan bahwa framing negatif berpengaruh signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen. Hasil interaksi antara framing negatif dengan adverse selection tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan manajer untuk melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Job rotation berpengaruh signifikan terhadap keputusan manajer untuk

10 18 tidak melakukan eskalasi pada proyek yang mengindikasikan kegagalan. Hasil interaksi antara job rotation dan adverse selection tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan manajer untuk tidak melakukan eskalasi pada proyek yang mengindikasikan kegagalan. Eveline (2010) meneliti tentang pengaruh adverse selection, pembingkaian negatif, dan self efficacy terhadap eskalasi komitmen proyek investasi yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian menunjukkan adverse selection, pembingkaian negatif, dan self efficacy (keyakinan diri) berpengaruh terhadap keputusan eskalasi komitmen. Bahrudin dan Anissa (2011) meneliti tentang pengaruh pembingkaian dan locus of control terhadap eskalasi komitmen. Hasil penelitian menunjukkan pembingkaian dan locus of control berpengaruh positif terhadap eskalasi komitmen. Irfan (2012) menunjukkan bahwa pengaruh langsung dari distribusi yang fair yang hanya bisa mempengaruhi tingkat eskalasi komitmen sedangkan dengan melihat pengaruh variabel intervening yaitu self esteem tidak bisa memediasi hubungan antara prosedur dan distribusi yang fair terhadap tingkat eskalasi komitmen. Irfan dkk. (2013) menunjukkan bahwa manajer dihadapkan dengan tantangan adverse selection akan cenderung untuk melanjutkan proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa manajer dengan unrigid thinking cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan. Hasil hipotesis terakhir adalah manajer dengan unrigid

11 19 thinking, dalam kondisi adverse selection cenderung akan melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan daripada ketika manajer dengan rigid thinking. Kanodia, et al. (1989) menunjukkan bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal justru akan merusak reputasi dan peluang karirnya di masa yang akan datang. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa insentif untuk switching atau eskalasi akan bervariasi dengan besarnya sunk cost. Harrison dan Harrel (1993) menunjukkan bahwa ketika tidak ada kondisi adverse selection, orang cenderung membuat keputusan yang terbaik untuk kepentingan principal mereka. Ringkasan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994)

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.3 (2016) : 573-600 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Sari dan Wirakusuma. Pengaruh Adverse... 1 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN PENDAHULUAN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sangatlah penting untuk memiliki seorang manajer. Dalam hal ini membantu untuk mengambil suatu keputusan dalam kegiatan perusahaan ketika membangun

Lebih terperinci

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang Metode Penelitian Sampel, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dibuat dalam bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan dalam proyek investasi.

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN Maria Rio Rita 1dan Milka Puspita Sari2 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen terbukti menjadi masalah yang serius bagi organisasi. Kecenderungan manajer melanjutkan proyek yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

JURNAL ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI . JURNAL ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI VOL 1, NO. 4, JULI 2012 PENGARUH MASA PENUGASAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS LABA Yustina Yonatan

Lebih terperinci

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA PENGARUH MONITORING CONTROL DAN KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( Studi Kasus pada Mahasiswa

Lebih terperinci

1. Pengertian Agency Theory

1. Pengertian Agency Theory 1. Pengertian Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya bertindak terhadap

Lebih terperinci

Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen

Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen Herlina Rahmawati Dewi (Universitas Islam Indonesia) Supriyadi (Universitas Gadjah Mada) ABSTRACT The study aims to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer berperilaku untuk memaksimalkan profitabilitas perusahaan (Horowitz 2005). Manajer melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi  baik itu laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan go public yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan ini wajib melaporkan

Lebih terperinci

SEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory)

SEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory) SEMINAR AKUNTANSI Teori Agensi (AgenCy Theory) ISU/ FENOMENA MASALAH TEORI UTAMA (GRAND THEORY) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory menjelaskan hubungan keagenan yang terjadi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga. kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam upaya mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga. kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam upaya mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga kelangsungan hidup jangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan dalam menjawab masalah penelitian yang akah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital budgeting) yang akan memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Theory Agency) Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agen). Menurut

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 2, April 2013 : ISSN

Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 2, April 2013 : ISSN PEMANFAATAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGHINDARI ESKALASI KOMITMEN PADA LEVEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi pada Mahasiswa Akuntansi PTN dan PTS se Kota Jambi) Yuliusman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelimpahan kewenangan pengelolaan perusahaan di Indonesia termasuk juga pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari pemilik (shareholders)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN 1. Pengertian manajemen keuangan 2. Tujuan manajemen keuangan 3. Fungsi manajemen keuangan 4. Teori keagenan 5. Teori asimetri informasi Muniya Alteza Pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi. Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Masalah agensi timbul karena adanya

Lebih terperinci

Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen

Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen 513 Nayang Helmayunita: Pengaruh Adverse Selection... Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen Nayang Helmayunita (Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN TESIS PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN NI KADEK ARI PUSPA SARI NIM 1191662009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH ADVERSE

Lebih terperinci

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal TEODORA WINDA MULIA LODOVICUS LASDI THOMAS AQUINAS WIDJANARKO Unika Widya Mandala Surabaya Abstract: In making decisions,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA Bidang Kajian : Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan Metode : Eksperimen PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA Oleh Tri

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan. Konvensi seperti konservatisme

Lebih terperinci

BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 14 BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori Agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara pemilik modal (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan wewenang pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Menurut Anthony dan Vijay (2005) teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan

Lebih terperinci

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Masalah keagenan terjadi ketika manajemen melakukan tindakan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan agen,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki karakter eksternal locus of control akan lebih dapat melakukan eskalasi komitmen dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan tentang adanya hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh perilaku investor telah dilakukan oleh : 1. Zarah Puspitaningtyas (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul Relevansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori sinyal (signaling theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori sinyal (signaling theory) sebagai teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori sinyal (signaling theory) sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori keagenan (agency theory) sebagai teori pendukung (supporting theory) serta

Lebih terperinci

2.1. Pengertian Agency Theory

2.1. Pengertian Agency Theory 2.1. Pengertian Agency Theory Agency Theory merupakan bidang yang populer akhir-akhir ini. Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan Tabel di bawah ini merupakan gambaran umum dari partisipan dalam eksperimen ini : Tabel 4.1 Jumlah Partisipan Eksperimen Keterangan Jumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menyampaikan bahwa dalam teori keagenan terdapat hubungan perjanjian antara pihak manajemen sebagai agent dan pemegang

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N. dapat terjadi di berbagai bidang: bisnis, pemerintahan, agama, pendidikan,

B A B I P E N D A H U L U A N. dapat terjadi di berbagai bidang: bisnis, pemerintahan, agama, pendidikan, B A B I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Perilaku tidak etis penting untuk dipelajari karena perilaku tidak etis kemungkinan akan membawa dampak buruk pada kinerja organisasi (Beu dan Buckely,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perusahaan go public sering terjadi masalah keagenan yang ditunjukkan dari adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham. Manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Telaah Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Sebuah perspektif teoretis yang penting pada desain insentif manajemen disediakan oleh konsep biaya agensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Saat ini kebutuhan akan informasi akuntansi terus berkembang. Tidak hanya dibutuhkan oleh pihak internal, seperti manajer, tetapi juga oleh pihak eksternal, seperti

Lebih terperinci

Stiglitz (1992) mengemukakan bahwa masalah antara prinsipal dan agen akan

Stiglitz (1992) mengemukakan bahwa masalah antara prinsipal dan agen akan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masalah Agensi di Perusahaan Reichelstein (1992) berpendapat bahwa masalah agensi akan muncul ketika ada seorang prinsipal menyewa seorang agen untuk mengerjakan suatu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan inti dari keberhasilan suatu perusahaan. Manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara atasan (prinsipal) dan bawahan (agen). Hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini hanya dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan agent) umumnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian global di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan alat bantu manajemen yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif (Anthony dan Govindarajan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan pada dasarnya memiliki kepentingan ganda yaitu untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan perusahaan itu sendiri. Untuk itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan adalah suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)

Lebih terperinci

PENGARUH MONITORING CONTROL DAN INFORMASI FUTURE BENEFIT INVESTASI ALTERNATIF TERHADAP DE-ESKALASI KOMITMEN. (Skripsi) Oleh TUTI FERAWATI

PENGARUH MONITORING CONTROL DAN INFORMASI FUTURE BENEFIT INVESTASI ALTERNATIF TERHADAP DE-ESKALASI KOMITMEN. (Skripsi) Oleh TUTI FERAWATI PENGARUH MONITORING CONTROL DAN INFORMASI FUTURE BENEFIT INVESTASI ALTERNATIF TERHADAP DE-ESKALASI KOMITMEN (Skripsi) Oleh TUTI FERAWATI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benturan kepentingan yang seringkali terjadi antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajemen) dapat menyebabkan adanya asimetri informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara

BAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara internal oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (divisi) dalam sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006 PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD Jesica Handoko, SE., M.Si., Ak. (Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan cara bagaimana harus kembali pada kondisi yang baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan cara bagaimana harus kembali pada kondisi yang baik. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Financial distress merupakan hal yang sangat dikhawatirkan bagi perusahan, dan jika kondisi tersebut sudah terjadi perusahaan harus memikirkan cara bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas

Lebih terperinci

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences Muhammad Nur Yahya Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Darussalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent 11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan suatu kontrak yang terjadi antara principal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan usahanya. Ekspansi merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. digunakan untuk memprediksi keputusan manajer, tetapi penelitian ini tidak

BAB V PENUTUP. digunakan untuk memprediksi keputusan manajer, tetapi penelitian ini tidak BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan ulasan yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan bukti empiris bahwa informasi lingkungan dan sosial adalah informasi penting dalam proses pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Auditor Switching Auditor switching adalah pergantian auditor yang dilakukan oleh suatu perusahaan, auditor switching dapat terjadi karena kewajiban dari peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguat. Beberapa pihak, antara lain regulator pasar modal, penyusun standar dan

BAB I PENDAHULUAN. menguat. Beberapa pihak, antara lain regulator pasar modal, penyusun standar dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Beberapa tahun terakhir, kritik terhadap prinsip konservatisma akuntansi semakin menguat. Beberapa pihak, antara lain regulator pasar modal, penyusun standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun. Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilik perusahaan kadang kala mengalami keterbatasan dalam pengelolaan perusahaan, oleh karena itu pemilik pada sebagian perusahaan menyerahkan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitiaan. Bagian 1.1 menjelaskan mengenai latar

Lebih terperinci

TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN

TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN Budiman Prayudi 1 Sudjono 2 Abstract Nowadays, the research about

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prinsipal dan agen untuk menganalisis hubungan antara perusahaan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prinsipal dan agen untuk menganalisis hubungan antara perusahaan dengan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Penggunaan teori keagenan telah dipergunakan secara luas baik di sektor privat maupun sektor publik. Para ekonom menggunakan struktur hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan pustaka A.1 Agency Theory Teori keagenan adalah hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal Indonesia, dewasa ini semakin pesat, maka peranan laporan keuangan menjadi semakin penting. Bagi investor, informasi akuntansi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen selalu menghadapi ketidakpastian manakala mereka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen selalu menghadapi ketidakpastian manakala mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen selalu menghadapi ketidakpastian manakala mereka menghadapi masalah yang harus diputuskan pemecahannya. Untuk mengurangi ketidakpastian ini, manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Earning atau laba merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan

Lebih terperinci